• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

B MANAJEMEN PUSKESMAS

Satuan Jml n % Bobot Nilai VIII Manajemen Operasional

1. Menyusun Rencana

a. Menyusun RUK sesuai standar % 100 250

- Membentuk tim penyusun lintas program dipimpin kepala puskesmas tim ada

- Orientasi proses penyusunan kegiatan ada

- Mempelajari petunjuk dari Kabupaten / kota kegiatan ada

- Pengumpulan data umum dan lingkungan kegiatan ada

- Pengumpulan data pencapaian kegiatan tahun sebelumnya kegiatan ada - Analisa masalah dan alternatif pemecahan (Team Based Problem Solving) kegiatan ada - Penyusunan RUK (dilengkapi inventarisasi,kebutuhan,tambahan,usulan pembiayaan) kegiatan ada

b. Menyusun RPK sesuai standar % 100 250

- Rencana kegiatan bulanan (dinamis) daftar ada

- Monitoring pencapaian bulanan daftar ada

- Rencana pembiayaan bulanan daftar ada

- Petugas pelaksana kegiatan daftar ada

2 Memantau proses pelaksanaan dan hasil kegiatan puskesmas

a. Menyelenggarakan pertemuan Lokakarya mini bulanan di puskesmas kali 12 100

b. Menyelenggarakan pertemuan Lokakarya mini tri-bulanan lintas sektor kali 2 100

3 Evaluasi hasil pelaksanaan % 100 300

a. Melakukan penilaian kinerja puskesmas notulen ada

b. Melakukan analisis data sesuai pedoman notulen ada

c. Melakukan penyajian informasi hasil analisis visualisasi ada

d. Melakukan identifikasi permasalahan yang ada notulen ada

e. Melakukan penentuan prioritas masalah notulen ada

f. Menyusun jadwal kegiatan jadwal ada

g. Melakukan evaluasi tengah tahunan kegiatan ada

h. Melakukan replanning hasil evauasi tengah tahun rencana ada

PENCAPAIAN MANAJEMEN OPERASIONAL ( h ) 1000

PROPORSI MANAJEMEN OPERASIONAL

KINERJA MANAJEMEN OPERASIONAL = h/1000 x proporsi program IX Manajemen Sumberdaya.

1. Manajemen Peralatan (medik / non medik) % 100 250

a. Kartu inventaris peralatan di semua ruangan kartu ada

b. Meng-Update Daftar inventaris alat (A1) kali ada

c. Membuat laporan inventaris alat sekaligus permintaan alat (A2) laporan ada

d. Menyusun rencana kebutuhan Alat notulen ada

e. Mengajukan Kebutuhan alat usulan ada

f. Membuat daftar mutasi alat Puskesmas data ada

g. Membuat berita acara penghapusan ( bila ada ) BA ada

2. Manajemen Obat / Bahan di Puskesmas % 100 250

a. Membuat inventaris obat data ada

b. Membuat inventaris bahan administrasi data ada

c. Menghitung sisa dan kebutuhan obat / bahan data ada

d. Mengajukan kebutuhan obat / bahan usulan ada

e. Memeriksa kartu stok obat-obatan / vaksin kartu ada

f. Memeriksa kartu stok vaksin kartu ada

g.Memeriksa kartu suhu vaksin kartu ada

h. Memeriksa kartu stok obat / bahan kartu ada

3. Manajemen Keuangan di Puskesmas % 100 250

a. Adanya buku kas umum yang ditandatangani kepala puskesmas tiap bulan BUKU ada

b. Adanya buku kas bantu perpasal / tolok ukur BUKU ada

c. Adanya buku penerimaan rutin BUKU ada

d. Adanya buku setoran BUKU ada

e. Pemeriksaan kas 3 bulan sekali dengan berita acara KALI ada

4. Manajemen Tenaga di Puskesmas % 100 250

a. Daftar urut kepangkatan Petugas DAFTAR ada

b. Uraian THWT Petugas DAFTAR ada

c. Rencana kerja bulanan petugas sesuai dengan THWT-nya. RENCANAada

PENCAPAIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA ( h ) 1000 h

PROPORSI MANAJEMEN SUMBER DAYA

KINERJA MANAJEMEN SUMBER DAYA = h/1000 x proporsi program

NO VARIABEL

TARGET REALISASI

1200

(3)

