BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.7. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan salah satu jenis perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan masyarakat dimana perpustakaan umum menyediakan akses informasi untuk masyarakat tanpa membedakan perbedaan umur, status sosial, jenis kelamin, dan kepercayaan.
Siregar (2004: 75) menyatakan bahwa:
Perpustakaan umum (public libraries) memainkan peran yang unik dalam masyarakat. Dimana melalui perpustakaan, warga masyarakat dapat memberdayakan (to empower) diri mereka sendiri dengan mendapatkan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesi dan bidang tugas masing-masing; yang pada akhirnya bermuara pada tumbuhnya warga masyarakat yang terinformasi dengan baik, berkualitas dan demokrasi.
Dari pendapat tersebut di atas jelas bahwa pepustakaan umum sangat erat kaitannya dengan masyarakat dimana perpustakaan umum memberikan layanan yang terfokus pada masyarakat. Dalam hal ini perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat sehingga terciptanya masyarakat yang terinformasi dengan baik, berkualitas dan demokrasi.
2.7.1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum pada dasarnya merupakan lembaga yang menyediakan berbagai informasi untuk keperluan masyarakat umum, untuk memperjelas mengenai pengertian dasar dari perpustakaan umum penulis mengutip beberapa pendapat tentang perpustakaan umum.
Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 46) “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”
Sedangkan Reitz dalam Hasugian (2009 : 77 ) menyatakan bahwa “ A library or library system that provides unrestricted access to library resources and service free of charge to all the resident of a given community, district, or geographic region, supported wholly or in part by publics funds”. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan atau sistem perpustakaan menyediakan berbagai sumber daya yang dapat di gunakan atau diakses secara gratis untuk semua masyarakat dalam suatu komunitas tertentu,
kabupaten, atau wilayah geografis, dimana keseluruhan atau sebagian layanan didukung oleh dana umum.
Kedua pengertian di atas terdapat kesamaan yaitu bahwa perpustakaan umum merupakan layanan umum yang menyediakan sumber informasi untuk kebutuhan masyarakat dan memberikan layanan secara gratis dengan menggunakan dana umum.
Selain pendapat tersebut di atas Sutarno (2003: 32) menjelaskan bahwa : Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang, dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta perbedaan lainnya.
Sedangkan Sudarsono (2006: 159) menyatakan bahwa “perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan pengetahuan dan informasi siap-akses bagi para pemakainya.”
Selain itu Hermawan dan Zen (2006:30) juga menyatakan bahwa “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku pendidikan dan sebagainya”.
Dari ketiga pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menyediakan informasi siap akses yang ditujukan untuk melayani masyarakat umum tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang, dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta perbedaan lainnya.
2.7.2. Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum 2.7.2.1. Tujuan Perpustakaan Umum
Dalam penyelenggaraan perpustakaan ada tujuan yang harus dicapai. Menurut Hermawan dan Zen (2006:31) tujuan perpustakaan umum adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi
4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar
Sedangkan dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992: 6) terdapat tiga jenis tujuan perpustakaan umum yakni :
1. Tujuan umum
Membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga terkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dan menunjang pembangunan nasional.
2. Tujuan fungsional
Tujuan fungsional dan tujuan khusus perpustakaan umum adalah:
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelolah serta memanfaatkan informasi
c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri
e. Memupuk minat dan bakat masyarakat
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif
g. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat
3. Tujuan operasional
Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar seumur hidup dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu perpustakaan umum juga memiliki tujuan menyediakan informasi, mengembangkan kemampuan mencari, mengelolah serta memanfaatkan informasi, mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna, memupuk minat dan bakat masyarakat, dan berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan
nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
2.7.2.2. Fungsi Perpustakaan Umum
Dalam memberikan layanan yang prima setiap organisasi mempunyai suatu fungsi tertentu untuk menjalankan aktivitasnya terutama perpustakaan. Dalam Buku Panduaan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992: 5) menguraikan bahwa perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat :
1. Menyediakan bahan pendidikan
2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi
3. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi (rekreatif) 4. Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota
masyarakat (refrensi)
5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum
6. Menyediakan layanan penelitian (untuk riset kualitatif dan kuantitatif)
Sedangkan menurut suatu penelitiaan yang dilakukan oleh University of Minnessota dan Gallup Organization di Amerika Serikat pada tahun 1994 dalam Siregar (2004: 77) menunjukan bahwa peran utama perpustakaan umum adalah :
(1) Sebagai pusat dukungan pendidikan bagi siswa semua umur (88%) (2) Sebagai pusat belajar bagi orang dewasa (85%);
(3) Sebagai pusat belajar dan penemuan bagi anak-anak pra-sekolah(83%) ; (4) Sebagai pusat penelitian bagi ilmuan dan peneliti (68%) ;
(5) Sebagai pusat untuk informasi masyarakat (66%) ;
(6) Sebagai suatu pusat informasi untuk masyarakat bisnis (55%);
(7) Sebagai suatu tempat yang menyenangkan untuk membaca, berfikir atau berkerja (52%) ;
(8) Sebagai pusat membaca yang bersifat rekreasi (51%) ”
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai sarana pendidikan, sebagai pusat belajar untuk orang dewasa maupun anak-anak, sebagai pusat penelitian, sebagai pusat informasi masyarakat, sebagai tempat yang menyenangkan untuk membaca yang bersifat rekreasi dan sebagai pusat penyedia bahan-bahan hasil budaya yang dapat di manfaatkan masyarakat umum.
Lebih lanjut Siregar (2004: 76) menjelaskan bahwa fungsi utama perpustakaan umum adalah:
1. Untuk membantu orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi.
2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca
3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar kembali untuk perubahan karir
4. Mempelihara dan mempromosikan kebudayaan”
Sedangkan menurut Sudarsono (2006:163) “Melek informasi adalah kemampuan seseorang untuk mengakses, menemukan kembali, mengartikan dan menerapkan informasi.”
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah salah satunya berkaitan dengan pengembangan kemampuan masyarakat untuk mengakses, menemukan kembali, mengartikan dan menerapkan informasi, Dimana perpustakaan umum menjadi sangat berpotensi untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu masyarakat pemakai. Selain itu fungsi perpustakaan juga untuk mempelihara dan mempromosikan kebudayaan.
2.7.2.3. Tugas perpustakaan Umum
Dalam melaksanakan kegiatannya, perpustakaan umum mempunyai tugas yang harus dilaksanakan. Sutarno(2006 :13) menyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah:
Memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Beberapa tugas pokok perpustakaan umum adalah:
1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat
2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin
3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.
4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah untuk memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Dengan cara menyediakan bahan pustaka yang dapat
menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca serta dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
2.8. Koleksi Perpustakaan
Unsur pokok yang menunjang kegiatan perpustakaan adalah koleksi, dimana koleksi merupakan bahan pustaka yang dilayankan kepada pengguna berupa bahan pustaka tercetak dan non cetak. Koleksi merupakan produk perpustakaan yang berperan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna, dimana ragam koleksi tergantung pada jenis perpustakaan agar koleksi dapat termanfaatkan secara maksimal.
2.8.1. Pengertian Koleksi
Koleksi merupakan salah satu unsur terpenting perpustakaan. Sutarno (2006:85) menyatakan bahwa :
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kriteria dan jenis perpustakaan, koleksi perpustakaan umum sifatnya umum yang artinya mencakup semua ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
Sedangkan Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 19) dinyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.”
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa koleksi perpustakaan umum adalah koleksi yang mencakup semua ilmu pengetahuan baik dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah dan surat kabar, maupun elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) yang disesuaikan dengan kebutuhan lapisan masyarakat.
