• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUESIONER PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUESIONER PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA INFEKSI NOSOKOMIAL DI

RUANG RAWAT

BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA LANGSA TAHUN 2011

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Umur : tahun

Jenis Kelamin : (1) Laki-Laki

(2) Perempuan

Pendidikan : (1) SPK

(2) D-3 Keperawatan (3) S-1 Keperawatan

Masa Kerja : tahun

II. Pengetahuan

No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

1. Penyakit infeksi nosokomial adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme disertai reaksi tubuh

2. Infeksi nosokomial merupakan jenis penyakit yang diperoleh dari luar lingkungan rumah sakit

3. Infeksi nosokomial dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita penyakit di rumah sakit.

4. Infeksi nosokomial dapat menular dari peralatan di rumah sakit yang tidak steril

5. Jarum suntik dapat digunakan lebih dari sekali pemakaian dengan jarum suntik yang sama

6. Kondisi tubuh yang mempermudah terinfeksi kuman penyebab infeksi nosokomial adalah kondisi daya tahan tubuh yang rendah

(2)

7. Petugas kesehatan yang tidak menjaga kebersihan diri mudah terinfeksi kuman penyebab infeksi nosokomial

9. Petugas kesehatan yang kurang memperhatikan septik dan anti septik mudah terinfeksi kuman penyebab infeksi nosokomial

10. Persiapan ruang rawat bagi pasien yang tidak memenuhi syarat kesehatan juga menjadi faktor yang memudahkan terinfeksi nosokomial

11. Ruang rawat inap yang tidak dilengkapi sirkulasi udara yang baik menjadi faktor yang memudahkan terinfeksi nosokomial

12. Perawat seharusnya tidak melakukan cuci tangan sebelum lakukan tindakan

13. Menggunakan sarung tangan dan masker dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial

14. Penggunaan sarung tangan sebaiknya satu pasien satu sarung tangan 15. pemasangan infus petugas diperbolehkan tidak menggunakan sarung

tangan

III. Sikap

No. Pernyataan Setuju Kurang

Setuju

Tidak Setuju 1. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan, tangan dalam

keadaan bersih

2. Menggunakan handuk/tisu jika tangan sedang dalam keadaan basah

3.

Alat kesehatan yang terkontaminasi darah/cairan dari tubuh pasien, langsung anda cuci dengan menggunakan sabun

4. Ketika anda mencuci alat kesehatan yang terkontaminasi darah/cairan, anda menggunakan sarung tangan

(3)

5. Sarung tangan yang anda gunakan ketika mencuci alat kesehatan adalah sarung tangan steril

6. Anda merendam alat kesehatan yang terkontaminasi dengan larutan desinfektan

7. Untuk merendam alat kesehatan, anda menggunakan Waskom anti karat

IV. Ketersediaan Fasilitas

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah tersedia sarung tangan steril di ruang bedah

2. Apakah tersedia wastafel pencuci tangan di ruang bedah

3. Apakah air pencuci tangan di ruangan bedah ada bila diperlukan 4. Apakah sabun selalu tersedia

disetiap ruang rawat bedah

5. Apakah peralatan yang terdapat masing-masing ruangan dalam keadaan bersih

V. Pengawasan

No. Pernyataan Ya Kadang-kadang Tidak

1. Berdasarkan pengalaman Anda, adakah di ruang rawat bedah pernah dilakukan pengawasan tentang pencegahan infeksi nosokomial?

(4)

rawat inap bedah tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial disertai dengan sanksi?

3. Adakah pegawasan yang dilakukan

manajemen RS tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial melibatkan penanggung jawab ruang rawat bedah?

4. Apakah hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh manajemen RS tentang upaya

pencegahan infeksi nosokomial ditindaklanjuti?

VI. Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial

No. Pertanyaan Pengamatan

1 Sebelum dan sesudah melakukan tindakan, mencuci tangan dengan air yang

mengalir dan sabun

2 Memakai sarung tangan dalam melakukan tindakan

3 Mensterilkan alat-alat setiap habis pakai

4 Menggantikan kasa penutup tempat infus setiap hari dan memberikan

antiseptik pada bekas tusukan

5 kateter diganti 3x sehari

6 Mengganti selang infus, abbocath setiap 3 hari sekali 7 Memberi label pada daerah penusukan selang infus/pada botol infus

8 Memakai baju dan sandal khusus dalam ruangan

9 Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya untuk membantu

menjaga kebersihan di Rumah Sakit

10 Melakukan segala tindakan sesuai dengan teknik aseptik

11 Kateter dibungkus dengan kantung plastik

12 waskom mandi dibersihkan sebelum dan sesudah dipakai 13 wastafel dibersihkan setiap hari dan diperhatikan saluran pembuangannya

(5)

14 Alat pispot dan sputum pot selalu dalam keadaan siap pakai

15 Spuit digunakan hanya untuk 1 kali pemakaian

16 Tempat sampah tertutup dan harus dipisahkan antara sampah medis dan

sampah non infeksi

17 Sarung tangan disterilkan dengan formalin selama 1x24 jam 18 Setiap mengganti balut luka, petugas memakai sarung tangan, masker, dan

baju khusus

19 Alat-alat yang digunakan untuk mengukur tanda-tanda vital, urine dan defekasi dipisahkan antara pasien infeksi dan non infeksi

(6)

Frequencies

umur 7 20.0 20.0 20.0 3 8.6 8.6 28.6 1 2.9 2.9 31.4 2 5.7 5.7 37.1 1 2.9 2.9 40.0 1 2.9 2.9 42.9 3 8.6 8.6 51.4 4 11.4 11.4 62.9 2 5.7 5.7 68.6 1 2.9 2.9 71.4 1 2.9 2.9 74.3 1 2.9 2.9 77.1 1 2.9 2.9 80.0 1 2.9 2.9 82.9 2 5.7 5.7 88.6 1 2.9 2.9 91.4 1 2.9 2.9 94.3 1 2.9 2.9 97.1 1 2.9 2.9 100.0 35 100.0 100.0 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 40 41 44 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent umurk 18 51.4 51.4 51.4 17 48.6 48.6 100.0 35 100.0 100.0 < 28 tahun >= 28 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(7)

jk 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 laki-laki perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent didik 16 45.7 45.7 45.7 13 37.1 37.1 82.9 6 17.1 17.1 100.0 35 100.0 100.0 SP K

