• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MANAJEMEN KONFLIK OLEH PEMIMPIN PADA PT ADIPUTRA AGUNG PERKASA (IMCODE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MANAJEMEN KONFLIK OLEH PEMIMPIN PADA PT ADIPUTRA AGUNG PERKASA (IMCODE)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MANAJEMEN KONFLIK OLEH

PEMIMPIN PADA PT ADIPUTRA AGUNG

PERKASA (IMCODE)

Marissa Prasetio

Marketing Communication School of Economic and Commnication, Binus University Jl. K.H. Syahdan no.9 Palmerah, Jakarta Barat, 11480.

Telp. (62-21) 567 7919, marprasetio@gmail.com Marissa Prasetio, Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M.Si

ABSTRACT

RESEARCH OBJECTIVE of this research is to analyze how the leader of interpersonal communication in

resolving conflicts and conflict resolution strategies used by leaders in resolving conflicts between

employees at PT AdiputraAgung Perkasa (IMCode). METHODS used is a qualitative method with

qualitative descriptive research and case study method. ANALYSIS of the data used is data reduction ,

data display, and data verification. RESULT OBTAINED is the presence of conflict resolution by leaders

and mediated done properly by the leaders in the resolution of the conflict resulted in a new system.

CONCLUSION obtained through interpersonal communication is made by leaders and conflict resolution

strategies adopted by leaders to produce a new system in which all parties to the conflict cooperate

among each other. (MP)

Keyword: communication, interpersonal, conflict resolution strategies, leader

Abstrak

TUJUAN PENELITIAN ini adalah untuk menganalisis bagaimana komunikasi interpersonal pemimpin

dalam menyelesaikan konflik dan strategi penyelesaian konflik yang digunakan oleh pemimpin dalam

menyelesaikan konflik antar karyawan pada PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode). METODE

PENELITIAN yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan

menggunakan metode studi kasus. ANALISIS data yang digunakan ialah reduksi data, display data dan

verifikasi data. HASIL YANG DICAPAI adalah dengan adanya penyelesaian konflik yang dilakukan

oleh pemimpin dan dimediasi dengan baik dan benar oleh pemimpin maka dalam penyelesaian konflik

tersebut menghasilkan sebuah sistem baru. SIMPULAN yang diperoleh adalah melalui komunikasi

interpersonal yang dilakukan oleh pemimpin dan strategi penyelesaian konflik yang diambil oleh

pemimpin menghasilkan sebuah sistem baru dimana semua pihak yang berkonflik saling bekerja sama

antar satu sama lainnya. (MP)

Kata Kunci

: komunikasi, interpersonal, strategi penyelesaian konflik, pemimpin

PENDAHULUAN

Dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan, konflik merupakan sebuah hal yang biasa dan sering terjadi. Banyak orang berpikiran bahwa sebuah konflik selalu bersifat negatif dan menyebabkan banyak masalah sehingga menjadi stress. Namun tidak semua hal dalam konflik selalu berujung negatif, melainkan terkadang dengan adanya

(2)

konflik membawa hasil yang positif bagi semua orang. Suka atau tidak suka, semua orang harus menghadapi sebuah konflik yang datang pada diri mereka. Konflik bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Menurut Davis (Suharsono, 2012) , konflik itu timbul dari ketidaksepakatan atas tujuan yang perlu dicapai atau metode yang digunakan untuk mencapainya. Terdapat beberapa jenis konflik antara lain : konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok, dan konflik organisasi.

Dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan terdapat banyak perselisihan pendapat dan ketidakcocokan antara sesama karyawan itu sudah hal biasa yang akhirnya menyebabkan konflik internal. Konflik internal yang terjadi diperusahaan umumnya dapat berupa perbedaan pendapat antar karyawan yang menyebabkan keduanya sama-sama tidak mau mengalah. Kemudian ada juga pembagian tugas yang tidak merata atau tidak sesuai dengan peran masing-masing karyawan sehingga mengakibatkan saling melempar tugas, lalu adanya perbedaan upah penghasilan antar karyawan yang tidak seimbang serta ras ketidakpuasan hasil upah yang diberikan atasan. Hal ini mengakibatkan karyawan merasa pemimpin kurang adil dan kurang peka terhadap kondisi karyawan.

