• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN PADA TITIK BLACK SPOT DI RUAS JALAN BANDA ACEH MEDAN DENGAN ANALISA ANALISA DESKRIPTIF (Studi Kasus KM 173 KM 243)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN PADA TITIK BLACK SPOT DI RUAS JALAN BANDA ACEH MEDAN DENGAN ANALISA ANALISA DESKRIPTIF (Studi Kasus KM 173 KM 243)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Zairipan Jaya

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

Munardy

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

ABSTRAK

Kasus kecelakaan yang terjadi di sepanjang Jalan Banda Aceh-Medan (KM 173 - KM 243) selama kurun waktu Januari 2007 sampai dengan April 2008 tercatat telah terjadi 59 kasus kecelakaan lalu lintas di 35 titik. Dari 35 titik tersebut terindentifikasi sebanyak 16 titik yang rawan kecelakaan (black spot) yaitu suatu titik dimana kejadian kecelakaan lalu lintas terjadi secara berulang (lebih dari satu kali) dengan 40 kasus kecelakaan lalu lintas. Indentifikasi kecelakaan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab utama dan variabel penyebab utama kecelakaan lalu lintas, tingkat keparahan korban akibat kecelakaan dan jenis kendaraan yang paling dominan mengalami kecelakaan lalu lintas di lokasi black spot. Indentifikasi kecelakaan ini dilakukan dengan analisa deskriptif, dimana penyusunan data dibuat dalam bentuk tabulasi dan visualisasi dibuat dalam bentuk grafik. Hasil indentifikasi didapat penyebab utama kecelakaan lalu lintas di lokasi black spot karena faktor pemakai jalan terutama pengemudi kurang terampil yang menyebab tingkat kecelakaan fatal (meninggal dunia) yang cukup tinggi yaitu 43 orang meninggal dunia pada 48 kasus kecelakaan (81,3%). Jenis kendaraan yang paling dominan yang memberi andil dalam terjadinya kecelakaan tersebut adalah sepeda motor yang gerakan atau manuvernya lebih agresif dari kendaraan lain sehingga kurang antisipasi dan hati-hati.

Kata kunci : Kecelakaan, Black Spot, Analisa Deskriptif. PENDAHULUAN

Kasus kecelakaan yang terjadi di sepanjang Jalan Banda Aceh-Medan KM 173 sampai dengan KM 243 dalam kurun waktu Januari 2007 sampai dengan April 2008 tercatat telah terjadi 59 kasus kecelakaan lalu lintas di 35 titik kecelakaan, korban yang tercatat dari kasus kecelakaan tersebut yaitu 63 orang meninggal dunia, 50 orang mengalami luka berat dan 9 orang mengalami luka ringan, disamping kerugian materi yang diperkirakan kurang lebih Rp. 295.400.000 (dua ratus sembilan lima juta emapat ratus ribu rupiah). Dari 35 titik tersebut terindentifikasi sebanyak 16 titik black spot, yaitu terjadi kejadian kecelakaan lalu lintas yang berulang (terjadi lebih dari satu kali) dengan 40 kasus kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 43 orang, luka berat 44 orang, luka ringan sebanyak 7 dan kerugian materi sebesar Rp.240.700.000 (dua ratus empat puluh juta tujuh ratus ribu rupiah) [1]. Penelitian ini merupakan suatu upaya mengumpulkan data dan fakta sesungguhnya yang terjadi pada daerah rawan kecelakaan (black spot), data dan fakta yang dikumpulkan merupakan faktor-faktor penyebab kecelakaan yang bersifat kuantitatif (data terukur). Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi faktor-faktor penyebab utama dan variabel penyebab kecelakaan, mengukur tingkat keparahan korban

(2)

yang diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas tersebut dan jenis kendaraan yang paling dominan mengalami kecelakaan lalu lintas pada titik-titik black spot di Jalan Banda Aceh-Medan dalam Wilayah Kerja Kabupaten Bireuen berdasarkan laporan kecelakaan antara Januari 2007 sampai dengan April 2008, yang selanjutnya akan dianalisa secara statistika deskriptif. Hasil dari analisa data kecelakaan akan digunakan sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi tentang solusi penanganannya (countermeasure).