2.8.2. Fungsi Koleksi
Dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna, perpustakaan menyediakan koleksi yang beraneka ragam khususnya perpustakaan umum. Perpustakaan umum memiliki pengguna yang beraneka ragam dan untuk mengibangi kebutuhan pengguna yang beraneka ragam tersebut maka perpustakaan umum juga
memiliki koleksi yang bervariasi. Menurut Sutarno (2006: 84) “ Koleksi perpustakaan umum berfungsi untuk melayani kebutuhan masyarakat umum yang mencakup semua ilmu pengetahuan”.
Sedangkan Siregar (1999:2) menyatakan tujuan penyediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Sesuai dengan tujuan penyediaan koleksi, dapat diketahui fungsi koleksi perpustakaan yaitu :
1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok lembaga yang membutuhkan.
2. Fungsi penelitiaan, yaitu menunjang penelitiaan yang dilakukan oleh masyarakat/pengguna.
3. Fungsi refrensi, yaitu menjadi bahan refrensi bagi masyarakat / pengguna perpustakaan.
4. Fungsi umum, perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan serta hasil budaya manusia lainnya.
Dari kedua pendapat di atas menyatakan bahwa fungsi koleksi perpustakaan adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuaan yang mencakup fungsi pendidikan, penelitian, refrensi dan umum yakni untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan serta hasil budaya manusia lainnya.
2.8.3. Jenis Koleksi
Koleksi perpustakaan terdiri dari beberapa jenis yang tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak hal ini dikemukakan oleh Sutarno (2006: 82) yang menyatakan bahwa:
Koleksi perpustakaan mencakup jenis bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk), film strip dan koleksi bentuk tertentu seperti lukisan, insekterium, alat peraga, globe, foto dan lain-lain.
Selain itu Yusup (2009: 401) menyatakan bahwa “ Jenis koleksi dapat di kelompokkan kedalam dua katagori utama yang meliputi bahan berupa buku dan bahan bukan buku. Adapun bahan bukan buku pun masih dibedakan antara buku-buku fiksi dan nonfiksi .”
Dari pendapat tersebut diatas bahwa koleksi perpustakaan dapat mencakup bahan pustaka buku dan non buku baik itu tercetak dan non cetak. Koleksi tercetak
seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam dan non cetak seperti kaset, video, piringan (disk), film strip dan koleksi bentuk tertentu seperti lukisan, alat peraga, globe, foto dan lain-lain.
Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000:19) koleksi perpustakaan umum terdiri dari:
1. Kelompok bahan pustaka anak-anak 2. Kelompok bahan pustaka remaja
3. Kelompok bahan pustaka pandang dengar 4. Kelompok bahan pustaka rujukan (refrensi)
5. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar) 6. Kelompok bahan pustaka untuk pemuda dan orang dewasa 7. Kelompok bahan pustaka untuk braille
8. Kelompok bahan pustaka khusus seperti koleksi lukisan, foto, dan lain-lain.
Pembagian jenis koleksi tersebut di atas juga selaras dengan pendapat Sutarno (2006: 83 ) yang menyatakan bahwa kelompok koleksi terdiri dari:
1. Kelompok bahan pustaka umum
2. Kelompok bahan pustaka rujukan (refrensi)
3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah, dan surat kabar) 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual)
5. Kelompok bahan pustaka khusus, seperti lukisan, foto dan lain-lain. 6. Kelompok bahan pusaka terekam elektronik seperti film, kaset, video,
dan lain-lain.
7. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja , dewasa dan lain-lain
8. Kelompok jenis bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan sebagainya.
Dari kedua penjelasan tersebut di atas dapat diketahui bahwa jenis koleksi bahan pustaka dapat dibagi berdasarkan kelompok bahan pustaka anak-anak, kelompok bahan pustaka remaja, pandang dengar, rujukan , kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar), kelompok bahan pustaka untuk pemuda dan orang dewasa, kelompok bahan pustaka untuk braille, dan kelompok bahan pustaka khusus untuk kepentingan pengguna.
Sedangkan menurut Yulia (1993: 3-4) jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan adalah:
1. Karya cetak, seperti buku dan terbitan berseri
2. Karya non cetak, seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika, bahan cartografi.
4. Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakrama atau disc.
Dari pendapat di atas dikatakan bahwa koleksi perpustakaan terdiri dari koleksi tercetak, non cetak, elektronik dan bentuk mikro selain itu dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan juga terdiri dari jenis koleksi untuk kelompok anak-anak, remaja, dewasa dan untuk tuna netra. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jenis koleksi tergantung pada jenis pengguna dan kebutuhan informasi pengguna.
2.9. Pelayanan Perpustakaan
Dalam penyelenggaraan kegiatan perpustakaan layanan merupakan bagian yang berkaitan dengan pengguna, Menurut Sutarno (2006: 90 ) bahwa
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama disetiap perpustakaan dimana layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan perpustakaan. Pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan yang memberikan layanan yang baik sebagaimana dikehendaki oleh pemakai dalam pemberiaan informasi.
Sedangkan menurut Sudarsono (2006: 162) adalah “ Layanan perpustakan umum harus dapat diadaptasikan sesuai kebutuhan masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan”
Dari kedua pendapat di atas terdapat dua titik pandang mengenai layanan, dimana layanan perpustakaan merupakan suatu kegiatan dalam melayani masyarakat dan layanan perpustakaan harus memenuhi kebutuhan pemakai baik di pedesaan maupun perkotaan, jadi jelas bahwa layanan perpustakaan berkaitan dengan pengguna perpustakaan dalam hal pemenuhan kebutuhannya.
Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 37) pelayanan kepada masyarakat meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Menyusun rencana operasional pelayanan informasi 2. Layanan sirkulasi
3. Layanan perpustakaan keliling 4. Layanan rujukan
5. Penelusuran literatur
6. Layanan bahan pandang dengar 7. Menyediakan bahan pustaka 8. Bimbingan membaca
9. Bimbingan pemakai perpustakaan 10. Bercerita kepada anak-anak 11. Membina kelompok pembaca
12. Menyebarkan informasi terbaru/ kilat 13. Menyebarkan informasi terseleksi 14. Membuat analisis kepustakaan
15. Membuat statistik pelayanan informasi kepada masyarakat.
Sedangkan menurut Sutarno (2006: 91) bentuk rill layanan perpustakaan antara lain :
1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan/ yang di kehendaki masyarakat pemakai
2. Berorientasi kepada pemakai
3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran 4. Berjalan mudah dan sederhana
5. Murah dan ekonomis
6. Menarik dan menyenangkan dan menimbulkan rasa simpati 7. Bervariatif
8. Mengundang rasa ingin kembali 9. Ramah tamah
10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan tetapi tidak bersifat menggurui
11. Mengembangkan hal-hal yang baru/ inovatif
12. Mampu berkompetisi dengan layanan dibidang yang lain
13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakainya dan bersifat mandiri
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa variasi layanan yang ada di perpustakaan bermacam-macam tergantung pada kemampuan perpustakaan untuk mengelola dan mengembangkan layanannya yang tentunya berorientasi pada kebutuhan pengguna.
2.9.1. Sistem Layanan
Dalam penerapan layanan di perpustakaan diperlukan suatu sistem agar suatu layanan dapat berjalan dengan tertib. Menurut Sjahrial (2000 :97 ) bahwa “Pelayanan perpustakaan dapat diberikan dengan sistem layanan terbuka dan dengan sistem pelayanan tertutup”. Jadi sistem pelayanan perpustakaan terbagi atas pelayanan terbuka dan pelayanan tertutup.
Sjahrial (2000 :17) juga menjelaskan bahwa “Pelayanan terbuka (free atau
open access) berarti bahwa si peminjam dapat melihat dan memeriksa sendiri buku yang dicarinya.”
