• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN KABUPATEN SLEMAN NOMOR : 188/3567/Kep.Ka.DPUP/2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN KABUPATEN SLEMAN NOMOR : 188/3567/Kep.Ka.DPUP/2016 TENTANG"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

KABUPATEN SLEMAN

NOMOR : 188/3567/Kep.Ka.DPUP/2016

TENTANG

RENCANA STRATEGIS

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

TAHUN 2016-2021

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

KABUPATEN SLEMAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan diktum KETIGA Keputusan Bupati

Sleman

Nomor

56/Kep.KDH/A/2016

tentang

pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Satuan

Kerja Perangkat Daerah Tahun 2016-2021, Kepala

Satuan Kerja Perangkat Daerah menetapkan Rancangan

Akhir Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

Tahun 2016-2021 menjadi Rencana Strategis Satuan

Kerja Perangkat Daerah Tahun 2016-2021 paling lama 7

(tujuh) hari kerja sejak keputusan ini ditetapkan;

b. bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud huruf a perlu menetapkan Keputusan Kepala

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan tentang

Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan

Perumahan Tahun 2016-2021.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 1950;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun

2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Tahun 2016-2021;

(3)

Menetapkan :

KESATU

:

Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan

Perumahan Tahun 2016-2021 disusun dengan bentuk

buku sebagaimana tercantum dalam lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA

:

Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan

Perumahan Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud

dalam diktum KESATU dipergunakan sebagai pedoman

pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pekerjaan

Umum dan Perumahan Tahun 2016-2021.

KETIGA

:

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Sleman

pada tanggal 20 Spetember 2016

Kepala Dinas Pekerjaan Umum

dan Perumahan

Ir. H. Nurbandi

(4)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ... I-01

I.2 Landasan Hukum ... I-04

I.3 Maksud dan Tujuan ... I-05

I.4 Sistematika Penulisan ... I-06

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

II.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi ... II-01

II.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi ... II-01

II.2.2 Struktur Organisasi ... II-01

II.2 Sumber Daya ... II-05

II.2.1 Sumber Daya Manusia ... II-05

II.2.2 Sarana dan Prasarana ... II-10

II.3 Kinerja Pelayanan ... II-14

II.3.1 Kondisi Umum Pelayanan ... II-16

II.3.2 Jenis Pelayanan ... II-30

II.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan ... II-31

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

III.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi ... III-01

III.2 Telaah Visi, Misi, dan Program RPJMD ... III-17

III.3 Telaah Renstra K/L dan Renstra Propinsi ... III-26

III.3.1 Telaah Renstra pada Kementerian PUPERA ... III-31

III.3.2 Telaah Renstra DPUP ESDM ... III-34

III.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis ... III-38

III.5 Penentuan Isu-isu Strategis ... III-51

(5)

IV.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ... IV-01

IV.3 Strategi dan Kebijakan ... IV-05

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

(6)

menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) 2016 - 2021 Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra 2016 - 2021 Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan merupakan dokumen perencanaan untuk periode 6 (enam) tahun. Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan yang disusun dengan berpedoman Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2016 - 2021 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sleman 2005 - 2025.

Kami sadar dalam penyusunan Renstra 2016 - 2021 Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu masukan dan saran dari semua pihak terkait sangat diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan Renstra pada periode berikutnya.

Sleman, 20 September 2016 Kepala Dinas Pekerjaan Umum

dan Perumahan Kabupaten Sleman

Ir. H. Nurbandi

(7)

Untuk menjalankan tugas dan fungsi pemerintah dan masing-masing dinas pemerintahan dalam kegiatan pembangunan, diperlukan perencanaan yang terarah dan terintegrasi mulai dari perencanaan jangka panjang hingga jangka pendek. Perencanaan yang terarah tersebut merupakan kunci dari terimplementasikannya kegiatan pembangunan yang sinergis dan tidak tumpang tindih. Dalam konteks ini, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional memberikan landasan bagi integrasi berbagai bentuk perencanaan dari pusat (nasional) hingga daerah. Pada level daerah, sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tiap Provinsi maupun Kabupaten/Kota harus menyusun perencanaan pembangunan sebagai arah penyelenggaraan pembangunan daerah pada periode waktu tertentu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, perencanaan pembangunan didefinisikan sebagai suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang meilbatkan para pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan sosial. Lebih lanjut dalam PP tersebut diamanatkan bahwa perencanaan pembangunan harus dirumuskan secara transparan, responsif, efektif, efisien, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dengan demikian, perumusan program kegiatan dalam perencanaan pembangunan harus memiliki indikator kinerja yang jelas dan dilandasi dengan argumen serta analisis yang kuat.

Sebagai perwujudan amanat tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sleman 2006-2025 yang disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2005. Dalam RPJPD tersebut, visi jangka panjang Kabupaten Sleman adalah “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sleman yang Sejahtera, Demokratis, dan Berdaya Saing”. Pada Tahap III dari RPJPD tersebut, yaitu periode 2016-2021 dan sehubungan dengan dilantiknya Drs H. Sri Purnomo, M.Si sebagai Bupati Sleman dan Dra. Hj. Sri Muslimatun, M.Kes sebagai Wakil Bupati Sleman untuk masa jabatan 2016-2020, telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sleman yang disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016. Visi jangka

(8)

2021”. Visi tersebut dijabarkan ke dalam 5 (lima) misi yang di dalamnya memuat

indikator kinerja dan target pencapaian.

RPJMD Kabupaten Sleman 2016-2021 merupakan pedoman dan acuan bagi penyusunan Rencana Strategis SKPD, termasuk penyusunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman 2016-2021. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pasal 7, disebutkan bahwa Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuapenyn Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Lebih lanjut, Renstra-SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD terkait sebagai pedoman dan arah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama 5 tahun ke depan.

Penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman telah berpedoman pada RPJMD Kabupaten Sleman 2016-2021, mengacu pada RPJP Kabupaten Sleman 2006-2025, terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman 2011-2031, serta memperhatikan hasil evaluasi Renstra pada periode sebelumnya. Selain itu, penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman telah dilaksanakan dengan berdasar kepada kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten Sleman serta dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan daerah dan nasional. Proses penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman dilakukan melalui pendekatan berikut:

1. Pendekatan Politik, sehingga program dan kegiatan yang disusun dalam rencana strategis merupakan penjabaran agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye dan telah dituangkan melalui RPJMD.

2. Pendekatan Teknokratik, yaitu menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah, yaitu mengadopsi metode kerangka kerja logis (logical framework analysis) untuk menjaga konsistensi pencapaian tujuan dan sasaran melalui program dan kegiatan. 3. Pendekatan Partisipatif, melalui pelibatan para pemangku kepentingan

(stakeholders) pembangunan dengan focus group discussion untuk mendapatkan aspirasi dan memperkuat rasa “memiliki” rencana pembangunan.

4. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah-Atas (bottom-up), yang merupakan representasi dari adanya jenjang birokrasi pemerintahan. Hasil proses top-down dan

(9)

(sebagai contoh adalah posisi Sleman sebagai wilayah hulu pada konstelasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga fungsi konservasi pada beberapa area menjadi lebih prioritas). Penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 melalui berbagai tahapan analisis sektoral dan penjaringan aspirasi stakeholder (termasuk masyarakat), yang secara rinci dideskripsikan pada skema berikut:

Gambar 1.1 Bagan Alir Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten

Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

Berdasarkan tahapan tersebut, maka penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 diharapkan dapat memenuhi fungsi sebagai berikut:

1. Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 merupakan media untuk mengimplementasikan janji Kepala Daerah terpilih di bidang kePUan dan Perumahan yang telah disampaikan pada saat kampanye kepada seluruh masyarakat sekaligus instrumen untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja Kepala Daerah di bidang kePUan dan Perumahan selama 5 (lima) tahun. 2. Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Tahun

2016-2021 merupakan pedoman pembangunan di bidang kePUan dan Perumahan selama 5 (lima) tahun.