TINJAUAN KEPUSTAKAAN Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan raya yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan yang sedang bergerak dengan atau tanpa pengguna jalan lainnya, yang mengakibatkan korban manusia dan kerugian harta benda [2].

Beberapa faktor yang akan ditinjau dalam menganalisa penyebab penyebab kecelakaan yaitu : 1. Faktor tingkat keparahan korban [3] yaitu :

 Tingkat Berat/Fatal, apabila terdapat korban yang mati (meskipun hanya satu orang) dengan atau tanpa korban luka-luka berat atau ringan;

 Tingkat Sedang, apabila tidak terdapat korban yang mati namun dijumpai sekurang kurangnya satu orang yang mengalami luka-luka berat;

 Tingkat Ringan, apabila tidak terdapat korban yang meninggal dan luka-luka berat dan hanya dijumpai korban yang luka-luka ringan saja;

 Tingkat lain-lain, apabila tidak ada manusia yang menjadi korban, sedangkan yang ada hanya berupa kergian materi saja baik tidak berupa kerusakana kendaraan, jalan, jembatan ataupun fasilitas lainnya.

2. Faktor utama penyebab kecelakaan [3] yaitu :

a. Perilaku Pemakai Jalan (pengemudi dan pejalan kaki) dengan variabel yaitu :

 Pengemudi mabuk (drunk driver) yaitu keadaan dimana pengemudi mengalami hilang kesadaran karena pengaruh alkohol, obat-obatan, narkotika dan sejenisnya.

 Pengemudi lelah (fatigued or overly tired driver) yaitu keadaan dimana pengemudi membawa kendaraannya dalam keadaan lelah tau mengantuk akibat kurang istirahat sedemikian hingga kurang waspada serta kurang tangkas bereaksi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.  Pengemudi lengah (emotional or distracted driver) yaitu keadaan dimana pengemudi

mengemudikan kendaraannya dalam keadaan terbagi konsentrasinya (perhatiannya) karena melamun, ngobrol, menyalakan api rokok, menggunakan ponsel, melihat ke kanan dan kekiri, tidak konsentrasi dan sebagainya.

 Pengemudi kurang terampil (unskill driver) yaitu keadaan dimana pengemudi kurang dapat memperkirakan kemampuan untuk melakukan pengereman, kemampuan untuk menjaga jarak dengan kendaraan di depannya, refleks pengemudi yang lambat dan kemampuan fisik yang menurun akibat bertambahnya usia dan sebagainya.

 Pejalan kaki menyeberang jalan bukan pada tempatnya atau yang tidak tepat (tidak aman), berjalan ketengah dan berhati-hati (tidak melihat kesamping dan lain-lain).

(3)

b. Kondisi Kendaraan dengan variabel yaitu ;

 Kondisi teknis yang tidak layak jalan misalnya rem blong, mesin tiba-tiba mati, ban pecah, kemudi tidak berfungsi dengan baik, as atau kopel lepas, lampu khusus di malam hari mati dan sebagainya

 Penggunaan kendaraan yang tidak sesuai dengan ketentuan antara lain bila dimuati secara berlebihan (overloaded).

 Desain kendaraan yang tidak sesuai persyaratan dan standar keamanan pengemudi misalnya bentuk dashboard, tidak ada kantong udara penahan benturan di dada (air bag), tidak tersedia sabuk pengaman dan poros kemudi termasuk juga kewajiban pemakaina helm untuk pengendara sepeda motor.

c. Kondisi Jalan dengan variabel yaitu :

 Kerusakan pada permukaan jalan misalnya terdapat lubang yang sulit dikenali oleh pengemudi  Konstruksi jalan yang rusak atau tidak sempurna misalnya bila posisi permukaan bahu jalan

terlalu rendah terhadap permukaan perkerasan jalan.

 Geometrik jalan yang kurang sempurna misalnya derajat kemiringan (superelevasi) yang terlalu kecil atau terlalu besar bagi pengemudi dan sebagainya.

d. Kondisi Lingkungan

 Lingkungan alam : pohon, bukit, tanjakan atau turunan terjal dan tikungan, angin kencang, kabut, asap tebal, hujan lebat dan posisi matahari terhadap pengemudi.

 Lingkungan Binaan : hewan yang menyeberang jalan pada tempat ataupun waktu yang tidak tepat, Kendaraan parkir atau berhenti mendadak atau tidak pada tempatnya dan lain-lain.

