• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI SMPN 01 SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI SMPN 01 SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI SMPN 01 SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT

Hanatika1, Rila Rahma Mulyani2, Triyono2 1

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

hanatikabk@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted by the existence of parent who unconsciously educate their children in excessive ways and will deliver their children to the negative influence in the future. Parental attitudes allegedly related to the indenpendence of children. This study aims to descrebe: (1) Attitudes of parents of children in SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten West Pasaman Regency, (2) Independence of children in SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten West Pasaman, (3) Parental attitudes relationship with the independence of children in SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten West Pasaman Regency. This reasearch uses quantitative method of correlational descriptive statistics. The population of this research were the children of class VIII SMPN 01 Sungai Aur of West Pasaman Regency, which amounted to 195 people, a sample of 130 people, selected by proportional stratified random sampling technique. The result of the research shows that: (1) Parents attitude on average is in good category, (2) Independence of children is on average in independent category, (3) There is a significant relationship between parent attitudes with the independence of children in SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten West Pasaman regency is is equal to (rhitung 0,220 and significant rtabel

0,171).

Keyword: Parents Attitudes, Independence PENDAHULUAN

Kemandirian adalah suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan tetap terus belajar untuk bersikap mandiri dalam

menghadapi berbagai situasi

lingkungan, sehingga pada akhirnya

individu mampu berpikir dan

bertindak sendiri dengan

kemandiriannya. Istilah kemandirian

adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan dirinya sendiri dan tidak tergantung terhadap orang lain

Hurlock (Rintyastini & Suzy,

2014:98).

Menjadi mandiri bukan

berarti tidak membutuhkan bantuan orang lain sama sekali, hanya saja

tidak, menggantungkan semua

urusan kita pada orang lain.

Misalnya kita bisa membuat

keputusan terhadap semua urusan

(2)

kita. Menjadi seorang yang mandiri bukan berarti berpisah secara fisik dan kehilangan orang-orang yang kita cintai karena kita sebagai makhluk sosial tidak akan pernah berhenti membutuhkan hubungan erat dan mendalam serta dukungan dari keluarga dan teman.

Menurut Desmita (2014:186) adapun bentuk kemandirian yang harus dicapai anak pada usia remaja

adalah kemandirian emosional,

kemandirian intelektual, kemandirian sosial, dan kemandirian ekonomi.

Perkembangan kemandirian

merupakan masalah penting

sepanjang rentang kehidupan

manusia. Dimana anak akan

tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di lingkunganya

hingga waktu tertentu. Seiring

dengan berlalunya waktu dan

perkembangan selanjutnya, seorang anak mulai melepaskan diri dari kebergantungannya pada orang tua atau orang lain di sekitarnya dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alami yang dialami oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh

perubahan-perubahan fisik, yang

pada gilirannya dapat memicu

terjadinya perubahan emosional,

perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam proses sosial melalui sikap orang tua dan aktivitas individu.

Menurut Desmita

(2014:185-186) kemandirian muncul dan

berfungsi apabila anak menemukan diri pada posisi yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri. Jadi secara singkat kemandirian mengandung pengertian sebagai berikut:

1. Suatu kondisi di mana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri.

2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

3. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. 4. Bertanggung jawab atas apa yang

dilakukannya.

Kemandirian seseorang

bukan merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak

lahir. Namun kemandirian

dipengaruhi lingkungan keluarga

yang sudah terbiasa mandiri.

(3)

berdasarkan cara orang tua

mendidiknya sejak kecil.

Berdasarkan hal tersebut Ali & Asrori (2011:118-119), menyatakan

ada sejumlah faktor yang

mempengaruhi perkembangan

kemandirian anak, yaitu: umur anak, gen atau keturunan orang tua, pola asuh orang tua, sistem kehidupan di masyarakat, sistem pendidikan di sekolah.