Konflik internal yang terjadi di perusahaan memicu karyawan kurang bergairah dan bersemangat sehingga mengakibatkan kurangnya kinerja karyawan dalam bekerja. Hal ini dapat menjadi permasalahan besar apabila tidak diselesaikan dengan solusi yang baik. Kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam perkembangan sebuah perusahaan. Apabila kinerja karyawan menurun drastis, maka perkembangan perusahaan dapat bergerak maju secara lambat. Oleh karena itu penyelesaian konflik atau permasalahan tersebut membutuhkan orang ketiga dalam kasus tersebut.

Sosok seorang pemimpin dibutuhkan dalam penyelesaian masalah konflik internal ini, apalagi menyangkut dengan masalah ketidaklarasan yang terjadi didalam perusahaan. Pemimpin memiliki tanggung jawab dan peran penting seutuhnya dalam perusahaan. Menurut Rauch & Behling (Yukl, 2010) kepemimpinan adalah sebuah proses yang mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang diorganisasikan kearah pencapaian sebuah tujuan. Apabila terjadi konflik dan permasalahan lainnya, maka pemimpin berhak mengambil alih dalam penyelesaian konflik. Oleh karena itu seorang pemimpin harus turun langsung dalam penanganan kasus tersebut. Dengan inilah pemimpin mencari solusi dan kemudian mengambil keputusan dalam penanganan konflik.

PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang aktivasi brand. Perusahaan ini menawarkan jasa untuk mengembangkan serta meningkatkan brand perusahaan klien. Tujuan dari perusahaan PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode) adalah memberikan inspirasi serta menunjukan jalan terbaik terhadap apa saja hal-hal yang dibutuhkan oleh brand atau merek perusahaan yang menggunakan jasa pelayanan dari PT Adiputra Agung Perkasa Group (IMCode) tersebut. Perusahaan IMCode sendiri memiliki beberapa macam, jasa pelayanan, antara lain : digital marketing, event management, business strategy, business research. Perusahaan ini masih terbilang cukup baru dan berdiri pada tahun 2013, namun telah melayani beberapa perusahaan klien, diantaranya perusahaan klien yang bergerak dibidang perlengkapan bayi, bidang restoran atau makanan, bidang

travel agent, dan sebagainya.

Meskipun perusahan ini masih terbilang baru dan tidak memiliki karyawan terlalu banyak, tetapi tidak berarti bahwa perusahaan ini tidak memiliki konflik. Salah satu konflik internal yang pernah terjadi pada perusahaan PT Adiputra Agung Perkasa Group (IMCode) adalah pembagian tugas yang tidak sesuai atau tidak merata dan tidak adanya koordinasi kerja antar karyawan bagian operasional dan marketing. Hal ini mengakibatkan profesionalitas kerja karyawan berkurang. Selain itu juga karyawan kurang dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik. Untuk itu dalam mengatasi konflik tersebut maka dibutuhkan komunikasi interpersonal dari pemimpin serta manajemen konflik yang baik untuk penyelesaian konflik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif. Menurut Danim (Ardianto, 2011) penelitian kualitatif percaya bahwa “kebenaran” (truth) adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi sosial kesejahteraan.

Jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang dikategorikan sebagai penelitian dengan deskriptif kualitatif. Dalam metode deskriptif – kualitatif sangat berguna untuk melahirkan teori-teori yang tentatif.

