• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN READING GUIDE PLUS DISCUSSION DI KELAS VIII D SMP NEGERI 2 KEBONAGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN READING GUIDE PLUS DISCUSSION DI KELAS VIII D SMP NEGERI 2 KEBONAGUNG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

97

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN READING GUIDE PLUS

DISCUSSION DI KELAS VIII D SMP NEGERI 2

KEBONAGUNG

Indrawati SMPN 2 Kebonagung

in.indrawati70@gmail.com

Abstrak - Proses pembelajaran yang kurang berhasil disebabkan oleh berbagai

faktor, dari dalam dan luar diri siswa. Salah satu permasalahan yang dijumpai dalam proses pembelajaran adalah kurangnya kemampuan membaca siswa. Membaca merupakan aktifitas yang paling banyak dilakukan selama belajar. Untuk mendapat ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan selain memperbanyak membaca. Sedangkan membaca untuk belajar harus menggunakan set membaca, untuk membentuk set belajar. Dalam set membaca kita menentukan set untuk membuat catatan-catatan yang diperlukan. Untuk mewujudkannya diperlukan panduan membaca (reading guide) sehingga siswa mengetahui apa yang seharusnya didapatkan setelah membaca, selanjutnya dikonfirmasikan bersama dengan teman-teman dalam forum diskusi. Untuk mengatasi permasalahan kurangnya kemampuan membaca siswa di kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung, diterapkan pembelajaran Reading Guide Plus Discussion

untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Dalam pembelajaran ini siswa mengerjakan LKS sebagai panduan membaca. Setelah waktu yang ditentukan, dilanjutkan dengan pembahasan hasil kerja yang dilakukan oleh siswa secara bergantian dari masing-masing kelompok. Sehingga terjadi penguatan hasil belajar. Diakhir pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan soal Post Test. Hasilnya akan dianalisis dengan mencari nilai rata-rata dan hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran. Pada siklus I didapatkan data rata-rata nilai 77,05, sedangkan pada siklus II didapatkan rata-rata-rata-rata nilai 87,05. Dari hasil siklus I ada kenaikan pada siklus II sebesar 10,00 poin. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Reading Guide Plus Discussion dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung.

Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Reading Guide Plus Discussion

PENDAHULUAN

Pendidik dalam proses belajar mengajar menurut kurikulum 2004, dituntut untuk mengembangkan proses pembelajaran yang mengutamakan kegiatan siswa tahap demi tahap. Belajar sebagai proses dimana tingkah laku

(2)

98

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dalam proses belajar sendiri tentunya terdapat aktifitas-aktifitas. Aktifitas- aktifitas tersebut yaitu mendengarkan, memandang, meraba, membau, mencicipi, menulis/mencatat, membaca, membuat ikhtisar, mengamati tabel, menyusun paper, mengingat dan latihan atau praktek. Salah satu ketrampilan proses yang harus dikuasai oleh siswa adalah kemampuan membaca. Dengan membaca maka akan mendapatkan informasi atau ilmu yang bisa disampaikan ke orang lain. Dengan demikian secara tidak langsung maka kemampuan mengkomunikasikan ke orang akan dapat dikuasai oleh siswa.

Pengalaman mengajar yang saya lalui di kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung untuk mata pelajaran IPA, bahwa pada saat siswa melakukan diskusi dari bacaan yang ditentukan ternyata tidak semua kelompok dapat menyampaikan pendapatnya. Sebagai guru, saya masih banyak memberi informasi, sehingga secara keseluruhan diskusi nampak kurang berhasil. Data yang saya peroleh dari kegiatan belajar mengajar tadi, siswa yang mengangkat tangan untuk menyampaikan pendapatnya hanya 7 anak dari 32 siswa. Kurang berhasilnya diskusi dari uraian di atas disebabkan kemampuan membaca siswa yang kurang sehingga kesulitan untuk mengkomunikasikan.

