• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TRIWULAN II-2010

(3)

Kelompok Kajian, Statistik dan Survey (KKSS)

Kantor Bank Indonesia Pontianak

Jl. Rahadi Usman No. 3 Telp : 0561 - 734134, 734222 Faks : 0561 - 732033

(4)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I-2010

KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Barat merupakan gambaran tentang kondisi perekonomian dan perbankan Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan II-2010. Kajian ini meliputi perkembangan ekonomi, inflasi, perbankan, ketenagakerjaan, sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek perekonomian di triwulan mendatang.

Selain itu, untuk lebih memberikan informasi mengenai keadaan perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat, laporan ini dilengkapi juga dengan boks yang berisi informasi khusus yang berkaitan dengan perekonomian atau kegiatan untuk pengembangan perekonomian Kalimantan Barat.

Kami sadar pembuatan kajian ini masih belum sempurna, dan menjadi tekad kami untuk terus berupaya memperbaikinya, terutama sisi kualitasnya. Untuk itu masukan, sumbangan pemikiran dan koreksi dari pembaca akan merupakan sebuah sumbangan yang besar bagi kami di masa mendatang. Kepada instansi yang telah membantu dalam penyediaan data, seperti BPS, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Tenaga Kerja, PT. Angkasapura, Badan Koperasi UKM Kerjasama Promosi dan Investasi (BAKOMAPIN), BP3TKI, dan Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Barat, serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan disini, kami mengucapkan terima kasih.

Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Pontianak, 9 Agustus 2010 BANK INDONESIA PONTIANAK

Samasta Pradhana Pemimpin

(5)
(6)

iii Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I - 2010

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

Perkembangan Ekonomi Makro Regional ... 1

Perkembangan Inflasi Daerah ... 1

Perkembangan Perbankan Daerah ... 2

Perkembangan Keuangan Daerah ... 3

Perkembangan Sistem Pembayaran ... 3

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan Masyarakat ... 4

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah ... 5

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI ... 8

1.1 Kajian Umum ... 8

1.2 Sisi Permintaan ... 8

A. Konsumsi ... 9

B. Ekspor – Impor ... 10

B.1. Ekspor Non Migas ... 11

B.2. Impor Non Migas ... 11

C. Investasi ... 12

1.3 Sisi Penawaran . ... 14

A. Sektor Pertanian ... 15

B. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ... 16

C. Sektor Industri Pengolahan ... 18

D. Sektor Lainnya ... 18

Boks 1 : Monitoring Aplikasi Trichoderma pada Tanaman Padi di Lima Kabupaten di Kalimantan Barat ... 22

(7)

2.1 Gambaran Umum . ... 28

2.2 Inflasi Tahunan ... 29

2.3 Inflasi Triwulanan ... 29

2.3.1 Kelompok Bahan Makanan ... 31

2.3.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 32 2.3.3 Kelompok Sandang ... 33

2.3.4 Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan .. 34

2.4 Disagregasi Inflasi ... 34

2.4.1 Faktor Fundamental ... 35

2.4.2 Faktor Non Fundamental ... 36

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ... 38

3.1 Struktur Perbankan di Kalimantan Barat . ... 38

3.2 Bank Umum ... 38

3.2.1 Perkembangan Indikator Bank Umum ... 38

3.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga ... 40

3.2.3 Perkembangan Penyaluran Kredit ... 41

3.2.4 Resiko Kredit ... 45

3.3 Perkembangan Perbankan Syariah ... 47

3.4 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 48

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ... 50

4.1 APBD 2009 ... 50

4.2 Realisasi APBD 2009 ... 51

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ... 53

5.1 Sistem Pembayaran Tunai... 53

5.1.1 Perputaran Uang Tunai ... 53

5.1.2 Penukaran Uang ... 54

5.1.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ... 55

5.1.4 Penemuan Uang Palsu ... 57

5.2 Sistem Pembayaran Non Tunai ... 57

5.2.1 Transaksi Kliring ... 57

(8)

v Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I - 2010

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 60

6.1 Ketenagakerjaan. ... 60

6.2 Kesejahteraan ... 61

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ... 62

7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi. ... 62

7.2 Inflasi.. ... 63

(9)

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Dari Sisi Permintaan ... 9

Tabel 1.2 Ekspor 10 Komoditi Non Migas Utama Kalimantan Barat ... 11

Tabel 1.3 Impor 10 Komoditi Non Migas Utama Kalimantan Barat ... 12

Tabel 1.4 Persetujuan Proyek Baru, Alih Status dan Perluasan PMA dan PMDN selama Triwulan I-2010... ... 13

Tabel 1.5 Rekapitulasi Perkembangan Investasi Proyek PMDN/PMA Di Kalbar Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan Triwulan II 2010... ... 14

Tabel 1.6 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi ... 14

Tabel 1.7 Perkembangan Produksi CPO dan TBS Provinsi Kalbar Triwulan II Periode 2008 sd. 2010 ... 16

Tabel 1.8 Perkembangan Ekspor Karet Provinsi Kalbar Triwulan II periode 2008 sd. 2010 ... 16

Tabel 1.9 Realisasi Penanaman dan Pemanenan IUPHHK-Hutan Tanaman di Provinsi Kalbar ... 16

Tabel 1.10 Survei Kegiatan Dunia Usaha Sektor Industri Pengolahan Provinsi Kalbar ... 18

Tabel 2.1 Inflasi Triwulanan di Kalimantan Barat Menurut Kelompok Barang Dan Jasa ... 30

Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan di Kalimantan Barat Menurut Faktor Penyebabnya... 35

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Bank Umum di Kalimantan Barat ... 39

Tabel 3.2 Jumlah Kredit dan Pangsa Kredit Bank Umum menurut Kabupaten di Kalimantan Barat... 45

Tabel 3.3 Jumlah Kredit dan NPL Gross Bank Umum menurut Kabupaten di Kalimantan Barat ... 47

Tabel 4.1 Perbandingan APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 dan 2010 ... 51

Tabel 4.2 Laporan Realisasi APBD Provinsi Kalbar 2010 (Semester 1) ... 52

Tabel 5.1 Kegiatan Penukaran Uang Kecil ... 54

Tabel 5.2 Kegiatan Kas Keliling ... 55

Tabel 5.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga ... 56

Tabel 5.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu ... 57

(10)

vii Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I - 2010

Tabel 5.6 Transaksi Keuangan melalui RTGS ... 59 Tabel 6.1 Penempatan TKI Melalui BP3TKI Kalbar ... 60

(11)

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB Kalimantan Barat ... 8

Grafik 1.2 Survei Konsumen ... 9

Grafik 1.3 Ekspektasi Konsumen ... 9

Grafik 1.4 Penjualan Kendaraan Bermotor ... 10

Grafik 1.5 Penjualan Listrik ... 10

Grafik 1.6 Perkembangan Ekspor Impor Non Migas Kalimantan Barat ... 11

Grafik 1.7 Kredit Investasi Perbankan ... 13

Grafik 1.8 Ekspektasi Kondisi Ekonomi ... 13

Grafik 1.9 Pangsa PDRB Menurut Sektor Ekonomi ... 15

Grafik 1.10 Arus Bongkar Muat Barang ... 17

Grafik 1.11 Kredit Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ... 17

Grafik 1.12 Pajak Hotel ... 17

Grafik 1.13 Pajak Restoran ... 17

Grafik 1.14 Ekspor Manufaktur ... 18

Grafik 1.15 Retribusi Pajak Reklame ... 18

Grafik 1.16 Retribusi Pajak Hiburan ... 18

Grafik 1.17 Ekspor Manufaktur ... 18

Grafik 1.18 Arus Penumpang ... 19

Grafik 1.19 Kredit Sektor Angkutan ... 19

Grafik 1.20 SKDU Sub Sektor Bank ... 20

Grafik 1.21 Kredit Perbankan Kalbar ... 20

Grafik 1.22 Penyaluran Semen ... 20

Grafik 1.23 Kredit Sub Sektor Bangunan ... 20

Grafik 2.1 Inflasi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional ... 28

Grafik 2.2 Inflasi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional ... 28

Grafik 2.3 Inflasi Bulanan Kalimantan Barat dan Nasional ... 28

Grafik 2.4 Inflasi Tahunan dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Kelompok Barang dan Jasa ... 29

Grafik 2.5 Inflasi Triwulanan dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Kelompok Barang dan Jasa ... 30

Grafik 2.6 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan II-2010 menurut Kelompok Bahan Makanan ... 31

(12)

ix Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I - 2010

Grafik 2.7 Inflasi dan Triwulanan Kelompok Bahan Makanan Kota Pontianak

dan Singkawang ... 32

Grafik 2.8 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan II-2010 menurut Kelompok Perumahan ... 32

Grafik 2.9 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan Kota Pontianak dan Singkawang ... 33

Grafik 2.10 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan II-2010 menurut Kelompok Sandang ... 33

Grafik 2.11 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang Kota Pontianak dan Singkawang ... 33

Grafik 2.12 Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulanan II-2010 menurut Kelompok Transpor ... 34

Grafik 2.13 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor Kota Pontianak dan Singkawang ... 34

Grafik 2.14 Perkembangan Inflasi dan Ekspektasi Harga Menurut Pelaku Usaha di Kalimantan Barat ... 35

Grafik 2.15 Perkembangan Inflasi dan Ekspektasi Harga Menurut Konsumen di Kalimantan Barat ... 35

Grafik 2.16 Perkembangan Inflasi Negara Mitra Dagang ... 36

Grafik 2.17 Perkembangan Harga Komoditas Gula dan Emas Internasional ... 36

Grafik 2.18 Perkembangan Harga Minyak Dunia WTI ... 37

Grafik 2.19 Perkembangan Konsumsi BBM Sektor Rumah Tangga Kalimantan Barat ... 37

Grafik 3.1 Struktur Aset Perbankan di Kalimantan Barat ... 38

Grafik 3.2 Perkembangan Aset Bank Umum menurut Kelompok Bank di Kalimantan Barat (Miliar Rupiah) ... 39