BABI KONSEP DASAR

PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

A. PENDAHULUAN

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan

program-program unggulan sebagaimana disebutkan dalam

Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan program

spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi dalam pencapaian

tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah,

kebutuhan serta potensi setempat.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam

pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar

I

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan

pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun

Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas

kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebaqai (1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan ; (2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat; (3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan

upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen

manajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan tingkat Puskesmas ; (2) Lokakarya Mini Puskesmas ; (3) Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem

informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya

peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality assurance).

(4)

dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas, maka pedoman stratifikasi Puskesmas yang telah dipergunakan selama ini telah disempurnakan, dan selanjutnya digunakan istilah Penilaian Kinerja Puskesmas.

B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerjal prestasi Puskesmas.

Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas, sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian dinas kesehatan kabupatenl kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu

pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas.

Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten

I

kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (1,11,111)sesuai dengan pencapaian kinerjanya.

Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupatenl kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENlLAIAN KINERJA PUSKESMAS 1. Tujuan a. Tujuan Umum Tercapainya tingkat berkualitas secara pencapaian tujuan kabupatenl kota.

kinerja Puskesmas yang

optimal dalam mendukung

(5)

b. Tujuan Khusus

1). Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

2). Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.

3). Mendapatkan informasi

Puskesmas dan bahan

anal isis masukan

kinerja dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota untuk tahun yang akan datang.

2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya.

b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).

c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

d. Dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

D. RUANG LlNGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas meliputi penilaian

pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan,

manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian

terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/ kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan ketiga

(6)

fungsi Puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan

kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada

kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi " Indonesia Sehat 2010 ".

Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan di Daerah, maka kabupatenl kota dapat menetapkan dan

mengembangkan jenis program kesehatan yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan

kemampuan sumberdaya termasuk ketersediaan dan

kompetensi tenaga pelaksananya, dengan tetap

memperhatikan arahan dan kebijakan tingkat propinsi dan pusat, yang dilandasi oleh kepentingan daerah 'dan nasional termasuk konsensus global! kesepakatan dunia (antara lain penanggulangan penyakit polio, TBC, malaria, diare, kusta, dan lain-lain).

Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan

pengembangan baik berupa penambahan upaya maupun

suatu upaya kesehatan inovasi, tetap dilakukan penilaian. Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan

Puskesmas merupakan nilai tam bah dalam penilaian

kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan kesepakatan.

Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut merupakan kebutuhan daerah yang telah didukung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya di daerah yang bersangkutan maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih luas di seluruh Puskesmas dalam suatu wilayah kabupaten/ kota. Olehkarenanya, kegiatan tersebut sudah harus diperhitungkan untuk dilakukan penilaian di seluruh Puskesmas.

Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan kegiatan untuk masing-masing Puskesmas kemungkinan

"tidak lagi sarna di seluruh Puskesmas", melainkan hanya

berdasarkan "kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

Puskesmas yang bersangkutan" . Sedangkan

kegiatan-kegiatan pengembangan yang belum menjadi kegiatan utama di kabupaten/ kota, hanya akan dilakukan oleh Puskesmas tertentu saja di kabupaten/ kota yang bersangkutan.

(7)

Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan :

b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain

penambahan upaya kesehatan atau penerapan

pendekatan baru (inovasi) upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas.

2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam

penyelenggaraan kegiatan, meliputi :

a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan

lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja,

b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll.

ditetapkan.

b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan.

c. Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan. Dimana masing-masing program/ kegiatan mempunyai indikator mutu tersendiri, sebagai contoh angka drop out pengobatan pad a program penanggulangan TBC.

d. Penilaian out-come pelayanan antara lain melalui

pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa

pelayanan Puskesmas.

Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas dapat dinilai tingkat mutunya, baik dalam aspek input, proses, out-put maupun out-comenya, karena indikator

dan mekanisme untuk penilaiannya belum ditentukan.

1. Pelayanan kesehatan yang meliputi :

a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota.

