• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PROBLEM SOLVING, GUIDED DISCOVERY DAN KONVENSIONAL TERHADAP SIKAP ILMIAH, HASIL BELAJAR BIOLOGI, DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA NEGERI 3 LANGSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PROBLEM SOLVING, GUIDED DISCOVERY DAN KONVENSIONAL TERHADAP SIKAP ILMIAH, HASIL BELAJAR BIOLOGI, DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA NEGERI 3 LANGSA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PROBLEM SOLVING, GUIDED DISCOVERY DAN KONVENSIONAL TERHADAP SIKAP ILMIAH, HASIL BELAJAR

BIOLOGI, DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA NEGERI 3 LANGSA

TESIS Oleh :

HETNI AFRIDA NIM.8126173009

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PENGARUH STRATEGI PROBLEM SOLVING, GUIDED DISCOVERY DAN KONVENSIONAL TERHADAP SIKAP ILMIAH, HASIL BELAJAR

BIOLOGI, DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA NEGERI 3 LANGSA

TESIS Oleh :

HETNI AFRIDA NIM.8126173009

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Hetni Afrida: Pengaruh Strategi Problem Solving, Guided Discovery dan Konventional Terhadap Sikap Ilmiah, Hasil Belajar Biologi, dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di SMA Negeri 3 Langsa. Tesis. Program Pascasarjana UNIMED, Medan 2014.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh strategi pembelajaran Problem Solving, Guided Discovery dan Konvensional terhadap (1) Hasil belajar Biologi; (2) Kemampuan berpikir kritis siswa; (3) sikap ilmiah siswa pada materi pokok ekosistem, di kelas X SMA Negeri 3 Langsa. Populasi dalam penelitian berjumlah 6 kelas dan sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling yaitu kelas X1 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Guided Discovery, X3 sebagai kelas yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Problem Solving, dan X2 dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Konvensional. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar sebanyak 30 soal dan kemampuan berpikir kritis sebanyak 25 soal, dalam bentuk pilihan berganda, serta lembar observasi untuk mengetahui sikap ilmiah siswa. Teknik analisis menggunakan Analysis of Covariances (ANAKOVA) dan One Way Analysis of Variances (One Way ANOVA) dengan taraf signifikansi ∝ = 0,05 dengan bantuan program SPSS 18.0.

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) tidak ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan Fhit 3,308; p = 0,051 meskipun demikian hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan strategi Guided discovery 73,57±8,95 lebih tinggi dibandingkan strategi Problem solving 72,79±4,58 maupun strategi Konvensional 70,57±4,58 (2) ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan Fhit 10,588; p = 0,000 Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan strategi Problem solving 76,93±8,68 tidak berbeda signifikan dibandingkan dengan kelas `strategi Guided discovey 76,19±10,03 namun berbeda signifikan dari kelas yang dibelajarkan dengan strategi Konventional 68,95± 8,56 (3) ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran terhadap sikap ilmiah belajar siswa Fhit 26,193; p = 0,000. Sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan strategi Guided discovery 75,83±5,76 lebih tinggi dibandingkan dengan strategi Problem solving 72,26 ± 5,08 maupun kelas yang dibelajarkan dengan strategi Konvensional 67,64± 5,05. Berdasarkan hasil penelitian strategi Guideddiscovery lebih baik dari strategi yang lain.

(7)

ABSTRACT

Hetni afrida: The Effect of Problem Solving Strategy, Guided Discovery and Conventional on Biology Against Scientific Attitude, Biology Learning Outcomes and Critical Thinking Skills Student’s in SMA Negeri 3 Langsa. Thesis. Medan: Post Graduate Program Study, UNIMED 2014.

This research is aims to determine: The effect of learning strategy Problem Solving, Guided Discovery and Conventional on (1) students’ biology learning outcomes, (2) students' critical thinking skills; (3) scientific attitude of students in the subject matter of ecosystems, in class X SMA Negeri 3 Langsa. The population in this study amounted six sains classes and otherwise being research sample was as much as three class. This research method is quasi experiment, X1 as a class that learned by learning strategy Guided Discovery, X3 as the class learned with the learning strategy of Problem Solving, and X2 learned with Conventional learning strategy. The instrument of research used test student’s critical thinking skills in the form of 25 questions; test

student’s learning outcomes in the form of 30 quentions with multiple-choise items, and

the observation sheet is provided to know the Scientific Attitude of students learning. Analysis techinique using Analysis of Covariances (ANACOVA) and One Way Analysis of Variances (One Way ANOVA) with a significance level ∝ = 0,05 SPSS 8,37; (2) There is an effect significant of learning strategy on students’ critical thinking skills with Fhit 10,588; p = 0,000. The students’ learning critical thinking skills not different with Problem Solving strategy 76,93 ± 8,68 whon learned with Guided Discovery strategy 76,19 ± 10,03 however it was significant higher compered with Conventional strategy 68,95 ± 8,56; (3) There is an effect significant of learning strategy on students’ learning Scientific Attitude with Fhit 26,193; p = 0,000 . The

students’ learning Scientific Attitude wich are taugh with Guided Discovery strategy

