• Tidak ada hasil yang ditemukan

HADITS HADITS TENTANG ETIKA BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HADITS HADITS TENTANG ETIKA BISNIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HADITS-HADITS TENTANG ETIKA BISNIS

Disusun guna memenuhi tugas

Mata kuliah: Tafsir Ayat dan Hadits Ekonomi

Dosen pengampu: Dede Rodin, M. Ag

Disusun oleh:

1. Fetty Anggraini (1605036016)

2. Nina Aina Maftukhah (1605036033)

3. Reza Indriani (1605036034)

4. Lutviana Imatul M (1605036035)

S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Hadits adalah salah satu sumber pokok ajaran Islam sesudah Al-Qur’an.

Untuk melakukan sesuatu, kita sebagai umat Islam tidak hanya berpegang teguh

terhadap Al-Qur’an saja, meskipun Al-Qur’an merupakan sumber dari segala

sumber. Akan tetapi kita juga dianjurkan untuk berpegang terhadap As-Sunah

ataupun Hadis yang merupakan dasar hukum Islam yang kedua.

Dalam kegiatan sehari-hari kita pasti tidak akan terlepas dengan kegiatan

transaksi bisnis, seperti jual beli yang merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap

manusia. Dalam kegiatan tersebut terdapat penjual yang menyediakan barang atau

jasa dan ada juga pembeli. Peran pedagang atau pebisnis akan diuji bagaimana

cara melakukan perdagangan atau bisnis yang tidak merugikan pelanggan tetapi

tetap memperoleh keuntungan yang halal.

Bisnis selama ini dikesankan sebagai usaha dan aktivitas manusia untuk

mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, yang kerap sekali ditempuh dengan

cara yang kotor. Karenanya, etika bisnis sangat penting untuk dikemukakan,

terutama di era globalisasi yang sering sekali mengenyampingkan nilai-nilai

akhlak, moral, dan etika.1

1

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis

Etika berasal dari bahasa latin ethos yang berarti kebiasaan,

sinonimnya adalah moral yang juga berasal dari bahasa latin mores yang

berarti kebiasaan. Dalam bahasa Arab disebut dengan akhlaq, bentuk jamak

dari khuluq yang berarti budi pekerti. Baik etika maupun moral bisa diartikan

sebagai kebiasaan atau adat istiadat (custom atau mores) yang menunjuk

kepada perilaku manusia itu sendiri, tindakan atau sikap yang dianggap benar

atau tidak. Achmad Charris Zubair menyatakan bahwa etika dan moral

memiliki arti yang sama, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit

perbedaan. Moral dan/ moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,

sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.

Etika membantu manusia bertindak secara bebas, tetapi dapat

dipertanggungjawabkan. O.P Simorangkir menyatakan bahwa etika atau etik

adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang

baik. Menurut Sidi Gazalba, etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan

manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan

oleh akal. Sedangkan al-Ghazali dalam kitabnya Ihya‟ „Ulum al-Din

menjelaskan pengertian khuluk (etika) adalah suatu sifat yang tetap dalam

jiwa, yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan

tidak membutuhkan pikiran.2

Adapun bisnis menurut Straub, sebagaimana dikutip oleh Veithzal

Rivai dan Andi Bukhari, yaitu suatu organisasi yanng menjalankan aktivitas

produksi dan penjualan baranng dan jasa yang diinginkan oleh konsumen

untuk memperoleh profit.3 Adapun bisnis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai usaha komersil didunia perdagangan dan bidang

usaha.

2 Idri, Hadis Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Kencana, 2015, hlm.

323-324

3

(4)

Menurut Kwik Kian Gie etika bisnis adalah penerapan dari apa yang

benar dan apa yang salah dari kumpulan kelembagaan, teknologi,

kegiatan-kegiatan dan saran-saran yang disebut bisnis. Sedangkan dalam syariat Islam,

etika bisnis adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai

Islam, sehingga dalam pelaksanaan bisnis itu tidak terjadi kekhawatiran

karena sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Bisnis yang

beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga

kontrak sosial yang sudah berjalan. Kontrak sosial merupakan sesuatu yang

harus ditepati. Etika bisnis mengatur aspek hukum kepemilikan, pengelolaan

dan pendistribusian harta.4

Perbedaan dan Persamaan antara Etika, Moral, dan Akhlaq

INDIKATOR Persamaan Perbedaan

Membahas baik buruk perbuatan

manusia menurut akal pikiran

(filsafat).

