PENGARUH STRATEGI PROBLEM SOLVING, GUIDED DISCOVERY DAN KONVENSIONAL TERHADAP SIKAP ILMIAH, HASIL BELAJAR
BIOLOGI, DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA NEGERI 3 LANGSA
TESIS Oleh :
HETNI AFRIDA NIM.8126173009
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
PENGARUH STRATEGI PROBLEM SOLVING, GUIDED DISCOVERY DAN KONVENSIONAL TERHADAP SIKAP ILMIAH, HASIL BELAJAR
BIOLOGI, DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA NEGERI 3 LANGSA
TESIS Oleh :
HETNI AFRIDA NIM.8126173009
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
Hetni Afrida: Pengaruh Strategi Problem Solving, Guided Discovery dan Konventional Terhadap Sikap Ilmiah, Hasil Belajar Biologi, dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di SMA Negeri 3 Langsa. Tesis. Program Pascasarjana UNIMED, Medan 2014.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh strategi pembelajaran Problem Solving, Guided Discovery dan Konvensional terhadap (1) Hasil belajar Biologi; (2) Kemampuan berpikir kritis siswa; (3) sikap ilmiah siswa pada materi pokok ekosistem, di kelas X SMA Negeri 3 Langsa. Populasi dalam penelitian berjumlah 6 kelas dan sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling yaitu kelas X1 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Guided Discovery, X3 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Problem Solving, dan X2 dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Konvensional. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar sebanyak 30 soal dan kemampuan berpikir kritis sebanyak 25 soal, dalam bentuk pilihan berganda, serta lembar observasi untuk mengetahui sikap ilmiah siswa. Teknik analisis menggunakan Analysis of Covariances (ANAKOVA) dan One Way Analysis of Variances (One Way ANOVA) dengan taraf signifikansi ∝ = 0,05 dengan bantuan program SPSS 18.0.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) tidak ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan Fhit 3,308; p = 0,051 meskipun demikian hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan strategi Guided discovery 73,57±8,95 lebih tinggi dibandingkan strategi Problem solving 72,79±4,58 maupun strategi Konvensional 70,57±4,58 (2) ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan Fhit 10,588; p = 0,000 Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan strategi Problem solving 76,93±8,68 tidak berbeda signifikan dibandingkan dengan kelas `strategi Guided discovey 76,19±10,03 namun berbeda signifikan dari kelas yang dibelajarkan dengan strategi Konventional 68,95± 8,56 (3) ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran terhadap sikap ilmiah belajar siswa Fhit 26,193; p = 0,000. Sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan strategi Guided discovery 75,83±5,76 lebih tinggi dibandingkan dengan strategi Problem solving 72,26 ± 5,08 maupun kelas yang dibelajarkan dengan strategi Konvensional 67,64± 5,05. Berdasarkan hasil penelitian strategi Guideddiscovery lebih baik dari strategi yang lain.
ABSTRACT
Hetni afrida: The Effect of Problem Solving Strategy, Guided Discovery and Conventional on Biology Against Scientific Attitude, Biology Learning Outcomes and Critical Thinking Skills Student’s in SMA Negeri 3 Langsa. Thesis. Medan: Post Graduate Program Study, UNIMED 2014.
This research is aims to determine: The effect of learning strategy Problem Solving, Guided Discovery and Conventional on (1) students’ biology learning outcomes, (2) students' critical thinking skills; (3) scientific attitude of students in the subject matter of ecosystems, in class X SMA Negeri 3 Langsa. The population in this study amounted six sains classes and otherwise being research sample was as much as three class. This research method is quasi experiment, X1 as a class that learned by learning strategy Guided Discovery, X3 as the class learned with the learning strategy of Problem Solving, and X2 learned with Conventional learning strategy. The instrument of research used test student’s critical thinking skills in the form of 25 questions; test
student’s learning outcomes in the form of 30 quentions with multiple-choise items, and
the observation sheet is provided to know the Scientific Attitude of students learning. Analysis techinique using Analysis of Covariances (ANACOVA) and One Way Analysis of Variances (One Way ANOVA) with a significance level ∝ = 0,05 SPSS 8,37; (2) There is an effect significant of learning strategy on students’ critical thinking skills with Fhit 10,588; p = 0,000. The students’ learning critical thinking skills not different with Problem Solving strategy 76,93 ± 8,68 whon learned with Guided Discovery strategy 76,19 ± 10,03 however it was significant higher compered with Conventional strategy 68,95 ± 8,56; (3) There is an effect significant of learning strategy on students’ learning Scientific Attitude with Fhit 26,193; p = 0,000 . The
students’ learning Scientific Attitude wich are taugh with Guided Discovery strategy
75,83 ± 5,76 and it was significant higher compered to Problem Solving strategy 72,26 ± 5,08 or significantly higher compered to Conventional strategy 67,64 ± 5,05. The result of research showed that Guided Discovery higher compered to other strategy.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengaruh Strategi Problem solving, Guided discovery dan Konvensional Terhadap Sikap Ilmiah, Hasil belajar Biologi, dan Kemampuan Berpikir Kriyis Siswa di SMA Negeri 3 Langsa”. yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si dan Dr.H. Syahmi Edi, M.Si selaku pembimbing tesis yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis. Kepada ketiga narasumber yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh Bapak dan Ibu dosen dengan tulus ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.
