• Tidak ada hasil yang ditemukan

308788095 179315716 Ktsp Dokumen 1 Karakter Doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "308788095 179315716 Ktsp Dokumen 1 Karakter Doc"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

`

KURIKULUM

SMP KUNTUM WIJAYA KUSUMA

TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

DOKUMEN I

SMP KUNTUM WIJAYA KUSUMA

Jl. Mujahidin No.17A Kel. Rambutan Kec. Jakarta Timur

(2)

Lembar Pengesahan

Setelah mendapat persetujuan dari Komite Sekolah, maka dengan ini kurikulum SMP Kuntum Wijaya Kusuma disahkan untuk diberlakukan

mulai tahun pelajarn 2012/2013.

Ditetapkan di Jakarta

Mengetahui : Tanggal: 22 Juli 2012

Ketua Komite Sekolah Kepala SMP Kuntum Wijaya Kusuma

Drs. Sutiyo Nurazis, S.E

Pengawas.

Drs. R. Wirawan NIP.196301131984031001

Mengetahui :

Kasudin Dikdas Kota Administrasi Jakarta Timur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat mengembangkan Kurikulum SMP Kuntum Wijaya Kusuma Tahun Pelajaran 2012-2013 dengan baik .

Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikana, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Kurukulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum ini disusun untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada.

Pengembangan KTSP SMP Kuntum Wijaya Kusuma Tahun Pelajaran 2012 – 2013 ini mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan tersebut meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

Kami menyadari bahwa KTSP yang telah kami kembangkan ini masih memiliki banyak celah, kelemahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik, saran, dan masukan yang konstruktif dari berbagai pihak yang kompeten sangat kami harapkan, dan menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian pengembangan KTSP ini.

Jakarta, 22 Juli 2012 Kepala Sekolah,

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ………

KATA PENGANTAR ……….

DAFTAR ISI ………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..

B. Landasan Penyusunan Kurikulum SMP Kuntum WK …… C. Tujuan Pengembangan Kurikulum SMP Kuntum WK …… D. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP Kuntum WK …..

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN

A, Tujuan Pendidikan ……….

B. Visi ……….

C. Misi ………

D.Tujuan Sekolah ………

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum ……….

B. Muatan Kurikulum ……….

1. Mata Pelajaran Wajib ………

2. Muatan Lokal ………

3. Pengembangan diri ………

C. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa …. D. Pengaturan Beban Mengajar ………

E. Ketuntasan Belajar ………

F. Kriteria Kenaikan kelas dan kelulusan ………

G. Pendidikan Kecakapan Hidup ………

H Pendidikan Bernasis Lokal dan Global ……….. I. Pendidikan Lingkungan Hidup ……….

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN ………

BAB V PENUTUP ………..

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional

1. Latar Belakang

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan kerangka dasar Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD).

KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Pengembangannya harus berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan Pasal 35 mengenai standar nasional pendidikan.

(6)

pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.

Satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan budaya. Kurikulum SMP Kuntum Wijaya Kusuma tahun ini mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta

tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut tidak diajarkan sebagai mata pelajaran

tertentu tetapi diintegrasikan pada setiap pembelajaran maupun kegiatan pengembangan diri. Strategi penyampaiannya tidak bersifat informatif tetapi lebih bersifat keteladanan. Pendidik sangat menentukan keberhasilan pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa di SMP Kuntum Wijaya Kusuma.

Potensi –potensi yang dimiliki dan karakteristik SMP Kuntum Wijaya Kusuma a. Peserta didik

Peserta didik yang ada di SMP Kuntum Wijaya Kusuma umumnya bersasal dari maupun , karena letak yang berbatasan dengan dan transportsasi yang mudah, membuat SMP Kuntum Wijaya Kusuma menjadi pilihan utama bagi peserta didik yang tinggal didaerah Gresik bagian selatan, sehingga ini merupakan potensi peserta didik yang cukup baik bagi SMP Kuntum Wijaya Kusuma, karena peserta didik yang berprestasi dari SD/MI daerah Gresik tersebut banyak memilih SMP Kuntum Wijaya Kusuma.

b. Pendidik

(7)

c. Saran Prasarana

Luas Tanah SMP Kuntum Wijaya Kusuma mencapai 15.000 m2, yang didalamnya terdapat bangunan ruang belajar 28 Ruang, Laboratorium IPA 2 ruang, Perpustakaan 2 ruang, Laboratorium Komputer 2 ruang, Masjid yang dapat menampung 600 jamaah, kopsis 1 ruang, UKS 1 ruang, kamar mandi/WC peserta didik 20 ruang

d. Pembiayaan

Pembiayaan operasional sekolah sepenuhnya didanai dari dana BOS dan BOPDA. Sedangkan untuk biaya personal dibiayai oleh orang tua peserta didik yang rata-rata masuk dalam golongan ekonomi menengah atas, hal ini dapat dilihat bahwa peserta didik yang kesulitan trnaspotasi ke Sekolah hanya 4 orang peserta dididk. Sedangkan untuk pembangunan gedung-gedung baru atau rehabilitasi gedung-gedung SMP Negeri2 sering mendapatkan bantuan dari Pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat.

e. Program

SMP Kuntum Wijaya Kusuma mempunyai program-program unggulan yang tidak dimiliki oleh setiap sekolah negeri disekitarnya misalnya :

e.1 Program religius

Program ini merupakan bentuk implementasi dari Visi sekolah. Adapun kegiatan –kegiatan yang dilaksanakan adalah sholat dhuhur berjamaah, sholat jumat berjamaah, sholat dhuha yang wajib diikuti seluruh peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan yang muslim.

Seluruh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan yang perempuan muslim wajib memakai berjilbab.

10 menit sebelum pembelajaran dimulai wajib membaca Al Qur’an bagi yang beragama Islam dan membaca Al kitab bagi yang beragama selain Islam

(8)

Program ini dilaksanakan harian, dimulai pukul 06.30 sd 06.50 oleh semua warga sekolah sesuai dengan lokasi masing –masing dengan membersihkan lingkungan menata taman, merawat taman.

