• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Regional Untuk Sanitasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kerjasama Regional Untuk Sanitasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A

nak-anak paling rentan terha-dap efek dari sanitasi dan hi-giene yang tidak memadai. Hal ini menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar untuk diare, polio, dan

konsekuensi kesehatan lainnya yang merugikan.

Hal tersebut disampaikan Men -teri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam sambutannya pada acara ...hal 3

Edisi EASAN 2012

Newsletter

AMPL

EASAN 3

dalam Foto ... hal 4

Deklarasi Bali ... hal 6

Olah Air Limbah

Biar Warga Sehat ... hal 7

EASAN-3, Tandai Peningkatan

Kerjasama Regional Untuk Sanitasi

Berita di hal 2

(2)

EASAN 3... dari hal 1

T

iga belas negara-negara Asia Timur dan Papua Nugini ber -sepakat untuk meningkatkan kerja sama regional dalam penanga -nan sanitasi dan higiene. Demikian komitmen yang dituangkan dalam Bali Declaration pada pertemuan tingkat menteri negara-negara Asia Timur East Asia Ministerial Conference on Sanita-tion and Hygiene (EASAN) III.

Diselenggarakan di Denpasar, Bali, 10-12 September 2012, Easan-3 dibuka

oleh Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi. Acara yang di -hadiri sekitar 250 peserta ini, bertujuan untuk meningkat -kan komitmen pencapaian tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs) di bidang sanitasi. Delegasi 14 negara di Asia Timur memaparkan sejumlah capaian negara masing-masing serta berbagi berbagai macam topik pembelajaran tentang air minum, sanitasi dan higiene.

Dalam pidato pembuka-annya, Nafsiah menyatakan jumlah masyarakat yang belum bisa mendapatkan air bersih dan fasilitas sanitasi memadai di negara padat penduduk masih sangat besar.

Di Indonesia sendiri, pa -par Nafsiah, ada sekitar 109 juta jiwa atau 44 persen dari total penduduk sekitar 237 juta yang belum bisa mengak -ses air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak. Jumlah itu masih sangat jauh dari target yang ditetapkan pada 2015. “Dengan tingkat kemajuan saat ini, kami baru bisa mem -proyeksikan kenaikan cakupan sampai 67 persen pada 2015,” ujarnya

Pertemuan dua tahunan tingkat menteri ini berha -sil mendorong lahirnya komitmen untuk meningkatkan upaya pelayanan air minum dan sanitasi terutama kepada

“Easan kali ini menjadi momentum yang sangat penting karena menegaskan komitmen regional untuk penanganan sanitasi dan air minum,” kata Dedy S. Priatna, Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas dalam pidato penutupannya.

Pentingnya pembentukan kerja sama regional juga ditekankan oleh Dedi. Hal ini bertujuan untuk membantu mempertahankan komitmen dan memantau kemajuan pelaksanaan Deklarasi Bali. Termasuk sinergi antara pemerintah dan mitra internasional.

“Tapi yang paling penting adalah memobilisasi sumber daya yang memadai, baik uang dan orang, melalui strategi dan program nasional,” tandasnya. Nissa

Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi

fot

o-f

ot

o: P

(3)

Edisi EASAN 2012 | Newsletter AMPL |

3

East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hy

-giene III (EASAN III) di Nusa Dua, Bali (10/9).

Menkes mengatakan, sanitasi yang baik akan me-ngurangi kerugian ekonomi dan meningkatkan kehadiran murid di sekolah dasar, mengurangi prevalensi penyakit sehingga anak-anak dapat datang kesekolah, meningkat -kan produktivitas orang dewasa, memberi-kan keamanan bagi para perempuan, serta mengurangi polusi dari sum -ber air.

Penelitian Bank Dunia pada dampak sanitasi yang buruk terhadap ekonomi di Asia Tenggara menyebabkan kerugian ekonomi minimal 9 milyar dolar per tahun. Se -mentara perilaku tidak sehat dan kurang higienis menga -rah ke sumber air minum, sumber air rumah tangga, area aliran air, sungai dan lingkungan menjadi tercemar.

