• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Nomor hal. 1 dari 16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Putusan Nomor hal. 1 dari 16"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 1 dari 16

P U T U S A N

Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh

ِمﯾِﺣ ﱠرﻟا ِنﻣ ْﺣ ﱠرﻟا ِﷲ ِم ْﺳ

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN AGAMA MASOHI

Memeriksa dan mengadili dalam persidangan Majelis Hakim pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan cerai gugat atas perkara yang diajukan oleh:

Penggugat, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS (Guru SD), tempat tinggal Kecamatan Elpaputihh dalam hal ini berdomisili di Kecamatan Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah;

melawan

Tergugar, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, tempat tinggal di Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan.

Pengadilan Agama tersebut.

Telah mempelajari berkas perkara.

Telah mendengar keterangan Penggugat. Telah memeriksa bukti surat dan saksi-saksi.

Telah memperhatikan segala sesuatunya dalam persidangan. TENTANG DUDUK PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tanggal 29 Agustus 2014 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Masohi dengan register perkara nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa setelah akad nikah, Penggugat dan Tergugat hidup bersama sebagai suami istri bertempat tinggal di Kecamatan Namrole selama 9 hari, setelah itu Penggugat dan Tergugat pisah tempat tinggal karena Penggugat datang ke Kecamatan Elpaputih untuk menjalankan tugas sebagai seorang PNS (guru), sedangkan Tergugat tetap tinggal di Namrole yang juga melaksanakan tugas sebagai seorang PNS;

(2)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 2 dari 16

2. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri (ba’da dukhul), namun belum dikaruniai keterununan;

3. Bahwa kebahagiaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat berlangsung cukup singkat, dan selama hidup dengan Tergugat, Penggugat merasa tertekan, karena perlakuan Tergugat terhadap Penggugat rasanya kurang layak, terutama dalam hal pemberian nafkah hidup sehari-hari kepada Penggugat;

4. Bahwa setelah menjalani kehidupan bersama selama 9 hari, kemudian Penggugat meminta izin agar kembali menjalankan tugas di

Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Maluku Tengah dengan

pertimbangan bahwa orang tua Penggugat (ibu) sudah cukup tua dan juga keempat anak Penggugat dari hasil pernikahan pertama yang masih kecil dan masih sangat membutuhkan pengasuhan dan bimbingan Penggugat sebagai orang tua;

5. Bahwa pada bulan Pebruari 2011, Tergugat pernah datang menemui Penggugat, namun hanya selama 3 hari, setelah tu Tergugat pergi dan hingga kini tidak kembali lagi menemui Penggugat. Bahwa sebelum berpisah tersebut, Penggugat dan Tergugat sempat bertengkar dan Tergugat memukul Penggugat hingga memar pada bagian punggung, paha dan kaki gara-gara Tergugat menginginkan Penggugat mengikuti Tergugat ke Buru selatan, namun Penggugat tidak mau dengan pertimbangan berat meninggalkan anak-anak dan orang tua Penggugat yang sedang sakit;

6. Bahwa sikap dan perbuatan Tergugat sebagaimana tersebut di atas, membuat Penggugat menderita lahir dan batin, sehingga Penggugat memilih lebih baik mengakhiri saja ikatan rumah tangga ini dengan perceraian.

Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Masohi cq Majelis Hakim memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:

(3)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 3 dari 16

Primer

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu bain shughraa dari Tergugat terhadap Penggugat;

3. Membebankan biaya perkara menurut peraturan hukum yang berlaku. Subsider:

· Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono).

Bahwa pada hari sidang yang ditetapkan, Penggugat datang menghadap secara pribadi di persidangan, sedangkan Tergugat tidak datang dan tidak mewakilkan orang lain untuk datang menghadap

persidangan, meskipun berdasarkan relaas panggilan Nomor

0089/Pdt.G/2014/PA.Msh Tergugat telah dipanggil menghadap

persidangan.

Bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Penggugat, namun tidak berhasil.

Bahwa Tergugat tidak hadir di persidangan, sehingga mediasi sebagaimana ketentuan PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Mediasi di lingkungan Peradilan tidak dilaksanakan.