Aktifitas membaca adalah aktifitas yang paling banyak dilakukan selama belajar disekolah atau di perguruan tingkat tinggi. Membaca disini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada caralain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca.

Cara dan teknik seseorang dalam membaca selalu menunjukkan perbedaan pada hal-hal tertentu. Oleh karena itu wajarlah bila belajar itu suatu seni,sama halnya dengan mengajar. Ada orang yang membaca buku dengan tidur-tiduran dapat belajar dengan baik, ada orang yang membaca buku sambil mendengarkan radio dapat belajar dengan baik, ada orang yang membaca buku

(3)

99

tanpa suara dapat belajar dengan baik, ada orang membaca diantara keributan dapat belajar dengan baik dan sebagainya.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik ada pula yang menggunakan panduan untuk membaca (reading guide). Panduan ini dimaksudkan untuk memberi arah hasil belajar yang harus dicapai. Reading guide bisa berupa skema, bisa berupa isian, bisa berupa isian kalimat rumpang dan sebagainya. Dengan adanya panduan membaca tadi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dengan membaca. Dan akan lebih baik lagi kalau hasil belajarnya dari membaca didiskusikan dalam kelas.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan tindakan dengan model pembelajaran Reading Guide Plus Discussion. Dalam pembelajaran ini semua siswa akan membaca dengan panduan dan dilanjutkan dengan diskusi untuk mengkonfirmasikan hasil pekerjaannya. Dengan adanya panduan membaca diharapkan siswa mendapat informasi inti dan penting dan dapat mengkomunikasikan. Dengan demikian proses pembelajaran yang mengutamakan kegiatan siswa tahap demi tahap dapat terlaksana dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan diterapkannya model pembelajaran Reading Guide Plus Discussion di kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung Tahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA

Ada beberapa macam rumusan tentang belajar, diantaranya sebagai berikut. Menurut James O. Whitaker belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Howard L. Kingsley mengemukakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Drs. Slameto juga merumuskan pengertian belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

(4)

100

Dari tiga pendapat tentang belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotor. Oleh karena itu, seseorang yang telah melakukan aktifitas belajar dan diakhir dari aktifitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru.

Kesimpulan tentang belajar tadi dikuatkan oleh Gagne yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut the domainds of learning yaitu:

1. Ketrampilan motorik (motor skill) 2. Informasi verbal

3. Kemampuan intelektual 4. Strategi kognitif, dan 5. Sikap

Keberhasilan dalam hasil belajar (5 kategori) menurut Drs. Syaiful B. D., dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

1. Faktor lingkungan. Faktor lingkungan disini terbagi lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.

a. Lingkungan alami. Adalah lingkungan tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha didalamnya. Bagaimana udaranya panas, dingin, tau sejuk, apakah ada pencemaran atau tidak, dll. Kemudian juga lingkungan sekolah tempat belajar, bagaimana udaranya, kerindangan taman, keindahan sekolah, tempat bermain, tempat berteduh dll.

b. Lingkungan sosial budaya. Hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial. Saling memberi dan saling menerima merupakan kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan sosial. Berbicara, bersenda gurau, member nasehat, dan bergotong royong, merupakan interaksi sosial dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

(5)

101

2. Faktor instrumental, yaitu kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan guru. Factor instrumental disini terkait dengan kurikulum sekolah, program sekolah,sarana dan fasilitas, dan guru.

3. Faktor kondisi fisiologis. Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak kurang gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah ank-anak yang tidak kekurangan gizi. Mereka lekas lelah mudah mengantuk dan sukar menerima pelajaran. Tidak kalah pentingnya ddalam belajar yaitu kondisi panca indra yang dimiliki oleh anak didik.

4. Faktor kondisi psikologis. Belajar tidak berdiri sendiri dan terlepas dari factor lain seperti factor luar dan factor dalam diri siswa. Faktor psikologis merupakan factor daridalamdiri siswa, tentunya merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Adapun factor psikologis yang berpengaruh yaitu minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.

