BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Harga Saham
2.1.1 Pengertian Harga Saham
Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012:102) harga saham adalah harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik atau pun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Ia dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan dan penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham. Sutrsino (2000: 355) menyatakan bahwa harga saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder.
2.1.2 Jenis-jenis Saham
Berdasaran hak kepemilikannya, saham dibagi atas dua bagian (Fakhruddin dan Hadianto, 2008: 12), yaitu:
1. Saham Biasa (Common Stocks)
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam hal pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut di likuidasi. Saham ini bisanya merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan dipasar.
2. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran saham tersebut dan membayar deviden. Perbedaan saham preferen dengan obligasi terletak pada dua hal yakni klaim atas laba dan aktiva. Deviden tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa.
laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian stock split.
2.1.3 Jenis-Jenis Harga Saham
Harga saham menurut Widoatmodjo (2012:91) harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. 2. Harga Perdana
Harga perdana adalah harga yang didapatkan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.
3. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.
2.2 Volume Perdagangan
2.2.1 Pengertian Volume Perdagangan
Dengan demikian semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya kepemilikan saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid-ask spread saham tersebut. Perubahan harga merefleksikan perubahan kepercayaan rata-rata pasar secara agregat, sebaliknya volume perdagangan suatu saham merupakan jumlah tindakan atas perdagangan investor secara individual.
Total volume perdagangan suatu saham merupakan suatu penjumlahan dari setiap transaksi perdagangan yang dilakukan oleh para pelaku pasar. Proses penjumlahan ini mencerminkan adanya perbedaan pandangan diantara investor mengenai nilai suatu saham.
2.2.2 Pengukuran Volume Perdagangan
Besarnya variabel volume perdagangan diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang dapat dilihat melalui indikator aktifitas volume perdagangan (Trading Volume Activity/TVA). Dalam penelitian Widayanto dan Sunarjanto (2005:53) menyatakan bahwa Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal.
pada pasar yang belum efisien perubahan harga belum mencerminkan informasi yang ada sehingga peneliti hanya dapat mengamati reaksi pasar modal dengan melalui pergerakan volume perdagangan pada pasar modal yang diteliti .
Adapun perhitungan volume perdagangan menurut Sutrisno (2000) menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham (i) pada periode (t) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Volume Perdagangan = Jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan Jumlah saham perusahaan yang beredar
2.3 Varian Return
2.3.1 Pengertian Varian Return
Varian return adalah berbagai ukuran yang mengukur besarnya perubahan kekayaan investor baik kenikan maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk pembeli atau mempertahankan sekuritas. Dalam kaitannya dengan pertimbangan investasi khususnya keputusan untuk menahan atau melepas suatu kepemilikan saham, return dan tingkat resiko merupakan bahan pertimbangan tambahan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan karena pada dasarnya antara tingkat resiko yang harus di tanggung dengan penentuan waktu untuk keputusan menahan atau melepas saham merupakan suatu hal yang berkaitan.
Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung return saham menurut Jogiyanto (2000: 108) adalah sebagai berikut:
Return Saham = Pt P− Pt−
t−
Dimana:
Pt = Harga Penutupan Saham Pada hari t
Pt-1 = Harga Penutupan Saham hari t-1 (hari sebelumnya)
Sedangkan perhitungan varian return menurut Jones (2000: 139) adalah sebagai berikut:
� =∑��= � −−̅̅̅̅̅��
Dimana:
σi = Varian return saham
Rit = Return saham i pada periode t
̅it = Rata-rata return saham i pada periode t n = Jumlah periode pengamatan
2.4 Bid-Ask Spread
2.4.1 Pengertian Bid Ask Spread
untuk menjual sahamnya. Investor memperoleh keuntungan dari spread kedua
2.4.2 Jenis-jenis Spread
Spread mempunyai dua model, Jones (2000: 108) yaitu:
1. Dealer spread adalah selisih antara harga bid dan harga ask yang
menyebabkan dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivanya sendiri untuk mendapatkan keuntungan sendiri.