Bahwa Penggugat selaku Pegawai Negeri Sipili (PNS) untuk melakukan perceraian telah memeperoleh izin dari atasannya, namun Tergugat selaku Pegawai Negeri Sipili (PNS) telah tidak hadir di persidangan sehingga tidak dapat didengar keterangan ada/tidaknya izin melakukan perceraian, juga kepadanya tidak dapat diperintahkan untuk memberitahukan adanya cerai gugat kepada atasannya.

Bahwa setelah perdamaian tidak berhasil, kemudian dibacakan gugatan Penggugat dalam sidang tertutup untuk umum yang maksud dan isinya oleh Penggugat tetap dipertahankan.

Bahwa Tergugat tidak hadir di persidangan serta tidak pula ia secara tertulis mengirimkan jawabanya.

Bahwa untuk memperkuat dalil-dalil gugatan, Penggugat telah mengajukan bukti tertulis berupa:

(4)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 4 dari 16

· Foto kopi Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan Nomor: 90/09/IV/2010, seri BX tanggal 30 April 2010. Foto kopi tersebut bermeterai cukup dan sesuai dengan aslinya (bukti P).

Bahwa selain bukti tertulis, Penggugat juga mengajukan saksi-saksi sebagai berikut:

1. Saksi I, umur 35 tahun, agama Islam, bertempat tinggal di Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Maluku Tengah. Saksi mengaku sebagai saudara sepupu dua kali dengan Penggugat dan tidak memiliki hubungan nasab dengan Tergugat. Di bawah sumpahnya, saksi telah memberikan keterangan sebagai berikut:

· Bahwa Saksi kenal Tergugat adalah suami Penggugat;

· bahwa Penggugat dan Tergugat menikah di Ujung Pandang, namun Saksi tidak hadir pada acara pernikahan Penggugat dan Tergugat;

· Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di Namlea selama kurang lebih 1 bulan, kemudian Penggugat kembali tinggal di Elpaputih bersama ibu dan anak-anaknya, sedangkan Tergugat tetap tinggal di Namlea;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat sampai saat ini belum dikaruniai anak;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat sekarang sudah tidak tinggal bersama serumah, Penggugat dan Tergugat sudah berpisah tempat tinggal;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat tidak tinggal bersama serumah sejak tahun 2010 sampai sekarang;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah tidak tinggal bersama serumah disebabkan keduanya berselisih dan bertengkar;

· Bahwa Saksi pernah mendengar Penggugat dan Tergugat bertengkar mulut saat Tergugat datang dari Namlea dan tinggal bersama Penggugat di Elpaputih, dan selebihnya Saksi hanya

(5)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 5 dari 16

mendengar dari penuturan Penggugat, dan Saksi pernah melihat tanda memar pada tubuh Penggugat, yang menurut Penggugat itu adalah bekas pukulan Tergugat;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar soal tempat tinggal, Penggugat tidak mau mengikuti Tergugat tinggal di Namlea;

· Bahwa menurut Penggugat, ia tidak mau turut Tergugat tinggal di Namlea disebabkan Penggugat merawat ibunya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan, juga merawat 4 orang anaknya dari pernikahan Penggugat dengan suami terdahulu;

· Bahwa Penggugat sebelum menikah dengan Tergugat, Penggugat pernah menikah dengan laki-laki lain dan telah mempunyai anak dari pernikahan dengan suami terdahulunya;

· Bahwa sejak Penggugat dan Tergugat bertengkar pada saat Tergugat datang tinggal bersama dengan Penggugat di Elpaputih, Saksi melihat Penggugat dan Tergugat tidak berkomunikasi, juga melihat Tergugat tidak mengirim uang pada Penggugat;

· Bahwa pihak keluarga pernah menasihati Penggugat, namun tidak berhasil.

2. Saksi II, umur 25 tahun, agama Islam, bertempat tinggal di Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Maluku Tengah. Saksi mengaku sebagai adik kandung Penggugat. Di bawah sumpahnya, Saksi telah memberikan keterangan sebagai berikut:

· Bahwa Saksi kenal Tergugat adalah suami Penggugat; · Bahwa Penggugat dan Tergugat menikah pada tahun 2009;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat menikah di Ujung Pandang, namun Saksi tidak hadir pada acara pernikahan Penggugat dan Tergugat;

· Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di Namlea selama kurang lebih 4 bulan, kemudian Penggugat

(6)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 6 dari 16

kembali tinggal di Elpaputih bersama ibu dan anak-anaknya, sedangkan Tergugat tetap tinggal di Namlea;

· Bahwa Tergugat pernah datang tinggal bersama Penggugat di Elpaputih selama seminggu, kemudian Tergugat kembali ke Namlea sampai sekarang;

· Bahwa Saksi melihat Penggugat dan Tergugat selama tinggal di Elpaputih tidak ada keharmonisan, Penggugat dan Tergugat sering berselisih dan bertengkar. Saksi mendengar Penggugat dan Tergugat bertengkar dalam kamar, kemudian Tergugat sering melampiaskan kemarahannya itu dengan memarahi anak-anak Penggugat dari pernikahan Penggugat dengan suami terdahulu; · Bahwa Saksi tidak melihat langsung Tergugat memukul

Penggugat, namun Saksi melihat pada bagian dada Penggugat bengkak-bengkak bekas pukulan;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar soal tempat tinggal, Penggugat tidak mau mengikuti Tergugat tinggal di Namlea;

· Bahwa Penggugat tidak mau mengikuti Tergugat tinggal di Namlea dikarenakan Penggugat merawat ibunya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan, juga merawat 4 orang anaknya dari pernikahan Penggugat dengan suami terdahulu;

· Bahwa Penggugat sebelum menikah dengan Tergugat, Penggugat pernah menikah dengan laki-laki lain dan telah mempunyai anak dari pernikahan dengan suami terdahulunya;

· Bahwa sejak Penggugat dan Tergugat bertengkar, Tergugat tidak pernah datang tinggal bersama Penggugat;

· Bahwa sejak Penggugat dan Tergugat bertengkar pada saat Tergugat datang tinggal bersama Penggugat di Elpaputih, Saksi melihat Penggugat dan Tergugat tidak berkomunikasi;

· Bahwa pihak keluarga pernah menasihati Penggugat, namun tidak berhasil.

(7)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 7 dari 16

Bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Penggugat tidak menyangkal.

Bahwa Penggugat menyampaikan kesimpulan secara lisan, yang pada pokoknya tetap pada gugatan dan bukti-bukti serta mohon putusan.

Bahwa untuk lengkap dan singkat uraian putusan ini, selanjutnya menunjuk Berita Acara Sidang (BAS) perkara a quo sebagai bagian dari putusan ini.

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana diuraikan di atas.

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah terikat oleh pernikahan yang tercatat pada Kantor Urusan Agama (KUA), maka perkara ini menjadi kewenangan mutlak (absolut) Pengadilan Agama,

vide Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan

Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo Penjelasan Pasal 49 huruf a angka 9 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006.

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah terikat oleh pernikahan yang tercatat pada Kantor Urusan Agama (KUA), maka Penggugat memiliki legal persona standi in yudictio mengajukan cerai gugat terhadap Tergugat, vide Pasal 73 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang ditentukan, Penggugat datang menghadap secara pribadi di persidangan.

Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil menurut tata cara yang diatur dalam ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, maka panggilan tersebut oleh Majelis Hakim dinyatakan resmi dan patut,

(8)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 8 dari 16

dan ketidakdatangan Tergugat dinyatakan tidak disebabkan suatu alasan yang sah.

Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 31 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Penggugat untuk rukun membina rumah tangga dengan Tergugat, namun tidak berhasil.

Menimbang, bahwa Tergugat tidak datang dan tidak mengirimkan wakilnya datang menghadap di persidangan, sehingga proses mediasi sebagaimana yang diatur dalam PERMA Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan tidak dilaksanakan, vide Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Peradilan Agama Buku II.

Menimbang, bahwa Penggugat selaku Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk melakukan perceraian telah melampirkan izin melakkan perceraian dari atasan, vide Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983.

Menimbang, bahwa Tergugat tidak datang menghadap

persidangan, sehingga kepadanya selaku Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak dapat didengar keterangan dan/atau tidak dapat diperintahkan untuk memberitahukan adanya cerai gugat kepada atasanya sebagaimana maksud ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990.

Menimbang, bahwa setelah upaya damai tidak berhasil, kemudian dilakukan pemeriksaan pokok perkara yang diawali dengan dibacakan gugatan Penggugat, vide Pasal 155 Rbg.

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat dibacakan dalam sidang tertutup untuk umum. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 80 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009.

Menimbang, bahwa Penggugat tetap mempertahankan maksud dan isi dalil-dalil gugatannya.

(9)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 9 dari 16

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil gugatan Penggugat, dapat diuraikan alasan-alasan perceraian yang diajukan Penggugat pada pokoknya sebagai berikut:

· Bahwa kebahagiaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat berlangsung cukup singkat, dan selama hidup dengan Tergugat, Penggugat merasa tertekan karena perlakuan Tergugat terhadap Penggugat rasanya kurang layak terutama dalam hal pemberian nafkah hidup sehari-hari kepada Penggugat;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat bertengkar oleh sebab Penggugat tidak mau turut Tergugat tinggal di Buru Selatan, karena pertimbangan merawat ibu Penggugat yang sudah tua dan sering sakit-sakitan, juga keempat orang anak Penggugat.

Menimbang, bahwa bersandar pada alasan-alasan perceraian tersebut, Majelis Hakim berpendapat alasan perceraian yang diajukan Penggugat dalam gugatannya ialah perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 Huruf f Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Menimbang, bahwa meskipun Tergugat tidak hadir dan tidak membantah gugatan Penggugat, Penggugat tetap wajib pembuktian, vide Pasal 283 R.Bg. Hal ini untuk memenuhi azas hukum yang terkandung dalam ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yakni gugatan perceraian dengan alasan perselisihan dan pertengkaran dapat diterima apabila telah jelas sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran serta telah didengar pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami istri, dan dimaksudkan untuk menghindari persekongkolan suami istri melakukan perceraian, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 208 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatan, Penggugat telah mengajukan bukti P dan menghadapkan 2 (dua) orang saksi.

(10)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 10 dari 16

Menimbang, bahwa bukti P berupa foto kopi Kutipan Akta Nikah yang telah sesuai dengan aslinya, maka Majelis Hakim menilai bukti tersebut sah dan dapat diterima, vide Pasal 301 R.Bg. Fotokopi tersebut bermeterai cukup sebagaimana maksud Pasal 10 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai, maka telah dapat dipertimbangkan, vide Pasal 11 ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai.

Menimbang, bahwa bukti P merupakan akta yang dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang untuk itu sebagaimana maksud ketentuan Pasal 285 R.Bg., serta tidak dibantah oleh Tergugat, maka akta tersebut dinyatakan sebagai akta otentik yang memiliki nilai pembuktian sempurna dan mengikat dan mendukung dalil gugatan poin (1) tentang adanya pernikahan Penggugat dengan Tergugat dan terhadap pernikahan tersebut telah dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama.

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P tersebut, maka dalil gugatan Penggugat poin (1) oleh Majelis Hakim dinyatakan terbukti.

Menimbang, bahwa para Saksi Penggugat telah dewasa dan masing-masing adalah sepupu dan adik kandung Penggugat, yaitu orang-orang yang dekat dengan Penggugat dan Tergugat sebagaimana maksud ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, sehingga layak didengar keterangannya karena relatif lebih mengetahui peristiwa dan sifat persengketaan Penggugat dan Tergugat secara in

konkreto.

Menimbang, bahwa para Saksi Penggugat secara terpisah memberikan keterangannya di bawah sumpah sebagaimana maksud

ketentuan Pasal 171 dan Pasal 175 RBg, sehingga dapat

dipertimbangkan keterangannya.

Menimbang, bahwa adapun keterangan para Saksi Penggugat yang didasari atas pengetahuannya dan dipandang bersesuaian serta mendukung dalil-dalil gugatan Penggugat adalah sebagai berikut:

(11)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 11 dari 16

· Bahwa Penggugat dan Tergugat sekarang sudah tidak tinggal bersama serumah;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat bertengkar mulut saat Tergugat datang dari Namlea dan tinggal bersama Penggugat di Elpaputih; · Bahwa Penggugat dan Tergugat bertengkar dan berselisih soal tempat

tinggal, Penggugat tidak mau mengikuti Tergugat tinggal di Namlea; · Bahwa Penggugat tidak mau turut Tergugat tinggal di Namlea

disebabkan Penggugat merawat ibunya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan, juga merawat 4 orang anaknya dari pernikahan Penggugat dengan suami terdahulu.

Menimbang, bahwa keterangan para Saksi yang saling bersesuaian tersebut telah berdasarkan ketentuan Pasal 308 (ayat 1 dan 2) R.Bg, dan Pasal 309 R.Bg, oleh karenanya dinyatakan telah memenuhi batas minimal pembuktian.

Menimbang, bahwa keterangan para Saksi yang saling bersesuaian tersebut mendukung dalil gugatan Penggugat poin (5) sehingga dalil gugatan Penggugat poin tersebut dinyatakan terbukti.

Menimbang, bahwa keterangan para Saksi yang tidak bersesuaian satu sama lain dan tidak mendukung dalil gugatan serta dalil-dalil gugatan

yang tidak didukung oleh bukti, tidak dipertimbangkan dan

dikesampingkan.

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P dan keterangan para Saksi yang dihubungkan dengan dalil-dalil gugatan Penggugat, telah diperoleh fakta-fakta hukum dalam persidangan sebagai berikut:

· Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan dan telah hidup sebagai suami istri;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat sekarang sudah tidak tinggal serumah;

· Bahwa Penggugat dan Tergugat bertengkar mulut saat Tergugat datang dari Namlea tinggal bersama Penggugat di Elpaputih;

(12)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 12 dari 16

· Bahwa Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar soal tempat tinggal, Penggugat tidak mau mengikuti Tergugat tinggal di Namlea; · Bahwa Penggugat tidak mau turut Tergugat tinggal di Namlea

disebabkan Penggugat merawat ibunya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan, juga merawat 4 orang anaknya dari pernikahan Penggugat dengan suami terdahulu.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut, Majelis Hakim mempertimbangkan pendapatnya dalam pertimbangan-pertimbangan berikut;

Menimbang, bahwa pernikahan Penggugat dengan Tergugat dicatatkan pada Kantor Uruan Agama, maka Penggugat dan Tergugat memiliki hubungan hukum sebagai suami istri karena pernikahan, vide Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar soal tempat tinggal, kemudian keduanya pisah tempat tinggal sampai sekarang, oleh Majelis Hakim dinyatakan antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi peselisihan dan pertengkaran secara terus menerus, kemudian Penggugat mengajukan cerai gugat dengan alasan tersebut adalah telah berdasarkan hukum, vide Pasal 19 Huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

Menimbang, bahwa untuk mewujudkan tujuan perkawinan yang diisyaratkan dalam Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, sebagaimana yang disyariatkan dalam Al Qur’an surat Ar Rum ayat (21) dan untuk membentuk keluarga sebagaimana maksud Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, maka hubungan suami istri harus terjalin secara rukun dan harmonis yang berlandaskan prinsip saling cinta mencintai, sayang menyayangi, hormat menghormati, saling setia serta saling memberi bantuan lahir dan batin yang satu kepada lainnya, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 33 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

(13)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 13 dari 16

Menimbang, bahwa telah terbukti perelisihan dan pertengkaran Penggugat dengan Tergugat serta penyebabnya, merupakan isyarat telah sirna kasih sayang dan cinta di antara keduanya. Penggugat dengan Tergugat telah tidak dapat menegakkan prinsip-prinsip hidup berumah tangga sebagaimana diatur dalam Pasal 33 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah secara optimal berupaya mendamaikan penggugat untuk rukun dan mempertahankan ikatan perkawinannya dengan Tergugat telah tidak berhasil, merupakan realita keadaan rumah tangga yang sedemikian tersebut telah pecah, Penggugat dan Tergugat sudah tidak dapat mewujudkan kehidupan rumah tangga secara rukun dan harmonis, dan tujuan perkawinan sebagaimana disyariatkan tidak akan terwujud, sehingga perceraian merupakan alternatif terbaik yang harus ditempuh Penggugat dan Tergugat. Mempertahankan perkawinan yang sudah pecah hanya akan menjadi mudharat bagi keduanya.

Menimbang, bahwa pertimbangan tersebut sejalan dengan pendapat pakar Hukum lslam dalam Kitab Madza Hurriyyatuz Zaujaini fii

ath thalaq yang diambil alih menjadi pendapat Majelis Hakim dalam

memutus perkara ini yang artinya: "lslam memilih lembaga

talak/perceraian ketika rumah tangga sudah terbukti guncang/tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi nasihat perdamaian dan hubungan suami istri sudah hilang (tanpa ruh), sebab dengan meneruskan perkawinan berarti menghukum suami istri dalam penjara yang berkepanjangan, hal tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yang bertentangan dengan semangat keadilan dan syariah Islam.

