• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. BANK PANIN Tbk dan Anak Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. BANK PANIN Tbk dan Anak Perusahaan"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PT. BANK PANIN Tbk dan Anak Perusahaan

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG

BERAKHIR

31 MARET 2010 dan 2009

(2)
(3)

PT. BANK PAN INDONESIA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

- Unaudited

31 Maret 2010 dan 2009 serta untuk periode tiga bulan

yang berakhir pada tanggal tersebut

- Neraca Konsolidasi

1 -2

- Laporan Laba Rugi Konsolidasi

3

- Laporan Saldo Laba Konsolidasi

4

- Laporan Arus Kas Konsolidasi

5 - 6

- Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi

7 – 83

INFORMASI TAMBAHAN

- Daftar I

: Informasi Neraca Tersendiri Induk Perusahaan

84 - 85

- Daftar II

: Informasi Laporan Laba Rugi Tersendiri Induk

86

Perusahaan

- Daftar III

: Informasi Laporan Saldo Laba Tersendiri Induk

87

Perusahaan

- Daftar IV

: Informasi Laporan Arus Kas Tersendiri Induk

88 – 89

(4)

Catatan 2010 2009

Rp Juta Rp Juta

ASET

K a s 3a 932.957 778.816

Penempatan pada Bank Indonesia 3a, 3h, 4 14.947.729 10.115.300

Giro pada bank lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan 3a, 3e, 3g, 3l

nilai masing - masing sebesar Rp 5,730 juta dan Rp 13,655 juta pada 5, 40 353.515 1.004.377 triwulan I/ tahun 2010 dan 2009

Penempatan pada bank lain - setelah dikurangi cadangan kerugian 3h, 3l, 6, 40 8.299.981 4.426.317 penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 82,476 juta dan Rp 51,467 juta

pada triwulan I/tahun 2010 dan 2009

Surat - surat berharga 3e, 3i, 3l, 7, 40

Pihak lain 2.834.646 3.152.265

Afiliasi 40.000 40.000

2.874.646 3.192.265 Dikurangi : Diskonto yang belum diamortisasi, keuntungan yang belum

direalisasi dari kenaikan nilai surat berharga dan cadangan

kerugian penurunan nilai (95.737) (237.223)

Jumlah 2.778.909 2.955.042

Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali 3x 956.834 1.903.003

Obligasi pemerintah 8 3.345.092 7.205.516

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali - setelah

dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar nihil 3l, 3w, 11 - 8.000 pada triwulan I/tahun 2010 dan 2009

Tagihan derivatif - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai

masing-masing sebesar Rp 32 juta dan Rp 1,114 juta pada 3e, 3j, 3l, 9, 40 2.807 42.112 triwulan I/tahun 2010 dan 2009

Kredit yang diberikan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai

masing-masing sebesar Rp 1,612,234 juta dan Rp 1,243,173 juta pada 3e, 3k, 3l, 3o

triwulan I/tahun 2010 dan 2009 10, 40

Pihak lain 44.805.437 36.313.714

Afiliasi 21.593 12.719

Jumlah 44.827.030 36.326.433

Tagihan akseptasi - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai

masing-masing sebesar Rp 3,826 juta dan Rp 4,634 juta pada 3l, 3m, 13 375.602 431.970 triwulan I/tahun 2010 dan 2009

Penyertaan dalam bentuk saham - setelah dikurangi cadangan kerugian

penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 12,181 juta dan Rp 10,299 juta 3e, 3l, 3p, 14, 214.508 167.804

pada triwulan I/tahun 2010 dan 2009 40

Goodwill 3c 15.869 23.803

Pendapatan yang masih akan diterima 3y, 12 1.419.208 1.427.353

Biaya dibayar dimuka 130.017 99.746

Uang muka pajak - 505

Aset pajak tangguhan 3cc, 36 128.615 147.202

Aset tetap kepemilikan langsung - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar Rp 1.280.852 juta pada triwulan I/tahun 2010 dan 3q, 15 1.744.318 1.675.489 sebesar Rp 1.017.796 juta pada triwulan I/tahun 2009

Aset Sewa Guna Usaha - setelah dikurangi akumulasi penyusutan aktiva

sewa guna usaha sebesar Rp 735 juta pada triwulan I/tahun 2010 dan 3n, 15 1.744 863 sebesar Rp 397 juta pada triwulan I/tahun 2009

Jumlah 1.746.062 1.676.352

Properti Terbengkalai - setelah dikurangi penyisihan penghapusan aset non

produktif masing-masing sebesar Rp 14,346 juta dan Rp 13,544 juta pada 15 177.141 11.194 triwulan I/tahun 2010 dan 2009

Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi penyisihan penghapusan aset non

produktif masing-masing sebesar Rp 169,946 juta dan Rp 157,499 juta pada 3s, 16 319.293 314.744 triwulan I/tahun 2010 dan 2009

Rupa-rupa aset 16 461.154 587.891

JUMLAH ASET 81.432.323 69.653.480

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(5)

Catatan 2010 2009

Rp Juta Rp Juta

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN

Giro 3d, 3e, 17, 40, 3t 13.453.543 9.594.427

Kewajiban segera lainnya 417.601 359.578

Tabungan 3e, 17, 40, 3t 11.568.939 9.008.751

Deposito berjangka

Pihak lain 31.838.578 30.322.019

Afiliasi 3d, 3e, 17, 40, 3t 240.980 729.466

Jumlah 32.079.558 31.051.485

Sertifikat deposito - bersih -

-Simpanan dari bank lain 3u, 18 4.202.638 2.881.322

Kewajiban pembelian kembali surat berharga yang dijual dengan 3x, 19 860.944 1.507.457 syarat repo