D3-KE PERAW ATA N S1 KE PERAW ATA N Total

Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent mk 11 31.4 31.4 31.4 4 11.4 11.4 42.9 3 8.6 8.6 51.4 3 8.6 8.6 60.0 2 5.7 5.7 65.7 2 5.7 5.7 71.4 2 5.7 5.7 77.1 2 5.7 5.7 82.9 2 5.7 5.7 88.6 1 2.9 2.9 91.4 2 5.7 5.7 97.1 1 2.9 2.9 100.0 35 100.0 100.0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 17 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent mkk 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 < 5 tahun >= 5 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(8)

p1 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p2 12 34.3 34.3 34.3 23 65.7 65.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p3 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p4 14 40.0 40.0 40.0 21 60.0 60.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(9)

p5 6 17.1 17.1 17.1 29 82.9 82.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p6 12 34.3 34.3 34.3 23 65.7 65.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p7 5 14.3 14.3 14.3 30 85.7 85.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p8 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p9 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(10)

p10 12 34.3 34.3 34.3 23 65.7 65.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p11 13 37.1 37.1 37.1 22 62.9 62.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p12 19 54.3 54.3 54.3 16 45.7 45.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p13 16 45.7 45.7 45.7 19 54.3 54.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent p14 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(11)

p15 16 45.7 45.7 45.7 19 54.3 54.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent ptot 1 2.9 2.9 2.9 1 2.9 2.9 5.7 3 8.6 8.6 14.3 2 5.7 5.7 20.0 6 17.1 17.1 37.1 1 2.9 2.9 40.0 8 22.9 22.9 62.9 1 2.9 2.9 65.7 2 5.7 5.7 71.4 1 2.9 2.9 74.3 2 5.7 5.7 80.0 4 11.4 11.4 91.4 3 8.6 8.6 100.0 35 100.0 100.0 1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent ptotk 22 62.9 62.9 62.9 13 37.1 37.1 100.0 35 100.0 100.0 BAIK TIDAK BAIK Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(12)

s1 7 20.0 20.0 20.0 19 54.3 54.3 74.3 9 25.7 25.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent s2 3 8.6 8.6 8.6 12 34.3 34.3 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent s3 10 28.6 28.6 28.6 5 14.3 14.3 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent s4 4 11.4 11.4 11.4 7 20.0 20.0 31.4 24 68.6 68.6 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

(13)

s5 17 48.6 48.6 48.6 7 20.0 20.0 68.6 11 31.4 31.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent s6 8 22.9 22.9 22.9 16 45.7 45.7 68.6 11 31.4 31.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent s7 19 54.3 54.3 54.3 5 14.3 14.3 68.6 11 31.4 31.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent stot 1 2.9 2.9 2.9 1 2.9 2.9 5.7 10 28.6 28.6 34.3 2 5.7 5.7 40.0 10 28.6 28.6 68.6 1 2.9 2.9 71.4 2 5.7 5.7 77.1 5 14.3 14.3 91.4 1 2.9 2.9 94.3 2 5.7 5.7 100.0 35 100.0 100.0 1 3 6 7 8 9 10 11 13 14 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(14)

stotk 23 65.7 65.7 65.7 12 34.3 34.3 100.0 35 100.0 100.0 BAIK TIDAK BAIK Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent f1 28 80.0 80.0 80.0 7 20.0 20.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent f2 29 82.9 82.9 82.9 6 17.1 17.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent f3 11 31.4 31.4 31.4 24 68.6 68.6 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent f4 2 5.7 5.7 5.7 33 94.3 94.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(15)

f5 16 45.7 45.7 45.7 19 54.3 54.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent ftot 2 5.7 5.7 5.7 22 62.9 62.9 68.6 3 8.6 8.6 77.1 6 17.1 17.1 94.3 2 5.7 5.7 100.0 35 100.0 100.0 1 2 3 4 5 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent ftotk 11 31.4 31.4 31.4 24 68.6 68.6 100.0 35 100.0 100.0 BAIK TIDAK BAIK Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pe1 16 45.7 45.7 45.7 10 28.6 28.6 74.3 9 25.7 25.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

(16)

pe2 5 14.3 14.3 14.3 14 40.0 40.0 54.3 16 45.7 45.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent pe3 17 48.6 48.6 48.6 13 37.1 37.1 85.7 5 14.3 14.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent pe4 15 42.9 42.9 42.9 12 34.3 34.3 77.1 8 22.9 22.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent petot 2 5.7 5.7 5.7 13 37.1 37.1 42.9 5 14.3 14.3 57.1 4 11.4 11.4 68.6 4 11.4 11.4 80.0 4 11.4 11.4 91.4 2 5.7 5.7 97.1 1 2.9 2.9 100.0 35 100.0 100.0 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(17)

petotk 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 BAIK TIDAK BAIK Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen1 17 48.6 48.6 48.6 18 51.4 51.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen2 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen3 22 62.9 62.9 62.9 13 37.1 37.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen4 20 57.1 57.1 57.1 15 42.9 42.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(18)

pen5 20 57.1 57.1 57.1 15 42.9 42.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen6 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen7 16 45.7 45.7 45.7 19 54.3 54.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen8 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen9 20 57.1 57.1 57.1 15 42.9 42.9 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(19)

pen10 17 48.6 48.6 48.6 18 51.4 51.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen11 17 48.6 48.6 48.6 18 51.4 51.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen12 22 62.9 62.9 62.9 13 37.1 37.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen13 18 51.4 51.4 51.4 17 48.6 48.6 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen14 26 74.3 74.3 74.3 9 25.7 25.7 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(20)

pen15 23 65.7 65.7 65.7 12 34.3 34.3 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen16 22 62.9 62.9 62.9 13 37.1 37.1 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen17 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen18 21 60.0 60.0 60.0 14 40.0 40.0 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent pen19 17 48.6 48.6 48.6 18 51.4 51.4 100.0 35 100.0 100.0 0 1 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(21)

pentot 2 5.7 5.7 5.7 2 5.7 5.7 11.4 2 5.7 5.7 17.1 9 25.7 25.7 42.9 3 8.6 8.6 51.4 1 2.9 2.9 54.3 1 2.9 2.9 57.1 5 14.3 14.3 71.4 5 14.3 14.3 85.7 3 8.6 8.6 94.3 2 5.7 5.7 100.0 35 100.0 100.0 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 15 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent pentotk 15 42.9 42.9 42.9 20 57.1 57.1 100.0 35 100.0 100.0 dilaksanakan tidak dilaks anakan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(22)

CROSSTABS

/TABLES=ptotk stotk ftotk petotk BY pentotk /FORMAT= AVALUE TABLES

/STATISTIC=CHISQ

/CELLS= COUNT ROW COLUMN TOTAL /COUNT ROUND CELL .