Statistika Deskriptif (Descriptive Statistic)

Statistika Deskriptif merupakan bagian dari statistika terapan yang menitikberatkan pada pengumpulan, penyajian, pengolahan data serta peringkasan data yang mana aktivitasnya ini tidak berlanjut kepada penarikan kesimpulan. Pada statistika deskriptif penyusunan data dibuat dalam bentuk daftar atau tabel sedangkan visualisasi dalam bentuk diagram atau grafik. Statistika deskriptif ini bermanfaat untuk menampilkan fakta sesungguhnya dan menganalisis data sehingga pemecahan masalah dapat dilakukan dengan syarat utama yaitu data yang kita peroleh memerlukan kejujuran, keakuratan dan transparansi [4].

METODE PENELITIAN Metode Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data register kecelakaan lalu lintas yang diperoleh dari pihak Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Bireuen Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Data tersebut merupakan data kecelakaan yang terjadi pada ruas Jalan Banda Aceh-Medan dalam Wilayah Kerja Kabupaten Bireuen dari mulai KM 173 sampai dengan KM 243 dalam kurun waktu Januari 2007 sampai dengan April 2008. Jumlah data kecelakaan yang terkumpul sebanyak 59 kasus yang terjadi di 35 titik black spot dan sebanyak 48 kasus terjadi di 16 titik black spot merupakan kasus kecelakaan yang kejadiannya berulang (lebih dari satu kali).

Metode Pengolahan Data

Data register kecelakaan lalu lintas yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif tabulasi yang meliputi data lokasi rawan kecelakaan yang berisi lokasi, jumlah kasus, sebab-sebab kejadian, tingkat

(4)

keparahan korban beserta perkiraan besarnya kerugian akibat kejadian kecelakaan dan jenis-jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan. Visualisasi tingkat keparahan korban, penyebab utama dan variabel –variabel utama penyebab kecelakaaan serta jenis kendaraan yang dominan mengalami kecelakaan lalu lintas dianalisa secara deskriptif grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Data kecelakaan di Jalan Banda Aceh – Medan pada KM.173 – KM 243 selama Periode Januari 2007 sampai dengan April 2008 diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Register Kecelakaan pada Lokasi Black Spot di Jalan Banda Aceh – Medan (KM.173 – KM 243) Periode Januari 2007 sampai dengan April 2008

KM Nama Lokasi Jumlah Kasus MD SDG LR Sebab-sebab Kejadian

Perkiraan Kerugian Materi (Rp) 177 Kec. Samalanga Matang Wakeuh 1 1 1 - Pengemudi kurang terampil 200.000 187 Mns. Reudeup Kec. Pandrah 1 1 1 1 - - - - 1. Pengemudi kurang terampil 2. Pengemudi kurang terampil 2.500.000 188 Mns Reudeub Kec. Pandrah 1 1 - - Pengemudi kurang terampil 500.000 193 Blang Mee Barat Kec. Jeunieb 1 1 - - Pejalan kaki menyeberang tidak hati-hati 500.000 195 Teupin Kupula Kec. Jeunieb 1 1 - - Pengemudi kurang terampil 1.500.000 196 Kec. Plimbang Snb Plimbang 1 1 2 3 - - - - 1. Pengemudi kurang terampil 2. Lampu depan mati 7.000.000 198 Kec. Plimbang Pu’uk 1 1 - - Selip (Hujan deras) 500.000 201 Kec. Peudada Sawang 1 1 - - Pengemudi kurang terampil 200.000 204 Kec. Peudada Pulo 1 2 - - Pengemudi kurang terampil 1.500.000 207 Mns. Teungoh Kec. Peudada 1 1 - - Pengemudi kurang terampil 1.500.000 208 Blang Glumpang Kec. Peudada 1 1 1 - 1 - 2 1 1. Pengemudi kurang terampil 2. Jarak pandang 17.000.000 210 Kec. Jeumpa Pulo Lawang 1 1 - 2 Selip (Hujan deras) 500.000

