• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas 4 SDN Jembangan 01 "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

27

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Jembangan 01 Kecamatan

Batangan Kabupaten Pati pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan

Kabupaten Pati, sebanyak 24 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

SDN Jembangan terletak di Desa Jembangan Kecamatan Batangan Kabupaten Pati.

SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati terdiri dari 6 Rombel

dengan jumlah siswa sebanyak seratus tiga puluh empat (134), sebanyak delapan puluh

satu (81) siswa laki-laki dan lima puluh tiga (53) putri. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

pada SD Negeri Jembangan 01 ini ada dua belas (12) orang, yang terdiri dari satu (1)

orang kepala sekolah, enam (6) orang guru kelas, satu (1) orang guru Agama, satu (1)

orang guru Penjasorkes, satu (1) orang guru Mulok Bahasa Inggris, satu (1) orang

Pustakawan, satu (1) orang penjaga sekolah. Sedangkan sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh sekolah antara lain berupa gedung sekolah yang terdiri 6 ruang kelas, 1 ruang

kepala sekolah dan ruang tamu, 1 ruang kantor guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang

perpustakaan,1 ruang UKS, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, 2 ruang pertemuan, 4

ruang wc yang terdiri dari 2 wc siswa dan 2 wc untuk guru, dan kantin.

3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

dan hasil belajar IPA.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran IPA yang saling mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai KD 3.1 Menganalisis

hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1

Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan

tumbuhan; K.D 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta

mengaitkan dengan upaya pelestarian dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup hewan

(2)

28

melalui langkah-langkah pembelajaran membentuk kelompok asal @ 4 orang, menerima

bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, membetuk kelompok ahli, diskusi untuk

menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, kembali ke kelompok asal,

masing ahli menjelaskan bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji,

masing-masing ahli menyajikan laporan hasil diskusi sesuai keahliannya dalam diskusi kelas.

Hasil belajar IPA adalah besarnya angka yang diperoleh dari pengukuran

pengetahuan (analisis) dan ketrampilan (menyajikan laporan).

3.3 Prosedur Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang digunakan

adalah model spiral dari C. Kemmis dan MC Taggart (1998). Prosedur penelitian

menggunakan minimal 2 siklus sampai tujuan pembelajaran tercapai.

Prosedur penelitian dapat digambarkan melalui gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1

PTK Model Spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart

Berdasarkan gambar 3.1 prosedur PTK dapat dilakukan melalui beberapa siklus,

jika pada siklus 1 belum mencapai tujuan penelitian, maka diteruskan ke siklus berikutnya

(3)

Siklus 1

Dalam pelaksanaan siklus 1 terdapat 3 langkah yaitu :

1. Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan yang dilakukan adalah mengajukan permasalahan

pembelajaran yang ada, kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan KD 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada

hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk

dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan yang disajikan pada RPP (lampiran 1 RPP

dan seperangkatnya), menyiapkan materi daun, bunga, buah dan biji pada lampiran 1,

membuat media berupa gambar-gambar daun, bunga, buah dan biji pada lampiran 2,

membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar yang secara rinci pada tabel 3.1 pada lampiran

3, membuat instrumen butir soal pada lampiran 5 dan membuat rubrik pengukuran

ketrampilan yang disajikan dalam tabel 3.3 pada lampiran 4. Membuat lembar observasi

tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru kelas 4 dan membuat lembar

observasi tindakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw siswa yang terdapat pada

(lampiran 10 lembar observasi siklus 1) .

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan RPP dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah dirancang. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi untuk mengobservasi apakah kegiatan

pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Kegiatan ini

dilakukan oleh guru kelas dan dibantu teman sejawat yang berperan sebagai observer

pada waktu pelaksanaan pembelajaran.

3. Tahap refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan

proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bermaksud

untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan tindakan pembelajaran yang diberikan. Hasil

refleksi siklus 1 ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan pelaksanan siklus 2.

(4)

30

Siklus 2

Perencanaan siklus 2 dirancang apabila hasil dari siklus 1 belum mencapai

keberhasilan yang telah ditentukan, dan sebagai penyempurnaan dari kekurangan siklus

sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu terdiri

dari :

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dalam siklus 2 ini adalah mengacu permasalahan

pembelajaran yang muncul di siklus 1, kemudian menyusun RPP tentang KD 3.2

Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan

upaya pelestarian, dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup

yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan dan upaya pelestariannya yang disajikan

pada (lampiran 2 RPP dan seperangkatnya), menyiapkan materi daur hidup dan hubungan

makhluk hidup dengan lingkungannya pada lampiran 1, menyiapkan media berupa gambar

hewan yang disajikan secara rinci pada lampiran 2, membuat kisi-kisi pengukuran hasil

belajar yang secara rinci disajikan dalam tabel 3.2 yang terdapat pada lampiran 3,

membuat instrumen butir soal yang disajikan pada lampiran 5, membuat rubrik pengukuran

ketrampilan yang disajikan dalam tabel 3.4 yang terdapat pada lampiran 4. Membuat

lembar observasi tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru kelas 4 dan lembar observasi tindakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw siswa yang terdapat pada (lampiran 11 lembar observasi siklus 2).

