• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. PENDAHULUAN 2.1 Sistem Imformasi Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. PENDAHULUAN 2.1 Sistem Imformasi Akuntansi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Sistem Imformasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 1991).

Menurut Ronmey dkk, (1997) terdapat delapan unsur dari suatu sistem informasi akuntansi, yaitu :

1. Tujuan

Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang menggambarkan tenaga penggerak dibelakang sistem dan tujuannya. 2. Masukan

Data harus dikumpulkan dan dimasukan sebagai input ke dalam sistem. Masukan yang umum dari suatu sistem informasi akuntansi adalah data transaksi dan jurnal.

3. Keluaran

Informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut keluaran. Keluaran yang umum dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan laporan-laporan internal seperti daftar piutang dagang, anggaran dan proyeksi cashflow.

4. Penyimpanan

Data disimpan dalam sistem informasi akuntansi untuk pemakaian berikutnya. Data yang disimpan harus dimutakhirkan secara teratur.

5. Pengolahan

Data harus diolah untuk menghasilkan informasi. Sebagian perusahaan memproses data mereka dengan komputer.

(2)

6. Instruksi dan Prosedur

Sistem informasi akuntansi tidak dapat memproses data untuk menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang terinci. Instruksi dan prosedur untuk pemakai biasanya terdapat pada prosedur manual.

7. Pengguna

Orang-orang yang berhubungan dengan sistem dan pemakai informasi yang dihasilkan disebut pengguna. Dalam perusahaan, pengguna meliputi semua orang yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan semua orang yang mengatur dan mengendalikan sistem.

8. Pengendalian dan Pengukuran Keamanan

Informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem harus akurat, bebas dari kesalahan dan dilindungi dari akses-akses yang tidak sah. Pengendalian dan pengukuran keamanan dibuat dalam suatu sistem informasi akuntansi untuk menjamin informasi yang akurat dan pengoperasian sistem secara tepat.

Sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson (1991) memiliki tiga tujuan utama : (1) menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan, (2) menyajikan informasi guna mendukung operasi harian, dan (3) menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan (stewardship). Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal. Hampir semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data transaksi yang telah diolah, sedangkan untuk tujuan pertama hanya sebagian.

2.2Pengertian Gaji

Rivai (2004) membagi bentuk balas jasa yang diterima oleh karyawan dalam empat kelompok yaitu : gaji, upah, tunjangan intensif, kompensasi tidak langsung.

1. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau dapat juga dikatakan

(3)

sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.

2. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan, atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relative tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung pada keluaran yang dihasilkan.

3. Tunjangan intensif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standart yang ditentukan. Insentif merupakan bentuk lain dari upah langsung diluar upah dan gaji yang merupakan kompensasi tetap.

4. Kompensasi tidak langsung merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan.

2.3Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Sistem informasi akuntansi penggajian untuk kebanyakan perusahaan/organisasi yaitu suatu sistem, prosedur dan catatan atau formulir yang digunakan untuk menetapkan secara tepat dan akurat berapa gaji yang harus diterima oleh setiap pegawainya, berapa gaji yang harus dipotong, misalnya untuk pajak penghasilan pegawai, pinjaman pegawai pada perusahaan serta gaji serta sisa gaji yang benar-benar dibayarkan kepada pegawai (Wilkinson, 1991). Pengertian lain sistem informasi akuntansi penggajian adalah sistem pembayaran atas jasa yang diserahkan oleh karyawan yang bekerja sebagai manajer, atau kepada karyawan yang gaji dibayarkan bulanan, tidak tergantung dari jumlah jam atau hari kerja atau jumlah produk yang dihasilkan (Mulyadi, 2001).

Pada Gambar 1. menyajikan diagram konteks sistem penggajian yang bagian kepegawaian memberikan informasi mengenai pengangkatan tenaga kerja, pemberhentian, dan perubahan tingkat gaji karena adanya kenaikan ataupun promosi. Para pegawai membuat perubahan dalam pengurangan

(4)

contohnya kontribusi untuk rencana pensiun. Sementara itu berbagai departemen memberikan data mengenai kehadiran. Lembaga pemerintah menyediakan tarif pajak dan intruksi untuk memenuhi persyaratan tertentu. Dalam cara yang sama perusahaan asuransi dan perusahaan lainnya memberikan intruksi menghitung memotong berbagai tarif yang ditetapkan.