Dari pendapat di atas dapat

disimpulkan kemandirian adalah

kemampuan seseorang untuk

mewujudkan keinginannya secara nyata dan tidak tergantung pada

orang lain. Kemandirian juga

dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu sikap orang tua.

Bentuk sikap orang tua yang diberikan kepada anak menetukan sikap, perilaku sesuai dengan sikap orang tua yang diberikan kepada anak tersebut. Menurut Hurlock (Yusuf, 2009:49-50), adapun bentuk sikap-sikap orang tua yaitu:

a. Sikap overprotective (terlalu

melindungi)

Sikap overprotective

merupakan sikap orang tua yang sangat melindungi anaknya, di

permukaan mereka kelihatan

sangat menyayangi anak mereka. Namun yang sebenarnya begitu cemas dan mereka berusaha untuk

menghilangkan kecemasan

dengan cara menjauhkan anak

mereka dari hal-hal yang

dipandang bisa merugikan atau berdampak negatif pada anaknya.

b. Sikap permisisiveness

(pembolehan)

Sikap orang tua

permissiveness adalah sikap orang tua yang memberikan kebebasan untuk berpikir dan berusaha, menerima gagasan atau pendapat, membuat anak merasa diterima dan merasa kuat, toleransi dan memahami kelemahan anaknya

serta cenderung lebih suka

memberi yang diminta anak

daripada menerima.

c. Sikap rejection (penolakan) Sikap orang tua rejection ini adalah sikap orang tua yang masa bodoh, bersikap kaku, kurang memperdulikankesejahteraan anak, serta menampilkan sikap

permusuhan atau dominasi

terhadap anak.

(4)

Sikap orang tua acceptance yaitu sikap orang tua yang memberikan perhatian dan cinta kasih sayang yang tulus kepada anak, menempatkan anak dalam posisi yang penting di dalam

rumah, mengembangkan

hubungan yang hangat dengan anak, bersikap respek terhadap anak, mendorong anak untuk

menyatakan perasaan atau

pendapatnya, serta berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya. e. Sikap domination (dominasi)

Sikap domination adalah

sikap orang tua yang

mendominasi anak.

f. Sikap submission (penyerahan)

Sikap submission adalah

sikap orang tua yang senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak, serta membiarkan anak berperilaku semaunya di rumah. g. Sikap punitivenes/ overdiscipline

(terlalu disiplin) Sikappunitivenes/

overdiscipline adalah sikap orang tua yang mudah memberikan

hukuman serta menanamkan

kedisiplinan secara keras terhadap anak.

Sehubungan dengan pendapat para ahli di atas, maka semakin jelas

pula bahwa sikap orang tua

mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan kemandirian anak. Salah satu bentuk sikap orang tua yang mempengaruhi kemandirian

anak yang dijelaskan Ahmadi

(2007:244) bahwa “Sikap orang tua yang mempengaruhi kemandirian anakberdasarkan hasil eksperimen mengenai sikap overprotective orang tua, yang terlalu cemas dan hati-hati dalam pendidikan anak-anak: orang

tua yang senantiasa menjaga

keselamatan anaknya dan mengambil

tindakan-tindakan yang

berlebih-lebihan supaya anak kesayangannya

terhindar dari macam-macam

bahaya. Eksperimen itu juga

menghasilkan bahwa kebanyakan

orang tua yang bersikap

overprotective terhadap anaknya, maka anak itu berkembang dengan ciri-ciri sangat tergantung pada orang tuanya.