Sanitasi, higiene dan perilaku hidup sehat akan mengurangi kejadian penyakit yang ditularkan melalui air. Peningkatan perilaku, seperti pembuangan kotoran yang aman, mencuci tangan dengan sabun, dan perluasan pe -nyediaan sanitasi bisa membawa manfaat sosial, lingkung-an dlingkung-an ekonomi ylingkung-ang signifiklingkung-an. Pentingnya slingkung-anitasi dlingkung-an kesehatan karena penyakit menular dapat dicegah dengan air minum yang aman, sanitasi yang memadai dan perilaku higienis, kata Menkes.

Menurut Nafsiah Mboi, terdapat beberapa alasan sejumlah besar keluarga tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi dan air minum. Di antaranya adalah ren -dahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang pen -garuh sanitasi dan air minum pada kesehatan. Selain itu, perilaku yang tidak mendukung perilaku bersih dan sehat, karena tingkat ekonomi masyarakat yang tidak mampu un -tuk membangun fasilitas sanitasi dan tidak memiliki akses terhadap air minum yang memadai.

“Selain menyelenggarakan konferensi Easan-3, Indo -nesia melakukan beberapa kegiatan sanitasi dan higiene seperti Deklarasi Bebas BAB di sembarang tempat dan Pengembangan Strategi sanitasi Kota di berbagai kabu -paten/kota dalam rangka mempercepat perbaikan sanitasi dan perilaku higienis”, ujar Menkes.

Dalam sambutannya pada upacara pembukaan Easan-3 tersebut, Menkes juga turut mendorong para peserta untuk berbagi pengalaman satu sama lain, mem -bangun komitmen pribadi untuk sanitasi, dan membantu menciptakan dan mempertahankan kemauan di tingkat politik. Menkes berharap diskusi pada konferensi Easan-3 akan memberdayakan negara-negara Asia Timur untuk mengatasi tantangan berat dari sanitasi dan higiene di wilayah itu. Nissa

Anak-anak... dari hal 1

fot

o: P

(4)

Easan-1 di Beppu, Jepang tahun 2007 bertemakan Good Sanitation, Good Life. Easan-1 mengadvokasi pentingnya dilakukan pembangunan sanitasi di negara-negara AsiaTimur. • Easan-2 di Manila, Filipina diselenggarakan 27-29 Januari

2010, menghasilkan Deklarasi Manila yang menyerukan ker

-Timur untuk memfasilitasi sharing praktik baik dan pengeta

-huan yang berdampak pada perubahan yang lebih baik. • Easan-3, 10-12 September 2012 di Nusa Dua Bali, Indonesia.

Mengambil tema “Sanitation for All – Towards 2015 and Be

-yond” mencari strategi-strategi percepatan pencapaian MDGs

(5)

Edisi EASAN 2012 | Newsletter AMPL |

5

EASAN 3

dalam Foto

(6)

Deklarasi Bali

S

enin (10/9) di Nusa Dua Bali, seluruh negara anggota ASEAN ditambah China dan Mongolia menandatangani Deklarasi Bali atau Bali Declaration pada Konferensi Tingkat Menteri Se-Asia Timur tentang Sanitasi dan Higiene (Easan-3). Berikut dua belas butir isi Deklarasi Bali tersebut :

S

enin (10/9) di Nusa Dua Bali, seluruh negara anggota ASEAN ditambah China dan Mongolia menandatangani Deklarasi Bali atau Bali Declaration pada Konferensi Tingkat Menteri Se-Asia Timur tentang Sanitasi dan Higiene (Easan-3). Berikut dua belas butir isi Deklarasi Bali tersebut :

1. Komitmen untuk meningkatkan upaya pelayanan air minum dan sanitasi terutama kepada masyara-kat yang belum terlayani serta me-ningkatkan praktik higiene melalui kemauan politik yang kuat, pendan-aan yang cukup, dan meningkatkan partisipasi komunitas yang sejalan dengan strategi pembangunan nasional untuk mengurangi perilaku buang air sembarangan di wilayah Asia Timur.