4. Bapak Drs. Puji Prastowo. M.Si dan Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd, yang telah membantu penulis dalam memvalidasi instrumen yang digunakanakan dalam tesis ini.
5. Bapak/Ibu kepala sekolah dan guru-guru biologi di SMA Negeri 3 Kota Langsa yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
6. Ibunda Ronna Br Sijabat serta abang T. Damanik, kakak Maya Herna, dan adik-adikku tercinta Naju Malau dan Meita Malau telah mendoakan dan mendukung penulis.
7. Sahabatku Ira, Naini, Amel, dan Abang Darwis S.Pdi yang selalu memberikan dukungan dan bantuan selama ini.
8. Teman-teman angkatan XXII khususnya kelas A-2 Program Studi Pendidikan Biologi.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Medan, 12 Juli 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
1.2IdentifikasiMasalah ... 6
1.3 Batas Masalah ... 7
1.4 Rumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan Masalah ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Belajar dan Hasil Belajar Biologi ... 12
2.2 Sikap Ilmiah ... 16
2.3Kemampuan Berpikir Kritis ... 20
2.4Strategi Pembelajaran ... 24
2.5Strategi Pembelajaran Problem Solving ... 25
2.6Strategi Pembelajaran Guided Discovery ... 29
2.7Strategi Pembelajaran Konvensional ... 35
2.8Penelitian Relevan ... 40
2.9Kerangka Berpikir ... 41
1. Pengaruh Penggunaan strategi Problem Solving, Guided Discovery dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa ... 41
2. Pengaruh Penggunaan Strategi Problem solving, Guided Discovery dan Konvensional Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 43
3. Pengaruh penggunaan Strategi Problem Solving, Guided Discovery dan Konvensional Terhadap Aktivitas Belajar Biologi Siswa ... 44
2.10 Pengujian Hipotesis ... 46
BAB III METODE PENELITIAN... 48
3.1 Lokasi Penelitian ... 48
3.5 Uji Coba Instrumen... 55
a. Uji Validitas ... 55
b. Reliabilitas Tes ... 56
c. Daya Pembeda Tes... 57
d. Tingkat Kesukaran Tes ... 58
3.6 Teknik Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63
4.1 Hasil dan Pembahasan ... 63
1. Deskripsi Data Hasil belajar Siswa ... 63
2. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 64
3. Deskripsi Data Sikap Ilmiah Siswa... 65
4.2 Analisi Data ... 65
1. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar ... 66
2. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 67
3. Pengaruh Strategi Pembelajaran Sikap Ilmiah Siswa ... 68
4.3 Pembahasan ... 69
1. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa ... 69
2. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 72
3. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap Sikap Ilmiah Siswa ... 75
4.4 Keterbatasan Peneliti ... 78
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 80
5.1 Simpulan ... 80
5.2 Implikasi ... 81
5.3 Saran ... 84
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1Sintak (Tahapan) Untuk Pembelajaran pemecahan Masalah ... 28
2.2Sintak (Tahapan) Untuk Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 34
2.3Sintak (Tahapan) Untuk Pembelajaran Konvensional ... 39
1.1 Pretes-Postes Control Group Design ... 49
1.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Biologi ... 51
1.3 Kisi-Kisi Tes kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis ... 52
1.4 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah ... 54
1.5Ringkasan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes... 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian Pemecahan Masalah ... 29
2.2 Bagan Alur Perlakuan Penemuan Terbimbing ... 35
2.3 Bagan Alur Perlakuan Penelitian Konvensional ... 40
3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian ... 50
4.1 Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 3 Langsa (F = 3,308; P = 0,040). a,b,c (huruf yang berbeda menunjukkan berbeda signifikan) ... 66
4.2 Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 3 Langsa(F = 10,588; P =0,000). a,b,c (huruf yang berbeda menunjukkan berbeda signifikan) ... 67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Guided discovery) ... 89
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Problem solving) ... 98
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Konvensional) ... 107
4. Tes hasil belajar ... 129
5. Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 137
6. Format Observasi Sikap Ilmiah Siswa Selama Proses Pembelajaran ... 143
7. Uji coba Validitas (Kolerasi Biserial) soal Tes Hasil Belajar ... 145
8. Tabulasi Data Untuk Uji Coba Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Butir tes Hasil Belajar Valid ... 146
