• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interpersonal Skills. M.Si. Linda Yani Pusfiyaningsih, S.Psi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Interpersonal Skills. M.Si. Linda Yani Pusfiyaningsih, S.Psi,"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Interpersonal Skill :

 Kemampuan, kesanggupan, kepandaian

atau kemahiran seseorang dalam mengerjakan sesuatu

 Memiliki konsep diri dan berkepribadian

yang kuat

 Meningkatkan potensi diri menjadi pribadi

yang mempunyai kompetensi dibidangnya

 Percaya diri dan mengasah kemampuan

berkomunikasi

(3)

 Meningkatkan human relations dalam kehidupan

bermasyarakat dan organisasi

 Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan

dapat bekerjasama dalam team

 Merupakan salah satu soft skill yang banyak diminta

oleh perusahaan untuk berbagai jabatan dan posisi

 Interpersonal Skill bukan merupakan bagian dari

karakter kepribadian yang bersifat bawaan, melainkan merupakan ketrampilan yang bisa dipelajari

(4)

Interpersonal Skills

Key interpersonal skills

A B Listening Goal setting Providing feedback Empowering people Coaching Interviewing Persuading Politicking

Running meetings Resolving conflicts

negotiating Building teams

(5)

I. Listening

(mendengarkan)

 Penelitian oleh Crocker, 1978 menemukan

fakta bahwa dari 300 organisasi yang diteliti, sebagian besar menempatkan

“listening” diurutan teratas, sebagai syarat manajer yang berhasil

Hearing Vs. Listening

Hearing – mendengar suara

Listening – menangkap makna dari suara

(6)

Active Vs. Passive Listening

 Mendengarkan secara pasif, menempatkan

diri kita seperti mesin perekam (recorder). Semua kata dimasukan ke dalam memori

(yang penting dan yang tidak), sehingga kita tidak dapat membedakannya. Kita ingat apa yang dikatakannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya.

 Mendengarkan secara aktif menuntut kita

agar mampu menempatkan diri sebagai

pihak yang menyampaikan pesan (empati). Kita harus berkonsentrasi dan mau

memahami sepenuhnya isi yang dikemukakan pembicara.

(7)

Empat tuntutan

“active listening”

intensitas Kemauan menerima empati Active Listening

(8)

Active listeners

speaker Words Eye movement Facial expressions Body

posture Handgestures Emotions

ears

eyes

mind

(9)

Pendengar yang efektif

1. Make eye contact

2. Exhibit affirmative head nods and

appropriate facial expression

3. Avoid distraction actions or gestures 4. Ask questions

5. Paraphrase

6. Avoid interrupting the speaker 7. Don’t over-talk

(10)

1. Kontak mata

Bagaimana perasaan anda ketika melihat

orang yang anda ajak bicara tidak

memandang anda, melainkan memandang

ke tempat lain?. Seperti juga kebanyakan

orang lain, anda akan mentafsirkan bahwa

orang tersebut mungkin tidak tertarik akan

apa yang anda bicarakan. Anda

mendengarkan dengan telinga anda,

namun orang lain menilai apakah anda

mendengarkan atau tidak, dengan melihat

mata anda.

(11)

2. Anggukan kepala dan

ekspresikan wajah penuh perhatian

 Pendengar yang efektif menaruh minat

atas apa yang sedang diucapkan orang lain dengan memberikan tanda “nonverbal”.

 Menganggukan kepala, mengerutkan

wajah, tertawa ketika pembicara mencoba melontarkan humor, menggeser posisi

duduk ke arah pembicara, dan lain sebagainya.

(12)

3. Cegah tindakan atau gerakan

yang berkesan negatif

 Ketika anda sedang mendengarkan

pembicaraan orang lain, jangan terlampau sering melihat atau melirik ke arah jam,

memainkan pinsil, membuka-buka halaman buku, atau mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan isi pembicaraan. Tindakan-tindakan tersebut mengesankan bahwa anda bosan, atau tidak tertarik pada apa yang

(13)

4. Ajukan pertanyaan

 Pendengar yang kritis menganalisis apa yang didengarkannya, dan lalu mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Perilaku ini memberikan keyakinan kepada pembicara bahwa anda memang benar-benar

(14)

5. Uraikan apa yang didengar

dengan kata-kata sendiri

Misalnya : “Anda mengatakan

…..(kata-kata pembicara) “ “Apakah itu artinya

adalah …….. (kata-kata anda sendiri) ?”

