• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Push Back

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Push Back"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PUSH BACK PENAMBANGAN BATUBARA DI PT PAMAPERSADA NUSANTARA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

DANANG KURNIAWAN

NIM 112080193

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

(2)

PERENCANAAN PUSH BACK PENAMBANGAN BATUBARA DI PT PAMAPERSADA NUSANTARA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan Skripsi Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh

DANANG KURNIAWAN NIM 112080193

Mengetahui :

Ketua Jurusan,

(Ir. Anton Sudiyanto, MT)

Dosen Wali,

(3)

I. JUDUL SKRIPSI

“PERENCANAAN PUSH BACK PENAMBANGAN BATUBARA PT.

PAMAPERSADA NUSANTARA”

II. LATAR BELAKANG

Sektor usaha pertambangan khususnya dalam skala besar adalah salah satu sektor usaha yang juga membutuhkan modal yang besar. Kebutuhan modal yang besar itu menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan yang akan dilakukannya dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengembalian modal secepat mungkin. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya, diperlukan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan banyak faktor penting sebelum penambangan itu dilaksanakan.

Tahap akhir dari suatu desain perencanaan tambang, dalam hal ini tahap perencanaan produksi, yaitu suatu tahap untuk menentukan urutan penambangan setelah melalui proses perencanaan sebelumnya yang melibatkan beberapa hal antara lain distribusi kadar, geometri, pit limit, dan lain - lain.

Penambangan Batubara oleh PT. Pamapersada Nusantara dilakukan dengan sistem tambang terbuka menggunakan metode penambangan open pit. Open pit adalah penambangan yang dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar menuju ke arah bawah ke tempat endapan bahan galian tersebut berada. Bentuk endapan dan penyebarannya, distribusi kuwalitas batubara (nilai kalor, kadar abu dan lain-lain), adalah sebagian faktor yang akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam merencanakan suatu urutan penambangan yang tepat sehingga mampu menghasilkan kekayaan mineral secara aman dengan tingkat keuntungan optimal.

III. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat membuat suatu perencanaan push

back pada suatu lokasi tambang, dalam hal ini tambang batubara, setelah

mempertimbangkan banyak faktor terkait sehingga memberikan perencanaan produksi yang tepat untuk memperoleh hasil penambangan secara aman dan menguntungkan.

(4)

IV. RUMUSAN MASALAH

Kegiatan penambangan sering dilakukan tanpa melalui suatu perencanaan yang baik. Dalam kenyataannya, kegiatan penambangan yang dilakukan secara aman oleh suatu perusahaan dapat memberikan keuntungan, namun hal itu bisa saja belum menguntungkan perusahaan secara optimal. Hal ini disebabkan karena perencanaan produksi yang kurang tepat dan mantap, khususnya dalam hal ini mengenai perencanaan penentuan push back sebelum penambangan dilaksanakan.

Oleh karena itu, berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan kajian dengan melakukan pengamatan terhadap beberapa hal yang mempengaruhi proses penentuan

push back diantaranya bentuk endapan, penyebaran dan distribusi kuwalitas batubara, stripping ratio, pertimbangan geometri lereng, pit limit, dll.

Data–data yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut digunakan sebagai dasar untuk perencanaan produksi yaitu menentukan push back yang tepat dengan memperhatikan faktor keamanan dan ekonomis bagi perusahaan.

V. MANFAAT PENELITIAN a. Bagi mahasiswa

1. Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di perkuliahan dengan praktek di lapangan.

2. Dapat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan yang akan memperluas bagi pengembangan inovasi atau penemuan baru.

b. Bagi perusahaan

Membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah perancangan tambang untuk mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh.

VI. DASAR TEORI 6.1 Desain Push Back

Push back adalah bentuk–bentuk penambangan (mineable geometries) yang

menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang, dari titik awal masuk hingga ke bentuk akhir pit. Nama–nama lain adalah phases, slices, stages. Tujuan utama dari pentahapan adalah untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit ke dalam unit–unit perencanaan yang lebih kecil sehinggga lebih mudah ditangani.

(5)

Dengan demikian, problem perancangan tambang tiga dimensi yang amat kompleks ini dapat disederhanakan. Selain itu, elemen waktu dapat mulai

diperhitungkan dalam rancangan ini karena urutan penambangan tiap–tiap push back merupakan pertimbangan penting.

Unit perencanaan ini, di tahap awal berusaha untuk mengaitkan hubungan antara geometri penambangan dengan geometri distribusi batubara. Dengan mempelajari tingkat distribusi batubara dan topografi, dalam banyak kasus, maka kita akan sampai pada suatu strategi pengembangan pit secara logis dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Tahapan–tahapan penambangan yang dirancang secara baik akan memberikan akses ke semua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup untuk operasi peralatan yang efisien.