Diadakan lomba penghijauan pada saat hari bumi atau hari lingkungan.

e.3 Pengembangan SDM

Pengembangan SDM diikuti oleh tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang dilaksanakan setiap hari sabtu

Melaksanakan open class setiap mata pelajaran . f. Komite Sekolah

Komite sekolah yang ada di SMP Kuntum Wijaya Kusuma keberadaannya benar-benar bermanfaat bagi Sekolah, sebagi mitra Komite Sekolah SMP Kuntum Wijaya Kusuma, sangat banyak membantu memberi masukan kepada sekolah dalam menyusun program mapun membantu mengawasi pelaksanaan program tersebut sehingga apa yang sudah diprogramkan dapat berjalan dengan baik

g. Dinas Pendidikan

Peran serta Dinas Pendidikan Kabupaten dalam penyelenggaraan pendidikan yang baik di SMP Kuntum Wijaya Kusuma sangat dirasakan misalnya dengan diadakannnya monitoring dan evaluasi kinerja pendidik maupun tenaga kependidikan, sehingga lebih memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

h. Asosiasi Profesi

(9)

administrasi yang harus disiapkan maupun kesulitan –kesulitan materi pembelajaran yang dialami pada saar pembelajaran.

i. Dunia Industri dan Dunia Kerja

Disekitar SMP Kuntum Wijaya Kusuma pada jarak paling dekat 200 meter banyak dijumpai industri, ini sangat menguntungkan apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, karena dapat digunakan tempat kerjasama untuk belajar lapangan bagi peserta didik dan dapat juga sebagai pendukung pembiayaan kegiatan –kegiatan yang danamya tidak dapat dibiayai dari dana BOS maupun BOPDA.

j. Pengembangan Instrumen

Untuk mendukung terlaksanannya program dengan baik, maka perlu dibuatkan instrumen. Instrumen yang sudah dikembangkan di SMP Kuntum Wijaya Kusuma antara lain analisis hasil penilaian, analisi butir soal, analisis kegiatan pengembangan SDM, analisis program lingkungan.

Memperhatikan letak geografis yang berada di perbatasan Kabupaten a dan dengan kondisi budaya yang agamis, serta melihat begitu besar pengaruh globalisasi yang dirasakan oleh seluruh lapisan masayarakat maka memandang perlu mempunyai ciri-ciri yang bisa mewadahi alasan tersebut diatas, oleh sebab itu SMP Kuntum Wijaya Kusuma menumbukan ciri-ciri religiusnya.

2. Landasan Penyusunan Kurikulum SMP Kuntum Wijaya Kusuma

a. Landasan Filosofis

(10)

dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Kondisi sosial budaya masyarakat sekitar sekolah dan kebanyakan orang tua siswa sudah memiliki pengetahuan yang cukup, bersahabat akrab dengan sekolah, agamis, ekonomi menengah kebawah, semangat untuk maju. Lingkungan sekolah secara fisik sudah mencukupi, lokasi cukup baik tidak pernah banjir, jauh dari polusi maupun kebisingan, ruang bebas (alam terbuka) cukup luas sehingga sangat memenuhi syarat bagi peserta didik untuk mengembangkan olah raga, olah pikir, dan olah rasa. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum SMP Kuntum Wijaya Kusuma.

b. Landasan Yuridis

Secara yuridis Kurikulum SMP Kuntum Wijaya Kusuma ini dikembangkan berdasarkan:

 Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

(11)

dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.

 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta didik”.

 Inpres nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif  Inpres no. 1 tahun 2010 teantang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional tahun 2010

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.

 Beberapa Permendiknas yang terkait dengan Standar Nasional Pendidikan  Perda nomor 13 tentang Penyelenggaraan Pendidikan yang tercantum

dalam lembaran daerah Kabupaten nomor 3 tahun 2008 seri E

c. Tujuan Penyusunan Kurikulum SMP Kuntum Wijaya Kusuma

(12)

sesuai dengan karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan serta tujuan sekolah baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.

d. Prinsip Pengembangan KTSP

Pengembangan Kurikulum SMP Kuntum Wijaya Kusuma ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini.

1. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pada setiap awal tahun pelajaran dilakukan beberapa kegiatan antara lain: 1) melakukan pengukuran intake, 2) perhitungan KKM, 3) pilihan pengembangan diri 4) angket sosial ekonomi orang tua 5) analisis strategi pembelajaran sesuai perkembangan peserta didik. Untuk menunjang hal tersebut peran guru BK, Wali Kelas, dan Staf dimaksimalkan.

2. Beragam dan terpadu

(13)

kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. Muatan wajib sesuai dengan aturan Nasional, sedangkan untuk muatan lokal terdapat 2 materi yaitu Bahasa Jawa dan Handycraft yang mengembangkan Sanitair sebagai perwujudan dari pengembangan nilai-nilai kewirausahaan dan

ekonomi kreatif, serta kemandirian.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Fasilitas WIFI selama waktu tertentu selalu ada, Studi Wisata menuju tempat berteknologi, alamiah, dan bernuasa seni senantiasa menjadi kewajiban bagi semua peserta didik. Semua itu merupan pengembangan nilai kecerdasan, cinta ilmu, dan keingin tahuan.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas senantiasa mengembangkan strategi Kontekstual, kebermaknaan bagi peserta didik sesuai dengan budaya di masyarakatnya.

Pada pertengahan semester dilakukan pembelajaran aplikatif disekitar sekolah sambil melihat potensi daerah setempat sehingga ada kerja sama dengan home industri dan lembaga tertentu. Kegiatan dilakukan untuk mengembangkan nilai ekonomi kreatif, kemandirian dan

(14)

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. Pengembangan kompetensi dilakukan meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek Psikomotor yang seimbang. Implikasinya kriteria kelulusan maupun kenaikan kelas tidak hanya unsur akademik tetapi juga afektif (kepribadian, kelakuan, ketertiban). Penerapan poin reward dan punishmen yang meliputi unsur kedisiplinan, kejujuran, ketaatan beragama, cinta

tanah air dilakukan setiap saat oleh semua warga sekolah.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Setiap peserta didik membuat jurnal belajar yang intinya merefleksi belajar setiap hari, program wajib baca kitab (islam Al Quran, Kristen Al Kitab, dll) sebagai perwujudan penanaman nilai religius

dilingkungan sekolah, program kebersihan lingkungan pada jam ke-0 setiap hari. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan terus menerus dengan keteladanan dari guru dan bersifat pembiasaan.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah

(15)

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sesuai dengan Standar Isi dikembangakan Kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia, Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian, dan Kelompk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai pengembangan nilai-nilai kebangsaan (nasionalisme). Struktur kurikulum terdapat muatan lokal disamping mata pelajaran dan yang bersifat nasional. Muatan lokal di SMP Kuntum Wijaya Kusuma meliputi Bahasa Jawa dan Handycraft (Sanitair).