(10)

2021 merupakan instrumen pengendalian pembangunan di bidang kePUan dan Perumahan.

I.2 Landasan Hukum

Dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 digunakan landasan hukum penyusunan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 Dari Hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59);

(11)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2005 Nomor 1 Seri E);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2016 Nomor 9);

I.3 Maksud dan Tujuan I.3.1 Maksud

Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi seluruh komponen pembangunan yang berkaitan dengan bidang kePUan dan perumahan (pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya) dalam mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Sleman sesuai dengan visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati dan Wakil Bupati terpilih masa bakti 2016-2021, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

I.3.2 Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan gambaran umum kondisi daerah yang terkait dengan bidang ke-PUan dan perumahan sebagai dasar perumusan permasalahan dan isu strategis daerah,

(12)

kegiatan periode 2016-2021;

2. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan serta kerangka pendanaan sebagai dasar penentuan kemampuan kapasitas pendanaan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman 5 (lima) tahun ke depan;

3. Menerjemahkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sleman ke dalam tujuan dan sararan jangka menengah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman tahun 2016-2021, yang disertai dengan program prioritas untum masing-masing bidang dan unit kerja, dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021;

4. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2016-2021;

5. Menetapkan dasar penilaian keberhasilan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman periode 2016-2021.

I.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan draft Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 ini terbagi menjadi tujuh bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup baik spasial dan substansi, metodologi, dasar hukum, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Bab II berisi tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi dinas pekerjaan umum dan perumahan, gambaran mengenai sumber daya manusia serta sarana dan prasarana, kinerja pelayanan yang berisi mengenai kondisi umum pelayanan dan jenis pelayanan dinas pekerjaan umum dan perumahan, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Bab III berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan dinas pekerjaan umum dan perumahan diikuti dengan telaah visi, misi, dan program bupati dan wakil bupati terpilih, telaah renstra K/L dan RPJMD Kabupaten Sleman, telaah RTRW dan KLHS, serta penentuan isu-isu strategis.

(13)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bab IV berisi tentang visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Sleman 2016-2021 yang mendukung tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman, tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman, serta strategi dan kebijakan yang akan diambil oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman pada periode 2016-2021.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Bab V berisi tentang program dan kegiatan yang diterjemahkan dari rumusan tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan. Program dan kegiatan tersebut disertai indikator-indikator kinerja, fokus prioritas, dan pendanaan indikatif. Berdasarkan isu strategis yang telah diidentifikasi sebelumnya, dapat disusun program dan kegiatan prioritas yang kemudian disesuaikan dengan tugas dan fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Bab VI berisi tentang perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD untuk melihat keterkaitan dan kontribusi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman terhadap pencapaian tujuan dan sasaran Kabupaten Sleman yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021. BAB VII PENUTUP

Bab VII memuat kaidah pelaksanaan rencana strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman.

(14)

2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas ini mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang bina marga, cipta karya, penataan ruang dan bangunan serta perumahan. Fungsi DPUP adalah sebagai berikut:

a. perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan perumahan;

b. pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan perumahan; c. penyelenggaraan pelayanaan umum bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan

perumahan

d. pembinaan dan pengembangan bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan perumahan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

2.1.2 Struktur Organisasi

Dalam menyelenggarakan tugas fungsi tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman mempunyai kelembagaan dengan susunan organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Dinas 2. Sekretariat

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi 3. Bidang Penataan Ruang dan Bangunan

a. Seksi Penataan Ruang Rinci b. Seksi Pengawasan Bangunan c. Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi

(15)

5. Bidang Bina Marga

a. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan b. Seksi Pemeliharaan Jalan

c. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Jembatan 6. Bidang Perumahan

a. Seksi Perumahan Formal b. Seksi Perumahan Swadaya

7. Unit Pelaksana Teknis, meliputi UPT Peralatan, Perbekalan dan Laboratorium, UPT Pemakaman, dan UPT Rumah Susun

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Berikut bagan organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman:

Sumber: http://dpup.slemankab.go.id, sesuai dengan Peraturan Bupati Sleman Nomor 24.1 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan

(16)

Tugas Fungsi Sekretariat Melaksanakan urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi, dan mengoordinasikan

pelaksanaan tugas satuan organisasi

a. Penyusunan rencana kerja Sekretariat b. Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan c. Pelaksanaan urusan umum

d. Pelaksanaan urusan kepegawaian e. Pelaksanaan urusan keuangan

f. Pelaksanaan urusan perencanaan dan evaluasi

g. Pengoordinasian pelaksanaan tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan

h. Evaluasi dan penyusunan laporan kerja Sekretariat

Bidang Bina Marga

Merencanakan,

melaksanakan, membina, dan mengendalikan pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan jalan dan jembatan

a. Perumusan rencana kerja Bidang Bina Marga b. Perumusan kebijakan teknis pembangunan,

peningkatan, dan pemeliharaan jalan dan jembatan c. Perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan

pengendalian pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan jalan

d. Perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian pembangunan, dan pemeliharaan jembatan

e. Perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian pemanfaatan ruang milik jalan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Bina Marga

(17)

dan mengendalikan pembangunan, pemeliharaan, dan pengelolaan prasarana dasar permukiman, bangunan gedung, dan drainase kawasan

pemeliharaan, dan pengelolaan prasarana dan sarana dasar permukiman, bangunan gedung, dan drainase kawasan

c. Perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian pembangunan, pemeliharaan, dan pengelolaan prasarana dan sarana dasar permukiman d. Perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan

pengendalian pembangunan dan rehabilitasi bangunan gedung pemerintah

e. Perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian pembangunan dan pemeliharaan drainase kawasan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Cipta Karya

Bidang Penataan Ruang dan Bangunan

Melaksanakan, membina, dan mengendalikan perencanaan detail tata ruang, tata bangunan dan lingkungan, serta usaha jasa konstruksi

a. Penyusunan rencana kerja Bidang Penataan Ruang dan Bangunan

b. Perumusan kebijakan teknis penataan ruang, pengawasan bangunan, dan pembinaan jasa konstruksi

c. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian perencanaan detail tata ruang, tata bangunan dan lingkungan

d. Pembinaan dan pengawasan bangunan

e. Pembinaan, pengendalian, dan pelayanan Standar Laik Fungsi

f. Pembinaan, pengendalian, dan pelayanan usaha jasa konstruksi

g. Penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Penataan Ruang dan Bangunan

(18)

mengawasi pembangunan perumahan formal dan swadaya

perumahan formal dan swadaya

c. Perencanan, pelaksanaan, pembinaan, dan

pengendalian/ pengawasan pembangunan perumahan formal

d. Fasilitasi, pembinaan, dan pengendalian/ pengawasan pembangunan perumahan swadaya

e. Pengelolaan dan pelayanan data dan informasi perumahan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Perumahan

2.2 Sumber Daya

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan modal utama dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman. Per bulan Desember 2015 sumberdaya manusia yang ada di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan berjumlah 317orang terdiri dari PNS sejumlah 126 orang, pegawai harian lepas (PHL) sebanyak 191 orang. Berdasarkan gender (jenis kelamin), dari jumlah PNS sebanyak 126 orang terdiri dari 112 laki-laki dan 14 perempuan. Jumlah pejabat struktural 25 orang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 7 perempuan, dan 1 orang pejabat fungsional. Penempatan pegawai dinas adalah berdasarkan kompetensi pada basis pendidikan, diklat struktural, diklat fungsional, diklat teknis maupun pengalaman.