Anak di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat berasal dari keluarga yang

(5)

berbeda-beda. Ada yang berasal keluarga pegawai negeri sipil, pegawai swasta, angkatan, petani, buruh tani dan buruh paprik. Berdasarkan latar belakang keluarga tersebut maka membentuk sikap orang tua yang

berbeda pula dalam mendidik

anaknya. Sikap orang tua tersebut

sangat berhubungan terhadap

kemandirian anak di rumah maupun di sekolah. Hal ini terlihat dari kenyataan yang terjadi di sekolah ketika anak diberikan PR tetapi mereka mengerjakanya di sekolah, dan ketika di rumah anak dibantu orang tuanya untuk mengerjakan

pekerjaannya baik dalam

mengerjakan tugas maupun dalam mencuci pakaian kotornya.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 3 Desember 2016 terhadap anak SMPN 01 Sungai Aur di Kabupaten Pasaman Barat. Adanya anak yang tidak dapat bertanggung jawab, adanya anak yang tidak

mampu mengerjakan tugasnya

sendiri, sulit bergaul, gugup dalam

mengeluarkan pendapat, kurang

percaya diri, tidak mampu

mengendalikan emosinya, suka

bertengkar, dan adanya anak yang

suka mencari perhatian guru.

Sedangkan berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang anak mengenai sikap orang tua mereka di rumah pada tanggal 16 Januari 2017 didapatkan hasil wawancaranya yaitu: anak dibantu dalam mengerjakan hal-hal kecil di rumah seperti mencuci baju, menyelesaikan pekerjaan rumahnya, memenuhi keinginan mereka, merasa

selalu diawasi dan dikekang,

berdebat dengan orang tua ketika berbeda pendapat, dan lain-lain.

Berkaitan dengan judul penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan gambaran: 1. Sikap orang tua anak di SMPN 01

Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat.

2. Kemandirian anak di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat.

3. Hubungan sikap orang tua

terhadap kemandirian anak di SMPN 01 Sungai Aur.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis deskriptif

(6)

korelasional. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini berupaya

mendeskripsikan, mengungkap,

menafsirkan data yang berhubungan dengan “Hubungan Sikap Orang Tua dengan Kemandirian Anak di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman

Barat”. Penelitian ini telah

dilaksanakan pada tanggal 02-17 Juni 2017. Penelitian ini dilakukan di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat, hal ini dikarenakan fenomena awal ditemukan di lokasi ini.

Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah anak kelas VIII SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat, yang aktif pada tahun pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini peneliti mengambil kelas VIII sebagai populasi adalah bisa berpikir logis dan lebih dewasa dibandingkan kelas VII. Sedangkan kelas IX tidak dimasukkan dalam penelitian ini karena mereka akan mengikuti ujian nasional. Populasi dalam penelitian ini 195 anak yang berada di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan proportional

stratified random sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 130 anak dengan ketentuan presisi 5% (Riduwan, 2013:71). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Teknik analisi data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik yaitu dengan mencari skor mean, standar devisiasi, skor

minimum dan skor maksimum

dengan menggunakan formula yang dikemukakan oleh Yusuf (2005). Selanjutnya menghitung persentase

masing-masing frekuensi dengan

menggunakan rumus persentase yang

dikemukakan oleh Sudijono

(2011:43) dan mencari kategori

digunakan rumus interval yang

dikemukakan oleh Mangkuadmojo (2003:37). Serta tahap terakhir dalam mencari uji normalitas, uji linearitas

dan uji hipotesis dengan

menggunakan SPSS versi 18,0.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sikap Orang Tua

Berdasarkan pengolahan data berjumlah 130 orang yang peneliti lakukan dapat diungkapkan bahwa secara umum sikap orang tua dilihat dari overprotective, permissiveness, rejection, acceptance, domination,

(7)

submission, dan puntiveness/ overdiscipline yang di sajikan pada

tabel 1 memperlihatkan bahwa

sebagian besar anak mendapatkan sikap yang baik dari orang tua yaitu sebesar 5,38% anak mendapatkan sikap yang sangat baik, 73, 85% anak mendapatkan sikap yang baik, dan 20,71% anak mendapatkan sikap yang cukup baik dari orang tua. Skor sikap orang tua, capaian terhadap skor ideal adalah 72,15% . Jadi secara rata-rata sikap orang tua berada pada kategori baik.