(3)

Pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang menelaah atau mencerna sebuah kasus secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif. Penelitian yang menggunakan metode ini, berbagai variabelnya ditelaah atau dicerna dan ditelusuri, termasuk dalam kemungkinan hubungan antarvariabel yang ada.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, yaitu wawancara semiterstruktur dan teknik observasi. Teknik wawancara semiterstruktur dilakukan dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur. Seperti wawancara lainnya, wawancara semiterstruktur ini dilakukan dengan face to face atau bertatap muka secara langsung antara pewawancara dan informan guna dalam mendapatkan data dan informasi yang lengkap. Wawancara dilakukan ketika peneliti menjalani kerja praktek. Sebelum kegiatan wawancara dilaksanakan, pewawancara mencari dan memilih para informan terlebih dahulu. Setelah memilih para informan yang cocok, kemudia menentukan ada empat orang informan yang dipilih untuk diwawancarai. Lalu kemudian pewawancara memberitahukan informasi maksud dan tujuan dari wawancara dengan memberikan penjelasan singkat yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Setelah para informan menyetujui dirinya untuk diwawancara, selanjutnya kemudian membuat janji dengan para informan untuk ketersediaan waktunya untuk diwawancara. Wawancara dilakukan di kantor IMCode pada tanggal 14 April 2015, siang hari pukul 14.30 WIB dengan informan Bapak Eric selaku CEO, lalu wawancara berikutnya dengan informan Bapak Adi selaku Head Engine Room, dan yang terakhir wawancara dengan informan Bapak Eka selaku Deal Maker Staff. Lalu kemudian pada tanggal 24 April 2015, pagi hari pukul 10.00 WIB dilakukan wawancara dengan informan Ibu Dwi Sulistyorini di kantor IMCode. Wawancara direkam menggunakan alat yaitu handphone peneliti yang kemudian diketik ulang. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pemimpin memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik dan menjadi penengah dalam kasus konflik tersebut. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi partisipan pasif, dimana peneliti menjalani kerja praktek sebagai publisher di divisi Engine Room selama kurang lebih 4 bulan dari periode Januari 2015 - April 2015. Observasi dilakukan secara langsung di PT. Adiputra Agung Perkasa (IMCode) yang berlokasi di Ruko Business Park E 2-3, Jalan Raya Meruya Ilir no. 88, Jakarta Barat, Indonesia.

Objek Penelitian

Objek penelitan adalah suatu hal yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini menjadikan PT Adiputra Agung Perkasa (IMCODE) sebagai bahan dari sasaran penelitian.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan, sumber yang dapat memberikan informasi sesuai dengan latar belakang penelitian. Dalam penelitian ini memilih Direktur Utama (Eric Fajar Adiputra) sebagai informan utama, lalu kemudian memilih Corporate Secretary & Administration (Dwi Sulistyorini) serta Head of Engine Room (Adi Halim) dan Deal Maker Staff (Eka Ariandi) PT Adiputra Agung Perkasa (IMCODE) untuk dijadikan sebagai sumber pendukung.

Setelah pengumpulan data melalui teknik wawancara, hasil wawancara yang dilakukan dengan para informan, selanjutnya akan dilakukan proses reduksi dengan melalukan pemotongan hasil wawancara yang tidak sesuai dengan fokus penelitian kemudian membuat transkip pembicaraan dengan para informan yang isinya sudah sesuai dan dapat digunakan sebagai sumber primer penelitian. Selanjutnya, membuat display data dalam bentuk deskriptif yang berisi perbandingan antara hasil reduksi wawancara, hasil observasi, teori maupun konsep yang digunakan, hingga dokumentasi. Kemudian, segala kumpulan informasi akan disusun menjadi sebuah teks naratif yang pada akhirnya dapat dibentuk sebuah kesimpulan mengenai fenomena apa yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini dilakukan proses triangulasi untuk menganalisis kebenaran data. Triangulasi sumber adalah merupakan sebuah teknik membandingkan atau mengecek kembali derajat kepercayaan sebuah informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda – beda.

HASIL DAN BAHASAN

Komunikasi Interpersonal yang dilakukan oleh pemimpin dalam menyelesaikan konflik antar karyawan PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode)

(4)

Sesuai dengan hasil pemaparan wawancara ketiga informan lainnya diatas, penelitian ini menyimpulkan bahwa pemimpin melewati proses penyelesaian konflik dengan komunikasi interpersonal yaitu melalui meeting dengan mempertemukan pihak marketing dan pihak operasional secara tatap muka guna mencari solusi bersama dalam menyelesaikan konflik tersebut.