3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi :

(8)

Sehingga, secara keseluruhan tidak akan diukur dalam penilaian kinerja, akan tetapi dipilih beberapa indikator yang sudah ada standar penilaiannya.

Jenis kegiatan Puskesmas yang terdapat dalam lampiran buku pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini merupakan jenis

kegiatan yang memungkinkan dilaksanakan di seluruh

Puskesmas (sebagai "Daftar Menu"). Sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan, masing-masing kabupatenl kota akan menetapkan jenis kegiatan yang direncanakan

untuk dilaksanakan, dan kemudian hasilnya dinilai

berdasarkan rencana yang telah disusun.

Hasil kegiatan Puskesmas yang diperhitungkan meliputi

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan

jaringannya di wilayah kerja Puskesmas, baik kegiatan

yang dilaksanakan di dalam gedung maupun di luar

gedung.

Untuk beberapa jenis kegiatan tertentu, Puskesmas dapat

memperoleh bantuan teknologi ataupun tenaga dari

Puskesmas sekitarnya atau tingkat kabupaten/ kota (sebagai contoh: dalam situasi emergensil KLB, pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan, transmigrasi, komunitas adat terpencil, dll) maka peran perbantuan dapat diabaikan, sehingga hasilnya dapat diperhitungkan sebagai kegiatan Puskesmas.

Komponen input sumberdaya dan lingkungan tidak termasuk dalam variabel penilaian, akan tetapi kedua komponen tersebut dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses penyusunan rencana dan penetapan besaran target

Puskesmas. Selanjutnya dalam melakukan analisa

permasalahan/ kesenjangan kegiatan Puskesmas, maka

komponen input sumberdaya dan lingkungan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan baik dalam mencari penyebab masalah maupun penetapan alternatif pemecahan masalah.

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)

--- __--- __

---r---.---~ o o o .,..-I .,..-CO c ~ ::::l CO 0.. ro f.= ro >-c s: ::::l '-::::l OJ(j) ro

>-..c ::::l-'- ro ::::l.o OJ 0 (j) E ni2

>- ._

..c ::::l-'- ro ::::l.o OJ 0 (j)

E

ni2

>- ._

c ~ ::::l - .0 ro 0..

>-

ro .~ (j) 01 c ro ::::l '-~ o CO I .,..-co c ro 01,-ro 01,-ro .0 (j) 0> 0> (j).o ro

>

-c ro

.~ -g

g'E .0 0> 0> .~ (j) '-- ro ro (j)

>-

0> .0 o..c ro ro :;:::.-=; ~.o - ro ro 01

>- ..;:;

o..c ro ro ~ ::J ~.o - ro ro 01

>--01 c: ro ::::l '-~ o co V C ::::l ..c ro ~ ro 0.. ro '- 0>-.0 C ~ ::::l ro

>-ro 0.._ ro ro '-.0 ~ 0 0>

E

.0 0>

-

-ro

.-

>-ro 0.._ ro ro '-.0 ~ 0 0>

E

.0 0>

-

-ro

.-

>-.2 c - 0>

ro->-tIi

""0 :.;:; ::::l C - 0>

ro->-..1<:

ro ""0 :.;:;

!;{

CO

o

z

<{

o

I-<{ _.J <{ z w ~ w -, <{ z <{ ~ ""0 C ro ..I<:

ro

0.. E 0> c 0> E c ro ""0 (j) 'L: C ro ro COl 0> c > ro c 2

ro

ro

(j) ·c ro

-

c 0> > c

-

ro .0 o c ~ ro ::::l OJ 01 C 0> 0.. c ro ""0 c c ro ro ro c

E

ro ·c >-0> ro ~~ c...-:::

ro

§

ro

o 0.. c ro O>~ ~ (j) c ro ..c ro .0 ~ ro .0 o .!!l c 0> .~

o

LL W LL c ro ""0

o

LL LL c ro ..I<: 0.. ro '-0> c 0> ~

z

<{ (9

z

<{ ::> w ~ z w ~ w -, <{ z <{ ~ '-ro ::::l OJ ..I<: I ..I<: ::::l (j) ro E 01 c ro ::::l c ro c ro ::::l .0 C ro (j)

ro

ro

ro..l<:

u~ - ::::l ~.o .0 E

E

ro 0>-~~ c ro ro (j) ..I<: ·c 0> E 0> 0.. C ro ..I<: ::::l

tIi~

OJ ro

Et:

0> (j).o ro ro

E

'-(j) ro 0> u ..I<: 0> (j) (j) ::::l C 0... ro ro OJ

ro

c o..ro 0> ::::l ~~ ::::l 01 t c ro .(j) ..I<: ro

ro ~

::::l 01 .0 C

E

(j) 0> ro ~ E -

- '-ro ~ ro ""0 01 C :.;:; ro ""0 0.. ::::l C ro ..I<: ro c ro (j) ..I<: ro 0> ~ N

(43)

--- ---, ro :J --E ro ill 3 (/) ro Ol ro ill -a 0. <{ ~ Oro -- 3Olro ro Ol .0 ill ill 0. (/) ..__ - ro ro (/) -a ill <{.o c (/) ro ro olOl ro-Z .0 ill ill 0. (/) ..__

ro~

-a ill <{.o c (/) ro ro 0l0l ro :J .ow ill 0. (/) ..__ - ro ro (/) -a ill <{.o c (/) _~ ro 0l0l ro.z .0 ill ill 0. (/) ..__ - ro ro (/) -a ill <{.o ro 0. ro 0_ ..__ ro ill 3: .0 ro ill Ol .0 ill ro 0. -a <{ ro 0. ~ (/) ill ro .0 Ol ill :J .ow ro 0. -a <{ ro 0. ~ (/) ill ro .0 Ol ill :J .ow ro 0. -a

-c

ro 0. ~ (/) ill ro .oOl ill :J .ow ro 0. -a <{

z

~ (9

«

z

w I-W ~ Z W ~ W -, <{

z

«

~ (/) ro Ol :J W 0. C ro ro 3 ro Ol ill 0. ill ~ c ro

ro

--

ro o I::: ro ¢:: eo -a .0 ro 3 ro o~ Ol C :J Ol Ol C ro

--

c ro -a (/) ro Ol -Z c ro (/) Oro ro ..__Ol :J :J

roID

:J 0. .00.

E

ro ~ o~ c o.ro ro-a .~ en ill c (/) ro 0- c Olill

2 ~

~ 3 c (/) ro ro :J Ol .0 :J

--ro 0C' ill ~ ro c ro o c ~

ro

0. 2 ('") o, o c ro c ill 0.

ro

:J .0 E ill ~

--

ro :J .0 E ill ~

>

c ro iij c ill 0. ro

ro

~ (/) ro -a co 0. ro :J (/) ill (/) Ol C ro >-~ c C ill C

E

ro ill OlOiiJ c c ill ro -a E

(44)

LAMPIRAN PENILAIAN MUTU PELAYANAN

NO JENIS KEGIATAN SKALA 3 SKALA 2 SKALA 1 Nilai Akhir

Nilai 10 Nilai 7 Nilai 4

1 Drop out pelayanan ANC (K 1-K4) <10% 11-20% >20% (... ... )

2. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan > 80% 70-79% < 70% (... )

3. Penanganan Komplikasi Obstetril > 5 % 4-4,9% <4% (.. ... )

risiko tinggi

4. Error rate pemeriksaan BTA <5% 6-10% >10% (...)

5. Error rate pemeriksaan darah malaria <5% 6-10% >10% (. ...)

6. Kepatuhan terhadap standar ANC < 50% 51-80% 81-100% (...)

7. Kepatuhan terhadap standar peme- < 50% 51-80% 81-100% (... )

riksaan T8 Paru

8. Tingkat kepuasan pasien terhadap < 50% 51-80% 81-100% ( .. , )

pelayanan Puskesmas

9. .... ...

Cara penilaian :

1. Nilai mutu kegiatan dihitung sesuat dengan hasil pencapaian/cakupan kegiatan

di Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom skala yang sesuai

2. Nilai pada tiap skala dan standar nilai tiap skala ditetapkan oleh masing-masing

daerah sesuai dengan kesepakatan.