211 Teupok Tunong Kec. Jeumpa 1 1 - - Pengemudi lengah -

212 Kec. Jeumpa Cot Bada 1 1 - - Kondisi geometrik jln kurang sempurna 1.500.000 214 Blang Blahdeh Kec. Jeumpa 1 1

1 1 2 1 1 - 1 - - -

1. Selip (hujan deras) 2. Pengemudi lengah 3. Pengemudi kurang terampil

4.000.000

215 Blang Cot Tunong Kec. Jeumpa 1 1 1 1 - 1 3 1 2 1 1 - - - - -

1. Selip (hujan deras) 2. Pengemudi kurang terampil 3. Pengemudi kurang terampil 4. Pengemudi lengah

27.000.000

218 Kec. Kota Juang Mns. Capa 1 1 1 - 1 1 1 - - - - -

1. Pengemudi kurang terampil 2. Pengemudi kurang terampil

(5)

220 Kec. Kota Juang GlgTeungoh 1 1 1 - - - 2 1 1 - - -

1. Pengemudi kurang terampil 2. Pengemudi kurang terampil

3. Selip 57.200.000

221 Kec. Kota Juang Cot Gapu 1 1 - 1 8 2 - - 1. Pengemudi lengah,

2. Pengemudi kurang terampil 16.000.000

222 Kec. Peusangan Cot Bada 1 1 1 1 1 2 1 - - - - - 1. Kerusakan setir

2. Pengemudi kurang terampil 3. Pengemudi kurang terampil

31.000.000

223 Cot Bada Tunong Kec. Peusangan 1 1 1 - - 1 -

2 1. Pengemudi kurang terampil 2. Pengemudi kurang terampil 4.000.000 224 Kec. Peusangan Cot Buket 1 1 1 - Pengemudi kurang terampil 2.000.000 225 Kec. Peusangan Gampong Baro 1 1

1 2 1 2 2 - 1 - - -

1. Pengemudi kurang terampil

2. Pejalan kaki menyeberang tidak hati-hati 3. Pengemudi lengah

7.000.000 226 Kec. Peusangan Paya Meuneng 1

1 1 1 - - 2 -

1. Pengemudi kurang terampil

2. Pengemudi kurang terampil 1.000.000 229 Kec. Peusangan Pante Gajah 1 1 1 1 - - - - 1. Pengemudi kurang terampil 2. Pengemudi kurang terampil 2.000.000 230 Gp. Raya Dagang Kec. Peusangan 1 - 2 - Jarak pandang 2.500.000 232 Kec. Peusangan Tanjong 1 1 - - Pengemudi kurang terampil 5.000.000 233 Keude Kr. Panjo Kec. Kuta Blang 1 1 1 - Pengemudi kurang terampil 3.500.000 234 Kec. Kuta Blang Meuse 1 1 - - Pengemudi kurang terampil 30.000.000 236 Kec. Kuta Blang Keude Kuta 1 1 2 2 11 1 - - 1.2. Pejalan kaki menyeberang tidak hati-hati Pengemudi kurang terampil 26.000.000

237 Paya Rangkuluh Kec. Kutablang 1 1 2 2 - - - - 1.2. Pengemudi kurang terampil Pejalan kaki menyeberang tidak hati-hati 6.000.000 239 Kec. Gandapura Cot Tufah 1 1 - - Pejalan kaki menyeberang tidak hati-hati 1.000.000

240 Kec. Gandapura Cot Pu’uk 1 1 1 1 - - 2 1 2 - - -

1. Pengemudi kurang terampil 2. Selip

3. Selip 31.500.000

241 Keude Geurugok Kec. Gandapura 1 1 - - Pejalan kaki menyeberang tidak hati-hati - 242 Kec. Gandapura Keude Lapang 1 2 1 - Pejalan kaki menyeberang tidak hati-hati 2.000.000

Jumlah 59 63 50 9 295.400.000

Keterangan : MD = Meninggal Dunia, SDG = Sedang (Luka Berat), LK = Luka Ringan

Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu lintas

Faktor tingkat keparahan korban terbagi atas empat tingkatan, yaitu : tingkat Berat/Fatal, tingkat sedang, tingkat ringan dan tingkat lain-lain. Hasil analisa dari Tabel 1 diperoleh tingkat keparahan korban akibat kecelakaan lalu lintas dengan kategori berat/fatal sebanyak 48 kasus kecelakaan (81,3%)