Crosstabs

Case Processing Summary

35 100.0% 0 .0% 35 100.0% 35 100.0% 0 .0% 35 100.0% 35 100.0% 0 .0% 35 100.0% 35 100.0% 0 .0% 35 100.0% ptotk * pentotk stotk * pentotk ftotk * pent otk petotk * pentot k

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

ptotk * pentotk

Crosstab 14 8 22 63.6% 36.4% 100.0% 93.3% 40.0% 62.9% 40.0% 22.9% 62.9% 1 12 13 7.7% 92.3% 100.0% 6.7% 60.0% 37.1% 2.9% 34.3% 37.1% 15 20 35 42.9% 57.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 42.9% 57.1% 100.0% Count % within ptotk % within pentotk % of Total Count % within ptotk % within pentotk % of Total Count % within ptotk % within pentotk % of Total BA IK TIDAK BA IK ptotk Total dilaksanak an tidak dilaksanak an pentot k Total

(23)

Chi-Square Tests 10.443b 1 .001 8.283 1 .004 11.911 1 .001 .002 .001 10.145 1 .001 35 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases Value df As ymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 57. b.

stotk * pentotk

Crosstab 11 12 23 47.8% 52.2% 100.0% 73.3% 60.0% 65.7% 31.4% 34.3% 65.7% 4 8 12 33.3% 66.7% 100.0% 26.7% 40.0% 34.3% 11.4% 22.9% 34.3% 15 20 35 42.9% 57.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 42.9% 57.1% 100.0% Count % within s totk % within pentotk % of Total Count % within s totk % within pentotk % of Total Count % within s totk % within pentotk % of Total BA IK TIDAK BA IK stotk Total dilaksanak an tidak dilaksanak an pentot k Total

(24)

Chi-Square Tests .676b 1 .411 .214 1 .644 .686 1 .408 .489 .324 .657 1 .418 35 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases Value df As ymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 14. b.

ftotk * pentotk

Crosstab 10 1 11 90.9% 9.1% 100.0% 66.7% 5.0% 31.4% 28.6% 2.9% 31.4% 5 19 24 20.8% 79.2% 100.0% 33.3% 95.0% 68.6% 14.3% 54.3% 68.6% 15 20 35 42.9% 57.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 42.9% 57.1% 100.0% Count % within ft otk % within pentotk % of Total Count % within ft otk % within pentotk % of Total Count % within ft otk % within pentotk % of Total BA IK TIDAK BA IK ftotk Total dilaksanak an tidak dilaksanak an pentot k Total

(25)

Chi-Square Tests 15.125b 1 .000 12.399 1 .000 16.538 1 .000 .000 .000 14.693 1 .000 35 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases Value df As ymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 71. b.

petotk * pentotk

Crosstab 11 4 15 73.3% 26.7% 100.0% 73.3% 20.0% 42.9% 31.4% 11.4% 42.9% 4 16 20 20.0% 80.0% 100.0% 26.7% 80.0% 57.1% 11.4% 45.7% 57.1% 15 20 35 42.9% 57.1% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 42.9% 57.1% 100.0% Count % within petotk % within pentotk % of Total Count % within petotk % within pentotk % of Total Count % within petotk % within pentotk % of Total BA IK TIDAK BA IK petotk Total dilaksanak an tidak dilaksanak an pentot k Total

(26)

Chi-Square Tests 9.956b 1 .002 7.897 1 .005 10.390 1 .001 .002 .002 9.671 1 .002 35 Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fis her's Exact Test Linear-by-Linear As sociation N of Valid Cases Value df As ymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 43.

b.

Logistic Regression

Case Processing Summary

35 100.0 0 .0 35 100.0 0 .0 35 100.0 Unweighted Casesa Included in Analysis Mis sing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cas es Total

N Percent

If weight is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding 0 1 Original Value

dilaksanak an tidak dilak sanakan

(27)

Categorical Variables Codings 15 1.000 20 .000 11 1.000 24 .000 22 1.000 13 .000 BAIK TIDAK BAIK petotk BAIK TIDAK BAIK ftotk BAIK TIDAK BAIK ptotk Frequency (1) Parameter coding

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

0 15 .0

0 20 100.0

57.1 Observed

dilaksanak an tidak dilaks anakan pentot k Overall Percentage St ep 0 dilaksanak an tidak dilaksanak an pentot k Percentage Correc t Predic ted

Constant is inc luded in the model. a.

The cut value is .500 b.

Variables in the Equation

.288 .342 .709 1 .400 1.333

Constant St ep 0

B S. E. W ald df Sig. Ex p(B )

Variables not in the Equation

10.443 1 .001 15.125 1 .000 9.956 1 .002 21.300 3 .000 ptotk(1) ftotk(1) petotk(1) Variables Overall Statistics Step 0 Score df Sig.

(28)

Omnibus Tests of Model Coefficients 28.170 3 .000 28.170 3 .000 28.170 3 .000 Step Block Model Step 1 Chi-square df Sig. Model Summary 19.634a .553 .742 Step 1 -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

Es timation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by les s than .001. a. Classification Tablea 14 1 93.3 1 19 95.0 94.3 Observed dilaksanakan tidak dilaks anakan pentotk Overall Percentage Step 1 dilaksanakan tidak dilaksanakan pentotk Percentage Correct Predicted

The cut value is .500 a.

Variables in the Equation

-3.584 1.722 4.332 1 .037 .028 -2.930 1.343 4.758 1 .029 .053 -2.782 1.324 4.416 1 .036 .062 5.047 1.923 6.887 1 .009 155.549 ptotk(1) ftotk(1) petotk(1) Constant Step 1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on s tep 1: ptotk, ftotk, petotk. a.