Sesuai dengan proses penyelesaian konflik yang oleh pemimpin melalui komunikasi interpersonal yaitu meeting dikaitkan dengan teori Deddy Mulyana (Aw, 2011) bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi diantara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun non verbal.

Selain itu proses penyelesaian konflik dari pemimpin melalui beberapa cara yang terdapat dalam teori (Wahyudi, 2011) yaitu melalui komunikasi dimana kegiatan tersebut dilakukan oleh pemimpin dengan mengadakan meeting bersama antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik yaitu pihak marketing dan pihak opersional termasuk dalam komunikasi interpersonal. Proses penyelesaian berikutnya yang dilakukan oleh pemimpin adalah dengan mendengarkan secara aktif apa saja keluhan dan pendapat dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik didalam meeting.

Berdasarkan hasil penelitian para karyawan yaitu pihak marketing dan pihak opersional saling mengemukakan masing-masing keluhan mereka dalam meeting tersebut. Hal ini dikaitkan dengan teori karakteristik komunikasi interpersonal Judy C Pearson (Aw, 2011) yaitu dimana komunikasi interpersonal dimulai dengan diri sendiri (pribadi) yang artinya pemimpin memberikan kesempatan kepada para pihak karyawan yang berkonflik untuk menyampaikan apa keluhan mereka selama ini. Yang kedua poin komunikasi interpersonal bersifat transaksional diartikan semua pihak yang berada dalam meeting, saling menyampaikan informasi dan menerima informasi yang ada. Yang ketiga pada pada komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang berkomunikasi saling tergantung satu sama lain, artinya setiap komunikasi yang dilakukan antara pihak-pihak yang turut serta dalam

meeting, hal itu menandakan semua pihak saling bergantungan, serta saling membutuhkan pihak-pihak yang terlibat sehingga dapat secara bersama mencari jalan keluar yang terbaik untuk bersama.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan para informan, penelitian dapat menyimpulkan secara keseluruhan bahwa seorang pemimpin perusahaan PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode) memiliki peran yang cukup penting dalam menyelesaikan konflik antar karyawan. Hal ini dapat dilihat melalui hasil jawaban dari pemaparan para informan yaitu karyawan, bahwa pemimpin menjadi mediasi atau penengah dalam menyelesaikan konflik. Pemimpin juga harus tahu apa saja konflik yang terjadi pada para karyawannya, karena dengan adanya konflik maka dapat membuat para karyawan merasa terbebani dalam bekerja sehingga pemimpin menjadi panutan bagi para karyawan. Dalam menyelesaikan konflik ini pemimpin tidak langsung mengeluarkan kebijakan sendiri, melainkan beliau menggunakan komunikasi interpersonal melalui sebuah meeting atau diskusi bersama yang mempertemukan para karyawan yang terlibat langsung dalam konflik tersebut secara face to face.

Tujuan dari meeting tersebut adalah untuk menjaga kebersamaan antar karyawan perdivisi serta mencegah adanya jarak antar karyawan, karena perusahaan terhitung masih baru dan belum terlalu berdiri, sehingga pemimpin tetap terus menjaga hubungan baik dengan para karyawan dan terus membangun sistem baik diperusahaan. Tujuan lain dari meeting tersebut agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman antar kedua belah pihak yang bersangkutan. Dalam

meeting tersebut pemimpin juga bertanya langsung dengan para karyawan apa keluhan yang dialami para karyawan masing-masing, lalu setelah para karyawan mengeluarkan pendapat masing-masing, selanjutnya pemimpin bertanya bagaimana jalan terbaik dalam menyelesaikan konflik ini. Tujuan tersebut dikaitkan dengan teori dari (Aw, 2011) yaitu dengan poin mengungkapkan perhatian kepada orang lain dimana pemimpin peduli terhadap permasalahn yang dihadapi oleh karyawannya. Kemudian poin kedua yaitu membangun dan memelihara hubungan yang harmonis antara pihak-pihak karyawan yang berkonflik. Poin ketiga yaitu menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi dengan melalui meeting mempertemukan kedua belah pihak agar sama-sama adil dalam membahas penyelesaian konflik. Poin berikutnya adalah memberi bantuan (konseling) dimana pemimpin turut serta membantu mencari solusi dalam penyelesaian konflik tersebut.