Gambar 1. Siklus Penggajian

Sumber : Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, Sistem Informasi Akuntansi, 2005.

Pada dasarnya siklus penggajian memiliki tujuh aktifitas dasar yang dilakukan dalam siklus penggajian. Gambar 1. menunjukkan tujuh aktifitas dasar yang dilakukan dalam siklus penggajian. Ketujuh aktifitas siklus Penggajian yaitu sebagai berikut :

1. Perbarui file induk pegawai

Aktivitas ini melibatkan pembaruan file induk penggajian untuk mencerminkan berbagai jenis perubahan penggajian : memperkerjakan orang baru, pemberhentian, perubahan tingkat gaji, atau perubahan dalam pengurangan diskresi (lingkaran 1.0 dalam Gambar 1). Bagian Kepegawaian memberikan informasi ini, pemeriksaan edit yang tepat, seperti pemeriksaan

(5)

validitas atas nomor pegawai dan uji kewajaran atas perubahan yang dilakukan, berlaku untuk semua transaksi perubahan penggajian.

2. Perbarui tarif dan pemotongan pajak

Aktivitas kedua dalam siklus penggajian adalah memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya (lingkaran 2.0 dalam Gambar 1). Bagian penggajian membuat perubahan-perubahan ini, tetapi perubahan jarang terjadi. Perubahan tersebut terjadi ketika bagian penggajian menerim pembaruan mengenai perubahan dalam tarif pajak dan potongan gaji lainnya dari berbagai unit pemerintah dan perusahaan asuransi.

3. Validasi data kehadiran dan waktu

Langkah ini memvalidasi setiap data waktu dan kehadiran pegawai (lingkaran 3.0 dalam Gambar 1). Informasi ini datang dalam berbagia bentuk, bergantung pada status pembayaran pegawai. Bagi para pegawai yang dibayar per jam, banyak perusahaan menggunakan kartu waktu untuk mencatat waktu kedatangan pegawai dan waktu keluar, untuk setiap giliran kerja. Para pegawai yang mendapatkan gaji tetap jarang mencatat pekerjaan mereka ke dalam kartu waktu. Sebagai gantinya, para supervisor mereka secara informal akan mengawasi kehadiaran mereka dalam suatu pekerjaan

4. Siapkan penggajian

Langkah ini mempersiapkan penggajian (lingkaran 4.0 dalam Gambar 1). Tempat pegawai bekerja akan memberikan data mengenai jam yang dihabiskan dan seorang supervisor biasanya akan mengkonfirmasi data tersebut. Informasi tingkat gaji didapat dari file induk penggajian. Prosedur penggajian yang pertama yaitu file transaksi penggajian diurut berdasarkan nomor pegawai, agar berada dalam urutan ayang sama dengan yang berada dalam file induk penggajian. Apabila organisasi tersebut memproses penggajian dari beberapa divisi, file transaksi penggajian setiap divisi harus digabungkan. File data yang diurutkan kemudian digunakan untuk

(6)

membuat cek gaji pegawai. Bagi setiap pegawai, catatan file induk penggajian data catatan transaksi terkait akan dibaca dan gaji kotor akan dihitung. Bagian para pegawai yang dibayar per jam, jumlah jamyang dihabiskan akan dikali dengan tingkat upah dan kemudian tambahan untuk lembur atau bonus akan ditambahkan. Bagi para pegawai yang menerima gaji bulanan, gaji kotor adalah pecahan dari gaji tahunan, yang mencerminkan lamanya periode pembayaran. Selanjutnya, semua potongan penggajian akan dijumlah dan totalnya dikurangkan dari gaji kotor untuk mendapatkan gaji bersih. Potongan gaji berada dalam dua kategori umum : potongan untuk pajak penghasilan dan potongan sukarela. Potongan untuk pajak penghasilan mencakup pajak federal, negara bagian, dan lokal, serta pajak jaminan sosial. Potongan sukarela mencakup kontribusi rencana pensiun ; premi asuransi jiwa, kesehatan, dan cacat ; iuran serikat pekerja ; dan kontribusi untuk berbagai amal. Terakhir, daftar prnggajian dan cek gaji pegawai dicetak. Daftar penggajian adalah laporan yang mendaftar gaji kotor setiap pegawai, p o t o n g a n g a j i dan gaji bersih dalam format multikolom. Daftar ini sering kali disertai dengan daftar potongan terpisah, yang mendaftar berbagai potongan sukarela untuk setiap pegawai. Daftar penggajian juga digunakan untuk mengesahkan transfer dana ke rekening bank perusahaan untuk penggajian. Cek gaji pegawai juga umumnya melampirkan slip gaji, yang mencantumkan jumlah gaji kotor, potongan, dan gaji bersih untuk periode saat ini, dan total hingga tahun ini, untuk setiap kategori.