2. Komitmen untuk membangun dan menjaga alokasi pendanaan yang cukup bagi program sanitasi dan higiene dan secara progresif dan meningkatkannya sesuai kebutuhan demi tercapainya pemenuhan kebu-tuhan secara universal, pengelolaan yang aman, pembuangan air limbah yang baik dan sebagainya

3. Komitmen untuk mengidentifikasi hambatan dan solusi berdampak luas, yang mengarah pada aksi nyata dengan peran koordinasi pemerintah dan mitra pembangu-nannya, untuk meningkatkan capa-ian dalam meraih target penyediaan air minum, sanitasi dan higiene bagi masyarakat miskin dan kelompok

marjinal di perkotaan dan pedesaan serta menganggap serius tantangan dalam menjaga lingkungan dan merespon emergensi perubahan iklim.

4. Komitmen untuk menyediakan du-kungan peningkatan kapasitas bagi pemerintah daerah dan memam-pukan mereka dalam pelaksanaan program dan proyek air minum, sanitasi dan higiene secara efektif dan efisien

5. Komitmen untuk mengadvokasi berbagai lapisan pemerintah dan termasuk eksekutif, legislatif, kemen-terian keuangan, lembaga peren-canaan nasional dan pemerintah daerah dalam rangka mendukung proses termasuk mobilisasi sumber daya, koordinasi sektor dan monitor-ing sektor

6. Komitmen untuk meningkatkan pro-fil air minum dan sanitasi di sekolah, di fasilitas penanganan kesehatan dan di wilayah publik

7. Komitmen untuk meningkatkan akses terhadap air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dengan memprioritaskan strategi-strategi air minum dan sanitasi yang terintegrasi

8. Komitmen untuk mengembangkan penilaian yang terintegrasi, me-kanisme monitoring dan evlauasi dengan peran dan tanggung jawab yang jelas

9. Komitmen untuk membangun atau memperkuat komiten multi sektor di tingkat nasional untuk mendukung kementerian yang berkaitan melalui sharing informasi dan koordi-nasi untuk memformulasikan dan mengimplementasikan rencana aksi sanitasi dan higiene

10. Komitmen untuk melanjutkan pertemuan regular melalui konferensi Easan, sebagai platform regional untuk peningkatan kerjasama dalam sanitasi dan higiene di antara negara-negara Asia Timur dan antar regional

11. Komitmen untuk melanjutkan dan memastikan efektivitas proses Easan dan berupaya melaporkan berbagai komitmen Easan dalam pertemuan lanjutan.

12. Komitmen untuk mengembang-kan rencana-rencana dan untuk mengalokasikan dan memobilisasi sumber daya dalam melaksanakan komitmen selama Easan.

1. Komitmen untuk meningkatkan upaya pelayanan air minum dan sanitasi terutama kepada masyara-kat yang belum terlayani serta me-ningkatkan praktik higiene melalui kemauan politik yang kuat, pendan-aan yang cukup, dan meningkatkan partisipasi komunitas yang sejalan dengan strategi pembangunan nasional untuk mengurangi perilaku buang air sembarangan di wilayah Asia Timur.

2. Komitmen untuk membangun dan menjaga alokasi pendanaan yang cukup bagi program sanitasi dan higiene dan secara progresif dan meningkatkannya sesuai kebutuhan demi tercapainya pemenuhan kebu-tuhan secara universal, pengelolaan yang aman, pembuangan air limbah yang baik dan sebagainya

3. Komitmen untuk mengidentifikasi hambatan dan solusi berdampak luas, yang mengarah pada aksi nyata dengan peran koordinasi pemerintah dan mitra pembangu-nannya, untuk meningkatkan capa-ian dalam meraih target penyediaan air minum, sanitasi dan higiene bagi masyarakat miskin dan kelompok

marjinal di perkotaan dan pedesaan serta menganggap serius tantangan dalam menjaga lingkungan dan merespon emergensi perubahan iklim.