Bahasa Jawa dikembangkan untuk melestarikan budaya jawa dan kesopanan (unggah-ungguh) para peserta didik. Hal ini untuk mewujudkan

nilai kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, menghargai

keberagaman, dan kesantunan, sedangkan Sanitair adalah produk

unggulan di daerah yang sudah menembus antar pulau di Indonesia.

B. Tujuan Pendidikan Nasional, Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Visi

(16)

antar sekolah dengan warga sekolah maupun dengan stakeholder, tersusunlah visi sekolah.

Adapaun visi SMP Kuntum Wijaya Kusuma adalah : ”RELIGIUS, BERBUDAYA, CERDAS DAN TRAMPIL”

3. Misi

a. Membentuk warga sekolah yang beriman, bertaqwa, berakhlak

mulia dan berbudi pekerti luhur dengan mengembangkan sikap dan

perilaku religius baik didalam sekolah maupun diluar sekolah b. Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu,

bertoleransi, bekerjasama, saling menghargai, displin , jujur,

kerja keras, kreatif dan inovatif.

c. Meningkatkan nilai kecerdasan, cinta ilmu dan keingin tahuan

peserta didik dalam bidang akademik maupun non akademik

d. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang,

menyenangkan, komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis.

e. Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik, dan manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan peserta didik.

f. Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai,

cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan hidup demokratis.

4. Tujuan Sekolah

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.

a. Terpenuhinya perangkat pembelajaran untuk semua mata pelajaran dengan mempertimbangkan pengembangan nilai religius dan budi

pekerti luhur.

b. Terwujudnya budaya gemar membaca, kerjasama, saling menghargai,

(17)

c. Terwujudnya peningkatan Prestasi dibidang Akademik dan non-Akademik

d. Terwujudnya suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan,

komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis.

e. Terwujudnya efisiensi waktu belajar, optimalisasi penggunaan sumber belajar dilingkungan untuk menghasilkan karya dan prestasi yang maksimal.

f. Terwujudnya lingkungan sekolah yang memiliki kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan,

(18)

BAB II

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Struktur Kurikulum

Struktur dan muatan kurikulum pada SMP Kuntum Wijaya Kusuma tahun 2011/2012 yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini.

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing seperti diungkapkan di dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) Pasal 7 sebagai berikut ini.

Kelompok

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia. Akhlak mulia mencakup

etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

 Kegiatan intra kurikuler dan ekstrakurikuler

 Semua guru mapel pada waktu tertentu melaporkan akhlaq peserta didik tertentu

 Contoh kegiatan agama islam di luar jam pelajaran; (1)

(19)

Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan Melalui

pembelajaran, sholat dhuhur berjamaah setiap hari dan sholat dhuha setiap hari jum’at

(khusus kelas 9) dan sabtu untuk kelas 7 dan 8 bergantian , kegiatan pondok dan khasanah romadon serta ekstra kurikuler baca al qur’an,

Kewargane garaan dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,

penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

 Kegiatan pembelajaran di kelas dan diluar kelas

 Semua guru mapel melaporkan tentang indikator yang ada pada cakupan kelompok

Kewarganegaraan dan Kepribadian

 Memberi reward peserta didik yang sudah berbuat jujur, dan memotivasi yang lain agar juga berbuat jujur

Ilmu Pengetahua n dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Kegiatan pembelajaran bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan

(20)

Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan Melalui

Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan

mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan

mengapresiasi dan

mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan

kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

Kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan, dan pengembangan diri/ekstrakurikuler kegiatan kebersihan dan pemeliharaan taman setiap hari lima belas (15) menit sebelum pembacaan al qur’an dan do’a bersama

Jasmani, Olah Raga, dan

Kesehatan.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB

dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan, dan pengembangan

diri/ekstrakurikuler

Struktur kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran termasuk pengembangan diri sebagai berikut ini.

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

(21)

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

1. Pendidikan Agama 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 4

4. Bahasa Inggris 5 5 5

5. Matematika 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 5 5

8. Seni Budaya 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2

10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 B. Muatan Lokal

1. Bahasa Jawa/Handycraft 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2* 2* 2*

1. Bimbingan Konseling 2. Kegiatan Ekstrakurikuler:

 Tari Jawa Timuran  Karate

 Pencak Silat  Futsal

 Paduan Suara  Kepramukaan  Baca Alqur’an  English Corner  Band Sekolah

 Palang Merah Remaja  KIR

 Olimpiade Matematika  Olimpiade IPA

(22)

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

 Batik/Sablon  Bola Volly Prestasi  Paskibra

 Sastra Indonesia

 Majalah Dinding Sekolah  Kepenyiaran/Broadcasting  Cheer Leader

 Pengolahan sampah

Jumlah 35 35 34

2*) Ekuivalen 2 Jam pembelajaran

B. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum SMP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan lokal.

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang diselenggarakan di SMP Kuntum Wijaya Kusuma sesuai dalam SI, terdiri atas mata-mata pelajaran sebagai berikut. 1) Pendidikan Agama

Pendidikan agama yang diselenggarakan di SMP meliputi agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Tujuan:

 Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sesuai keyakinan agamanya masing-masing;

 Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia; dan

(23)

Ruang Lingkup :

Pendidikan Agama Islam

 Membaca Al –qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca ”Al” -Syamsiah dan ” Al” Qomariyah sampai menerapkan hukum bacaan mad dan waqof

 Aspek –aspek rukun iman mulai dari iman

 Kepada Alloh sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta asmaul Husna

 Perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah.

 Tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfirid dan jamaah baik sholat wajib maupun shalat sunat.

 Sejarah Nabi Muhammad dan para sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara.

Pendidikan Agama Kristen :

 Menjelaskan karya Allah dan penyelamatan bagi manusia dan seluruh ciptaan

 Menginternalisasi nilai-nilai kristiani dengan menanggapinya secara nyata

 Bertanggung jawab terhadap diri dan sesamnya, masyarakat dan gereja sebagai orang yang sudah diselamatkan.