(6)

dan kategori sedang/luka berat sebanyak 11 kasus kecelakaan (18,7%). Kategori hanya luka ringan saja tidak ada, luka ringan selalu disertai dengan kategori fatal maupun sedang (luka berat). Faktor tingkat keparahan korban akibat kecelakaan diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Persentase Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Faktor Utama Penyebab Kecelakaan

Faktor utama penyebab kecelakaan, yaitu : kondisi pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), kondisi jalan, kondisi kendaraan dan kondisi lingkungan. Hasil analisa dari Tabel 1 bahwasanya penyebab utama kecelakaan adalah pemakai jalan sebanyak 49 kasus (81,7%), akibat kondisi jalan sebanyak 2 kasus (3,4%), akibat kondisi kendaraan sebanyak 4 kasus (6,7%) serta akibat kondisi lingkungan sebanyak 5 kasus (8,3%). Faktor utama penyebab kecelakaan diperlihatkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Persentase Penyebab Utama Kecelakaan Lalu Lintas

Variabel Faktor Utama Penyebab Kecelakaan

Variabel Faktor utama penyebab kecelakaan yang dominan yaitu : Pengemudi kurang terampil, lengah, penyeberang jalan, lampu depan mati, selip, jarak pandang, kondisi geometrik jalan dan kerusakan kemudi/setir. Hasil analisa dari Tabel 1 terlihat variabel dari faktor utama penyebab kecelakan adalah : pengemudi kurang terampil 34 kasus (57,7%), Pengemudi lengah 6 kasus (10,2%), penyeberang jalan 7 kasus (11,9%), lampu depan mati 1 kasus (1,7%), selip 7 kasus (11,9%), jarak pandang 2 kasus (3,4%), kondisi geometrik jalan 1 kasus (1,7%) dan kerusakan kemudi/setir 1 kasus (1,7%). Variabel Faktor utama yang menyebabkan kecelakaan diperlihatkan pada Gambar 3.

81,3 18,7 0 20 40 60 80 100

Fatal/MD Sedang/Luka Berat

81,7 3,4 6,7 8,3 0 20 40 60 80 100 P e rs e nt as e

Pemakai Jalan Jalan Kend. Lingkungan

(7)

Gambar 3. Persentase variabel-variabel penyebab utama kecelakaan lalu lintas

Jenis Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan

Jenis Kendaraan yang mengalami kecelakaan dianantaranya sepeda motor, becak mesin, sepeda, mobil penumpang, bus sedang, bus besar, truk ringan, pick up, truk sedang, ruk berat dan truk trailer. Data jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan di Jalan Banda Aceh – Medan pada KM 173-KM 243 selama Periode Januari 2007 sampai dengan April 2008 diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Data Jenis Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan pada Lokasi Black Spot di Jalan Banda Aceh – Medan (KM.173 – KM 243) Periode Januari 2007 sampai dengan April 2008 KM Nama Lokasi Sepeda Motor/ Becak Mesin Sepeda

dayung penumpang Mobil Sedang Bus Besar Bus

Truk Ringan/ pick up Truk sedang/ Truk berat

177 Matang Wakeuh Kec. Samalanga 1 1

187 Mns. Reudeup Kec. Pandrah 2 3

188 Mns Reudeub Kec. Pandrah 1 1

193 Blang Mee Barat Kec. Jeunieb 1 1

195 Teupin Kupula Kec. Jeunieb 1 1

196 Kec. Plimbang Snb Plimbang 4

198 Kec. Plimbang Pu’uk 1 1

201 Kec. Peudada Sawang 2

204 Kec. Peudada Pulo 1 1

207 Mns. Teungoh Kec. Peudada 2

208 Blang Glumpang Kec. Peudada 2 1 1

57,5 10,2 11,9 1,7 11,9 3,4 1,7 1,7 0 20 40 60 P er se n ta se ku ra ng Te ra m pi l le ng ah pe ny eb er an g ja la n la m pu d ep an m at i selip ja ra k pa nd an g ko nd is i ge om et ri k ke ru sa ka n ke m ud i/ st ir

(8)