Grafik 3.3 Perkembangan Jenis DPK Bank Umum di Kalimantan Barat ... 40

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga DPK menurut Jenis Simpanan Bank di Kalimantan Barat ... 40

Grafik 3.5 Perkembangan Jenis DPK Bank Umum menurut Kelompok Bank di Kalimantan Barat ... 40

Grafik 3.6 Perkembangan DPK Bank Umum menurut Golongan Pemilik di Kalimantan Barat ... 41

Grafik 3.7 Struktur DPK Bank Umum menurut Golongan Pemilik di Kalimantan Barat ... 41

(13)

di Kalimantan Barat... 41

Grafik 3.9 Perkembangan Kredit Bank Umum menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat ... 42

Grafik 3.10 Perkembangan Pertumbuhan Tahunan Kredit Bank Umum menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat ... 42

Grafik 3.11 Pangsa Kredit Bank Umum menurut Sektor Ekonomi di Kalimantan Barat ... 43

Grafik 3.12 Perkembangan Kredit UMKM Bank di Kalimantan Barat ... 43

Grafik 3.13 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat ... 44

Grafik 3.14 Perkembangan Kredit Bank Umum menurut menurut Lokasi Proyek dan Lokasi Kantor di Kalimantan Barat ... 44

Grafik 3.15 Perkembangan NPL Gross Kredit Bank Umum di Kalimantan Barat (Miliar Rupiah) ... 45

Grafik 3.16 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit Bank Umum di Kalimantan Barat menurut Jenis Penggunaan ... 46

Grafik 3.17 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit Bank Umum di Kalimantan Barat menurut Sektor Ekonomi ... 46

Grafik 3.18 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit UMKM Bank Umum di Kalimantan Barat (Miliar Rupiah) ... 47

Grafik 3.19 Perkembangan Bank Syariah di Kalimantan Barat... 47

Grafik 3.20 Perkembangan NPF Bank Syariah di Kalimantan Barat ... 48

Grafik 3.21 Perkembangan BPR di Kalimantan Barat ... 48

Grafik 3.24 Perkembangan Rasio NPL Gross dan Total Kredit BPR di Kalimantan Barat ... 49

Grafik 3.25 Perkembangan Pangsa Kredit BPR menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat (Miliar Rupiah) ... 49

Grafik 5.1 Posisi Kas Dan Aliran Uang Tunai ... 53

Grafik 5.2 Perkembangan Inflow, PTTB dan Rasio PTTB terhadap Inflow... 56

Grafik 6.1 Perkembangan NTP ... 61

Grafik 6.2 Perkembangan Indeks Harga Petani Peternakan ... 61

Grafik 7.1 Ekspektasi Kondisi Ekonomi ... 63

Grafik 7.2 Korelasi Indeks Penghasilan saat ini dan Ekspektasi Penghasilan .... 63

Grafik 7.3 Ekspektasi Perubahan Harga Umum ... 64

(14)

1 Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2010 5. `

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan II-2010 tumbuh hingga 5,74% (y-o-y), jauh meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,41% (y-o-y).

Dari sisi permintaan, eskpansi pertumbuhan terutama disebabkan oleh membaiknya kegiatan investasi dan kinerja ekspor. Iklim usaha semakin kondusif sejalan dengan fundamental ekonomi regional dan perekonomian global yang membaik pasca krisis global.

Sementara dari sisi penawaran, ekspansi terbesar terjadi pada sektor pertanian disusul oleh sektor pedagangan, hotel, dan restoran. Berdasarkan share terhadap PDRB, sektor pertanian masih menduduki peringkat pertama sebagai kontributor PDRB Kalbar triwulan II-2010, disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pertambangan.

Respon sektoral terhadap percepatan di sisi permintaan, tercermin pada peningkatan nilai tambah di seluruh sektor ekonomi. Dua sektor menunjukkan pertumbuhan yang meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yakni sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh 5,93% dan 6,92% (y-o-y). Sementara itu, tujuh sektor lainnya memiliki pertumbuhan positif dengan laju yang lebih lambat.

Perkembangan Inflasi Daerah

Laju inflasi tahunan Kalimantan Barat pada triwulan II-2010 sebesar 5,25% (y-o-y) atau melemah dibandingkan inflasi triwulan I-2010 yang sebesar 5,46%. Meskipun melemah, namun inflasi Kalimantan Barat masih berada sedikit di atas inflasi nasional periode yang sama yaitu sebesar 5,05.

(15)

Inflasi triwulan II-2010 yang rendah bersumber dari melemahnya inflasi kelompok bahan pangan dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga beras yang pada triwulan sebelumnya menjadi pemicu inflasi kembali stabil dengan berlimpahnya persediaan. Kondisi serupa juga terjadi pada harga tiket angkutan udara yang kembali turun ke harga normal seiring berlalunya peak season rangkaian perayaan budaya masyarakat Tionghoa.

Inflasi kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) pada triwulan II-2010 melambat menjadi sebesar 0,16% (q-t-q). Sementara kelompok komoditas yang harganya diatur pemerintah (administered prices) justru mengalami deflasi sebesar -1,33%. Tren menurun pada kedua komponen tersebut mampu menahan laju inflasi inti yang mengalami kenaikan menjadi sebesar 0,48%.

Perkembangan Perbankan Daerah

Secara umum, aset perbankan (gabungan bank umum dan BPR) Kalimantan Barat hingga triwulan II-2010 tumbuh sebesar 10,42% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi aktiva, pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan kredit tahunan yang mencapai 27,76%. Adapun dari sisi pasiva didukung oleh meningkatnya jumlah dana pihak ketiga yang secara tahunan tumbuh sebesar 12,37%. Faktor pendukung lainnya adalah bertambahnya jaringan kantor selama triwulan II-2010, yaitu beroperasinya 2 KCP baru dan 1 kantor kas serta ditambah dengan 8 office channelling layanan syariah.

Pangsa penyaluran kredit untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hingga triwulan II-2010 turun menjadi 75,11% dari total kredit yang disalurkan bank umum, atau mencapai Rp9,74 triliun. Meskipun pangsanya turun, jumlah kredit UMKM tersebut tumbuh sebesar 7,05% (q-t-q). Berdasarkan skala nominalnya, pangsa terbesar kredit UMKM di Kalimantan Barat adalah untuk kredit kecil yaitu sebesar 52,57% dari total penyaluran kredit UMKM. Selanjutnya adalah pangsa kredit menengah sebesar 24,83%, dan sisanya atau 22,60% adalah pangsa kredit mikro. Secara triwulanan, kredit mikro yang sempat mengalami kontraksi sebesar -2,77% (q-t-q) pada triwulan sebelumnya,

(16)

3 Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2010

tumbuh sebesar 1,71% pada triwulan II-2010. Sementara kredit kecil dan kredit menengah tumbuh meningkat masing-masing sebesar 8,07% dan 10,12% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Perkembangan Keuangan Daerah

Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah setelah perubahan tahun 2010 yang seyogyanya diajukan pada pertengan tahun berjalan belum dapat terlaksana karena persetujuan RAPBD 2010 sendiri baru difinalisasi di akhir triwulan I-2010. Anggaran Penerimaan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalbar 2010 masih ditargetkan meningkat hingga 9,67% menjadi Rp1,68 triliun dibandingkan APBD 2009 sebesar Rp1,52 triliun. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kenaikan pada sisi belanja daerah yang diperuntukkan sebagian besar pada Pos Belanja Langsung. Sedangkan penerimaan ditargetkan meningkat hingga 5,44% menjadi Rp1,56 triliun akibat kenaikan target penerimaan pada pos Pendapatan Asli Daerah. Defisit yang timbul akibat selisih belanja yang lebih besar dari pada penerimaan akan ditutup dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran di tahun 2009 yang mencapai Rp135 miliar.

Realisasi penerimaan/pendapatan Propinsi Kalimantan Barat sampai dengan pertengahan tahun 2010 mencapai Rp886 miliar, atau mecapai 56,73% dari target anggaran pendapatan daerah 2010 sebesar Rp1.561 miliar. Penerimaan pendapatan terbesar berasal dari dana alokasi umum yang mencapai Rp441 miliar atau 49,77% dari total penerimaan selama tahun 2010. Penerimaan pajak daerah menyusul berikutnya hingga Rp393 miliar dengan prosentase pencapaian target anggaran hingga 62,28%. Pencapaian ini tidak terlepas dari penerimaan pajak bea balik nama dan pajak kendaraan bermotor yang masing-masing mencapai Rp115 miliar dan 91 miliar.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Nilai perputaran uang tunai yang masuk dan keluar dari KBI Pontianak selama triwulan II-2010 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 33,04%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh

(17)

kenaikan uang keluar (outflow) ke masyarakat untuk kebutuhan transaksi uang kartal yang dipicu oleh faktor musiman liburan sekolah.

Perputaran transaksi kliring mencatat peningkatan 9,41% (q-t-q) menjadi Rp5.219 Miliar. Jumlah tersebut berasal dari kliring penyerahan sebesar Rp5.175 Miliar dengan kenaikan 9,38% dibandingkan triwulan I-2010. Sisanya merupakan transaksi kliring pengembalian atau penolakan dengan berbagai alasan sebesar Rp44 Miliar yang juga naik 12,40% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Transaksi RTGS selama triwulan II-2010 menunjukkan penurunan secara nominal. Jika pada triwulan I-2010 nominal RTGS secara keseluruhan mencapai Rp89.338 Miliar maka pada triwulan laporan hanya mencapai Rp51.771 Miliar atau turun sebesar 42,05%. Penurunan tersebut karena pada triwulan laporan transaksi non tunai masyarakat lebih banyak dilakukan melalui transaksi kliring dengan nominal sampai dengan Rp.100 juta dibandingkan melalui transaksi RTGS.