(29)

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas No Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation Keterangan 1 Pengetahuan Pertanyaan 1 0,840 Valid Pertanyaan 2 0,821 Valid Pertanyaan 3 0,718 Valid Pertanyaan 4 0,692 Valid Pertanyaan 5 0,776 Valid Pertanyaan 6 0,559 Valid Pertanyaan 7 0,682 Valid Pertanyaan 8 0,601 Valid Pertanyaan 9 0,683 Valid Pertanyaan 10 0,883 Valid Pertanyaan 11 0,773 Valid Pertanyaan 12 0,691 Valid Pertanyaan 13 0,718 Valid Pertanyaan 14 0,840 Valid Pertanyaan 15 0,898 Valid

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,954 Reliabel

2 Sikap Pertanyaan 1 0,729 Valid Pertanyaan 2 0,871 Valid Pertanyaan 3 0,741 Valid Pertanyaan 4 0,730 Valid Pertanyaan 5 0,913 Valid Pertanyaan 6 0,806 Valid Pertanyaan 7 0,791 Valid

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,937 Reliabel

3 Fasilitas Pertanyaan 1 0, 820 Valid Pertanyaan 2 0,698 Valid Pertanyaan 3 0,714 Valid Pertanyaan 4 0,580 Valid Pertanyaan 5 0,726 Valid

Nilai Hitung Alpha Cronbach 0,876 Reliabel

4 Pengawasan

Pertanyaan 1 0, 762 Valid

Pertanyaan 2 0,780 Valid

Pertanyaan 3 0,843 Valid

Pertanyaan 4 0,774 Valid

(30)

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 5 Pencegahan Pertanyaan 1 0, 854 Valid Pertanyaan 2 0,829 Valid Pertanyaan 3 0,751 Valid Pertanyaan 4 0,654 Valid Pertanyaan 5 0, 763 Valid Pertanyaan 6 0,563 Valid Pertanyaan 7 0,715 Valid Pertanyaan 8 0,619 Valid Pertanyaan 9 0,674 Valid Pertanyaan 10 0,876 Valid Pertanyaan 11 0,782 Valid Pertanyaan 12 0, 701 Valid Pertanyaan 13 0,710 Valid Pertanyaan 14 0,834 Valid Pertanyaan 15 0,890 Valid Pertanyaan 16 0, 854 Valid Pertanyaan 17 0,829 Valid Pertanyaan 18 0,751 Valid Pertanyaan 19 0,709 Valid

(31)

PENGETAHUAN

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Ex cludeda Total Cases N %

Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a. Reliability Statistics .954 15 Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics .57 .504 30 .63 .490 30 .57 .504 30 .60 .498 30 .67 .479 30 .50 .509 30 .53 .507 30 .63 .490 30 .73 .450 30 .60 .498 30 .60 .498 30 .43 .504 30 .57 .504 30 .57 .504 30 .53 .507 30 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Mean Std. Deviation N

(32)

Item-Total Statistics 8.17 29.040 .840 .949 8.10 29.266 .821 .950 8.17 29.661 .718 .952 8.13 29.844 .692 .952 8.07 29.582 .776 .951 8.23 30.461 .559 .955 8.20 29.821 .682 .953 8.10 30.369 .601 .954 8.00 30.276 .683 .952 8.13 28.878 .883 .948 8.13 29.430 .773 .951 8.30 29.803 .691 .952 8.17 29.661 .718 .952 8.17 29.040 .840 .949 8.20 28.717 .898 .948 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Scale Statistics 8.73 33.857 5.819 15

(33)

SIKAP

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Ex cludeda Total Cases N %

Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a. Reliability Statistics .937 7 Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics 1.07 .691 30 .83 .874 30 .70 .877 30 1.03 .718 30 .83 .913 30 1.10 .759 30 .80 .925 30 s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 Mean Std. Deviation N

(34)

Item-Total Statistics 5.30 19.390 .729 .933 5.53 17.223 .871 .919 5.67 18.023 .741 .932 5.33 19.195 .730 .933 5.53 16.671 .913 .915 5.27 18.478 .806 .926 5.57 17.357 .791 .928 s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Scale Statistics 6.37 24.309 4.930 7

Mean Variance St d. Deviation N of Items

FASILITAS KEPERAWATAN

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Ex cludeda Total Cases N %

Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.876 5

Cronbach's

(35)

Item Statistics .57 .504 30 .63 .490 30 .57 .504 30 .60 .498 30 .67 .479 30 f1 f2 f3 f4 f5 Mean St d. Deviation N Item-Total Statistics 2.47 2.533 .820 .822 2.40 2.731 .698 .852 2.47 2.671 .714 .848 2.43 2.875 .580 .880 2.37 2.723 .726 .845 f1 f2 f3 f4 f5 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Scale Statistics 3.03 4.102 2.025 5

Mean Variance St d. Deviation N of Items

PENGAWASAN

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Ex cludeda Total Cases N %

Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.

(36)

Reliability Statistics .902 4 Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics 1.03 .718 30 .83 .913 30 1.10 .759 30 .80 .925 30 pe1 pe2 pe3 pe4 Mean Std. Deviation N Item-Total Statistics 2.73 5.513 .762 .884 2.93 4.685 .780 .877 2.67 5.126 .843 .855 2.97 4.654 .774 .879 pe1 pe2 pe3 pe4 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Scale Statistics 3.77 8.599 2.932 4

Mean Variance St d. Deviation N of Items

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Scale: ALL VARIABLES

(37)

Case Processing Summary 30 100.0 0 .0 30 100.0 Valid Ex cludeda Total Cases N %

Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a. Reliability Statistics .965 19 Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics .57 .504 30 .63 .490 30 .57 .504 30 .53 .507 30 .67 .479 30 .50 .509 30 .53 .507 30 .63 .490 30 .73 .450 30 .60 .498 30 .60 .498 30 .43 .504 30 .57 .504 30 .57 .504 30 .53 .507 30 .57 .504 30 .63 .490 30 .57 .504 30 .60 .498 30 pen1 pen2 pen3 pen4 pen5 pen6 pen7 pen8 pen9 pen10 pen11 pen12 pen13 pen14 pen15 pen16 pen17 pen18 pen19 Mean Std. Deviation N

(38)

