• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehat (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehat (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3)

MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN : Pengantar

Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012, panduan yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan SMK3, Permenaker N0.5 tahun 1996, dan untuk Kementerian Pekerjaan Umum menggunakan Permen N0.09 tahun 2008, dengan

terbitnya peraturan pemerintah ini, seyogianya semua peraturan yang bersifat sektoral segera disesuaikan.

Adapun PP 50 tahun 2013 ini didasarkan kepada Undang-Undang N0.01 tahun 1970, dan diamanatkan oleh Undang-Undang No. 13 tahun 2003.

Pelaksanaan Sistim Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012

Seperti diketahui tujuan penerapan Sistim Manajamen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) ini adalah dalam rangka :

1. Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan K3 dengan cara : terencana, terukur, terstruktur, terintegrasi

2. Untuk mencegah kecelakaan kerja dan mengurangi penyakit akibat kerja, dengan melibatkan : manajemen, tenaga kerja/pekerja dan serikat pekerja

SMK3 diwajibkan bagi perusahaan, mempekerjakan lebih dari 100 org dan mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Untuk itu perusahaan diwajibkan menyusun Rencana K3, dalam menyusun rencana K3 tersebut, pengusaha melibatkan Ahli K3, Panitya Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3), Wakil Pekerja dan Pihak Lain yag terkait

A. PENGENDALIAN

Dalam proses operasional dilakukan pengendalian, pengendalian meliputi: kegiatan, produk, barang dan jasa.

Sementara itu, untuk cakupan pengendalian meliputi : bahan, peralatan, lingkungan kerja, cara kerja, sifat kerja dan proses kerja.

B. POTENSI TERJADI KECELAKAAN KERJA

Bila dilakukan identifikasi potensi bahaya, sehingga terjadi kecelakaan kerja maka dapat dikatagorikan ada dua penyebab yang dominan , yaitu tindakan tidak

aman dan kondisi yang tidak aman.

1. Tindakan tidak aman (unsafe action) disebabkan: kelelahan karena kurang istirahat, jam kerja melampui ketentuan yang sudah diatur dalam undang-undang, kekurangan gizi yaitu ketidak seimbangan antara asupan makanan dibanding dengan tenaga yang dibutuhkan dalam bekerja , tidak kompeten karena tidak terlatih dan bekerja hingga larut malam terus-menerus , bahkan menjelang pagi 2. Kondisi tidak aman (unsafe condition) disebabkan : cuaca ekstrim yaitu

(2)

penerangan kurang memadai sehingga pekerja terpaksa bekerja remang-remang dan mengakibatkan kerusakan mata.

C. PENGAWASAN

Untuk melakukan pengawasan terhadap berjalannya pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini dilaksanakan secara berjenjang yaitu :

1. Kementerian Tenaga Kerja di Pusat, 2. Dinas Tenaga Kerja di Provinsi dan, 3. Suku Dinas di Kabupaten/Kota

Dalam pengawasan dilakukan pemeriksaan berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Bagiamana komitmen manajemen perusahaan tentang pelaksanaan K3, apakah ada visi, misi dan kebijakan K3 ?

2. Bagaimana bentuk organisasi, apakah P2K3 sudah dimasukkan atau terintegrasi dalam organisasi perusahaan ?

3. Sumber daya manusia, apakah sudah diberikan sosialisasi dan pelatihan mengenai K3 ?

4. Apakah pelaksanaan undang-undang K3, dilaksanakan secara konsisten ? 5. Setiap tenaga kerja, apakah keamanan bekerja sudah dijamin ?

6. Dilakukan pemeriksaan, dan dilakukan pengujian dan dan diukur apakah SMK3 telah dilakukan secara baik dan benar

7. Apakah Pengendalian Keadaan darurat & bahaya industri sudah dilakukan ? 8. Apakah kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja dibuat pelaporannya dan

dilakukan perbaikan, agar dapat dicegah kejadian yang sama.

9. Apakah tindak lanjut dari hasil audit, dilakukan, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan terjadi perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan. D. OVERVIEW

I. Pendahuluan

Pengertian pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah :

 Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

mengendalikan atau meniadakan potensi bahaya untuk mencapai tingkat risiko yang dapat diterima dan sesuai dengan standard yang ditetapkan.