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang melalui pintu Serawak pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan 5,51% atau 92 orang dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain Malaysia, negara yang juga menjadi tujuan TKI tersebut adalah Brunei Darussalam. Berdasarkan asal TKI, sebanyak 395 orang merupakan TKI transit (berasal dari luar daerah Kalimantan Barat) dan 1.368 orang merupakan TKI asal Kalimantan Barat. Sektor industri merupakan sektor terbesar yang menyerap TKI yaitu sebesar 75,92% atau 1.175 orang. Sementara sektor pertanian dan jasa masyarakat masing-masing menyerap 9,70% dan 14,39%.

Tingkat kesejahteraan petani Kalbar yang diindikasikan dari Nilai Tukar Petani (NTP) hingga bulan Juni 2010 menunjukkan tren menurun. Namun demikian NTP gabungan tersebut masih berada di atas angka 100 yang artinya tingkat penghasilan petani masih lebih tinggi dibandingkan tingkat pengeluarannya. Data dari BPS Provinsi Kalbar menunjukkan NTP bulan Juni 2010 turun menjadi 100,73 dibandingkan 101,07 pada bulan Maret 2010. Adanya kenaikan indeks harga yang dibayar petani bulan Juni 2010 akibat

(18)

5 Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2010

meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, khususnya bahan makanan.

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan III 2010 diperkirakan tumbuh meningkat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya dengan kisaran 5,5% s/d 6,0%. Dari sisi permintaan, sumber utama penguatan berasal dari kegiatan konsumsi dan ekspor yang tumbuh meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Konsumsi lebih banyak didorong oleh konsumsi rumah tangga yang naik karena perbaikan daya beli dan peningkatan demand selama bulan puasa dan lebaran.

Tekanan harga secara umum di kota Pontianak pada triwulan mendatang diperkirakan mengalami lonjakan dibandingkan triwulan sebelumnya dan berada pada kisaran 2,5%-3,5% (qtq). Dengan kondisi yang tidak jauh berbeda, inflasi Kota Singkawang diperkirakan melonjak pada kisaran yang sama. Lonjakan ini tidak terlepas dari faktor musiman yang disebabkan oleh meningkatnya demand dan aksi spekulan pasar selama bulan puasa dan menjelang lebaran serta perayaan sembahyang kubur. Disamping itu, kenaikan tarif dasar listirik (TDL) di awal bulan Juli 2010 ikut menambah tekanan inflasi dari sisi penawaran sejalan dengan kenaikan ongkos produksi.

(19)

Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 Tw.2 MAKRO

Indeks Harga Konsumen Kota Pontianak 152.79 114.90 174.38 117.48 121.61 120.54 123.56 123.60

Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Pontianak 8.56 11.19 9.52 5.61 5.92 4.91 5.71 5.21

PDRB - harga konstan (miliar Rp) 26,262 27,683 7,096 6,977 7,281 7,647 7,414 7,378

- Pertanian 6,677 7,056 2,000 1,726 1,836 1,820 2,087 1,828

- Pertambangan & Penggalian 351 383 101 103 105 106 109 106

- Industri Pengolahan 4,820 4,909 1,209 1,216 1,259 1,280 1,230 1,247

- Listrik, Gas & Air Bersih 113 118 31 31 31 31 31 32

- Bangunan 2,063 2,196 552 571 589 640 582 599

- Perdagangan, Hotel & Restoran 6,183 6,518 1,656 1,667 1,701 1,814 1,740 1,782

- Pengangkutan & Komunikasi 1,839 2,089 534 547 568 629 587 594

- Keuangan, Persewaan & Jasa 1,264 1,339 339 343 350 364 349 358

- Jasa 2,953 3,074 675 773 844 963 699 832

Pertumbuhan PDRB (yoy %) 7.31% 5.42% 2.96% 5.41% 5.55% 5.15% 4.48% 5.74%

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 714.25 898.97 88.37 115.70 116.26 126.20 172.23 258.69

Volume Ekspor Nonmigas (ribu Ton) 6,423.72 6,530.14 814.11 1,560.52 1,882.61 2,435.02 2,573.43 2,848.31

Nilai Import Nonmigas (USD Juta) 85.56 95.49 12.78 10.09 19.20 13.43 21.91 21.40

Volume Import Nonmigas (ribu Ton) 102.07 92.87 9.78 12.56 8.29 13.56 17.36 23.49

Sumber Data : BPS dan Data Bank Indonesia

2010 TABEL INFLASI DAN PDRB

2008

(20)

7 Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2010

Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 Tw.2

PERBANKAN

Bank Umum :

Total Aset (Rp Triliun) 15,214 17,729 20,389 21,019 21,807 21,813 22,731 22,752 24,082

DPK (Rp Triliun) 12,793 14,988 17,570 18,125 18,412 18,789 18,995 19,400 20,686

- Giro(Rp Triliun) 2,601 2,911 2,813 10,577 4,118 3,909 3,059 3,947 4,440

- Deposito (Rp Triliun) 4,111 4,110 5,661 7,350 5,672 5,916 5,232 5,782 5,851

- Tabungan (Rp Triliun) 6,080 7,967 9,097 199 8,622 8,965 10,705 9,671 10,395

Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi proyek 7,584 9,992 12,319 12,319 13,149 13,536 14,824 15,082 16,067 *

- Modal Kerja 2,616 3,663 4,825 4,834 8,460 4,457 4,909 4,471 5,181 *

- Investasi 2,850 3,204 3,147 3,334 4,479 3,927 4,227 4,492 4,350 *

- Konsumsi 2,117 3,126 4,347 4,511 210 5,153 5,689 6,119 6,536 *

Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi kantor 5,491 6,977 9,381 9,595 10,109 10,595 11,461 11,800 12,971

- Modal Kerja 2,078 2,571 3,296 3,216 6,938 3,612 8,101 3,588 4,234

- Investasi 1,576 1,634 2,096 2,210 2,982 2,303 3,305 2,949 2,996

- Konsumsi 1,837 2,772 3,989 4,169 4,407 4,680 5,028 5,263 5,741

- LDR 42.92% 46.55% 53.39% 52.94% 54.90% 56.39% 60.33% 60.82% 62.70%

Kredit UMKM (Rp Triliun) 4,153 5,401 7,233 7,430 7,872 8,259 8,804 9,100 9,742

Kredit Mikro (< Rp50 juta) (Triliun Rp) 1,895 1,958 2,113 2,133 2,150 2,197 2,226 2,165 2,202

- Kredit Modal Kerja 362 261 300 309 318 332 349 335 361

- Kredit Investasi 165 111 104 110 121 125 131 153 130

- Kredit Konsumsi 1,368 1,586 1,709 1,714 1,711 1,739 1,746 1,677 1,711

Kredit Kecil (Rp50 juta < X Rp500 juta) (Triliun Rp) 1,144 1,895 3,123 3,419 3,778 4,064 4,440 4,739 5,121

- Kredit Modal Kerja 482 596 831 882 956 994 1,028 917 971

- Kredit Investasi 264 254 216 211 231 247 266 408 332

- Kredit Konsumsi 398 1,045 2,076 2,326 2,591 2,823 3,146 3,414 3,819

Kredit Menengah (Rp500 juta < X Rp5 miliar) (Triliun Rp)1,114 1,547 1,997 1,878 1,944 1,998 2,138 2,197 2,419

- Kredit Modal Kerja 714 966 1,259 1,193 1,288 1,327 1,392 1,320 1,530

- Kredit Investasi 330 460 581 557 551 553 610 728 715

- Kredit Konsumsi 70 121 156 128 105 118 136 149 174

Total Kredit MKM (Triliun Rp) 4,153 5,401 7,233 7,430 7,872 8,259 8,804 9,100 9,742

NPL MKM gross (%) 2.63 3.40 2.20 2.59 3.10 2.55 2.18 2,47 1.66

NPL MKM net (%) n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

BPR :

Total Aset (Rp Milliar) 308,929 403,127 510,926 525,142 534,702 560,258 577,361 571,733 595,079

DPK (Rp Milliar) 246,946 319,147 399,095 419,642 429,696 456,420 469,743 472,092 485,353

- Tabungan (Rp Milliar) 88,038 135,699 143,842 140,766 155,758 188,951 191,668 273,253 213,525

- Giro (Rp Milliar) - - -

-- Deposito (Rp Milliar) 158,907 183,447 255,253 278,877 273,938 267,469 278,075 198,839 271,828

Kredit (Rp Milliar) - berdasarkan lokasi kantor 172,858 214,635 281,155 269,069 294,009 305,378 309,048 304,636 320,881

- Modal Kerja 60,554 80,801 104,106 101,786 105,283 106,360 108,046 103,981 113,109

- Investasi 16,518 15,146 30,360 31,354 33,434 33,880 36,508 35,424 40,653

- Konsumsi 95,786 118,688 146,689 135,929 155,292 165,137 164,495 165,230 167,119

Total Kredit UMKM (Rp Milliar) 172,858 214,635 281,155 269,069 294,009 305,378 309,048 304,636 320,881

Rasio NPL Gross (%) 7.79 5.77 5.87 6.56 6.17 6.10 6.05 6.55 6.14

Rasio NPL Net (%)

LDR 70.00% 67.25% 70.45% 64.12% 68.42% 66.91% 65.79% 64.53% 66.11%

Sumber Data : Bank Indonesia *Data bulan Mei 2010

2009 2008 INDIKATOR TABEL PERBANKAN 2010 2006 2007

(21)

5. `

1.1. Kajian Umum

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan II-2010 tumbuh hingga 5,74% (y-o-y), jauh meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,41% (y-o-y). Dari sisi permintaan, eskpansi pertumbuhan terutama disebabkan oleh membaiknya kegiatan investasi dan kinerja ekspor. Iklim usaha semakin kondusif sejalan dengan fundamental ekonomi regional dan perekonomian global yang membaik pasca krisis global. Dari sisi penawaran, ekspansi terbesar terjadi pada sektor pertanian disusul oleh sektor pedagangan, hotel, dan restoran. Sementara itu, sektor pertanian masih menduduki peringkat pertama sebagai kontributor PDRB Kalbar triwulan II-2010, disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pertambangan.