75,83 ± 5,76 and it was significant higher compered to Problem Solving strategy 72,26 ± 5,08 or significantly higher compered to Conventional strategy 67,64 ± 5,05. The result of research showed that Guided Discovery higher compered to other strategy.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengaruh Strategi Problem solving, Guided discovery dan Konvensional Terhadap Sikap Ilmiah, Hasil belajar Biologi, dan Kemampuan Berpikir Kriyis Siswa di SMA Negeri 3 Langsa”. yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si dan Dr.H. Syahmi Edi, M.Si selaku pembimbing tesis yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis. Kepada ketiga narasumber yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh Bapak dan Ibu dosen dengan tulus ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.

4. Bapak Drs. Puji Prastowo. M.Si dan Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd, yang telah membantu penulis dalam memvalidasi instrumen yang digunakanakan dalam tesis ini.

5. Bapak/Ibu kepala sekolah dan guru-guru biologi di SMA Negeri 3 Kota Langsa yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

6. Ibunda Ronna Br Sijabat serta abang T. Damanik, kakak Maya Herna, dan adik-adikku tercinta Naju Malau dan Meita Malau telah mendoakan dan mendukung penulis.

7. Sahabatku Ira, Naini, Amel, dan Abang Darwis S.Pdi yang selalu memberikan dukungan dan bantuan selama ini.

8. Teman-teman angkatan XXII khususnya kelas A-2 Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, 12 Juli 2014 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

1.2IdentifikasiMasalah ... 6

1.3 Batas Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Masalah ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12

2.1 Belajar dan Hasil Belajar Biologi ... 12

2.2 Sikap Ilmiah ... 16

2.3Kemampuan Berpikir Kritis ... 20

2.4Strategi Pembelajaran ... 24

2.5Strategi Pembelajaran Problem Solving ... 25

2.6Strategi Pembelajaran Guided Discovery ... 29

2.7Strategi Pembelajaran Konvensional ... 35

2.8Penelitian Relevan ... 40

2.9Kerangka Berpikir ... 41

1. Pengaruh Penggunaan strategi Problem Solving, Guided Discovery dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa ... 41

2. Pengaruh Penggunaan Strategi Problem solving, Guided Discovery dan Konvensional Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 43

3. Pengaruh penggunaan Strategi Problem Solving, Guided Discovery dan Konvensional Terhadap Aktivitas Belajar Biologi Siswa ... 44

2.10 Pengujian Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN... 48

3.1 Lokasi Penelitian ... 48

(10)

3.5 Uji Coba Instrumen... 55

a. Uji Validitas ... 55

b. Reliabilitas Tes ... 56

c. Daya Pembeda Tes... 57

d. Tingkat Kesukaran Tes ... 58

3.6 Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Hasil dan Pembahasan ... 63

1. Deskripsi Data Hasil belajar Siswa ... 63

2. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 64

3. Deskripsi Data Sikap Ilmiah Siswa... 65

4.2 Analisi Data ... 65

1. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar ... 66

2. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 67

3. Pengaruh Strategi Pembelajaran Sikap Ilmiah Siswa ... 68

4.3 Pembahasan ... 69

1. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa ... 69

2. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 72

3. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Terhadap Sikap Ilmiah Siswa ... 75

4.4 Keterbatasan Peneliti ... 78

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 80

5.1 Simpulan ... 80

5.2 Implikasi ... 81

5.3 Saran ... 84

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1Sintak (Tahapan) Untuk Pembelajaran pemecahan Masalah ... 28

2.2Sintak (Tahapan) Untuk Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 34

2.3Sintak (Tahapan) Untuk Pembelajaran Konvensional ... 39

1.1 Pretes-Postes Control Group Design ... 49

1.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Biologi ... 51

1.3 Kisi-Kisi Tes kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis ... 52

1.4 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah ... 54

1.5Ringkasan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes... 59

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian Pemecahan Masalah ... 29

2.2 Bagan Alur Perlakuan Penemuan Terbimbing ... 35

2.3 Bagan Alur Perlakuan Penelitian Konvensional ... 40

3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian ... 50

4.1 Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 3 Langsa (F = 3,308; P = 0,040). a,b,c (huruf yang berbeda menunjukkan berbeda signifikan) ... 66

4.2 Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Negeri 3 Langsa(F = 10,588; P =0,000). a,b,c (huruf yang berbeda menunjukkan berbeda signifikan) ... 67