5. Keluarkan dana penggajian

Langkah selanjutnya adalah pembayaran yang sesungguhnya atas cek gaji ke pegawai (lingkaran 5.0 dalam Gambar 1). Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakancek atau dengan penyimpanan langsung gaji bersih ke rekening bank probadi mereka. Setoran langsung adalah salah satu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya pemrosesan penggajian. Para pegawai yang dibayar

(7)

melalui setoran langsung biasanya akan menerima sebu ah kopi cek gaji yang menunjukkan jumlah yang disimpan bersama dengan slip gaji. Setiap penggajian tersebut harus menghasilkan serangkaian file simpanan gaji, satu untuk setiap bank tempat setoran gaji dilakukan. Setiap file berisi sebuah catatan unutk setiap pegawai yang rekeningnya ada di bank tertentu. Setiap catatan mencakup nama pegawai, nomor jaminan sosial, nomor rekening bank, dan jumlah gaji bersih. Dana tersebut kemudian akan dikirim secara elektronis dari rekening bank perusahaan ke rekening pegawai. Jadi, setoran langsung meniadakan perlunya kasir menandatangani setiap cek gaji. Akan tetapi, kasir tetap harus mensahkan transfer dana dari rekening giro reguler organisasi tersebut.

6. Hitung kompensasi dan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan

Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai secara langsung (lingkaran 6.0 dalam Gambar 1 ). Contohnya, perusahaan harus membayar pajak jaminan sosial, sebagai tambahan dari jumlah yang ditahan dari cek gaji pegawai. Hukum federal dan Negara bagian juga mensyaratkan perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, hingga ke batas maksimal tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian. Sebagai tambahan, perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran permi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.

7. Pengeluaran dana pajak penghasilan dan potongan lain-lain

Aktivitas terakhir dalam proses penggajian adalah membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai (lingkaran 7.0 dalam Gambar 1 ). Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi. Lembaga pemerintahan terkait menspesifikasikan waktu untuk pembayaran ini. Sebagai tambahan, dana yang secara sukarela dikurangi dari cek gaji pegawai. Untuk berbagai

(8)

kompensasi, seperti rencana tabungan gaji, harus dibayarkan keorganisasi terkait.

Sistem informasi akuntansi penggajian dirancang manajemen untuk menyajikan informasi keuangan bagi kepentingan perusahaan dan pertanggung jawaban keuangan kepada pihak luar perusahaan (investor, kreditor, dan kantor pelayanan pajak). Yang pada tujuan khususnya untuk masalah ini, sistem ini juga dirancang untuk menangani transaksi-transaksi gaji dan pembayarannya diantaranya sistem ini digunakan perusahaan untuk mencatat daftar hadir, mencatat transaksi kedalam jurnal, memposting kedalam buku besar serta menyiapkan laporan keuangan. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari proses pemasukan data, penyimpanan, pengolahan, proses menghasilhan laporan, dan pengendalian.

Dokumen yang digunakan dalam siklus penggajian dan pengupahan seperti dikemukakan oleh Mulyadi ( 2001 : 374 ) yaitu :

1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah 2. Kartu Jam Hadir

3. Kartu jam kerja. 4. Daftar gaji dan upah.

5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah. 6. Surat pernyataan gaji dan upah.

7. Amplop gaji dan upah. 8. Bukti kas keluar.

Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan transaksi yang berhubungan dengan siklus penggajian dan pengupahan adalah :

1. Jurnal umum.

Jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setipa departemen dalam perusahaan. Dokumen sumber untuk pencatatan ke dalam jurnal adalah bukti kas keluar.

2. Kartu harga pokok produk

(9)

tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu. Dokumen sumber untuk pencatatan kedalam buku pembantu ini adalah rekap daftar upah.