210 Kec. Jeumpa Pulo Lawang 1 1 1

211 Teupok Tunong Kec. Jeumpa 1

212 Kec. Jeumpa Cot Bada 1 1

214 Blang Blahdeh Kec. Jeumpa 3 1 2 1

215 Blang Cot Tunong Kec. Jeumpa 3 2 2

218 Kec. Kota Juang Mns. Capa 2 1 2

220 Kec. Kota Juang GlgTeungoh 2 1 1

221 Kec. Kota Juang Cot Gapu 2 1 2

222 Kec. Peusangan Cot Bada 2 2 1 1

223 Cot Bada Tunong Kec. Peusangan 4 1 224 Kec. Peusangan Cot Buket 1 1

225 Kec. Peusangan Gampong Baro 5

226 Kec. Peusangan Paya Meuneng 2 1 1

229 Kec. Peusangan Pante Gajah 2 2

230 Gp. Raya Dagang Kec. Peusangan 1 1

232 Kec. Peusangan Tanjong 1 1

233 Keude Kr. Panjo Kec. Kuta Blang 1 1 234 Kec. Kuta Blang Meuse 1 1

236 Kec. Kuta Blang Keude Kuta 4 1 1

237 Paya Rangkuluh Kec. Kutablang 2 1 1

239 Kec. Gandapura Cot Tufah 1 1

240 Kec. Gandapura Cot Pu’uk 2 1 1 1

241 Keude Geurugok Kec. Gandapura 1 1

242 Kec. Gandapura Keude Lapang 2

Jumlah 62 3 17 11 2 8 15

Jumlah Total Kendaraan 118

Hasil analisa dari Tabel 2 terlihat ada 118 unit kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas, jenis kendaraan yang dominan mengalami kecelakaan, yaitu : sepeda motor 61 unit (51,7%), mobil penumpang 17 unit (14,4%), truk sedang 15 unit (12,8%), bus sedang 11 unit (9,4%), truk ringan dan pick up 8 unit (6,8%). Untuk jenis kendaraan becak mesin, becak dayung, bus besar, truk berat dan trailer walaupun ada terlibat dalam kejadian kecelakaan tetapi jumlahnya tidak begitu dominan (sedikit),

(9)

yaitu sebesar 4,9%. Jenis-jenis kendaraan yang dominan mengalami kecelakaan lalu lintas diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 4. Persentase Jenis Kendaraan yang Dominan yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas

Pembahasan

Dari hasil perhitungan analisa deskriptif tabulasi dan deskriptif grafik dilakukan pembahasan sebagai berikut :

 Dari Tabel 1 dan Gambar 1 terindentifikasi 35 titik black spot, dimana 48 kasus kecelakaan (81,3%) masuk dalam tingkat kecelakaan fatal. Dari 35 titik black spot terdapat 15 titik black spot yang kejadian kecelakaan lalu lintasnya berulang (terjadi lebih dari satu kali) dengan 40 kasus kecelakaan (67,8%) lalu lintas dengan jumlah korban meninggal dunia 43 orang, luka berat 44 orang, luka ringan 7 orang dan kerugian materi diperkirakan sebesar Rp.240.700.000 (dua ratus empat puluh juta tujuh ratus ribu rupiah) dan terdapat 20 titik black spot yag kejadian kecelakaan lalu lintasnya hanya satu kali dengan 19 kasus kecelakaan lalu lintas (32,2%) dengan jumlah korban meninggal dunia 20 orang, luka berat 6 orang, luka ringan 2 orang dan kerugian materi diperkirakan sebesar Rp. 54.700.000 (lima puluh empat jua tujuh ratus ribu rupiah). Oleh karena banyaknya titik black spot dan persentase tingkat kecelakaan fatal yang begitu tinggi maka perlu di dicarikan alternatif terutama penempatan rambu-rambu atau marka lalu lintas yang bisa memberi tanda pada pemakai jalan khusunya pengemudi terutama pada titik black spot yang kejadian kecelakaanya berulang (lebih dari satu kali).

 Dari Gambar 2 terlihat penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah Pemakai Jalan (pengemudi dan pejalan kaki), dengan 49 kasus kejadian kecelakaan lalu lintas (81,7%).

 Dari Gambar 3 terlihat variabel penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah pengemudi kurang terampil, dengan 34 kasus kejadian kecelakaan lalu lintas (57,7%). Oleh karena penyebab utama kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengemudi terutama karena faktor kurang terampil maka perlu adanya penyeleksian yang ketat dalam mengeluarkan Surat Izin Mengemudi.