Kewajiban derivatif 3j, 20 3.279 20.163

Kewajiban akseptasi 3m, 21 379.428 436.604

Surat berharga yang diterbitkan 3v, 22 2.397.297 1.474.809

Dikurangi : Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (11.193) (3.629)

2.386.104 1.471.180

Pinjaman yang diterima 23 1.561.582 2.138.756

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 3l, 24 99.438 83.649

Kewajiban sewa guna usaha -

-Beban yang masih harus dibayar 3y 212.432 231.932

Taksiran Pajak Penghasilan 3cc 265.788 72.333

Kewajiban Pajak Tangguhan 3cc, 36 -

-Kewajiban lain-lain 25 486.297 417.173

Obligasi subordinasi 26 1.465.000 1.470.000

Dikurangi : Biaya penerbitan yang belum diamortisasi (7.626) (10.024)

1.457.374 1.459.976

Jumlah Kewajiban 69.434.945 60.734.786

Hak minoritas atas Aset bersih anak perusahaan 27 941.636 825.596

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100,- per saham pada triwulan I/tahun 2010 dan 2009

Modal dasar - 59.000.000.000 saham pada triwulan I/tahun 2010 dan 2009

Modal ditempatkan dan disetor penuh -24.087.645.998 saham pada 28 2.408.765 2.035.954 triwulan I/tahun 2010 dan 20.359.536.451 saham pada triwulan I/tahun 2009

Agio saham 3v, 28 3.444.330 2.325.897

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 3d - -Selisih penilaian kembali Aset tetap 3q, 15 - -Laba yang belum direalisasi atas surat berharga yang tersedia untuk dijual 3i, 7, 8 23.658 (243.004)

Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 3p (3.747) (3.747)

Saldo Laba 5.182.736 3.977.998

Jumlah Ekuitas 11.055.742 8.093.098

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 81.432.323 69.653.480

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(6)

Catatan 2010 2009

Rp Juta Rp Juta

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan Bunga

Hasil bunga 3y ,30 1.948.774 1.811.841

Provisi dan komisi kredit 3aa - 83.359

Jumlah pendapatan bunga 1.948.774 1.895.200

Beban Bunga

Beban bunga 3y, 31 869.002 1.160.515

Beban lainnya selain beban bunga -

-Jumlah beban bunga 869.002 1.160.515

Pendapatan Bunga - bersih 1.079.772 734.685

Pendapatan operasional lainnya

Provisi dan komisi selain kredit 3aa, 32 60.764 46.050

Pendapatan valuta asing 3d 6.424 46.431

Pendapatan kenaikan nilai dan penjualan Obligasi Pemerintah dan

Surat Berharga 250.243 5.061

Pendapatan lainnya 3z, 33 104.215 70.019

Jumlah pendapatan operasional lainnya 421.646 167.561

Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva 443.628 304.459

Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 8.194 (3.975)

Beban operasional lainnya

Beban administrasi dan umum 34 220.510 193.593

Beban personalia 35 120.522 97.929

Beban penurunan nilai dan penjualan Obligasi Pemerintah dan

Surat Berharga 3i -

-Beban transaksi valas -

-Beban promosi 23.074 17.034

Beban lainnya 3z 107.607 89.677

Beban lainnya 3z 107.607 89.677

Jumlah beban operasional lainnya 471.713 398.233

PENDAPATAN/BEBAN OPERASIONAL BERSIH 577.883 203.529

PENDAPATAN/BEBAN NON OPERASIONAL

Pendapatan non operasional 28.317 19.108

Beban non operasional 2.987 2.001

PENDAPATAN/BEBAN NON OPERASIONAL BERSIH 25.330 17.107

PENDAPATAN/BEBAN LUAR BIASA -

-LABA/RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 603.213 220.636

BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK 3cc, 36

Pajak kini (148.492) (91.853)

Penghasilan (Beban) pajak tangguhan 1.417 32.660

Beban pajak (147.075) (59.193)

LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS 456.138 161.443

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 3b, 27 (35.971) (30.714)

LABA BERSIH 420.167 130.729

LABA BERSIH PER SAHAM (dalam Rupiah penuh) 3dd, 37

Dasar 17,44 6,43

Dilusian - 6,20

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(7)

S a l d o pe r 1 J a n ua r i 2 0 09 2 . 0 3 3 . 5 3 0 2 . 3 1 8 . 6 2 6 -( 3 . 7 4 7) ( 2 6 0 . 6 6 4) -1 0 0 . 0 0 0 3 . 7 4 7 . 2 7 1 7 . 9 3 5 . 0 1 6 Pe l a k sa naa n wa ra n 3 7 5 . 2 3 5 1 . 1 2 5 . 7 0 4 - - - -1 . 5 0 0 . 9 3 9 Re kl a s i f i k a s i se l is i h p e n i l a ia n k e m b a l i a se t te ta pse h u b u nga n d e nga n p e nera pa n PS A K 1 6 - - - -Se l is i h k u rs k a re na p e n ja b a ra n l a po ra n k e ua nga n - - - -R ug i bl m di re a li sa s i a ta s p e m ili k a n e f e k te rse d ia u n t u k d ij ua l - - - -3 9 0 . 5 2 7 - - -3 9 0 . 5 2 7 La b a b e rs i h ta h u n b e r ja l a n - - - -9 1 5 . 2 9 8 9 1 5 . 2 9 8 Sa l d o pe r 3 1 De se m b er 2 0 0 9 2 . 40 8 . 7 6 5 3 . 4 4 4 . 3 3 0 -( 3 . 7 4 7 ) 1 2 9 . 8 63 -1 0 0 . 0 0 0 4 . 6 6 2 . 5 6 9 1 0 . 7 4 1 . 7 8 0 Pe l a k sa naa n wa ra n - - - -R e kl a s se li s i h pe n il a i a n k m bl - - - -Se l is i h k u rs k r n p e n ja b a ra n - - - -R ug i b e l u m d ir e a l is a s i - - - -( 1 0 6 . 2 05 ) - - -( 1 0 6 . 2 0 5 ) L a b a b e rs i h ta h u n b e r j a l a n - - - -4 2 0 . 1 6 7 4 2 0 . 1 6 7 Sa l d o pe r 3 1 Ma re t 2 0 1 0 2 . 40 8 . 7 6 5 3 . 4 4 4 . 3 3 0 -( 3 . 7 4 7 ) 2 3 . 6 5 8 -1 0 0 . 0 0 0 5 . 0 8 2 . 7 3 6 1 1 . 0 5 5 . 7 4 2 4