Pendidikan Agama Katholik

 Peserta didik dapat menguraikan pemahaman tentang pribadinya sebagai pria dan wanita yang memiliki rupa-rupa kemmapuan dan keterbatasan untuk berelasi dengan sesame dan lingkungnya.

 Peserta didik dapat menguraikan pemahamannya tentang Yesus Kristus dan bagaimana meneladi Yesus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan Allah.

 Peserta didik dapat menguraikan makna Gerja sebagai sakramen keselamatan dan bagimana mewujudkannya dalam hidup nyata  Peserta didik dapat menguraikan pemahaman tentang hidup

(24)

bermasyarakat sesuai ajaran Firman Allah dan pengjaran Yesus Kristus,

Pendidikan Agama Hindu, Budha, dan Konghucu diserahkan pada yang berwenang masing-masing

2) PendidikanKewarganegaraan Tujuan:

Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan, kepedulian, demokrasi, kebersamaan dan kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan rang lain.

Ruang lingkup:

a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. b) Norma, hukum, dan peraturan yang meliputi: tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

c) Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

(25)

e) Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f) Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. g) Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

h) Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, serta mengevaluasi globalisasi.

3) Bahasa Indonesia Tujuan:

Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap IPTEK. Dan memubuhkan kecerdasan, berfikir lgis, kritis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab.

(26)

4) Bahasa Inggris

Tujuan:

Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi. Serta menumbuhkan nilai kecerdasan, ketangguhan, keberagaman, percaya diri, kemandirian dan kepatuhan pada aturan social.

Ruang lingkup:

a) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;

b) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika; c) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan

tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana). 5) Matematika

Tujuan:

(27)

kejujuran, berfikir logis, kritis, keingintahuan, percaya diri dan kemandirian.

Ruang lingkup: a) Bilangan b) Aljabar

c) Geometri dan Pengukuran d) Statistika dan Peluang

6) Ilmu Pengetahuan Alam

Tujuan:

Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK. Serta menumbuhkan kecerdasan, keingintahuan, berpikir logis, kritis, kreatif, gaya hidup sehat, menghargai keragaman, cinta ilmu, dan bertanggung jawab

Ruang lingkup:

a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan b) Materi dan Sifatnya

c) Energi dan Perubahannya d) Bumi dan Alam Semesta

7) Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan:

Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk, mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki

keterampilan hidup secara mandiri.

Ruang lingkup:

(28)

c) Sistem Sosial dan Budaya

d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

8) Seni Budaya

Tujuan:

Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni budaya nasional, menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, dan nasionalisme.

Ruang lingkup:

a) Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.

b) Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik.

c) Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

d) Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.

9) Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan Tujuan:

Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan keterampilan dalam bidang olah raga, menanamkan rasa sportifitas,

tanggung jawab disiplin dan percaya diri pada peserta didik.

Ruang lingkup;

(29)

manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

b) Aktivitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. c) Aktivitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa

alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. d) Aktivitas ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobic serta aktivitas lainnya.

10). Teknologi Informasi dan Komunikasi Tujuan:

Memberikan keterampilan dalam bidang teknologi informatika dan komunikasi yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik, berpikir logis, kritis, kreatif, dan menghargai karya orang lain.

Ruang lingkup:

a) Perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi;

b) Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu perangkat ke perangkat lainnya.

2. Muatan Lokal

(30)

kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.

Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap muatan lokal yang diselenggarakan.

Muatan Lokal yang diselenggarakan di SMP Kuntum Wijaya Kusuma adalah sebagai berikut.

Jenis Muatan Lokal

Strategi Pelaksanaan

Kebijakan Daerah Kebutuhan Peserta didik

Bahasa Jawa Keteladanan, baca, tulis, menyimak, sesuai moto Bersihatinya

Untuk komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, santun, dan menghargai budaya daerah

Handycraft (Sanitair)

Kerja Praktik untuk trampil, sesuai dengan berdaya saing hidup yang tinggi

Untuk bekal hidup dan persiapan memasuki dunia kerja bagi siswa tertentu, mandiri, kewirausahaan, dan ekonomi kreatif.

Handycraft, atau kerajinan tangan meliputi sanitair seperti pot bungan, aquarium, tempat duduk semen, dan sebagainya. Hal ini dilakukan karena di desa Kemangsen terdapat home industri yang pemasarannya sudah

mencapai antar pulau sehingga untuk mencari nara sumber tidak terlalu sulit.

Bahasa Jawa dipilih karena diharapkan mampu membentuk sikap kesopanan bagi semua warga sekolah serta menghargai budaya leluhursehingga pada akhir tercipta cinta tanah air.

(31)

Kelas VII, Semester 1

Standar Kompetensi Komptensi Dasar

1. Mendengarkan

Mengapresiasikan dengan yang di dengarkan untuk menangkap

isi,merumuskan tema dan amanah serta relevansi dengan kehidupan dijaman sekarang.

1.1. Menangkap isi dan pesan dongeng 1.2. Memberikan tambahan relefansi isi dan

pesan dongeng dengan situasi sekarang

2. Berbicara

Mengungkapkan berbagai informasi dengan bertanya jawab (bermain

quis),bercerita dan berlagu dengan menggunakan berbagai ragam bahasa jawa yang baik dan benar.

2.1. Bertanya jawab dengan teman 2.2. Menceritakan kembali pengalaman

pribadi dengan teman

2.3. Melagukan tembang dolanan

3. Membaca

Membaca dan memahami teks sastra dn nohn sastra dengan cara membaca cepat,membaca sekilas, membaca dalam hati dan memaca ind

3.1.Mengukur kecepatan membaca untuk menemukan gagasan utama paragraf wacana

3.2. mengungkapkan isi geguritan dengan cara membaca indah (expresif)

4. Menulis

Mengungkapkan perasaan dan gagasan dalam bentuk narasi sederhana dan mengungkapkan berbagai informasi dengan huruf latin jawa

4.1.Mengembangkan pokok pikiran menjadi paragraf

4.2. Menulis kalimat dengan huruf jawa 4.3. Menulis pengalaman pribadi

(32)