Moral Membahas baik buruk perbuatan

manusia menurut norma-norma yang

tumbuh dan berkembang di

masyarakat.

Akhlaq Membahas baik buruk perbuatan

manusia menurut Al-qur’an dan

Hadits.

B. Etika Bisnis dalam Perspektif Hadits Nabi

Bisnis Islam merupakan serangkaian aktivitas bisnis baik produksi,

distribusi maupun konsumsi dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi

jumlah kepemilikan harta, barang dan jasa termasuk keuntungan yang

diperoleh, tetapi dibatasi cara perolehan dan pendayagunaannya yang dikenal

dengan istilah halal dan haram.

4

(5)

Kunci etika bisnis sesungguhnya terletak pada pelakunya. Itu sebabnya

misi diutusnya Rasulullah SAW kedunia adalah untuk memperbaiki akhlak

manusia yang telah rusak.5 Sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Malik ibn Anas dalam kitabnya al-Muwaththa‟ berikut:

ل

menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Malik ibn Anas)6

Ketika peradaban bangsa Arab pada masa jahiliyah yang sangat jauh

dari akhlak mulia, misalnya mereka sering melakukan pembunuhan,

pelacuran, mabuk-mabukan, serta usaha-usaha bisnis yang curang, dan

manusia tidak lagi mengenal Allah, maka Allah mengutus Muhammad sebagai

Nabi dan Rasul untuk membuat perubahan yang signifikan dibidang akhlak

itu.

Berikut akan dipaparkan beberapa etika bisnis yang disebutkan dalam

hadis-hadis Rasulullah SAW:

1. Kejujuran

Kejujuran merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, termasuk dalam kehidupan manusia, termasuk dalam bidang

ekonomi. Dalam berbisnis, sikap jujur akan mempengaruhi kesuksesan

bisnis. Dengan aktivitas ekonomi yang dilandasi dengan kejujuran,

manusia akan saling mempercayai dan terhindar dari penipuan.7 Berikut sejumlah hadis yang memerintahkan untuk berlaku jujur:

(6)

ل ُ ل.ل ي صلهل ل ي

kejujuran membawa pada kebajikan dan kebajikan membawa pada surga dan sesungguhnya seseorang benar-benar jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang ya ng jujur. Sesungguhnya kebohongan membawa pada keburukan dan keburukan itu membawa pada neraka dan sesungguhnya seseorang benar-benar dusta sehingga dicatat oleh Allah

sebagai pendusta.” (Riwayat Bukhari Muslim)

Hadis di atas menjelaskan betapa pentingnya kejujuran karena

kejujuran membawa kepada kebajikan. Orang yang selalu berbuat jujur,

niscaya hidupnya selalu diliputi dengan sikap dan perilaku baik karena ia

tidak menipu dirinya atau orang lain. Kehidupannya selalu lurus tidak

berbuat hal-hal negatif, sehingga ia menjadi orang saleh. Karena itu

oranng yang jujur pada akhirnya akan masuk surga. Orang yang senantiasa

jujur dalam kehidupan kesehariannya akan ditetapkan oleh Allah sebagai

orang yanng jujur. Demikian pula sebaliknya, kebohongan membawa pada

keburukan. Orang yang selalu berbuat bohong akan membohongi dirinyaa

sendiri dan orang lain, meskipun meakukan keburukan ia akan tetaap

merasa benar sehingga tidak menyesal dan terus menerus melakukannya.

Pada akhirnya, ia masuk neraka, karena kebohongan telah membawanya

pada maksiat. Orang demikian oleh Allah ditetapkan sebagai pembohong

karena memang dalam kesehariannya selalu berbohong.8

Rasulullah melarang segala bentuk aktivitas bisnis yang dilakukan

dengan penipuan karena penipuan dapat merugikan orang lain dan

melanggar hak asasi dalam bisnis yaitu suka sama suka. Orang yang

tertipu jelas tidak akan suka karena haknya dikurangi atau dilanggar.