Kemandirian Anak

Berdasarkan pengolahan data sejumlah 130 orang yang peneliti lakukan dapat diungkapkan bahwa secara umum kemandirian anak dilihat dari emosional, intelektual, sosial dan ekonomi yang disajikan

pada tabel 2 memperlihatkan

sebagian besar anak memiliki

kemandirian yang mandiri yaitu sebesar 3,85% anak berada pada kategori sangat mandiri, 60,77% anak berada pada ketegori mandiri, 34,62% anak berada pada kategori cukup mandiri dan 0,77% anak berada pada kaegori kurang mandiri. Skor kemandirian anak, capaian

terhadap skor ideal adalah 75,38%. Jadi secara rata-rata kemandirian anak berada pada kategori mandiri.

Tabel 1. Deskripsi Frekuensi dan Persentase Sikap Orang Tua

Interval

Skor Kategori Frekuensi %

≥151 Sangat Baik 7 5,38 122-150 Baik 97 73,85 93-121 Cukup Baik 27 20,71 64-92 Kurang Baik 0 0 ≤63 Sangat Kurang Baik 0 0 Total 130 100

Tabel 2. Deskripai Frekuensi

dan Persentase

Kemandirian Anak

Interval

Skor Kategori Frekuensi %

≥160 Sangat Mandiri 5 3,85 130-159 Mandiri 79 60,77 100-129 Cukup Mandiri 45 34,62 70-99 Kurang Mandiri 1 0,77 ≤69 Sangat Kurang Mandiri 0 0 Total 130 100

Uji persyaratan analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linearitas.

Pengujian normalitamenggunakan

metode Kolmogrov-Smirnove. Jika Asymp.Sig atau P-value > dari 0,05

(8)

(taraf signifikansi), maka data berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil uji normalitas sikap

orang tua sebesar 0,200 dan

kemandirian anak sebesar 0,200. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel berdistribusi normal.

Uji linearitas dalam

penelitian ini memanfaatkan program SPSS. Jika Fhitung>Ftabel maka

dinyatakan linear dan jika Fhitung <

Ftabel dinyatakan tidak linear.

Berdasarkan hasil uji linearitas

hubungan sikap orang tua dengan kemandirian adalah linear dengan Fhitung 0,234 > Ftabel 0,05.

Hasil korelasi sikap orang tua dengan kemandirian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Linearitas Sikap Orang Tua (X) dan Kemandirian Anak (Y).

Variabel rhitung rtabel

XY 0,202 0,171

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa nilai rhitung

sebesar 0,202 dan rtabel sebesar

0,171. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap orang tua

dengan kemandirian anak di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat.

1. Deskripsi Data Sikap Orang Tua Hasil analisis data penelitian

menunjukkan bahwa secara

keseluruhan sikap orang tua berada dalam kategori baik. Ini berarti sikap orang tua kepada anak sudah baik. Berdasarkan

pencapaian masing-masing

subvariabel bahwa semua

subvariabel berada pada kategori

baik, namun berdasarkan

subvariabel ada sikap orang tua yang masih pada kategori cukup baik.

Sesuai dengan pendapat

Thursione (Ahmadi, 2007:150)

bahwa sikap adalah

kecenderungan bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi di sini meliputi: simbol, kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Sikap orang tua merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan sebagai reaksi orang tua terhadap apa yang dilakukan oleh anaknya. Sikap tersebut dapat berupa sikap

(9)

positif, maupun sikap negatif. Sikap positif orang tua akan membuat anak menjadi merasa diperhatikan, anak merasa diakui dan disetujui oleh orang tuannya. Sedangkan sikap negatif orang tua akan membuat anak merasa tidak diperhatikan dan ditolak oleh orang tuannya. Serta menurut

Bhrem & Kassin (Rahman,

2013:124) menjelaskan sikap

yaitu: reaksi afektif yang bersifat positif/ negatif yang mengandung perasaan-perasaan kita terhadap

suatu objek, kecenderungan

berperilaku dengan cara tertentu terhadap suatu objek tertentu, dan reaksi kognitif sebagai penilaian kita terhadap sesuatu objek yang

didasarkan pada ingatan,

penglihatan, pengetahuan dan

kepercayaan yang relevan.