1.2. Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, komponen yang dominan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Barat triwulan II-2010 diperkirakan berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, ekspor dan investasi dimana masing-masing memiliki pangsa sebesar 54,50%, 32,48% dan 26,63% dari total PDRB. Sementara itu, devisa regional atas perdagangan luar negeri Kalbar pada triwulan laporan sedikit menyusut sebagai dampak kenaikan yang lebih tinggi atas impor Kalbar dibandingkan kenaikan ekspornya.

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Kalimantan Barat

6000000 6500000 7000000 7500000 8000000 Q1/08 Q2/08 Q3/08 Q4/08 Q1/09 Q2/09 Q3/09 Q4/09 Q1/10 Q2/10 Periode Ju ta R p 0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 7.00%

PDRB Nomial Grow th (yoy)

BAB

(22)

9

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

A. Konsumsi

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan tumbuh moderat sebesar 5,87% (y-o-y). Masih tingginya tingkat konsumsi rumah tangga tidak terlepas dari adanya rapelan kenaikan gaji dan gaji ke-13 PNS sehingga meningkatkan daya beli masyarakat. Disamping itu, adanya perhelatan pilkada di sejumlah kota dan kabupaten ikut mendorong pengeluaran rumah tangga pada masa kampanye kontestan.

Dari hasil survei, indikasi percepatan konsumsi secara keseluruhan tercermin pada sejumlah indeks survei konsumen yang menunjukkan trend positif. Membaiknya pola konsumsi tersebut tercermin pada trend pergerakan indeks pembelian barang tahan lama dan indeks ekspektasi konsumen dalam satu tahun terakhir.

Sedangkan beberapa prompt indikator yang mendukung adanya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan II-2010 antara lain peningkatan tren penjualan kendaraan bermotor dan konsumsi listrik seperti tercermin dalam grafik dibawah ini.

juta Rp

No. Jenis Penggunaan Grow th (yoy)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TWII-10

1 Peng. Kons ums i Rumahtangga 3,759,203 3,797,609 3,895,142 3,947,909 3,950,226 4,020,494 5.87% 2 Peng. Kons ums i Lembaga 65,817 67,629 69,769 70,929 67,519 70,869 4.79% 3 Peng. Kons ums i Peme rintah 756,290 889,722 961,244 1,147,148 779,155 941,235 5.79% 4 Pembentuk an Modal Tetap 1,875,727 1,884,316 1,907,057 1,967,780 1,942,828 1,964,313 4.25% 5 Perubahan Stok 386,573 -8,327 96,352 315,191 495,680 73,994 -988.63% 6 Ek spor Barang dan Jas a 2,008,152 2,270,700 2,278,461 2,133,506 2,146,789 2,396,342 5.53% 7 Dikurangi Impor Barang dan Jasa1,755,312 1,924,783 1,926,645 1,935,317 1,968,082 2,089,655 8.57% PDRB 7,096,450 6,976,867 7,281,379 7,647,147 7,414,114 7,377,592 5.74% Sumber : BPS Provinsi Kalbar

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Dari Sisi Permintaan

2009 2010

(23)

Sedangkan, pengeluaran konsumsi pemerintah mengindikasikan adanya perlambatan khususnya terhadap belanja modal, karena persetujuan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) 2010 di tingkat DPRD mengalami keterlambatan sehingga angka pertumbuhan konsumsi pemerintah tumbuh melambat sebesar 5,79% (y-o-y). Data dari Bidang Akuntansi Propinsi Kalbar mencatat bahwa realisasi belanja daerah sampai dengan bulan Juni 2010 baru mencapai Rp364 Miliar atau 21,72% dari alokasi belanja daerah 2010. Prosentase tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi bulan Juni 2009 yang mencapai 36,556% atau mencapai Rp558,7 Miliar. Hampir seluruh realisasi belanja di triwulan laporan diperuntukkan kepada pengeluaran rutin atau belanja pegawai, seperti gaji dan biaya maintenance gedung.

B. Ekspor - Impor

Pada triwulan laporan, berdasarkan harga konstan, neraca perdagangan barang dan jasa Kalimantan Barat mengalami surplus sebesar Rp306 Miliar, yaitu dari ekspor sebesar Rp2.396 Miliar dikurangi impor sebesar Rp2.090 Miliar. Hal ini didukung dari data ekspor impor Kantor Bea Cukai Cabang Pontianak, perdagangan luar negeri Kalbar mengalami surplus devisa sebesar USD 262,3 juta yang bersumber dari ekspor non migas sebesar USD 283,7 juta dikurangi impor non migas sebesar USD 21,4 juta.

Grafik 1.4. Penjualan Kendaraan

(24)

11

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

B.1. Ekspor Barang dan Jasa

Salah satu faktor pemicu pertumbuhan ekonomi Kalbar di triwulan laporan berasal dari kegiatan ekspor barang dan jasa yang mengalami percepatan pertumbuhan sebear 5,53% (y-o-y). Percepatan ini tidak terlepas dari peningkatan ekspor non migas Kalbar berupa komoditi bijih aluminium (bauksit) yang meningkat hingga 86,76% (y-o-y) menjadi 2,8 juta ton pada triwulan laporan dengan negara tujuan utama adalah China. Disusul oleh ekspor kayu sebesar 69 ribu ton atau meningkat 43,03% (y-o-y) dengan negar tujuan utama adalah Jepang.

Sedangkan ekspor karet yang secara kuantitas mengalami penurunan

hingga 25,41% (y-o-y), namun secara nominal meningkat hingga 62,51% (y-o-y) dengan nilai ekspor mencapai USD 70,2 juta. Hal ini tidak terlepas dari harga karet dunia yang telah mengalami perbaikan paska krisis keuangan global sejak triwulan II-2009. Negara utama pengimpor karet Kalbar masih diduduki oleh Jepang dan Korea Selatan sejalan dengan industri automotifnya yang terus berkembang.

Grafik 1.6. Perkembangan Ekspor Impor non migas Kalimantan Barat -50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 300,000,000 Tw 1-09 Tw 2-09 Tw 3-09 Tw 4-09 Tw 1-10 Tw 2-10

Sumber : B P S P ro vinsi Kalbar (Dio lah)

Ri

b

u US

D

Ekspor Impor Surplus

(USD)

COMMODITY

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II Pearls,precious and semi prec.stone 0 0 0 21,071,936 11,967,066 91,324,778 Rubber and articles thereof 40,620,921 43,169,885 29,396,970 27,393,721 55,713,664 70,156,084 Ores, slag and ash 17,441,198 32,257,111 43,827,175 51,986,519 61,269,496 68,678,642 Wood and articles of w ood 27,416,768 35,284,791 35,052,086 38,792,291 48,490,154 47,249,230 Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert 1,835,326 1,442,533 1,637,969 1,959,691 1,052,671 2,005,356 Animal or vegt. f ats and oils 75,836 329,574 5,700,990 7,126,169 38,808 1,704,183 Furniture,bedding,lamps illum.signs 593,198 415,552 354,112 421,549 635,401 641,401 Res. and w aste from food industries 273,543 355,581 760,672 392,219 335,402 450,354 Miscellaneous chemical products. 366,536 754,127 475,405 357,832 529,770 397,980

OTHERS 907,544 4,273,566 1,099,797 1,086,838 4,969,640 1,105,110

Jumlah 89,530,870 118,282,720 118,305,175 150,588,764 185,002,072 283,713,119

Sumber : Data Warehouse BI

Tabe l 1.2. Eks por 10 Kom oditi Non Migas Utama Kalim antan Barat

(25)

B.2. Impor Barang dan Jasa

Berdasarkan harga konstan, impor Kalimantan Barat tumbuh 8,57% (y-o-y), kontras dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang turun 2,66% (y-o-y). Meningkatnya impor ini tidak terlepas dari adanya kenaikan impor pupuk dan perkapalan sejalan dengan kinerja perkebunan kelapa sawit serta sektor jasa angkutan sungai dan laut. Untuk pupuk, Malaysia menjadi negara pengekspor utama ke Kalimantan Barat dengan alasan faktor efisiensi biaya distribusi dan waktu. Sementara impor perkapalan dipasok dari China karena pertimbangan biaya pembelian yang lebih murah.

Jika dilihat secara nominal, impor mesin boiler menduduki peringkat pertama dengan nilai USD 3,3 juta dolar di triwulan laporan. Disusul kemudian oleh impor perkapalan dan pupuk dengan nilai impor mencapai USD 3,1 juta dan USD 2,5 juta. Impor mesin boiler dibutuhkan sebagai fasilitas atau infrastruktur utama dalam usaha industri pengolahan kelapa sawit yang sedang booming di Kalimantan Barat.

C. Investasi

Pemicu pertumbuhan lainnya berasal dari kegiatan investasi yang mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 4,25% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,12% (y-o-y). Iklim investasi yang lebih kondusif ini tidak terlepas dari pelayanan satu atap melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di 12 kabupaten dan kota di Kalbar sehingga proses perizinan usaha dapat lebih cepat. Selain itu, prospek usaha di bidang pertambangan dan perkebunan juga masih menjanjikan sejalan dengan permintaan dunia yang stabil bahkan dengan kecenderungan meningkat.

(USD) COMM ODITY

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

Nuclear react.,boilers,mech. appli. 6,631,227 2,332,045 1,971,917 4,514,255 7,224,980 3,336,156 Ships,boats and floating structures 453,198 490,110 11,596,734 1,605,622 651,844 3,080,603

Fertilizers 1,536,678 2,108,438 8,421 874,880 1,506,100 2,518,558

Sugars and sugars confectionery. 0 0 0 0 3,169,480 2,325,000

Iron and steel 1,178,016 1,585,317 1,330,022 826,509 0 1,836,261

Organic chemicals 214,550 468,545 384,903 1,323,113 1,254,611 1,342,703

Plastics and articles thereof 23,106 556,254 483,133 376,861 1,025,341 1,141,089 Vehicles other than railw ay 114,357 84,908 327,038 431,532 597,378 803,019 Zinc and articles thereof 372,298 272,424 548,091 709,840 774,485 791,676

OTHERS 2,253,794 2,196,508 2,548,961 2,781,098 5,708,824 4,226,552

JUMLAH 12,777,225 10,094,549 19,199,221 13,443,709 21,913,044 21,401,616

Sumber : Data Warehouse BI (diolah)

Tabel 1.3. Impor 10 Komoditi Non Migas Utama Kalimantan Barat

(26)

13

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

Dari sisi pembiayaan, meningkatnya investasi antara lain tercermin pada outstanding kredit investasi oleh sektor perbankan yang tumbuh lebih baik dibandingkan outstanding kredit di triwulan II-2009. Sampai dengan bulan Juni 2010, pertumbuhan kredit berdasarkan lokasi kantor tumbuh 39,80% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 27,22% (y-o-y).