(8)

2010 2009

Rp Juta Rp Juta

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :

Bunga,provisi dan komisi kredit yang diterima 1,892,280 2,740,204 Bunga, hadiah dan provisi komisi dana yang dibayar (887,588) (1,239,925)

Pendapatan operasional lainnya 360,772 93,776

Beban operasional lainnya (484,937) (472,659)

Keuntungan (kerugian) dari transaksi valuta asing - bersih (8,914) 183,713

Penerimaan kembali kredit yang dihapusbukukan 50,834 38,768

Pendapatan (Beban) non operasional-bersih 26,470 49,690

Pembayaran beban pajak (50,583) (40,101)

Laba (Rugi) Operasi sebelum perubahan dalam aktiva dan kewajiban Operasi 898,334 1,353,466

Kenaikan/penurunan Aktiva Operasi

Penempatan pada bank lain (4,825,255) (4,397,961)

Efek-efek 2,333,521 (2,168,606)

Kredit yang diberikan (2,007,669) (1,061,493)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 8,000 119,606

Aktiva lain-lain (7,330) 280,775

Kenaikan/penurunan Kewajiban Operasi

Giro 1,369,050 840,998

Kewajiban segera lainnya 186,132 67,007

Tabungan (2,047,262) 940,303

Deposito berjangka 1,545,755 1,829,034

Simpanan dari bank lain 1,942,837 1,546,744

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 357,057 1,507,457

Kewajiban lain-lain 19,047 (13,144)

Arus Kas Bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Operasi (227,783) 844,186

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penurunan (Penambahan) penyertaan dalam bentuk saham (22,463) 3,012

Pembelian aktiva tetap (121,617) 80,930

Hasil penjualan aktiva tetap 2,040 (42)

Akuisisi Anak Perusahaan -

-Kas Bersih Untuk Aktivitas Investasi (142,040) 83,900

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Setoran modal dari pemegang saham minoritas 2,419 -Surat berharga yang diterbitkan 46,669 (183,464)

Biaya Emisi efek hutang 47 1,753

Pinjaman yang diterima (70,337) (1,052,847)

Penambahan Modal disetor - 2,424 Penambahan Agio Saham - 7,271 Pembayaran dividen -

-Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Pendanaan (21,202) (1,224,863)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (391,025) (296,777)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

(9)

2010 2009

Rp Juta Rp Juta

PERUBAHAN DALAM KAS DAN SETARA KAS SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN

Kas 900,900 928,109

Penempatan pada Bank Indonesia 2,480,938 1,921,074

Giro pada Bank Lain 865,790 1,378,633

Jumlah 4,247,628 4,227,816

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA BULAN TRIWULAN I

Kas 932,957 778,816

Giro pada Bank Indonesia 2,564,401 2,134,191

Giro pada Bank Lain 359,245 1,018,032

Jumlah 3,856,603 3,931,039

PENAMBAHAN (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS

Kas 32,057 (149,293)

Giro pada Bank Indonesia 83,463 213,117

Giro pada Bank Lain (506,545) (360,601)

Jumlah (391,025) (296,777)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

(10)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

P.T. Bank Pan Indonesia Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan dengan akta No. 85 tanggal 17 Agustus 1971 dari notaris Juliaan Nimrod Siregar gelar Mangaradja, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. J.A.5/81/24 tanggal 19 April 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 6 Juni 1972 Tambahan No. 210. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 81 tanggal 25 Juli 2008 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-78480.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 27 Oktober 2008.

Bank berkedudukan di Jakarta dengan 48 kantor cabang di Indonesia, 1 (satu) kantor perwakilan di Singapura, 1 (satu) cabang di Cayman Islands. Kantor pusat Bank beralamat di Gedung Panin Centre Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Jumlah karyawan Bank rata-rata 5.593 karyawan untuk triwulan I/tahun 2010 dan 5.062 karyawan untuk triwulan I/tahun 2009.

Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha bank umum dalam arti kata seluas-luasnya di dalam maupun di luar negeri.

Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1971, sesuai dengan ijin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.KEP-205/DDK/II/8/1971 tanggal 18 Agustus 1971. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 5/2-Kep.Dir.tanggal 21 April 1972, Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.

Bank tergabung dalam kelompok usaha Panin Group. Susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Maret 2010 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Drs. Johnny

Wakil Presiden Komisaris / : Drs. H. Bambang Winarno Komisaris Independen

Komisaris : Suwirjo Josowidjojo

Komisaris Independen : Drs. Riyanto Dewan Direksi

Presiden Direktur : Drs. H. Rostian Sjamsudin Wakil Presiden Direktur : Chandra Gunawan Wakil Presiden Direktur : Roosniati Salihin

Direktur : Ng Kean Yik

Direktur : Hendrawan Danusaputra

Direktur : Gunawan Santoso

Direktur : Edy Heryanto

Direktur : Lionto Gunawan

Direktur : Iswanto Tjitradi

Direktur : H. Ahmad Hidayat

Direktur Kepatuhan : Antonius Ketut Dwirianto Komite Audit

Ketua : Drs. Riyanto

Anggota : Syamsuar Halim

Adriana Mulianto

Pembentukan Komite Audit telah sesuai dengan Peraturan No. IX.I.5 tentang “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit” yang terdapat dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004.