Gambar 1

(6)

Gambar 2

Skematik Perencanaan Push Back Pada Suatu Penampang ( Crawford, 1989a )

Gambar 3

(7)

Gambar – gambar di bawah ini menggambarkan kemajuan penambangan pada tiga tahun pertama pada suatu tambang terbuka (a) tahun I, (b) tahun II dan (c) Tahun III ( Couzens, 1979 )

(a)

(c)

(8)

Gambar 4

(9)

Gambar 5

Bentuk Akhir Suatu Pit Model Blok Pada Jenjang 3835

Gambar 6 Area Yang Dihitung

(10)

6.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Push Back 6.2.1 Kondisi Endapan

Bentuk endapan akan mempengaruhi proses penentuan push back.

Perencanaan untuk penanganan endapan batubara yang datar atau relative datar akan berbeda dengan yang berbentuk singkapan termasuk dalam hal ini mempengaruhi penentuan geometri lerengnya.

Gambar 7

Deposit hipotetik untuk studi push back (Mathieson,1982 )

Gambar 8

(11)

6.2.2 Ultimate Pit Slope

Termasuk dalam faktor pertimbangan teknis yaitu kemiringan / batas luar tambang yang tetap stabil dan menguntungkan. Dengan demikian, akan berhubungan dengan geometri lereng yang direncanakan. Hal ini berarti menentukan besar

cadangan batubara yang akan ditambang (tonase dan kualitas batubara) yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari endapan batubara tersebut.

Ultimate pit slope ini juga berpengaruh pada eksplorasi lanjut, tahap evaluasi

dan tahap persiapan yang didasarkan pada :

a. BESR ( Break Even Stripping Ratio ) yang diperkenankan b. Sifat fisik dan mekanik batuan

c. Struktur geologi ( sesar, kekar, bidang perlapisan, bidang geser ) d. Air tanah, unsur kimia batuan dan waktu yang dibutuhkan 6.2.3 Nisbah Pengupasan (Stripping Ratio)

Untuk batubara nisbah pengupasan adalah perbandingan antara volume tanah penutup yang harus harus dipindahkan terhadap satu ton batubara yang ditambang. Hasil suatu perancangan pit akan menentukan jumlah tonase batubara dan volume tanah penutup yang dikandung pit itu. Perbandingan antara tanah penutup dan batubara tersebut akan memberikan nisbah pengupasan rata–rata suatu open pit. Menurut Jennings dan Black, ada 2 (dua) nisbah pengupasan yang harus dibedakan :

a. Overall Stripping Ratio ( R )

R menyatakan volume tanah penutup yang harus dipindahkan untuk menyingkapkan satu volume unit batubara.

R= VpitVbatubara Vbatubara b. Break Even Stripping Ratio ( BESR )

Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan, apakah tambang terbuka atau tambang dalam, maka digunakan konsep

Break Even Stripping Ratio ( BESR ). Tinggi rendahnya BESR sangat dipengaruhi

oleh :

- Kwalitas batubara yang akan ditambang - Harga batubara di pasaran

(12)

1) BESR (1) ( Overall Stripping Ratio )

Yaitu perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka.

BESR = ( A B) C =D Dimana :

A = biaya penambangan secara bawah tanah / ton batubara B = biaya penambangan secara tambang terbuka / ton batubara C = ongkos pengupasan tanah penutup

Ini berarti hanya bagian endapan yang mempunyai BESR lebih kecil dari D yang dapat ditambang secara tambang terbuka dengan menguntungkan. Jadi D adalah BESR (1) tertinggi yang masih dibolehkan untuk operasi tambang terbuka dengan kondisi tersebut di atas. Setelah ditentukan bahwa akan digunakan sistem tambang terbuka, maka dalam rangka pengembangan rencana penambangan digunakan BESR (2) dengan rumus sebagai berikut : 2) BESR (2) ( Economic Stripping Ratio )

Artinya besarnya keuntungan yang diperoleh bila endapan batubara itu ditambang secara tambang terbuka.

BESR (2) =

( E F ) G Dimana :

E = pendapatan / ton batubara F = ongkos produksi / ton batubara G = ongkos pengupasan tanah penutup 3) BESR (3)

Biasanya keuntungan maksimum dimasukkan dalam pertimbangan BESR, sebagai berikut :

BESR (3) = E – ( F + H ) / G Dimana:

(13)

VII. DATA - DATA

a. Data–data yang berhubungan dengan daerah penelitian, yang meliputi antara lain 

  

Data geologi, stratigrafi, topografi Data singkapan

Data penyebaran sumur bor Data curah hujan

b. Data – data yang dibutuhkan untuk pengolahan data, meliputi : 

  

Data banyaknya sampel Data hasil pemboran

Data singkapan dan lapisan penutup Data geometri lereng

c. Data Pendukung

Data – data yang dapat mendukung data – data lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah. Data

pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi, brosur – brosur dari perusahaan, data dari instansi terkait dan dari literatur – literatur.