Perkembangan iklim usaha yang semakin kondusif juga dapat dilihat dari perkembangan rencana investasi yang tercermin dari data persetujuan proyek baru, alih status dan perluasan usaha pada triwulan II-2010 yang bertambah sebanyak 17 proyek untuk persetujuan investasi asing (PMA) senilai USD 509,60 juta dan Rp7,2 triliun, meningkat jauh dibanding triwulan II-2009 yang hanya Rp9,2 Miliar. Dari 21 proyek tersebut diperkirakan akan menyerap tenaga kerja kurang lebih sebanyak 14.395 orang yang sebagian besar akan bergelut dalam industri kelapa sawit dan jasa perdagangan ekspor impor. Sedangkan persetujuan proyek baru PMDN di triwulan II-2010 betambah 2 proyek senilai Rp853 Miliar dengan target kebutuhan tenaga kerja mencapai 2.750. Kedua proyek tersebut akan bergerak dalam bidang usaha industri minyak kasar (minyak makanan) dari nabati.

NO. BIDANG USAHA NILAI JUMLAH

PROYEK ASING INDONESIA PMA

1 Perkebunan Kelapa Sawit USD 38,4 juta 1 - 800

Rp 7.247,7 miliar 13 12,725

2 Industri Karet Remah USD 23 juta 1 - 104

3 Perdagangan Besar USD 96,5 juta 4 - 70

4 Pertambangan USD 350 juta 1 - 696

5 Penangkapan Ikan USD 1,7 juta 1 -

-PMDN

1 Industri Minyak Kasar Rp 853 miliar 2 2,750

Tabel 1.4. Persetujuan Proyek Baru, Alih Status dan Perluasan PMA dan PMDN TENAGA KERJA

Sumber : BKPMD Kalbar (diolah)

selama triwulan II-2010

Grafik 1.7. Kredit Investasi Perbankan Grafik 1.8. Ekspektasi Kondisi Ekonomi -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

Sumber : LBU Bank Umum

M il ia r R p -5 10 15 20 25 30 35 40 45 2009 2010 yo y ( %)

Kredit Invest asi

Growt h Kred it Invest asi Sumber : Surv ei Konsumen BI Pont ianak

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 01-09 02-09 03-09 04-09 05-09 06-09 07-09 08-09 09-09 10-09 11-09 12-09 01-10 02-10 03-10 04-10 05-10 06-10 07-10 08-10 09-10 Kondisi Ekonomi Ket ersediaan Lapangan Ker ja Penghasilan

Lev el Opt imis

(27)

Sementara indikator kegiatan investasi yang meningkat dapat dilihat perkembangan realisasi investasi proyek dari sisi swasta dengan penanaman PMDN/ PMA di Kalimantan Barat hingga triwulan II-2010 terhadap rencana investasinya. Dibandingkan realisasi investasi hingga triwulan II-2009 yang mencatat realisasi dengan nilai Rp917,7 Miliar untuk delapan proyek PMDN dan USD31,9 juta untuk lima proyek PMA, maka di triwulan laporan realiasi investasi meningkat hingga Rp1.197 Miliar untuk 6 proyek PMDN dan USD133,7 juta untuk 3 proyek PMA.

1.3. Sisi Penawaran

Respon sektoral terhadap percepatan di sisi permintaan, tercermin pada peningkatan nilai tambah di seluruh sektor ekonomi. Dua sektor menunjukkan pertumbuhan yang meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yakni sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh 5,93% dan 6,92% (y-o-y). Sementara itu, tujuh sektor lainnya memiliki pertumbuhan positif dengan laju yang lebih lambat.

Secara nominal, nilai PDRB tahunan Kalimantan Barat triwulan II-2010 (berdasarkan harga konstan 2000) mencapai Rp7.378 Miliar dengan sektor yang

Tabel 1.5. Rekapitulasi Perkembangan Investasi Proyek PMDN/PMA Di Kalbar TAHUN 2006, 2007, 2008, 2009 dan Triwulan II TAHUN 2010

JUMLAH INVESTASI J UMLAH INVESTASI JUMLAH INVESTASI J UMLAH INVESTASI PROYEK (Rp. J uta) PROYEK (Rp. Juta) PROYEK (Rp. Juta) PROYEK (US Ribu)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2006 142 13,605,398.27 103 4,100,066.65 114 1,728,422.09 44 627,992.52 2 2007 158 40,015,469.56 109 4,579,582.98 131 1,981,590.97 49 725,441.72 3 2008 168 43,613,640.96 118 5,201,254.75 154 2,492,407.12 53 760,343.79 4 2009 181 50,094,936.00 129 6,339,179.61 173 2,778,897.07 58 944,177.87 4 *)2010 183 51,019,516.00 135 7,536,778.10 190 3,652,997.69 61 1,077,860.64

Sumber : BKPM D Prov. Kalbar

PMDN PMA

NO. TAHUN RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI

yoy (%)

No. Sektor Ekonomi

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

1. Pertanian 1.13 3.93 6.02 7.91 4.35 5.93

2. Pertam bangan dan penggalian 6.99 9.08 9.73 8.01 7.95 3.08

3. Indus tri pengolahan (1.20) 1.85 2.35 1.45 1.79 2.52

4. Lis trik, gas dan air m inum 7.75 7.16 4.26 0.55 1.22 1.93

5. Bangunan 4.38 6.56 7.87 9.16 5.47 4.98

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.61 6.27 5.95 3.92 5.03 6.92

7. Pengangkutan dan Kom unikas i 8.77 9.14 9.57 8.70 9.81 8.52

8. Keuangan 4.39 4.42 4.30 3.82 3.17 4.33

9. Jasa-jasa 7.87 9.41 4.50 3.06 3.56 7.59

PDRB 2.96 5.41 5.55 5.15 4.48 5.74

Sumb er : BPS Provinsi Kalbar

TABEL 1.6. Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi

(28)

15

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

paling besar menyumbang nilai PDRB tersebut adalah sektor pertanian dengan nominal sebesar Rp1.828 Miliar (24,78%), diikuti dengan sektor perdagangan sebesar Rp1.782 Miliar (24,15%), dan sektor industri pengolahan sebesar Rp1.247 Miliar (16,90%).

A. Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian mencatat ekspansi sebesar 5,93% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,93%. Faktor pemicunya adalah membaiknya iklim usaha pada sub sektor tanaman pangan yang meningkat 9,43% (y-o-y). Berdasarkan ARAM II-2010 dari BPS Propinsi Kalbar, luas panen dan produksi tanaman padi periode Mei s/d Agustus 2010 diperkirakan masing-masing mencapai 47.410 Ha dan 164.845 ton. Angka tersebut meningkat jauh dibandingkan Angka Tetap (ATAP) 2009 periode Mei s/d Agustus 2009 dimana masing-masing mecatat luas panen dan produksi sebesar 33.723 Ha dan 117.325 ton.

Sementara itu, sub sektor tanaman perkebunan mencatat pertumbuhan hingga 5,27% (y-o-y), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2009 sebesar 7,84% (y-o-y). Penopang pertumbuhan sub sektor ini berasal dari produksi tanaman karet yang mengalami peningkatan sejalan dengan frekuensi penorehan yang meningkat di musim kemarau. Disisi lain, pengaruh musim kemarau mengakibatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit mengalami penyusutan yang tercermin dari penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan Crued Palm Oil (CPO).

Grafik 1.9. Pangsa PDRB Menurut Sektor Ekonomi

24.78% 1.44% 16.90% 0.43% 8.12% 24.15% 8.05% 4.85% 11.27%

Pertanian Pertambangan dan penggalian

Industri pengolahan Listrik, gas dan air minum

Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan Jasa-jasa

(29)

Perlambatan pertumbuhan juga terjadi sub sektor perikanan dan sub sektor peternakan dimana masing-masing tumbuh moderat sebesar 3,14% dan 3,28% (y-o-y). Data dari Dinas Perikanan Provinsi Kalbar menunjukkan adanya pelemahan atas hasil perikanan tangkap laut yang tumbuh melambat sebesar 0,37% (y-o-y) pada triwulan laporan akibat frekuensi melaut yang berkurang karena ongkos melaut yang semakin mahal. Tidak jauh berbeda, melemahnya kinerja sub sektor perternakan lebih banyak dipengaruhi oleh penurunan produksi ternak unggas, yakni jenis ayam ras pedaging.

Sedangkan sub sektor kehutanan mengalami kontraksi -3,04% (y-o-y) sejalan dengan kegiatan pemanenan hutan tanaman industri (HTI) selama triwulan laporan yang turun menjadi 39,3 juta m3, jauh lebih rendah dibandingkan pemanenan triwulan II-2009 sebesar 81,0 juta m3.

B. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran masih akan menduduki posisi kedua dalam komposisi struktur perekonomian Kalimantan Barat, yakni dengan pangsa sebesar 23,15%. Dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang tercatat

Tahun CPO TBS

Tw II-2008 152,093,233 706,659,227

Tw II-2009 192,110,770 890,037,197

Tw II-2010 156,819,269 814,618,223

Growth II-2010 (yoy) -18.37% -8.47%

Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi Kalbar (diolah) Tabel 1.7

Prov. Kalbar Tahun Triwulan II periode 2008 s/d 2010 Perkembangan Produksi CPO dan TBS

Tahun Ekspor Karet

Tw II-2008 663,075,367

Tw II-2009 765,881,863

Tw II-2010 743,545,571

Growth II-2010 (yoy) -2.92%

Sumber : GAPKINDO Kalbar (diolah) Tabel 1.8

Prov. Kalbar Tahun Triwulan II periode 2008 s/d 2010 Perkembangan Ekspor Karet

NO TAHUN PENANAMAN PEMANENAN

LUAS (Ha) m3

1 II-2007 2,002.32 129,779,020.00

2 II-2008 2,446.63 78,660,650.00

3 II-2009 1,383.26 80,973,738.00

4 II-2010 302.25 39,343,980.00

Sumb er : Dinas Kehutanan Propinsi Kalbar (diolah)

Tabel 1.9. REALISASI PENANAMAN DAN PEMANENAN IUPHHK-HUTAN TANAMAN DI PROPINSI KALBAR

(30)

17

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

tumbuh 6,27% (y-o-y), pertumbuhan di triwulan II-2010 meningkat sebesar 6,92% (y-o-y).

Dilihat dari sub sektornya, pada triwulan II-2010 ini sub sektor perdagangan besar dan eceran merupakan sub sektor yang memiliki kontribusi terbesar hingga 96,99% dari total PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada triwulan laporan, pertumbuhan subsektor perdagangan 6,92% (y-o-y). Pertumbuhan sub sektor perdagangan diindikasikan oleh prompt indikator peningkatan arus bongkar muat di pelabuhan Pontianak. Sedangkan kredit perbankan terhadap sektor perdagangann juga menunjukkan trend positif walaupun mengalami sedikit perlambatan.

Sub sektor lainnya, yakni sub sektor hotel dan sub sektor restoran, mencatat pertumbuhan masing–masing sebesar 5,53% dan 7,49% (y-o-y). Hal ini dapat diindikasikan dari prompt indikator retribusi pajak hotel dan pajak restoran selama triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan dengan trend positif.

Grafik 1.10. Arus Bongkar Muat Barang Grafik 1.11. Kredit Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Grafik 1.12. Pajak Hotel Grafik 1.13. Pajak Restoran

Sumber: Pelindo Pontianak

0 50 100 150 200 250 300 350 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 2009 2010 ribuan ton % (40.00) (20.00) -20.00 40.00 60.00 80.00

Luar Negeri Dalam Negeri growth (yoy)

Sumber : LBU BI (diiolah)

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2009 2010 Triliun Rupiah % 0 5 10 15 20 25 30

Kredit Sektor Perdagangan growth

(31)

C. Sektor Industri Pengolahan

Kinerja sektor Industri pengolahan pada triwulan laporan tumbuh sebesar 2,52% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,85%. Pertumbuhan ini ditopang dari kegiatan industri pengolahan karet dan keramik (barang lainnya) sejalan dengan meningkatnya permintaan dari China dan Malaysia. Beberapa prompt indikator seperti ekspor barang manufaktur, dan hasil survei SKDU triwulan II-2010 menunjukkan adanya perbaikan.

D. Sektor Lainnya

Kinerja sektor jasa-jasa yang menduduki posisi keempat penyumbang PDRB Kalbar bergerak dengan laju pertumbuhan yang sedikit melambat menjadi sebesar 7,59% (y-o-y) akibat perlambatan pada realisasi belanja pemerintah. Prompt indikatornya antara lain pajak hiburan triwulan II-2010 yang mengalami pelambatan. Sedangkan pajak reklame menjadi penopang pertumbuhan untuk sektor jasa-jasa melalui jasa swasta seiring meningkatnya pemasangan spanduk dan rekllame untuk perhelatan pilkada di beberapa kota atau kabupaten.

Grafik 1.14. Ekspor Manufaktur

(32)

19

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada perkembangan sektor pengangkutan dan komunikasi. Dibandingkan triwulan II-2009, kinerja sektor ini mengalami sedikit perlambatan dengan angka pertumbuhan sebesar 8,52% (y-o-y). Sub sektor penopang pertumbuhan berasal dari sub sektor komunikasi yang tumbuh meningkat 17,83% (y-o-y) akibat iklim usaha di bidang jasa telekomunikasi yang terus berkembang dengan pesat. Kondisi ini tidak terlepas dari dampak globalisasi bidang telekomunikasi yang semakin dibutuhkan masyarakat Kalbar, baik untuk kebutuhan komunikasi semata maupun untuk kebutuhan bisnis.

Sedangkan sub sektor pengangkutan masih tumbuh positif sebesar 6,24% (y-o-y) sejalan dengan masih tingginya arus penumpang selama liburan sekolah. Dukungan dari sektor perbankan sedikit banyak ikut membantu mendorong laju pertumbuhan dalam sektor usaha ini.

Kinerja sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan II-2010 bergerak stabil dengan angka pertumbuhan mencapai 4,33% (y-o-y). Kondisi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan kredit sub sektor bank yang tumbuh membaik seperti terlihat dalam pertumbuhan total kredit posisi akhir bulan Juni 2010 sebesar 28,31% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 24,87% (y-o-y). Hai ini tidak terlepas dari dampak penurunan suku bunga yang telah dijalakan oleh perbankan dalam satu tahun terakhir. Disamping itu, perkembangan sub sektor bank juga terlihat dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan II-2010 dimana kegiatan usaha bank memiliki nilai saldo bersih tertimbang normal sebesar 1,11, membaik dibandingkan dengan nilai saldo bersih tertimbang di triwulan II-2009 yang memiliki angka 0,82.

(33)

Sementara itu, dengan harga besi dan baja sebagai bahan dasar bagunan setelah semen yang telah merangkak naik, sektor bangunan ikut terkena dampaknya. Kinerja sektor bangunan pada triwulan II-2010 diperkirakan tumbuh melambat sebesar 4,98% (y-o-y). Prompt indikator pendukung tercermin dari pertumbuhan transaksi penyaluran semen oleh distributor dan pertumbuhan kredit dalam sektor bangunan posisi Juni 2010 yang tumbuh melambat menjadi 12,03 dari 21,82% (y-o-y) di bulan yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki pangsa relatif kecil terhadap PDRB, yaitu hanya sebesar 1,44%, tumbuh melambat sebesar 3,08% (y-o-y). Masih kecilnya pangsa pertambangan terhadap PDRB karena belum semua perusahaan pertambangan yang ada di Kalbar, khususnya tambang bauksit, melaporkan produktifitasnya secara tepat waktu ke dinas terkait. Kinerja sektor pertambangan diperkirakan akan mengalami lonjakan dalam beberapa tahun ke depan sejalan dengan hasil eksplorasi yang mengindikasikan potensi tambang dengan kandungan yang sangat besar di Kalbar.

Grafik 1.20. SKDU Sub Sektor Bank Grafik 1.21. Kredit Perbankan Kalbar

(34)

21

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

Sektor lainnya yang juga relatif kecil pangsanya terhadap PDRB, yaitu sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, mengalami perlambatan pertumbuhan 1,93% (y-o-y). Laju pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan II-2009 yang tumbuh sebesar 7,16% (y-o-y). Jumlah kapasitas terpasang yang terbatas mengakibatkan penambahan daya dan jumlah pelanggan tidak bisa meningkat setinggi di triwulan sebelumnya.

(35)

BOKS 1

.

MONITORING APLIKASI TRICHODERMA PADA TANAMAN PADI DI LIMA KABUPATEN DI KALIMANTAN BARAT

Monitoring aplikasi Trichoderma dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi dan aplikasi Trichoderma yang telah dilaksanakan sebelumnya. Tujuannya untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan sosialisasi dan mengukur tingkat penerimaan petani terhadap metode budidaya padi menggunakan Trichoderma.

Monitoring aplikasi Trichoderma dilakukan di 5 kabupaten yang menjadi pilot project di Kalbar, yaitu Kabupaten Landak (sebanyak 2 desa), Kabupaten Pontianak (sebanyak 2 desa), Kabupaten Bengkayang (sebanyak 3 desa), Kabupaten Sambas (sebanyak 1 desa), Kabupaten Kubu Raya (sebanyak 1 desa). Setelah itu monitoring dilanjutkan dengan kunjungan ke pabrik pupuk organik PT. Sinka Sinye Agrotama (SSA). Hasil monitoring adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten Landak

a. Desa Sidas

Di Kabupaten Landak, sosialisasi aplikasi Trichoderma pada tanaman padi telah dilaksanakan pada bulan April 2010. Menurut informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Landak, para petani telah dilatih terlebih dahulu oleh dinas kabupaten. Penanaman padi dengan menggunakan kompos Trichoderma telah dilakukan di Desa Paoh pada bulan Juni 2010 dan daerah Sidas pada bulan Juli 2010. Monitoring pertama dilakukan pada Desa Sidas dimana padi yang ditanam baru berumur sekitar satu minggu. Pertumbuhan padi pada umur satu minggu ini belum jelas terlihat pengaruh Trichodermanya, namun demikian pemakaian Trichoderma telah diarahkan ke wilayah yang lebih luas di Kabupaten Landak.

b. Desa Pauh

Desa Pauh Kecamatan Sompak sebelumnya juga telah menjadi daerah sosialisasi trichoderma. Namun demikian, di desa ini tidak ditemukan adanya penanaman padi dengan menggunakan Trichoderma. Lokasi sawah yang ada tergenang air secara merata, kompos jerami dengan memakai Trichoderma yang sebelumnya dibuat di tempat tersebut juga telah dipindahkan ke tempat lain. Penelusuran yang dilakukan tim monitoring tidak membuahkan hasil, sehingga tidak ada sawah di Kabupaten Landak yang dapat diamati pertumbuhan padinya.