Sedangkan menurut Yusup (1996 :135 ) bahwa :
Sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruangan dan memilih sendiri koleksi yang di butuhkannya. Jadi pengunjung dapat melihat bahan pustaka, memilih, dan mengambilnya sendiri dari rak buku . petugas hanya mengawasi dari jauh dan mencatat peminjamannya
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memberikan hak penuh kepada pemakai untuk langsung mencari koleksi yang diinginkan di rak atau ruangan dimana dalam sistem layanan ini pengguna diizinkan masuk keruang koleksi untuk memilih langsung koleksi yang dicari.
Dalam sistem layanan terbuka terdapat keuntungan dan kerugian, menurut Darmo (2001 :140) keuntungan dan kerugian sistem layanan terbuka antara lain:
Keuntungan:
1) Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang di kehendaki dari jajaran koleksi
2) Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
3) Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemuka n
4) Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa memberi tangggung jawab di bagiaan lain.
Kerugiaan
1) Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing . buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat
2) Ada kemungkinan buku yang hilang relative lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup
3) Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa
4) Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.
Sedangkan menurut Sjahrial (2000: 18) kelemahan dari sistem layanan terbuka adalah “ Kemungkinan salah letak buku dalam rak lebih besar dari pada jika pegawai perpustakaan yang mengambil buku petugas harus ditambah untuk membantu pengguna dalam mencari bahan yang diperlukan”
Sedangkan Lasa (1994:5-6) menyatakan bahwa keuntungan dan kelemahan layanan tertutup adalah
Keuntungan
1) Kartu-kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakannya pada umumnya mereka langsung menuju ke rak buku untuk memilih sendiri
2) Menghemat tenaga. Sebab dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambilkan, pustakawan hanya mencatat dan kemudiaan mengembalikan buku-buku yang telah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu.
3) Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak
4) Akan segara diketahui judul buku yang sedang dipinjam, nama dan dan alamat peminjam
5) Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari, maka saat itu pula dapat memilih judul lain yang relevan
6) Kecil sekali kemungkinan terjadi salah paham antara petugas dan peminjam
Kerugiaan/kelemahan
1) Frekuensi kerusakan lebih besar
2) Memerlukan ruangan yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan yang lain memerlukan jarak yang longgar
3) Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving
4) Pemula yang datang keperpustakaan, mencari buku sering bingung.
Dari ketiga pendapat di atas dapat diketahui keuntungan dan kelemahan dari sistem layanan terbuka dimana keuntungan yang paling tampak jelas adalah pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan seain itu pengguna dapat lebih mandiri. Sedangkan untuk kelemahan dari sistem layanan terbuka ini adalah kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi salah karena ketika mereka melakukan browsing karena buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.
Selain pelayanan terbuka ada juga pelayanan tertutup, Menurut Rahayuningsih (2007: 94) bahwa : “sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan.”
Sedangkan menurut Lasa (1994:4) “ Sistem pinjam tertutup adalah suatu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil
sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambilkan oleh petugas.”
Dari kedua pengertiaan di atas dapat diketahui bahwa layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak mengijinkan pengguna mecari langsung buku ke rak akan tetapi petugas yang mengambilkan buku yang diperlukan oleh pemakai.
Dalam sistem pelayanan tertutup terdapat beberapa keuntungan dan kerugiaan. Menurut Yusuf (1996: 137) keuntungan dan kerugiaan sistem pelayanan tertutup antara lain:
Keuntungan
1. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku dilakukan oleh petugas
2. Angka kehilangan bahan pustaka/ buku dapat ditekan dengan memasukan slip buku yang dipinjam
3. Tidak memerlukan petugas khusus untuk mengawasi pengunjung perpustakaan
Kerugian
1. Pengunjung tidak akrab dengan bahan pustaka
2. Tidak puas memilih koleksi karena hanya lewat kartu katalog
3. Kartu katalog lekas rusak karena sering digunakan, berarti menambah tugas untuk selalu memperbaiki kartu katalog
4. Banyak buku yang kurang dikenal oleh pengunjung sehingga tidak pernah dipinjam.
Sedangkan menurut Lasa (1994:4-5) keuntungan dan kelemahan sistem layanan tertutup adalah:
Keuntungan
1. Daya tampung koleksi lebih banyak karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat
2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak
3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem terbuka
4. Tidak memerlukan meja baca diruang koleksi Kerugiaan
1. Banyak energi yang terserap dibagian sirkulasi ini
2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar atau dipinjam
3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam
4. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku dibagiaan ini sering berjubel . Keadaan ini berarti membuang waktu.
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa keuntungan dari sistem layanan tertutup yakni koleksi atau jajaran buku teratur karena pengguna tidak langsung mencari buku ke rak melainkan dibantu oleh petugas, Kerusakan dan
kehilangan koleksi lebih sedikit selain itu ada pula kerugiaan dari sistem layanan tetutup ini dimana pengunjung tidak mandiri sehingga pengunjung kurang mengenal bahan pustaka atau koleksi yang ada diperpustakaan, Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar atau dipinjam serta pemborosan waktu.
2.9.2. Jenis Layanan
Perpustakaan merupakan layanan jasa yang bersifat nirlaba dimana perpustakaan harus memuaskan pengguna dengan variasi layanan. Dalam melaksanakan kegiatannya perpustakaan menyelenggarakan berbagai jenis layanan. Menurut Hermawan dan Zen (2006: 31-32) berbagai layanan yang diberikan perpustakaan umum adalah:
1. Layanan pendidikan
Perpustakaan umum menyediakan koleksi dan informasi yang diperlukan masyarakat dalam meningkatkan kemanpuan dan keterampilannya, sehingga keterampilan itu dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Perpustakaan umum berfungsi sebagai sarana pendidikan informal yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
2. Layanan informasi
Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah dan cepat, terutama hal-hal yang berkait erat dengan aktivitas masyarakat .
3. Layanan rekreatif
Perpustakaan umum memberikan layanan yang memungkinkan pengguna perpustakaan menggunakan waktu luangnya untuk berekreasi, baik melalui bahan pustaka tertulis, terekam atau bahan pustaka multi media. Perpustakaan umum harus dapat dijadikan sebagai sarana yang bisa menyejukan hati warga masyarakat.
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum harus memiliki layanan yang bersifat pendidikan, informasi dan rekreatif. Jenis layanan tersebut akan dijelaskan pada uraian berikut:
2.9.2.1. Layanan Sirkulasi
Dalam kegiatan perpustakaan layanan sirkulasi merupakan rangkaian kegiatan pendistribusian koleksi yang meliputi peminjaman, pengembalian, perpanjangan waktu peminjaman. Dalam prakteknya bagian layanan siskulasi ini lah yang banyak dikenal oleh masyarakat karena layanan sirkulasi berhubungan langsung
dengan pemakai. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutarno (2006: 93) yang menyatakan bahwa “ Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya.”
Sedangkan menurut Lasa (1994:1) layanan sirkulasi adalah:
Suatu kegiatan, pekerjaan perpustakaan yang berkaitan dengan peminjaman maupun pengembaliaan. Kegiatan ini antara lain meliputi; syarat keanggotaan, peraturan, prosedur, prosedur peminjaman dan pengembalian, jam buka, sistem peminjaman, sistem pencatatan maupu n statistik pengunjung.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi merupakan suatu bagian pelayanan yang berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan yang mencakup pemesanan, peminjaman, pengembalian dan penyelesaian administrasi bahan pustaka.
Layanan sirkulasi mempunyai kaitan erat dengan pengguna, Dalam melaksanakan tugasnya layanan sirkulasi mempunyai tujuan. Menurut Lasa (1994:1-2) layanan sirkulasi merupakan layanan yang paling penting dan mempunyai tujuan:
1. Supaya pengguna mampu memanfaatkan koleksi semaksimal mungkin 2. Untuk memudahkan siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana
alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain, akan segera dapat diketahui alamat peminjam atau dinantikan pada waktu pengembaliannya.
