• Tidak ada hasil yang ditemukan

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Media Video terhadap Puberty Gingivitis pada Siswi Kelas XI di SMA Muhammadiyah I Tasikmalaya 2017

Nela Herliana1, Hadiyat Miko2, Suwarsono3

1)Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya 2)Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

3)Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang

E-mail: nelaherliana19@gmail.com ABSTRAK

Penyuluhan Kesehatan merupakan salah satu promosi kesehatan gigi dan mulut melalui Usaha Kesehatan Gigi di sekolah (UKGS) misalnya di SMA, tujuan penyuluhan ini salah satunya untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang. Penyuluhan ini menyajikan media yang berbasis audio-visual yang dapat memperbesar perhatian siswi. Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena masalah pada penyakit gigi dan mulut akan cepat datang apabila disertai dengan masa pubertas yang kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya. Pada masa pubertas banyak faktor yang mempengaruhi datangnya penyakit gigi dan mulut. Salah satu faktor masalah yaitu gingivitis, bahwa gingivitis itu terjadi peradangan pada gusi yang apabila para remaja tidak menjaga dan memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta mengetahui status keparahan gingiva pada masa pubertas pada kelas XI di SMA Muhammadiyah I Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental, yaitu sebelum di berikannya penyuluhan siswi diberi pretest sebagai kontrol dan setelah diberikan penyuluhan siswi diberi post test, dengan subjek penelitian yaitu total sampling, pemeriksaan yang dilakukan pada siswi kelas yang diukur dengan indeks gingival (GI). Data disajikan dalam bentul tabel distribusi frekuensi. Hasil analisis data menggunakan uji Wilcoxon dengan menunjukkan nilai p>0,05.

Kata Kunci : Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, indeks gingiva.

ABSTRACT

Health education is one of the promotion of oral health through dental health efforts in schools (UKGS) for example in high school, the purpose of counseling is one of them to improve one's health status. This counseling presents audio-visual based media that can enlarge students' attention. Knowledge of oral and dental health is very important because the problem of dental and mouth disease will come quickly when accompanied by a period of puberty is less attention to dental health and mouth. At puberty many factors affect the arrival of dental and oral diseases. One of the problem factors is gingivitis, that gingivitis is an inflammation of the gums which if teenagers do not take care of their dental and mouth health. The purpose of this research is to know the knowledge about dental and mouth health and to know the status of gingival severity at puberty in class XI in SMA Muhammadiyah I Tasikmalaya. This research uses experimental quasi design, that is before giving the counseling of students given pretest as control and after giving counseling of student given post test, with research subject that is total sampling, examination done on student class which measured with gingival index (GI). Data is presented in the hump of the frequency distribution table. The result of data analysis using Wilcoxon test by showing p value> 0,05.

(2)

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut sangat penting bagi kehidupan kita, karena mulut bukan sekedar pintu masuk untuk makanan dan minuman, tetapi mempunyai peran yang sangat penting dalam pencernaan makanan, estetik dan komunikasi. Mulut adalah cerminan dari kesehatan gigi karena secara umum banyak gejala-gejala penyakit gigi dan mulut, dari gejala tersebut salah satu faktor yang dapat menimbulkannya yaitu kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut tertutama para remaja. Para remaja merupakan masa transisi dari anak menuju dewasa atau dikenal dengan masa pubertas. Masa pubertas itu tidak dapat dipastikan kapan mulainya dan berakhir dalam masa

pubertas seorang anak remaja akan

mengalami berbagai hal kritis dalam tumbuh

kembang menuju kedewsaan sehingg

memerlukan penyesuaian mental,

sikap,nilai, dan minat.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan,

remaja seringa mengalami masalah

kesehatan terutama pada gingiva. Masalah yang terjadi salah satunya didukung dengan faktor hormonal dengan adanya perubahan

keseimbangan hormonal selama masa

pubertas yang dapat menyebabkan

perubahan-perubahan pada gusi. Gusi

mudah berdarah dengan sentuhan-sentuhan sekalipun. Menurut kristiani (2010) tanda dari terjadinya peradangan yang terjadi masa pubertas yaitu terjadi masa pubertas, gingiva

terjadi hiperplasi, gingiva mengalami

pembengkakan yang merata, berwarna merah kebiruan dan oral hygiene yang buruk. Faktor utama yang perlu diperhatikan bahwa selain dari gingiva terjadi pada masa

pubertas , karena para remaja yang kurang

memperhatikan kesehatan gigi dan

mulutnya.