4. Komitmen untuk menyediakan du-kungan peningkatan kapasitas bagi pemerintah daerah dan memam-pukan mereka dalam pelaksanaan program dan proyek air minum, sanitasi dan higiene secara efektif dan efisien

5. Komitmen untuk mengadvokasi berbagai lapisan pemerintah dan termasuk eksekutif, legislatif, kemen-terian keuangan, lembaga peren-canaan nasional dan pemerintah daerah dalam rangka mendukung proses termasuk mobilisasi sumber daya, koordinasi sektor dan monitor-ing sektor

6. Komitmen untuk meningkatkan pro-fil air minum dan sanitasi di sekolah, di fasilitas penanganan kesehatan dan di wilayah publik

7. Komitmen untuk meningkatkan akses terhadap air minum dan sanitasi yang berkelanjutan dengan memprioritaskan strategi-strategi air minum dan sanitasi yang terintegrasi

8. Komitmen untuk mengembangkan penilaian yang terintegrasi, me-kanisme monitoring dan evlauasi dengan peran dan tanggung jawab yang jelas

9. Komitmen untuk membangun atau memperkuat komiten multi sektor di tingkat nasional untuk mendukung kementerian yang berkaitan melalui sharing informasi dan koordi-nasi untuk memformulasikan dan mengimplementasikan rencana aksi sanitasi dan higiene

10. Komitmen untuk melanjutkan pertemuan regular melalui konferensi Easan, sebagai platform regional untuk peningkatan kerjasama dalam sanitasi dan higiene di antara negara-negara Asia Timur dan antar regional

11. Komitmen untuk melanjutkan dan memastikan efektivitas proses Easan dan berupaya melaporkan berbagai komitmen Easan dalam pertemuan lanjutan.

(7)

Edisi EASAN 2012 | Newsletter AMPL |

7

P

ada hari terakhir (12/09)

pelak-sanaan Easan-3, para peserta diajak mengunjungi sejumlah lokasi pembangunan sanitasi seperti proyek pengembangan sewerage di

Denpasar, Denpasar Sewerage Deve-lopment Project (DSDP), lokasi sarana

sanimas di Tabanan dan upacara deklarasi ODF di Bangli. Para peserta mengikuti kunjungan ke tiga wilayah ini dengan antusias.

Salah satunya, para peserta

di-ajak melihat lebih dekat DSDP di Kan

-tor Badan Layanan Umum Air Limbah (BLUPAL) Denpasar. DSDP berhasil melayani lebih dari 8.647 sambungan atau setara dengan 417 ribu jiwa di wilayah Denpasar dan sekitarnya. Pengelolaan air limbah terpusat di Denpasar dimulai pada tahun 1992 oleh Kementerian Pekerjaan umum, dibangun pada tahun 2003 dan mulai beroperasi pada tahun 2008.

Kepala Dinas PU, Provinsi Bali Wayan Budiarsa, menjelaskan sistem pembuangan sepanjang 245 kilo

-meter yang dibangun di Denpasar

dan sekitarnya masih dalam tahap pertama. “ Tahap kedua akan melihat

instalasi pipa lebih lanjut dan

ditar-getkan selesai pada bulan Juli 2013. Tahap terakhir dari pembuangan lim

-bah masih belum ditentukan,” jelas Budiarsa.

Handy B. Legowo, Kasubdit Air Limbah Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman, Cipta Karya, Kementerian PU, menambahkan masyarakat Denpasar mendapatkan setidaknya dua keuntungan bagi

warga Bali dengan adanya DSDP,

yakni kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat. “Kalau warga sehat, berarti lingkungannya juga sehat. Kalau lingkungan sehat berarti beban pencemaran juga semakin surut. Ini berarti beban pencamaran sungai-sungai juga turun, pantai tidak rusak oleh pencemaran,” ungkap Handy.

“Limbah harus diolah. (Setelah

itu) dibuang ke perairan dengan standar tertentu sehingga pantainya

tidak tercemar. Bahaya kalau terce

-mar. Turis bisa kena diare, sakit kulit, kalau tidak datang lagi, kesejahteraan masyarakat terancam,” sambungnya.

Sampai saat ini, Denpasar adalah salah satu dari 13 kota yang secara nasional mempunyai sistem pengo

-lahan air limbah terpusat. Kota-kota lainnya adalah Medan, Prapat, Ja

-karta, Bandung, Cirebon, Yogya-karta, Surakarta, Banjarmasin, Balikpapan, Tangerang dan Batam. Joko

Kunjungan ke Proyek Pengembangan Sewerage di Denpasar

Olah Air Limbah Biar Warga Sehat

Peserta sedang berada di pinggir kolam pengelolaan limbah Denpasar Sewerage Development Project (DSDP)

(8)

Publikasi

Untuk informasi lebih lengkap dapat langsung dilihat di http://www.ampl.or.id atau http://digilib-ampl.net Anda juga dapat bergabung dalam milis AMPL [milis_ampl@yahoogroups.com]

E

asan-3 didahului oleh sejumlah side event

dianta-ranya adalah workshop dua hari bertemakan “CLTS

and Scaling-up Rural Sanitation in the East Asia and Pacific Region” pada tanggal 8-9 September 2012.