3. Terjaminnya pengembalian peminjam dalam waktu yang jelas. Dengan demikiaan keamanan bahan pustaka akan terjaga.
4. Diperolehnya data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi
5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui
Dari beberapa tujuan tersebut layanan sirkulasi juga mempunyai tugas yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sirkulasi. Menurut Sulistyo-basuki (1993: 257-259) bahwa ada tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam unit pelayanan sirkulasi yaitu :
1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan
2. Pendaftaran anggota, pengunduran diri anggota perpustakaan
3. Meminjam serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman
4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan
5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya
6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak
7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman 8. Membuat statistik peminjaman
9. Peminjaman antar perpustakaan
10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan
11. Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman
Sedangkan menurut Lasa (1994:2-3) tugas layanan sirkulasi adalah: “ Peminjaman, Pengembaliaan, Penagihan, Sanksi, Bebas pinjam, dan Statistik”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi mempunyai tujuan dan tugas yang saling berkaitan yakni dalam hal peminjaman, pengembalian, pemberiaan sanksi untuk buku yang terlambat dikembalikan , bebas pinjam dan data statistik peminjaman kolesi perpustakaan.
2.9.2.2. Layanan Refrensi
Pelayanan refrensi merupakan pelayanan rujukan yang menyediakan koleksi rujukan dimana informasinya memberikan informasi, penjelasan untuk hal-hal tertentu dan koleksinya hanya bisa dibaca ditempat. Sehubungan hal tersebut Sumardji (1993:29) menyatakan bahwa :
Pelayanan refrensi adalah kegiatan melayangkan koleksi perpustakaan terutama koleksi pustaka acuaan (refrens book) atau koleksi yang tidak boleh dibawa pulang oleh pengguna perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan pula, antara lain meliputi:
1. Melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuaan (refrens book)
2. Melayani permintaan fotocopi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan, sehubungan dengan pemakai koleksi refrensi tersebut karena tidak boleh dibawa keluar perpustakaan oleh anggota perpustakaan.
3. Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota perpustakaan dengan syarat-syarat tertentu. 4. Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali (rheselving) koleksi
perpustakaan acuaan yang telah dibaca oleh para anggota perpustakaan 5. Membuat laporan tertulis secara berkala melaksanakan kegiatan
pelayanan refrensi.
Jadi berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa pelayanan refrensi merupakan kegiatan melayangkan koleksi perpustakaan berupa koleksi pustaka acuaan tidak boleh dibawa pulang oleh pengguna perpustakaan selain itu pelayanan
refrensi juga melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuaan dan melayani permintaan fotocopi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan, sehubungan dengan pemakai koleksi refrensi tersebut karena tidak boleh dibawa keluar perpustakaan oleh anggota perpustakaan, melayani permintaan penelusuran informasi, melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali (rheselving) koleksi perpustakaan acuaan yang telah dibaca oleh para anggota perpustakaan serta membuat laporan tertulis secara berkala dan melaksanakan kegiatan pelayanan refrensi.
Menurut Lasa (1994:1) tujuaan pelayanan refrensi memiliki tujuaan tertentu yakni:
1. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mandiri dalam menggunakan sumber tetentu.
2. Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu
3. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
4. Tercapainya efesiensi tenaga, biaya, dan waktu.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tujuan layanan refrensi adalah Membimbing pengguna jasa perpustakaan, memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu, mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencapai efesiensi tenaga, biaya, dan waktu.
Layanan refrensi memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuaan perpustakaan, dalam pencapaiaan tujuaan tersebut dapat didukung oleh ketersediaan informasi yang tersedia. Informasi dari sumber informasi tertentu dapat diperoleh pada layanan refrensi khusunya pada koleksi refrensi, lebih spesifik lagi Martoatmojo (1993: 110-115) menjelaskan bahwa koleksi refrensi terdiri dari:
1. Bibliografi
Daftar buku atau bahan cetak yang pernah ditulis atau diterbitkan 2. Kamus
Buku yang berisi daftar kata-kata suatu bahasa atau daftar terminologi suatu subjek yang disusun sedemikiaan, umumnya secara alpabetis, dengan keterangan arti dan penggunaanya.
3. Ensiklopedi
Suatu ringkasan ilmu pengetahuaan yang paling penting untuk kemanusiaan dan disusun secara sisitematis
Terbitan tahunan isinya mengulas (review) perkembangan (kejadiaan) dalam setahun, merekam informasi terbaru dan disajikan dalam bentuk model statistik.
5. Buku petunjuk
Terbitan yang berisi petunjuk dan aturan dalam suatu subjek 6. Sumber biografi
Buku yang menceritakan tentang manusia dari suatu profesi 7. Indeks
Buku yang menunjukan lokasi suatu artikel yang ditulis oleh seseorang ; bisa menunjukan lokasi artikel majalah , bab dalam buku, pamplet, lagu, pidato, sajak, dan editorial.
8. Terbitan berseri
Terbitan yang diterbitkan secara berturut-turut untuk masa yang tak terbatas
9. Buku pegangan
Macam buku rujukan yang dapat menjawab pertanyaan khusus seperti statistik dan aturan kata-kata suatu ungkapan.
10. Direktori
Sumber informasi untuk organisasi, disusun secara sistematis, umumnya secara alpabetis atau menurut kelas, memberikan informasi mengenai alamat dan sebagainya.
11. Sumber geografi
Buku- buku refrensi yang dapat memberikan informasi untuk geografi, karya yang berisi lokasi, penggambaran suatu tempat, dan impresi tempat seluruh dunia.
12. Terbitan pemerintah
Buku-buku yang diterbitkan pemerintah sebagai buku-buku rujukan yang sangat informatif
13. Sumber-sumber audivisual
Semua sumber informasi nocetak.
Sedangkan Lasa (2005:86) menyatakan bahwa jenis-jenis bahan rujukan terdiri dari: “kamus, ensiklopedi, buku pegangan, direktori, buku tahunan, sumber-sumber biografi, bibliografi, indeks, abstrak, almanak, sumber-sumber-sumber-sumber geografi dan penerbitan pemerintah.”
Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengguna koleksi refrensi dapat mewakili jawaban dari semua bidang pengetahuan yang dapat diberi oleh pustakawan koleksi ini dapat berupa Bibliografi, Kamus, Ensiklopedi, Buku tahunan, Buku petunjuk, Sumber biografi, Indeks, Terbitan berseri, Buku pegangan, Direktori, Sumber geografi, Terbitan pemerintah, Sumber-sumber audivisual.
2.9.2.3. Layanan Digital/ Internet
Dalam melengkapi layanan informasi diperpustakaan, perpustakaan juga menyediakan layanan internet. Menurut Siregar (2004: 69) bahwa:
Penyediaan fasilitas dan bimbingan internet tidak sama dengan penyediaan warung internet untuk umum. Penyediaan terminal dan bimbingan di perpustakaan ditujukan untuk memproleh bahan digital yang dibutuhkan oleh sivitas akademika untuk mendukung tugas-tugas mereka.
Internet dapat membantu dalam pelayanan informasi adapun peran internet Menurut Lasa (2005:232) adalah:
1. Memperkenalkan teknologi informasi kepada pemakai
2. Membantu tugas–tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan informasi kepada pemakai
3. Internet mampu mengubah sistem pelayanan informasi perpustakaan dengan sistem jemput bola (proactive) dan dapat dilaksanakan dalam waktu cepat.
4. Informasi yang disediakan tidak hanya terbatas pada koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan, tetapi bentuk informasi itu akan bervariasi seperti data, statistik, laporan penelitian, grafik, dan data lain.
5. Para pemakai perpustakaan dalam waktu yang sama dapat menggunakan satu jenis bahan informasi. Cara demikian tidak mungkin dapat dilaksanakan pada pemanfaatan pustaka berupa buku atau jurnal.