Bisnis yang mengandung penipuan misalnya jual beli sesuatu yang tidak

diketahui hasilnya, atau tidak bisa diserahterimakan, atau tidak bisa

diketahui hakikat dan kadarnya, seperti jual beli burung yang masih

8

(7)

terbang diangkasa, jual beli binatang yang masih dalam kandungan

induknya, dan sebagainya. Nabi bersabda:

ل ه ل ي ل ل صح ل ي ل ل َُس ل يل لهل ُّصلهل وس ل ىَل ل ي لِ ل

ل

)َ مل (

“Dari Abu Hurairah r.a katanya, “Rasulullah SAW melarang jual beli

dengan cara melempar dan jual beli yang mengandung penipuan”

Dan Rasulullah pun selalu bersikap jujur dan berbisnis. Ia

melarang para pedagang meletakkan barang busuk disebelah bawah dan

barang baru dibagian atas, sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadits:

للهلّصلهلض ل ي لِ ل

ل ْفل يل خ فل طل بصلّ ل ُ مل َُس ل يل

ل وس لَلء ُ ل ي ص ل:ل فل؟ ُ ل ح صَل ل مل:ل فلَلل ص ل ف

لل يلَل ُ ل وفل تل جلَف ل:ل له

)َ م ل (لّملسيلفل ُ غل مل؟ل ُ

“Diriwayatkan Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW pernah lewat dihadapan orang yang menjual setumpuk makanan. Lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam tumpukan makanan itu, ternyata tangan beliau mengenai tumpukan yang basah di dalamnya. Kemudian beliau bertanya

kepada orang itu, “Mengapa ini basah wahai penjual makanan?” orang itu menjawab, “Makanan yang di dalam itu terkena hujan wahai

Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa tidak kamu letakkan di atasnya supaya diketahui oleh orang yang akan membelinya? Barangsiapa

menipu, dia bukan termasuk dari golonganku.” (HR. Muslim)

2. Amanah

Dalam dunia bisnis, kepercayaan adalah kunci utama agar

konsumen tidak meninggalkan kita. Jika konsumen sudah pergi, maka bisa

dipastikan usaha kita pun akan ikut hancur. Oleh karena itu, kepercayaan

merupakan faktor terpenting bagi kelangsungan usaha. Karena kejujuran

dan amanah memiliki hubungan yang sangat erat, karena orang yang jujur

pasti amanah(terpercaya).9 Allah memerintahkan agar umat Islam

(8)

menunaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya dan jika

memutuskan perkara agar dilakukan secara adil, sebagaimana firman-Nya:

ل ًلوََل ل ُ لْلَُحل ل ل لَ ل َ مِ ل ُ ؤ ل لُ م يلهل ُ

ل

“Susungguhnya Allah memerintah kalian untuk menunaikan amanat

kepada orang yang berhak menerimanya dan apabila kalian memutuskan hukum diantara manusia maka putuskanlah dengan adil.” (QS. An-nisa 58)

Bersikap dan berperilaku amanah sangatlah dianjurkan oleh Islam

dan orang yang tidak amanah disebut pengkhianat, termasuk salah satu ciri

orang munafik. Pengkhianatan merupakan perbuatan yang sangat keji.

Sehingga Rasulullah mengategorikan khianat sebagai salah satu ciri orang

munafik, sebagaimana sabdanya:

لف مل َل يفلُ كل مل َ ل:ل ل َُس ل يل لهلُ صل ُيُ لُ ل َل بلهل ب ل

ل

ل م ل ص خ

ل ؤ ل ل يل َُحل

ل ملَصخل يفل َل ُ ْملَصخل يفل َ

ل خ

ل

) خب ل (ل غل ل ل ُ كل ُ حل

Dari „Abd.Allah ibn Amr bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

barangsiapa memilikinya maka ia benar-benar munafik dan barangsiapa memiliki sebagian dari empat itu, maka ia memiliki salah satu sifa t kemunafikan hinngga meninggalkannya, yaitu jika diberi amanat

mengkhianati, jika berbicara berdusta, dan jika berjanji mengingkari.”

(HR. Bukhari)

3. Keramahtamahan

Dalam dunia bisnis keramahtamahan, kesopanan, dan ketawadhuan

yang sangat penting untuk dijaga. Terlebih bisnis yang terkait dengan jasa

dan pelayanan sangat meniscayakan unsur ini. Seringkali orang tertarik

untuk membeli sesuatu karena keramahan yang diperlihatkan oleh penjual.