Work-shop ini diselenggarakan oleh Jejaring Indonesia, IDS, Plan

Internasional, Unicef, WaterAid, WSP dan WSCC. Lebih dari 60 peserta dari 14 negara berpartisipasi dalam acara tersebut.

“Tujuan acara secara keseluruhan adalah memberi wadah rekan-rekan dari berbagai negara dan organisasi berbagi pengalaman terbaru dan pengalaman di wilayah lain dan membahas cara-cara inovatif untuk menciptakan sanitasi di pedesaan yang lebih kuat,” menurut Eko Wiji Purwanto Ketua Jejaring AMPL.

Para peserta dari berbagai negara berbagi sejumlah

pengalaman, fakta menarik dan mendiskusikan pembe

-lajaran-pembelajaran terkait mulai dari topik kebijakan dan advokasi, sustainability, monitoring dan data yang reliabel, pendanaan dan isu subsidi, hubungan

antarins-titusi, kelompok masyarakat rentan, hingga pendekatan- pendekatan integratif.

Hasilnya, lima pesan penting yang diserukan oleh

workshop ini :

• CLTS yang disebarkan di berbagai wilayah, apabila diperkenalkan dengan tepat akan mampu merubah perilaku sanitasi dan membebaskan masyarakat dari BAB sembarangan, dan mempercepat pembangunan sanitasi di wilayah tersebut.

• Pemerintah harus memobilisasi sumber daya yang memadai untuk mempercepat perluasan CLTS dan

perubahan perilaku sanitasi, melalui strategi dan pro

-gram nasional

• Masyarakat diuntungkan secara maksimal apabila setiap orang menggunakan jamban sehat. Mekanisme

di tingkat pemerintah diperlukan untuk mengumpul

-kan data yang reliable di tingkat nasional, termasuk melakukan pemicuan melalui CLTS, komunitas ODF dan komunitas ODF yang berlanjut.

• Perluasan sanitasi di pedesaan tergantung dari masing-masing wilayah. Setiap negara menggunakan

pendekatan yang saling melengkapi untuk mendo

-rong perubahan perilaku

• Dimensi kesetaraan dari pembangunan sanitasi harus diutamakan. Prioritas pernaikan sanitasi harus ditujukan

kepada kelompok masyarakat yang rentan. Nissa

Pembelajaran

dari

Referensi

Dokumen terkait

4.13 Pendapat Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga tentang Sanitasi Higiene Karyawan Dapur di Tempat Praktik Industri Berkaitan dengan Suhu Penyimpanan Sesuai

praktik higiene, sanitasi lingkungan dan dukungan keluarga pada penderita. TB BTA positif dan TB BTA negatif di wilayah kerja

Dinas Kabupaten /Kota perlu melakuan pelatihan laik higiene sanitasi bagi pengelola dan tenaga Penjamah Depot Air Minum untuk menambah pengetahuan Pengelola dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi tangan food handler, hubungan antara pengetahuan, sikap, dan praktik higiene pangan food handler, serta faktor

Dengan menggunakan instrument Indeks Resiko Sanitasi maka akan dapat terlihat resiko sanitasi terutama pada sector air minum di setiap kelurahan di Kecamatan Kedungwuni. Di

Penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan sanitasi lingkungan, personal higiene dengan Jumlah bakteri Escherichia coli pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kawasan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kondisi higiene dan sanitasi di 30 Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kecamatan Banyuwangi yaitu 28 (93,33%) DAMIU

Hubungan Pengetahuan dan Praktik Penjamah Makanan Mengenai Higiene Sanitasi Makanan dengan Keberadaan Escherichia coli pada Nasi Rames.. Skripsi, Program Studi Kesehatan