Ada dua alasan perilaku ini ditampilkan.

Pertama: sebagai tanda bahwa anda

memperhatikan baik-baik isi pembicaraan.

Kedua : sebagai tanda bahwa anda ingin

jangan sampai salah mentafsirkan

kata-kata pembicara.

(15)

6. Hindarkan menginterupsi atau

memotong pembicaraan

 Beri kesempatan kepada pembicara untuk menyelesaikan isi pembicaraannya. Setelah itu baru anda boleh mengajukan pertanyaan atau memberikan komentar.

 Biasakan untuk bersabar mendengarkan pembicaraan orang lain.

(16)

7. Jangan terlalu banyak bicara

 Memang, sebagian besar kita lebih suka mengemukakan gagasan kita ketimbang harus mendengarkan gagasan orang lain. Namun ketika kita sedang dalam posisi

sebagai pendengar yang baik, tahanlah untuk tidak banyak bicara.

(17)

II. Providing feedback

(memberikan

umpan balik)

 Umpan balik ??

 Setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan agar orang

tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda atau orang lain

(18)

Feedback

positif dan negatif

 Umpan-balik positif lebih bisa diterima

daripada yang negatif. Hal ini bisa dipahami karena sebagian besar manusia lebih

menyukai “good news” ketimbang “bad news”.

 Agar umpan balik negatif bisa diterima,

maka utarakan seobyektif mungkin disertai oleh informasi atau data lain yang

(19)

Beberapa tips pemberian umpan balik

1. Fokuskan pada perilaku yang spesifik.

Hindarkan kalimat seperti ini : “ Perilakumu sangat jelek” atau “Saya sangat terkesan

pada pekerjaan anda”.

 Lebih baik jika kita katakan : “Kemarin Anda terlambat sepuluh menit” atau “Laporan

keuangan yang Anda susun mudah dimengerti”

(20)

2. Jaga agar tetap bersifat “impersonal”.

 Upayakan, walau anda dalam situasi marah sekali pun, jangan mengkritik kepribadian

seseorang. Mis: “Dasar pemalas, pembohong” atau kata-kata yang

menunjukan sifat seseorang.

 Lebih baik kritik tindakannya Mis. : “Dalam satu minggu ini Anda sudah dua hari tidak

(21)

3. Segera

 Umpan-balik akan sangat bermakna bagi pihak penerima, jika dilakukan segera setelah perilaku tertentu ditampilkan.  Misalkan memberikan tepuk tangan atas

tampilan pembicara, atau teguran sopan atas pelanggaran yang dilakukan

seseorang

4. Dimengerti

 Pihak yang diberi umpan balik harus mengerti isi dari umpan balik yang

(22)

III.

Persuading

- Membujuk

 Definisi : Komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang

dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak

seseorang tadi.

(23)

Strategi Membujuk

 Ada tiga strategi yang umumnya

dilakukan dalam membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu.

1. Kredibilitas

(anda bisa dipercaya) 2. Nalar

(isinya masuk akal)

3. Sentuhan emosional

(24)

Taktik pembujukan

1. Memberikan kemudahan secara aktif

(active facilitative) . Kita harus melakukan persiapan matang guna meyakinkan pihak yang akan kita bujuk. Misalnya dengan

mempersiapkan data atau informasi yang diperlukan.

2. Memberikan kemudahan pasif (passive

facilitative) . Kadang, justru tidak

melakukan tindakan apa pun, upaya

membujuk seseorang akan lebih berhasil. Tenang, sabar menunggu, memberikan kesempatan berpikir.

(25)

Ketrampilan membujuk

1. Bangun kredibilitas

 Kembangkan pengetahuan anda di bidang pekerjaan yang memerlukan bantuan orang

lain.