Upaya yang dilakukan dalam

meningkatkan perilaku remaja yang kurang memperhatikan terhadap kesehatan gigi dan mututnya, dengan cara melakukan suatu pendekatan yaitu denga diberikan perlakuan edukasi melalui penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media video. Penyuluhan yang dilakukan melalui

media video ini dapat membantu

pemahaman terhadap suatu materi

pembelajaran. Media ini tidak hanya dilihat tetapi juga dapat didengar. Selain itu, dapat memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan sehingga siswi tidak cepat lupa kare pada dasarnya keuntungan dari media video ini

dapat mendorong dan meningkatkan

motivasi terutama lebih memberikan

pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu

(quasi experiment) dengan menggunakan

pretest dan postest design. Pretest dan

postest berupa tes pengetahuan dengan mengisi kuesioner, jika menjawab benar (1) dan menjawab salah mendapat nilai (0), untuk penyuluhan menggunakan alat bantu audiovisual yang berisi film animasi untuk menampilkan film menggunakan proyektor.

Penelitian ini dilakukan di SMA

Muhammadiyah I Tasikmalayya yang

diteliti merupakan siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah I Tasikmalaya. Dasar penilaian indeks gingiva yaitu pada warna, perubahan kontur dan pendarahan pada sat

probing. Pengukuran indeks gingiva

dilakukan dengan cara memeriksa kondisi gingiva pada enam gigi, yaitu : gigi molar

(3)

(M1)kana atas, gigi insisivus (I2) kanan atas, gigi premolar (P1) kiri atas, gigi molar (M1) kiri bawah, gigi insisivus (I1) kiri bawah, dan gigi premolar (P2)kana bawah. Daerah yang diperiksa akan di beri nilai, nilai tesebut akan dijumlahkan dan dibagi enam sesuai jamlah gigi yang diperiksa untuk

mendapatkan nilai gingiva. Hasil

pengukuran dikategorikan dalam skor

0.Sehat ; 1. Peradangan ringan, skor 0,1-1,0 ; 2. Peradangan sedang, skor 1,1-2,0 ; 3. Perangan berat, 2,1-3,0.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu frmulir pemeriksaan indeks gingiva dan kuesioner pengetahuan. Alat dan bahan yang digunakan yaitu periodontal probe, kaca mulut, nierbekken/baki, masker, sarung tangan, alkohol 70%, larutan antiseptik, dan sabun cuci tangan.

Sebelum akan dilakukan

pemeriksaan siswi diberikan informed

consent agar mendapatkan persetujuan dari

orangtua, peneliti melakukam sosialisasi kepaada pihak sekolah yang bersangkutan mengenai maksud dan tujuan mengadakan

penelitian di sekolah yang telah

mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, mengambil data seluruh siwi kelas

XI, mengumpulkan data tentang

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan membagikan kuesioner yang diisi

langsung oleh siswi, melakukan

pemeriksaan status gingiva yang diukur

dengan menggunakan indeks gingiva

menurut loe dan silness yang diperoleh pemeriksaan langsung di rongga mulut mengolah serta mengganalisis data yang telah didapat.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Hasil Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut

sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan melalui media video

No Kriteria Kuesioner Pengethauan Kesehatan gigi dan mulut Pre % Post % 1 Baik 14 41,17 32 94,11 2 Cukup 18 51,94 2 5,88 3 Kurang 2 5,88 0 0 Jumlah 34 100 34 100 P=0.000