Strategi penyelesaian konflik yang digunakan pemimpin dalam menyelesaikan konflik antar karyawan PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode)

(5)

Konflik yang terjadi dalam perusahaan ini adalah konflik yang terjadi diantara pihak marketing dan pihak opersional dalam perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori jenis konflik menurut Handoko (Wahyudi, 2011) terdapat lima jenis konflik yang salah satu konflik terdapat dalam konflik perusahaan ini yaitu konflik antar individu dalam organisasi.

Sumber konflik yang terjadi dalam perusahaan adalah mengenai pembagian tugas pembuatan MOM yang tidak jelas serta pembagian tugas yang tidak merata antara pihak marketing atau pihak operasional yang membuat MOM pada saat meeting dengan klien. Sumber konflik ini dikaitkan dengan teori menurut (Mangkunegara, 2010) penyebab terjadinya konflik dalam organisasi yaitu koordinasi kerja yang tidak dilakukan oleh pihak marketing dan operasional serta tugas yang tidak jelas (tidak ada deskripsi jabatan) siapa yang harus membuat MOM tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, meeting internal yang dilakukan oleh pemimpin bersama dengan pihak marketing dan pihak opersional dimana menemukan sebuah solusi yang menciptakan terciptalah win-win solution

dimana dalam menyelesaikan konflik ini dengan membentuk sebuah sistem baru. Sistem baru tersebut adalah setiap adanya meeting maka baik pihak marketing maupun pihak operasional sama-sama turut membuat MOM (minute of meeting) yaitu dapat berupa sebuah memo kecil atau catatan pribadi. Tujuannya dengan saling membuat antara kedua belah pihak yaitu pihak marketing dan pihak operasional, maka masing-masing pihak dapat melengkapi poin-poin penting apabila adanya kekurangan, jadi dapat saling terbantu untuk melengkapi apa saja poin-poin-poin-poin yang kurang agar tidak terjadi kesalahpahaman pada saat bertemu dengan klien. Dengan adanya sistem baru tersebut kedua belah pihak antara marketing dan operasional saling bekerja sama untuk tujuan yang sama. Setelah selesai meeting dengan klien, memo kecil atau catatan pribadi terebut diberikan kepada pihak sekretaris untuk dirapikan dalam sebuah bentuk MOM yang kemudian dikirim atau diberikan kepada pihak perusahaan klien. Pemimpin juga setuju dengan adanya sistem baru karena hal ini dapat mempererat hubungan antar kedua divisi tersebut.

Strategi konflik yang diambil oleh pemimpin adalah dengan berkompromi bersama yaitu mengajak seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk mencari jalan keluar bersama ataupun solusi terbaiknya. Selain itu dari pihak karyawan pun setuju dengan adanya rembuk bersama untuk menciptakan sistem baru yang artinya masing-masing pihak sama-sama adil dalam pembagian tugas MOM. Strategi yang digunakan oleh pemimpin terkait dengan teori (Wahyudi, 2011) dalam penyelesaian konflik terdapat beberapa tindakan penanganan konflik tersebut, yaitu poin berkompromi dimana tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat untuk saling berunding guna mencapai solusi terbaik. Tidak hanya kompromi saja, namun ditambah dengan kolaborasi antara pihak marketing, pihak operasional, serta pihak admin dalam sistem baru tersebut mempermudah pekerjaan dan tidak terjadi konflik berkelanjutan. Hal ini juga dikaitkan dengan teori (Wahyudi, 2011) yaitu terdapat pada poin kelima yaitu saling berkolaborasi dimana tindakan untuk menciptakan situasi yang menang-menang dengan saling bekerja sama.