 Dari Gambar 4 terlihat jenis kendaraan yang dominan mengalami kecelakaan lalu lintas adalah sepeda motor dengan melibatkan 61 unit sepeda motor di 32 titik kejadian kecelakaan lalu lintas (51,7%). Hal ini dapat dimaklumi mengingat gerakan manuver dari sepeda motor lebih agresif,

51,7 14,4 12,8 9,4 6,8 0 20 40 60 Per sen ta se se pe da m ot or M ob il Pe nu m pa ng Tr uk S ed an g B us S ed an g Tr uk R in ga n/ Pi ck U p

(10)

untuk ini perlunya sosialisasi keselamatan lalu lintas terhadap pengemudi khususnya pengemudi sepeda motor.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1. Faktor Pemakai Jalan khususnya pengemudi sebagai penyebab utama kecelakaan lalu lintas dengan variabel yang perlu diperhatikan adalah kurang terampil, lengah dan jarak pandang, disamping pejalan kaki yang juga memberi andil sebagai penyebab utama kecelakaan lalu lintas. 2. Faktor Jalan sebagai penyebab utama kecelakaan lalu lintas dengan variabel yang perlu

diperhatikan adalah geometrik jalan yang kurang sempurna terutama pada daerah superelevasi. 3. Faktor Kendaraan sebagai penyebab utama kecelakaan lalu lintas dengan variabel yang perlu

diperhatikan adalah lampu penerangan, selip ban dan kerusakan kemudi/setir.

4. Faktor Lingkungan sebagai penyebab utama kecelakaan lalu lintas dengan variabel yang perlu diperhatikan adalah jarak pandang yang terganggu, cuaca (hujan deras).

DAFTAR PUSTAKA

1. Satuan Lalu Lintas Polisi Resort Bireuen, Data Register Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2007 dan 2008, Bireuen, 2007.

2. Warpani, S, P., Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit ITB, Bandung, 2002. 3. Abubakar, I, dkk., Rekayasa Lalu Lintas, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta, 1999.

4. Santoso, P,B dan Hamdani, M., Statistika Deskriptif Dalam Bidang Ekonomi dan Niaga, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007.

Gambar

Tabel 1.  Data Register Kecelakaan pada Lokasi Black Spot  di Jalan Banda Aceh – Medan   (KM.173 – KM 243) Periode Januari 2007 sampai dengan April 2008
Gambar 2. Persentase Penyebab Utama Kecelakaan Lalu Lintas  Variabel Faktor Utama Penyebab Kecelakaan
Gambar 3. Persentase variabel-variabel penyebab utama kecelakaan lalu lintas  Jenis Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan
Gambar 4. Persentase Jenis Kendaraan yang Dominan yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas  Pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

Wahbah dalam karya tafsirnya ini melakukan upaya pengelompokan tema, menyajikan al-I’rab, al-balaghah, al-mufradat al-lughawiyah, asbab an-nuzul, at-tafsir wa al-bayan, dan

Penyebaran angket yang peneliti lakukan terhadap 60 responden, tentu memiliki perbedaan karateristik baik itu secara jenis kelamin, usia, banyaknya karyawan di

Program ini ditujukan untuk pengelola jasa parkir yang masih menggunakan sistem manual, dan bertujuan untuk menghemat tenaga dan waktu dan keuntungan yang diperolehpun akan

BAB V : BAB yang menguraikan tentang rencana program dan kegiatan prioritas daerah tahun 2014 berdasarkan agenda I s/d IV yang disusun dalam bentuk matriks, yaitu :

Berdasarkan tampilan output SPSS pada Tabel 3, didapat besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,205, hal ini berarti 20,5% variabel independen yg diteliti seperti

Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa siswa melakukan bolos sekolah karena merasa malas atau tidak suka terhadap salah satu mata pelajaran dan suasana kelas yang

Segala puja dan puji adalah hanya milik Allah ´azza wajalla yang memiliki segala kesempurnaan atas Dzat dan Sifat – Nya, atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya susun dengan judul: “AKIBAT HUKUM PENCURIAN DANA KARTU KREDIT MELALUI PEMBELANJAAN DI INTERNET Studi Kasus Di Polisi