9. Uji coba Validitas (Kolerasi Biserial) Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 147
10.Tabulasi Data Untuk Uji Coba Daya Beda dan Tingkat Kesukaran butir tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 148
11.Data Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelas Guided discovery ... 149
12.Data Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelas Problem Solving ... 150
13.Data Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelas Konvensional ... 151
14.Data Hasil (Postes) Siswa Kelas Guided discovery ... 152
15.Data Hasil (Postes) Siswa Kelas Problem solving ... 153
16.Data Hasil (Postes) Siswa Kelas Konvensional ... 154
17.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Awal (Pretes) Kelas Guided discovery ... 155
18.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Awal (Pretes) Kelas Problemsolving ... 156
19.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Awal (Pretes) Kelas Konvensional ... 157
20.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Postes) Kelas Guided discovery ... 158
21.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswal (Postes) Kelas Problem solving .... 159
22.Data Kemampuan Berpikir Kritis (Postes) Kelas Konvensional ... 160
23.Data Mentah Sikap Ilmiah Siwa Kelas Guided discovery ... 161
24.Data Mentah Sikap Ilmiah Siwa Kelas Problem solving ... 167
25.Data Mentah Sikap Ilmiah Siwa Kelas Konvensional ... 173
26.Data Hasil Penelitian ... 179
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Maslah
Pembelajaran merupakan suatu proses peningkatan kemampuan mengolah
informasi, memecahkan masalah, menemukan sendiri dan dapat menarik
kesimpulan dari suatu masalah, tetapi hal tesebut belum tercapai karena proses
belajar masih difokuskan pada guru, sedangkan siswa menjadi lebih fasif. Selain
itu penilaian hasil belajar cenderung berorientasi pada tes atau ujian saja
sedangkan penilaian terhadap berpikir kritis, sikap ilmiah selama pembelajaran
berlangsung, serta aplikasi terhadap lingkungan, belum tersentuh terhadap
penilaian akhir pembelajaran untuk itu diharapkan adanya inovasi terhadap
proses penilaian hasil belajar siswa khususnya penilaian pelajaran Biologi agar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa ataupun kemampuan dalam
mengaplikasikannya di masyarakat.
Kualitas atau mutu pendidikan yang masih rendah menjadi suatu sorotan
dan masalah di seluruh dunia begitu juga di Indonesia, secara umum dapat
dipahami bahwa rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia
saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan, dalam hal khususnya sains
hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
Tahun 2007, Indonesia berada di urutan ke 35 dari 49 negara. Selanjutnya laporan
studi Programme for International Student Assessment (PISA) yang merupakan
program yang dibentuk oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development) Tahun 2006 menunjukkan mutu pendidikan Indonesia memiliki
2
peserta didik usia 15 tahun berada di ranking ke 38 dari 40 negara peserta. Kemudian
hasil laporan PISA (2009) “perbandingan Negara-negara dari segi aspek membaca,
mengulang kembali, integritas, mengintreprestasikan, mengevaluasi, melanjutkan teks
Negara Indonesia berada di urutan 37 dari 65 negara”. Gambaran hasil studi PIRLS
memperlihatkan bahwa skor prestasi membaca rata-rata siswa Negara Indonesia
adalah 407, menduduki posisi ke lima dari urutan bawah. Selanjutnya pada tahun
2012 masih laporan dari PISA hasil matematika dan sains Indonesia berada di urutan
ke dua terendah dengan skor 375 dari skor rata-rata 494 berada di rangking 64 dari 65
negara (PISA, 2012).
Pembelajaran di Indonesia khususnya sains yang masih terlihat rendah hal ini
disebabkan karena belum tercapainya tujuan kurikulum pendidikan yang sebenarnya.
Menurut Wahyuni,dkk (2012) “pembelajaran di Indonesia hanya berpedoman pada
sebuah kurikulum yang menuntut intelegensi tinggi, sehingga sebagian besar siswa
mengalami kesulitan dalam belajar karena tidak ada sekolah yang sesuai dengan
kemampuan intelektual mereka”. Dengan demikian siswa hanya dituntut untuk bisa
menguasai materi tanpa implementasi terhadap kehidupan sehingga proses
pembelajaran kurang bermakna. Kecenderungan guru membelajarkan siswanya
dengan strategi yang kurang efektif dan penyampaian informasi dominan satu arah
pencapaian hasil belajar siswa menjadi terbatas pada aspek pengetahuan (kognitif)
saja tetapi belum banyak mengalami perkembangan pada aspek berpikir kritis dan
sikap ilmiahan siswa.