(36)

23

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

2. Kabupaten Pontianak

a. Desa Pak Bulu

Monitoring dilanjutkan menuju desa Pak Bulu di Kecamatan Anjongan Kabupaten Pontianak. Di desa ini kelompok tani yang dikunjungi adalah Kelompok Tani Cemara. Luasan sawah yang ditanami dengan menggunakan kompos jerami Trichoderma seluas 8 hektar dan 12 hektar lagi di luar lokasi

yang dikunjungi. Bulan tanam pertengahan Juni 2010 dengan varietas padi

Mekongga. Pada aplikasi kompos Trichoderma ini telah ditambahkan pupuk urea sebanyak 25 kg. Jumlah jerami sekitar 1 ton untuk luasan 0,6 hektar. Sistem tanam

telah menggunakan sistem legowo. Padi yang ditanam telah berumur sekitar 20

hari, pertumbuhan terlihat bagus, dan panen diperkirakan pada pertengahan bulan September 2010. Biasanya panen yang dihasilkan di lokasi ini sekitar 4,5 ton per

hektar dengan varietas Ciherang maupun Mekongga. Penanaman sudah dilakukan

dua kali dalam setahun dan sedang diupayakan dan dicoba untuk bisa tanam tiga kali dalam setahun.

b. Desa Anjungan Melancar

Lokasi sawah yang dimonitoring adalah milik kelompok Tani PPPHT. Saat ini tanaman padi yang menggunakan Trichoderma sudah berumur sekitar 70 hari dengan luasan tanam 0,18 hektar. Pertumbuhan padi terlihat bagus dan sudah mengeluarkan bulir padi, panen diperkirakan pada awal bulan Agustus 2010. Aplikasi yang diterapkan hanya Trichoderma saja tanpa pupuk kimia lainnya, namun demikian lahan yang digunakan adalah bekas lahan untuk pembibitan padi dan sebelumnya pernah diberikan pupuk patroganik. Perkiraan hasil panen untuk luasan 0,18 hektar tersebut adalah 1,3 ton atau sekitar 6,5 ton per hektarnya. Pembeli padi hasil panen di daerah ini diantaranya Mitra Benih Agro membeli dengan harga Rp. 2.750 per kg Gabah Kering panen (GKP), Sang Hyang Sri biasanya membeli dengan harga Rp. 3.000 per kg GKP, dan pasar bebas dengan harga gabah Rp. 2.500 per kg GKP. Pembelian sebelumnya oleh Sang Hyang Sri mencapai 50 hingga 75 ton. Hama yang ada saat ini adalah burung dan tikus.

(37)

3. Kabupaten Bengkayang a. Desa Sentibak

Di kabupaten Bengkayang, lokasi pertama yang dimonitoring adalah desa Sentibak Kecamatan Teriak. Di lokasi ini luasan tanam padi yang menggunakan Trichoderma adalah sekitar 6 hektar oleh kelompok tani Cahaya Baru. Padi yang ditanam sudah berumur sekitar 30 hari dan diperkirakan akan panen pada akhir bulan Agustus 2010. Pertumbuhan padi terlihat cukup bagus dan aplikasi yang diterapkan hanya kompos jerami dan Trichoderma saja. Namun demikian jerami yang digunakan belum sesuai kebutuhan minimal per hektarnya. Saat ini jerami hanya sekitar 2 ton sehingga terlihat bahwa tanaman masih memerlukan tambahan pupuk urea sekitar 60 kg per hektarnya. PPL diminta untuk mengawasi tanaman dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengantisipasi kekurangan jerami. Dalam pembuatan kompos jerami menggunakan Trichoderma petani tidak mengalami kesulitan selain kurangnya jumlah jerami dan terpal untuk proses pengomposan. Sistem tanam belum menggunakan sistem legowo, rata-rata panen sebelumnya sekitar 3 hingga 3,5 ton per hektar dengan pupuk kimia.

b. Desa Beringin

Desa Beringin berada di Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang, merupakan tempat dilaksanakannya sosialisasi aplikasi Trichoderma pada bulan Maret 2010. Pada saat monitoring, Kepala Desa menyampaikan informasi bahwa di Desa Beringin tidak jadi melakukan penanaman padi musim gadu karena program pengairan yang semula direncanakan akan terealisasi sebelum tanam ternyata ditunda. Kompos Trichoderma yang sudah dibuat kemudian diaplikasikan ke tanaman kakao dan timun. Dalam waktu sekitar 3 bulan setelah pemberian kompos Trichoderma, pohon kakao yang berumur 1,5 tahun telah mulai berbuah, padahal tanaman kakao di luar lokasi aplikasi dengan umur yang sama belum ada yang mengeluarkan buah. Pemupukan kompos Trichoderma pada tanaman timun juga menghasilkan buah yang banyak, namun pada saat panen tidak dapat dilakukan karena terjadi banjir. Pengaplikasian Trichoderma pada tanaman di luar padi ini bisa dijadikan contoh manfaat Trichoderma pada tanaman lainnya.

(38)

25

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010 Di desa ini penggunaan Trichoderma

juga sudah diterapkan dengan menggunakan media kompos dari kotoran sapi. Untuk padi menggunakan jerami, namun jumlahnya hanya 1,5 ton, tidak mencukupi untuk luasan per hektarnya. Kelompok tani yang mengelola lahan ini adalah kelompok tani Harapan

Masa. Luasan tanam padi yang menggunakan kompos Trichoderma sekitar 4 hektar, saat ini padi telah berumur sekitar 30 hari, kondisi yang tampak adalah kurangnya unsur N dari warna hijau yang lebih pucat dari kondisi normal tanaman, selain itu karena kurangnya jumlah jerami terlihat adanya karat besi pada tanaman padi. Disarankan untuk menambah urea dan pupuk KCL untuk mengatasi kekurangan N dan kekurangan Kalium. Di lokasi ini aplikasi Trichoderma menggunakan jerami, kotoran sapi, kapur, EM4 dan arang sekam. Jumlah panen biasanya sekitar 4 ton per

hektar dengan jenis padi Ciherang. Selain padi, Trichoderma juga digunakan

membuat kompos dengan media kotoran sapi, kompos ini diberikan pada tanaman cabai besar dan semangka. Untuk tanaman cabai terlihat buah yang dihasilkan lebih baik dan lebih banyak daripada tanpa kompos, tanaman cabai juga terlihat lebih sehat. Sebelumnya, tanpa kompos Trichoderma, buah cabai yang dihasilkan mengalami busuk buah dan tanaman banyak terserang jamur. Saat panen buah juga banyak yang rusak, sehingga hanya sedikit yang masuk dalam kualitas A. Namun setelah memakai kompos Trichoderma buah cabai sebagian besar masuk dalam kualitas A dengan harga yang lebih tinggi sekitar Rp8.000/kg hingga Rp9.000/kg.

4. Kabupaten Sambas

Desa Sungai Rusa

Di lokasi Gabungan Kelompok Tani Citra Mandiri ini luasan padi yang ditanam dengan memakai kompos jerami Trichoderma seluas 0,25 hektar. Padi ditanam pada awal bulan Mei 2010 dan diperkirakan akan panen pada awal

(39)

bulan Agustus 2010. Jenis padi yang ditanam adalahInpara 2.Kondisi tanaman padi terlihat bagus dan mulai akan keluar buah, namun demikian daerah ini masuk dalam daerah yang sedang diserang oleh hama keong mas. Dari informasi PPL menyebutkan bahwa di Kecamatan Selakau sudah sekitar 240 hektar sawah yang diserang oleh keong mas, sedangkan di desa Sungai Rusa sekitar 70 hektar lahan padi telah diserang.

5. Kabupaten Kubu Raya

Desa Rasau Jaya Umum

Lokasi terakhir dalam monitoring ini adalah desa Rasau Jaya Umum di lokasi sawah kelompok Tani Sukma Jaya Utama. Luasan tanam padi yang menggunakan

Trichoderma sekitar 16 hektar dengan padi jenis Inpara 1,2,3 dan Silugonggo yang

ditanam pada akhir bulan April 2010. Panen diperkirakan pada awal bulan Agustus 2010. Tidak menggunakan pupuk kimia, hanya menggunakan Trichoderma untuk mengkomposkan jerami padi saja. Saat ini kendala yang dihadapi adalah hama tikus, burung, walang sangit dan penggerek batang. Hama tersebut sedang diatasi dengan bantuan dari PPL setempat. Biasanya panen dilokasi ini sekitar 3,5 hingga 4

ton dengan menggunakan padi jenis Ciherang. Pembuatan kompos jerami dengan

Trichoderma di daerah ini menggunakan beberapa cara, cara pertama adalah pengomposan dengan penutupan terpal, pengomposan dengan cara terbuka, dan pengomposan dengan cara tebar. Dari ketiga cara tersebut, hasil yang terbaik adalah pengomposan dengan penutupan terpal karena dekomposisi berjalan dengan lebih baik dan lebih terkontrol.

Untuk menambah wawasan dan informasi dilakukan pula kunjungan ke pabrik

pupuk organik PT. Sinka Sinye Agrotama di Kota Singkawang. Pabrik ini

memproduksi pupuk organik dan juga pupuk kimia. Pemasaran lokal (60%) bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi sebagai salah satu item bantuan langsung pupuk (BLP) untuk petani di Kalbar, pemasaran lainnya ke luar Kalbar (40%) seperti ke Jawa dan Sumatera. Kapasitas produksi pabrik saat ini adalah 1.000 ton per hari sedangkan kapasitas terpasangnya adalah 300.000 ton per hari. Target produksi sekitar 200.000 ton pupuk organik per tahun. Harga jual rata-rata per kg pupuk organik adalah Rp. 3.000,- Harga jual untuk padi adalah Rp. 2.500 per kg sedangkan untuk perkebunan Rp. 3.500 per kg. Satu hektar padi

(40)

27

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kalimantan Barat Triwulan II -2010

memerlukan 600 kg pupuk organik sehingga total biayanya mencapai Rp. 1.200.000. Rata-rata petani di Kalbar sudah memakai pupuk organik buatan PT. SSA melalui program BLP. Produksi GKP yang diperoleh setelah menggunakan pupuk tersebut ada yang mencapai 13 ton/hektar.