Untuk sejauh ini sistem baru mengenai pembagian tugas MOM PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode) tidak menemukan kendala maupun konflik berkelanjutan, dikarenakan masing-masing pihak telah mengetahui tugasnya masing-masing dan bertanggung jawab atas tugas tersebut. Dapat dikatakan oleh pemimpin bahwa sistem baru tersebut telah berjalan selama satu sampai dua bulan yang menghasilkan nilai positif yaitu sistem baru tersebut telah berjalan jauh lebih stabil. Dan dengan sistem baru tersebut dapat dijadikan contoh untuk karyawan baru lainnya atau para junior lainnya, sehingga mereka tinggal mengikuti apa saja sistem yang telah ada dan mengikuti jejak-jejak atau langkah-langkah para atasan lainnya.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berikut berdasarkan hasil pembahasan penelitian kualitatif dengan teknik observasi partisipan pasif, wawancara semiterstruktur dan dokumentasi yang peneliti lakukan pada PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode) dapat diambil beberapa kesimpulan yang dipaparkan yaitu

1. Salah satu cara yang digunakan oleh pemimpin PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode) dalam menyelesaikan konflik antar karyawan ini adalah dengan melalui komunikasi interpersonal yang dilakukan melalui meeting internal dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tersebut secara tatap muka. Pihak-pihak yang hadir dalam meeting tersebut adalah tentunya dari pemimpin sendiri yaitu selaku Direktur Utama Perusahaan PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode), lalu kemudian

(6)

meeting tersebut dihadiri oleh pihak marketing dan pihak operasional yang berkonflik dan ditambah dengan pihak dari sekretaris perusahaan yang menjadi notulis pada meeting tersebut. Tujuan pemimpin mengadakan meeting tersebut guna mencari solusi secara bersama dengan semua pihak.

2. Startegi penyelesaian konflik yang digunakan pemimpin PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode) dalam menyelesaikan konflik antar karyawan ini adalah dengan menggunakan strategi berkompromi. Pemimpin memberikan kebebasan untuk semua pihak masing-masing mengeluarkan pendapatnya sendiri, selain itu pemimpin dan semua pihak yang terlibat saling berdiskusi mencari jalan keluar bersama dan pada akhirnya menemukan dimana menghasilkan sebuah solusi baru yaitu dengan membuat sistem baru. Sistem baru tersebut adalah semua pihak yang turut serta dalam meeting dengan klien baik dari pihak operasional maupun pihak marketing sama-sama membuat notulen pribadi, kemudian notulen tersebut diberikan kepada pihak admin atau sekretaris yang akan dibentuk dan dirangkum dalam sebuah MOM (minute of meeting). Selain dari berkompromi, strategi lainnya dengan saling berkolaborasi bersama. Hasil dari pembuatan sistem baru tersebut membuat semua pihak saling bekerjasama membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,selain itu juga saling menjalin hubungan baik antar masing-masing divisi maupun karyawan.

SARAN

Saran dari hasil penelitian ini, untuk peningkatan organisasi yang diberikan oleh peneliti yaitu

1. Saran Akademis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa atau mahasiswi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan tema yang serupa. Agar nantinya penelitian ini dapat disampaikan kepada semua pihak. Dengan cara metodologi yang berbeda seperti halnya dalam melakukan wawancara yang lebih mendalam kepada pihak pihak yang terkait guna untuk mendapatkan informasi dalam mengelola konflik internal yang terjadi pada organisasi.

Contoh : penelitian berikutnya dapat menggunakan topik atau tema serupa namun penelitian dilakukan diperusahaan yang berbeda. Penelitian berikutnya juga dapat dilakukan diperusahaan yang sama, namun denga pembahasan tema aau topik konflik yang berbeda.