Item-Total Statistics 10.47 48.602 .854 .962 10.40 48.938 .829 .962 10.47 49.292 .751 .963 10.50 49.914 .654 .964 10.37 49.482 .763 .963 10.53 50.533 .563 .966 10.50 49.500 .715 .964 10.40 50.317 .619 .965 10.30 50.355 .674 .964 10.43 48.530 .876 .962 10.43 49.151 .782 .963 10.60 49.628 .701 .964 10.47 49.568 .710 .964 10.47 48.740 .834 .962 10.50 48.328 .890 .961 10.47 48.602 .854 .962 10.40 48.938 .829 .962 10.47 49.292 .751 .963 10.43 49.633 .709 .964 pen1 pen2 pen3 pen4 pen5 pen6 pen7 pen8 pen9 pen10 pen11 pen12 pen13 pen14 pen15 pen16 pen17 pen18 pen19 Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Scale Statistics 11.03 54.861 7.407 19

(39)

JURNAL KESEHATAN

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA INFEKSI NOSOKOMIAL DI

RUANG RAWAT

BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA LANGSA THE INFLUENCE OF NURSE INTERNAL AND EXTERNAL FACTORS ON

NOSOCOMIAL INFECTION PREVENTION IN THE POST SURGICAL TREATMENT WARD AT GENERAL HOSPITAL IN LANGSA CITY

FAKHRUL RAZI

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ABSTRACT

Nosochomial infection is an infection found in a hospital caused by the micro-organisms such as bacteria, viruses, fungi, and parasites. The data obtained from the Profile of Langsa Municipal General Hospital in 2010 showed that there were 303 nosochomial infection cases in 7 wards and the cases in the post surgical treatment wards of Langsa Municipal General Hospital was the highest with 88 nosochomial infection cases.

The purpose of this explanatory survey study was to analyze the influence of internal (knowledge and attitude) and external (facility and supervision) factors of the nurses on the prevention of nosochomial infection. The population of this study were all of the 35 nurses working in the post surgical treatment wards and all of them were selected to be the samples for this study. The primary data for this study were obtained through observation and interviews and the secondary data were obtained through the medical record and documents available at Langsa Municipal General Hospital. The data obtained were analyzed through multiple logistic regression tests.

The result of the statistic test showed that the variables of knowledge, nursing facilities, and supervision were the variables which had influence on the prevention of nosochomial infection in the post surgical treatment wards at Langsa Municipal General Hospital.

The management of Langsa Municipal General Hospital is suggested to improve the education and training of the nurses working in the post surgical treatment wards and to do health promotion twice (2 times) a year such as a campaign for the prevention of the incident of nosochomial infection. The hospital management, through the Director of General Langsa Municipal Hospital, is suggested to establish a nosochomial infection medical supervision committee assigned to do a routine supervision and evaluation.

(40)

ABSTRAK

Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang terdapat di rumah sakit, yang disebabkan oleh mikroorganisme berupa bakteri, virus, fungi dan parasit. Data yang diperoleh dari profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa tahun 2010, terdapat 303 kasus infeksi nosokomial di 7 ruangan, di mana ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa dengan kasus tertinggi, terdapat 88 kasus infeksi nosokomial.

Penelitian ini merupakan penelitian survai explanatory yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor internal (pengetahuan dan sikap) dan eksternal (fasilitas dan pengawasan) perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang terdapat di ruang rawat bedah yang berjumlah sebanyak 35 orang dan sekaligus menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data meliputi data primer melalui wawancara dan pengamatan serta data sekunder dari catatan dan dokumen RSUD Kota Langsa dan dianalisis dengan regresi logistik.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, fasilitas keperawatan, dan pengawasan merupakan variabel yang berpengaruh terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa.

Disarankan kepada pihak RSUD Kota Langsa untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi perawat pelaksana di ruang rawat bedah, melakukan upaya promosi kesehatan 2 kali dalam 1 tahun seperti mengkampanyekan bentuk pencegahan terjadinya infeksi nosokomial, Manajemen rumah sakit melalui direktur RSUD Langsa disarankan membentuk komite medik pengendalian infeksi nosokomial yang ditunjuk melakukan pengawasan dan evaluasi secara rutin.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Fasilitas, Pengawasan, Infeksi Nosokomial Latar belakang

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2007).

Rumah sakit sebagai suatu unit pelayanan medis tentunya tak lepas dari pengobatan dan perawatan penderita-penderita dengan kasus penyakit infeksi. Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan perangkatnya. Akibat lainnya yang juga cukup merugikan adalah

(41)

hari rawat penderita yang bertambah, beban biaya menjadi semakin besar, serta merupakan bukti bahwa manajemen pelayanan medis rumah sakit kurang bermutu (Darmadi, 2008).

Penyebab infeksi nosokomial adalah akibat mikroorganisme berupa bakteri, virus, fungi dan parasit, tetapi umumnya terjadi akibat virus dan bakteri. Sumber infeksi dapat berasal dari pasien, petugas rumah sakit, pengunjung atau lingkungan rumah sakit.

Menurut Timby (1999), kelalaian petugas rumah sakit untuk mencuci tangan merupakan penyebab umum terjadinya infeksi yang diperoleh di rumah sakit. Cara penularan melalui tangan yang kurang bersih atau secara tidak langsung melalui peralatan yang ditempatkan sebagai penyebab utama infeksi nosokomial (Utji, 1993). Triatmodjo (1993), menemukan bahwa 34,4% tangan perawat terkontaminasi oleh kuman penyebab infeksi nosokomial dan 34,4% dari alat-alat bedah steril siap pakai ternyata dalam kondisi tidak steril.

Kejadian infeksi nosokomial belum diimbangi dengan pemahaman tentang cara mencegah infeksi nosokomial dan implementasi secara baik. Kondisi ini memungkinkan angka nosokomial di rumah sakit cenderung tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang baik tentang cara-cara penyebaran infeksi yang mungkin terjadi di rumah sakit.

Menurut Utama (2006) pencegahan infeksi nosokomial memerlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterillisasi, dan desinfektan, mengontrol risiko penularan dari lingkungan, melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa merupakan rumah sakit rujukan dengan type kelas B, dari data yang diperoleh tahun 2010, terdapat sebanyak 303 kasus di 7 ruangan (Bedah, Penyakit Dalam, THT/Mata, VIP, ICU, ICCU, dan KUA/Super VIP) yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa dengan berbagai jenis infeksi nosokomial (Medical

Record RSUD Kota Langsa Maret 2011).