(19)

Jumlah SDM

No. Jenis Pendidikan Jumlah Golongan Jumlah

1. SD 1 I 1 2. SMP 1 II 7 3. SMA 12 III 17 4. D.II 0 IV 4 5. D.III 2 6. D.IV 1 7. S1 8 8. S2 4 Jumlah 29 Jumlah 29

Sumber : Profil Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman 2015

b. Bidang Bina Marga

Jumlah SDM

No. Jenis Pendidikan Jumlah Golongan Jumlah

1. SD 0 I 1 2. SMP 3 II 10 3. SMA 10 III 10 4. D.II 0 IV 2 5. D.III 1 6. D.IV 1 7. S1 5 8. S2 3 Jumlah 23 Jumlah 23

(20)

1. SD 0 I 1 2. SMP 1 II 4 3. SMA 6 III 10 4. D.II 0 IV 4 5. D.III 0 6. D.IV 0 7. S1 8 8. S2 4 Jumlah 19 Jumlah 19

Sumber : Profil Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman 2015

d. Bidang Perumahan

Jumlah SDM

No. Jenis Pendidikan Jumlah Golongan Jumlah

1. SD 0 I 0 2. SMP 0 II 4 3. SMA 8 III 12 4. D.II 0 IV 2 5. D.III 2 6. D.IV 0 7. S1 4 8. S2 4 Jumlah 18 Jumlah 18

(21)

1. SD 0 I 0 2. SMP 0 II 3 3. SMA 4 III 5 4. D.II 0 IV 1 5. D.III 1 6. D.IV 0 7. S1 3 8. S2 1 Jumlah 9 Jumlah 9

Sumber : Profil Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman 2015

f. UPTD Alkal dan Laboratorium

Jumlah SDM

No. Jenis Pendidikan Jumlah Golongan Jumlah

1. SD 1 I 0 2. SMP 0 II 7 3. SMA 8 III 2 4. D.II 0 IV 1 5. D.III 0 6. D.IV 0 7. S1 0 8. S2 1 Jumlah 10 Jumlah 10

(22)

1. SD 0 I 0 2. SMP 0 II 10 3. SMA 10 III 1 4. D.II 0 IV 1 5. D.III 0 6. D.IV 0 7. S1 1 8. S2 1 Jumlah 12 Jumlah 12

Sumber : Profil Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman 2015

h. UPTD Pemakaman

Jumlah SDM

No. Jenis Pendidikan Jumlah Golongan Jumlah

1. SD 0 I 0 2. SMP 2 II 3 3. SMA 2 III 3 4. D.II 0 IV 0 5. D.III 0 6. D.IV 0 7. S1 2 8. S2 0 Jumlah 6 Jumlah 6

(23)

publik. Kondisi sarana prasarana sebagai alat kerja dinas dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut :

Bidang Sarana Prasarana Jumlah Kondisi

Sekretariat Gedung Kantor 5 unit Sedang

Kendaraan roda empat 3 unit Baik

Kendaraan roda dua 4 unit Baik dan sedang Komputer, Laptop 8 unit, 4 unit 3 baik, 1 rusak

Printer 13 unit Baik

Mesin ketik 3 unit Rusak

Viewer 3 unit 1 baik, 2 rusak

Ampliefer Wireless 3 unit Baik

Bina Marga Komputer 4 unit Baik

Laptop 1 unit Baik

Printer 2 unit Baik

Mesin potong 4 unit Baik

Kendaraan roda empat Pickup 2 unit, truck 5 unit, flatbad truck 6 unit

Baik

Kendaraan roda dua 3 unit Baik

Cipta Karya Komputer 8 unit Baik

Printer 6 unit Baik

Laptop 2 unit Baik

Kendaraan roda empat 1 unit Baik

Kendaraan roda dua 3 unit 2 baik, 1 rusak berat

Kamera 2 unit 1 baik, 1 rusak

Penataan Ruang dan Bangunan

Komputer 8 unit Baik

Printer 16 unit Baik

Laptop 2 unit Baik

Kendaraan roda empat 2 unit Baik

(24)

Kendaraan roda empat 2 unit Baik

Kendaraan roda dua 3 unit 2 baik, 1 rusak berat

Kamera 1 unit Sedang

UPT Alkal Mesin gilas ststik 6-10 ton

9 unit 3 baik, 3 rusak rigan, 3 rusak berat

Mesin gilas ststik 2,5 ton 3 unit 1 baik, 1 rusak ringan, 1 rusak berat Mesin gilas bergetar 0,75

ton

4 unit Baik

Mesin pemadat 0,2 ton 1 unit Rusak ringan

Pan mixer 300 kg 1 unit Baik

Truck 3,5 ton 2 unit Baik

Mobil pick up 2 unit Baik

AMP mini 1 unit Baik

Jaw crusher 1 unit Baik

Mesin pemecah batu 1 unit Baik

Kondisi sarana prasarana sebagai infrastruktur publik yang menjadi tanggungjawab pelayanan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman meliputi prasarana jalan dan jembatan yang berada di bawah Bina Marga, prasarana TPU yang berada di bawah UPT Pemakaman, prasarana drainase, turap, dan air minum dibawah bidang Cipta Karya, serta sarana prasarana perumahan dan permukiman kumuh di bawah bidang Perumahan. Data prasarana yang menjadi tanggungjawab DPUP tersebut per 2015 adalah sebagai berikut:

(25)

2. Jalan Propinsi 138,43 Km 3. Jalan Kabupaten/Kota 699,50 Km a. Jalan Beraspal 689.62 Km - Kondisi baik 379.575 Km - Kondisi sedang 215.51 Km - Kondisi rusak 104,42 Km b. Jalan tanah 1,550 Km 4. Jalan Desa/Lokal 2,046.50 Km b. Tempat Pemakaman

Tempat Pemakaman Luas (m2) Daya Tampung (unit)

Tempat Pemakaman Umum 1,870,942 882.159

Tempat Pemakaman Bukan Umum 41,095 20.547

Tempat Pemakaman Khusus Taman Makam Pahlawan

c. Prasarana Drainase, Turap, dan Air Minum

Prasarana Nilai Satuan

I. Drainase

1. Panjang Drainase Tersumbat Pembuangan Aliran Air 2.75 Km 2. Panjang Drainase Sungai Yang Dipakai Bangunan

Liar 0.370 Km

3. Jaringan sistem Drainase 11 Unit

II. Turap

1. Jumlah Lokasi Pembangunan Turap di Wilayah Jalan

Penghubung dan Aliran Sungai Rawan Longsor 5,784 Km 2. Jumlah Seluruh Wilayah Rawan Longsor Km III. Sumber Air Minum

1. Air Hujan 1,536 Unit

2. Mata Air 204 Unit

3. PAM/Air Dalam Kemasan 14,307 Unit

(26)

IV. Status Mutu Air 1. Pemukiman

1). Permukiman Yang Menggunakan Sumber Mata

air Unit

2). Permukiman Yang Sumber Mata Air nya Dipantau

Mutunya 54 Unit

2. Industri

1). Industri Yang Menggunakan Sumber Mata Air Unit 2). Industri Yang Sumber Mata Air nya Dipantau

Mutunya Unit

d. Perumahan dan permukiman kumuh

Prasarana Nilai Satuan

I. Perumahan

1. KPR/BTN 6,032 Unit

2. Rumah Susun 1,053 Unit

3. Perorangan 328,185 Unit

II. Jumlah Rumah Berdasarkan Kondisi Fisik

Bangunan Unit

1). Jumlah Rumah Bangunan Permanen 291,658 Unit 2). Jumlah Rumah Semi Permanen 35,576 Unit 3). Jumlah Rumah Non Permanen 952 Unit