SMA Negeri 3 Langsa merupakan salah satu sekolah di Kota Langsa
masih banyak ditemukan siswa hanya menghafal fakta dan teori tanpa berusaha
mencari, menemukan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.
3
dan siswa menghafal konsep dan teori, siswa tidak dibiasakan untuk
mengembangkan potensi berpikirnya. Guru jarang melibatkan siswa secara
langsung dalam pembelajaran sehingga siswa cenderung menjadi malas untuk
berpikir secara kritis, selain itu siswa cenderung hanya mendengarkan, mencatat
hal-hal penting dari penjelasan yang diberikan guru, bertanya jika ditunjuk oleh
guru bukan karena keinginan siswa untuk bertanya, dan mengerjakan soal sesuai
petunjuk guru sehingga siswa cenderung kurang memahami makna belajar
Biologi dan cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum
menyentuh domain kognitif dan bersikap ilmiah. Hal ini berdasarkan suplemen
Buku Induk Siswa yang berisi daftar nilai atau prestasi siswa menunjukkan bahwa
rata-rata prestasi Biologi siswa juga masih kurang memuaskan, nilai rata-rata 65
pada tahun 2011/2012 semester ganjil, dan nilai rata-rata 66 pada semester genap
pada tahun 2011/1012, dan pada tahun 2013-2014 nilai rata-rata sebesar 70, jika
dilihat nilai rata-rata hasil belajar Biologi mengalami peningkatan namun
peningkatan tersebut belumlah optimal dengan kata lain masih terdapat siswa
yang memiliki nilai dibawah ktiteria ketuntasan (KKM) yaitu 70.
Kendala yang dialami guru biasanya karena kurang mengetahui variasi
strategi dalam pembelajaran dan jumlah siswa yang terlalu banyak tiap kelas.
Menurut Trianto (2011) mengatakan bahwa “alasan yang sering dikemukakan
para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar dan jumlah siswa
perkelas yang terlalu banyak”. Hasil wawancara dengan guru bidang studi Biologi
ibu Rohana, S.pd yang mengajar di SMA Negeri 3 Langsa mangatakan bahwa
para guru sudah menggunakan atau merealisasikan suatu strategi pembelajaran
4
proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelas masih belum mampu
menerapkan sikap ilmiah siswa secara optimal dan berpikir kritis serta
menerapkan dalam kehidupan nyata, sehingga hasil yang dirasakan juga belum
optimal. Sesuai dengan strukutur Biologi dimana sains sebagai proses dan produk,
maka dalam proses pembelajaran Biologi menuntut adanya keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran dan menciptakan sikap ilmiah dan berpikir secara
kritis. Agar siswa dapat terlibat secara sikap ilmiah dalam proses pembelajaran
dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa perlu adanya suatu
strategi yang dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satunya
strategi pemecahan masalah atau dikenal dengan stategi Problem solving yang
dapat digunakan guru sebagai proses pembiasaan dalam rangka meningkatkan
sikap ilmiah dalam proses belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa menurut
Arends dalam Bangun (2012) “dalam proses pembelajaran meliputi kemampuan
dasar yaitu kemampuan bertanya dan kemampuan memecahkan masalah yang
dapat dilakukan secara mandiri maupun kelompok, serta kemampuan
berkomunikasi sebagai sarana agar terjadi pemahaman yang benar”.
Proses pembelajaran Biologi dengan strategi pemecahan masalah
(Problem solving) dimulai dengan pemberian masalah kemudian siswa
mengidentifikasi masalah dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya
serta mampu menyelesaikan pemecahan masalah yang sesuai dengan
permasalahannya sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa . Ahmadi dan
Joko juga berpendapat (2005) “Problem solving adalah suatu cara mengajar
dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau
5
Menurut Pait (2012) mengemukakan bahwa “proses Problem solving
atau pemecahan masalah secara kreatif ini meliputi lima langkah, yaitu:
menentukan masalah, mencari fakta, mencari gagasan, penetuan dalam
menyelasaikan masalah dan tahap pelaksanaan secara ilmiah’’. Senada dengan
Djamarah dan Zain (2006) “belajar memecahkan masalah apabila siswa
dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan pada materi sehingga
merasakan adanya semacam kesulitan’’. Problem solving bukan hanya sekedar
pendekatan dalam pembelajaran, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir
yang memusatkan kegiatan pada siswa dan lebih efektif untuk mempelajari
pengetahuan, mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah
sehingga siswa lebih berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang
dapat meningkatkan hasil belajar,
Selain strategi Problem solving, untuk dapat meningkatkan sikap ilmiah
dalam belajar dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis guru juga
dapat menggunakan strategi Guided discovery atau penemuan terbimbing.