II. Pengertian Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) Pengertian manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah :

Proses mengintegrasikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja kedalam operasi perusahaan

Definisi :

(3)

III. Komparasi Permennaker No. 05/1996 dan Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1. Dasar Hukum yang digunakan :

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1) UU No.14 th1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja 2) UU No. 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja

1) UU No. 13 th 2003 ttg Ketenagakerjaan 2) UU No. 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja

2. Tujuan penerapan SMK3

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

Menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja kerja dgn melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yg terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi

kecelakaan dan PAK serta terciptanya tempat kerja yang aman, effisien dan produktif.

a) Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yg terencana, terukur dan teintegrasi;

b) Mencegah dan mengurangi kec.kerja dan PAK dgn melibatkan unsur manajemen, pekerja/ buruh, dan/atau SP/SB;

c) Menciptakan tempat kerja yg aman, nyaman dan efisien utk mendorong produktivitas

3. Dasar Penerapan SMK3

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

Ditetapkan melalui ketentuan-ketentuan sebagai pedoman dalam penerapan SMK3.

Dilakukan berdasarkan KEBIJAKAN NASIONAL ttg SMK3 sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan SMK3.

4. Ketentuan Penerapan SMK3,

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1) Kebijakan K3 dan Komitmen penerapan SMK3

(4)

5. Ketentuan Penilaian SMK3 :

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1. 1. Elemen Audit : 12 elemen dan 41 sub elemen; dan 166 kriteria

1. 2. Audit dilakukan oleh Badan Audit yg ditunjuk Menteri

1. 3. Direktur berwenang menetapkan persh yg wajib utk di audit

1. 4. Audit dilaksanakan 3 th sekali

1. Elemen Audit : 12 elemen dan 44 sub elemen; dan 166 kriteria

1. Audit dilakukan Lembaga Audit Independen yg ditunjuk Menteri atas permohonan perusahaan.

1. Perusahaan yg berpotensi bahaya tinggi wajib melakukan penilaian penerapan SMK3

6. Laporan Audit SMK3

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1. 1. Laporan Audit disampaikan kpd Direktur dan pengurus tempat kerja 2. 2. Direktur melakukan evaluasi dan

penilaian laporan audit

3. 3. Berdasrkan hasil evaluasi dan penilaian ditetapkan pemberian sertifikat/ bendera penghargaan dan menginstruksi utk tindakan hukum jika terdpt pelanggaran.

1. 1. Hasil Audit dilaporkan kpd Menteri 2. 2. Laporan Audit, tembusan

disampaikan kpd :

Menteri pembina sektor Gubernur

Bupati/Walikota untuk peningkatan SMK

7. Tingkat Penilaian SMK3 Tingkat Pencapaian Penerapan

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

0-59% dari total kriteria Tindakan hukum Tingkat penilaian Penerapan Kurang

(5)

85-100% dari total kriteria Sertifikat dan bendera emas Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan

8. Obyek Pengawasan

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

Prinsip-prinsip Penerapan SMK3 1. 1. Pembangunan dan terjaminnya

pelaksanaan komitmen; 1. Organisasi;

2. Sumber Daya Manusia

3. Pelaksanaan Perat Peruu K3; 4. Keamanan Bekerja;

5. Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3;

6. Pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri;

7. Pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan

8. Tindak lanjut audit IV. Tinjauan Ulang Peningkatan Kinerja Penerapan SMK3

Tujuan Tinjauan Ulang adalah :

1. Mengevaluasi strategi SMK3 untuk menentukan apakah telah memenuhi tujuan yang direncanakan;

2. Mengevaluasi kemampuan SMK3 untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan para pemangku kepentingan, termasuk para pekerja;

3. Mengevaluasi kebutuhan perubahan pada SMK3, termasuk kebijakan dan sasaran; 4. Mengevaluasi kemajuan dalam pencapaian tujuan organisasi dan tindakan

korektif;

5. Mengevaluasi efektivitas tindak lanjut dari tinjauan ulang sebelumnya; 6. Mengidentifikasi tindakan apa yang diperlukan untuk memperbaiki setiap

kekurangan dalam waktu yang tepat, termasuk adaptasi terhadap aspek2 yang berkaitan dengan struktur manajemen dan pengukuran kinerja perusahaan; 7. Memberikan arahan terhadap umpan balik, termasuk penentuan prioritas,

perencanaan yang bermakna dan perbaikan berkesinambungan;

Tinjauan Ulang SMK3 harus mempertimbangkan :

1. Perubahan peraturan perundangan;

(6)

3. Hasil pemantauan dan pengukuran kinerja, dan laporan kegiatan audit; 4. Masukan yang berasal dari internal dan eksternal perusahaan;

5. Perubahan organisasi yang dapat mempengaruhi SMK3;

6. Perubahan kegiatan perusahaan (penggunaan teknologi, proses dsb.) 7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi;

8. Tuntutan pasar;

Tinjauan Ulang SMK3 dicatat dan dikomunikasi secara formal kepada :

1. Petugas/unit kerja yang bertanggungjawab terhadap elemen SMK3 yang relevant sehingga mereka dapat menindaklanjuti dengan tepat;

2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), pekerja dan/atau Serikat Pekerja;

V. Implementasi Audit SMK3

Proses yg sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauh

mana kriteria audit dipenuhi.