III. Jumlah Rumah Unit

1. Layak Huni Unit

1). Pedesaan 321,491 Unit

2). Perkotaan Unit

2. Tidak Layak Huni Unit

1). Pedesaan 6,694 Unit

2). Perkotaan Unit

IV. Luas Rumah per Kapita m2

1. Layak Huni m2

1). Pedesaan 12,888 m2

(27)

V. Luas Areal Pemukiman m2

1. Layak Huni m2

1). Pedesaan 12,888 m2

2). Perkotaan m2

2. Tidak Layak Huni m2

1). Pedesaan 260,892 m2

2). Perkotaan m2

VI. Jumlah Bangunan Unit

1. Ber IMB 120,718 Unit

2. Non IMB 30,755 Unit

VII. Tingkat Kekumuhan Pemukiman

1. Luas Areal Pemukiman Kumuh 162.4 Ha 2. Jumlah Penduduk yang Tinggal di Pemukiman

Kumuh 2,780 Jiwa

3. Jumlah Keluarga yang Tinggal di Pemukiman

Kumuh 9,399 KK

VIII. Rumah Tinggal Berakses Sanitasi Unit 1. Memiliki Fasilitas Air bersih 256,069 Unit 2. Memiliki Pembuangan Tinja Unit 3. Memiliki Pembuangan air limbah (Air Bekas) 286,128 Unit 4. Memiliki Pembuangan sampah 168 Unit

2.3. Kinerja Pelayanan

Kinerja pelayanan dapat dideskripsikan melalui review capaian kinerja melalui komparasi antara target dan realisasi dari masing-masing indikator yang telah ditetapkan. Data yang digunakan adalah melakukan evaluasi berasal dari LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) dan data realisasi fisik dan keuangan (RFK) pelaksanaan kegiatan APBD Kabupaten Sleman pada tahun anggaran yang bersangkutan. Pengukuran capaian kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

(28)

2. Tinggi, apabila tingkat capaian kinerja : 75% < x ≤ 90% 3. Sedang, apabila tingkat capaian kinerja : 65% < x ≤ 75% 4. Rendah, apabila tingkat capaian kinerja : 50% < x ≤ 65% 5. Sangat Rendah, apabila tingkat capaian kinerja : x ≤ 50%

Berdasarkan pengukuran capaian kinerja tersebut, sebagian besar target indikator kinerja telah dapat dipenuhi. Pada realisasi capaian di tahun keempat (2014), indikator pengawasan dan pengendalian bangunan hanya memiliki rasio capaian 20% dengan angka realisasi 8.18% dari target 40%. Indikator berkurangnya luasan permukiman kumuh juga memiliki angka realisasi 0% di tahun 2014 sehingga terdapat indikasi bahwa penanganan permukiman kumuh tidak menjadi prioritas di tahun 2014. Sementara pada indikator kinerja ketersediaan pengelolaan air limbah secara terpusat dan indikator banyaknya kegiatan yang bertumpu pada kegiatan masyarakat, tidak didukung dengan data yang dapat merepresentasikan realisasi kinerja sehingga capaian kinerja tidak dapat diukur. Berdasarkan kondisi ini, penyusunan dan updating basis data ke-PU-an dan Perumahan perlu mendapat prioritas pada renstra periode berikutnya.

(29)

No

Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan

Fungsi SKPD Target SPM (%) Target IKK Target Indikat or Lainny a

Target Renstra SKPD Tahun ke (%) Realisasi Capaian Tahun ke Rasio Capaian (%) pada Tahun ke

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

Jalan/jembatan yang menghubungkan antar desa dalam kondisi baik

68 43 44 53 68 68.25 48.1

7 54.98 56.92 60.83 67,68 112 125 107 89 99,16

2 Cakupan air bersih

perpipaan 46.44 42 42 43 46.44 46.5 41 29.6 40.14 38.37 49,83 98 70 93 83 107,16

3

Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan terlindung dengan kebutuhan pokok minimal 60

(30)

a liter/hari/orang 4 Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan 17,2 8.19 14.79 15.36 17.2 17.64 15 13.99 15.19 19.33 n/a 183 95 99 112 n/a 5 Tersedianya sistem pengelolaan sampah di perkotaan 39,07 32.14 35.08 36.01 39.07 42.2 33.6 4 34.25 30.79 35.77 n/a 105 98 86 92 n/a 6 Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai

80 40 45 50 80 81 15 n/a 81.87 89.87 n/a 38 n/a 164 112 n/a

7

Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/ kota

4,98 0.56 1.93 3.28 4.96 5.1 n/a n/a 2.67 3.91 n/a n/a n/a 81 79 n/a

8

Tersedianya pengelolaan air limbah secara

(31)

a terpusat 9 Cakupan ketersediaan rumah layak huni 92,43 90.01 91.28 92.20 92.43 93.14 90.9 91 91.74 97.7 97,96 101 100 100 106 105,18 10 Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau

56,93 53.62 54.70 55.81 56.93 58.08 n/a n/a 54.7 83.91 77,53 n/a n/a 98 147 133.49

11

Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU

74,2 29.3 44.2 59.2 74.2 89.2 n/a n/a 44.2 99.93 68,96 n/a n/a 75 135 77.31

12

Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan

40 37 38 39 40 41 n/a n/a 66.89 0 56,91 n/a n/a 172 0 138.80

13 Jalan kabupaten

dalam kondisi baik 63 32 32.6 33 63 65

34.2 4 36.31 54.06 51.59 54,26 107 111 164 82 83.48 14 Tersedianya jalan yang menghubungkan

(32)

a pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota 15 Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat perindividu melakukan perjalanan

191 330 335 192 191 170 n/a n/a 203.91 202.67 200 n/a n/a 106 106 117.65

16 Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat

61,47 50.42 50.50 54.54 61.47 62.54 n/a n/a 66.42 62.14 69,67 n/a n/a 122 101 111.40

17

Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman

61,47 50.42 50.50 54.54 61.47 62.54 n/a n/a 66.42 62.14 69,67 n/a n/a 122 101 111.40

18 Tersedianya jalan

(33)

a pejalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana 19 Jembatan kabupaten

dalam kondisi baik 73,82 21.40 59.36 60.36 73.82 75.10

56.6 8 59.46 75.84 76.36 76,10 265 100 126 103 101.33 20 Gorong-gorong jalan Kabupaten dalam kondisi baik 45,6 44.30 44.50 45.10 45.60 46.10 43.1 5 43.42 64.19 65.14 54,62 97 98 142 143 118.48 21 Drainase dalam kondisi baik 30 27 28 29 30 31 40.6 3 40.88 42.54 44.94 48,76 150 146 147 150 157.29 22 Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun

(34)

a 23 Peralatan dan perbekalan laboratorium pekerjaan umum dalam kondisi baik

95 80 85 90 95 100 82 95.89 80 80.88 97,84 103 113 89 85 97.84

24 Gedung SKPD

dalam kondisi baik 41 56 57 59 41 50 55 62.07 56.52 74.47 81,63 98 109 96 182 163.26

25

Gedung non SKPD milik Pem. Kab dalam kondisi baik

78 45 47 49 78 82.6 45 72.73 85.71 76.56 82,81 100 155 175 98 100.25

26 Gedung desa dalam

kondisi baik 60,4 45 47 49 60.4 63 45 60.47 60.47 60.47 60,47 100 129 123 100 95.98 27 Pelayanan perijinan pemanfaatan ruang 100 80 84 100 100 100 75 100 179.60 170.14 100 94 119 180 170 100 28 Pengawasan dan pengendalian bangunan 40 10 20 30 40 50 12 20 53.70 8.18 8,18 120 100 179 20 16.34 29 Perencanaan tata bangunan dan 21,47 17.39 17.39 17.39 21.74 26.09 15 0 71 71 52,94 86 0 408 327 202.91