(11)

b. Anak Perusahaan

Bank merupakan pemegang saham terbesar dibandingkan dengan kepemilikan pihak lain serta memiliki pengaruh signifikan atas manajemen anak perusahaan berikut:

Domisili Jenis Usaha Tahun Operasi Jumlah Aktiva

Komersial 31 Maret 2010

2010 2009 Rp juta

PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFI) Jakarta Lembaga pembiayaan 54,35% 54,35% 1982 1.836.568

PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) Jakarta Asuransi 15,92% 15,92% 1980 537.095

PT Bank Panin Syariah (d/h Bank Harfa) (BPS) Jakarta Bank Syariah 99,997% 99,995% 2009 180.031

PT Verena Oto Finance Tbk (VOF) Jakarta Lembaga pembiayaan 42,87% 42,87% 1994 646.025

Anak Perusahaan Persentase Pemilikan

Berdasarkan akta akuisisi No. 56 tanggal 31 Maret 2008 dari Benny Kristianto S.H., notaris di Jakarta, Bank mengakuisisi 100% saham Harfa melalui pembelian 10.000 lembar saham yang diperoleh Bank dengan harga perolehan sebesar Rp 58.063 juta dan dicatat dengan metode pembelian. Proses akuisisi ini telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No. 10/28/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 10 Maret 2008.

Pada tanggal 3 Agustus 2009, Bank menambah investasi modal pada Bank Harfa sebesar Rp 50 miliar dalam rangka konversi Bank Harfa menjadi Panin Syariah. Tambahan investasi ini telah disetujui melalui Akta No. 1 tanggal 3 Agustus 2009, Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta.

Pada tanggal 30 Juni 2009, Bank Harfa melakukan kuasi-reorganisasi dengan mengeliminasi saldo defisit sebesar Rp 20.227 juta dengan selisih penilaian kembali aset dalam rangka kuasi- reorganisasi dan tambahan modal disetor yang berasal dari penurunan modal disetor dengan merubah nilai nominal saham. Bank tidak menyajikan neraca setelah dan sebelum kuasi-reorganisasi pada tanggal dilaksanakannya kuasi-reorganisasi karena pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasi tidak signifikan.

Bank Harfa berubah menjadi PT Bank Panin Syariah (BPS) yang menjalankan usaha perbankan berbasis syariah pada tanggal 1 Desember 2009 setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No. 11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009.

c. Penawaran Umum Efek Bank

Penawaran Umum Saham

Pada tanggal 28 Oktober 1982, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. SI-014/PM/E/1982 untuk melakukan penawaran umum atas 1.637.500 saham Bank kepada masyarakat.

Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Bank adalah sebagai berikut:

Nilai Harga

Jumlah Nominal Penawaran Nomor dan tanggak surat

Tahun Keterangan Saham per saham per saham efektif dari Bapepam

Rp Rp

1982 Penawaran Umum Perdana 1.637.500 1.000 3.475 SI-014/PM/E/1982 28 Oktober 1982 1983 Penawaran Umum Kedua 3.162.500 1.000 3.550 SI-017/PM/E/1983 18 Mei 1983 1989 Penawaran Umum Terbatas I 3.200.000 1.000 4.500 S-467/PM/1989 31 Oktober 1989 1990 Penawaran Umum Terbatas II 3.830.931 1.000 13.000 21 April 1990

1995 Penawaran Umum Terbatas III 60.180.462 1.000 1.900 S-725/PM/1995 8 Juni 1995 1997 Penawaran Umum Terbatas IV 300.902.312 500 1.200 S-1212/PM/1997 10 Juni 1997 1998 Penawaran Umum Terbatas V 702.105.395 500 500 S-1268/PM/1998 19 Juni 1998 1999 Penawaran Umum Terbatas VI 1.225.406.221 250 1.100 S-1180/PM/1999 29 Juni 1999 2006 Penawaran Umum Terbatas VII 4.016.358.393 100 350 S-791/BL/2006 28 Juni 2006

(12)

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa I para pemegang saham yang tercantum dalam Akta Berita Acara No. 52 tanggal 28 Mei 2004 dari Veronica Lily Dharma, S.H., notaris di Jakarta, disetujui pembagian saham bonus yang berasal dari saldo laba dengan jumlah maksimum 1.176.093.346 saham. Jumlah saham bonus yang dibagikan menjadi sejumlah 1.176.091.818 saham karena adanya pembulatan. Nilai nominal Rp 100 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 28 Juni 2004.

Pada tanggal 31 Maret 2010, sejumlah 23.837.645.998 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) dan sejumlah 250.000.000 saham yang merupakan saham pendiri tidak dicatatkan di bursa.

Penawaran Umum Obligasi

Pada tanggal 29 September 2009, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-8699/BL/2009 untuk melakukan penawaran obligasi Bank Panin III Tahun 2009 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 800 miliar. Pada tanggal 7 Oktober 2009, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 7 Juni 2007, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-2708/BL/2007 untuk melakukan penawaran obligasi Bank Panin II Tahun 2007 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 1.650 miliar. Pada tanggal 20 Juni 2007, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pad a Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya).

Penawaran Umum Obligasi Subordinasi

Pada tanggal 27 Maret 2008, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-1767/BL/2008 untuk melakukan penawaran umum Obligasi Subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 1,5 triliun. Pada tanggal 10 April 2008, seluruh obligasi subordinasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK)

a. Standar revisi ini telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif

Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:  PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan

 PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas

 PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri  PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi

 PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama  PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi

 PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan  PSAK 48 (revisi 2008), Penurunan Nilai Aset

 PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

 PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

b. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut ini telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif

ISAK berikut berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:  ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

(13)

 ISAK 9, Perubahan atasLiabilitas Aktiva Purna-operasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa  ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan

 ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

 ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan konsolidasi.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 mengenai Akuntansi Perbankan dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “ Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan.”