Standar Kompetensi Komptensi Dasar

1. Memahami unsur instrintik tembang macapat melalui kegiatan mendengarkan siaran radio,tape recorder atauCD/VCD player

Aspek mendengarkan

1.1. Menemukan ciri-ciri dan jenis tembang macapat

1.2. Menemukan isi dan pesan yang terkandung dalam tembang macapat

2. Mengungkapkan berbagai informasi melalui

bercerita ,berwawancara dengan nara sumber dan mendongeng dengan menggunakan berbagai ragam(tata krama)bahasa jawa yang baik dan benar

Aspek berbicara

2.1. Bercerita secara lisan dengan

menggunakan berbagai ragam bahasa jawa secara baik dan benar

2.2. Berwawancara dengan nara sumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan tata krama.

2.3. Menceritakan kembali secara lisan

3. Mampu membaca dan memahami teks sastra dan non sastra dengan cara membaca cepat ,membaca sekilas,membaca dalam hatidan membaca indah

Aspek membaca

3.1. Menemukan gagasan utama dengan membaca cepat

3.2. Menemukan hal-hal yang diteladani dan bacaan

4. Menggunakan gagasan dan perasaan dalam bentuk narasi sederhana dan mengungkapkan berbagai informasi dengan huruf latin dan jawa

Aspek menulis

4.1. Menulis surat pribadi dengan

menggunakan ragam bahasa jawa yang baik dan benar

4.2. Menulis surat undangan dengan

menggunakan ragam bahasa jawa yang baik dan benar

(33)

Kelas IX, Semester 1

Standar Kompetensi Komptensi Dasar

1. Aspek mendengarkan Mengapresiasi cerita wayang yang

diperdengarkan untuk menangkap isi, pesan ,karakter tokoh dan relevansinya dengan kehidupan di jaman sekarang

1.1. Menangkap isi dan pesan cerita wayang 1.2. Mengenal tokoh-tokoh dalam cerita pewayangan

2. Aspek berbicara

Mengungkapkan berbagai informasi mengenai tata cara/tehnik pidato, berdoa dengan bahasa jawa ,berdiskusi dan melagukan tembang

macapat(Asmaradhana dandhandhang gula)

2.1. Mengenal tata cara /tehnik pidato 2.2. Memberikan sambutan (sesorah) untuk

berbagai keperluan

2.3. Berdoa dengan menggunakan bahasa jawa yang baik dan benar

3. Aspekmembaca Membaca dan memahami teks sastra dan non sastra dengan cara membaca intensif, membaca cepat,membaca

sekilas,membaca dalam hati dan membaca indah

3.1. Membaca cepat 3.2. Membaca nyaring 3.3.Membaca indah

4. Aspek menulis

Mengungkapkan pikiran ,perasaan dan gagasan dalam bentuk tembang dan Mengungkapkan berbagai informasi dengan huruf latin maupun jawa

4.1. Membuat tembang sesuai dengan kaidah

(34)

a. Bahasa Jawa

Tujuan:

Memberikan pengetahuan tentang budaya leluhur dan mengembangkannya sebagai bekal hidup yang sopan, santun dan bermartabat serta mandiri

Ruang lingkup: a. Membaca

b. Menulisdifokuskan pada huruf jawa c. Mendengar, dan

d. Berbicara

b. Handycraft (kerajinan tangan)

Tujuan:

Memberikan ketrampilan untuk membuat karya sesuai budaya leluhur dan mengembangkannya sebagai bekal hidup untuk bersaing secara internasional Ruang lingkup:

a. Merancangsebuah karya b. Membuat sebuah karya c. Memasarkan lingkup terbatas

3. Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dankegiatan ekstrakurikuler.

1). Jenis – jenis Pengembangan diri

(35)

a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.

Kegiatan Pelaksanaan

Layanan dan kegiatan pendukung konseling

 Individual  Kelompok

 Klasikal, tatap muka guru BK masuk ke kelas (open sesi)

 Home Visit

Ekstrakurikuler  Tari Jawa Timuran  Karate

 Pencak Silat  Futsal

 Paduan Suara  Kepramukaan  Baca Alqur’an  English Corner  Band Sekolah

 Palang Merah Remaja  KIR

 Olimpiade Matematika  Olimpiade IPA

 Olimpiade IPS  Batik/Sablon  Bola Volly Prestasi  Paskibra

 Sastra Indonesia

(36)

b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan

 Kebersihan lingkungan selasa-kamis jam ke-0  Piket kelas

 Ibadah / sholat duhur /jum’at berjamaah

 Baca surat pendek dan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas

 Upacara bendera tiap senin

 Sholat duha dan doa bersama tiap sabtu jam ke-0  Wajib baca Koran

Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus

 Memberi dan menjawab salam  Meminta maaf

 Berterima kasih

 Mengunjungi kerabat yang sakit  Membuang sampah pada tempatnya  Mengumumkan barang temuan  Melerai pertengkaran

 Mengumpulkan infaq untuk masjid Keteladanan,

adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari

 Perilaku guru selalu positif

 Mengambil sampah yang berserakan  Cara berbicara yang sopan

 Mengucapkan terima kasih  Meminta maaf

 Menghargai pendapat orang lain

 Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang berbeda

 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua  Penugasan peserta didik secara bergilir

 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada peraturan)

 Memberi salam ketika bertemu  Berpakaian rapi dan bersih  Menepati janji

 Memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi

 Berperilaku santun

(37)

Kegiatan Contoh

 Mengakui kesalahan diri sendiri  Berani mengambil keputusan  Berani berkata benar

 Melindungi kaum yang lemah  Membantu kaum yang fakir  Sabar mendengarkan orang lain  Mengunjungi teman yang sakit

 Menunjukkan budaya gemar membaca  Mengembalikan barang yang bukan miliknya  Antri

 Mendamaikan

 Semangat tinggi dalam bekerja

Jenis, nilai-nilai yang ditanamkan dan Strategi yang digunakan pada Pengembangan Diri di SMP Kuntum Wijaya Kusumaadalah sebagai berikut ini.