(35)

a lingkungan 30 Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara di kabupaten/kota

100 100 100 100 100 100 n/a n/a 100 100 n/a n/a n/a 100 100 n/a

31 Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan

30,05 30.02 30.02 30.03 30.05 30.05 n/a 30.02 30.3 30.03 n/a n/a 100 101 100 n/a

32

Banyaknya kegiatan yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat

40 10 20 30 40 50 n/a n/a 30 n/a 50 n/a n/a 100 n/a 100

33

Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah persyaratan lengkap

(36)

a 34 Tersedianya sistem informasi Jasa Konstruksi setiap tahun

50 100 100 100 50 52 n/a n/a 71.43 71.43 57,14 n/a n/a 71 143 109.88

35 Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rinciannya melalui peta analog

100 n/a n/a n/a n/a 100 n/a n/a n/a n/a 100 n/a n/a n/a n/a 100

Tersediannya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) beserta rinciannya melalui peta digital

100 n/a n/a n/a n/a 100 n/a n/a n/a n/a 100 n/a n/a n/a n/a 100

Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui

(37)

a konsultasi publik

yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan dua kali setiap disusunnya RTR 35 Tersedianya masyarakat dalam pengurusan IMB di kabupaten/kota

100 80 84 100 100 100 n/a 100 134.63 119.23 n/a n/a 119 135 119 n/a

(38)

Sleman periode 2011-2015. Berdasarkan data realisasi fisik dan keuangan (RFK) pelaksanaan kegiatan APBD pada DPUP Kabupaten Sleman tahun anggaran 2011 hingga 2015 (Oktober 2015), rata-rata rasio antara realisasi dan anggaran pada tahun 2014 mencapai 62% sementara hingga Oktober 2015 baru mencapai 62%. Angka ini diperkirakan dipengaruhi oleh proses penurunan anggaran yang agak terlambat di tahun 2015 seiring dengan baru dilantiknya pemerintahan baru dan adanya perubahan SOTK pada tingkat kementrian/lembaga.

Program yang memiliki rasio realisasi dan anggaran 0% di tahun 2015 antara lain: (1) program penataan peraturan perundang-undangan, (2) program pembangunan kinerja pengelolaan sampah, (3) program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial, (4) program pemanfaatan ruang, (5) program pengelolaan ruang terbuka hijau, (6) program pengembangan sistem informasi pertanahan, (7) program pengembangan destinasi pariwisata.

Sementara program yang memiliki rata-rata pertumbuhan anggaran dan realisasi negatif antara lain: (1) program rehabilitasi pemeliharaan jalan/jembatan, (2) program penanggulangan kemiskinan. Hal ini mengindikasikan adanya pengurangan anggaran untuk program-program tersebut.

Secara lebih detail, data anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan DPUP Kabupaten Sleman pada periode 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

(39)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Angg aran Realisa si 1 Program Pelayanan Administrasi 500,55 451,80 532,74 542,86 720,81 443,72 392,98 491,43 498,56 635,49 89 87 92 92 88 11 11 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor

1.720,76 2.167,31 532,74 542,86 2.190,05 1.192,61 1.618,78 491,43 498,56 1.804,89 69 75 92 92 82 64 57

3

Program peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

67,00 100,00 52,47 69,99 56,66 65,72 95,52 52,31 68,01 54,79 98 96 100 97 97 4 3

4

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan, capaian kinerja

185,58 281,13 307,03 183,28 155,87 153,77 236,53 298,76 300,25 153,22 83 84 97 164 98 1 8

5 Program Pembangunan

Jalan dan Jembatan 15.110,02 8.306,32 17.260,09 21.650,23 28.032,33 14.508,37 7.954,55 16.617,84 20.155,21 24.771,05 96 96 96 93 88 29 27

6

Program Pembangunan Saluran Drainase Gorong-Gorong Jembatan 3,781,80 2.149,90 7.277,04 7.277,04 11.161,81 3.660,19 2.114,37 5.889,10 5.052,85 9.281,47 97 98 77 69 83 62 51 7 Program pembangunan Turap/Talud/Bronjong - - 1.407,31 4.163,10 4.934,6 - - 1.160,30 2.773,63 4.457,44 0 0 82 67 90 105 71 8 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

(40)

9

Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan

116,63 120,22 112,52 399,93 342,43 60,98 96,94 95,47 297,09 290,53 52 81 85 74 85 59 67

10

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 505,12 3.007,17 1.403,43 1.538,55 4.024,84 465,32 2.841,88 983,98 1.476,66 938,65 92 95 70 96 23 153 115 11 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan - 30,00 - - 27,05 - 26,85 - - 21,16 0 90 0 0 78 0 0 12 Program Pembangunan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Limbah

3.401,99 3.693,67 5.928,89 6.220,39 9.152,74 3.214,45 3.297,53 5.125,87 5.440,98 5.361,74 94 89 86 87 59 30 16

13

Program Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

- - - - 104,64 - - - - 96,55 0 0 0 0 92 0 0

14 Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan 4.664,79 10.990,40 7.279,65 28.477,35 41.739,82 4.579,79 10.430,39 54.790,54 27.422,96 39.619,03 98 95 96 96 95 110 137

15

Program Pembangunan dan Rehabilitasi Gedung Pemerintahan 2.101,70 7.420,12 10.151,48 15.131,72 14.147,67 2.057,06 6.755,40 9.277,43 10.925,74 12,227,52 98 91 91 0 0 83 74 16 Program Pengembangan Perumahan 4.258,30 2.572,36 16.926,63 8.123,08 7.883,73 4.045,74 2.238,71 13.508,84 7.291,59 6.856,2 95 87 80 90 87 116 102 17 Program Perbaikan - 284,00 271,43 - - - 201,35 203,60 - - 0 71 75 0 0 -4 1.1

(41)

Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial

18 Program Pengelolaan Areal

Pemakaman 874,40 312,99 2.869,43 3.223,01 3.711,29 854,30 310,41 2.201,44 2.663,86 3.260,84 98 99 77 83 88 195 147.2

19 Program perencanaan tata

ruang 89,60 - - 93,12 1.093,11 82,91 - - 93,12 917,91 93 0 0 100 84 487 393

20 Program Pemanfaatan ruang 75,00 - - 88,5 - 71,65 - - - - 96 0 0 0 0 0 0

21 Program pengendalian pemanfaatan ruang 1.395,14 906,75 1.096,52 967,67 406,44 999,27 825,39 994,11 1.034,69 246,61 72 91 91 107 61 -21 17 22 Program Perencanaan Pembangunan Daerah - - - - 76,27 - - - - 74,60 0 0 0 0 98 0 0 23 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah 3.086,21 2.641,29 2.819,58 3.863,1 - 2.459,19 2.284,72 2.496,34 3.273,20 - 80 87 89 85 0 10 8 24 Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

- - 99,97 - 169,69 - - 92,26 - 123,91 0 0 92 0 73 0 0

25 Program Pengelolaan Ruang

Terbuka Hijau 1.720,75 1.743,36 1.892,75 1.439,55 - 1.593,41 1.681,62 1.795,19 2.775,07 - 93 96 95 0 0 -5 22

26 Program Pengembangan

Sistem Informasi pertanahan 49,600 - - - - 48,45 - - - - 98 0 0 0 0 0 0

27 Program Penanggulangan

(42)

28 Program Pengembangan

Destinasi Pariwisata 175,00 74.403,87 - - - 172,75 69.335,27 - - - 99 93 0 0 0 21158 40036,2

29

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Ekonomi

1.287,20 - 11.595,00 36.665,18 47.939,94 1.227,59 - 9.895,00 27.105,41 45.208,73 95 0 85 74 94 62 120

30 Program peningkatan sarana

dan prasarana olahraga - 8.506,00 - 150,00 1.980 - 8.098,71 - 147,23 1.697,60 0 95 0 98 86 330 1053

31

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan KDH

- - 23,16 30,00 27,05 - - 22,29 23,20 21,16 0 0 96 77 78 62 -2

32

Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

- - - - 84,58 - - - - 80,75 0 0 0 0 95 0 0

33

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa

- - 16,79 35,00 82,35 - - 16,79 34,79 81,70 0 0 100 99 99 115 121

34

Program peningkatan

Kualitas layanan publik - 20,00 - - 111,24 - 19,90 - - 86,61 0 99 0 0 78 0 0

(43)

memberikan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan perumahan (termasuk di dalamnya adalah pelayanan perjanjian), sesuai dengan kebijakan teknis yang telah dirumuskan.