Reading Guide artinya panduan membaca. Aktifitas membaca adalah aktifitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tingi. Membaca di sini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi.

Djamarah (2008) mengemukakan bahwa membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca. Sedangkan cara dan teknik seseorang dalam membaca selalu menunjukkan perbedaan pada hal-hal tertentu, artinya orang membaca buku dengan berbagai cara agar dapat belajar. Dengan demikian pemahaman atas diri sendiri sangat penting, sehingga dapat memilih teknik yang mana yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadi, dengan tidak mengabaikan pola-pola umum dalam belajar.

Cara dan teknik seseorang dalam membaca selalu menunjukkan perbedaan pada hal-hal tertentu. Oleh karena itu, wajarlah bila belajar ituseni,

(6)

102

sama halnya dengan mengajar. Ada orang yang membaca buku sambil tidur-tiduran dapat belajar dengan baik, ada orang yang membaca buku sambil mendengarkan radio dapat belajar dengan baik, ada orang yang membaca buku tanpa suara dapat belajardengan baik, ada orang yang membaca buku dengan suara dapat belajar dengan baik, ada orang yang membaca buku diantara keributan dapat belajar dengan baik, dan sebagainya. Pendek kata, orang membaca buku dengan berbagai cara agar dapat belajar. Dengan demikian pemahaman atas dir i sendiri sangat penting, sehingga dapat memilih teknik yang mana yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadi, dengan tidak mengabaikan pola-pola umum dalam belajar.

Wasty Soemanto (2006), menyatakan bahwa membaca untuk keperluan belajar harus menggunakan set, karena belajar memerlukan set. Membaca dengan set misalnya dengan memulai memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi kepada kebutuhan atau tujuan itu. Tujuan kita akan menentukan materi yang dipelajari. Di sini kita menentukan set untuk membuat catatan-catatan yang perlu atau penting.

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca untuk belajar harus menggunakan set membaca. Reading guide/panduan membaca merupakan upaya membentuk set membaca yang selanjutnya menjadi set belajar. Adapun langkah-langkah pembelajaran model Reading Guide, menurut Hisyam Zaini, dkk (2008) sebagai berikut:

1. Tentukan bacaan yang akan dipelajari.

2. Buat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta didik atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi.

3. Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta didik.

4. Tugas peserta didik adalah mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktifitas ini sehingga tidak akan memakan waktu yang berlebihan.

(7)

103

5. Behas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawabannya kepada peserta didik.

6. Diakhir pelajaran beri ulasan secukupnya.

Discussion artinya diskusi. Diskusi merupakan ajang bertukar diantara sejumlah orang dalam membahas masalah tertentu yang dilaksanakan secara teratur, dan bertujuan untuk memecahkan masalah secara bersama. Metode diskusi menurut Nuryani Rustaman adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah.

Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Diskusi dapat dibedakan menjadi diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada diskusi kelompok, permasalahan-permasalahan yang akan didiskusikan dapat dilontarkan guru pada awal pembelajaran sehingga setiap kelompok membahas permasalahan yang sama, tetapi dapat juga diberikan dalam bentuk LKS untuk tiap kelompok. Permasalahan yang disampaikan dalam bentuk LKS dapat sama tetapi dapat pula merupakan sub masalah yang berbeda untuk tiap kelompok yang hasilnya akan didiskusikan dalam diskusi kelas.

Menurut Mulyani Sumantri dalam Abdul Majid (2008) metode diskusi bertujuan untuk:

1. Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan

2. Melatih dan membentuk kestabilan sosio-emosional

3. Mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif

4. Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan pendapat 5. Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial, dan

6. Melatih peserta didik untuk berani berpendapat tentang sesuatu masalah.

Dari beberapa pendapat diatas secara umum metode diskusi memiliki beberapa kelebihan antara lain merangsang keberanian siswa dan kreatifitas siswa dalam mengemukakan gagasan, membiasakan siswa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran

(8)

104

bersama. Adapun kekurangannya antara lain pembicaraan sering kali didominasi orang-orang tertentu yang sudah terbiasa mengeluarkan pendapat, pembicaraan kadang-kadang meluas dan mengambang (Nuryani R, 2005).