Dari tujuh ruangan, ruangan bedah yang tertinggi kasus infeksi, terdapat 88 kasus jenis infeksi nosokomial yaitu 47 kasus infeksi nosokomial oleh phlebitis, 1 kasus oleh infeksi luka operasi, 6 kasus oleh decubitus, 17 kasus oleh sepsis, dan 17 kasus oleh pneumonia (Medical Record RSUD Kota Langsa, bulan Maret Tahun 2011).

Survei pendahuluan menunjukkan bahwa dari 7 perawat di ruang bedah yang diwawancarai hanya 28,5% yang mensterilkan alat medis, menggunakan alat pelindung diri seperti penutup mulut dan sarung tangan, mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan, sedangkan 71,5% perawat tidak melaksanakan prosedur itu secara keseluruhan. Sesuai prosedur penggunaan alat medis bahwa sebelum dan sesudah menggunakan alat medis wajib dibersihkan dan disterilkan termasuk peralatan-peralatan yang terkecil sekalipun. Berdasarkan pengamatan penulis, ketika sedang melakukan survei pendahuluan penulis menemukan air yang ada pada wastafel tidak hidup serta sabun pencuci tangan tidak peneliti temukan berada ditempatnya serta pengawasan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit belum maksimal, seperti kepala perawat yang bertugas piket tidak berada di tempat.

Tujuan penelitian Untuk menganalisis pengaruh faktor internal (pengetahuan dan sikap) dan eksternal (fasilitas keperawatan dan pengawasan) perawat terhadap pencegahan terjadinya

(42)

infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa tahun 2011

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan explanatory

research. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perawat yang ada di ruang bedah rawat inap baik itu RBA maupun RBB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa berjumlah sebanyak 35 orang (Profil RSUD Kota Langsa, 2009) dan sekaligus menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data meliputi data primer yaitu data diperoleh melalui kuesioner dan pengamatan terhadap responden, data sekunder adalah data-data yang mendukung dalam penelitian ini

seperti profil rumah sakit dan laporan tahunan. Analisis data dalam penelitian ini mencakup analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel independen dan dependen dalam bentuk distribusi frekuensi. analisis bivariat, yaitu untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05). analisis multivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat pengaruh antara variabel independen dengan dependen menggunakan uji regresi

logistik pada taraf kepercayaan 95%

(p<0,05).

Hasil Penelitian

Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja

Tabel. 1 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa

No Karakteristik Perawat Jumlah (n) Persentase (%)

1 Umur < 28 tahun 18 51.4 ≥ 28 tahun 17 48.6 Total 35 100 2 Jenis Kelamin Laki-laki 13 37.1 Perempuan 22 62.9 Total 35 100 3 Pendidikan SPK 16 45.7 D3 Keperawatan 13 37.1 S1 Keperawatan 6 17.1 Total 35 100 4 Masa Kerja < 5 tahun 18 51.4 ≥ 5 tahun 17 48.6 Total 35 100

Tabel 1. hasil penelitian menunjukkan mayoritas perawat berada pada kelompok umur < 28 tahun yaitu sebanyak 18 orang

perempuan yaitu sebanyak 22 orang (62,9%), dan berpendidikan mayoritas menamatkan SPK yaitu sebanyak 16 orang

(43)

kerja < 5 tahun yaitu sebanyak 18 orang (51,4%).

Analisis Univariat

Analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel independen dan

dependen dalam bentuk distribusi frekuensi. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, sikap, fasilitas, pengawasan dan pencegahan infeksi nosokomial.

Tabel. 2 Distribusi Variabel Pegetahuan, Sikap, Fasilitas, Pengawasan dan Pencegahan Infeksi nosokomial

No Pengetahuan Perawat Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 22 62.9

2 Tidak Baik 13 37.1

Total 35 100

No Sikap Perawat Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 23 65.7

2 Tidak Baik 12 34.3

Total 35 100

No Fasilitas Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 11 31.4

2 Tidak Baik 24 68.6

Total 35 100

No Pengawasan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 15 42,9

2 Tidak Baik 20 57,1

Total 35 100

No Pencegahan Infeksi Nosokomial Jumlah (n) Persentase (%)

1 Dilaksanakan 15 42.9

2 Tidak dilaksanakan 20 57.1

Total 35 100

Berdasarkan Tabel 2. diketahui pengetahuan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial mayoritas responden berada pada kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (62,9%) sedangkan selebihnya berada pada kategori tidak baik yaitu 13 orang (37,1%). Sikap perawat mayoritas berada pada kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (65,7%) sedangkan selebihnya berada pada kategori tidak baik yaitu 12 orang (34,3%). Fasilitas perawat mayoritas berada pada kategori tidak baik yaitu sebanyak 24 orang (68,6%) sedangkan selebihnya berada pada

Pengawasan mayoritas berada pada kategori tidak baik yaitu sebanyak 20 orang (57,1%) sedangkan selebihnya berada pada kategori baik yaitu 15 orang (31,4%). Pencegahan infeksi nosokomial mayoritas berada pada kategori tidak laksanakan yaitu sebanyak 20 orang (57,1%) sedangkan selebihnya berada pada kategori dilaksanakan yaitu 15 orang (31,4%)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk menganalisis hubungan variabel independen

(44)

dan pengawasan) dengan variabel dependen (pencegahan infeksi nosokomial) yang

dilihat dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95%.

Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan, Sikap, Fasilitas dan Pengawasan dengan Pencegahan Infeksi Nosokomial

Variabel

Pencegahan Infeksi Nosokomial

Nilai p Dilaksanakan Tidak Dilaksanakan N % N % Pengetahuan 1 Baik 14 63,6 8 36.4 10,443 0,001 2 Tidak Baik 1 7.7 12 92.3 Total 15 100 20 100 Sikap 1 Baik 11 47.8 12 52.2 0,676 0,418 2 Tidak Baik 4 33.3 8 66.7 Total 15 100 20 100 Fasilitas 1 Baik 10 90.9 1 9.1 15,125 0,000 2 Tidak Baik 5 20.8 19 79.2 Total 15 100 20 100 Pengawasan 1 Baik 11 73.3 4 26.7 9,956 0,002 2 Tidak Baik 4 20 16 80 Total 15 100 20 100