Suparno (2007) menyatakan bahwa “Guided discovery atau penemuan terbimbing
adalah model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan siswa untuk
menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih
mengerti secara dalam”. Guided discovery dalam pelaksanaanya menuntut siswa
belajar menerapkan sikap ilmiah dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri
maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, yang pada
akhirnya ketika dilakukan evaluasi siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
lebih baik. Dengan menggunakan strategi penemuan terbimbing ini siswa belajar
6
dan guru hanya membimbing langkah penyelesaian masalah diharapkan
kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Selanjutnya adalah strategi Konvensional, strategi Konvensional lebih
menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan
sehingga belajar dilihat sebagai proses meniru sehingga sikap ilmiah dalam proses
belajar siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali, pengetahuan yang
sudah dipelajari melalui kuis atau tes, dalam praktiknya guru sebagai pemberi
informasi guru memainkan peran sangat penting karena mengajar dianggap
memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar (pebelajaran). Menurut
Timbangalan (2012) “dalam strategi belajar Konvensional peran guru adalah
menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasi kepada siswa
sedangkan peran siswa adalah menerima, menyimpan dan bersikap sesuai dengan
petunjuk yang diberikan”.
Sehubungan dengan uraian dan permasalahan di atas, di pandang perlu
untuk melakukan suatu penelitian tentang penggunaan strategi Problem solving,
Guided discovery dan Konvensional terhadap sikap ilmiah siswa, hasil belajar
biologi, dan kemampuan berpikir kritis siswa.
1.2. Identifikasi Masalah
Bedasarkan uarian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu:
1. Rendahnya perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi.
2. Proses pembelajaran, guru cenderung mendominasi proses pembelajaran yang
dilakukan dalam kelas, dimana siswa cenderung hanya mendengarkan,
7
ditunjuk oleh guru bukan karena keinginan siswa untuk bertanya, dan
mengerjakan soal sesuai petunjuk guru.
3. Pembelajaran biologi seringkali dilakukan mengikuti urain buku teks halaman
demi halaman termasuk soalnya, latihan yang diberikan guru kurang
bervariasi dan kurang menantang kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Perlu adanya suatu strategi yang dapat meningkatkan hasil belajar,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta meningkatkan sikap ilmiah
siswa dalam proses belajar.
5. Sikap ilmiah pada pembelajaran biologi masih sangat minim tidak berbeda
dengan sikap yang ditunjukkan siswa pada pelajaran non eksak.
1.3. Batasan Masalah
Bedasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan diatas ada banyak
masalah yang muncul untuk bisa diteliti. Setiap masalah yang muncul tentu
memerlukan penelitian sendiri. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan
baik dan terarah dibuatlah batasan masalah. Dalam penelitian ini, yang menjadi
batasan masalah adalah:
1. Sikap ilmiah belajar siswa diukur bedasarkan pada dimensi menurut Anwar,
(2009) “indikator sikp ilmiah yaitu: sikap ingin tahu, sikap respek terhadap
data/fakta, sikap berpikir kritis, sikap menemukan dan kreativitas, sikap
berpikiran terbuka dan kerjasama, sikap ketekunan dan sikap peka terhadap
lingkungan sekitar”.
2. Hasil belajar Biologi siswa dalam penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif
berdasarkan Taksonomi Bloom mengingat (C1), pemahaman (C2), penerapan
8
Pemilihan aspek ini didasari kepada Standar kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) meteri pokok ekosistem di kelas X semester II
Tahun Ajaran 2013/2014.
3. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan sesuai dengan indikator
yang dikemukakan oleh Ennis (1992) meliputi: 1) Memberikan penjelasan
dasar; 2) Membangun keterampilan dasar; 3) Mengumpulkan; 4) Membuat
penjelasan; 5) Strategi dan taktik. Aspek ini didasari kepada indikator
berpikir kritis yang berpedoman kepada Standar kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) meteri pokok ekosistem di kelas X semester II
Tahun Ajaran 2013/2014.
4. Kelas yang diteliti dikelompokkan manjadi tiga kelompok yaitu kelompok
pertama dibelajarkan dengan strategi Problem solving, kelompok kedua
dibelajarkan dengan strategi Guided discovery dan kelompok ketiga
menggunakan strategi Konvensional.
1.4. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided
discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa?
2. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided
discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3
9
3. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided
discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap sikap ilmiah
siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa?