Reading Guide Plus Discussion merupakan gagasan model pembelajaran perpaduan antara reading guide dengan diskusi. Dengan memperhatikan ulasan tentang reading guide dan diskusi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada KD 1.6. Mendiskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan, dan dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan waktu 2 X 40 menit. Adapun indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatnya rata-rata nilai Post Test.

Tahap-tahap penelitian tiap siklus adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun langkah-langkah tiap tahap penelitian adalah sebagai berikut.

Siklus I dengan tahap sebagai berikut: 1. Perencanaan tindakan.

Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: a. Menyiapkan silabus dan RPP siklus I

b. Menyiapkan LKS siklus I

c. Menyiapkan naskah soal Post Test siklus I

d. Menyiapkan instrumen penelitian yaitu instrumen pengamatan guru dan siswa saat pembelajaran Reading Guide Plus Discussion

e. Menentukan bapak/ibu guru yang ditunjuk sebagai kolaborator. 2. Pelaksanaan tindakan.

Langkah-langkah pembelajaran Reading Guide Plus Discussion adalah sebagai berikut:

a. Guru menggali kemampuan yang sudah dimiliki siswa b. Guru memotivasi siswa

(9)

105

d. Guru membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok 4 anak e. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok, untuk dikerjakan f. Guru memberi petunjuk singkat cara kerjanya

g. Setelah kurang lebih 30 menit, hasil lembar kerja ditukar dengan kelompok lain

h. Membahas soal dari nomor 1, dilakukan secara acak oleh masing-masing kelompok secara bergantian, hingga soal terjawab semua.

i. Apabila jawaban sudah benar seluruh kelompok, pembahasan dilanjutkan, tetapi jika masih banyak yang menjawab salah guru memberikan bimbingan dan penekanan konsep yang benar

j. Memberi penghargaan/reward kepada kelompok yang hasilnya bagus dan kepada anak-anak yang aktif dalam pembahasan secara klasikal

k. Bersama siswa guru mengulas hasil belajar l. Mengerjakan soal Post Test.

3. Pengamatan tindakan.

Pengamatan dilakukan oleh 1 orang guru sebagai kolaborator yang mengamati guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar dengan model Reading Guide Plus Discussion.

4. Refleksi tindakan.

a. Mendata nilai hasil Post Test

b. Menghitung nilai rata-rata hasil Post Test

c. Menganalisis data pengamatan pembelajaran guru dan siswa d. Membandingkan hasil analisis dengan indikator keberhasilan PTK

e. Menyimpulkan hasil siklus dan merencanakan tindak lanjut pada siklus II. Siklus II dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan

Berdasarkan refleksi tindakan pada siklus I ada penyempurnaan dan perubahan pelaksanaan pembelajaran, yaitu kelompok diperkecil menjadi 2 anak, setiap anak mengerjakan LKS (tidak per kelompok), guru membantu siswa yang kesulitan.

(10)

106

a. Guru menggali kemampuan yang dimiliki siswa b. Guru memotivasi siswa

c. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran

d. Guru membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok 2 anak e. Guru membagi LKS kepada semua siswa, untuk dikerjakan

f. Guru memberi petunjuk singkat cara kerjanya

g. Setelah kurang lebih 35 menit, lembar kerja ditukar dengan kelompok lain h. Selama siswa mengerjakkan, selain mengamati aktifitas siswa, guru

membantu siswa yang kesulitan

i. Membahas soal dari nomor 1 dilakukan secara acak oleh masing-masing secara bergantian, hingga soal terbahas semua

j. Apabila jawaban sudah benar seluruh kelompok, pembahasan dilanjutkan, tetapi jika masih banyak yang menjawab salah maka guru memberikan bimbingan dan penekanan konsep yang benar

k. Memberi penghargaan/reward kepada anak-anak yang berperan aktif dalam pembahasan secara klasikal.