3. Catatan biaya.

Catatan ini merupakan buku pembantu yang dipakai untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produk setiap departemen dalam perusahaan. Sumber informasi untuk pencatatan ini adalah jurnal umum atau rekap daftar gaji dan upah.

4. Kartu penghasilan karyawan

Catatan mengenai penghasilan karyawan dan berbagai potongan yang diterima oleh setiap karyawan. Ini dipakai sebagai dasar penghitungan PPh pasal 21 yang menjadi beban setiap karyawan.

2.4 Prosedur yang Membentuk Sistem Penggajian

Sistem dan Prosedur Akuntansi Penggajian menurut (Mulyadi, 2001), terdiri dari beberapa prosedur yang saling berhubungan. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Sistem akuntansi penggajian terdiri dari prosedur penerimaan dan penempatan karyawan, pencatatan waktu, prosedur pembuatan daftar gaji dan prosedur pembayaran gaji (Mulyadi, 2001).

1. Prosedur Penerimaan dan Penempatan Karyawan

Prosedur penerimaan dan penempatan karyawan menuerut (Mulyadi, 2001) merupakan prosedur yang sangat penting dalam pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas dan penempatan sumber daya tersebut pada posisi yang sesuai (the right man in the right place) sehingga sasaran organisasi dapat dicapai. Karena faktor sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting yang harus dikelola secara hati-hati dalam melakukan prosedur tersebut dilakukan terlebih dahulu job analysis. Job analysis merupakan penentuan sifat dan keadaan suatu pekerjaan dan penentuan sifat dan

(10)

kecakapan orang yang diperlukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Tahapan prosedur penerimaan dan penempatan karyawan adalah sebagai berikut :

Tahap I

Prosedur pengaturan permintaan karyawan dalam jumlah tertentu dan bagian lain yang memerlukan kepada bagian personalia. Atas permintaan tersebut, maka bagian personalia mencatat data karyawan dalam berkas.

1) Sumber dari dalam perusahaan

(1) Pemilihan diantara karyawan yang ada sekarang, dengan cara :

a. Karyawan yang sudah ada dipromosikan ke dalam kedudukan yang diminta.

b. Karyawan tersebut diberikan pendidikan lanjutan sampai tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan.

(2) Pemilihan dari berkas pegawai yang diberhentikan sementara (lard off).

(3) Pemilihan dengan mencari karyawan diantara para pelamar yang dahulunya belum diterima dan sekarang baru dibutuhkan.

2) Sumber dari luar perusahaan

Pemilihan karyawan dari sumber luar perusahaan dilakukan melalui lamaran pekerjaan. Apabila cara-cara di atas telah dilakukan dan masih belum ditentukan adanya karyawan yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dalam job specification

(1) Menghubungi sumber-sumber yang menyediakan tenaga kerja.

maka penarikan karyawan dilakukan secara lebih meluas lagi, dengan cara:

(2) Memasang iklan dalam surat kabar, dan lain-lain. Tahap II

Setelah dilakukan pemilihan karyawan, maka tahap selanjutnya dilakukan seleksi karyawan. Seleksi karyawan ini dilakukan dengan cara memanggil calon karyawan tersebut untuk diuji kemampuan dan potensi dari calon karyawan tersebut.

(11)

Tahap III

Karyawan yang telah lulus seleksi akan dipanggil kembali untuk diwawancara. Tahap ini merupakan tahap penentuan keputusan apakah karyawan tersebut diterima atau tidak.

Tahap IV

Setelah karyawan dinyatakan diterima karena telah berhasil melalui tahap--tahap sebelumnya. Perusahaan khususnya bagian personalia mengeluarkan surat keputusan pengangkatan atau surat perjanjian kerja atau biasa juga disebut dengan surat kontrak. Karyawan tersebut akan mengalami masa percobaan selama 3 bulan, pada tahap percobaan karyawan belum dapat dinyatakan sebagai pegawai tetap.

TahapV

Tahap terakhir adalah tahap penempatan. Dalam tahap penempatan bagian personalia membuat kartu induk karyawan yang isinya memuat semua informasi mengenai karyawan tersebut. Setelah melalui masa percobaan selama 3 bulan, maka barulah karyawan tersebut dapat dinyatakan sebagai karyawan tetap.