Baiknya sikap orang tua dalam mendidik anak disebabkan orang

tua mempunyai kepedulian,

perhatian, serta tanggung

jawabnya dalam mendidik

sehingga anak menjadi pribadi yang mandiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa sikap

orang tua sangat penting dalam membentuk kemandirian anaknya. Tetapi orang tua juga harus

mampu menentukan sikapnya

dalam mendidik anak-anaknya yaitu orang tua tidak terlalu berlebihan.

2. Deskripsi Data Kemandirian Anak Hasil analisis data penelitian

menunjukkan bahwa secara

keseluruhan kemandirian berada dalam kategori mandiri. Ini berarti kemandirian anak sudah mandiri. Berdasarkan pencapaian masing-masing subvariabel bahwa semua subvariabel berada pada kategori

mandiri, namun berdasarkan

subvariabel ada kemandirian yang

masih pada kategori kurang

mandiri.

Sesuai pendapat Desmita

(2014:185-186) yang menjelaskan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap otonomi di mana anak secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Melalui otonomi tersebut, anak diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat

(10)

kemandirian mengandung pengertian:

a. Suatu kondisi di mana sesorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri.

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya. d. Bertanggung jawab atas apa

yang dilakukan.

Selanjutnya Hurlock

(Rintyastini & Suzy, 2006:98) menjelaskan kemandirian adalah

kemampuan sesorang untuk

mengarahkan dirinya sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Menjadi orang mandiri bukan berarti tidak membutuhkan bantuan orang lain sama sekali,

hanya saja kita tidak

mengantungkan semua urusan kita pada orang lain. Kita sendirilah yang harus membuat keputusan terhadap semua urusan kita. Menjadi mandiri juga bukan berarti harus berpisah jauh secara fisik dan kehilangan orang-orang yang kita cintai karena kita tidak

pernah berhenti membutuhkan hubungan erat dan mendalam, serta dukungan dari keluarga dan teman. Maknanya lebih pada perilaku, emosi, kognitif atau pikiran. Mandiri berarti tahu garis batas diri kita dan orang lain. Pikiran kita tidak berbaur dengan orang lain. Kita bukan hasil fotokopi, kita adalah diri kita sendiri.

Berdasarkan penjelasan di

atas, dapat dipahami bahwa

kemandirian anak tidak hanya didapatkan dari faktor keturunan,

namun kemandirian anak

disebabkan dari kebiasaan orang tuanya yang secara tidak disadari

anak meniru lingkungan

keluarganya yang sudah terbiasa mandiri.

3. Hubungan Sikap Orang Tua dengan Kemandirian Anak

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sikap orang

tua berhubungan secara

signifikan terhadap kemandirian anak, dengan tingkat korelasi rhitung sebesar 0,202 dan rtabel

sebesar 0,171 dengan ketentuan nilai r berarti -1≤ 0,202 ≤ 1. Ini

(11)

berarti hipotesis kerja (Ha ) dapat

diterima dan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X

dan Y yang menunjukkan

hubungan yang positif dengan koefisien yang kuat. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa semakin baik sikap orang tua maka semakin mandiri pula kemandirian anak.

Setiadarma (Chusna,

2008:32) mengatakan bahwa

sikap orang tua akan berpengaruh terhadap perilaku anak, serta

dalam pembentukan

kepribadianya. Hal ini sama

dengan dua individu yang

berhadapan. Apabila seorang

individu menunjukkan sikap

tertentu, maka individu lainya akan memberikan tanggapan atas sikap individu yang pertama. Hal ini serupa dengan orang tua yang menghadapi anak. Orang tua akan

menunjukkan sikap tertentu

kepada si anak dan si anak akan menanggapinya sesuai dengan sikap orang tua. Demikian pula sebaliknya, sikap anak akan ditanggapi secara tertentu pula

oleh orang tua. Hal ini

berlangsung dalam bentuk proses interaksi mutualistik atau interaksi timbal balik.