2. Market spread merupakan perbedaan antara permintaan beli tertinggi dengan penawaran jual terendah yang terjadi pada suatu saat tertentu.
Spread yang diketahui ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah market spread. Hal ini disebabkan aktifitas BEI lebih bersifat competitive order driven market system dimana investor hanya dapat diperbolehkan menyerahkan order jual beli dan melakukan transaksi melalui broker. Penelitian tentang bid-ask spread ini lebih mengarah kepada Perantara Pedagang Efek (PPE) sebagai dealer maupun broker berusaha untuk membatasi adanya ketidaksamaan waktu yang diperlukan untuk memenuhi keinginan inventor untuk membeli atau menjual sesuai dengan harga dan jumlah yang diinginkan terhadap keinginan investor.
Perhitungan bid-ask spread dapat dirimuskan sebagai berikut (Stoll,1989: 115):
� − � � � = P − PP �
� × %
Dimana:
2.5 Stock Split
2.5.1 Pengertian Stock Split
Menurut Baridwan (2004: 241), Stock split adalah usaha perusahaan untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Selanjutnya menurut Halim (2005: 97) menyatakan bahwa stock split adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembar sahamnya secara proporsional.
Secara teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena stock split hanya mengganti saham yang beredar dengan cara menurunkan nilai pari saham, sedangkan saldo modal saham dan laba yang ditahan tetap sama. Banyak peristiwa stock split dipasar modal memberikan indikasi bawah stock split merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal karena stock split menjadi salah satu alat manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan, dan dalam praktik dipasar modal apabila perusahaan terseut mempunyai kinerja yang bagus maka harga akan meningkat lebih cepat.
Dengan adanya stock split, saham emiten dipasar akan lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi seperti ini, maka perdagangan saham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang dana untuk perusahaan akan semakin baik, dan kesempatan masyarakat luas memiliki saham semakin tinggi.
2.5.2 Jenis-Jenis Stock Split
Pada dasarnya stock split sapat dilakukan dengan dua cara (Husnan, 2005: 169), yaitu:
1. Pemecahan Naik (Split Up)
Pemecahan naik merupakan penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecahan 2:1.
2. Pemecahan Turun (Split Down/Reserve Split)
Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal lembar per saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecah 1:2.
2.5.3 Tujuan dan Manfaat Stock Split
Secara teoritis, motivasi yang mendasari perusahaan melakukan stock split serta dampak yang ditimbulkannya tertuang dalam teori trading range theory dan signaling theory (Hanafi dan Halim, 2007: 16) yaitu:
1. Trading Range Theory.
melakukan stock split, maka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal. Dengan adanya stock split, nilai nominal saham dipecah sehingga meningkatkan daya beli investor, dengan tujuan agar akan tetap banyak pelaku pasar modal yang mau memperjualbelikan saham bersangkutan. Melalui stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. Stock split mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih rendah.
2. Signaling Theory.
Stock split dilakukan oleh perusahaan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut (Hanafi dan Halim, 2007: 96):
1. Menurunkan harga saham, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan, menimbulkan marketability dan efisiensi pasar.
2. Mengubah investor odd lot (membeli saham dibawah 500 lembar) menjadi round lot (membeli saham minimal 500 lembar).
3. Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih harga.
4. Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi 5. Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.
Selanjutnya menurut Fahmi dan Hadi (2011: 107) menyatakan bahwa terdapat beberapa tujuan perusahaan melakukan stock split diantaranya adalah untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli saham tersebut, menambah jumlah saham beredar dan memperkecil risiko saham. Selanjutnya menurut Baker dan Gallagher (dalam Chandra, 2003) stock split bertujuan untuk mengidentifikasi bahwa pemecahan dilakukan agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik, sehingga likuiditas perdagangan meningkat dengan cara menarik minat investor baru.
2.6 Penelitian Terdahulu
abel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
No Peneliti
/Tahun Judul Penelitian
Variabel Bid-Ask Spread
Sebelum dan
Sesudah Stock Split Di Bursa 3. Varian Return
Analisis
Hasil Regresi Linier Berganda menunjukan bahwa:
1. Volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap Bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split.
2. Harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap Bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split.
3. Varian Return tidak berpengaruh signifikan terhadap Bid-ask spread sebelum dan sesudah stock split.
Hasil Uji Beda Paired Sampel T Test menunjukan bahwa: Terdapat perbedaan yang signifikan Bid-ask spread sebelum dan sesudah stock Right Issue di Bursa Efek 3. Varian Return
Regresi Linier Berganda
Secara parsial:
1. Harga saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan 2. Volume perdagangan berpengaruh negatif dan signifikan
3. Varian return berpengaruh positif dan signifikan
terhadap bid-ask spread
Secara serempak:
Harga saham, volume
Lanjutan Tabel 2.1
No Peneliti
/Tahun Judul Penelitian
Variabel
Pengaruh Harga Saham, Return
Keuangan Baik Dalam Kondisi
Good News
Maupun Bad
News.
Dependen: Bid-ask spread
Independen: 1. Harga Saham 2. Return Saham 3.Varian Return
1. Harga saham berpengaruh positif dan tidak signifikan
2. Return saham
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
3. Varian return saham berpengaruh positif dan signifikan
4. Earnings berpengaruh negatif dan tidak signifikan
5. Volume perdagangan berpengaruh positif dan signifikan
Secara serempak:
Harga saham, Return saham, dan Varian retun saham,
Earnings dan Volume
perdagangan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Bid-ask spread
4 Sri Dwi Ari Ambarwati (2006)
Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan
Saham dan
Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ
Dependen: Bid-ask spread
Independen: 1. Return Saham 2. Volume Perdagangan 3. Varian Return
Regresi Linier Berganda
Secara parsial:
1. Return saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan
2. Volume perdagangan berpengaruh negatif dan signifikan
3. Varian return berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Bid-ask spread
Secara serempak:
Harga saham, volume
perdagangan, dan varian return berpengaruh terhadap bid-ask spread Keputusan Stock
Split: Studi
Empiris Terhadap Perusahaan Terdaftar di BEI.
Dependen: 1.Kinerja keuangan
berpengaruh positif dan signifikan
2.Harga saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan
Secara Serempak:
Lanjutan Tabel 2.1
No Peneliti
/Tahun Judul Penelitian
Variabel
Analisa Pengaruh
Harga Saham,
Volume
Perdagangan dan Variansi Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread
Pada Masa
Sebelum dan
Sesudah Stock
Split Pada
1.Harga saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan 2.Volume perdagangan berpengaruh negatif dan signifikan
3.Variansi return berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid-ask spread
Secara serempak:
Harga saham, volume
perdagangan, dan variansi return saham berpengaruh terhadap bid-ask spread.
7 Veronica Napitupulu (2013)
Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan yang Melakukan Stock Split di 1. Return saham 2. Volume
1. Return saham berpengaruh positiff dan signifikan 2. Volume perdagangan
berpengaruh positif dan tidak signifikan 3. Volatilitas harga saham
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap bid-ask spread
Secara serempak:
Return saham, volume
perdagangan, dan volatilitas harga saham berpengaruh terhadap bid-ask spread
8 Ardha
Chandra W.K (2003)
Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham terhadap Bid-Ask Spread,
Studi pada
Perusahaan yang Melakukan Stock Split di Bursa
1. Harga saham berpengaruh negatif dan tidak signifikan 2. Volume perdagangan
berpengaruh positif dan signifikan
3. Volatilitas harga saham berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap bid-ask spread
Secara serempak:
Harga saham, volume
Lanjutan Tabel 2.1
No Peneliti
/Tahun Judul Penelitian
Variabel Imlications for Bid Ask Spread
Hasilnya menunjukkan terdapat peningkatan yang mutlak dan relatif selisih setelah hari efektif pemecahan nilai nominal saham. Peningkatan pada
selisih menyebabkan
peningkatan terhadap biaya
perdagangan, degradasi
likuiditas jangka pendek dan kejatuhan kualitas pasar. Tidak ada reaksi yang tercatat untuk dividen saham. Untuk model dari selisih penawaran dan permintaan dan regresi dari variabel ini menjadikannya mungkin, untuk menyimpulkan bahwa peningkatan selisih pada penawaran dan permintaan dapat dijelaskan oleh biaya pengolahan, biaya penahanan inventaris setelah tanggal sahamnya berlalu.