3. Pengamatan tindakan

Pengamatan dilakukan oleh 1 orang guru sebagai kolaborator yang mengamati guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar dengan model Reading Guide Plus Discussion.

4. Refleksi tindakan

a. Mendata hasil nilai Post Test

b. Menghitung nilai rata-rata dari hasil Post Test c. Menganalisis hasil pengamatan guru dan siswa

d. Membandingkan hasil analisis dengan indikator keberhasilan PTK e. Menyimpulkan hasil siklus II.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan memperhatikan akar permasalahan kurangnya kemampuan membaca siswa yang mengakibatkan kesulitan untuk menyampaikan/ mengkomunikasikan, maka dilakukan tindakan dengan model pembelajaran

(11)

107 Tabel 1 Hasil Nilai Post Test Siklus I

No Nilai No Nilai No Nilai

1 100 11 100 21 40 2 100 12 80 22 80 3 100 13 20 23 60 4 80 14 80 24 100 5 100 15 100 25 80 6 100 16 100 26 100 7 60 17 100 27 80 8 100 18 80 28 40 9 80 19 80 29 80 10 40 20 80 30 40 31 60 Jumlah 2.480 32 40 Rata-rata 77,5

Tabel 2 Lembar pengamatan siswa saat KBM dengan model Reading Guide Plus Discussion

No Aspek Yang Diamati Ya Tidak

1. 2. 3. 4. 5.

Siswa aktif membaca buku Siswa aktif mengerjakan LKS

Ada interaksi antar anggota kelompok Siswa antusias saat pembahasan

Siswa senang ketika mendapat penghargaan

     Catatan:

- Masih ada anak bermain sendiri.

Tabel 3 Lembar pengamatan guru saat KBM Reading Guide Plus Discussion

No Aspek Yang Diamati Ya Tidak

I A. Pendahuluan

(12)

108 2. Memotivasi siswa

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti

1. Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan singkat

2. Mengelompokkan siswa 3. Membagi LKS

4. Mengamati kegiatan siswa 5. Memfasilitasi jalannya diskusi 6. Memberikan penghargaan C. Penutup

1. Bersama siswa membuat kesimpulan 2. Memberi kesempatan siswa bertanya 3. Melakukan Post Test

V V V V V V V V V V V II Catatan:

- Kegiatan belajar mengajar sudah terorganisir, meskipun masih ada anak yang bermain sendiri. Akan lebih baik jika guru tidak hanya mengamati saat siswa bekerja tapi juga ikut membantu siswa yang kesulitan

Dari hasil tindakan diatas dapat diperoleh bahwa nilai rata-rata siswa kelas VIII D SMPN 2 Kebonagung pada siklus satu 77,5. Ini merupakan hasil yang bagus, namun dalam proses KBM hasil pengamatan baik guru maupun siswa masih perlu perbaikan. Dalam catatan kolaborator dituliskan masih ada anak yang bermain sendiri. Berarti masih ada waktu bagi anak itu. Hal ini terjadi mungkin anggota kelompok 4 anak masih kurang efektif. Sesuai rencana pembelajaran, hasil kerja ditukar dengan kelompok lain, karena satu kelompok mendapatkan satu hasil kerja, maka anak yang tidak membuat bisa jadi bermain sendiri. Kemudian catatan untuk guru, hendaknya guru membantu siswa yang kesulitan. Ini berarti jika guru selain mengamati juga membantu, maka hasil belajar akan lebih baik.