6. Memperluas pemanfaatan koleksi perpustakaan. Selama ini seolah-olah koleksi perpustakaan hanya untuk anggota saja, tetapi dengan adanya internet siapapun dapat menggunakanya.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa layanan intenet merupakan layanan yang diberikan perpustakaan dengan cara menyediakan fasilitas internet agar kebutuhan pengguna dalam bentuk digital dapat terpenuhi. Layanan internet memberikan akses informasi kepada pengguna dengan memberi kemudahan dalam pencarian informasi dan sumber informasi tertentu dengan teknologi informasi. Internet juga berperan untuk membantu tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan, karena internet mampunyai informasi yang tidak hanya terbatas pada koleksi yang dimiliki perpustakaan.
2.9.2.4. Layanan Audivisual
Perpustakaan menyediakan layanan audiovisual untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Menurut Surachman (2008: 4) Layanan audivisual adalah :
Layanan yang secara langsung bersentuhan dengan TI. Pada layanan ini pengguna dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk kaset video, kaset audio, microfilm, microfis, compact disk, laser disk, DVD, home movie, home teathre, dan lain-lain. Layanan ini juga memungkinkan adanya
media interaktif yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk melakukan pembelajaran.
Sedangkan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1994:71) dinyatakan bahwa “Pelayanan audiovisual adalah kegiatan meminjamkan bahan pustaka audiovisual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan.”
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa layanan audiovisual adalah layanan yang kegiatannya meminjamkan bahan pustaka berupa kaset video, kaset audio, microfilm, microfis, compact disk, laser disk, DVD, home movie, home teathre, dan lain-lain dengan bantuan alat atau media yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembelajaran.
Penyelenggaraan layanan audiovisual mempunyai tujuan tertentu sebagaimana diuraikan dalam buku Perpustakaan Perguruaan Tinggi : Buku Pedoman (1994:71) tujuan pelayanan audiovisual adalah:
1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian dan rekreasi
2. Memotivasi penggguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan
3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan 4. Meningkatkan daya ingat penguna melalui bahan pustaka audiovisual
disamping bahan bacaan
Dari uraian di atas jelas bahwa tujuan dari layanan audiovisual sejalan dengan tujuan perpustakaan dimana tujuan layanan audiovisual lebih khusus dalam memotivasi pengguna untuk pemanfaatan fasilitas perpustakaan terutama untuk bahan audiovisual.
2.10. Pemasaran
Perpustakaan menyelenggarakan kegiatan yang terwujud dalam layanan perpustakaan tidak terlepas dari pemasaran, Menurut Siregar (2004:76) “Salah satu aspek penting dalam manajemen perpustakaan adalah pemasaran produk dan layanan” dari pendapat ini jelas bahwa unsur dalam manajemen perpustakaan adalah pemasaran produk dan layanan perpustakaan.
2.10.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu penghubung antara konsumen dan perpustakaan untuk menyampaikan produk perpustakaan, dimana konsumen atau pemakai merupakan pihak yang memanfaatkan perpustakaan. Untuk mengetahui mengenai pemasaran penulis mengutip beberapa pedapat yakni :
Menurut Kotler (1999: 11) bahwa :
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dimana defenisi tersebut berdasarkan pada konsep inti: kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran,transaksi, dan hubungan; pasar serta pemasar
Sedangkan Assauri (2007 : 5) menyatakan bahwa “pemasaran adalah suatu kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.”
Dharmesta (1996: 11) menambahkan bahwa:
Pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan peryukaran. tetapi pemasaran bukanlah merupakan suatu cara sederahana untuk menghasilkan penjualan saja akan tetapi kegiatan pemasaran ditujukan untuk memberikan kepuasan baik penjual mapun pembeli
Pendapat lain tentang pemasaran dikemukakan oleh Etzel (2004 : 6) bahwa:
Marketing is a total system of business activities designed to plan, price, promote, and distribute products to target markets in order to achieve organizational objective. Thisis defenition has two significant implications: 1. Focus : The entire system of business activities should be customer–
oriented. Customer’s wants must be recognized and satisfied
2. Duration : Marketing should start with an idea about a want– satisflying product and sould not end until the customers want are completely satisfied, which my be some time after the exchange is made
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa pemasaran adalah sistem kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, harga, promosi, dan pendistribusian produk dengan menargetkan pasar untuk mencapai tujuan organisasi. Defenisi tersebut memiliki implikasi penting yaitu: Keseluruhan kegiatan bisnis yang berorientasi pada pelanggan. dimana pelanggan harus merasa puas dan Pemasaran dimulai dengan sebuah ide mengenai produk yang akan dibuat selanjutnya, kemudian di pertukarkan sehingga pelanggan merasa puas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses sosial untuk mengatur agar individu atau suatu kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran, dalam pengertian ini ada kebutuhan, keinginan dan permintaan. Dengan fokus kegiatan yang berorientasi pada pelanggan untuk mencapai kepuasan pengguna.
Sehubungan dengan uraian di atas jelas bahwa konsep inti pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kotler (1999: 11) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kebutuhan, keinginan dan permintaan adalah :
1. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar 2. Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut 3. Permintaan adalah keinginan akan sesuatu produk yang didukung dengan
kemanpuan serta kesediaan membelinya.
Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen terhadap produk perpustakaan memerlukan suatu kegiatan pemasaran untuk mendistribusikan produk perpustakaan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas perpustakaan adalah suatu lembaga yang bukan perusahaan industri yang memproduksi produk, tetapi berperan sebagai perantara antara koleksi dengan pengguna. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perpustakaan adalah lembaga yang memberi jasa.
Saladin (1996: 31) menyatakan bahwa jasa adalah “Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud , serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.”
Sedangkan Menurut Yazid (1999: 13 ) bahwa “Sebagai suatu sistem, pemasaran jasa merupakan penggabungan dari sistem operasi dan sistem penyajian jasa dengan media yang dipakai untuk mengkomunikasikan jasa kepada konsumen.”
Dari pendapat tersebut jelas bahwa pemasaran jasa merupakan suatu pendistribusian dari suatu layanan agar produk dapat sampai kepada pemakai tanpa menghasilkan suatu kepemilikan dari produk yang ditawarkan.
Selain itu Menurut Saladin (1996: 31) ada empat karakteristik dari pada jasa yakni: “tidak berwujud (intangibility), tidak dapat dipisahkan (inseparability), berubah-ubah ( variability),dan daya tahan (perishability)”
Sedangkan menurut yazid (1999: 30 ) bahwa karekteristik jasa adalah : 1. Jasa tidak bisa disimpan
3. Jasa tidak selalu bisa didisplay atau dikomunikasikan sewaktu-waktu 4. Penetapan harga jasa sulit dilakukan
5. Penyampaian jasa dan kepuasan konsumen bergantung pada tindakan konsumen
6. Kualitas jasa bergantung pada sejumlah faktor yang tidak bisa dikontrol 7. Tidak ada pengetahuan yang pasti bahwa jasa telah disampaikan sesuai
dengan apa yang direncanakan dan dipromosikan
8. Konsumen berpartisipasi dalam mempengaruhi interaksi
9. Dalam jasa sulit dilakukan sinkronisasi penawaran dan permintaan 10. Jasa tidak bisa dikembalikan atau dijual kembali.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik jasa adalah tidak dapat disimpan, tidak dapat dipatenkan, tidak selalu bisa didisplay atau dikomunikasikan sewaktu-waktu, penetapan harga jasa sulit dilakukan, penyampaiaan jasa dan kepuasan konsumen bergantung pada tindakan konsumen, interaksi dipengaruhi konsumen dan jasa tidak dapat dikembalikan atau dijual kembali
2.10.2. Tujuan, Fungsi dan Tugas Pemasaran 2.10.2.1.Tujuan pemasaran
Dalam menjalankan kegiatan pemasaran ada suatu tujuan yang akan dicapai. Menurut Gitosudarmo (2000: 2) bahwa : “Semua kegiatan pemasaran adalah ditujukan agar produknya diterima dan kemudian disenangi oleh pasar.”