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu mengimplementasikan RPP tentang

masalah kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat. Selama proses pembelajaran

dilakukan observasi untuk melakukan pengamatan apakah pembelajaran yang

berlangsung sesuai dengan RPP. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dan dibantu

teman sejawat yang berperan sebagai observer pada saat pelaksanaan pembelajaran.

3. Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dari observasi pada

siklus 2. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari

(5)

menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasr

pertimbangan untuk menyusun laporan.

3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penilaian

Data yang digunakan dalam PTK adalah data primer yang diperoleh langsung

dari observasi dan ulangan.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes dan non tes.

Instrumen yang digunakan dalam teknik tes adalah butir soal dan instrumen yang

digunakan dalam teknik non tes berupa observasi adalah lembar observasi yang

dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan (psikomotor).

Pembuatan rubrik pengukuran mengacu pada kisi-kisi instrumen penelitian .

(6)

32

Tabel 3.1

Kisi – kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 1

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

Aspek TeknikPenilaian

No. Item Kognitif Psikomotorik Tes/

Non tes

Bentuk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ngin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan temapt bermain.

3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan.

3.1.1 menjelaskan bentuk dan fungsi daun 3.1.2 menjelaskan bentuk dan fungsi bunga 3.1.3 menjelaskan bentuk dan fungsi buah 3.1.4 menjelaskan bentuk dan fungsi biji

3.1.5 menganalisis bentuk dan fungsi daun 3.1.6 menganalisis bentuk dan fungsi bunga 3.1.7 menganalisis bentuk dan fungsi buah 3.1.8 menganalisis bentuk dan fungsi biji

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan anak sehat, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan.

4.1.1 menyajikan laporan hubungan bentuk dan fungsi daun/bunga/buah dan biji.

(7)

Tabel 3.2

Kisi – kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 2

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

Aspek TeknikPenilaian

No. Item Kognitif Psikomotorik Tes/

Non tes

Bentuk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ngin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan temapt bermain.

3.2. Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestarian

3.2.1 Menjelaskan perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis serta upaya pelestariannya

3.2.2 Menjelaskan perbandingan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya

3.2.3 Menganalisis hubungan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis serta upaya pelestariannya

3.2.4 Menganalisis hubungan siklus hidup hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan anak sehat, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan pelestariannya,

(8)

34

Mendasarkan pada kisi-kisi instrumen penilaian, langkah berikutnya menyusun

instrumen pengukuran yang berupa butir soal dan rubrik pengukuran untuk keterampilan.

Butir soal siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 5 (lampiran 1 dan lampiran 2

RPP dan seperangkatnya) dan rubrik pengukuran ketrampilan siklus 1 disajikan dalam

tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.3

Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Laporan Bentuk Dan Fungsi Daun, Bunga, Buah dan Biji Siklus 1

Kriteria Sangat Baik

(4) bunga, buah dan biji

(9)

Tabel 3.4

Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Skema Siklus Hidup Makhluk Hidup Siklus 2

Kriteria Sangat Baik

(10)

36

3.5 Uji Instrumen Penilaian Uji Validitas Instrumen

Sudijono, A., dalam Wardani Naniek Sulistya dkk (2014:342) menyatakan bahwa

validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur pa yang

seharusnya. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid,

jika skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah

dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada korelasi positif yang signifikan

antara skor item dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada kolerasi positif

yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Teknik yang digunakan untuk

mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan

Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar

adalah sebagai berikut:

{∑ {∑ ∑ ∑ ∑ { ∑ {∑

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi pearson

x = Variabel bebas

y = Variabel terikat

n = Jumlah data

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0. Ada berbagai

pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen. Kriteria validitas

intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap

valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,468 apabila jumlah siswa sebanyak 18. Sebelum instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan,

maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal

formatif untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 18 siswa di SDN Klayusiwalan 02

(11)

pilihan ganda. Hasil uji validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 19,0 disajikan melalui tabel

3.5 di halaman berikut:

Tabel 3.5

Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1

No Urut No Butir Soal Corrected Item-Total Correlation Kriteria

1 1 ,464 Valid

2 2 ,490 Valid

3 3 ,037 Tidak Valid

4 4 ,474 Valid

5 5 ,283 Tidak Valid

6 6 ,086 Tidak Valid

7 7 ,676 Valid

8 8 ,472 Valid

9 9 ,506 Valid

10 10 ,089 Tidak Valid

11 11 ,652 Valid

12 12 ,468 Valid

13 13 ,505 Valid

14 14 ,089 Tidak Valid

15 15 ,503 Valid

16 16 ,526 Valid

17 17 ,585 Valid

18 18 ,711 Valid

19 19 ,198 Tidak Valid

20 20 ,611 Valid

21 21 ,526 Valid

22 22 ,627 Valid

23 23 ,237 Tidak Valid

24 24 ,032 Tidak Valid

25 25 ,298 Tidak Valid

26 26 ,547 Valid

27 27 ,676 Valid

28 28 ,611 Valid

29 29 ,530 Valid

30 30 ,344 Tidak Valid

Sumber : Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 3.5 nampak bahwa butir soal nomor 3, 5, 6, 10, 14, 19, 23, 24,

25,dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,468. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,468, artinya butir soal tidak valid,

(12)

38

digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian dibutuhkan 20 butir soal, dan

terpenuhi 20 butir soal, maka 20 butir soal yang valid digunakan dalam penelitian ini.

Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2, secara rinci dapat disajikan

melalui tabel 3.6 di halaman berikut.

Tabel 3.6

Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2

No Urut No Butir Soal Corrected Item-Total Correlation Kriteria

1 1 ,477 Valid

2 2 ,478 Valid

3 3 ,477 Valid

4 4 ,622 Valid

5 5 ,067 Tidak Valid

6 6 ,517 Valid

7 7 ,497 Valid

8 8 ,566 Valid

9 9 ,477 Valid

10 10 ,292 Tidak Valid

11 11 ,600 Valid

12 12 ,497 Valid

13 13 ,622 Valid

14 14 ,121 Tidak Valid

15 15 -,053 Tidak Valid

16 16 ,478 Valid

17 17 ,566 Valid

18 18 ,663 Valid

19 19 ,183 Tidak Valid

20 20 ,641 Valid

21 21 ,478 Valid

22 22 ,497 Valid

23 23 ,270 Tidak Valid

24 24 ,156 Tidak Valid

25 25 ,622 Valid

26 26 ,566 Valid

27 27 ,641 Valid

28 28 ,544 Valid

29 29 ,025 Tidak Valid

30 30 -,418 Tidak Valid

(13)

Berdasarkan tabel 3.6 nampak bahwa butir soal nomor 5,10, 14, 15, 19, 23, 24,

29, dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,468. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,468, artinya butir soal tidak valid, maka 9 butir soal nomor 5,10, 14, 15, 19, 23, 24, 29, dan 30 dibuang dan tidak digunakan

dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir soal

nomor 3 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski soal tersebut valid, karena

validitasnya rendah yaitu di bawah 0,468. Lebih jelasnya perhitungan uji validitas tes

formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.

Reliabilitas Instrumen

Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2011:348).

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda

untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan

KR20 (Sugiyono, 2011: 359) adalah:

{ ∑ }

Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan

intrepetasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha. Seperti

yang terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil Belajar yang ditulis oleh Wardani

Naniek Sulistya dan Slameto (2012:92) yang tersaji melalui tabel 3.7 berikut:

Keterangan:

k = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

qi = 1-pi

(14)

40

Tabel 3.7 Indeks Relibilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80 – 1,00 Sangat reabilitas

2 0,60 - 0,80 Reabilitas

3 0,40 - 0,60 Cukup reliabel

4 0,20 – 0,40 Agak reliabel

5 < 0,20 Kurang reliabel

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014: 346)

Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk soal pilihan ganda, yang terdiri dari 30

butir soal, dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Klayusiwalan 02 Kecamatan Batangan

Kabupaten Pati sejumlah 18 siswa. Untuk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen

butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2

No Urut Siklus Jumlah butir soal Cronbach’s Alpha Interpretasi

1 1 30 ,853 Sangat reliabilitas

2 2 30 ,865 Sangat reliabilitas

Sumber : Olahan SPSS

Berdasarkan tabel 3.8 nampak bahwa uji reliabilitas butir soal menunjukkan

Cronbach’s Alpha butir soal untuk siklus 1 sebesar 0,853; dan pada siklus 2 sebesar 0,865. Besarnya Cronbach’s Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00,

maka butir soal yang di uji cobakan termasuk sangat reliabel. Dengan demikian,

instrumen butir soal untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian. Lebih

jelasnya perhitungan uji reliabilitas tes formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat

dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.

Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:344), tingkat kesukaran

adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir

soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks

(15)

Keterangan

B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul

N = Jumlah peserta didik

P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83), tingkat

kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarrnya berkisar

0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat

kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3.9

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,01 – 0,25 0,26 – 0,75 0,76 – 1,00

Sukar Sedang

Mudah

Sumber: Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:339)

Hasil uji coba butir soal sebanyak 30 dianalisis item, untuk mengetahui tingkat

kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir soal sedang yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran masing-masing

butir soal pada siklus 1 disajikan melalui tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1

Nomor Butir Soal Frekuensi Interpretasi

1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 26, 28, 29, 30

27 Sedang

3, 6, 19 3 Mudah

Jumlah 30

Sumber : Olah data primer

Tabel 3.10 menunjukkan distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 1. Hasil

analisis terhadap tingkat kesukaran butir soal siklus 1 adalah dari 30 butir soal yang diuji

(16)

42

cobakan, terdapat 27 butir soal tingkat kesukaran butir soal sedang, dan 3 butir soal

tingkat kesukaran mudah. Tingkat kesukaran butir soal sedang digunakan dalam penelitian

ini. Penelitian ini membutuhkan 20 butir soal, sehingga 7 butir sisanya meski tingkat

kesukaran butir soal sedang, dibuang.

Hasil uji coba butir soal pada siklus II sebanyak 30 butir, dilakukan analisis item,

untuk mengetahui tingkat kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir

soal sedang yang akan digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat

kesukaran masing-masing butir soal pada siklus 2 disajikan melalui tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2

Nomor Butir Soal Frekuensi Interpretasi

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29, 30

27 Sedang

7,12,19 3 Mudah

Jumlah 30

Sumber : Olah data primer

Hasil analisis butir soal siklus 2 yang terdiri dari 30 butir soal dilakukan analisis item,

untuk mengetahui besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus 2. Hasil analisis butir soal

siklus 2 dari 30 butir soal, terdapat 27 butir soal dengan tingkat kesukaran soal sedang,

dan 3 butir soal tingkat kesukaran mudah. Butir soal yang dibutuhkan 20 butir. Butir soal

dengan tingkat kesukaran sedang ada 27 butir soal. Dari 27 butir soal yang tingkat

kesukaran butir soal sedang, digunakan dalam penelitian sebanyak 20 butir saja dan 7

butir soal sisanya dibuang. Printout siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 5

3.6 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian ini, apabila hasil belajar

IPA siswa dikatakan tuntas dengan KKM >80, mencapai minimal 75% dari seluruh siswa

pada siklus 1, dan pada siklus 2, seluruh siswa (100%) mencapai hasil belajar

(17)

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif, yaitu teknik analisis

data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan

hasil belajar dengan KKM ≥ 80, skor rata-rata, skor minimum, dan skor maksimum pra

Gambar

Gambar 3.1 PTK Model Spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1  kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 1
Tabel 3.2  kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 2
tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Analogamente,  nella  creazione  del   prodotto  culturale,  «prima  ancora  di  arrivare  alla  riproduzione  seriale   di  singole  unità  identiche  (il  giornale,

The purpose of the present research project was to assess the universal role of harmonious and obsessive passion in some of the positive and negative correlates derived from both

Klik panah bawah yang terdapat pada sudut kanan bawah icon Polygon Tool , maka akan muncul icon seperti berikut :2. Klik icon Polygon untuk membuat

Dari pembuatan tugas akhir ini dapat disimpulkan bahwa, sistem informasi keuangan berbasis desktop adalah sebuah sistem terkomputerisasi yang menggantikan sistem

Untuk seorang programmer ini jauh lebih mudah telah beberapa nilai disimpan dalam variabel bernama &#34;var1&#34; maka pada. alamat 5A73: 235B, terutama bila Anda memiliki 10

Untuk mengukur volume ekspirasi dan inspirasi menggunakan alat respirometer rakitan, ditarik nafas secara normal lalu dilepaskan ujung selang dari mulut anda

Dalam erti kata lain, pendekatan Pakatan Rakyat adalah berdasarkan kepada analisa dari aspek kelemahan kerajaan manakala Belanjawan Negara bersandarkan kepada

Hubungan (Link) atau asosiasi/relasi antara use case dengan actor atau sebaliknya dapat digambarkan dengan garis lurus, terhubung antara dua simbol. Ada empat tipe asosiasi