Reverse Stock
Splits (An
Empirical Approach to the Signaling and Trading Range Hypotheses on Swedish Stcoks
Subject to
Reserve Split
Between 1995
and 2004)
Lanjutan Tabel 2.1
No Peneliti
/Tahun Judul Penelitian
Variabel Price, Volumes,
and Bid-Ask
Spreads
Surrounding the Announcement
Sebelum pengumuman tersebut, selisih volume dari orang yang seharusnya memperoleh dan target menunjukan bahwa berita
pengumuman telah bocor
sebelum pengumuman resmi,
menyiratkan bahwa
perdagangan jauh
diinformasikan sebelum tender mengumumkan
penawarannya.Setelah hari
pengumuman, secara
keseluruhan selisih volume dari
orang yang seharusnya
memperoleh dan ditargetkan dapat perolehan dari perbedaan pendapat bukan informasi pribadi. Meningkatnya selisih yang relatif dari orang yang
seharusnya dan target
menunjukkan bahwa membuat
pasar meningkat untuk
menahan penyebaran informasi penjualan.Pengembalian yang terlambat (atau pengembalian pesanan tidak seimbang) adalah semua prediksi – prediksi tidak signifikan dari pengembalian masa yang akan datang sebelum
pengumuman; itu adalah
penerimaan saham – saham berbentuk lemah (atau bentuk kuat) efisiensi setelah 1,5 menit, menunjukan bahwa
sebelum pengumuman,
informasi perdagangan ( bahkan
di dalam penjualan)
meningkatkan akurasi saham harga dan mendukung pasar yang efisien.
2.7 Kerangka Konseptual
ini yang menyebabkan perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan stock split atau tidak melakukan stock split. Terutama bagi perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.
Jones, (2004: 89), yang menyatakan bahwa bid-ask spread adalah bagian dari biaya perdagangan saham. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat antara harga saham dengan bid ask spread. Jika harga saham tinggi, maka pelaku pasar memiliki kecenderungan untuk melepas sahamnya untuk memperoleh return dari penjualan saham tersebut sehingga para pelaku pasar tidak berlama-lama menahan sahamnya yang akhirnya menyebabkan biaya kepemilikan saham rendah.
Jogiyanto (2000: 238) yang menyatakan bahwa Semakin besar varian return saham suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dinilai berisiko tinggi, sehingga dapat menyebabkan bid ask spread yang semakin besar pula.
Aktifitas stock split berpengaruh terhadap persentase bid-ask spread. Menurut Miller dan Rock (1998) bid-ask spread dipengaruhi oleh harga saham, volume perdagangan dan varian return. Dengan begitu perusahaan-perusahaan yang telah berada di dalam Bursa Efek Indonesia dapat mengetahui apa dampak yang dihasilkan dari bid-ask spread baik itu sebelum stock split maupun sesudah stock split. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan untuk melakukan stock split ataupun tidak melakukan stock split.
sesudah stock split. Adapun kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:
≠
(Uji Beda)Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.
2.8 Hipotesis
Menurut Nasir (2000: 124), hipotesis adalah suatu pernyataan atau dugaan sementara terhadap yang diteliti secara empiris. Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Bahwa harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada masa sebelum stock split di Bursa Efek Indonesia.
Harga Saham (X1)
Volume Perdagangan (X2)
Varian return (X3)
Bid-Ask Spread (Y) Sebelum Stock Split
Harga Saham (X1)
Volume Perdagangan (X2)
Varian return (X3)
H2 : Bahwa harga saham, volume perdagangan, dan varian return berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada masa sesudah stock split di Bursa Efek Indonesia.