• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan efek parasetamol 1 gr 6 jam intravena dan Ketorolak 30 mg 6 jam intravena untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

xv ABSTRAK

Latar Belakang : Nyeri paska bedah seksio sesaria merupakan masalah utama

karena apabila nyeri tidak diatasi akan menimbulkan dampak negatif dan akhirnya

akan mempengaruhi kualitas perawatan bayi oleh ibunya. Opioid merupakan pilihan

utama untuk terapi nyeri paska pembedahan, akan tetapi dibatasi oleh efek

sampingnya seperti depresi pernafasan, sedasi, mual muntah, dan pruritus. Sehingga

sekarang banyak digunakan obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) sebagai pengganti

opioid, namun pemberian AINS memiliki efek samping seperti peningkatan waktu

perdarahan, luka pada organ gastrointestinal, dispepsia, gangguan ginjal, mual, nyeri

kepala, somnolen, mengantuk, palpitasi dan pruritus. Karena pemberian AINS juga

dapat menimbulkan resiko yang merugikan pasien, maka digunakan parasetamol

karena selain aman digunakan, efek samping minimal, ditoleransi dengan baik, juga

memiliki kekuatan analgesia untuk penanganan nyeri paska pembedahan tingkat

ringan, sedang maupun berat.

Metode : Penelitian dengan uji klinis acak terkontrol, tersamar ganda. Lima puluh

pasien ASA 1 – 2, usia 20 – 30 tahun yang akan menjalani operasi emergensi seksio

sesaria dengan anestesi regional blok subaraknoid, di acak untuk menentukan

analgetik pasaka pembedahan kelompok I (parasetamol 1 gr/6 jam) atau kelompok II

(ketorolak 30 mg/ 6 jam). Pada kedua kelompok dibandingkan nilai VAS pada saat

istirahat dan bergerak, efek samping serta kebutuhan analgetik tambahan paska

pembedahan pada jam ke 0, 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18 dan 24.

(2)

xvi

Hasil : Hasil penelitian evaluasi nyeri paska bedah dengan Visual Analogue Scale

didapati nilai VAS saat istirahat adanya perbedaan tidak bermakna pada jam ke 1

(p = 0.08), jam ke 2 (p = 0.42), jam ke 4 (p = 0.56), jam ke 6 (p = 0.06), jam ke 18 (p

= 1.00) dan jam ke 24 (p = 0.71) paska operasi serta juga didapatkan hasil adanya

perbedaan yang bermakna pada jam ke 3 (p = 0.02), jam ke 9 (p < 0.01) dan jam ke

12 (p = 0.02) paska operasi di kedua kelompok. Dan nilai VAS saat bergerak di

kedua kelompok didapatkan hasil adanya perbedaan tidak bermakna pada jam

1 (p = 0.06), jam ke 2 (p = 0.90), jam ke 4 (p = 0.11), jam ke 6 (p = 0.07), jam ke 9 (p

= 0.56) dan jam ke 24 (p = 0.62) paska operasi serta juga didapatkan hasil adanya

perbedaan yang bermakna pada jam ke 3 (p = 0.03), jam ke 12 (p = 0.04) dan jam ke

18 (p = 0.02) paska operasi. Pemberian ketorolak menimbulkan rasa mual sedangkan

pemberian parasetamol tidak menimbulkan rasa mual, namun secara statistik kedua

hal ini dinyatakan berbeda tidak bermakna. Pemberian parasetamol atau ketorolak

juga sama-sama membutuhkan analgetik tambahan untuk mencapai nilai VAS 1 – 4

dan secara statistik kedua kelompok dinyatakan berbeda tidak bermakna.

Kesimpulan : Parasetamol dapat sebagai alternatif pengganti ketorolak untuk

mengatasi nyeri paska pembedahan seksio sesaria, karena memiliki efek analgetik

yang setara dengan ketorolak. Dan pemberian parasetamol dan ketorolak belum bisa

sebagai analgetik tunggal untuk penanganan nyeri paska pembedahan seksio sesaria.