Kesimpulan :

1. Penanaman padi dengan memanfaatkan jerami yang dikomposkan dengan

trichoderma telah dijalankan di 5 kabupaten (8 desa). Sosialisasi yang dilaksanakan oleh Tim Kerja Trichoderma dalam kerangka kerja TFPPED Kalbar bisa dikatakan cukup berhasil meskipun masih ada sebagian kecil desa yang belum melaksanakan pengaplikasian trichoderma.

2. Pertumbuhan padi umumnya terlihat baik, namun pada beberapa daerah

mengalami kondisi kekurangan unsur N yang diperkirakan karena jumlah jerami kurang mencukupi untuk luasan tanam yang dikerjakan.

3. Biaya produksi padi dengan menggunakan agensia hayati trichoderma dapat

ditekan hingga 90,0% dan produktifitas panen padi diperkirakan dapat meningkat antara 30,0% s.d 40,0%.

Tindak Lanjut:

1. Akan dilakukan pemantauan kondisi tanaman lebih lanjut, terutama saat

panen dan penghitungan hasil panen.

(41)

1.

2.1. Gambaran Umum

Laju inflasi tahunan Kalimantan Barat1 pada triwulan II-2010 sebesar 5,25% (y-o-y) atau melemah dibandingkan inflasi triwulan I-2010 yang sebesar 5,46%. Meskipun melemah, namun inflasi Kalimantan Barat masih berada sedikit di atas inflasi nasional periode yang sama yaitu sebesar 5,05% (Grafik 2.1). Sementara secara triwulanan, inflasi Kalimantan Barat pada triwulan II-2010 turun cukup signifikan menjadi sebesar 0,05% (q-t-q). Kondisi tersebut lebih rendah dibandingkan kondisi nasional yang sebesar 1,41% (q-t-q) (Grafik 2.2).

Grafik 2.1. Inflasi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber: BPS Kalbar, diolah

Keterangan: *perhitungan inflasi tahun dasar 2007 **termasuk inflasi tahunan kota Singkawang

Grafik 2.2. Inflasi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber: BPS Kalbar, diolah

Keterangan: *perhitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007 termasuk kota Singkawang

Selama triwulan II-2010, inflasi bulanan Kalimantan Barat relatif rendah dan berada jauh di bawah inflasi

nasional (Grafik 2.3). Pada

bulan April inflasi Kalimantan Barat sebesar 0,07% (m-t-m) sementara inflasi nasional sebesar 0,15%. Pada bulan Mei Kalimantan Barat mengalami

1 Gabungan dari inflasi dua kota yaitu Pontianak dan Singkawang dengan bobot yang disesuaikan terhadap inflasi nasional.

8.17 11.03 12.14 11.06 7.02 3.65 2.38 2.78 3.43 5.05 10.32 12.17 11.10 11.19 9.16 5.00 5.20 4.23 5.46 5.25

Tw I Tw II* Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2008 2009 2010 % (y-o-y) Nasional Kalbar 3.41 4.50 2.88 0.54 0.36 -0.15 2.07 0.49 0.99 1.41 4.21 4.22 3.12 0.07 1.49 0.25 3.33 -0.85 2.69 0.05

Tw I Tw II* Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2008 2009 2010

% (q-t-q) Nasional Kalbar

Grafik 2.3. Inflasi Bulanan Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber: BPS Kalbar, diolah

Keterangan: *perhitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007 termasuk kota Singkawang

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2009 2010 Nasional 0.11 0.45 0.56 1.05 -0.49 -1.04 0.66 0.84 0.30 -0.14 0.15 0.29 0.97 Kalbar 0.49 1.34 0.63 1.33 -0.51 -1.11 0.77 1.29 0.53 0.85 0.07 -0.33 0.30 -1.00 0.00 1.00 2.00 %(m-t-m)

BAB

II

PERKEMBANGAN INFLASI

(42)

29 Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan II-2010

deflasi sebesar -0,33%, sedangkan nasional mengalami inflasi sebesar 0,29%. Adapun pada bulan Juni, Kalimantan Barat kembali mengalami inflasi sebesar 0,30%, sementara inflasi nasional terus meningkat hingga mencapai 0,97% (Grafik 2.3).

Inflasi triwulan II-2010 yang rendah bersumber dari melemahnya inflasi

kelompok bahan pangan dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga beras

yang pada triwulan sebelumnya menjadi pemicu inflasi kembali stabil dengan berlimpahnya persediaan. Kondisi serupa juga terjadi pada harga tiket angkutan udara yang kembali turun ke harga normal seiring berlalunya peak season rangkaian perayaan budaya masyarakat Tionghoa.

2.2. Inflasi Tahunan

Secara tahunan inflasi terbesar dialami kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami inflasi sebesar 10,76% (y-o-y). Inflasi kelompok pendidikan masih terpengaruh efek melonjaknya biaya pendidikan pada triwulan III-2009 bersamaan dengan masuknya tahun ajaran baru. Adapun andil inflasi tahunan yang tinggi juga dialami oleh kelompok bahan makanan yang disebabkan oleh kenaikan beberapa komoditas pokok yaitu bawang putih, cabe merah, dan daging ayam ras karena terganggunya pasokan.

2.3. Inflasi Triwulanan

Sebanyak lima dari tujuh kelompok barang dan jasa yang disurvei

mengalami inflasi dibandingkan triwulan sebelumnya. Kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (perumahan) mengalami inflasi triwulanan tertinggi yaitu sebesar 1,30 (q-t-q), meningkat dibandingkan inflasi

Grafik 2.4. Inflasi Tahunan dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Kelompok Barang dan Jasa

Sumber: BPS Kalbar, diolah

2.15 0.74 0.76 0.20 0.13 0.86 0.35 5.25 9.26 3.80 3.45 3.16 3.11 10.76 2.31 5.25 0.00 5.00 10.00 15.00 Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum % (y-o-y) inflasi andil

(43)

triwulan sebelumnya yang sebesar 0,90%. Sumber inflasi kelompok perumahan adalah kenaikan harga minyak tanah sebagai dampak dari penarikan minyak tanah bersubsidi dalam rangka program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Selain itu, inflasi kelompok perumahan juga dipicu oleh penyesuaian harga sewa atau kontrak rumah. Kelompok kedua yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok sandang. Sumber inflasi berasal dari harga sandang laki-laki dan harga emas perhiasan yang meningkat sejalan dengan tren harga emas internasional yang menguat 11,59% (q-t-q). Sementara tiga kelompok yang mengalami inflasi triwulanan dengan besaran minimal (di bawah 1%) yaitu kelompok kesehatan, kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Adapun dua kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (transpor) dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (pendidikan).

Tabel 2.1 Inflasi Triwulanan di Kalimantan Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%-qtq)

Sumber: BPS Kalbar, diolah

Keterangan: *perhitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007 termasuk kota Singkawang

Andil inflasi terbesar secara triwulanan diberikan oleh kelompok perumahan sebesar 0,30%. Andil inflasi terbesar kedua diberikan oleh kelompok sandang sebesar 0,07%. Sementara kelompok bahan makanan memberikan andil inflasi 0,05%. Adapun deflasi kelompok transpor berhasil mengurangi tekanan inflasi triwulanan cukup signifikan yaitu sebesar 0,50%.

1 Bahan Makanan 9.01 5.81 1.18 1.38 2.88 -0.46 6.02 -4.02 7.15 0.23

2 Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 5.36 1.56 1.30 2.15 3.18 1.13 2.03 0.65 0.94 0.14 3 Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 3.08 3.89 5.06 1.11 1.28 0.47 0.79 0.41 0.90 1.30

4 Sandang 1.68 2.72 1.99 1.23 3.66 -0.36 0.76 2.63 -1.37 1.13

5 Kesehatan 1.36 1.87 2.96 1.98 1.12 1.74 0.41 1.20 0.87 0.60

6 Pendidikan, rekreasi dan olahraga 0.43 0.00 6.75 0.37 0.05 1.17 9.59 0.70 0.25 -0.08 7 Transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0.34 7.96 4.51 -6.41 -2.42 -0.47 3.60 -1.87 3.57 -2.78

Umum 4.21 4.22 3.12 0.07 1.49 0.25 3.32 -0.85 2.69 0.05 No. Kelompok Tw I Tw IV Tw I Tw II 2008 Tw II Tw III* Tw IV 2009 Tw III 2010 Tw I Tw II

Grafik 2.5. Inflasi Triwulanan dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Kelompok Barang

dan Jasa

Sumber: BPS Kalbar, diolah

0.05 0.03 0.30 0.07 0.03 0.00 -0.50 0.05 0.23 0.14 1.30 1.13 0.60 -0.08 -2.78 0.05 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum % (q-t-q) inflasi andil

Gambar

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Dari Sisi Permintaan
Grafik 1.4. Penjualan Kendaraan
Tabe l 1.2. Eks por 10 Kom oditi Non Migas Utama Kalim antan Barat
Tabel 1.4. Persetujuan Proyek Baru, Alih Status dan Perluasan PMA dan PMDN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendiagnosis pasti kelainan ini disamping gejala klinis yang ditemukan pada penderita, pemeriksaan penunjang berperan penting dalam mendiagnosis osteogenesis imperfekta,

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan evaluasi penerapan sistem informasi manajemen Rumah Sakit Jiwa Grhasia, dengan fokus utama penelitian pada aspek manusia

Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk mendiagnosis penyakit apa yang

Mansyur Medan atau di tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau

Hal ini didasarkan oleh hasil penelitian Mirlina (2011) yang menyatakan bahwa penggunaan konsentrasi garam 1%; 1,5%; 2%; 2,5%; dan 3% tidak memberikan pengaruh yang berbeda

WT Strategi: UKM Kerupuk Kulit dapat meningkatkan kualitas produk seperti merek, perijinan, BPOM pegemasan.Berdasarkan hasil obsevasi dan pengamatan produk kerupuk

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

syndrome di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode glenn doman efektif untuk meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down syndrome. Ini terlihat