2. Prosedur Pencatatan Waktu

Prosedur pencatatan waktu menurut (Mulyadi, 2001) merupakan aktivitas dalam mencatat waktu hadir di perusahaan. Prosedur pencatatan waktu ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Pencatatan waktu hadir (attendance time keeping), yaitu pencatatan jumlah jam kerja karyawan selama satu periode dengan cara menggunakan kartu hadir (clock card). Dimana setiap kali memulai kerja, kartu ini dimasukkan ke dalam mesin pencatat waktu (time clock), begitupun sehabis pulang kerja sehingga akan tercatat jam masuk dan jam keluar setiap karyawan yang diawasi oleh pencatat waktu.

2. Pencatat waktu kerja (shop time keeping), yaitu pencatatan jumlah jam kerja menurut bagian dimana pengawai ini bekerja. Tujuannya adalah

(12)

untuk mengecek kebenaran kehadiran, mengecek hasil pekerjaan dan menghitung harga pokok. Cara lain dapat dilakukan dengan cara menggunakan daftar hadir dimana setiap hari pegawai membubuhi paraf atau tandatangan sebagai bukti kehadiran. Sedangkan laporan waktu kerja diperoleh dari :

a. Daftar waktu (time sheet)

b. Kartu atau tiket kerja (Job card/job tickets) yang diisi oleh petugas pencatat waktu.

c. Kombinasi catatan waktu hadir dan waktu kerja, pada tiap-tiap karyawan yang bekerja diberikan daftar tersebut setiap hari.

3. Prosedur Perhitungan Gaji

Prosedur pembuatan daftar gaji dilakukan oleh bagian pembuat daftar gaji (Mulyadi, 2001). Daftar gaji dibuat untuk menghitung gaji yang harus dibayarkan kepada masing-masing karyawan. Adapun perincian kegiatan penetapan gaji adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan catatan waktu kehadiran dari masing-masing karyawan dari kartu jam kehadiran. Waktu yang diperoleh terdiri dari dua bagian, yaitu:

1) Waktu kerja biasa (straight time) 2) Waktu kerja lembur (over time)

2. Menyusun daftar gaji dengan mencatumkan nama karyawan pangkat dan bagian, susunan keluarga dan gaji pokok.

3. Mengumpulkan data untuk pembayaran berdasarkan insentif. Umumnya didasarkan pada data produksi tentang banyaknya prestasi yang telah dihasilkan sesudah itu dihitung tunjangan, tunjangan antara lain:

1) Tunjangan perusahaan 2) Tunjangan kesehatan 3) Tunjangan istri dan anak 4) Tunjangan transportasi

(13)

5) Tunjangan - tunjangan lainnya.

4. Menghitung semua pajak penghasilan, semua pengurangan untuk with holding fax, pinjaman pegawai, asuransi, kemudian dicatat dalam daftar gaji.

4. Prosedur Pembayaran Gaji

Prosedur pembayaran gaji dilaksanakan setelah prosedur pembuatan daftar gaji dijalankan sesuai dengan proses diatas, kemudian dilanjutkan dengan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan pembayaran gaji, membuat formulir dan laporan yang ditetapkan dalam peraturan perusahaan, membuat catatan (journal entry) dan berbagai formulir dan laporan dilaksanakan dengan tahap sebagai berikut :

1. Membuat daftar gaji.

2. Membuat daftar check pembayaran atau amplop pembayaran gaji atau cek gaji. Jika pembayaran dilaksanakan secara tunai, maka disusun kebutuhan bermacam-macam uang logam dan pecahan uang kertas yang akan dimasukkan ke dalam amplop gaji.

3. Membuat daftar earning statement yaitu suatu penjelasan tentang perhitungan gaji yang diberikan pada masing-masing karyawan yaitu setelah dihitung gaji kotor, allowance, dan potongan-potongan.

4. Membuat employee's earning record yaitu daftar gaji pada suatu masa yang dibayarkan pada pegawai tersebut.

5. Membuat formulir-formulir yang diperlukan untuk berbagai keperluan sesuai dengan ketentuan.

6. Membuat statistik tentang gaji.

5. Prosedur Pencatatan Gaji dan Pelaporan

Menurut Midjan (1993) laporan gaji yang diperlukan oleh pihak internal maupun pihak eksternal dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : Schedul report, merupakan laporan yang diterbitkan secara rutin dalam periode tertentu, biasanya akhir periode penggajian teknik dalam laporan ini

(14)

adalah daftar potongan, laporan status karyawan serta untuk keperluan perpajakan.