Dari analisa hasil belajar pada siklus I, dilakukan tindakan pada siklus II dengan penyempurnaan pada RPP yaitu jumlah kelompok diperkecil dan semua siswa mengerjakan LKS, serta guru membantu jika ada anak yang kesulitan. Adapun hasil pada siklus II sebagai berikut:

(13)

109 Tabel 4 Hasil Nilai Post Test Siklus II

No Nilai No Nilai No Nilai

1 60 11 80 21 100 2 80 12 100 22 100 3 80 13 100 23 100 4 60 14 100 24 100 5 100 15 80 25 100 6 100 16 80 26 100 7 80 17 60 27 100 8 80 18 60 28 80 9 100 19 100 29 100 10 80 20 100 30 100 31 40 32 80 2.780 86,88

Tabel 5 Lembar pengamatan siswa saat KBM dengan model Reading Guide Plus Discussion

No Aspek Yang Diamati Ya Tidak

1. 2. 3. 4. 5.

Siswa aktif membaca buku Siswa aktif mengerjakan LKS

Ada interaksi antar anggota kelompok Siswa antusias saat pembahasan

Siswa senang ketika mendapat penghargaan

     Catatan:

- Pembelajaran cukup kondusif

Tabel 6 Lembar pengamatan guru saat KBM Reading Guide Plus Discussion

No Aspek Yang Diamati Ya Tidak

I A. Pendahuluan

1. Melakukan apersepsi 2. Memotivasi siswa

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan Inti

1. Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan singkat

   

(14)

110 2. Mengelompokkan siswa 3. Membagi LKS

4. Mengamati kegiatan siswa 5. Memfasilitasi jalannya diskusi 6. Memberikan penghargaan

C. Penutup

1. Bersama siswa membuat kesimpulan 2. Memberi kesempatan siswa bertanya 3. Melakukan Post Test

        II Catatan:

- Kegiatan belajar mengajar sudah terorganisir.

Dari tabel 4 tentang hasil nilai post test pada siklus II diperoleh rata-rata nilai 86,88. Jika dibandingkan dengan hasil nilai rata-rata-rata-rata post test pada siklus I maka ada kenaikan rata-rata sebesar 9,38. Hasil tersebut tentunya dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang langkah-langkahnya telah disempurnakan. Hal ini dapat dilihat pada kolom catatan baik pengamatan pada guru maupun siswa yang menunjukkan siswa benar-benar belajar.

Dengan model pembelajaran Reading Guide Plus Discussion ini, siswa beraktifitas membaca dengan panduan untuk membentuk set membaca yang selanjutnya membentuk set belajar. Hasil belajar dikonfirmasikan melalui diskusi pada langkah selanjutnya. Apalagi ditambah dengan memberikan bantuan kepada anak yang kesulitan dan penghargaan kepada anak yang aktif turut membantu memperkuat hasil belajar.

SIMPULAN

Model pembelajaran Reading Guide Plus Discussion dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas VIII D SMP Negeri 2 Kebonagung Tahun Pelajaran 2018/2019.

DAFTAR RUJUKAN

Djamarah, Syaiful Bakhri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

(15)

111

Rustaman, Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Wiriaatmaja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD UIN Sunan Kalijaga

Gambar

Tabel 2 Lembar pengamatan siswa saat KBM dengan model Reading Guide Plus  Discussion
Tabel 6 Lembar pengamatan guru saat KBM Reading Guide Plus Discussion

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) terhadap hasil belajar

Optimasi produksi CPO dilakukan dengan metode Goal Programming dan penyelesaian model dilakukan dengan bantuan program Linear Interactive Discrete Optimizer

Haemonchus contortus dapat menyebabkan perubahan jumlah leukosit domba, namun dosis infeksi yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan jumlah

[r]

Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Sudjana, 2009: 22). Langkah-langkah penggunaan media realia dalam

Proceedings of the International Conference on Innovation Challenges in Multidisciplinary Research & Practice, ICMRP 13 -14 December 2013, Kuala Lumpur,

[r]

Dengan melakukan download video sebelum terjadi cache pada sistem untuk diketahui berapa lama waktu yang ditempuh dan membadingkan dengan waktu rata-rata yang