Pada tanggal 1 Januari 2010, dengan diberlakukannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (revisi 2006) dan No. 55 (revisi 2006), Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank Panin Tbk dan Anak Perusahaan telah disusun dan disesuaikan penyajiannya berdasarkan PSAK No. 50 (revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan”, PSAK No. 55 (revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran” dan prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia serta praktik-praktik akuntansi dan pedoman pelaporan dan akuntansi perbankan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK). Laporan keuangan konsolidasian berdasarkan PSAK No. 50 (revisi 2006) dan PSAK No. 55 (revisi 2006) disajikan berdasarkan nilai historis dan basis akrual, kecuali untuk:

1. Aset dan kewajiban keuangan yang dikategorikan dalam Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi disajikan sebesar nilai wajarnya.

2. Aset keuangan yang dikategorikan dalam kategori Tersedia untuk Dijual disajikan sebesar nilai wajarnya.

3. Tagihan dan kewajiban derivatif disajikan sebesar nilai wajarnya.

4. Aset keuangan yang dikategorikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebesar nilai wajarnya (biaya perolehan diamortisasi).

5. Kewajiban keuangan yang dikategorikan dalam kelompok kewajiban lainnya disajikan sebesar nilai wajarnya (biaya perolehan diamortisasi).

6. Penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode akuntansi ekuitas.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.

Laporan Keuangan anak perusahaan yang menjalankan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah disusun berdasarkan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101 tentang “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Bank dan entitas yang dikendalikan oleh Bank (dan anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila Bank mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat

(14)

dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.

Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 3c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Bank.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.

c. Penggabungan Usaha

Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama empat tahun.

Kepemilikan pemegang saham minoritas dicatat sebagai bagian dari minoritas atas biaya historis dari aset bersih.

d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Bank, kecuali untuk cabang di luar negeri yaitu Cayman Islands diselenggarakan dalam satuan Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dicatat sebagai laba rugi tahun berjalan.

Kegiatan cabang Cayman Islands merupakan bagian integral dari kegiatan usaha Bank. Dengan demikian pembukuan cabang tersebut yang diselenggarakan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama dengan Bank.

e. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa berdasarkan kriteria Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah :

1) Perusahaan baik langsung maupun yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Bank (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2) Perusahaan asosiasi;

3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Bank yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan

(15)

tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Bank);

4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Bank yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Bank serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung

maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Bank dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Bank. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Giro Pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

h. Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga diterima dimuka yang belum diamortisasi.

Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

i. Surat-surat Berharga

Pada tanggal 1 Januari 2010, dengan diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang telah berlaku efektif pada tanggal tersebut, Bank mengkategorikan surat - surat berharga yang dimiliki dalam salah satu kategori sebagai berikut:

(1) Surat - surat berharga dalam kategori Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi merupakan surat - surat berharga yang dimiliki/dibeli untuk dijual kembali dalam waktu dekat dan atau untuk memperoleh keuntungan jangka pendek. Surat - surat berharga dalam kategori ini disajikan pada nilai wajar. Keuntungan/kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai wajar diakui pada laba rugi konsolidasian periode berjalan. Pada saat surat - surat berharga kategori ini dijual, selisih antara harga penjualan dengan nilai wajar yang tercatat pada akhir periode diakui sebagai keuntungan atau kerugian dari penjualan yang direalisasi.

(2) Surat - surat berharga dalam kategori Tersedia untuk Dijual merupakan surat - surat berharga yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kategori Tersedia untuk Dijual. Surat - surat berharga dalam kategori ini disajikan pada nilai wajar dengan memperhitungkan pendapatan dan/atau beban yang dapat diatribusikan secara langsung pada pembelian surat - surat berharga. Keuntungan/kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai wajar tidak diakui pada laba rugi konsolidasian periode berjalan, melainkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba atau rugi pada saat dijual.

(16)

(3) Surat - surat berharga dalam kategori Dimiliki Hingga Jatuh Tempo merupakan surat - surat berharga dimana Bank memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki surat - surat berharga tersebut hingga jatuh tempo. Surat - surat berharga dalam kategori ini disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi, yaitu nilai wajar surat - surat berharga yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai. Cadangan kerugian penurunan nilai disajikan sebagai off-setting account atas efek-efek yang dimiliki.

Penjualan dan reklasifikasi aset keuangan dilakukan sebagai berikut:

1) Bank dapat melakukan penjualan atau mereklasifikasi aset keuangan dalam kategori Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ke kategori Tersedia untuk Dijual tanpa menimbulkan pertanyaan mengenai intensi dan kemampuan Bank untuk memiliki sisa aset Keuangan jika dan hanya jika:

i. Jumlah aset keuangan yang dijual atau direklasifikasi tidak lebih dari jumlah yang tidak signifikan (not more than insignificant) dibandingkan dengan total seluruh portofolio aset keuangan dalam kategori Dimiliki Hingga Jatuh Tempo selama kurun waktu 2 tahun terakhir; ii. Aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali, dimana

diperkirakan dalam jangka waktu tersebut tidak terjadi perubahan suku bunga yang akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan;

iii. Bank telah memperoleh kembali secara substansial seluruh jumlah pokok asset keuangan tersebut sesuai jadual pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; iv. Penjualan atau reklasifikasi tersebut terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali

Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.