 Jaga hubungan dekat dan akrab

 Sajikan informasi yang dapat diandalkan.  Kembangkan rasa saling percaya

 Lakukan presentasi yang dinamis  Minta bantuan pihak ketiga

(26)

2. Gunakan pendekatan positif dan bijaksana

 Kita harus berasumsi bahwa pihak yang akan kita bujuk adalah orang yang pintar

dan dewasa. Jangan meremehkannya. Hormat, sopan, dan bijak.

3. Jelaskan dengan baik maksud kita

 Kita harus mengerti sekali sekali apa yang kita inginkan. Persiapkan dan pelajari secara cermat apa yang menjadi tujuan

(27)

4. Sajikan bukti yang kuat guna

mendukung permintaan kita.

Kita harus mampu menjelaskan mengapa

permintaan kita penting, dengan cara

memberikan bukti yang mendukung

5. Sesuaikan alasan permintaan kita

dengan karakteristik orang yang

kita bujuk.

Jika orang yang kita bujuk termasuk

orang yang cerdas dan rasional, alasan

yang harus dikemukakan juga harus bisa

(28)

6. Perhatikan kepentingan pihak yang sedang kita bujuk.

 Kita harus memperrtimbangkan

keuntungan apa yang bisa diperoleh pihak yang kitabujuk, jika dia bersedia memenuhi

permintaan kita.

7. Sentuh aspek emosionalnya

 Kadang alasan rasional dan obyektif belum cukup, maka sentuh hal-hal yang bisa

membangkitkan luapan emosi pihak yang kita bujuk

(29)

IV. Resolving Conflicts

3 pemikiran tentang konflik.

1. Pandangan Tradisional : semua bentuk konflik harus dihindarkan.

2. Pandangan “Human Relations” : konflik adalah sesuatu yang natural yang

senantiasa ada dalam semua kelompok dan organisasi, tidak bisa dihindari –

bahkan positif – diterima.

3. Pandangan Interaksionis : konflik tidak

(30)

Jenis konflik

1. Functional Conflict : Conflict that supports

the goals of the group and improves its performance. – viable, self-critical,

innovative.

2. Dysfunctional Conflict : Conflict that hinders

group performance – disruptive, chaotic, uncooperative

(31)

Conflict and Unit Performance

Situation Level of Conflict Type of Conflict Unit’s Internal Characteristics Unit Performance Outcome A Low or none Dysfunctional Apathetic Stagnant Non-responsive to change

Lack of new ideas

Low B Optimal Functional Viable Self-critical innovative High

(32)

Level of conflict and Unit Performance

Level of conflict Low High High Unit Performance A B C Optimal

(33)

Gaya menghadapi konflik

1. Kronfontatif / agresif / I win, you lose

2. Asertif / persuasif / kolaborasi I win, you win

3. Koperatif / konsiliasi. I lose , you lose

4. Menghindar / akomodasi I lose, you win

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk-bentuk bangunan di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya Hindu dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan yang megah

mendayagunakan zakat secara produktif sebagai pemberian modal usaha yang tujuannya adalah supaya zakat tersebut dapat berkembang. Zakat didayagunakan dalam rangka

Jadi, média Pangajaran Basa jeung Sastra Sunda, nyaéta média nu digunakeun dina Pangajaran Basa jeung Sastra Sunda, anu ngawéngku alat bantu guru dina ngajar

di sini merupakan sosok orang tua sebagai pengganti orang tua asli atau kandung anak-anak yang terlantar, jika pengurus panti asuhan memiliki pola asuh yang baik dan

Pisau sadap manual berfungsi untuk mengiris jaringan kulit (pembuluh lateks) pada batang tanaman karet dari arah kiri atas ke kanan bawah dengan sudut kemiringan

q   Error pada Metode Euler dapat dihitung dengan memanfaatkan Deret Taylor. q

Bahasa pemrograman saat ini berkembang sangat pesat.Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya bahasa pemrograman hadir seiring perkembangan tekhnologi informasi.Bahasa pemrograman

Menentukan kondisi operasi yang optimal (daya microwave , lama waktu ekstraksi, dan rasio antara bahan baku yang akan diekstrak dengan pelarut yang digunakan) dari