Kriteria Audit SMK3, adalah seperangkat : Kebijakan, Prosedur, Persyaratan Digunakan sebagai acuan pembanding terhadap bukti audit.

Bukti Audit adalah Rekaman, pernyataan mengenai fakta atau informasi lain yang terkait dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi; dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.

Rekaman K3 berupa :

 Data pelatihan dan pendidikan K3, pelaksanaan, peserta dan evaluasi.

 Kebijakan K3 dan kebijakan khusus lainnya

 Laporan inspeksi K3, pelaksanaan dan tindak lanjut

 Laporan Audit SMK3, internal dan eksternal

 Rekaman kegiatan rapat-rapat P2K3

 Laporan Kecelakaan Kerja

 Laporan tindak lanjut rekomendasi investigasi kecelakaan

 Laporan Konsultasi K3

 SOP, instruksi kerja, juklak, juknis

 Data penggunaan bahan kimia berbahaya dan LDKB

 Maintenance record

 Feedback dari staff, pekerja, pemasok, kontraktor

 Data pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, awal, berkala dan khusus

 Laporan monitoring lingkungan kerja; spt : kebisingan, udara lingkungan kerja, iklim kerja

 Data APD, penyediaan, pengadaan, pelatihan, distribusi, perawatan

(7)

 Sertifikasi peralatan, mesin, instalasi, pesawat

 Sertifikasi kompetensi personel, SIO, SKP

 Laporan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko

 Laporan monitoring dan tinjauan ulang pengendalian risiko

 Data peralatan pengaman, spt. APAR, alat deteksi dini, rambu K3

 dll

* Audit SMK3 adalah :

“ Pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah

direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan” (PP 50 th 2012 ttg SMK3)

* Tujuan Program Audit adalah didasarkan pada pertimbangan :

 Prioritas manajemen;

 Tujuan komersial;

 Persyaratan sistem manajemen;

 Persyaratan peraturan peruu;

 Persyaratan kontrak;

 Kebutuhan utk evaluasi pemasok;

 Persyaratan pelanggan;

 Kebutuhan pihak lain yg berkepentingan;

 Risiko terhadap organisasi. * Lingkup Audit SMK3 yaitu :

 Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen

 Strategi Pendokumentasian

 Peninjauan Ulang dan Kontrak

 Pengendalian Dokumen

 Pembelian

 Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

 Standar Pementauan

 Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan

 Pengelolaan Material dan Perpindahannya

 Pengumpulan dan Penggunaan Data

 Audit SMK3

 Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan

(8)

ph.021.7884886 dan 021.98495513 atau dengan Zainal Bakti 081617377315 atau email a2k4ina@gmail.com dan zainalbakti28@yahoo.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perussahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko

❑ Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (SMKP Minerba) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian

Hal ini berdasarkan hasil perhitungan pengaruh tidak langsung yaitu sebesar - 0,231 yang lebih besar dari pengaruh langsung yaitu sebesar -0,239 yang berarti

Hasil ini menunjukkan paparan cahaya biru lebih efektif memperbaiki fungsi kognitif dan menurunkan kadar melatonin serum pada perawat kerja gilir dibandingkan cahaya putih.. Kata

4amu 4amun, n, dala dalam m masyarakat yang lebih kmpleks, makin banyak yang harus diketahui anak untuk masyarakat yang lebih kmpleks, makin banyak yang harus diketahui anak

sertifikasi harus segera melaksanakan inspeksi lapang, kecuali jika tidak memungkinkan bagi lembaga sertifikasi untuk melaksanakan inspeksi lapang tahunan yang menindak lanjuti

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi penetapan

perkembangan di kelas akselerasi dapat disimpulkan bahwa LKS dan soal-soal KPS yang dibuat guru dapat menggali kemampuan keterampilan proses sains siswa yang meliputi :