Menimbang, bahwa cerai gugat yang diajukan Penggugat telah cukup alasan dan telah terbukti serta telah pula memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, maka tuntutan Penggugat dinyatakan berdasarkan hukum dan

(14)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 14 dari 16

telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, oleh karenanya tuntutan Penggugat sebagaimana petitum angka dua patut dikabulkan.

Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan, tidak datang dengan tanpa alasan yang sah dan tidak mengirimkan wakilnya untuk datang menghadap di persidangan, serta tidak pula Tergugat mengajukan sanggahan kewenangan mengadili dan ternyata gugatan Penggugat mempunyai dasar hukum, maka menurut ketentuan Pasal 149 ayat (1) R.Bg, gugatan Penggugat dikabulkan secara verstek.

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 119 ayat (2) huruf (c) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, maka talak yang dijatuhkan pengadilan adalah talak ba’in shughraa.

Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 84 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang nomor 50 Tahun 2009, maka meskipun tidak dituntut oleh Penggugat dalam petitum gugatan, namun Majelis Hakim memandang perlu menambah amar putusan yang isinya memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Masohi untuk mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal tersebut.

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka menurut ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, semua biaya yang timbul dalam proses perkara ini dibebankan kepada Penggugat.

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985, KUHPerdata, R.Bg., dan

(15)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 15 dari 16

peraturan perundang-undangan serta hukum syar’i yang berlaku dan berkaitan dengan putusan ini.

MENGADILI

1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan, tidak hadir;

2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;

3. Menjatuhkan talak satu ba’in shughraa Tergugat terhadap Penggugat ;

4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Masohi untuk mengirimkan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Elpaputih yang mewilayahi tempat tinggal Penggugat dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan yang wilayahnya meliputi tempat tinggal Tergugat dan tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 5. Membebankan Penggugat untuk membayar biaya perkara ini

sejumlah Rp 2.766.000,00 (dua juta tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah).

Demikian putusan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Masohi pada hari Kamis tanggal 09 Oktober 2014 M, bertepatan dengan tanggal 15 Zulhijah 1435 Hijriyah oleh kami Zaenal Ridwan Puarada, S.HI sebagai Ketua Majelis, BURHANUDIN MANILET, S.Ag., dan Harisan Upuolat, M.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut diatas dan didampingi oleh Drs. Aziz Nurlete sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.

(16)

Putusan Nomor 0089/Pdt.G/2014/PA.Msh @ hal. 16 dari 16

Ketua Majelis

t d

Zaenal Ridwan Puarada, S.HI.

Hakim Anggota I,

T t d

BURHANUDIN MANILET, S.Ag.

Hakim Anggota II,

T t d

BURHANUDIN MANILET, S.Ag.

Panitera Pengganti T t d Drs. Aziz Nurlete Rincian Biaya : 1. 2. 3. 4. 5. Biaya pendaftaran Biaya Proses Biaya panggilan Biaya redaksi Biaya meterai J u m l a h Rp30.000,00 Rp50.000,00 Rp2.675.000,00 Rp5.000,00 Rp6.000,00 Rp2.766.000,00

Referensi

Dokumen terkait

(2) Dalam hal tindak pidana lalu lintas dilakukan Perusahaan Angkutan Umum, selain pidana yang dijatuhkan terhadap pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Kami tidak melakukan review atas laporan keuangan Anak perusahaan yang dikonsolidasi, PT Citra Pembina Pengangkutan Industries dan Anak perusahaan, dengan kepemilikan 98%, yang

Pada kesempatan P5 2015 ini, diharapkan para mahasiswa baru dapat menanamkan nilai-nilai serta kepahaman peran dan fungsi mahasiswa sehingga timbul pribadi-pribadi

Kepada istri saya yang telah menyiapkan secangkir kopi untuk lembur menulis naskah, untuk Nawaksara Parama Arta yang menjadi motivasi utama agar terus berkarya,

Keterangan : Monticellita adalah mineral yang agak sulit dikenal karena tidak mempunyai sifat yang jelas, mempunyai forster dan olivine tetapi mempunyai bias rangkap

Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung trombosit pada sediaan apusan darah tepi yang telah diwarnai.. Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan, murah

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam laporan Hibah Iptek bagi Masyarakat

Ketentuan perincian daftar kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan kewenangan lain