2) Dalam hal terjadi perubahan intensi atau kemampuan Bank sehingga aset keuangan tidak tepat lagi diklasifikasikan dalam kategori Dimiliki Hingga Jatuh Tempo, maka asset keuangan tersebut harus direklasifikasikan menjadi aset keuangan dalam kategori Tersedia untuk Dijual.

3) Bank dapat mereklasifikasi aset keuangan dari kategori Tersedia untuk Dijual ke kategori Dimiliki Hingga Jatuh Tempo jika:

i. Terdapat perubahan intensi atau kemampuan Bank;

ii. Dilakukan dalam kondisi yang jarang terjadi yang timbul dari suatu kejadian yang tidak biasa dan sangat tidak mungkin terjadi secara berulang dalam jangka pendek, sehingga ukuran yang andal atas nilai wajar tidak lagi tersedia; atau

iii. Pengenaan sanksi untuk tidak boleh mengklasifikasikan seluruh portofolio asset keuangan dalam kategori Dimiliki Hingga Jatuh Tempo telah terlewati.

Dalam hal tidak terdapat pasar aktif, Bank dapat menggunakan teknik penilaian yang meliputi: 1. Harga dari transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar;

2. Harga dari transaksi pasar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; atau 3. Penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan model penetapan harga opsi.

Dalam kondisi tertentu dimana pada periode-periode selanjutnya terjadi pemulihan penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dengan menyesuaikan jumlah cadangan kerugian penurunan nilai, yaitu maksimal sebesar cadangan kerugian penurunan nilai yang sudah dibentuk.

Surat - surat berharga yang dimiliki diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan (trade date).

Surat - surat berharga tidak diakui lagi (derecognized) dari neraca konsolidasian ketika Bank telah mentransfer semua risiko signifikan dan imbalan dari surat - surat berharga tersebut.

Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut.

(17)

Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal pemindahan.

Surat - surat berharga disajikan sebesar nilai bersih setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai dan premium atau diskonto yang belum diamortisasi. Premium dan diskonto diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

j. Tagihan dan kewajiban derivatif

Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam neraca konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar dengan menggunakan kurs Reuters pada tanggal laporan atau metode diskonto arus kas.

Tagihan derivatif disajikan sebesar keuntungan yang belum direalisasi dari kontrak derivatif, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Kewajiban derivatif disajikan sebesar kerugian yang belum direalisasi dari kontrak derivatif.

k. Kredit

Pada tanggal 1 Januari 2010, dengan diberlakukannya PSAK No. 50 & 55 (Revisi 2006) yang telah berlaku efektif pada tanggal tersebut, kredit yang diberikan dikategorikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang yaitu merupakan kredit yang memiliki pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pencairannya, kredit diakui sebesar nilai wajar yang pada saat itu sama dengan harga transaksi, yaitu sebesar pokok kredit yang dicairkan, dikurangi atau ditambah pendapatan dan/atau beban yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian kredit tersebut. Kredit ini disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi yaitu nilai wajar kredit yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif.

Dengan diberlakukannya PSAK No. 50 & 55 (Revisi 2006) tersebut, Bank telah melakukan penyesuaian yaitu atas pendapatan provisi/komisi kredit yang diterima diterima dimuka yang belum diamortisasi, diberlakukan sebagai pengurang nilai kredit yang diberikan.

Pembiayaan murabahah adalah suatu pembiayaan oleh anak perusahaan, BPS, dalam bentuk transaksi jual beli sebesar harga pokok barang ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati. Piutang

murabahah dinyatakan sebesar saldo piutang dikurangi dengan margin yang ditangguhkan dan penyisihan piutang ragu-ragu.

l. Penyisihan Penghapusan Aset serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Penentuan kualitas aset dan penyisihan penghapusan aset mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan perubahannya, Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Untuk Bank Syariah, penentuan kualitas aset dan penyisihan penghapusan aset mengacu kepada Peraturan Bank IndonesiaNo.8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan perubahannya, Peraturan Bank Indonesia No. 9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007.

Penilaian kualitas dan penyisihan penghapusan dilakukan terhadap aset produktif dan aset non produktif.

Aset Produktif

Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, tagihan derivatif, kredit, tagihan akseptasi, penanaman neto sewa guna usaha, piutang pembiayaan konsumen, penyertaan termasuk komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif dan fasilitas kredit yang belum digunakan.

(18)

Pada tanggal 1 Januari 2010, dengan diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang telah berlaku efektif pada tanggal tersebut, Bank telah melakukan evaluasi penurunan nilai terhadap aset keuangan (produktif) .Aset Keuangan atau kelompok aset Keuangan diturunkan nilainya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai antara lain sebagai berikut :

a. Kesulitan Keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;

b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; c. Kelangsungan usaha sangat diragukan dan sulit untuk pulih kembali, yang ditandai dengan kondisi antara lain kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun dan -operasional yang tidak kontinyu

d. Kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti

e. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi Keuangan lainnya.

Evaluasi penurunan nilai dilakukan secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara kolektif atas aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Sehubungan dengan dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK 50 dan 55, apabila Bank belum dapat melakukan proses estimasi yang andal dan belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit secara kolektif, maka Bank dapat menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank umum. Mengingat kondisi keterbatasan yang ada, Bank memutuskan untuk menerapkan ketentuan transisi tersebut.

Aset Non-Produktif

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Bank diwajibkan melakukan penyisihan penghapusan aset non produktif (meliputi agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan

suspense account).

Penyisihan penghapusan aset non-produktif berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi atas upaya penyelesaian masing-masing aset non-produktif dilakukan pada akhir tahun. Berdasarkan keputusan Bank Indonesia di atas, aset non-produktif diklasifikasikan dalam 4 (empat) kategori yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.

m. Tagihan dan kewajiban akseptasi

Tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letter of Credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

n. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi neto sewa pembiayaan anak perusahaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor.