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Guided discovery) ... 89

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Problem solving) ... 98

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Konvensional) ... 107

4. Tes hasil belajar ... 129

5. Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 137

6. Format Observasi Sikap Ilmiah Siswa Selama Proses Pembelajaran ... 143

7. Uji coba Validitas (Kolerasi Biserial) soal Tes Hasil Belajar ... 145

8. Tabulasi Data Untuk Uji Coba Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Butir tes Hasil Belajar Valid ... 146

9. Uji coba Validitas (Kolerasi Biserial) Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 147

10.Tabulasi Data Untuk Uji Coba Daya Beda dan Tingkat Kesukaran butir tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 148

11.Data Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelas Guided discovery ... 149

12.Data Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelas Problem Solving ... 150

13.Data Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelas Konvensional ... 151

14.Data Hasil (Postes) Siswa Kelas Guided discovery ... 152

15.Data Hasil (Postes) Siswa Kelas Problem solving ... 153

16.Data Hasil (Postes) Siswa Kelas Konvensional ... 154

17.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Awal (Pretes) Kelas Guided discovery ... 155

18.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Awal (Pretes) Kelas Problemsolving ... 156

19.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Awal (Pretes) Kelas Konvensional ... 157

20.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Postes) Kelas Guided discovery ... 158

21.Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswal (Postes) Kelas Problem solving .... 159

22.Data Kemampuan Berpikir Kritis (Postes) Kelas Konvensional ... 160

23.Data Mentah Sikap Ilmiah Siwa Kelas Guided discovery ... 161

24.Data Mentah Sikap Ilmiah Siwa Kelas Problem solving ... 167

25.Data Mentah Sikap Ilmiah Siwa Kelas Konvensional ... 173

26.Data Hasil Penelitian ... 179

(14)
(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Maslah

Pembelajaran merupakan suatu proses peningkatan kemampuan mengolah

informasi, memecahkan masalah, menemukan sendiri dan dapat menarik

kesimpulan dari suatu masalah, tetapi hal tesebut belum tercapai karena proses

belajar masih difokuskan pada guru, sedangkan siswa menjadi lebih fasif. Selain

itu penilaian hasil belajar cenderung berorientasi pada tes atau ujian saja

sedangkan penilaian terhadap berpikir kritis, sikap ilmiah selama pembelajaran

berlangsung, serta aplikasi terhadap lingkungan, belum tersentuh terhadap

penilaian akhir pembelajaran untuk itu diharapkan adanya inovasi terhadap

proses penilaian hasil belajar siswa khususnya penilaian pelajaran Biologi agar

dapat meningkatkan hasil belajar siswa ataupun kemampuan dalam

mengaplikasikannya di masyarakat.

Kualitas atau mutu pendidikan yang masih rendah menjadi suatu sorotan

dan masalah di seluruh dunia begitu juga di Indonesia, secara umum dapat

dipahami bahwa rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia

saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan, dalam hal khususnya sains

hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)

Tahun 2007, Indonesia berada di urutan ke 35 dari 49 negara. Selanjutnya laporan

studi Programme for International Student Assessment (PISA) yang merupakan

program yang dibentuk oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and

Development) Tahun 2006 menunjukkan mutu pendidikan Indonesia memiliki

(16)

2

peserta didik usia 15 tahun berada di ranking ke 38 dari 40 negara peserta. Kemudian

hasil laporan PISA (2009) “perbandingan Negara-negara dari segi aspek membaca,

mengulang kembali, integritas, mengintreprestasikan, mengevaluasi, melanjutkan teks

Negara Indonesia berada di urutan 37 dari 65 negara”. Gambaran hasil studi PIRLS

memperlihatkan bahwa skor prestasi membaca rata-rata siswa Negara Indonesia

adalah 407, menduduki posisi ke lima dari urutan bawah. Selanjutnya pada tahun

2012 masih laporan dari PISA hasil matematika dan sains Indonesia berada di urutan

ke dua terendah dengan skor 375 dari skor rata-rata 494 berada di rangking 64 dari 65

negara (PISA, 2012).

Pembelajaran di Indonesia khususnya sains yang masih terlihat rendah hal ini

disebabkan karena belum tercapainya tujuan kurikulum pendidikan yang sebenarnya.

Menurut Wahyuni,dkk (2012) “pembelajaran di Indonesia hanya berpedoman pada

sebuah kurikulum yang menuntut intelegensi tinggi, sehingga sebagian besar siswa

mengalami kesulitan dalam belajar karena tidak ada sekolah yang sesuai dengan

kemampuan intelektual mereka”. Dengan demikian siswa hanya dituntut untuk bisa

menguasai materi tanpa implementasi terhadap kehidupan sehingga proses

pembelajaran kurang bermakna. Kecenderungan guru membelajarkan siswanya

dengan strategi yang kurang efektif dan penyampaian informasi dominan satu arah

pencapaian hasil belajar siswa menjadi terbatas pada aspek pengetahuan (kognitif)

saja tetapi belum banyak mengalami perkembangan pada aspek berpikir kritis dan

sikap ilmiahan siswa.