Sedangkan Sunarto (2006: ) menyatakan “Tujuan utama pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelangga dan selanjutnya menjadi dirinya sendiri.”.
Pendapat lain menjelaskan bahwa:
Pentingnya pemasaran untuk organisasi non-laba menggunakan metode-metode pemasaran dalam usaha melaksanakan kegiatannya seperti publikasi, kampanye, advertising, pameran ataupun hasil kerja nyata yang dilakukan demi kepentingan masyarakat dengan tujuaan untuk menarik minat masyarakat agar melihat, menonton, meyaksikan, ikut terlibat dalam kegiatan atau menjadi simpatisan organisasi nirlaba tersebut. (Anggipora ,1999: 7)
Proses pemasaran memiliki tujuan tertentu dalam mencapai sasaran dimana tujuan tersebut adalah:
1. Memberikan arah dan tujuan pada kegiatan-kegiatan perusahaan
Hal tersebut dilakukan dengan jalan mengumpulkan serta menafsirkan informasi tentang pasar perusahaan, produk serta perusahaan pesaing. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan kegiatan yang harus diambil dan untuk memutuskan produka apa yang akan ditawarkan ke
pasar serta kegiatan pemasaran yang perlu diadakan untuk mendukung penjualan produk tersebut.
2. Memonitor hasil penjualan serta kegiatan promosional
Dalam hal ini perlu dilihat seberapa jauh kegiatan-kegiatan tersebut mendekati target prestasi. Bila pretasi jauh menyimpang dari target maka perlu diambil tindakan penyesuaian (Foster, 1995:11)
Dari pendapat tersebut terdapat persamaan mengenai tujuan pemasaran yaitu agar produk di terima oleh pasar atau konsumen kemudian merasa suka dan memanfaatkanya. Untuk dapat melaksanakan pemasaran sudah tentu harus memahami pengguna dengan metode tertentu. Dalam ligkungan perpustakaan tujuaan pemasaran adalah untuk menarik minat masyarakat memanfaatkan sarana yang dimiliki perpustakaan sehingga tujuan perpustakaan dapat tercapai.
Sesuai dengan tujuan perpustakaan pemasaran bukan hanya menarik minat pengguna tetapi bermanfaat untuk:
1. Dapat memberi masukan dalam pengambilan keputusan, jenis serta bentuk pelayanan yang akan diterapkan atau yang akan dijalankan dilembaga atau organisasi tersebut.
2. Menjadi masukan di dalam kegiatan pengadaan dan penyajiaan menu dokumentasi serta informasi yang marked oriented. Dalam hal ini adalah pengguna perpustakaan
3. Terciptanya saluran komunikasi yang baik sehingga dapat menentukan model yang paling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi. (Widuri; 2000: 69)
Dari pendapat di atas jelas bahwa pemasaran bermanfaat untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang jenis dan sistem layanan selain itu data pemasaran dapat menjadi pertimbangan untuk pengadaan, penyajian dan komunikasi.
2.10.2.2.Fungsi Pemasaran
Dalam kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat dimana pemasaran menyangkut aspek kehidupan masyarakat, ada beberapa fungsi pemasaran, Menurut Lasa (2005:243) bahwa:
Perlunya pemasaran bagi suatu perpustakaan karena informasi dan jasa dapat dianggap sebagai komoditas yang dapat diperjual belikan seperti barang– barang lain sedangkan apabila diberikan kepada orang lain, maka tidak akan berkurang dari tangan pemiliknya. Bahkan semangkin banyak yang memanfaatkan berarti informasi itu semangkin tinggi nilainya.
Dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa peran pemasaran perpustakaan adalah untuk meningkatkan nilai informasi, karena informasi dan jasa dapat dianggap sebagai komoditas yang dapat diperjual karena apabila diberikan kepada orang lain, maka tidak akan berkurang dari tangan pemiliknya dimana nilai informasi akan semangkin tinggi apabila semangkin banyak yang memanfaatkan.
Sedangkan Gitosudarmo (2000: 10) menyatakan bahwa kegiatan pemasaran akan meliputi berbagai fungsi yang berupa:
1. Fungsi pertukaran
Fungsi ini merupakan bentuk dari kegiatan jual beli yang terjadi antar penjual dan pemberi.
2. Fungsi penyediaan fisik
Fungsi ini meliputi kegiatan pertukaran atau transportasi, pengudangan atau penyimpanan serta kegiatan pendistribusian.
3. Fungsi pemberiaan fasilitas (fasilitating function)
Fungsi ini berupa penyediaan fasilitas baik fisik maupun nonfisik yang diperlukan bagi terselenggaranya kegiatan pemasaran atau fungsi yang terdahulu secara efektif dan efisien.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi pemasaran meliputi: Fungsi pertukaran dimana produk atau koleksi perpustakaan dapat digunakan oleh pemakai dalam pengertian ini berarti koleksi digunakan atau dipinjam oleh pengguna. Fungsi penyediaan fisik yakni meliputi kegiatan penyediaan produk atau koleksi yang ditempatkan di rak agar pemakai dapat dengan mudah menjangkaunya untuk dimanfaatkan. Fungsi pemberian fasilitas dimana fungsi ini berupa penyediaan fasilitas.
2.10.2.3.Tugas Pemasaran
Dalam melaksanakan fungsi pemasaran ada beberapa tugas pemasaran jika dilihat dari macam tingkatan permintaan. Menurut Saladin (1996: 103-104) ada beberapa macam- macam tingkat permintaan dan tugas pemasaran yaitu :
1. Permintaan negatif (negative demand)
Tugas pemasaran adalah menganalisis mengapa pasar tidak menyukai produk itu, bagaimana dapat mengendalikan kepercayaan dan sikap konsumen atau pasar.
2. Tidak ada permintaan (no demand)
Tugas pemasaran adalah menemukan guna menghubungkan masalah dari produk dengan kebutuhan dan minat alamiah seseorang
Tugas pemasaran adalah mengukur besar kecilnya pasar potensial dan mengembangkan barang dan jasa yang bisa memuaskan permintaan itu. 4. Permintaan menurun ( falling demand)
Tugas pemasaran adalah meningkatkan kembali menurunnya permintaan melalui berbagai penyempurnaan dan perbaikan pemasaran ulang produk secara kreatif
5. Permintaan tak beraturan ( irregular demand)
Tugas pemasaran menemukan cara–cara untuk mengubah pola waktu permintaan melalui penetapan harga yang luwes, promosi dan berbagai perangsang.
6. Permintaan penuh (full demand)
Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan dalam menghadapi perubahan selera konsumen dan meningkatkan persaingan, kualitas dengan menjaga kepuasan konsumen
7. Permintaan berlimpah ( overfull demand)
Tugas pemasaran adalah demarketing, artinya menurunkan kembali laju pemasaran, membutuhkan penemuan cara-cara untuk mengurangi permintaan.
8. Permintaan tak sehat (unwholesome)
Tugas pemasaran adalah menyadarkan orang yang menyukai produk semacam itu untuk berhenti menyukainya, berhenti menyukai alat-alat semacam itu sebagai alat komunikasi yang membahayakannya, menaikkan tinggi-tinggi harganya dan mengurangi penyediaanya.
Pendapat yang sama juga dikemukakan Kotler (2000 : 22-23 ) bahwa tingkat permintaan dan tugas pemasaran adalah :
1. Permintaan negatif
Tugas pemasaran adalah menganalisis mengapa pasar tidak menyukai produk itu dan apakah program pemasaran yang meliputi rancang ulang produk, harga lebih rendah dan promosi yang lebih baik akan menambah kepercayaan dan sikap pasar.