2. Saran Praktis

a) Sebelum mendelegasikan atau memberikan sebuah tugas kepada karyawan, disarankan sebaiknya pemimpin mencermati dan meninjau terlebih dahulu apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan divisi karyawan, hal ini dikarenakan untuk tidak mengulang kembali kesalahan yang sama. Pemimpin juga harus dapat mengkoordinasi kerja karyawan sesuai dengan jabatan dan jobdesk -nya masing-masing. Contoh : ketika pemimpin akan membuat sebuah divisi baru atau memberi pekerjaan kpada karyawan, pemimpin lebih mencermati apakah tugas yang diberikan pada divisi tersebut sesuai dengan tugas divisi atau tidak.

b) Kemudian dikarenakan perusahaan masih berdiri belum terlalu lama, disarankan pemimpin mengadakan gathering bersama atau acara bersama dalam sebulan sekali guna menciptakan keharmonisan hubungan antara setiap divisi maupun karyawan. Selain itu juga disarankan pemimpin selalu setiap saat memotivasi karyawan untuk bekerja guna meningkatkan kinerja karyawan.

Contoh : pemimpin dapat membuat sebuah acara makan bersama dengan para karyawan guna membangun hubungan harmonis antara satu sama lainnya.

c) Pemimpin juga disarankan untuk membentuk sebuah hierarki yang jelas, kemudian jobdesk yang jelas, prosedur yang jelas, alur perintah yang jelas, contoh siapa yang memerintah dan siapa yang menjalankan perintah lalu siapa yang harus bekerjasama dengan siapa.

3. Saran Umum

Apabila organisasi atau perusahaan mengalami konflik antar karyawan seperti ini, disarankan pemimpin dapat menggunakan komunikasi interpersonal untuk menyelesaikan konflik. Setelah melewati tahap ini maka selanjutnya pemimpin dapat mengambil langkah strategi yang baik dan sesuai dengan konflik yang dihadapinya dengan tujuan untuk mencari win-win solution.

(7)

REFERENSI

Ardianto, D. E. (2011). Metode Penelitian Untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Aw, S. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Group. PT Rajagrafindo Persada. Kriyantono, R. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenamedia Group.

Mangkunegara, A. P. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Pace & Faules, R. W. (2010). Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis . Erlangga.

Riswandi. (2009). Ilmu Komunikasi . Yogyakarta: Graha Ilmu.

Romli, D. K. (2014). Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: PT Grasindo.

Soedarsono, D. D. (2009). Sistem Manajemen Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Sugiyono, P. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsono. (2012). Pengetahuan Dasar Organisasi . Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Wahyudi, D. (2011). Manajemen Konflik Dalam Organisasi . Alfabeta.

West & Turner, R. &. (2008). Teori Komunikasi . Jakarta: Salemba Humanika. Yukl, G. (2010). Kepemimpinan Dalam Organisasi. PT Indeks Kelompok Gramedia

RIWAYAT PENULIS

Marissa Prasetio lahir di kota Medan pada tanggal 16 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Marketing Communication pada tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui nilai rata-rata kuesioner dari 10 responden diselesaikan pada tahapan preproses, lalu untuk mengetahui bobot tiap kriteria dan subkriteria yang

Negara yang menempatkan kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat, berarti semua kegiatan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan undang-undang

Luas lahan tersedia hasil analisis WLC yang menunjukkan angka lebih dari dua kali lipat areal lahan sawah aktual menunjukkan bahwa pada kondisi dimana kriteria kesesuaian

Tabela 7: Število samozaposlitev po občinah v obdobju 2001 – 2004 Oddelek za prestrukturiranje RTH, 2006 Tabela 8: Število prezaposlitev in samozaposlitev skupaj po občinah v

Instalasi CSSD melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, mulai dari proses perencanaan, penerimaan barang, pencucian, pengemasan &

Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang yang tidak membeda- bedakan kondisi anak didik dalam memberikan layanan pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan anak

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa faktor-faktor penyebab kecemasan matematika mahasiswa calon guru asal Papua adalah situasi pembelajaran di kelas