Tabel 2. Hasil Distirbusi Frekuensi Pemeriksaan indeks gingiva Sebelum dan

sesudah diberika penyuluhan melalui media video No Kriteria Pemeriksaan indeks gingiva Pre % Post % 1 Sehat 1 2,94 1 2,94 2 Ringan 9 26,47 10 26,47 3 Sedang 23 67,64 22 64,70 4 Kurang 2 5,88 1 2,94 Jumlah 34 100 34 100 P=0.000 PEMBAHASAAN

Telah dilakukan penelitian mengenai

pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap puberty gingivitis pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah I Tasikmalaya yang berjumlah 34 responden. Seluruh siswi yang memenuhi kriteria kemudian diberikan kuesioner pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan pemeriksaan indeks gingiva. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Comain

(4)

(2010) bahwa gingivitis disertai pembesaran gingiva yang berlebihan pada anak, banyak dijumpai pada kelompok anak yang sedang mengalami masa pubertas. Penelitian yang dilakukan oleh Martariwansyah (2008)

ditemukan bahwa hamper sebagian

penduduk dunia mengalami penyakit radang gusi, dan salah satunya pubertas yang

menyebabkan hampir 100% remaja

mengalami radang gusi, dilihat dari

penelitian diatas bahwa para remaja harus

diberikan penyuluhan dengan cara

pendekatan secara edukasi dengan

menggunakan media video. Penggunan media penyuluhan sangat ditentukan oleh

intensitas media dalam memberikan

pengalaman belajar kepada sasaran

penyuluhan. Penyuluhan menggunakan

metode audiovisual menampilkan penjelasan dengan kemudian penjelasan penyuluh melalui video yang ditampilkan. Penelitian sebelumnya oleh Maria yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode demonstrasi audiovisual yang diberikan kepada ibu terhadap penurunan indeks plak anak.

Media Audiovisual dapat

menyampaikan informasi yang memiliki karakteristik audio (suara) dan visual (gambar). Jenis media ini mempunyai kemampuan lebih baik karena meliputi

kedua karakteristik tersebut yang

digabungkan. Banyak sekali para siswi yang

tertarik dengan penyuluhan dengan

menampilkan audi-visual, penyuluhan

dengan cara tersebut memudahkan siswi untuk lebih memahami penyuluhan yang disampaikan oleh pendidik melalui media tersebut.

Media belajar diperlukan agar

pembelajaran efektif dan efisien. Dengan audio visual yang tepat akan mampu memotivasi dan mengarahkan konsentrasi siwi terhadap materi pembelajaran. Apabila anak termotivasi dalam belajar maka hasil

belajar akan pula ditingkatkan. Audio visual sangat bermanfaat dalam proses belajar

mengajar karena dapat memfokuskan

perhatian anak terhadap makna yang ditampilkan dalam suatu media video. Karkteristik media audio visual ketika proses belajar mengajar adalah pengajar

hanyak bertindak sebagai fasilitator,

selebihnya anak yang akan lebih aktif dan mandiri (metode sokraktik)

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebelum dilaksanakan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut sebagian siswa mempunyai kriteria cukup (51,94%) dan setelah diberikan penyuluhan melalui media video sebagian besar siswi mempunyai kriteria baik dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut (94,11).

Hasil penelititian berdasakan indeks gingiva yang dilakukan dengan metode joe

dan Silness bahwa hamper seluruh

responden sebelum diberikan perlakuan indeks gingiva dengan hasil peradangan sedang (67,64%) dan indeks gingiva setelah

dilakukan perlakuan (64,70%). Pada

penelitian ini dilihat bahwa banyaknya responden yang memberikan respon positif terhadap pengetahuan yang diterimanya. Artinya pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut yang dimiliki oleh respoden mulai menumbuhkan sikap dan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan yang dimiliki oleh responde belum memengaruhi sikap dan tindakan untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan yang berdampak

pada status kesehatan gingivannya.

Penelitian ini menunjukkan pengetahuan

tidak memberikan pengaruh secara

siganifikan terhadp indeks gingiva pada responden. Pengetahuan responden pada penelitian ini tidak mempengaruhi perilaku responden. Namun, pengetahuannya tidak diaplikasikan dalam tindakan mereka.