Dari hasil penelitian, diketahui dari 22 responden yang mempunyai pengetahuan baik diketahui sebanyak 14 responden (63,6%) dengan kategori melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial, selebihnya 8 responden (36,4%) dengan kategori tidak

melaksanakan pencegahan infeksi

nosokomial. Hasil analisis bivariat

(chi-square test) bahwa terdapat nilai p (0,001) <

p 0,05 artinya adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

pencegahan infeksi nosokomial. Dari hasil penelitian, diketahui dari 23 responden yang mempunyai sikap baik diketahui sebanyak 11 responden (47,8%) dengan kategori

melaksanakan pencegahan infeksi

nosokomial, selebihnya 12 responden (52,2%) dengan kategori tidak

melaksanakan pencegahan infeksi

nosokomial. Hasil analisis bivariat

(chi-square test) bahwa terdapat nilai p (0,418) <

(45)

signifikan antara sikap dengan pencegahan infeksi nosokomial. Dari hasil penelitian, diketahui dari 11 responden yang mempunyai penilaian baik terhadap fasilitas keperawatan diketahui sebanyak 10 responden (90,9%) dengan kategori “melaksanakan” pencegahan infeksi nosokomial, selebihnya 1 responden (9,1%) dengan kategori “tidak melaksanakan” pencegahan infeksi nosokomial. Hasil analisis bivariat (chi-square test) bahwa terdapat nilai p (0,000) < p 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara fasilitas keperawatan dengan pencegahan infeksi nosokomial. Dari hasil penelitian, diketahui dari 15 responden yang mempunyai penilaian baik terhadap pengawasan diketahui sebanyak 11 responden (73,3%)

dengan kategori melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial, selebihnya 4 responden (26,7%) dengan kategori tidak

melaksanakan pencegahan infeksi

nosokomial. Hasil analisis bivariat

(chi-square test) bahwa terdapat nilai p (0,002) <

p 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan pencegahan infeksi nosokomial.

Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel independen yang paling berpengaruh (baik faktor internal maupun eksternal) terhadap pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa. Uji yang digunakan dalam analisis multivariat ini adalah Uji Regresi Logistik.

Tabel 4.7. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial

No. Variabel B P-Value

Konstanta 5,047 0,09 1 Pengetahuan -3,584 0,037 2 Fasilitas Keperawatan -2,930 0,029 3 Pengawasan -2,782 0,036 PEMBAHASAN Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian menunjukkan secara statistik dengan uji regresi logistik terdapat pengaruh secara signifikan anatara pengetahuan perawat dengan pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lindawati (2001), bahwa hasil uji menunjukkan pengetahuan perawat

nosokomial pada perawat. Dan sejalan dengan hasil penelitian Fuadi (2009) ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan resiko terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh.

Menurut Natoatdmodjo (2004) salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan individu adalah melalui pendidikan dan pelatihan baik secara formal maupun informal, termasuk pengetahuan tentang segala sesuatu yang berisiko terhadap terjadinya infeksi nosokomial. Hal ini karena perawat merupakan tenaga medis yang setiap hari mempunyai kontak langsung dengan pasien dan ruangan dalam rumah sakit. Bentuk upaya pencegahan yang dilakukan dalam hal kondisi yang berisiko

(46)

Sikap

Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus / objek (Notoatmodjo, 2003). Sikap Seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorabel) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorabel) (Azwar, 2003). Hasi uji regresi logistik menunjukkan tidak terdapat pengaruh signifikan sikap perawat dengan pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan 65,7% perawat berada pada kategori sikap baik dan selebihnya 34,3% berada pada kategori tidak baik.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nurhayati (1997) bahwa hasil uji menunjukkan sikap perawat berhubungan dengan perilaku kepatuhan petugas kesehatan dalam pencegahan infeksi luka operasi di bagian bedah Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dan tidak sejalan dengan hasil penelitian Yusran (2004), bahwa sikap perawat mempunyai hubungan dengan infeksi risiko nosokomial di RSU Abdoel Muluk Lampung.

Sikap perawat merupakan bagian integral dari individu yang menilai dan berpendapat tentang kondisi lingkungannya. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin baik sikap perawat tentang berbagai upaya pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit maka akan semakin kecil risiko terhadap terjadinya infeksi nosokomial pada perawat, tenaga medis lain atau pengunjung rumah sakit. Menurut Notoatmodjo (2004), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Sikap perawat yang kurang akan berdampak terhadap tindakan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit. Hal ini menurut Bachroen (2000) bahwa secara umum pelaksanaan prinsip Universal

Precautiosn di Indonesia masih kurang.

Beberapa tindakan yang meningkatkan potensi penularan penyakit yaitu tidak mencuci tangan, tidak menggunakan sarung tangan, penanganan benda tajam yang salah, teknik dekontaminasi yang tidak adekuat, dan kurangnya sumber daya untuk melaksanakan prinsip Universal Precaution. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Karyadi Semarang (2003) menunjukkan angka kepatuhan tenaga kesehatan untuk menerapkan penerapan beberapa elemen

Universal Precaution kurang dari 50%.

Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Abdoel Muluk pada tahun 2006 menunjukkan 58 % tenaga kesehatan mengalami paparan terhadap darah dan cairan tubuh.

Fasilitas

Fasilitas dalam penelitian ini adalah

Ketersediaan/kelengkapan fasilitas keperawatan yang disediakan oleh pihak

rumah sakit dalam hal untuk melakukan pencegahan infeksi nosokomial. Hasil uji regresi logistik menunjukkan terdapat pengaruh signifikan fasilitas keperawatan dengan pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan 31,4% perawat berada pada kategori baik dan selebihnya 68,6% berada pada kategori tidak baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lindawati (2001) yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara

(47)

sarana dan prasarana dengan persepsi perawat pelaksana terhadap upaya pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.

Menurut green yang dikutip Kusmayati (2004) fasilitas merupakan salah satu dari sumber daya yang memungkinkan seseorang untuk berperilaku tertentu. Tanpa adanya dukungan fasilitas yang memadai, menyulitkan seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik. Dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial dibutuhkan tersedianya sarana dan prasarana antara lain air mengalir untuk cuci tangan dan sabun, sarung tangan, mensterilkan peralatan, antiseptik dan desinfektan.