Pelayanan umum di bidang pekerjaan umum meliputi pembangunan dan rehabilitasi jalan, jembatan, drainase/gorong-gorong, sarana dan prasarana kebinamargaan, sarana dan prasarana gedung pemerintahan, sarana dan prasarana pemerintahan, sarana dan prasarana olahraga, infrastruktur pedesaan, jaringan air bersih, dan prasarana dasar permukiman (termasuk rusunawa/rusunami), penataan kawasan kumuh, penyusunan rencana tata ruang berikut pengendalian pemanfaatannya, pelayanan jasa konstruksi, dan pemakaman.

Umumnya pelayanan ini bersifat sebagai pendukung kegiatan masyarakat dan bertujuan untuk menjaga agar sarana prasarana yang menjadi kewenangan dinas dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk menjalankan pelayanan tersebut, terdapat 5 bidang atau unit kerja, yaitu (1) Sekretariat yang bertugas mengelola layanan administrasi perkantoran, (2) Bina Marga dengan fokus layanan berkaitan dengan jalan dan jembatan, (3) Cipta Karya dengan fokus layanan berkaitan dengan infrastruktur pedesaan, jaringan air bersih, drainase/gorong-gorong, serta sarana dan prasarana gedung meliputi gedung pemerintah, pasar, dan gedung olahraga, (4) Penataan Ruang dan Bangunan dengan fokus layanan berkaitan dengan penyusunan rencana tata ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, serta pembinaan jasa konstruksi, dan (5) Perumahan dengan fokus layanan berkaitan dengan penyediaan rumah layak huni dan lingkungan hunian yang sehat. Selain 5 bidang kerja terdapat 3 UPT atau Unit Pelaksana Teknis, yaitu (1) UPT Alkal dengan fokus layanan pada peralatan dan perbekalan, serta sarana dan prasarana kebinamargaan, (2) UPT Rumah susun dengan fokus layanan pada penyediaan dan pengelolaan rusunawa maupun rusunami, dan (3) UPT Pemakaman dengan fokus layanan pada penyediaan dan pengelolaan TPU atau tempat pemakaman umum.

(44)

analisis internal dengan melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan. Di sisi lain, kegiatan pembangunan merupakan kegiatan yang bersifat multi dimensi dan lintas sektoral, sehingga analisis internal perlu dilengkapi dengan analisis eksternal, yaitu identifikasi tantangan dan peluang.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, terdapat beberapa tantangan dan peluang pengembangan dalam upaya peningkatan kinerja layanan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman. Tantangan yang utama adalah adanya

trend pembangunan yang tidak ramah lingkungan, yang diindikasikan dengan adanya

alih fungsi lahan (tantangan bagi bidang Tata Ruang), kemacetan (tantangan bagi bidang Bina Marga), genangan pada beberapa area di Kabupaten Sleman (tantangan bagi bidang Cipta Karya), dan permukiman padat serta kumuh (tantangan bagi bidang Perumahan). Selama 5 tahun ke depan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman harus dapat mengintegrasikan penanganan trend tersebut ke dalam program dan kegiatan bidang kePUan dan Perumahan.

Selain trend pembangunan yang tidak ramah lingkungan, terdapat tantangan lan dari segi ketidakjelasan atau tumpang tindih kewenangan tugas pokok dan fungsi antar instansi, sehingga terdapat permasalahan riil di lapangan yang tidak ditangani oleh instansi manapun dan sebaliknya, terdapat overlap kewenangan di beberapa instansi. Sebagai contoh, jalan desa masih menjadi perbincangan apakah kewenangannya berada sepenuhnya di desa atau ada supervisi dari DPUP. Di sisi lain, pengendalian pemanfaatan ruang merupakan overlap kewenangan antara DPUP, Bappeda, Badan Pengendalian Pertanahan Daerah, dan Dinas Perizinan. Dalam konteks ini, diperlukan kejelasan kewenangan dan perbaikan tata organisasi pada level Kabupaten. Di samping kewenangan dan tupoksi, tantangan eksternal lain berupa upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam program dan kegiatan pembangunan. Program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman umumnya berkaitan dengan kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat, seperti aksesibilitas jalan, perumahan, drainase, maupun alokasi tata ruang, sehingga keterlibatan masyarakat diharapkan dapat makin meningkatkan rasa kepemilikan terhadap program dan kegiatan tersebut.

(45)

memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi sebagai bagian dari e-government dan smart regency. Terlebih, didukung dengan keberadaan berbagai institusi pendidikan dan penelitian di Kabupaten Sleman sehingga peluang pemanfaatan inovasi terknologi untuk mendukung layanan bidang kePUan dan Perumahan menjadi semakin besar. Di sisi lain, Kabupaten Sleman masih merupakan daerah yang menarik sebagai tempat investasi, terutama investasi swasta di bidang properti. Hal ini memberi peluang pada pelaksanaan pengerjaan program dan kegiatan bidang kePUan dan Perumahan dengan menggunakan skema KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha) sehingga alokasi dana pembangunan dari pemerintah dapat lebih fleksibel.

(46)

merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, jika tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. Identifikasi isu strategis akan meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, mempermudah operasionalisasi program dan kegiatan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan etika birokratis.

Berdasarkan hasil telaah kebijakan, dokumen terkait (RPJP Kabupaten, RPJM Kabupaten, dan RTRW Kabupaten Sleman), evaluasi terhadap kinerja Rencana Strategis pada periode sebelumnya, serta hasil dari rangkaian FGD (Focus Group Discussion) baik internal Dinas PU dan Perumahan Kabupaten Sleman maupun dengan SKPD terkait, maka terdapat beberapa permasalahan dan isu strategis yang perlu diperhatikan dalam perumusan program dan kegiatan. Perumusan isu strategis tidak terbatas pada keluaran (output) dari program dan kegiatan Dinas PU dan Perumahan Kabupaten Sleman. Identifikasi isu strategis berangkat dari analisis dampak (outcome) dari program dan kegiatan sehingga konteks pembahasan menjadi lebih luas dan integrasi atau kerjasama dengan Dinas maupun instansi pemerintahan yang lain menjadi lebih terpetakan. Hal ini diperlukan, mengingat pentingnya integrasi dan kerjasama antara SKPD dalam konsep pembangunan wilayah menuju smart regency, sesuai dengan visi Kabupaten Sleman 2016-2021.

3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi

Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi dilakukan dengan pemetaanpermasalahan di setiap bidang kerja yang ada di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman. Berikut identifikasi permasalahan di setiap bidang kerja:

a. Bidang Bina Marga

Identifikasi isu strategis di bidang Bina Marga berangkat dari pemahaman menyeluruh mengenai sistem transportasi regional maupun sistem transportasi perkotaan, yaitu meliputi jalan, terminal, hingga struktur ruang.