SMA Negeri 3 Langsa merupakan salah satu sekolah di Kota Langsa

masih banyak ditemukan siswa hanya menghafal fakta dan teori tanpa berusaha

mencari, menemukan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.

(17)

3

dan siswa menghafal konsep dan teori, siswa tidak dibiasakan untuk

mengembangkan potensi berpikirnya. Guru jarang melibatkan siswa secara

langsung dalam pembelajaran sehingga siswa cenderung menjadi malas untuk

berpikir secara kritis, selain itu siswa cenderung hanya mendengarkan, mencatat

hal-hal penting dari penjelasan yang diberikan guru, bertanya jika ditunjuk oleh

guru bukan karena keinginan siswa untuk bertanya, dan mengerjakan soal sesuai

petunjuk guru sehingga siswa cenderung kurang memahami makna belajar

Biologi dan cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum

menyentuh domain kognitif dan bersikap ilmiah. Hal ini berdasarkan suplemen

Buku Induk Siswa yang berisi daftar nilai atau prestasi siswa menunjukkan bahwa

rata-rata prestasi Biologi siswa juga masih kurang memuaskan, nilai rata-rata 65

pada tahun 2011/2012 semester ganjil, dan nilai rata-rata 66 pada semester genap

pada tahun 2011/1012, dan pada tahun 2013-2014 nilai rata-rata sebesar 70, jika

dilihat nilai rata-rata hasil belajar Biologi mengalami peningkatan namun

peningkatan tersebut belumlah optimal dengan kata lain masih terdapat siswa

yang memiliki nilai dibawah ktiteria ketuntasan (KKM) yaitu 70.

Kendala yang dialami guru biasanya karena kurang mengetahui variasi

strategi dalam pembelajaran dan jumlah siswa yang terlalu banyak tiap kelas.

Menurut Trianto (2011) mengatakan bahwa “alasan yang sering dikemukakan

para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar dan jumlah siswa

perkelas yang terlalu banyak”. Hasil wawancara dengan guru bidang studi Biologi

ibu Rohana, S.pd yang mengajar di SMA Negeri 3 Langsa mangatakan bahwa

para guru sudah menggunakan atau merealisasikan suatu strategi pembelajaran

(18)

4

proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelas masih belum mampu

menerapkan sikap ilmiah siswa secara optimal dan berpikir kritis serta

menerapkan dalam kehidupan nyata, sehingga hasil yang dirasakan juga belum

optimal. Sesuai dengan strukutur Biologi dimana sains sebagai proses dan produk,

maka dalam proses pembelajaran Biologi menuntut adanya keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran dan menciptakan sikap ilmiah dan berpikir secara

kritis. Agar siswa dapat terlibat secara sikap ilmiah dalam proses pembelajaran

dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa perlu adanya suatu

strategi yang dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satunya

strategi pemecahan masalah atau dikenal dengan stategi Problem solving yang

dapat digunakan guru sebagai proses pembiasaan dalam rangka meningkatkan

sikap ilmiah dalam proses belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa menurut

Arends dalam Bangun (2012) “dalam proses pembelajaran meliputi kemampuan

dasar yaitu kemampuan bertanya dan kemampuan memecahkan masalah yang

dapat dilakukan secara mandiri maupun kelompok, serta kemampuan

berkomunikasi sebagai sarana agar terjadi pemahaman yang benar”.

Proses pembelajaran Biologi dengan strategi pemecahan masalah

(Problem solving) dimulai dengan pemberian masalah kemudian siswa

mengidentifikasi masalah dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya

serta mampu menyelesaikan pemecahan masalah yang sesuai dengan

permasalahannya sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa . Ahmadi dan

Joko juga berpendapat (2005) “Problem solving adalah suatu cara mengajar

dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau

(19)

5

Menurut Pait (2012) mengemukakan bahwa “proses Problem solving

atau pemecahan masalah secara kreatif ini meliputi lima langkah, yaitu:

menentukan masalah, mencari fakta, mencari gagasan, penetuan dalam

menyelasaikan masalah dan tahap pelaksanaan secara ilmiah’’. Senada dengan

Djamarah dan Zain (2006) “belajar memecahkan masalah apabila siswa

dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan pada materi sehingga

merasakan adanya semacam kesulitan’’. Problem solving bukan hanya sekedar

pendekatan dalam pembelajaran, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir

yang memusatkan kegiatan pada siswa dan lebih efektif untuk mempelajari

pengetahuan, mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah

sehingga siswa lebih berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang

dapat meningkatkan hasil belajar,

Selain strategi Problem solving, untuk dapat meningkatkan sikap ilmiah

dalam belajar dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis guru juga

dapat menggunakan strategi Guided discovery atau penemuan terbimbing.