2. Tidak ada permintaan
Tugas pemasaran adalah mencari jalan menguhubungkan keuntungan dari produk dengan kebutuhan dan minat asasi orang itu.
3. Permintaan laten
Tugas pemasaran adalah mengukur pasar serta mengembangkan barang dan jasa yang tepat untuk memenuhi permintaan itu
4. Permintaan menurun
Tugas pemasaran membalikan permintaan menurun dengan pemasaran ulang produk
5. Permintaan tidak beraturan
Tugas pemasaran adalah mengubah pola waktu permintaan dengan pemberian harga, promosi dan intensif yang fleksibel.
6. Permintaan penuh
Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan ditengah berubahnya prefensi konsumen dan pesaingan yang makin meningkat. 7. Permintaan berlebihan
Tugas pemasaran adalah demarketing, artinya perlu menemukan cara untuk mengurangi permintaan secara sementara atau permanen.
8. Permintaan produk yang tidak bermanfaat
Tugas pemasaran adalah membuat orang yang suka produk tersebut tidak lagi memakainya, dengan cara-cara seperti menyampaikan ketakutan, menaikan harga dan mengurangi penyediaan.
Berdasarkan kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pemasaran berdasarkan permintaan ialah menganalisis mengapa pasar tidak menyukai produk, bagaimana dapat mengendalikan kepercayaan dan sikap konsumen terhadap pasar, menentukan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan minat alamiah pengguna, mengukur besar kecilnya pasar potensial dan mengembangkan barang dan jasa yang bisa memuaskan permintaan, meningkatkan permintaan yang menurun melalui berbagai penyempurnaan dan perbaikan pemasaran ulang produk secara kreatif, menemukan cara–cara untuk mengubah pola waktu permintaan melalui penetapan promosi dan berbagai perangsang, mempertahankan tingkat permintaan dalam menghadapi perubahan selera konsumen dan meningkatkan persaingan, kualitas dengan menjaga kepuasan konsumen, menyadarkan orang yang menyukai produk.
Dalam menjalankan layanan perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan pemakai, akan tetapi perpustakaan harus mengenali kebutuhan pemakai dan apa yang menjadi kebutuhan pemakai. Menurut Kotler (1999:28) ada beberapa jenis kebutuhan yaitu: “ kebutuhan yang dikemukakan, kebutuhan yang sebenarnya, kebutuhan yang tidak dikemukakan, kebutuhan kesenangan, kebutuhan rahasia.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kebutuhan pemakai dimana tugas pemasaran adalah harus dapat memenuhi kebutuhan pemakai baik itu kebutuhan yang dikemukakan, kebutuhan yang sebenarnya, kebutuhan yang tidak dikemukakan, kebutuhan kesenangan dan kebutuhan rahasia.
2.10.3. Unsur pemasaran
Dalam pemasaran ada bauran pemasaran (marketing mix) merupakan unsur pemasaran yang mempengaruhi pasar. Menurut Lasa (2005:244) ada beberapa unsur pemasaran yang perlu diperhatikan agar pemasaran berhasil yang dikenal dengan 9 p, yakni product, price, process, promotion people, physical evidence, power dan public relation yaitu:
1. Product (hasil)
Produk adalah hasil suatu kegiatan perpustakaan yang berupa jasa, dan hasil kegiatan suatu yang memang dibutuhkan oleh pemakai. Produk yang ditawarkan dapat berupa jasa informasi, antara lain: jasa sirkulasi, pelayanan rujukan, penelusuran literatur, bimbingan pemakai, baca ditempat, jasa penyediaan dokumen, jasa penerjemah, fotocopy, internet, dan lainnya.
2. Price (harga)
Informasi dan jasa yang diberikan itu adalah suatu yang bermanfaat dan ada nilainya bagi pemakai. Pemakai juga akhirnya menyadari bahwa untuk memperoleh informasi pasti membutuhkan biaya.
3. Place (tempat, lokasi)
Informasi yang ditawarkan perpustakaan harus jelas lokasi, rak, ruang atau lembaga mana yang memilikinya. Kepastiaan lokasi ini besar pengaruhnya terhadap proses temu kembali dan pemakai harus diyakinkan akan keberadaan informasi itu. Oleh karena itu dalam pencatatan bahan informasi harus dilakukan seteliti dan setepat mungkin. 4. Process (proses)
Dalam melaksanakan pemasaran perlu dipikirkan mekanisme, prosedur atau sistem yang akan dilaksanakan. Pemilihan proses ini ikut menentukan keberhasilan pemasaran infomasi kepada masyarakat.
5. Promotion (promosi)
Koleksi, jasa dan informasi yang disediakan oleh suatu perpustakaan harus diberitahukan kepada pemakai jasa agar mereka memanfaatkannya.
6. People ( sumber daya manusia)
Untuk memasarkan informasi, diperlukan orang yang tangguh, lincah, rajin dan ulet. Dalam pelaksanaan dilapangan, petugas pemasaran akan menghadapi pelanggan atau pemakai (customer) yang bermacam-macam watak, sifat dan pendidikannya. Pemakai selaku customer kadang ingin diperlakukan seperti pembeli di mall.
6. Physical evidence ( bersifat fisik)
Informasi yang ditawarkan dan dikelola oleh perpustakaan bentuknya dapat dilihat dan buka sesuatu yang maya. Informasi memang bukan merupakan benda berwujud, tetapi merupakan benda abstrak. Namun demikian kewujudannya itu dapat dilihat, dirasakan, dipahami dan seterusnya. Apalagi setelah direkam, ditulis dan ditayangkan.
7. Power (kekuatan)
Untuk mendukung keberhasilan pemasaran diperlukan kekuatan (power)
yang dapat berupa dukungan dana, kemauan, perhatian, kebijaksanaan, atau kiat-kiat. Semua pihak harus mendukung adanya pemasaran ini terutama pimpinan perpustakaan harus memberikan kebijaksanaannya. 8. Public Relation (hubungan masyarakat)
Hubungan masyarakat merupakan salah satu tugas atau bagian di suatu lembaga untuk memperkenalkan suatu organisasi dan segala kegiatannya kepada masyarakat agar mereka bersedia memberikan dukungan pada lembaga /organisasi itu.
Sedangkan Menurut Saladin (1996: 5) bauran pemasaran (marketing mix)
adalah :“Serangkaiaan dari pada unsur pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan, yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Rangkaian unsur tersebut adalah : unsur produk, unsur harga, unsur promosi dan unsur tempat.”
Pendapat lain menyatakan bahwa marketing mix adalah :
Perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran, (target market) konsep marketing mix merupakan segala usaha yang dapat perusahaaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya. Variabel marketing mix yakni:
1. Produk
Merupakan kombinasi barang dan jasa yang perusahaan tawarkan pada pasar sasaran.
2. Harga
Merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan produk tesebut.
3. Tempat
Menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran. 4. Promosi
Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya. (Angipora , 1999: 24- 25 )
Dari pendapat di atas jelas bahwa unsur pemasaran marketing mix adalah perangkat pemasaran yang dilakukan untuk mempengaruhi permintaan akan produk. variabel marketing mix yakni: produk yang merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pada pasar sasaran, harga yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan produk tesebut, tempat yaitu menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran, dan promosi yang merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dan meyakinkan konsumen sasaran.
Unsur pemasaran adalah hal-hal yang berkaitan dengan bagian yang ada pada pemasaran. Menurut widuri (2000:69) unsur pemasaran di dalam perputakaan yakni:
1. Produk (product)
Merupakan barang fisik ataupun kombinasi kedunya yang ditawarkan kepada pasar sasaran. dimana barang tersebut adalah koleksi serta jasa layanan yang dimiliki perpustakaan.
Merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk hasil perusahaan. Namun dalam perpustakaan yang dimaksud harga disini bukan uang, melainkan keaktualan koleksi/ informasi, relevansi yang dibutuhkan pengguna dengan yang ditawarkan atau nilai guna informasi tersebut
3. Tempat
Merupakan perencanaan program penyaluran jasa/ produk melalui lokasi layanan yang tepat, pada waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen .
4. Promosi
Produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi / memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang terwujud maupun yang tidak berwujud dimana konsep dasar dari produk tersebut adalah:
1. Inti produk
Yaitu manfaat atau jasa inti yang diberikan produk tersebut 2. Wujud produk
Yaitu karakteristik yang dimiliki produk tersebut, berupa mutu, corak atau ciri-ciri khasnya, mereknya dan kemasannya.
3. Produk tambahan
Yaitu produk yang menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.( Saladin ; 1996: 7 )
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa produk perpustakaan terdiri atas manfaat yang diberikan produk yaitu berupa informasi, karakteristik yang dimiliki koleksi, berupa jenis, tingkat relevansi, penerbit serta kemasannya, dan produk yang menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.
Sedangkan menurut Agha yang dikutip oleh Siregar (2004 : 49-50) model pemasaran produk perpustaan adalah sebagai berikut:
1. Mengenal dengan baik latar belakang pengguna
2. Mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang pengguna 3. Menilai kebutuhan pengguna secara berkala
4. Membuat analisi kebutuhan pengguna
5. Menentukan jenis produk/ pelayanan yang dibutukan oleh kelompok pengguna yang telah dikenal dengan baik
6. Menata kembali perpustakaan sesuai dengan perkembangan produk/ pelayanan yang telah dikenal dengan baik.
7. Menetapkan sumber daya yang sesuai (pendanaan, manusia, peralatan, dan lain-lain.)
8. Merancang dan merekayasa bentuk pelayanan atau produk 9. Menguji pelayanan/ produk
10. Menilai dan merekayasa kembali produk/ pelayanan 11. Berkomunikasi dengan pengguna
13. Merekayasa bentuk mekanisme untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna
14. Menilai pelayanan/ produk secara berkala.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran produk perpustakaan merupakan suatu model dengan suatu perancangan yang terdiri atas, identifikasi pengguna, penilaian dan analisis kebutuhan pengguna, penentuan jenis produk/ pelayanan, penataan perpustakaan sesuai dengan perkembangan, penetapan sumber daya, perencangan bentuk pelayanan atau produk, pengujiaan dan penilaian pelayanan/ produk, membina jaringan perpustakaan–pengguna, merekayasa bentuk mekanisme serta penilaian pelayanan/ produk secara berkala.
2.10.4. Implementasi Pemasaran
Dalam suatu proses perencanaan merupakan desain awal dalam melaksanakan sesuatu begitu juga dengan pemasaran meskipun dengan perencanaan pemasaran yang luar biasa bagus menjadi tidak berguna jika tidak diimplementasikan, Kotler dan Armstrong (2004: 83) menyatakan bahwa “Implementasi pemasaran merupakan proses yang mengubah rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran dalam rangka mencapai tujuan pemasaran stratejik.”
Jadi implementasi pemasaran merupakan suatu proses tindakan atau kegiatan pemasaran yang dilakukan perpustakaan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu yaitu untuk menarik perhatian pengguna.
Gitosudarmo (2000:12) menyatakan kegiatan pemasaran dapat dikelompokan menjadi :
a. Kegiatan sebelum barang itu selesai diproduksikan misalnya, penentuaan desain produk, promosi serta pemetapan harga jual produk.
b. Kegiatan yang terjadi setelah produk selesai dibuat sampai dengan terjadinya pembeliaan oleh konsumen. Kegiatan ini meliputi kegiatan promosi, penentuaan harga jual atau tawar menawar harga termasuk meberikan diskon.
c. Kegiatan yang berlangsung setelah berlangsungnya transaksi jual beli , yaitu kegiatan yang berupa pengiriman, pemasangan instalasi, reprasi, servis dan pelayanan lainnya.
Dalam membangun implementasi pemasaran diperlukan kesetiaan pemakai untuk membangun hubungan kesetiaan tersebut dapat terealisasi dalam suatu program, Menurut Kotler (1999:64) bahwa membangun hubungan dengan pelanggan
agar membuatnya datang kembali , membeli lebih banyak dan tetap setia adalah suatu tantangan yakni:
Tantanganya adalah menciptakan hubungan khusus dengan pelanggan terbaik perusahaan dimana pelanggan merasakan komunikasi dua arah yang baik dan merasa mendapat hak serta hadiah khusus, program yang menjanjikan tersebut antara lain:
1. Program pemasaran berdasarkan frekuensi
Program pemasaran berdasarkan frekuensi dirancang untuk memberi hadiah pada pelanggan yang sering membeli dan/atau membeli dalam jumlah yang besar.
2. Program pemasaran dengan klub
Banyak perusahaan yang menciptakan konsep klub untuk untuk produknya. Keanggotaan klub ditawarkan jika orang membeli, atau berjanji membeli sejumlah tertentu atau dengan membayar biaya tertentu
Yazid (1999:40) menyatakan: “Tinggi rendahnya kenyamanan konsumen dalam menerima jasa salah satunya dipengaruhi oleh perlu atau tidaknya konsumen itu mendatangi organisasi jasa disuatu tempat tertentu.” dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa implementasi pemasaran dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan melalui memasarkan jasa perpustakaan dengan memberikan suatu kenyamanan kepada konsumen untuk selanjutnya membangun suatu keterikatan antara konsumen dengan perpustakaan.
2.11. Metode Implementasi Pemasaran
Dalam mengkomunikasikan pesan kepada calon pemakai perpustakaan, dibutuhkan metode dalam pemasaran yakni berguna sebagai penyampai pesan mengenai suatu layanan yang tersedia di perpustakaan. Dimana berbagai macam metode pemasaran dapat membantu efektivitas pemanfaatan layanan perpustakaaan. Metode implementasi pemasaran dapat dilakukan dengan kegiatan perpustakaan yang menarik minat pengguna memanfaatkan perpustakaan, cara promosi, dan publikasi.
Menurut Rewoldt (1995: 1) bahwa : “ Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan (message) yang dikomunikasikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi.”
Sedangkan menurut Kotler ( 1995: 639) bahwa:
Suatu organisasi menggunakan pemasaran dengan banyak cara komunikasi untuk menginformasikan dan memotivasi publik sasaran. hal tersebut terdiri dari:
• Iklan waktu dan tempat • Iklan dengan “ loudspeaker”
• Surat • Pidato
• Presentasi penjualan • Demonstrasi
• Dari mulut kemulut • Pameran dagang • Konfrensi penjualan • Pengepakan
• Sisipan dalam kemasan • Publikasi di dalam • Penawaran ke publik • Kerjasama publikasi
• Poster dan kartu pertunjukan • Display penjualan
• Acara khusus
• Pemberiaan promosi
• Kerjasama identifikasi program • Literatur penjualan
• katalog
Dari uraian di atas dinyatakan dalam kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan cara promosi dimana komunikasi dengan konsumen dapat lebih efektif selain itu dapat juga dilakukan dengan cara iklan, surat, pidato, publikasi, penawaran ke publik, kerjasama publikasi, poster dan kartu pertunjukan, display penjualan, acara khusus, pemberiaan promosi, kerjasama identifikasi program, literatur penjualan, katalog
2.11.1. Promosi
Dalam memasarkan produk yang telah direncanakan dengan baik diperlukan suatu kegiatan perkenalan produk tersebut kepada pemakai, dalam upaya memperkenalkan produk tersebut kepada pemakai ada suatu awal dari kegiatan promosi. Menurut Laksamana (2008:133) promosi adalah :
Komununikasi dari penjual dan pemberi yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.
Sedangkan menurut Dharmmesta (1996: 237) “promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”