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

(19)

Sebagai Lessee

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan bank dan anak perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam neraca sebagai kewajiban sewa pembiayaan.

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat asset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dinilai sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.

o. Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar jumlah saldo angsuran dari pembiayaan konsumen dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai. Untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without recourse), disajikan sebesar porsi jumlah angsuran piutang yang dibiaya (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak bank-bank, dalam rangka transaksi tersebut. Untuk pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse), piutang pembiayaan konsumen merupakan seluruh jumlah angsuran dan pelanggan sedangkan kredit yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai hutang (pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga, sedangkan bunga yang dikenakan penyedia dana dicatat sebagai beban bunga.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan perbedaan antara jumlah angsuran yang akan diterima dan jumlah pokok pembiayaan. Pendapatan yang belum diakui diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat pengembalian bunga efektif.

Pelunasan sebelum masa berakhirnya kontrak pembiayaan konsumen dianggap sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan.

Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen diakui dan dicatat sebagai pendapatan dalam tahun yang bersangkutan.

p. Penyertaan dalam Bentuk Saham Investasi pada perusahaan asosiasi

Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.

(20)

Penghasilan dan aset dan kewajiban dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasi dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca konsolidasi sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Bank atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Bank atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Bank mempunyai kewajiban atau melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.

Penyertaan lainnya

Penyertaan dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20%, yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan

Perubahan nilai investasi yang disebabkan karena terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Bank dan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.

q. Aset Tetap

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Aset tertentu telah dinilai kembali pada tahun-tahun sebelumnya berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Nilai aset tertentu yang direvaluasi pada periode sebelumnya sesuai dengan standar sebelumnya dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan selisih penilaian kembali yang disajikan secara terpisah dalam akun ekuitas direklasifikasi ke saldo laba.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo-menurun-ganda (double declining balance method), kecuali untuk bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) masing-masing dengan tarif sebagai berikut:

Persentase

Bangunan 5 % Golongan I 25% - 50 %

Golongan II 25% - 50 %

Aset tetap Golongan I dan II milik anak perusahaan disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 2 – 5 tahun.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan asset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya

(21)

perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.

r. Aset Tetap yang belum Digunakan dalam Kegiatan Operasional

Aset Tetap yang belum digunakan dalam kegiatan operasional dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penyisihan penghapusan.

s. Agunan Yang Diambil Alih

Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun Agunan Yang Diambil Alih dalam kelompok “Rupa-rupa aset”.

Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan ke dalam akun penyisihan penghapusan aset produktif. Sedangkan selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo kredit, agunan yang diambil alih diakui maksimum sebesar saldo kredit dan selisihnya dicatat dalam catatan administratif Bank.

Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.

Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan penghapusan aset agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

t. Simpanan

Giro dan giro wadiah dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro.

Tabungan dan tabungan mudharabah dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan. Deposito berjangka dan deposito berjangka mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank dan anak perusahaan yang bergerak di bidang perbankan.

u. Simpanan dari Bank Lain

Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka. Simpanan dari bank lain disajikan sebesar jumlah kewajiban terhadap bank lain.

v. Surat berharga yang diterbitkan dan Obligasi Subordinasi

Surat berharga dan Obligasi Subordinasi yang diterbitkan oleh Bank dan Anak Perusahaan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan Surat berharga dan Obligasi Subordinasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil penerbitan pinjaman subordinasi dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 diamortisasi menggunakan metode garis lurus sampai dengan tanggal jatuh tempo, dan sejak 1 Januari 2010 diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo.

(22)

w. Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali

Surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai tagihan sebesar harga penjualan yang disepakati dikurangi pendapatan bunga diterima di muka. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali surat berharga diakui sebagai pendapatan bunga diterima di muka dan diamortisasi selama jangka waktu sejak surat berharga tersebut dibeli hingga dijual kembali.

x. Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) diakui sebagai kewajiban sebesar harga pembelian yang disepakati dikurangi beban bunga yang dibayar di muka. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali surat berharga diakui sebagai beban bunga yang dibayar di muka dan diamortisasi selama jangka waktu sejak surat berharga tersebut dijual hingga dibeli kembali.

y. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (“non performing”)

serta piutang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen yang macet. Pendapatan bunga atas aset

non performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi. Pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non performing.

Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit non performing, kecuali untuk kredit yang diklasifikasikan kurang lancar dan piutang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen yang macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit dan piutang. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga pada tahun berjalan.

Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok.

Pendapatan bunga syariah diperoleh dari transaksi murabahah yang diakui secara akrual, sedangkan beban bunga syariah berasal dari bagi hasil mudharabah dan bonus wadiah.

z. Pengakuan Pendapatan dan Beban Underwriting

Merupakan pendapatan premi dan beban klaim anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi:

Pendapatan Premi

Premi dari asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diperoleh anak perusahaan.

Pendapatan premi diterima di muka dicatat sebagai pendapatan premi ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan masa pertanggungannya.

Premi belum merupakan pendapatan dihitung secara agregratif dengan menggunakan persentase sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) No. 424/KMK.06/2003, yaitu 40% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 bulan dan 10% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 bulan. Persentase tersebut berlaku untuk asuransi selain kendaraan. Untuk asuransi kendaraan menggunakan persentase sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 74/PMK.010/2007, yaitu 40% dari premi neto.

(23)

Penurunan (kenaikan) premi belum merupakan pendapatan adalah selisih antara premi belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu.

Anak perusahaan mereasuransikan sebagian risiko atas akseptasi pertanggungan yang diperoleh kepada perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diperoleh. Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retrospektif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar kewajiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi tersebut.