 Pembentukan karakter atau kepribadian

 Peduli sosial dan lingkungan

 Cinta damai

 Kerja keras

(38)

Jenis

 Rasa ingin tahu

 Kerja keras  Pameran atau pekan ilmiah  Publikasi ilmiah secara

internal

4. Olahraga  Sportifitas

 Menghargai prestasi

 Kerja keras

 Cinta damai

 Disiplin

 Jujur

 Melalui latihan rutin (antara lain: bola voli, basket, tenis meja, badminton, pencak silat, outbond)

 Perlombaan olahraga

5. Kerohanian  Religius

 Rasa kebangsaan

 Cinta tanah air

 Beribadah rutin

 Peringatan hari besar agama  Kegiatan keagamaan

6. Senibudaya/S

 Cinta tanah air

 Semangat kebangsaan

 Latihan rutin

 Mengikuti vokal grup  Berkompetisi internal dan

eksternal

 Cinta tanah air

 Peduli lingkungan

 Peduli sosial

 Keteladanan

 Sabar

 Toleransi

 Kerja keras

 Pantang menyerah

(39)

Jenis

Pengembangan Diri

Nilai-nilai yang

ditanamkan Strategi

 Kerja sama

c. Mekanisme Pelaksanaan Pengembangan diri

1). Pengembangan diri dilaksnakan diluar jam pembelajaran dan dibina oleh

pendidik dari dalam maupun dari luar SMP Kuntum Wijaya Kusuma yang mempunyai

kualifikasi yang baik berdasarkan surat keputusan kepala sekolah. 2). Jadwal Kegiatan

NO. JENIS KEGIATAN HARI PUKUL PEMBINA

1 Tari Jawa Timuran Senin 13.00-15.00 Anik Umiyati, S.Pd

2 Karate Sabtu 13.00-15.00 Ali

3 Pencak Silat Selasa 15.00-17.00 Imam Khudori

4 Futsal Rabu, Jum’at 15.00-17.00 Sueb Burhan

5 Paduan Suara Sabtu 10.00-11.00 Kris Susilo W

6 Kepramukaan Sabtu 13.00-15.00 Mahfud, CS

7 Baca Alqur Rabu, Jum’at 13.00-15.00 Didik, Ma’id 8 English Corner Rabu 13.00-15.00 Nur Faiza Laila 9 Band Sekolah Kamis,Jum’at 13.00-15.00 Sugeng Rianto 10 Palang Merah

Remaja

Sabtu 10.00-11.00 Suwiji

11 KIR Senin 13.00-15.00 Suhardi

12 Olimpiade Matematika

Kamis 13.00-15.00 Ngatminah 13 Olimpiade IPA Kamis 13.00-15.00 Totok, Kalimah

14 Olimpiade IPS Kamis 13.00-15.00 Suharti RN

15 Batik/Sablon Rabu,Kamis 15.00-17.00 Dyah, Kris SW 16 Bola Volly Prestasi Rabu,Jum’at 15.00-17.00 Umaryanto

17 Paskibra Sabtu 10.00-11.00 M. Tari

18 Sastra Indonesia Selasa,Kamis 13.00-15.00 Pipit Sulis, Sukesi 19 Mading Sekolah Selasa,Kamis 10.00-10.30 Emiliana, Sri

Suharmi, Yuni Astuti

(40)

d. Penilaian

Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada

sekolah dan orang tua dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif. C. Pengembangan Pendidikan Karakter

Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada.

Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang akan diintegrasikan dalam Mata Pelajaran akan mengacu atau berpedoman pada Panduan Pendidikan yang dikeluarkan Direktorat PSMP, yakni

Mata

Pelajaran Nilai Utama Yang Dikembangkan

1. Pendidikan

Agama Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan,kepedulian, kedemokratisan, kesantunan, kedisiplinan, bertanggung jawab, cinta ilmu, keingintahuan, percaya diri, menghargai keberagaman, kepatuhan pada aturan sosial, bergaya hidup sehat, kesadaran akan hak dan kewajiban, kerja keras

2. PKn Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, nasionalisme, kepatuhan pada aturan sosial, menghargai keberagaman, kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

3. Bahasa Indonesia

Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan,

kepedulian, kedemokratisan, berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, keingintahuan, kesantunan, nasionalisme

4. Matematika Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, berpikir logis, kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri

(41)

Mata

Pelajaran Nilai Utama Yang Dikembangkan

6. IPA Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan,

kepedulian, kedemokratisan, keingintahuan, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, kedisiplinan, kemandiran, tanggung jawab, cinta ilmu

7. Bahasa

Inggris Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, menghargai keberagaman, kesantunan, percaya diri, mandiri, bekerjasama, kepatuhan pada aturan sosial

8. Seni

Budaya Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratian, menghargai keberagaman, nasionalisme, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, kedisiplinan

9. Penjasorkes Kereligiusan, kejujuran, keerdasan, ketangguhan,

kepedulian, kedemokratisan, bergaya hidup sehat, kerja keras, kedisiplinan, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain

10.TIK/

Keterampila n

Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulan, kedemokratisan, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kemandirian, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain

11. Muatan

Lokal Kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, kedemokratisan, menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalisme

(42)

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.

Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

(43)

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

Setiap tahun diharapkan ada peningkatan dari BT hingga ke MK, yang di amati juga diharapkan semakin melebar ke semua sector

Kegiatan nyata yang dilakukan di SMP Kuntum Wijaya Kusuma adalah sebagai berikut:

N O

NILAI KEGIATAN YANG DILAKUKAN

1 Bersih dan Nyaman  Membentuk piket harian

 Melakukan pagi bersih setiap hari oleh seluruh warga sekolah mulai pukul 06.30 sd 06.50

 Pembuatan taman kelas

 Penanaman pohon-pohon besar maupun pohon produktif

 Membangun toilet 1 kelas 1 toilet 2 Disiplin  Menerapkan absen pagi dan siang

untuk tenaga pendidik dan kependidikan

 Menggalakan piket pintu gerbang

 Membuat aturan yang

dimusyawarahkan seluruh warga sekolah tentang kehadiran di sekolah pukul 06.30 tepat

3 Sopan  Membiasakan salam setiap bertemu

dengan warga sekolah

 Membudayakan pakaian yang rapi  Membiasakan menyapa kepada setiap

orang yang berada di sekolah

4 Religius  Membaca al qur’an dan berdo’a setiap pagi sebelum pembelajaran

 Sholat dhuha berjamaah setiap hari sabtu pagi

(44)

N O

NILAI KEGIATAN YANG DILAKUKAN

 Merayakan peringatan hari besar  Mengadakan pondok dan khasanah

romadhon

D. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan pendidikan yang berlaku di satuan pendidikan.