VIII. ANALISIS

Analisis yang dilakukan terhadap data – data yang diambil tersebut di atas diantaranya :

Analisis geologi, topografi, litologi

Analisis data hasil pemboran ( misal : kualitas endapan dan penyebarannya )

IX. METODOLOGI PENELITIAN 1. Studi Literatur

Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data – data di lapangan, adapun bahan–bahan diperoleh dari Instansi terkait dengan penelitian ini serta perpustakaan kampus dan daerah yang dapat berupa :

(14)

b. Brosur – brosur

c. Peta dasar, peta geologi, topografi dan litologi 2. Penelitian Langsung di Lapangan

Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : a. Observasi lapangan

Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas serta kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data – data yang diperoleh. b. Penentuan Titik Pengamatan

Yaitu dengan menentukan batas – batas penyebaran lubang bor yang diamati sesuai dengan data – data yang diperoleh.

c. Cek kembali perumusan masalah

Yaitu dengan menyesuaikan data–data yang diperoleh agar apa yang telah didapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan. 3. Pengambilan Data

Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari :

a. Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan maupun tulisan.

b. Instansi yang terkait

c. Perpustakaan, baik perpustakaan kampus UPN “ Veteran “ maupun perpustakaan daerah.

4. Akuisisi Data

Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data, diantaranya : a. Pengumpulan dan pengelompokan data

b. Menghitung jumlah data dengan metode statistik 5. Pengolahan Data

Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada penyelesaian dalam suatu proses tertentu.

6. Analisis Hasil Pengolahan Data

Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara. Kemudian kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.

(15)

Bulan April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Studi literature Observasi Lapangan Pengambilan Data Pengolahan Data Penyusunan Draft 7. Kesimpulan

Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua masalah yang dibahas.

X. JADWAL KEGIATAN

XI. RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL Bab I Pendahuluan 1.1 1.2 1.3 1.4

Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian

Permasalahan Yang Ada Hasil Yang Diharapkan II Tinjauan Umum

2.1 2.2 2.3 2.4

Lokasi Dan Kesampaian Daerah Topografi Dan Geologi

Iklim

Penambangan Batubara III Dasar Teori

3.1 3.2

Definisi Push Back

(16)

3.2.1 3.2.3 3.2.4 3.2.5

Bentuk Endapan Batubara

Ultimate Pit Slope Stripping Ratio

Cadangan IV Analisis Push Back

4.1 4.2 4.3 4.4 Distribusi Kualitas Cadangan Stripping Ratio Penambangan V Pembahasan 5.1 5.2

Penentuan Ultimate Pit Limit Penentuan Urutan Penambangan VI Kesimpulan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hustrulid W and Kuchta M, (1995 ), Open Pit Mine Planning & Design

Volume 1, A.A. Balkema/Rotterdam/Brookfield.

2. Sulistyana W, ( 2002 ), Kursus Singkat Dua Hari Permodelan

Sumberdaya / Cadangan di Bidang Geologi Pertambangan, Bandung.

3. Adisoma G, ( 1998 ), Perencanaan Berdasarkan Waktu, Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung.

4. Adisoma G, ( 1998 ), Pengantar Perencanaan Tambang, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi 5. Arif I, ( 1996 ), Tambang Terbuka, Teknik Pertambangan Institut

Teknologi Bandung.

6. Arif I, ( 1998 ), Dasar – Dasar Perencanaan Tambang, Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung.

Gambar

Gambar 6  Area Yang Dihitung

Referensi

Dokumen terkait

Sebab lain yang menyebabkan perlakuan panjang entris ini tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang entris adalah cepatnya pembentukan kalus dan graf union

Selanjutnya Ornstein, (1990) dalam (Mulyasa, 2007) merekomen- dasikan bahwa untuk membuat RPP yang efektif harus berdasarkan pengetahuan terhadap: tujuan umum sekolah,

Adanya makanan alternatif sebagai penambahan makanan untuk predator dapat membantu pelestarian predator pada sistem eko-epidemiologi dengan penyakit pada prey , karena

Satuan ini terdiri dari batuan piroklastik berukuran ash sampai lapili dengan fragmen-fragmen batuan andesit- basaltik yang merupakan bagian dari tubuh vulkanik

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik dapat didefenisikan sebagai material yang terdiri dari agregat

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu

1. Kesan:- Memberikan Tambahan ilmu yang lebih banyak serta mampu menyupai wawasan untuk mata kuliah teori Mineralogi dan

disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan....