• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL TERMOKIMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL TERMOKIMIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KALOR HASIL REAKSI ANTARA AIR PANAS DENGAN AIR DINGIN, ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT DAN

ASAM LEMAH DENGAN BASA KUAT

Muhammad Basir Nasution1, Murni Arifah2, Rayhana Nur Tsabitah3

Program Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang merupakan bagian dari termodinamika yang mempelajari perubahan-perubahan panas yang mengikuti reaksi-reaksi kimia.Reaksi dalam termokimia ter bagi menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan ke sistem.

Jika kita melakukan reaksi kimia, ada dua kemungkinan, menghasilkan panas atau sebaliknya, membutuhkan panas. Hal ini bergantung pada system dan lingkungannya. Ada system tertutup dan ada system terbuka. Sistem dan lingkungan ini saling berinteraksi satu sama lainnya.

Kata Kunci : Eksoterm, endoterm, system, lingkungan, panas, dan kalor. ABSTRACT

Thermochemical is a branch of chemistry that is part of the thermodynamic study of heat changes that follow kimia.Reaksi reactions in thermochemical ter to be an exothermic reaction and the reaction is exothermic reaction endoterm.Reaksi that releases heat from the

(2)

environment to the system while the reaction is endothermic reaction that absorbs heat from the environment to the system.

If we perform a chemical reaction, there are two possibilities, generate heat or vice versa, requires heat. It depends on the system and its environment. There is a closed system and there is an open system. System and the environment interact with each other.

Keyword: exothermic, endothermic, system, environment, heat, and heat.

I. INTRODUCTION

Termodinamika, termasuk

termokimia, merupakan salah satu segi penting, yang menghubungkan energi kalor dengan bentuk energi lain yang dikenal sebagai kerja. Bagaiman alam semesta yang dipilih untuk penelitian termodinamika disebut sistem dan bagian dari alam semesta yang berinteraksi dengan sistem disebut keadaan sekeliling atau lingkungan. Perpindahan energi dapat berupa kalor (q) atau dalam beberapa bentuk lainnya yang secara keseluruhan disebut dengan kerja (w). Perpindahan energi yang berupa kalor atau kerja akan memengaruhi jumlah keseluruhan energi di dalam sistem, yang disebut energi dalam (E). ( Petrucci, 1985: 172)

Panas reaksi diukur dengan

bantuan kalorimeter. Harga ∆E diperoleh apabila reaksi dilakukan dalam kalori

meter bom, yaitu pada volume konstan dan ∆h adalah panas reaksi yang diukur pada tekanan konstan, dalam gelas piala atau labu yang disolasi, botol termos, labu dewar dan lainnya. Karena proses panas diperinci dengan baik, maka panas yang akan dilepaskan atau diabsorsi hanyalah fungsi-fungsi keadaan, yaitu Qp=∆H atau Qv=∆E adalah fungsi keadaan. (Dogra, 2009: 328)

Kalorimeter (calorimetry)

pengukuran perubahan kalor akan

bergantung pada pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor. Jadi, kalor jenis (specific heat) (s) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram zat sebesar satu derajat celcius. Kapasitas kalor (heat capacity) (c) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat celcius. Kalor jenis merupakan sifat intensif,

(3)

sedangkan kapasitas kalor merupakan sifat ekstensif. (chang, 2006: 172)

II.MATERIAL AND METODE

Penelitian dilaksanakan pada

tanggal 10 April 2014. Penelitian

dilakukan di laboratorium kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Material and Apparatus Apparatus : 1. Gelas beaker 2. Gelas ukur 3. Kaca arloji 4. Kaki tiga 5. Kalorimeter 6. Kawat kasa 7. Korek api 8. Neraca o’hauss 9. Pembakar spirtus 10.Pengaduk 11.Pipet tetes 12.Spatula 13.Stopwatch 14.Termometer Materials : 1. Air 30 ml

2. Larutan asam klorida ( HCl ) 30 ml

3. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 30 ml

4. Larutan asam asetat

(CH3COOH) 30 mL

5. Natrium hidroksida padat (NaOH) 30 ml

Experimental Procedures Pencampuran Air dingin dan Air panas

Menimbang massa kalorimeter

kosong dengan massa kalorimeter yang telah di isi air, pencampuran air dingin dan air panas di tempatkan dalam kalorimeter. Sebanyak 15 ml air dingin yang telah diukur suhunya terlebih dahulu (28 C) di campurkan dengan air yang telah dipanaskan hingga mencapai suhu 45 C. Didalam kalorimeter, setiap 15 detik dilakukan pengamatan perubahan suhu yang terjadi pada saat air dingin + air dingin di aduk didalam kalorimeter.

Pencampuran Larutan NaOH dan Larutan HCl

Larutan NaOH 1 M sebanyak 15 ml dicampurkan dengan Larutan HCl 1 M sebanyak 15 ml kedalam kalorimeter. Sebelum dicampurkan, pastikan suhu kedua larutan sama. Aduk secara

perlahan, kemudian lakukan

(4)

terjadi didalam kalorimeter setiap 15 detik,

Pencampuran Larutan CH3COOH dan

Larutan HCl

Larutan CH3COOH 1 M sebanyak

15 ml dicampurkan dengan Larutan HCl

1 M sebanyak 15 ml kedalam

kalorimeter. Pastikan suhu kedua larutan sama. Aduk secara perlahan, dan

lakukan pengamatan terhadap perubahan suhu yang terjadi didalam kalorimeter.

Pencampuran Larutan HCl dengan NaOH padat

NaOH padat sebanyak 1 gram dicampurkan kedalam larutan HCl 1 M sebanyak 15 ml kedalam kalorimeter. Aduk secara perlahan, dan lakukan pengamatan terhadap perubahan suhu

yang terjadi pada kalorimeter.

III. RESULT AND DISCUSSION Tabel

No. Detik ke- Suhu air

panas+air dingin Suhu NaOH+H CL Suhu CH3COOH+Na OH Suhu HCl+NaOH padat 1. 15 38 29 29 33 2. 30 37 29 29 34 3. 45 37 30 29 35 4. 60 36 30 29 35 5. 75 36 30 29 36 6. 90 36 30 29 37 7. 105 36 31 29 39 8. 120 36 31 29 42 9. 135 36 31 30 43 10. 150 35 31 30 44 11. 165 35 31 30 45

(5)

12. 180 35 31 30 47

 Air dingin + air panas, terjadi penurunan suhu setiap 15 detiknya.

 Larutan basa kuat + larutan asam kuat, terjadi kenaikan suhu setiap 15 detiknya (kadang tetap).

 Larutan asam lemah + larutan basa kuat, terjadi kenaikan suhu setiap 15 detiknya (kadang tetap).

 Larutan asam kuat + padatan basa kuat, terjadi kenaikan suhu secara drastis.

Equation reaction  Percobaan 1

H2O(l) + H2O(l) → 2H2O(l)

Air dingin ( suhu 28) ditambahkan dengan air yang dipanaskan sampai suhu 45, menghasilkan 2 molekul air.

 Percobaan 2

NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq)+ H2O(l)

Larutan basa kuat ( natrium hidroksida ) ditambahkan dengan larutan asam kuat ( asam klorida ), menghasilkan garam natrium klorida dan molekul air.

 Percobaan 3

NaOH(aq)+ CH3COOH(aq)→

CH3COONa(aq)+ H2O(l)

Larutan basa kuat ( natrium klorida ) ditambahkan dengan larutan asam

lemah ( asam asetat ), menghasilkan garam natrium asetat dan molekul air .

 Percobaan 4

NaOH(s)+ HCl(aq)→ NaCl(aq)+ H2O(l)

Padatan basa kuat ( natrium klorida ) ditambahkan dengan larutan asam kuat ( asam klorida ), menghasilkan garam natrium klorida dan molekul air.

Calculation

Percobaan 1

Penentuan tetapan kalorimeter (kapasitas kalor kalorimeter)

Diketahui :

T0 Air dingin : 28 V Air dingin :

15 ml T0 Air panas : 45

V Air panas : 15 ml ρ air ∶ 1 gr/mL

(6)

Tt Campuran rata-rata : 36,08

Ditanya : Tetapan kalorimeter :....?

T1 = (28 + 273) = 301 K ∆T1 = 309,08 -

301 = 8,08 K

T2 = (45 + 273) = 318 K ∆T2 = 318 –

309,08 = 8,92 K

Tt Campuran = 36,08 + 273 = 309,08 K

 Kalor yang diserap air dingin

Q1 = m.c.∆T

Q1 = 15 x 4,2 x 8,08

Q1 = 509,42 Joule

 Kalor yang dilepas air panas Q2 = m.c.∆T

Q2 = 15 x 4,2 x 8,92

Q2 = 561,96 Joule

 Kalor yang diterima kalorimeter Q3 = Q 2- Q1 Q3 = 561,96 – 509,04 Q3 = 52,92 joule  Tetapan kalorimeter Q3 = C.∆T2 C = = C = C = 6,55 J/K

Dengan terlebih dahulu mengukur suhu awal dari pada air dingin, air yang

dipanaskan dan suhu pada air dingin + air panas, diproleh suhu masing-masing berturut 28 , 45 dan 309,08 K dengan demikian maka diproleh perhitungan kalor yang diserap air dingin =509,42 Joule, kalor yang dilepas air panas = 561,96 Joule, kalor yang diterima kalorimeter = 52,92 Joule dan tetapan kalorimeternya = 6,55 J/K.

Percobaan 2

Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH

Diketahui : THCl : 28 + 273 = 301 K : 1,03 g/mL TNaOH : 28 + 273 = 301 K : 3,96 J/gr.K Tt Campuran : 30,3 + 273 = 303,3 K VHCl : 15 mL, VNaOH : 15 mL

Massa larutan : Vlarutan x massa jenislarutan

: (15 + 15) x 1,03

: 30 mL x 1,03 gr/mL

: 30,9 gram

 Kalor yang diserap larutan Ql = mlarutan x clarutan x ∆T

Ql = 30,9 gram x 3,96 J/gram.K x

(7)

Q1 = 281,44 Joule

 Kalor yang diserap kalorimeter Qk = K.∆T

Qk = 6,55 x 2,3

Qk = 15,065 Joule

 Kalor yang dihasilkan reaksi Qreaksi = -(Qlarutan + Qkalorimeter)

Qreaksi = -(281,44 + 15,065) Qreaksi = -296,5 Joule  Entalpi penetralan ∆H = Mol larutan = Mol larutan = = 0,4 mol ∆H = = -741,26 J/mol

Dengan terlebih dahulu mengukur suhu larutan HCl, suhu larutan NaOH dan massa larutan, diproleh suhu masing-masing berturut 301 K, 301 K dan 30,9 gram dengan demikian maka diproleh perhitungan kalor yang diserap larutan = 281,44 Joule, kalor yang diserap kalorimeter = 15,065 Joule, kalor yang dihasilkan reaksi = -296,5 Joule dan entalpi penetralannya = -741,26 J/mol.

Percobaan 3

Penentuan kalor penetralan CH3COOH dan NaOH

Diketahui : T C3HCOOH = 28 + 273 = 301 K = 1,03 g/ml TNaOH = 28 + 273 = 301 K = 3,96 g/ml TCampuran = 29,3 + 273 = 302,3 K VCH3COOH = 15 mL, VNaOH = 15 mL

Massa larutan = Vlarutan x larutan

Massa larutan = 30 mL x 1,03 g/mL

Massa larutan = 30,9 gram

 Kalor yang diserap larutan Ql = Vlarutan x larutan x ∆T

= 30,9 gram x 3,96 J/gram.K x 1,3 K

= 159,07 Joule

 Kalor yang diserap kalorimeter Qk = K. T

= 6,55 x 1,3 = 8,515 Joule

 Kalor yang dihasilkan reaksi Qreaksi = -(Qlarutan – Qkalorimeter)

= (159,07 – 8,515) = 167,58 Joule

(8)

Mollarutan = = = 0,309 mol ∆H = = = -542,33 J/mol

Dengan terlebih dahulu mengukur suhu larutan CH3COOH, suhu larutan NaOH

dan massa larutan diproleh masing-masing berturut 301 K, 301 K dan 30,9 gram dengan demikian maka diproleh perhitungan kalor yang diserap arutan = 159,07 Joule,kalor yang diserap kalorimeter = 8,515 Joule kalor yang dihasilkan reaksi = 167,58 Joule dan entalpi penetralannya = -542,33 J/mol.

Percobaan 4

Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH padat Diketahui : THCl = 28 +273 = 301 K = 1,03 g/mL TNaOH padat = 28 +273 = 301 = 3,96 g/mL TCampuran = 39,16 + 273 = 312,16 K

massaCampuran = Vlarutan x larutan

= 16 mL x 1,03 g/mL

= 16,48 gram

 Kalor yang diserap larutan Ql = m.c.∆T

= 16,48 x 3,96 x 11,16 = 728,31 Joule

 Kalor yang diserap kalorimeter Qk = K.∆T

= 6,55 x 11,16 = 73,098 Joule

 Kalor yang dihasilkan reaksi Qreaksi = -(Qlarutan – Qkalorimeter)

= -(728,31 – 73,098) = -801,4 Joule  Entalpi penetralan Mollarutan = = = 0,22 mol ∆H = = = -3695,77 J/mol

Dengan terlebih dahulu mengukur suhu suhu larutan HCl, suhu NaOH padat dan massa campurannya, diproleh masing-masing berturut 301 K, 301 K dan 16,48 gram dengan

(9)

demikian maka diproleh perhitungan kalor yang diserap larutan = 728,31 Joule, kalor yang diserap kalorimeter = 73,098 Joule, kalor yang dihasilkan reaksi = -801,4 Joule dan entalpi penetralannya = -3695,77 J/mol.

Grafik

Grafik 1.

Pada grafik 1. Dapat diamati bahwa terjadi perubahan suhu (penurunan suhu) yaitu dari waktu pertama digabungkan air biasa dengan air panas, suhunya 38 setelah lama kelamaan terjadi penurunan suhu, hingga suhu akhirnya mencapai 35

Grafik 2.

Pada grafik 2. Dapat diamati bahwa terjadi perubahan suhu (kenaikkan suhu) yaitu dari pertama NaOH digabungkan dengan HCl, suhunya 29 setelah lama kelamaan terjadi keanaikan suhu, hingga suhu akhir mencapai 31

Grafik 3.

Pada grafik 3. Dapat diamati bahwa terjadi prubahan suhu (kenaikan suhu) yaitu

dari pertama CH3COOH digabungkan dengan

NaOH, suhunya 29 setelah menuggu lama

kelamaan terjadi kenaikkan suhu, hingga suhu akhir mencapai 31

Grafik 4.

Pada grafik 4. Dapat diamati bahwa tejadi perubahan suhu (kenaikan suhu) yaitu dari pertama HCl digabungkan dengan NaOH padat, suhunya 33 setelah lama kelamaan

30 35 40

1 3 5 7 9 11

Air dingin+Air Panas

Air dingin+Air Panas 25 30 35 1 3 5 7 9 11

NaOH+HCl

NaOH+HCl 28 29 30 31 1 3 5 7 9 11

CH3COOH+NaOH

CH3COOH+ NaOH 0 50 1 3 5 7 9 11

HCl+ NaOH Padat

HCl+ NaOH…

(10)

terjadi kenaikan suhu, hingga suhu akhir mencapai 47 .

IV. CONCLUSSION

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

 Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu.

 Kalor yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

 Kalorimeter untuk mengatur besarnya kalor yang dilepaskan atau diserap dalam suatu reaksi kimia.

 Kapasitas kalorimeter dapat

ditentukan melalui.

 Kalor yang dibebaskan pada reaksi penetralan HCl + NaOH padat lebih besar dari kalor yang dibebaskan pada reaksi penetralan HCl + NaOH larutan.

V. REFERENCES LIST

Chang, Raymond. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. 2005

Dogra, S. K. Kimia Fisik dan Soal-soal cetakan 1. Jakarta: UI-Press. 2009

Petrucci, Ralph. Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Terapan Modern Jilid 1 Edisi keempat. Jakarta: Erlangga. 1985

Gambar

Grafik  Grafik 1.

Referensi

Dokumen terkait

Jika satu sendok serbuk seng dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan HCl ternyata terjadi gelembung gas dan dasar gelas kimia terasa panas,

Termodinamika adalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas (heat) dengan bentuk energi lainnya, seperti energi kinetik, energi potensial, panas,

Berdasarkan perubahan suhu dan kapasitas panas alat yang telah diukur, jumlah panas yang diberikan oleh reaksi dapat dihitung..

Pada tulisan ini akan dibahas mengenai reaksi kimia dan hubungannya dengan panas dan energi yang berubah saat terjadi reaksi tersebut.. Sistem

Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep dasar teknik reaksi kimia yang meliputi laju reaksi, konversi, derajat reaksi, orde reaksi serta jenis-jenis reaksi kimia,

REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM KOMPETENSI DASAR KD 3.4 Menjelaskan konsep perubahan entalpi reaksi pada tekanan tetap dalam persamaan termokimia KD 4.4 Menyimpulkan hasil

Ilmu sains tentang berbagai hal mengenai materi, yaitu terbuat dari apa, sifat dan perubahan dalam reaksi kimia adalah ..... cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang obat –

Dokumen ini membahas tentang kinetika kimia, yang merupakan bagian dari ilmu Kimia Fisika yang mempelajari tentang kecepatan reaksi-reaksi