Kata kunci : Parasetamol, Ketorolak, Visual Analogue Scale, Efek Samping, Analgetik Tambahan

(3)

xvii ABSTRACT

Background : Post-surgical pain in cesarean section is a major problem because if

the pain is not addressed well it will cause a negative impact on post surgical patients

and ultimately affects the quality of infant care by his mother. Opioid therapy is the

main option for post-surgical pain, but the usage is limited due to the side effects

such as respiratory depression, sedation, nausea, vomiting, and pruritus. Nonsteroidal

anti-inflammatory drugs (NSAIDs) is now widely used as a substitute for opioids,

however giving NSAIDs also have side effects such as increased bleeding time,

injury to the gastrointestinal organs, dyspepsia, kidney disorders, nausea, headache,

somnolence, drowsiness, palpitations and pruritus. Because of the administration of

NSAIDs may also pose risks that can harm the patient, then paracetamol which is

safe to use, has minimal side effects, well tolerated, and also has the analgesia power

for post-surgical pain management mild, moderate or severe is now considered.

Methode : Research was done with randomized controlled clinical trials,

double-blind. Fifty patients, ASA 1-2, aged 20-30 years, that underwent emergency surgery

cesarean section with subarachnoid block regional anesthesia, was randomly divided

to determine the analgesia post surgery in group I (paracetamol 1 g / 6 h) or group II

(30 mg ketorolac / 6 hours). VAS values in both groups were compared at resting

position and while moving, side effects and additional analgesia requirements after

surgery were also noted at 0, 1st, 2nd, 3rd, 4th, 6th, 9th, 12th, 18th and 24th hour post

surgery.

(4)

xviii

Result : The results of post-surgical pain evaluation by Visual Analogue Scale VAS

values found at resting position have no significant difference at the 1st hour

(p=0:08), 2nd hour (p=0:42), 4th hour (p=0:56), 6th hour (p=0.06), 18th hour (p=1.00)

and 24th hour (p=0.71) post-surgery, as well as the results obtained that have

significant differences were at the 3rd hour (p=0.02), 9th hour (p<0.01 ) and the 12th

hour (p=0.02) post surgery in both groups. VAS values while moving in both groups

have no significant difference at 1st hour (p=0.06), 2nd hour (p=0.90), 4th hour

(p=0.11), 6th hour (p=0.07), 9th hour (p=0:56) and 24th hour (p=0.62) post-surgery,

while the results obtained that have significant differences was found at the 3rd hour

(p=0.03), 12th hour (p=0.04), 18th hour (p=0.02) post surgery. Administration of

ketorolac could cause nausea while paracetamol did not, but statistically the

difference from both of these groups proved meaningless. Giving paracetamol or

ketorolac equally requires additional analgesias to achieve VAS value 1-4 and the

two groups were statistically found to have no significant difference.

Conclusion: Paracetamol can be used as an alternative drug to ketorolac in order to

overcome post-surgical pain cesarean section, because it has an equivalent analgesia

effect as ketorolac. Administration of paracetamol and ketorolac can not be used as a

single drug therapy for pain management in post caesarean section.

Keywords : Parasetamol, Ketorolac, Visual Analogue Scale, Side effect, Additional analgesia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian beda 2 mean kelompok kontrol dan perlakuan untuk variabel kadar TGFB1 dan IL-6 pada kondisi sebelum perlakuan pemberian. Vitamin D3 (Calcitriol) menunjukkan hasil

Juga terdapat pengaruh positif yang signifikan variabel kontrol DPR terhadap FSR sesuai Arnott dan Asness (2003). 5) Secara keseluruhan hasil penelitian ini mendukung teori

[r]

Dari hasil uji t diketahui bahwa koefisien regresi untuk variabel differentiation strategy positif sebesar 20,574 berarti semakin baik strategi bisnis yang digunakan

i) Positive feedback: As the nectar amount of food sources increases, the number of onlookers visiting them increases, too. ii) Negative feedback: The exploitation process of

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori, minimal menguji teori-teori manajemen koperasi yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala koperasi dan

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.. 14 Namun yang menjadi masalah yaitu strategi yang dijalankan oleh kelompok usaha Jam’iyyah Thoriqoh

Ulama fiqih sepakat bahwa jual beli dianggap sah apabila ma’qud alaih adalah barang yang tetap atau bermanfaat, berbentuk, dapat diserahkan, dapat dilihat oleh orang-orang yang