Hasil penelitian menunjukkan 80% tidak tersedia sarung tangan steril diruang rawat bedah, 68,6% air pencuci tangan di ruang rawat bedah tidak ada bila diperlukan. Musadad (1992) menyatakan bahwa hanya 42,9% rumah sakit yang menyediakan sarana untuk cuci tangan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Pengawasan

Pengawasan salah satu unsur manajer profesional yang harus dilaksanakan oleh semua anggota manajemen, baik ia seorang pengawas atau pimpinan utama suatu organisasi. Hasil uji regresi logistik menunjukkan terdapat pengaruh signifikan pengawasan dengan pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah RSUD Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan 42,9% perawat berada pada kategori baik dan selebihnya 57,1% berada pada kategori tidak baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lindawati (2001) yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara pengawasan dengan persepsi perawat pelaksana terhadap upaya pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap

Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta p (0,000) < 0,05. Dan sejalan dengan hasil penelitian Fuadi (2009) ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan resiko terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh p (0,000) < 0,05.

Menurut Green (1980) mengatakan seseorang akan patuh bila masih dalam tahap pengawasan, bila pengawasan mengendur maka perilaku akan ditinggalkan artinya ketika pengawasan itu sudah mulai menurun maka perawat untuk melakukan pencegahan infeksi nosokomial semakin rendah, mereka bekerja semau dengan yang mereka mau bukan semesti yang telah ada dalam standart prosedur operasional untuk melakukan pencegahan infeksi nosokomial.

Berdasarkan dari hasil penelitian 45,7% mengatakan tidak pernah dilakukan pengawasan tentang pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah, 48,6% Pegawasan yang dilakukan manajemen RS tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial melibatkan penanggung jawab ruang rawat bedah, dan 42,9% Hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh manajemen RS tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial tidak ditindaklanjuti.

Asumsi peneliti hal ini dikarenakan berbagai faktor seperti masalah dana, dikarenakan tidak ada anggaran untuk itu sehingga tidak melakukan pengawasan secara intensif. Kedua, kebijakan yang dibuat kurang maksimal seperti memberikan sanksi. Ketiga, tidak ada keinginan serius dari pihak pengawas sendiri untuk lebih tegas dalam hal pencegahan infeksi nosokomial.

Pada prinsipnya Fungsi pengawasan di Rumah Sakit merupakan untuk mengetahui sejauh mana perawat mematuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja Rumah Sakit serta dalam melakukan tindakan pencegahan yang telah ditetapkan oleh

(48)

pimpinan serta dijadikan dasar penilaian untuk sertifikasi, namun kenyataannya di RSUD Kota Langsa peran dan fungsi pengawas belum maksimal dan belum bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

e) Pengetahuan berpengaruh terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa

f) Sikap tidak berpengaruh terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa

g) Fasilitas keperawatan berpengaruh terhadap terjadinya pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa

h) Pengawasan berpengaruh terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa dan sekaligus variabel ini merupakan variabel yang paing dominan.

Saran

3. Kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa perlu : c. meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan melalui pelatihan bagi perawat pelaksana di ruang rawat bedah

d. melakukan upaya promosi kesehatan 2 kali dalam 1 tahun antara lain seperti mengkampanyekan bentuk pencegahan infeksi nosokomial atau hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial seperti mencuci tangan sebelum melakukan tindakan, memakai sarung tangan

sebelum melakukan tindakan, mensterilkan alat-alat setelah habis pakai dalam bentuk poster, leaflet bahkan jika perlu booklet yang kemudian disebarkan di masing-masing ruangan terkhususnya untuk ruangan rawat bedah dengan tujuan agar perawat tersadarkan akan pentingnya untuk melakukan pencegahan terhadap infeksi nosokomial

4. Kepada manajemen Rumah Sakit

melalui direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa perlu membentuk komite medik pengendalian infeksi nosokomial untuk membuat kebijakan agar perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi (2008). Infeksi Nosokomial :

Problematika Dan Pengendaliannya. Jakarta :

Penerbit Salemba Medika

Depkes RI. (2007), Pedoman Manajerial Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Jakarta

Fuadi (2009) Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Risiko Terjadinya Infeksi Nosokomial Pada Ruang Rawat Inap Bedah Di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Tesis.

Green, L.W (1980). Health Promotion Planning : An Educational and Environmental Approach,

(49)

California : Mayfield Publising Co.

Lindawati (2001) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pusat Pertamina. Tesis

Musadad, dkk (1992). Kebiasaan Cuci Tangan Petugas Kesehatan Rumah Sakit dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial.

Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Timby (1999). Introductory Medical-Surgical Nursing (7th Edition). Philadelphia : Lippincott.

Triatmodjo (1993). Gambaran Hygiene Lingkungan Beberapa Rumah Sakit di Jakarta Ditinjau dari Sudut Mikrobiologi dalam Kaitannya dengan Infeksi Nosokomial. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jakarta Utama, H. W. (2006). Infeksi nosokomial. Jakarta.

Utji (1993). Pengendalian Infeksi Nosokomial di RS Dr. Cipto Mangkusumo dengan Sumber Daya Minimal. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta

Gambar

Tabel  1.  hasil penelitian menunjukkan  mayoritas  perawat berada pada kelompok  umur &lt; 28 tahun yaitu sebanyak 18 orang
Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan, Sikap, Fasilitas dan Pengawasan dengan Pencegahan  Infeksi Nosokomial
Tabel 4.7. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial

Referensi

Dokumen terkait

dengan hal yang positif, bekerjasama dengan guru-guru mata pelajaran guna melakukan pengawasannya. 3) Peran guru dalam mengatasi bullying yaitu memanggil siswa yang

perusahaan swasta dalam penyelenggaraan data/informasi geospasial dalam upaya pencapaian tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan, perlu diatur

Dari keempat faktor pembentuk Keputusan Pembelian, faktor Identitas Produk memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian pupuk NPK non subsidi di Kecamatan

Dengan itu, diharapkan penulisan ini dapat membantu menjadi sumber rujukan kepada penggubal dasar dan Pegawai Tadbir Negeri termasuklah Jabatan Ketua Pengarah Tanah dan

Implementasi strategi belajar kooperatif GI dalam pembelajaran, secara umum dibagi menjadi enam langkah yaitu : (1) mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan

Pemahaman membaca dirasa masih sangat rendah sekali terutama dalam jenjang sekolah dasar, semua siswa terlihat sudah lancar dalam membaca namun terkadang mereka kurang

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 184 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun

Peserta e-Lelang Sederhana yang memasukkan Dokumen Penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas atas penetapan hasil