4. Manakah yang lebih baik penggunaan strategi pembelajaran Problem solving,
Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa?
5. Manakah yang lebih baik penggunaan strategi pembelajaran Problem solving,
Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X
SMA Negeri 3 Langsa?
6. Manakah yang lebih baik penggunaan strategi pembelajaran Problem solving,
Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap sikap
ilmiah siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa?
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided
discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar
Biologi siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa.
2. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided
discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3
10
3. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided
discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap sikap ilmiah
siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa.
4. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik penggunaan strategi
pembelajaran Poblem solving, Guided discovery dan strategi pembelajaran
Konvensional terhadap hasil belajar Biologi siswa pada materi pokok
ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa.
5. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik penggunaan stategi pembelajaran
Problem solving, Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di
kelas X SMA Negeri 3 Langsa.
6. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik penggunaan statei pembelajaran
Problem solving, Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional
terhadap sikap ilmiah belajar Biologi siswa pada materi pokok ekosistem di
kelas X SMA Negeri 3 Langsa.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada umumnya dan pembelajaran Biologi khususnya, baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Manfaat secara teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan dan juga sebagai sumbangan pikiran dan bahan
11
Guided discovery maupun strategi pembelajaran Konvensional di dalam kelas
khususnya pada materi ekosistem hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
dijadikan landasan empiris atau kerangka awal bagi peneliti pendidikan
selanjutnya.
2. Manfaat secara praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi input dan
informasi bagi proses pembelajaran Biologi sebagai langkah memilih strategi
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Biologi. Selain itu, hasil
penelitian ini juga diharapkan berguna bagi guru Biologi dalam penggunaan
strategi pembelajaran yang lebih bervariasi dan bermakna untuk melekukan
inovasi dalam pembelajaran biologi serta umpan balik dalam upaya
meningkatkan hasil belajar, sikap ilmiah dan kemampuan berpikir kritis siswa
80 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa simpulan, antara lain:
1. Tidak ada pengaruh yang signifikan strategi pemebelajaran Guided discovery,
Problem solving, dan Konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada
materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa. Meskipun
demikian hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan strategi
Guided discovery, 73,57 ± 8,95 lebih tinggi dibandingkan hasil belajar biologi
siswa yang dibelajar dengan strategi pembelajaran Problem solving 72,79 ±
4,58 maupun siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
Konvensional 70,57 ± 8,37.
2. Ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran Guided discovery,
Problem solving, dan Konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa.
Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan strategi Problem
solving dan Guided discovery secara signifikan tidak berbeda nyata tetapi
kemampaun berpikir kritis siswa yang di belajarkan dengan strategi Problem
solving 76,93 ± 8,68 lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir
kritis yang dibelajarkan dengan strategi Guided discovery 76,19 ± 10,03, dan
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis
81
3. Ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran Guided discovery,
Problem solving, dan Konvensional terhadap sikap ilmiah pada materi pokok
ekosistem pada kelas X SMA Negeri 3 Langsa. Sikap ilmiah siswa yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Guided discovery 75,83 ± 5,76
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sikap ilmiah siswa yang
dibelajarkan dengan strategi Problem solving 72,26 ± 5,08 maupun siswa
yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Konvensional 67,64 ± 5,05.
4. Penggunaan strategi pembelajaran, Guided discovery memberikan pengaruh
yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem di
kelas X SMA Negeri 3 Langsa dibandingkan dengan kelompok siswa yang
dibelajarkan dengan strategi Problem solving maupun yang dibelajarkan
dengan strategi kelas Konvensional.
5. Penggunaan strategi pembelajaran, Problem solving memberikan pengaruh
yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok
ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa dibandingkan dengan kelompok
siswa yang dibelajarkan dengan strategi Guided discovery maupun yang
dibelajarkan dengan strategi kelas Konvensional.
6. Penggunaan strategi pembelajaran, Guided discovery memberikan pengaruh
yang dan lebih baik terhadap sikap ilmiah siswa pada materi pokok ekosistem
di kelas X SMA Negeri 3 Langsa dibandingkan dengan kelompok siswa yang
dibelajarkan dengan strategi Problem solving maupun yang dibelajarkan
82
5.2.Implikasi
Biologi memiliki peran penting dalam menghasilkan siswa yang
berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan
berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak
perkembangan biologi. Oleh karena itu untuk mempelajari biologi diperlukan
adanya kemampuan berpikir kritis, kreatif dan logis pada diri siswa agar siswa
dapat mempelajari biologi dengan mudah dan mampu menemukan suatu
kebenaran berdasarkan aturan, pola atau logika tertentu.
Agar tujuan dari pembelajaran biologi dapat tercapai, maka seorang guru
dituntut untuk dapat merancang strategi pembelajaran yang tepat sehingga siswa
dapat berpartisipasi dalam mempelajari materi yang diajarkan dan dapat dengan
mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa. Untuk dapat mengomptimal dan
melibatkan siswa dalam bersikap ilmiah dalam belajar, hendaknya guru tidak
hanya menggunakan model pembelajaran yang bersifat Konvensional atau
berpusat pada guru (teacher centered), tetapi diharapkan dapat menggunakan
strategi pembelajaran yang dapat menuntut sikap ilmiah siswa dalam proses
belajar diantaranya strategi pembelajaran Guided discovery maupun strategi
pembelajaran Problem solving yang dapat melibatkan kemampuan berpikir kritis
siswa dan sikap ilmiah siswa dalam kegiatan belajar yang bermakna melalui
pemecahan masalah maupun melalui proses mental seperti mengamati,
menemukan, menggolongkan, mengukur, menduga serta mengambil kesimpulan
dari pemecahan masalah yang dilakukan sehingga diharapkan siswa mampu
mengembangkan pengetahuan yang diperoleh didalam kelas dengan konteks
83
Penerapan strategi pembelajaran Guided discovery maupun strategi
Problem solving didalam kelas bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu guru
haruslah dapat merancang menetukan alokasi waktu yang seseuai agar semua
materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan
diterima siswa dengan mudah dan dengan waktu yang lama. Siswa juga
diharapkan untuk tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga
mereka harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompoknya yang lain hal inilah yang memacu para siswa untuk dapat
berpartisipasi dalam sikap ilmiah untuk mengajarkan pada teman kelompoknya
dalam belajar, dan mampu berpikir kritis melalui komunikasi antar anggota
kelompok.
Melalui strategi pembelajran Guided discovery, dan Problem solving
diharapkan dapat menemukan dan menyelesaikan masalah dengan sikap
ilmiahnya dalam proses belajar serta menumbuhkembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar. Oleh
karena itu agar strategi Guided discovery maupun Problem solving dapat
mengoptimalkan sikap ilmiah siswa dan mampu menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis siwa, diharapkan guru dapat mempersiapkan dengan matang
penerapan strategi pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran agar siswa
dapat terlibat selama pembelajaran dan mampu berpikir secara kritis tentang
permasalahan yang dihadapkan kepada mereka sehingga pada akhirnya dapat
84
5.3. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam mengajarkan materi biologi, guru tidak hanya sekedar
menyampaikan konsep-konsep biologi kepada siswa, namun diharapkan
dapat merancang dan mengembangkan suatu model pembelajaran yang
mampu menerapkan sikap ilmiah untuk belajar, dan disarankan agar guru
dapat menerapkan strategi pembelajaran penemuan terbimbing karena pada
dasarnya asumsi utama dalam strategi Guided discovery adalah bahwa
permasalahan dijadikan sebagai pemandu utama sebagai kesatuan dan alat
evaluasi, sebagai contoh, dan sebagi saran untuk melatih siswa.
2. Hendaknya dalam menerapkan strategi pembelajaran Guided discovery,
maupun Problem solving guru dapat merencanakan dengan baik
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga proses pembelajaran
yang dilakukan di dalam kelas dapat berjalan dengan lancar dan tujuan
maupun kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.
3. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan khususnya bidang pendidikan
biologi. Peneliti menyarankan kiranya para peneliti dapat melanjutkan
penelitian tentang pengaruh penggunaan strategi pembelajaran yang lain
terhadap hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, dan sikap ilmiah siswa. hal
ini penting agar diperoleh hasil penelitian yang menyeluruh sehingga dapat
bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap
dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran yang
85
DAFTAR PUSTAKA
Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi, Jurnal Pendidikan Inovatif 3(2): 65-68
Ahmadi dan Joko. 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi, Jakarta:Rineka Cipta
Anwar. 2009. Penilaian Sikap IlmiahDalam Pelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu. 2(5).
Arikunto.S. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto. S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Arends, R. I. 2008. Learning To Teach. Belajar Untuk Mengajar, Edisi Ketujuh Buku Dua. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Aryulina, Muslim, dan Manaf. 2010. Esis Biology 1B For Senior High school Grade x Semester 2 Untuk SMA dan MA kelas x Semester 2, Jakarta: Erlangga.
Bangun, J. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajarn Terhdap Aktivitas, Hasil belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMP Negeri 2 Medan. Universitas Negeri Medan.
Budiono. E., Dwiastuti.S., Probasari, M. 2012, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa Kelas VII-F SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi, 4(3): 73-80.