Suparno (2007) menyatakan bahwa “Guided discovery atau penemuan terbimbing

adalah model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan siswa untuk

menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih

mengerti secara dalam”. Guided discovery dalam pelaksanaanya menuntut siswa

belajar menerapkan sikap ilmiah dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri

maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, yang pada

akhirnya ketika dilakukan evaluasi siswa dapat memperoleh hasil belajar yang

lebih baik. Dengan menggunakan strategi penemuan terbimbing ini siswa belajar

(20)

6

dan guru hanya membimbing langkah penyelesaian masalah diharapkan

kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya adalah strategi Konvensional, strategi Konvensional lebih

menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan

sehingga belajar dilihat sebagai proses meniru sehingga sikap ilmiah dalam proses

belajar siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali, pengetahuan yang

sudah dipelajari melalui kuis atau tes, dalam praktiknya guru sebagai pemberi

informasi guru memainkan peran sangat penting karena mengajar dianggap

memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar (pebelajaran). Menurut

Timbangalan (2012) “dalam strategi belajar Konvensional peran guru adalah

menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasi kepada siswa

sedangkan peran siswa adalah menerima, menyimpan dan bersikap sesuai dengan

petunjuk yang diberikan”.

Sehubungan dengan uraian dan permasalahan di atas, di pandang perlu

untuk melakukan suatu penelitian tentang penggunaan strategi Problem solving,

Guided discovery dan Konvensional terhadap sikap ilmiah siswa, hasil belajar

biologi, dan kemampuan berpikir kritis siswa.

1.2. Identifikasi Masalah

Bedasarkan uarian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu:

1. Rendahnya perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi.

2. Proses pembelajaran, guru cenderung mendominasi proses pembelajaran yang

dilakukan dalam kelas, dimana siswa cenderung hanya mendengarkan,

(21)

7

ditunjuk oleh guru bukan karena keinginan siswa untuk bertanya, dan

mengerjakan soal sesuai petunjuk guru.

3. Pembelajaran biologi seringkali dilakukan mengikuti urain buku teks halaman

demi halaman termasuk soalnya, latihan yang diberikan guru kurang

bervariasi dan kurang menantang kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Perlu adanya suatu strategi yang dapat meningkatkan hasil belajar,

meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta meningkatkan sikap ilmiah

siswa dalam proses belajar.

5. Sikap ilmiah pada pembelajaran biologi masih sangat minim tidak berbeda

dengan sikap yang ditunjukkan siswa pada pelajaran non eksak.

1.3. Batasan Masalah

Bedasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan diatas ada banyak

masalah yang muncul untuk bisa diteliti. Setiap masalah yang muncul tentu

memerlukan penelitian sendiri. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan

baik dan terarah dibuatlah batasan masalah. Dalam penelitian ini, yang menjadi

batasan masalah adalah:

1. Sikap ilmiah belajar siswa diukur bedasarkan pada dimensi menurut Anwar,

(2009) “indikator sikp ilmiah yaitu: sikap ingin tahu, sikap respek terhadap

data/fakta, sikap berpikir kritis, sikap menemukan dan kreativitas, sikap

berpikiran terbuka dan kerjasama, sikap ketekunan dan sikap peka terhadap

lingkungan sekitar”.

2. Hasil belajar Biologi siswa dalam penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif

berdasarkan Taksonomi Bloom mengingat (C1), pemahaman (C2), penerapan

(22)

8

Pemilihan aspek ini didasari kepada Standar kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) meteri pokok ekosistem di kelas X semester II

Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan sesuai dengan indikator

yang dikemukakan oleh Ennis (1992) meliputi: 1) Memberikan penjelasan

dasar; 2) Membangun keterampilan dasar; 3) Mengumpulkan; 4) Membuat

penjelasan; 5) Strategi dan taktik. Aspek ini didasari kepada indikator

berpikir kritis yang berpedoman kepada Standar kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) meteri pokok ekosistem di kelas X semester II

Tahun Ajaran 2013/2014.

4. Kelas yang diteliti dikelompokkan manjadi tiga kelompok yaitu kelompok

pertama dibelajarkan dengan strategi Problem solving, kelompok kedua

dibelajarkan dengan strategi Guided discovery dan kelompok ketiga

menggunakan strategi Konvensional.

1.4. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided

discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar

siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa?

2. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided

discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3

(23)

9

3. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided

discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap sikap ilmiah

siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa?

4. Manakah yang lebih baik penggunaan strategi pembelajaran Problem solving,

Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa?

5. Manakah yang lebih baik penggunaan strategi pembelajaran Problem solving,

Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X

SMA Negeri 3 Langsa?

6. Manakah yang lebih baik penggunaan strategi pembelajaran Problem solving,

Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap sikap

ilmiah siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa?

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided

discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar

Biologi siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa.

2. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided

discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3

(24)

10

3. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Problem solving, Guided

discovery dan strategi pembelajaran Konvensional terhadap sikap ilmiah

siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa.

4. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik penggunaan strategi

pembelajaran Poblem solving, Guided discovery dan strategi pembelajaran

Konvensional terhadap hasil belajar Biologi siswa pada materi pokok

ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa.

5. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik penggunaan stategi pembelajaran

Problem solving, Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di

kelas X SMA Negeri 3 Langsa.

6. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik penggunaan statei pembelajaran

Problem solving, Guided discovery dan strategi pembelajaran Konvensional

terhadap sikap ilmiah belajar Biologi siswa pada materi pokok ekosistem di

kelas X SMA Negeri 3 Langsa.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

pada umumnya dan pembelajaran Biologi khususnya, baik secara teoritis maupun

secara praktis.

1. Manfaat secara teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang berkaitan

dengan ilmu pengetahuan dan juga sebagai sumbangan pikiran dan bahan

(25)

11

Guided discovery maupun strategi pembelajaran Konvensional di dalam kelas

khususnya pada materi ekosistem hasil penelitian ini juga diharapkan dapat

dijadikan landasan empiris atau kerangka awal bagi peneliti pendidikan

selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi input dan

informasi bagi proses pembelajaran Biologi sebagai langkah memilih strategi

untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Biologi. Selain itu, hasil

penelitian ini juga diharapkan berguna bagi guru Biologi dalam penggunaan

strategi pembelajaran yang lebih bervariasi dan bermakna untuk melekukan

inovasi dalam pembelajaran biologi serta umpan balik dalam upaya

meningkatkan hasil belajar, sikap ilmiah dan kemampuan berpikir kritis siswa

(26)

80 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh

beberapa simpulan, antara lain:

1. Tidak ada pengaruh yang signifikan strategi pemebelajaran Guided discovery,

Problem solving, dan Konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada

materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa. Meskipun

demikian hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan strategi

Guided discovery, 73,57 ± 8,95 lebih tinggi dibandingkan hasil belajar biologi

siswa yang dibelajar dengan strategi pembelajaran Problem solving 72,79 ±

4,58 maupun siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran

Konvensional 70,57 ± 8,37.

2. Ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran Guided discovery,

Problem solving, dan Konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa.

Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan strategi Problem

solving dan Guided discovery secara signifikan tidak berbeda nyata tetapi

kemampaun berpikir kritis siswa yang di belajarkan dengan strategi Problem

solving 76,93 ± 8,68 lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir

kritis yang dibelajarkan dengan strategi Guided discovery 76,19 ± 10,03, dan

secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis

(27)

81

3. Ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran Guided discovery,

Problem solving, dan Konvensional terhadap sikap ilmiah pada materi pokok

ekosistem pada kelas X SMA Negeri 3 Langsa. Sikap ilmiah siswa yang

dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Guided discovery 75,83 ± 5,76

secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sikap ilmiah siswa yang

dibelajarkan dengan strategi Problem solving 72,26 ± 5,08 maupun siswa

yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Konvensional 67,64 ± 5,05.

4. Penggunaan strategi pembelajaran, Guided discovery memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem di

kelas X SMA Negeri 3 Langsa dibandingkan dengan kelompok siswa yang

dibelajarkan dengan strategi Problem solving maupun yang dibelajarkan

dengan strategi kelas Konvensional.

5. Penggunaan strategi pembelajaran, Problem solving memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok

ekosistem di kelas X SMA Negeri 3 Langsa dibandingkan dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan dengan strategi Guided discovery maupun yang

dibelajarkan dengan strategi kelas Konvensional.

6. Penggunaan strategi pembelajaran, Guided discovery memberikan pengaruh

yang dan lebih baik terhadap sikap ilmiah siswa pada materi pokok ekosistem

di kelas X SMA Negeri 3 Langsa dibandingkan dengan kelompok siswa yang

dibelajarkan dengan strategi Problem solving maupun yang dibelajarkan

(28)

82

5.2.Implikasi

Biologi memiliki peran penting dalam menghasilkan siswa yang

berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan

berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak

perkembangan biologi. Oleh karena itu untuk mempelajari biologi diperlukan

adanya kemampuan berpikir kritis, kreatif dan logis pada diri siswa agar siswa

dapat mempelajari biologi dengan mudah dan mampu menemukan suatu

kebenaran berdasarkan aturan, pola atau logika tertentu.