3. Hasil nilai pada skala dimasukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel

4. Hasil rata-rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu

5. Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi :

8aik

=

nilai rata-rata> 8,5

Sedang =nilai rata-rata 5,5 - 8,4

(45)

Z et c.. ..., ..., ..., ..., ..., ..., ..., ~

~-

: et~ :

uo

...1-....

(I) '--" '--" '--" '--" '--" '--" '--" et ::c et

z

et U 0:: Z

:s

w 0:: ~ w Z ctI w et ~ ~ 0::

t:;

Z et~ ~et et ...I >-~ w~ Z

....

w ~ ~ c.. w ~ Z ~ (I) et et Z ~ (I) w et Z 0::

S

I-0 wI- Z Z ~ c.. ~ ~ et ~ Z et w ~ 0 et Z et ctI Z ~ ~ et >- ~ et Z Z (I) w ctI et ~ Z et c.. ~ ~ ~ et ~ Z w ~ 0

e

::c

....

et Z w Z ~ N 0 (I)

....

ctI

....

w W ...I

....

e

Z Z c.. ~

z

z

Z et ~ Z

....

et ~

;:i

::c ~ (I) I- et 0 et

....

~ ctI et ~ ::cw ::cw etctI Uw 0e ::cw

~ (I)w (I)w 0::w Zw Zw (I)w

c.. ~ ~ c.. c.. e, ~ et et ~ et et et -e >- >- >- ~ >- ~ et et et et c.. c.. c.. e, c.. c.. c.. ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 0

....

....

....

....

2:

5=

....

z

....

....

....

:>

>

I

(46)

VIII

GRAFIK LABA-LABA

PENYAJIAN HASIL KINERJA PUSKESMAS

VII I VI V

I

Lampiran - 3 II III IV

(47)

GRAFIK LABA-LABA

PENYAJIAN HASIL KINERJA PUSKESMAS

PROMKES II KESLING 100 () VI PENGOBATAN V P2M lV GIZI III KIA

(48)

c ~ a E C1l _j LL f=

z

w

o

z

«

:2:

«

U

z

«

(9

z

«

=:l _J W 0... z

«

I

«

:2: w _J w ~

z

«

«

_J

z

W 0... _J W (])

«

n::

«

>

o

z c CO ..I<: Cl ._ C CJ) ~ iL Cl~ c c CJ) 0 ~iLz c CO CO C CO U C Q) '-Q) 0... c CO CO C CO CJ) ..I<: CO Qj 0... CJ) CO :::l CO > W

(49)

L() c co .._ .0.. E co _J

z

~ ~ 0.. ~ U Z W 0.. Z .~ I-~ <.9 w ~

-c

>-~ 0 0::: w en ~ ~ (j)

z

z

~ ~

-

(j) Z Z ~ ~ ~ ~ U (j) _J Z ~ ~ w

::s

>

0::: w W W 0... 0...

Gambar

GRAFIK LABA-LABA
GRAFIK LABA-LABA

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ketersediaan data-data satelit oseanografi dan data argo float pada wilayah tersebut memungkinkan dilakukan suatu pendekatan kondisi oseanografi secara vertikal

Sementara untuk memasang handrill, atap, jalan inpeksi dari plat bordes akan dilakukan dilapanga atau di lokasi proyek.Dalam melaksanakan pekerjaan Pembuatan WTP

Jika se- lama ini dipersepsikan bahwa semua ibu mampu mem- berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayinya maka hasil kajian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki status

22 Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Cambayya KelTompo Balang Kec Sombaopu Kab Gowa 3 Ha 2017 N 23 Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Kab..

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis saya yang berjudul Implementasi Supervisi Akademik Dan Supervisi Manajerial di Madrasah Aliyah Negeri (Studi Multi Situs

Akibat bencana banjir tersebut telah merendam 5.043 unit rumah penduduk (5.616 KK/18.840 jiwa menderita), sekolah 6 unit, kantor desa 3 unit, tempat ibadah 2 unit dan 16 kk

Oleh karena itu pada pengujian kali ini Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan melakukan pengujian terhadap mie instan Impor yang diduga mengandung DNA cytb