(5)

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak dini karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi dan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kondisi mulut. Pengetahuan tersbut dapat diperoleh secara terencana salah satunya melalui proses pendekatan secara edukasi dari pengajaran keluarganya. Berdasarkan uji Wilcoxon sign rank test dengan α = 0,05 didapatkan nilai p = 0,000 sehingga p < α yang artinya ada pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

melalui media video terhadap puberty

gingivitis pada sisiwi kela XI.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa adanya pengaruh

kesehatan gigi dan mulut melalui media video terhadap puberty gingivitis pada siswi kelas XI di SMA Muhammadiyah I

Tasikmalaya dengan memiliki tingkat

pengetahuan yang baik dan indeks gingiva dengan kriteria peradangan sedang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Agusta, Victa, dkk, 2014, Hubungan

Pengetahuan Kesehatan gigi dengan kondisi oral Hygiene anak tunarungu usia sekolah, Fakultas Kedokteran

Gigi, Universitas Islam Sultan

Agung. Vol:1

2. Anshor, Sokhibul., 2015,

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Universitas

Lampung. Hal : 2

3. Arsyad, A., 2013, Media

Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

4. Comain Zubaidah Taty., dan Suwelo

Suharsonp Ismu, 1995, Gingivitis kronis pada anak usia 10 Tahun, Fakultas Kedokteran gigi Universitas Indonesa. Hal : 51, Vol 3

5. Siahaan, Maria., 2016, Efektivitas Kombinasi Demonstrasi Audiovisual Kepada ibu Tentang kesehatan gigi

dan mulut terhadap penurunan

indeks plak anak. Jurusan

Kedokteran gigi, Universitas

Lambung Mangkurat Banjarmasin. Vol.1

6. Grace, drg, 2011, Terapi Gusi untuk

Kesehatan dan Kecantikan,

Erlangga. Jakarta

7. Lossu, M, Fara, dkk, 2015,

Hubungan Pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut dengan indeks gingiva siswa SD katolik 03 Frater Don Bosco Manado

8. Herijulianti, Eliza., Indriani Svasti Tati., Artini Sri, 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi Buku Kedokteran. EGC. Jakarta

9. Kristiani, A., 2010, Ilmu penyakit gigi dan mulut. Jurusan Kesehatan

Gigi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Tasikmalaya

10.Martariwansyah, 2008, Gigi Kuat Mulutku sehat, Karya Kita. Bandung

11.Pramudito, A., 2013, Pengembangan

media Pembelajaran Video Tutorial pada mata pelajaran Kompetensi

kejuruan standar kompetensi

melakukan pekerjaan dengan mesin bubut di SMK Muhammadiyah I Playen, Fakultas Teknik Universitas Yogyakarta, Hal 9-10

Gambar

Tabel 1. Hasil Distribusi Frekuensi  Pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut

Referensi

Dokumen terkait

 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E..  Lepaskan kedua probe

Rancang bangun sistem informasi penjualan Pada Gayaku Optikal berbasis dekstop Objek memberikan kemudahan dalam pengolahan data-data yang terkait dengan transaksi

1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar diagram Jumlah penduduk di Indonesia dari setiap sensus penduduk yang dikirimkan melalui Google Classroom. Peserta didik

 Bagian paha samping kanan dan kiri dipasang saku tempel (bentuk dompet), memakai flui lipat dalam, berkancing, dan bertutup.  Bagian belakang kanan dan kiri

Selain teknik relaksasi nafas dalam pada kelompok I juga diberikan metode pijat punggung dimana ditemukan perbedaan intensitas nyeri sebelum dan setelah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan menyikat gigi menggunakan bulu sikat medium dan soft terhadap debris

Perbandingan spektrum FT-IR dari produk sintesis berdasarkan variasi temperatur reaksi terhadap spektra bahan dasar α-pinena, menunjukkan bahwa reaksi Ritter telah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) 1974 di tinjau dari aspek politik disebabkan karena 1) adanya