Pengaturan beban belajar di SMP Kuntum Wijaya Kusumadengan sistem paket yang didasarkan pada struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu sebagai berikut ini.

 Beban belajar untuk peserta didik kelas 7, dan 8 adalah 35 jam pelajaran perminggu, sedangkan untuk kelas IX adalah34 jam pelajaran per minggu  Alokasi waktu 40 menit untuk setiap mata pelajaran

Kelas Jam tatap muka(menit) Jml. Jam/minggu Minggu efektifper tahun Waktu pembelajaran/jam per tahu

VII 40 35 43 1.505 jam/tahun

VIII 40 35 43 1.505 jam/tahun

IX 40 34 34 1.156 jam/tahun

1. Alokasi waktu untuk kelas 7 dan 8 mata pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan penambahan 1 jam pelajaran sehingga menjadi 5 jam pelajaran. Hal ini

dikarenakan rata-rata tempat tinggal peserta didik berada di pedesaan sehingga keterpakaian Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sangat kurang. Setelah berinteraksi di SMP selama 2 tahun berangsur-angsur kekurangan itu akan berubah sehingga pada saat kelas 9 jumlah jam bahasa Indonesia dikembalikan menjadi 4 jam pelajaran/minggu

(45)

satu criteria untuk bisa masuk ke SMA RSBI adalah memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut disamping ada penambahan alokasi waktu masih di tunjang lagi dengan kegiatan pengembangan diri yang menyangkut peningkatan berbahasa Inggris baik peserta didik maupun pendidiknya

3. Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah penugasan terstruktur (TT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) yang waktunya maksimal lima puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur di SMP Kuntum Wijaya Kusuma diberikan alokasi waktu setelah siswa melakukan soal jamaah duhur. Contoh TT diantaranya pembelajaran remidi dan pengayaan, sedangkan contoh KMTT adalah pekerjaan rumah yang sifatnya mendalami KD dengan metode investigasi dan penemuan

Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik.

E. Ketuntasan Belajar

Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan tingkat kemampuan awal peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal.

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh karena itu, maka ditetapkan KKM sebagai berikut ini.

Penetapan KKM

Komponen KKM 2010-2011 KKM 2011-2012

VII VIII IX VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidik

an Agama 76 78 78

77 78 79

2. Pendidik

an Kewarganegaraan 76 80 81

(46)

3. Bahasa

Indonesia 77 77 77

78 78 78

Pengetahuan Alam 75 76 78

76 77 78

7. Ilmu

Pengetahuan Sosial 75 77 80

76 78 80

8. Seni

Budaya 75 77 79

76 78 79

9. Pendidik

an Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

75 76 77

75 77 78

10. Teknolog

i Informasi dan Komunikasi 76 81 76

77 81 77

B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa C. Pengembangan Diri

1. BK

2. Kegiatan Ekstra Kurikuler:  Tari Jawa Timuran  Karate

 Palang Merah Remaja  KIR

 Olimpiade Matematika  Olimpiade IPA

(47)

 Sastra Indonesia

 Majalah Dinding Sekolah  Cheer Leader

SMP Kuntum Wijaya Kusuma berusaha menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar) walaupun sistem paket. Artinya setiap peserta didik harus mengikuti kegiatan kenaikan kelas bersama-sama, sedangkan untuk yang belum tuntas KKM harus mengikuti pembelajaran remidi, danpeserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.

1. Program Remedial (Perbaikan)

a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.

b. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pembelajaran.

c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.

d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes. e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial dibatasi maksimal 2 kali. f. Nilai remedial maksimum sama dengan nilai KKM.

2. Program Pengayaan

a. Pengayaan bolehdiikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar.

b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pembelajaran.

c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.

(48)

F. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan 1. Kenaikan Kelas

Kriteria kenaikan kelas menggunakan 2 (dua) aspek, yaitu aspek akademis dan aspek non akademis.

1. Aspek akademis meliputi :

1). Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

2). Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk kelompok mata pelajaran selain mata pelajaran IPTEK. Yaitu mata pelajaran P.Agama, Pkn, Penjaskesor dan Seni Budaya.

Ketentuan Predikat nilai akhir (NA) sbb :

NA < 6,0 predikat Kurang

7,0 ≤ NA ≥ 8,5 predikat baik

NAS > 8,5 predikat sangat baik

3). Boleh ada nilai di bawah KKM ( Dihitung rata-rata raport semester I dan II), maksimal 2 Mata Pelajaran

Contoh :

Mapel KKM

Nilai Smt I

Nilai

Smt II RataRata Keterangan

I P A 78 76 80 78 Untuk mapel ini dihitung

tuntas, meskipun semester I belum tuntas tetapi rata-ratanya semester I dan II sama dengan KKM

Matematika 71 70 70 70 Untuk mapel ini dihitung

tidak tuntas, karena rata-rata semester I dan II dibawah KKM

Bahasa Inggris 76 78 72 75 Untuk mapel ini dihitung

tidak tuntas, karena rata-rata semester I dan II dibawah KKM

b. Aspek Non Akademis

(49)

2). Ketidak hadiran tanpa keterangan maksimal 18 ( delapan belas ) hari dalam 1 ( satu ) tahun terakhir, yang ditunjukan dari catatan wali kelas

2. Kelulusan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 72 ayat (1) menyebutkan bahwa peserta didik dinyatakanlulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah apabila: a) telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b) memiliki nilai minimal baik untuk kelompok mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran IPTEK;

c) lulus ujian sekolah; dan d) lulus ujian nasional.

G. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup di SMP Kuntum Wijaya Kusuma dilaksanakan secara intergrasi kepada semua mata pelajaran. Pengintegrasian dilaksanakan dengan terlebih dahulu menganalisa KD pada setiap mata pelajaran yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam kecapakan hidup tertentu. Proses analisis dilakukan oleh tim pendidik pada setiap mata pelajaran melalui kegiatan Worshop maupun MGMPS. Berdasarkan analisis tersebut, pendidik dapat mengimplementasikan kecakapan hidup sebagai muatan tambahan dalam pembelajaran.

Pendidikan kecakapan hidup secara maksimal dikembangkan melalui pembelajaran mata pelajaran TeknologiInformasi, seni budaya, ketrampilan dan muatan lokal handy craft serta kegiatan pengembangan diri.