Buhaerah. 2012. Model Pembelajaran yang Efektif untk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Persepsi Guru), Parepare, 2(2).
Curts, D., dan Lauson, H. 2002. Computer Adventure Games as Problem Solving Cavironment. International Education Journal. 3(4).
Cazier, J. 2010. Foustreling Critical Tinking United States Mulitary Academy. Teaching Sociologi Journal. 3(4): 485-496.
86
Inquiry Training dan Direct Instruction. Jurnal online Pendidikan Fisika. 2(1): 2301-7651.
Damyati dan Mujdono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, B., dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Banjar Masin: Rineka Cipta.
Ekohariadi. 2009. Proses Belajar Mengajar Disekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Ennis, R. 1992. Critical Thinking Assessment Theory Into Practies, Education Journal. 32(3).
Ennis, R., Gardiner, W.L., Morrow, R., Paulus, Ringel, L. 1993. The Cornell Class-Reasonning Test Form X Illinois Critical Thinking Project Journal. 3(4).
Faturrahman. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Fakhruddin, Eprina, E., dan Syahril. 2005. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Fisika dengan Penggunaan Media Komputer Melalui Model Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Bangkinang Barar Jurnal GeligaSains 4(1): 18-22.
Greff, S., Holt, D., Funke, J. 2013. Perfective on Problem Solving Educationnal Assessment Analitical, Interactive, and Collaborative Problem Solving. The Journal of Problem Solving. 5(2).
Hardin, C. 2002. Problem Solving Concepts and Theories. International Education Journal. 30(3).
Ilmi, A, Indrowati.M, Probosari.R. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi, 4(2): 44-52.
Kustawan. D. 2013 Analisis Hasil Belajar. Banung: luxima Metro Media.
Pait. M. 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Prestasi Bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Universitas Pendidikan Ganesa.
87
PISA. 2012. Resultscience Competencies For Tomorrow’s World. Journal 1. Paris. Massachusetts Departement of Elementary and Secondary: www.doe.mass.edu.
Melani, R, Harlita, Sugiharto, B. 2012. Pengaruh Metode Guided discovery Leraning terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi siswa SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi. 4(2): 97-105.
Moursond. 2005. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Media Prenada.
Munandar. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Najib. 2013. Sintaks Pembelajaran Terbimbing yang Dikembangkan (Guided Discovery), http//Firdaustachmad69.blogspot.com/2013/10/sintaks-pembe lajaran- terbimbing-html#sthash.TGNwumyfdpaf. Diakses 5 Januari 2014.
Ningsih, S. 2008, Psikologi Umum 2- Bab 1 Sikap (ATTITUDE) http//:psikologi. Umum ningsih org.html.
Nuraini, Hasan, M., dan Winarni, S. 2013. Penerapan Pendekatan Problem Solving Pada Materi Sifat Koligatif Larutan di MAN Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Chimica Didactica acta, 1(1): 54-61.
Nurchayati. 2009. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok zat dan Wujud Kelas VII di MTsN Pamotan, Institut Agama Islam Negeri Walisongo: Semarang.
Rintayanti, M., dan Putro, A. 2013 Strategi Pembelajaran dan Desain Pemilihannya, Institut Agama Islam Negeri Walisongo: Semarang.
Rohman, M., dan Amri, S. 2003 Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Roestita. 1991. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sabri. 2005. Strategi Belajar Megajar Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching.
Salameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi, Jakarta:Rineka Cipta
Skiner, dan Kustawan, D. 2012. Analisis Hasil Belajar (Program Perbaikan Peserta Didik) Berkebutuhan Khusus, Bandung: Luxima Metro Media.
88
Surpinah. 2009. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi, Jakarta:Rineka Cipta.
Suryosubroto, B. 2009. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun Jurnal Pendidikan.10(1): 28-41.
Shainu. 2012. Pengaruh Penggunaan Urutan Media Animasi dan Gambar Terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Kognitif. Universitas Negeri Medan.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Kencana.
Timbangalan, P. 2012. Pembelajaran Konvensional. http://20smtr%204/strategi% 20tradisional/pembelajaran-konvensional.htmlipta
Utari, R., dan Madya, M. 2011. Taxsonomi Bloom, Apa dan Bagaiman Menggunakannnya: Pusat diklat KNPK.
Wahyuni, E., Sugiarto, Sunarno. W. 2012. Pembelajaran Biologi dan Contextual Teaching and Learning Melalui Metode Observasi Laboratorium dan Lingkungan ditinjau dari keingintahuan dan Kemandirian Belajar Siswa Journal Inkuiri. 1(1): 1-9.
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Piramida_energi_gambar.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Daur Biogeokimia≠media viewer/ berkas Daur.html