Penyajian pendapatan premi dalam laporan laba rugi menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi dan penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan. Pendapatan premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.

Beban Klaim

Beban klaim meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dapat proses penyelesaian (outstanding claims) termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claims incurred but not yet reported) dan beban penyelesaian klaim.

Klaim diakui sebagai beban pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Bagian klaim yang diperoleh dari reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrograsi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.

Jumlah klaim dalam proses penyelesaian (estimasi klaim retensi sendiri) ditentukan berdasarkan estimasi kerugian yang menjadi retensi sendiri dari klaim yang masih dalam proses penyelesaian pada tanggal neraca, termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. Perubahan dalam estimasi klaim retensi sendiri diakui dalam laporan laba rugi tahun terjadinya perubahan.

Penyajian beban klaim dalam laporan laba rugi menunjukkan jumlah klaim bruto, klaim reasuransi, dan kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri. Klaim reasuransi disajikan sebagai pengurang klaim bruto.

Beban klaim disajikan sebagai beban operasional lainnya.

aa. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Provisi Dan Komisi

Pada tanggal 1 Januari 2010, dengan diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang telah berlaku efektif pada tanggal tersebut, pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kredit, yaitu pendapatan transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan kredit yang diberikan dan berkaitan dengan jangka waktu dan berjumlah sama atau lebih dari nilai materialitas yang ditetapkan diakui sebagai pendapatan ditangguhkan dan diamortisasi selama jangka waktu aset keuangan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Saldo yang belum diamortisasi diberlakukan sebagai pengurang (off-setting) dari aset keuangan.

Untuk kredit yang diberikan yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang belum diamortisasi, diakui pada saat kredit yang diberikan dilunasi. Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak teratribusi dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.

bb. Program Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja Lainnya

Bank memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Bank juga membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus

(24)

selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi

vested.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.

cc. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

dd. Laba Per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan setelah memperhitungkan pengaruh retroaktif perubahan nilai nominal saham.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

ee. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Bank dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Bank dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

(25)

4. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA

Rp Juta % Rp Juta %

Rupiah 14.797.579 5,01 9.999.750 5,017 Dollar Amerika Serikat 150.150 1,03 115.550 1,12

14.947.729

10.115.300

2010 2009

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 yang diubah dengan peraturan Bank Indonesia No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap Bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah ditetapkan sebesar 7,5% yang terdiri dari GWM utama sebesar 5% yang mulai berlaku tanggal 24 Oktober 2008 dan GWM sekunder sebesar 2,5% yang mulai berlaku 24 Oktober 2008 dan GWM dalam Dollar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 1% yang mulai berlaku tanggal 24 Oktober 2008.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Bank telah memenuhi Giro Wajib Minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

5. GIRO PADA BANK LAIN

2010 2009

Rp Juta Rp Juta

Pihak hubungan istimewa Bank

Dollar Australia 12.249 8.933

Dollar Selandia Baru 8.397 6.850

Jumlah 20.646 15.783

Cadangan kerugian penurunan nilai (208) (233)

Jumlah - bersih 20.438 15.550

Pihak ketiga Bank

Rupiah 36.822 10.119

Dollar Amerika Serikat 116.309 842.469

Dollar Singapura 73.775 64.516 Yen Jepang 37.038 20.433 Euro 17.962 32.688 Lainnya 54.010 28.143 Anak Perusahaan Rupiah 2.683 3.854

Dollar Amerika Serikat - 27

Jumlah 338.599 1.002.249

Cadangan kerugian penurunan nilai (5.522) (13.422)

Jumlah - bersih 333.077 988.827

Jumlah Giro pada Bank Lain - Bersih 353.515 1.004.377

(26)

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain sampai dengan triwulan I/tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009

Rp Juta Rp Juta

Saldo awal 8.655 14.112

Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan (2.925) (457)

Saldo akhir Triwulan I 5.730 13.655

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.

6. PENEMPATAN PADA BANK LAIN

Penempatan pada bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:

Tingkat bunga

Jangka waktu rata-rata Jumlah

Rp Juta Rupiah Pihak ketiga Bank Call money 1 - 92 hr 6,63% 1.612.000 Anak Perusahaan Deposito berjangka 9,82% 266.464 Jumlah 1.878.464 Valuta Asing Pihak ketiga Bank Call money

Dollar Amerika Serikat 1 - 33 hr 0,26% 3.913.000

Dollar Singapura 7 - 92 hr 0,46% 655.615 Dollar Australia 7 - 90 hr 3,98% 629.475 Euro 14 - 94 hr 0,35% 521.325 Yen Jepang 29 - 90 hr 0,14% 190.418 Poundsterling Inggris 30 - 62 hr 0,44% 93.755 Dollar Hongkong 92 hr 0,06% 17.563

Dollar Selandia Baru 14 - 30 hr 2,47% 16.151

Dollar Canada 31 hr 0,22% 8.956

Deposito berjangka

Dollar Amerika Serikat 455.000

Anak Perusahaan Deposito berjangka

Dollar Amerika Serikat 92 hr 2,50% 2.735

Jumlah 6.503.993

Jumlah 8.382.457

Cadangan kerugian penurunan nilai (82.476) 8.299.981 2010

Referensi

Dokumen terkait

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan

Surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan di neraca sebesar biaya perolehan setelah ditambah atau dikurangi dengan saldo premi atau

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh

Surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan di neraca sebesar biaya perolehan setelah ditambah atau dikurangi dengan saldo premi atau

Surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan di neraca sebesar biaya perolehan setelah ditambah atau dikurangi dengan saldo premi atau

Surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan di neraca sebesar biaya perolehan setelah ditambah atau dikurangi dengan saldo premi atau

Di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah

2) Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo selain dari pada penjualan