Agar tujuan dari pembelajaran biologi dapat tercapai, maka seorang guru

dituntut untuk dapat merancang strategi pembelajaran yang tepat sehingga siswa

dapat berpartisipasi dalam mempelajari materi yang diajarkan dan dapat dengan

mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa. Untuk dapat mengomptimal dan

melibatkan siswa dalam bersikap ilmiah dalam belajar, hendaknya guru tidak

hanya menggunakan model pembelajaran yang bersifat Konvensional atau

berpusat pada guru (teacher centered), tetapi diharapkan dapat menggunakan

strategi pembelajaran yang dapat menuntut sikap ilmiah siswa dalam proses

belajar diantaranya strategi pembelajaran Guided discovery maupun strategi

pembelajaran Problem solving yang dapat melibatkan kemampuan berpikir kritis

siswa dan sikap ilmiah siswa dalam kegiatan belajar yang bermakna melalui

pemecahan masalah maupun melalui proses mental seperti mengamati,

menemukan, menggolongkan, mengukur, menduga serta mengambil kesimpulan

dari pemecahan masalah yang dilakukan sehingga diharapkan siswa mampu

mengembangkan pengetahuan yang diperoleh didalam kelas dengan konteks

(29)

83

Penerapan strategi pembelajaran Guided discovery maupun strategi

Problem solving didalam kelas bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu guru

haruslah dapat merancang menetukan alokasi waktu yang seseuai agar semua

materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan

diterima siswa dengan mudah dan dengan waktu yang lama. Siswa juga

diharapkan untuk tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga

mereka harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota

kelompoknya yang lain hal inilah yang memacu para siswa untuk dapat

berpartisipasi dalam sikap ilmiah untuk mengajarkan pada teman kelompoknya

dalam belajar, dan mampu berpikir kritis melalui komunikasi antar anggota

kelompok.

Melalui strategi pembelajran Guided discovery, dan Problem solving

diharapkan dapat menemukan dan menyelesaikan masalah dengan sikap

ilmiahnya dalam proses belajar serta menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

kritis siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar. Oleh

karena itu agar strategi Guided discovery maupun Problem solving dapat

mengoptimalkan sikap ilmiah siswa dan mampu menumbuhkan kemampuan

berpikir kritis siwa, diharapkan guru dapat mempersiapkan dengan matang

penerapan strategi pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran agar siswa

dapat terlibat selama pembelajaran dan mampu berpikir secara kritis tentang

permasalahan yang dihadapkan kepada mereka sehingga pada akhirnya dapat

(30)

84

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hendaknya dalam mengajarkan materi biologi, guru tidak hanya sekedar

menyampaikan konsep-konsep biologi kepada siswa, namun diharapkan

dapat merancang dan mengembangkan suatu model pembelajaran yang

mampu menerapkan sikap ilmiah untuk belajar, dan disarankan agar guru

dapat menerapkan strategi pembelajaran penemuan terbimbing karena pada

dasarnya asumsi utama dalam strategi Guided discovery adalah bahwa

permasalahan dijadikan sebagai pemandu utama sebagai kesatuan dan alat

evaluasi, sebagai contoh, dan sebagi saran untuk melatih siswa.

2. Hendaknya dalam menerapkan strategi pembelajaran Guided discovery,

maupun Problem solving guru dapat merencanakan dengan baik

langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga proses pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas dapat berjalan dengan lancar dan tujuan

maupun kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

3. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan khususnya bidang pendidikan

biologi. Peneliti menyarankan kiranya para peneliti dapat melanjutkan

penelitian tentang pengaruh penggunaan strategi pembelajaran yang lain

terhadap hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, dan sikap ilmiah siswa. hal

ini penting agar diperoleh hasil penelitian yang menyeluruh sehingga dapat

bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap

dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran yang

(31)

85

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi, Jurnal Pendidikan Inovatif 3(2): 65-68

Ahmadi dan Joko. 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi, Jakarta:Rineka Cipta

Anwar. 2009. Penilaian Sikap IlmiahDalam Pelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu. 2(5).

Arikunto.S. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto. S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Arends, R. I. 2008. Learning To Teach. Belajar Untuk Mengajar, Edisi Ketujuh Buku Dua. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Aryulina, Muslim, dan Manaf. 2010. Esis Biology 1B For Senior High school Grade x Semester 2 Untuk SMA dan MA kelas x Semester 2, Jakarta: Erlangga.

Bangun, J. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajarn Terhdap Aktivitas, Hasil belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMP Negeri 2 Medan. Universitas Negeri Medan.

Budiono. E., Dwiastuti.S., Probasari, M. 2012, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa Kelas VII-F SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi, 4(3): 73-80.

Buhaerah. 2012. Model Pembelajaran yang Efektif untk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Persepsi Guru), Parepare, 2(2).

Curts, D., dan Lauson, H. 2002. Computer Adventure Games as Problem Solving Cavironment. International Education Journal. 3(4).

Cazier, J. 2010. Foustreling Critical Tinking United States Mulitary Academy. Teaching Sociologi Journal. 3(4): 485-496.

(32)

86

Inquiry Training dan Direct Instruction. Jurnal online Pendidikan Fisika. 2(1): 2301-7651.