(47)

konsep smart regency adalah “integrasi” sehingga pembahasan isu strategis bidang Bina Marga tidak bisa dibatasi pada tupoksi Bina Marga, tetapi juga mencakup isu-isu lain yang terkait dengan sistem transportasi. Dengan demikian, pada penyusunan renstra DPUP, isu yang berada di luar kewenangan bidang Bina Marga akan direkomendasikan pada instansi terkait.

Konsep sustainable transport (transportasi yang berkelanjutan) didefinisikan sebagai sistem transportasi yang tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kesehatan masyarakat atau ekosistem dan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas yang ada secara konsisten dengan memperhatikan (a) penggunaan sumber daya terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat regenerasinya dan (b) penggunaan sumber daya tidak terbarukan pada tingkat yang lebih rendah dari tingkat pengembangan sumber daya alternatif yang terbarukan (OECD, 1994). World Bank (1999) mendefinisikan sustainable transportation sebagai suatu sistem transportasi yang dapat berfungsi sebagai penggerak ekonomi wilayah perkotaan dan perkembangan sosial. Sementara Brundtland Commission dalam CAI-Asia (2005), mendefinisikan sustainable

transportation sebagai kumpulan kegiatan transportasi dengan infrastruktur yang tidak

meninggalkan masalah atau biaya-biaya untuk generasi mendatang. Dari tiga pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dengan sustainable

transportation diharapkan penggunaan moda dan infrastruktur transportasi dapat

menggerakkan perekonomian wilayah namun tidak meninggalkan masalah di masa mendatang. Berikut merupakan komponen yang perlu menjadi fokus perhatian dalam implementasi konsep Sustainable Transportation:

1. Aksesibilitas diupayakan dengan perencanaan jaringan transportasi dan keragaman alat angkutan dengan tingkat integrasi yang tinggi antara satu sama lain.

2. Kesetaraan diupayakan melalui penyelenggaraan transportasi yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, menjunjung tinggi persaingan bisnis yang sehat, dan pembagian penggunaan ruang dan pemanfaatan infrastruktur secara adil serta transparan dalam setiap pengambilan kebijakan.

3. Pengurangan dampak negatif diupayakan melalui penggunaan energi ramah lingkungan, alat angkut yang paling sedikit menimbulkan polusi dan perencanaan yang memprioritaskan keselamatan.

(48)

rencana sistem transportasi regional maupun sistem transportasi perkotaan dengan memperhatikan rencana struktur ruang pada RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031. Pada RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031, disebutkan rencana pembangunan terminal pada beberapa titik seperti pada gambar berikut:

Peta Rencana Pembangunan Terminal Sumber: RTRW Kab. Sleman 2011-2031

Peta Rencana Simpul TOD Sumber: Analisis

Terminal-terminal eksisting dan terminal rencana dapat dioptimalkan menjadi park

and ride untuk kemudian terintegrasi dengan transportasi publik pada skala regional

(contoh TransJogja) dan menjadi simpul-simpul TOD. Hal ini akan mendorong terwujudnya konsep transit oriented development (TOD) dan juga sebagai bagian dari

smart regency. TOD merupakan peruntukan lahan campuran berupa perumahan atau

perdagangan yang direncanakan untuk memaksimalkan akses angkutan umum.Dengan demikian perjalanan akan didominasi dengan angkutan umum yang terkoneksi langsung dengan lokasi-lokasi tujuan perjalanan. Tempat perhentian angkutan umum mempunyai kepadatan yang relatif tinggi dan biasanya dilengkapi dengan fasilitas parkir.

Penyelesaian dari konteks makro ini memang tidak termasuk dalam tupoksi bidang Bina Marga, akan tetapi, pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan perlu diarahkan untuk mendukung konteks makro tersebut. Diperlukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait penyelesaian skala makro tersebut.

(49)

pusat-pusat kegiatan, sehingga titik kemacetan menjadi penghambat dalam pencapaian standar tersebut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, kawasan yang memiliki bangkitan ataupun tarikan pergerakan cukup tinggi (seperti kawasan Condongcatur) membutuhkan peningkatan kapasitas jalan. Pembukaan jalan pada beberapa koridor juga diperlukan, mengingat potensi mobilitas yang cukup tinggi, seperti sepanjang selokan Mataram (terutama ke arah barat). Selain peningkatan kapasitas serta pemeliharaan jalan, ruas-ruas jalan tersebut (lihat: Peta Rencana Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Kabupaten Sleman) memerlukan pengaturan kegiatan dan street

furniture di rumija-ruwasja yang diatur dengan payung hukum paling tidak pada level

Peraturan Bupati (perbup).

Peta Rencana Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Kabupaten Sleman

(50)

polemik tersendiri. Pengalihan kewenangan jalan desa ke pemerintah desa dikhawatirkan dapat memicu ketidakmerataan kualitas dan kondisi jalan di samping kekhawatiran mengenai kapasitas pemerintah desa dalam mengelola jalan desa. Pembagian kewenangan terkait dengan pemeliharaan jalan desa perlu diperjelas setidaknya melalui peraturan Bupati (perbup).

Peta Rencana Pemeliharaan Jalan Desa di Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis, 2015

b. Bidang Cipta Karya

Identifikasi isu strategis di bidang Cipta Karya berangkat dari pemahaman mengenai konsep penciptaan lingkungan yang sehat dan aman (health and safety

environment) serta sustainable development goals (SDGs). Kedua konsep tersebut

merupakan faktor penting untuk mewujudkan Kabupaten Sleman sebagai smart

regency. Dalam konteks tersebut, tupoksi bidang Cipta Karya yang terfokus pada

pembangunan dan pengelolaan prasarana dasar permukiman, bangunan gedung dan drainase kawasan memegang peranan penting dalam pencapaian konsep health and

safety environment serta SDGs. Konsep health and safety environment merupakan

(51)

2. Tersedianya berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial (transportasi publik, taman kota, fasilitas ibadah/kesehatan/ibadah).

3. Tersedianya ruang dan tempat publik untuk bersosialisasi dan berinteraksi. 4. Keamanan, bebas dari rasa takut.

5. Mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya. 6. Sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan fisik.

Konsep health and safety environment secara eksplisit tersirat dalam SDGs (menggantikan program MDGs atau Millennium Development Goals). SDGs dibahas secara formal pada United Nations Conference on Sustainable Development yang dilangsungkan di Rio De Janiero, Brazil pada bulan Juni 2012. Proposal SDGs yang telah diusulkan mengandung 17 tujuan dengan 169 target yang melingkupi hal-hal terkait isu pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Isu-isu ini berupa penghapusan kemiskinan dan kelaparan, peningkatan kesehatan dan pendidikan, pemberdayaan kota yang berkelanjutan, perang melawan perubahan iklim, dan perlindungan laut dan kemaritiman. Secara lebih spesifik, tujuan (goal) yang berkaitan langsung dengan pemenuhan air bersih, sanitasi, serta infrastruktur untuk mendukung

health and safety environment adalah sebagai berikut:

1. Goal No. 3 : Good Health and Well Being

Dalam tujuan ini dijabarkan salah satu cara untuk menciptakan kesehatan masyarakat yakni dengan memperbaiki dan menyediakan fasilitas air bersih dan sanitasi yang baik dan terjangkau secara finansial oleh masyarakat.

2. Goal No. 6 : Clean Water and Sanitation

Merupakan tujuan yang fokus pada penyediaan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat, guna mengatasi masalah kekeringan, dan kekurangan pangan karena minimnya infrastruktur di bidang air bersih dan sanitasi

3. Goal No. 9 : Industry, Inovation, and Infrastructure

Merupakan tujuan yang memiliki bahasan tentang urgensi pembangunan infrastruktur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan perekonomian dan kualitas kesehatan tempat tinggal.