Demand report, merupakan laporan yang sifatnya tidak rutin yang diterbitkan pada

saat diminta oleh pihak yang membutuhkan. Bentuk dan isi laporan ini tergantung permintaan.

2.5 Fungsi-fungsi yang Terkait

Dalam sistem penggajian dan pengupahan ada beberapa fungsi yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Fungsi-fungsi yang saling terkait dengan sistem penggajian dan pengupahan antara lain :

1. Fungsi Personalia/Kepegawaian

Tanggung jawabnya dalam pengangkatan karyawan, penetapan jabatan, penetapan, tarif gaji dan upah, promosi dan penurunan pangkat, mutasi karyawan, penghentian karyawan dari pekerjaannya, dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan serta perhitungan gaji dan upah karyawan

2. Fungsi keuangan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan uaph setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.

3. Fungsi akuntansi

Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan ( misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun ). Fungsi akuntansi yang menangani sistem akuntansi penggajian dan pengupahan terdiri dari :

1) Bagian utang

(15)

akuntansi penggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk memproses pembayaran gaji dan upah seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah. Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayaran gaji dan upah untuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seprti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut

2) Bagian Kartu Biaya

Bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang dalam sistem akuntansi panggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk mancatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja ( untuk tenaga kerja langsung pabrik ).

3) Bagian jurnal

Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang bertanggung jawab untuk mencatat biaya gaji dan upah dalam jurnal umum.

4. Fungsi pencatat waktu

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua k a r ya w a n perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

5. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah karyawan.

(16)

2.6 Pengendalian Internal

Pengendalian internal mencakup lima kategori pengendalian yang dirancang dan diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang layak bahwa tujuan pengendalian oleh manajemen akan terpenuhi. Menurut Arens dan Loebbecke (1997), terdapat 5 (lima) komponen dari pengendalian internal, yaitu : (1) Lingkungan Pengendalian (Control Enviroment), (2) Penetapan Risiko (Risk Assesment), (3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities), (4) Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi (Information & Communication System), (5) Pemantauan (Monitoring).

1. Lingkungan Pengendalian

Terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) Nilai etika dan integritas (integrity and ethical value)

Nilai etika dan integritas adalah produk dari standar etika dan bagaimana standar tersebut dikomunikasikan dan dijalankan dalam praktik. lni meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi insentif pegawai yang bertindak tidak jujur, melanggar hukum, termasuk juga komunikasi standar nilai dari perilaku perusahaan kepada pegawai melalui pernyataan kebijakan dan aturan pelaksanaan dan melalui contoh-contoh.

2) Komitmen terhadap kompetensi (Commitment to competence)

Komitmen terhadap kompetensi termasuk pertimbangan manajemen akan kecakapan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu dan bagaimana tingkat kecakapannya diterjemahkan dalam keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan.

3) Partisipasi dewan komisaris atau komite audit (board of director or audit committee participation)

Suatu pengendalian dipengaruhi oleh dewan komisaris dan oleh komite audit. Dewan Komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham

(17)

yang merupakan pemilik perusahaan dan manajemen yang mengoperasikan perusahaan. Sedangkan Komite Audit terdiri dan anggota dewan komisaris dan para ahli yang memahami masalah pengendalian internal. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris dan komite audit. Komite Audit yang independen dibebani tanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan, yang mencakup pengendalian internal dan ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang telah ditetapkan agar menjadi efektif. Komite audit harus memelihara komunikasi yang baik dan berkesinambungan dengan auditor ekstern. Komite audit memiliki kedudukan di atas dewan komisaris.

4) Filosofi manajemen dan gaya operasi (management's philosophy and operating style)

Pengendalian yang efektif dalam suatu organisasi dimulai dan diakhiri dengan filosofi manajemen. Jika manajemen percaya bahwa pengendalian itu penting, maka mereka akan melihat apakah kebijakan dan prosedur pengendalian yang efektif telah ditetapkan. Perilaku mengenai pengendalian ini akan dikomunikasikan kepada para bawahan melalui gaya operasional manajemen.

5) Struktur organisasi (organizational structure)

Struktur organisasi diidentifikasikan sebagai otoritas dan pertanggungjawaban yang terdapat dalam perusahaan serta menunjukkan pola komunikasi di dalam organisasi.

6) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (assignment of authority and responsibility)

Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dimasukkan agar mempermudah proses operasi, proses pelaporan dan memperjelas tingkat kepemimpinan dalam perusahaan. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab mencakup cara-cara seperti memo dari manajemen tentang pentingnya pengendalian dan masalah yang berkaitan dengan

(18)

pengendalian, organisasi formal dan rencana operasi, deskripsi tugas pegawai dan kebijakan terkait.

7) Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia (human resources policies and practices)

Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia berhubungan dengan proses penerimaan, penempatan, pelatihan, evaluasi, konseling, promosi, penggantian dan tindakan perbaikan.

2. Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko merupakan identifikasi dan analisis oleh manajemen terhadap risiko-risiko yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan yang dapat mempengaruhi kemampuan entitas usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisar dan pelaporan keuangan data, keuangan secara tepat, yaitu : 1) Perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan (Changes in operating environment). Perubahan dalam lingkungan operasi dapat mengakibatkan

perubahan dalam risiko yang mungkin timbul secara signifikan.

2) Karyawan baru (New personel). Karyawan baru mungkin memiliki pandangan atau pengertian yang berbeda atas pengendalian intern yang sedang diterapkan dalarn perusahaan.

3) Sistem informasi baru (New information system). Perubahan pesat dalam sistem informasi dapat mengubah risiko yang berhubungan dengan pengendalian intern.

4) Pertambuhan yang pesat (Rapid growth). Pertumbuhan pesat operasi perusahaan dapat meningkatkan risiko akibat pengendalian yang sudah tidak berfungsi secara memadai.

5) Teknologi baru (New technology). Teknologi baru yang diterapkan pada sistem informasi dapat merubah risiko yang sebelumnya telah diperkirakan terjadi pada pengendalian internal.

(19)

6) Lingkup, produk atau kegiatan baru (new line, product or activities). Bidang usaha atau transaksi yang diketahui secara samar oleh perusahaan akan menimbulkan risiko baru yang sebelumnya tidak diperkirakan pada pengendalian internal.

7) Operasi perusahaan secara internasional (foreign operation). Perluasan wilayah usaha dapat menimbulkan risiko-resiko baru yang menimbulkan

dampak terhadap pengendalian internal.

8) Keputusan akuntansi (accounting pronouncements). Penerapan atau perubahan prinsip-prinsip akuntansi dapat menimbulkan risiko dalam mempersiapkan laporan keuangan. Sistem pengendalian internal dalam perusahaan yang menggunakan sistem manual dalam akuntansinya lebih dititikberatkan kepada orang yang melaksanakan sistem tersebut (tipe oriented system), dan jika komputer digunakan sebagai alat bantu dalam mengelola data akan terjadi pergeseran dari sistem yang berorientasi pada orang ke sistem yang berorientasi kepada komputer (computer oriented system).

3. Aktivitas Pengendalian (ControI Activies)

Komponen ketiga dari pengendalian internal adalah terdiri dari bermacarn-macam kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan manajemen bahwa tindakan-tindakan yang penting telah diambil untuk mengurangi risiko di dalam mencapai tujuan perusahaan. Kebijakan dan prosedur ini terdiri dari : 1) Pemisahan tugas yang cukup

(1) Pemisahan pemegang aktiva dari akuntansi.

(2) Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan.

(3) Pemisahan tanggungjawab operasional dari tanggungjawab pembukuan.

2) Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas. Setiap transaksi dan aktivitas harus diotorisasi dengan pantas kalau pengendalian ingin

(20)

memuaskan. Bila setiap orang dalam organisasi dapat menggunakan aktiva dengan sekehendak hati tanpa otorisasi oleh pihak yang berwenang, maka kekacauan akan terjadi. Kebijakan otorisasi dibuat oleh manajemen puncak.

3) Dokumen dan catatan yang memadai. Dokumen dan catatan berfungsi sebagai penghantar informasi keseluruh bagian organisasi perusahaan. Dokumen dan catatan harus memadai untuk memberikan keyakinan yang layak bahwa seluruh aktiva dikendalikan dengan pantas dan seluruh transaksi dicatat dengan benar.

4) Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan. Dilakukan perlindungan terhadap aktiva dan catatan dengan tindakan pencegahan secara fisik. Misalnya penggunaan gudang persediaan yang dijaga oleh pegawai untuk mencegah pencurian.

5) Pengecekan independen atas pelaksanaan. Kebutuhan pengecekan independen meningkat karena pengendalian intenal cenderung untuk berubah setiap saat. Pengecekan ini harus dilakukan oleh orang yang terjamin keindepedensiannya dari tanggung jawab menyiapkan data.

4. Sistem informasi dan komunikasi

Sistem informasi dan komunikasi terdiri atas metode-metode dan catatan-catatan yang diadakan untuk mencatat, memproses, meringkas dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktivaaktiva hutang-hutang terkait, agar efektif, sistem informasi dan komunikasi harus memenuhi tujuan-tujuan berikut atas transaksi-transaksinya, yaitu :

1) Mengindentifikasikan dan mencatat semua transaksi yang sah.

2) Menggambarkan secara periodik transaksi yang terperinci dalam klasifikasi yang layak dalam laporan keuangan.

3) Mengukur nilainya secara tepat.

(21)

5) Melakukan penyajian dan pengungkapan secara memadai. 6) Mengkomunikasikan tanggung jawab kepada karyawan. 5. Pemantauan (Monitoring)

Salah satu tanggung jawab manajemen adalah menetapkan dan memelihara pengendalian internal. Manajemen memantau pengendalian berdasarkan pemikiran apakah pengendalian telah beroperasi secara memadai atau belum dan manajemen menyesuaikan pengendalian internal sesuai dengan perubahan yang terjadi. Aktivitas pemantauan dapat dilakukan secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau kombinasi dari keduanya.

Aktivitas pemantauan yang terus menerus dirancang untuk aktivitas yang berulang seperti penjualan dan pembelian. Evaluasi terpisah kadang dilakukan oleh internal auditor atau personal yang lain atau kadang-kadang mencakup komunikasi mengenai informasi tentang kekuatan dan kelemahan serta rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal. Aktivitas pemantauan dapat pula dilakukan oleh pihak eksternal.

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu

TABEL 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan Linda S

Malau (2004)

Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan sebagai alat bantu manajemen dalam mendukung pengendalian intern Gaji dan Upah pada kantor besar PT.Socfin Indonesia Medan

Sistem penggajian dan pengupahan yang cukup efektif sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen dalam mendukung pengendalian intern gaji dan upah.

Obed G

Damanik

(2006)

Sistem akuntansi

penggajian dan pengupahan sebagai alat pengawasan interngaji dan upah pada PT.Tolan Tiga Indonesia

Sistem akuntansi Penggajian dan pengupahan cukup efektif sebagai alat pengawasan intern gaji dan upah

(22)

Gambar

Gambar  1. Siklus Penggajian

Referensi

Dokumen terkait

Peranan vitamin B sebagai koenzim metabolisme lemak dibuktikan dengan kandungan lemak pada jamur tiram yang ditumbuhkan pada media tanam campuran sabut kelapa dan

Untuk itu dalam penulisan ini sensor suhu LM 35 berbasis microcontroller ATmega 8535 [8][9][10] dimanfaatkan untuk pengontrolan temperatur air laut (sistem

Berdasarkan hasil regression weight pada Tabel 8, diperoleh nilai koefisien estimate atau nilai pengaruh sebesar 0,550 yang merupakan kemampuan atau kontribusi

“yang juga menjadi kendala yang harus dihadapi oleh pihak kepolisian Enrekang adalah sulitnya menentukan lokasi transaksi yang digunakan oleh pelaku kejahatan

Agar permasalahan perancangan sistem aplikasi administrasi nilai siswa pada SMP Negeri 3 Pemali tidak menyimpang dari pembahasan penelitian maka dilakukan pembahasan masalah

Untuk mengeliminir kejadian laka lantas dan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap pengguna jalan, maka diupayakan setiap ruas jalan provinsi atau ruas jalan

PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,.. Daud Ali

hospital swasta, pusat jagaan ambulatori swasta, hospis swasta, hospital psikiatri swasta atau mana-mana premis jagaan kesihatan swasta lain yang ditentukan oleh Menteri,