Damyati dan Mujdono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, B., dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Banjar Masin: Rineka Cipta.

Ekohariadi. 2009. Proses Belajar Mengajar Disekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

Ennis, R. 1992. Critical Thinking Assessment Theory Into Practies, Education Journal. 32(3).

Ennis, R., Gardiner, W.L., Morrow, R., Paulus, Ringel, L. 1993. The Cornell Class-Reasonning Test Form X Illinois Critical Thinking Project Journal. 3(4).

Faturrahman. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Fakhruddin, Eprina, E., dan Syahril. 2005. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Fisika dengan Penggunaan Media Komputer Melalui Model Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Bangkinang Barar Jurnal GeligaSains 4(1): 18-22.

Greff, S., Holt, D., Funke, J. 2013. Perfective on Problem Solving Educationnal Assessment Analitical, Interactive, and Collaborative Problem Solving. The Journal of Problem Solving. 5(2).

Hardin, C. 2002. Problem Solving Concepts and Theories. International Education Journal. 30(3).

Ilmi, A, Indrowati.M, Probosari.R. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi, 4(2): 44-52.

Kustawan. D. 2013 Analisis Hasil Belajar. Banung: luxima Metro Media.

Pait. M. 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Prestasi Bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Universitas Pendidikan Ganesa.

(33)

87

PISA. 2012. Resultscience Competencies For Tomorrow’s World. Journal 1. Paris. Massachusetts Departement of Elementary and Secondary: www.doe.mass.edu.

Melani, R, Harlita, Sugiharto, B. 2012. Pengaruh Metode Guided discovery Leraning terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi siswa SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi. 4(2): 97-105.

Moursond. 2005. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Media Prenada.

Munandar. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Najib. 2013. Sintaks Pembelajaran Terbimbing yang Dikembangkan (Guided Discovery), http//Firdaustachmad69.blogspot.com/2013/10/sintaks-pembe lajaran- terbimbing-html#sthash.TGNwumyfdpaf. Diakses 5 Januari 2014.

Ningsih, S. 2008, Psikologi Umum 2- Bab 1 Sikap (ATTITUDE) http//:psikologi. Umum ningsih org.html.

Nuraini, Hasan, M., dan Winarni, S. 2013. Penerapan Pendekatan Problem Solving Pada Materi Sifat Koligatif Larutan di MAN Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Chimica Didactica acta, 1(1): 54-61.

Nurchayati. 2009. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok zat dan Wujud Kelas VII di MTsN Pamotan, Institut Agama Islam Negeri Walisongo: Semarang.

Rintayanti, M., dan Putro, A. 2013 Strategi Pembelajaran dan Desain Pemilihannya, Institut Agama Islam Negeri Walisongo: Semarang.

Rohman, M., dan Amri, S. 2003 Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Roestita. 1991. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sabri. 2005. Strategi Belajar Megajar Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching.

Salameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi, Jakarta:Rineka Cipta

Skiner, dan Kustawan, D. 2012. Analisis Hasil Belajar (Program Perbaikan Peserta Didik) Berkebutuhan Khusus, Bandung: Luxima Metro Media.

(34)

88

Surpinah. 2009. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi, Jakarta:Rineka Cipta.

Suryosubroto, B. 2009. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun Jurnal Pendidikan.10(1): 28-41.

Shainu. 2012. Pengaruh Penggunaan Urutan Media Animasi dan Gambar Terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Kognitif. Universitas Negeri Medan.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Kencana.

Timbangalan, P. 2012. Pembelajaran Konvensional. http://20smtr%204/strategi% 20tradisional/pembelajaran-konvensional.htmlipta

Utari, R., dan Madya, M. 2011. Taxsonomi Bloom, Apa dan Bagaiman Menggunakannnya: Pusat diklat KNPK.

Wahyuni, E., Sugiarto, Sunarno. W. 2012. Pembelajaran Biologi dan Contextual Teaching and Learning Melalui Metode Observasi Laboratorium dan Lingkungan ditinjau dari keingintahuan dan Kemandirian Belajar Siswa Journal Inkuiri. 1(1): 1-9.

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Piramida_energi_gambar.jpg

http://id.wikipedia.org/wiki/Daur Biogeokimia≠media viewer/ berkas Daur.html

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri, Discovery dan Konvensional pada Materi Bioteknologi di MAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh multimedia dalam strategi pembelajaran problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada

Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dan Discovery Learning,

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model guided discovery learning metode concept maps dengan mind maps terhadap penguasaan konsep biologi siswa

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis.. Penelitian

Selain dilihat dari perhitungan data statistik yang diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis, pengaruh strategi guided discovery learning terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran Double Loop Problem Solving berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan untuk mengetahui apakah

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar dengan strategi problem solving berbantuan PhET (PS + PhET), problem solving