(52)

adanya perubahan SOTK di tahun 2015), pembangunan dan pemeliharaan prasarana dasar permukiman, bangunan gedung, dan drainase kawasan perlu diarahkan pada perwujudan konsep health and safety environment dan SDGs serta berkontribusi terhadap pencapaian program 100-0-100 tersebut.

Jaringan air bersih dan sanitasi dulunya merupakan bagian kewenangan dari bidang Cipta Karya sebelum terjadinya reorganisasi baik pada level Kementrian maupun pada level daerah. Saat ini, kewenangan terhadap air bersih di Kabupaten Sleman berada pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan serta PDAM sementara air baku berada di bawah kewenangan Dinas SDAEM. Hingga tahun 2014, cakupan air bersih perpipaan di Kabupaten Sleman hanya mencapai 38,37%, masih di bawah target kinerja DPUP yaitu 46,44%. Rendahnya angka cakupan tersebut disebabkan pemenuhan akses air bersih yang sebagian besar melalui sumur pribadi sehingga sulit untuk dipantau. Pada pemenuhan air bersih non perpipaan, kualitas air bersih perlu diperhatikan. Akses dan kualitas air bersih diprioritaskan pada kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi dan permukiman padat (terutama pada rumah tangga yang tidak mampu). Di sisi lain, jaringan sanitasi di Kabupaten Sleman berada di bawah kewenangan BLH (Badan Lingkungan Hidup), termasuk untuk pengadaan ruang terbuka hijau (RTH). Perpindahan kewenangan tersebut merupakan satu isu tersendiri yang memerlukan penanganan khusus pada level kelembagaan, terutama terkait dengan kejelasan kewenangan dan bentuk kerjasama antar institusi.

Di sisi lain, pengelolaan drainase yang menjadi tupoksi bidang Cipta Karya perlu menginduk pada konsep health and safety environment. Berdasarkan observasi lapangan, saluran drainase kerap tercampur dengan buangan limbah rumah tangga sehingga pada musim kemarau menjadi bau dan pada musim penghujan dengan intensitas hujan yang cukup tinggi, kapasitas saluran drainase menjadi tidak mencukupi. Diperlukan monitoring untuk mencegah masuknya limbah rumah tangga ke dalam saluran drainase.

(53)

Walau demikian, genangan masih terjadi pada intensitas yang lebih kecil. Lokasi dan intensitas terjadinya genangan tersebut masih belum dapat dipetakan secara akurat karena analisis potensi genangan/banjir belum pernah dilakukan, termasuk masterplan jaringan drainase yang belum disusun. Berdasarkan observasi lapangan, genangan terjadi pada mayoritas jalan kampung, jalan-jalan yang memiliki divider baru, sekitar kawasan Denggung, sekitar kawasan MM UGM. Selain itu, walau tidak terjadi genangan yang cukup signifikan, Jalan Kabupaten ditengarai memiliki limpasan yang cukup besar.

Peta Potensi Genangan Kabupaten Sleman

Sumber: Analisis, 2015

c. Bidang Tata Ruang

Identifikasi isu-isu strategis di bidang tata ruang berangkat dari pemahaman mengenai konsep efffective spatial planning yang merupakan bagian penting dari perwujudan Kabupaten Sleman sebagai smart regency. Konsepeffective spatial

planning memfokuskan pada sistem manajemen pembangunan yang baik dengan

(54)

sumber daya daerah supaya menghasilkan output dan outcome yang paling optimal. Dalam konteks tersebut, rencana tata ruang yang merupakan kewenangan dari bidang Tata Ruang berfungsi sebagai instrumen pengawasan dan pengendalian tata ruang. Penetapan dokumen rencana tata ruang menjadi Perda merupakan payung hukum pengawasan terhadap:

1. Implementasi dari setiap kebijakan spasial/bidang yang dihasilkan dari dokumen tata ruang.

2. Penerapan berbagai kesepakatan anggaran tiap dinas yang terkait dengan upaya realisasi rencana tata ruang.

Di samping fungsi pengawasan, penetapan Perda rencana tata ruang juga merupakan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang. Bentuk pengendalian pemanfaatan ruang yang dimaksud meliputi peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi dalam rangka perwujudan RTRW kota. Pengendalian pemanfaatan ruang berfungsi:

1. Sebagai alat pengendali pengembangan kota;

2. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;

3. Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang yang telah sesuai dengan rencana tata ruang;

4. Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; 5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan

6. Melindungi kepentingan umum.

Fungsi pengawasan dan pengendalian tersebut memerlukan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan instansi terkait, seperti Dinas Perizinan untuk proses pengajuan pemanfaatan ruang. Akan tetapi, saat inibelum seluruh kecamatan di Kabupaten Sleman memiliki RDTR (rencana detil tata ruang) maupun PZ (peraturan zonasi). Ketiadaan RDTR dan PZ dapat menghambat pelaksanaan pengendalian tata ruang karena dokumen acuan untuk pengendalian secara detil masih belum ada.

(55)

cepat, simpul kegiatan padat (contoh kawasan UII, Maguwo, Jl. Jambon, Sinduadi, Seyuran, UGM), dan kawasan wisata. Rencana tata ruang untuk kawasan tersebut perlu disusun hingga pada level RTBL (rencana tata bangunan dan lingkungan). Selain penyusunan RTBL, penyusunan masterplan RTH juga diperlukan, mengingat perkembangan area terbangun di kawasan aglomerasi perkotaan Yogyakarta yang semakin bertambah tiap tahunnya.

Peta Simpul-Simpul PKN dan Kegiatan Padat di Kabupaten Sleman

Sumber: RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031

d. Bidang Perumahan

Identifikasi isu-isu strategis di bidang Perumahan berangkat dari pemahaman mengenai konsep housing for all dan pentingnya integrasi pembangunan di bidang perumahan terhadap tata ruang. Konsep housing for all berfokus pada penyediaan rumah layak huni yang terjangkau (affordable housing), yang telah dilengkapi dengan prasarana & sarana dasar (PSD) pendukung yang lengkap.

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Alir Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten  Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
Tabel 3.2. Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran RPJMD Kabupaten Sleman 2016-2021
Tabel 3.3. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian   Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Tabel 3.5. Komparasi terhadap Sasaran Renstra Kementrian PUPERA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peta batimetri hasil digitasi Peta Laut Dishidros tahun 2003memperlihatkan kondisi kontur kedalaman yang relatif sejajar dengan garis pantai dan menunjukan jarak

1 kasus Tapal batas antara warga dengan pemerintah krn mau buka jalan baru selesai damai... KAPOLRES

Dengan Selain aspek kemandirian keuangan daerah demikian, dapat dikatakan bahwa secara tidak (dari segi pendapatan daerah), aspek lain yang langsung terdapat peran

Hasil spektrum proton NMR untuk senyawa β-sitosterol dari isolat kulit batang tumbuhan kedoya yang dilakukan oleh Tukiran, dkk hampir sama dengan spektrum dari

Metode penelitian ini yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara eksperimentalmeliputi pengumpulan sampel, identifikasi sampel, pengolahan sampel, pembuatan

- Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu, mendiskusikan pertanyaan dan mencari informasi tentang komponen penyusun tata surya

For the level terms detrended fixed effect regression the difference between the two main regressors of 0.56 means that 1 rupiah increase in block grant per capita increases

ArrayList&lt;Integer&gt; kunci1 = new ArrayList&lt;Integer&gt;(); ArrayList&lt;Integer&gt; nilai_R = new ArrayList&lt;Integer&gt;(); ArrayList&lt;Integer&gt; nilai_G =