Berdasarkan penjelasan di

atas, dapat dipahami bahwa

hubungan sikap orang tua dengan kemandirian anak seperti dua orang yang berhadapan, dimana anak akan memberikan respon atau tanggapan terhadap apa yang ditunjukkan oleh sikap orang tuanya. Jika orang tua telah menunjukkan sikap yang mandiri maka anak secara tidak sengaja akan mampu mandiri pula.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan sikap orang tua dengan kemandirian anak di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sikap orang tua di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat berada pada kategori baik. 2. Kemandirian anak di SMPN 01

Sungai Aur Kabupaten Pasaman

Barat berada pada kategori

(12)

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap orang tua dengan kemandirian anak di SMPN 01 Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat yaitu sebesar (rhitung 0,220 dan signifikan rtabel

0,171). Dapat disimpulkan bahwa semakin baiknya sikap orang tua dalam mendidik anaknya maka semakin baik pula kemandirian anak.

KEPUSTAKAAN

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi

Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, M & M Asrori. 2011. Psikologi

Perkembangan Remaja

(Perkembangan Anak).

Jakarta: Bumi Aksara.

Chusna, Afizul (2008). “Pengaruh Sikap Overprotective Orang Tua terhadap Sikap Mandiri Anak (Studi Atas Siswa Kelas V dan VI SD Islam Al-Azhar 25 Semarang.Skiripsi, tidak diterbitkan. FIP-IAIN. Desmita. 2014. Psikologi Sosial

Perkembangan Anak.

Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mangkuadmojo. 2003. Pengantar Statistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahman. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Riduwan. 2013. Metode dan Teknik

Menyusun Proposal

Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rintyastini, Yuli & Suzy Yulia Charlotte. 2006. Bimbingan dan Konseling untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar

Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yusuf, A. Muri. 2005. Metode

Penelitian. Padang: FIP UNP. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi

Perkembangan Anak dan

Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1.   Deskripsi  Frekuensi  dan  Persentase    Sikap  Orang Tua

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini pengujian di lakukan pada Algoritma fuzzy sugeno, sensor kompas, neo m8n, baterai,motor dc, area rumput yang terpotong dan tidak terpotong untuk mengetahui

Hal ini disebabkan karena di Desa Banjarsari RT 01 RW 01 masih minimnya SDM ditunjang dari karakteristik responden bahwa sebagian responden berpendidikan SMP,

Berdasarkan perhitungan gaya pada segmen kaki perajin sapu rayung pada aktivitas menarik dan mengulur secara berturut-turut adalah pada paha kaki kanan sebesar 122,51 N,

Berdasarkan sifat akustik disimpulkan bahwa kemampuan menerima beban dan menghasilkan tegangan sesuai frekuensi nada dasar pada kawat baja lebih baik dibanding dawai gitar, serta

Pangan fungsional adalah pangan yang memiliki tiga fungsi yaitu fungsi primer, artinya makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin

UNAIR NEWS – Mahasiswa PDD Universitas Airlangga di Banyuwangi, Apik Mila Sari (20), mengatakan, sebagai warga negara yang baik, dan apalagi sebagai bagian dari

Tahukah anda, bahwa ternyata bahasa Komering terdiri dari begitu Tahukah anda, bahwa ternyata bahasa Komering terdiri dari begitu Tahukah anda, bahwa ternyata

Mengimplementasikan metode transformasi wavelet dan metode klasifikasi dengan LVQ dalam mendeteksi penyakit diabetes melalui ciri yang ada pada retina.. Menganalisis