Secara rinci penjabaran kecakapan hidup (Life skill) pada setiap mapel diatur sebagai berikut:

(50)

Aspek

H. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global

adalah merupakan sentra produksi P, yang produknya sudah terjual diberbagai tempat di seluruh Indonesia Timur. Mengacu dari keadaan

lingkungan tersebut SMP Kuntum Wijaya Kusuma mengembangkan muatan local handycraft dengan harapan hasil karya siswaataupun setelah

menyelesaikan belajaran di SMP Kuntum Wijaya Kusuma siswa mampu menciptakan hasil karya yang secara ekonomis menguntungkan.

I. Pendidikan Linggkungan Hidup.

(51)

tercemarnya baik udara, air maupun tanah. Selain pencemaran akibat industrialisasi ternyata yang menyumbang pencemaran lingkungan adalah perilaku masyarakat yang tidak sehat, seperti menggunakan bungkus plastik dan membuangnya sembarangan sehingga keadaan tanah dan sungai disekitar kita menjadi tidak sehat lagi.

Menyadari hal tersebut merasa terpanggil untuk merubah karakter masyarakat sedini mungkin yanitu melalui pembelajaran lingkungan hidup kepada seluruh masayarat sekolah utamanya peserta didik. Dalam melakukan program tersebut ada 2 kegiatan :

1. Melakukan kegiatan pagi bersih setiap hari mulai pukul 06.30 sd 06.50 2. Membuat dan melaksanakan aturan sekolah bebas asap rokok

3. Memberikan pembelajaran lingkungan hidup yang terintegrasi pada semua mata pelajaran.

BAB III

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah kalender tersebut secara rinci.

A. Pengaturan tentang permulaan tahun ajaran No

.

Tanggal Kegiatan Keterangan

1 12-18 Juni 2011 Penyusunan KTSP

(52)

4 21-23 Juni 2011 PPDB

5 25 Juni 2011 Pengumuman PPDB 6 27 – 28 Juni Daftar Ulang

7 30 Juni Tes IQ, EQ

8 9 Juli Tes Akademik peserta didik baru 9 11-13 Juli 2011 MOS peserta didik baru

10 14-16 Juli 2011 Matrikulasi untuk kelas 7 baru

(53)

KETERANGAN :

JME = Jumlah Minggu Efektif LU = Libur Umum LHR = Libur Hari Raya

HES = Hari Efaktif Sekolah LHB = Libur Hari Besar LS = Libur Semester

HEF = hari Efaktif Fakultatif LPP = Libur Permulaan Puasa

HARI EFEKTIF SEKOLAH, EFEKTIF FAKULTATIF DAN HARI LIBUR SEKOLAH

TAHUN PELANAJARAN 2011/2012 SEMESTER GANJIL

BULAN SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU

JULI

LPP LPP LPP EF1 EF2 EF3

EF4 EF5 EF6 EF7 EF8 EF9

EF10 EF11 LHB EF12 EF13 EF14

EF15 EF16 LHR LHR LHR LHR

LHR LHB LHB

BULAN SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU

NOPEMBER 2011

65 66 67 68 69

70 71 72 73 74 75

(54)

BULAN SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU

100 101 102 103 104 105

106 107 108 109 110 111

LS1 LS1 LS1 LS1 LS1 LS1

SEMESTER GENAP

BULAN SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU

UARI 2012

LS1 LS1 LS1 LS1 LS1 LS1

(55)

BULAN SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU

2012

100 101 102 103 104 105

106 107 108 LHB 109 110

111 112 113 114 115 116

117 118 119 120

JUNI 2012

121 122

123 124 125 126 127 128

129 130 131 132 133 134

135 136 137 138 139 140

LS2 LS2 LS2 LS2 LS2 LS2

JADWAL LIBUR SMP KUNTUM WIJAYA KUSUMA TAHUN 2011/2012

No. Bulan Tanggal Keterangan

1 Juli 2011 -

-2 Agustus 2011 1 – 3 Libur Permulaan Puasa 17 Proklamasi Kemerdekaan RI

25 – 31 Libur Hari Raya Iedul Fitri dan Hari Besar 3 September 2011 1 – 7 Libur Hari Raya Iedul Fitri

4 Desember 2011 26 – 31 Libur Semester Ganjil 5 Januari 2012 2 – 7 Libur Semester Ganjil

23 Tahun Baru Imlek

6 Maret 2012 23 Hari Raya Nyepi

7 April 2012 6 Wafat Isa Al Masih

8 Mei 2012 17 Kenaikan Isa Al Masih

9 Juni 2012 25 – 30 Libur Semester Genap

PENJABARAN KALENDER PENDIDIKAN SMP KUNTUM WIJAYA KUSUMA KABUPATEN

Referensi

Dokumen terkait

It was suggested that for ex situ conservation on certain species of dendrobium and phalaenopsis in the category of rare germplasms, tissue culture could be applied by

Menurut Cahyono (2001:42), banyaknya penumpukan sisa-sisa makanan dalam keramba dan kotoran ikan yang keluar setiap hari dapat meningkatkan kadar amonia terlarut

Garuda Plaza Hotel Medan dapat dilihat dari sikap yang diperlihatkan karyawan seperti: kurangnya kebebasan dalam mengemukakan pendapat, insentif yang diterima tidak

Berangkat dari permasalahan tersebut menjadikan dasar untuk melakukan penelitian dengan mengimplementasi sebuah sistem load balancing server basis data PostgreSQL

diri melalui karya seni tari. Memeragakan tari tunggal Nusantara. Mengidentifikasi jenis karya seni tari berpasangan/ kelompok Nusantara. Mengapresiasi karya seni tari.

Adapun menurut Soedharto (1995) dampak sosial adalah konsekuensi sosial yang menimbulkan akibat dari suatu kegiatan pembangunan ataupun penerapan suatu kebijakan dan

Pada saatnya kita memisahkan 3 ajaran pusat islam menjadi 10 area berdasarkan fundamental prinsip-prinsip ekonomi islam:1) Peluang dan kebebasan dalam melakukan

Dari sana, terlahirlah korvet yang dilengkapi dengan radar, juga persenjataan anti kapal yang lebih canggih selam berupa mortar (pada Castle Class , beroperasi dari Perang Dunia