Oleh sebab itu, seorang pebisnis sangat dianjurkan untuk mempunyai jiwa

dan sikap kepribadian yang baik. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah

(9)

لِ فل ت سلُُلِ فل َُس ل يل لهلُ صل ُيُ ل سل ل زحل بلْ حل

SAW lalu ia memberikannya kepadaku kemudian aku memintanya lagi dan memberikan kepadaku, lalu aku minta lagi dan ia memberiku lagi.

Kemudian Nabi bersabda, “Sesungguhnya harta ini hijau (indah) lagi manis. Barangsiapa yaang mengambilnya dengan jiwa yang baik, maka akan diberkahi dan barangsiapa yang mengambilnya dengan jiwa yang boros, maka tidak akan diberkahi seperti orang yang makan tapi tidak kenyang-kenyang. Tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah. (HR.Muslim)10

4. Ta‟awun (Tolong Menolong)

Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar

keuntungan sebanyak-banyaknya sebagaimana yang diajarkan dalam

ekonomi kapitalis, tetapi juga berorientasi kepada sikap ta‟awun (tolong

menolong) sebagaimana implikasi sosial kegiatan bisnis.11 Sebagaimana menurut hadits nabi: bersabda, “Bersedekahlah, karena (suatu saat akan datang masa) dimana

seseorang berjalan untuk memberikan sedekahnya, tetapi orang yang akan diberinya (menolak) seraya berkata, „Seandainya kamu membawanya kemarin, niscaya aku akan menerimanya, tetapi kalau saat

(10)

Berbisnis bukan semata-mata untuk mencari keuntungan material,

tetapi didasari kesadaran memberi kemudahan bagi orang lain dalam

menjual atau membeli barang. Disamping itu, sebagian harta yang

diperoleh dari kegiatan bisnis hendaklah diberikan kepada orang lain

terutama orang-orang yang lemah secara ekonomi. Sebagaimana telah

dijelaskan dalam hadis di atas, bahwa Nabi SAW menganjurkan agar umat

Islam segera mendistribusikan sebagian hartanya sebelum datang suatu

masa ketika tidak ada orang yang mau menerimanya.

5. Menjelek-jelekkan bisnis orang lain agar orang membeli kepadanya

Seorang pebisnis tidak diperbolehkan mencari-cari kejelekan

barang dagangan orang lain, tidak boleh buruk sangka, mematai-matai dan

mendengki, iri hati, dan bermusuhan dengan bisnis yang lain. Rasulullah

“Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah

prasangka karena sesungguhnya prasangka itu pembicara an yang paling dusta, jangan mencari-cari kesalahan, jangan saling memata-matai, jangan saling mendengki, jangan saling iri, jangan saling membenci, jangan saling bermusuhan, dan jadilah hamba-hamba Allah yang

(11)

besar itu? Rasulullah menjawab, “(Dosa-dosa besar itu) adalah

menyekutukan Allah”. Orang itu bertanya lagi : kemudian apa lagi? Nabi

menjawab, “ Kemudian durhaka kepada kedua orang tua”. Orang itu

bertanya lagi: “Kemudian apa?” Nabi menjawab, “Kemudian sumpah palsu”. Laki-laki itu bertanya : “Apakah sumpah palsu itu?” Jawab nabi,

“Sumpah yang digunakan untuk mengambil harta orang lain didalamnya

terdapat kedustaan.” (HR. Bukhari)

7. Tidak berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain tertarik

membeli dengan harga tersebut

Cara bisnis ini, dikenal dengan jual beli najasyi, yaitu menawar

harga tinggi untuk menipu pengunjung atau calon pembeli lainnya.

Misalnya, dalam suatu transaksi atau pelanggan, ada penawaran atas suatu

barang dengan harga tertentu, kemudian ada seseorang yang menaikkan

harga tawarnya, padahal ia tidak berniat untuk membelinya. Dia hanya

ingin menaikkan harganya untuk memancing pengunjung lainnya dan

untuk menipu para pembeli, baik orang ini bekerja sama dengan penjual

ataupun tidak. Orang yang menaikkan harga, padahal tidak berminat untuk

membelinya telah melanggar larangan Rasulullah, sebagaimana sabdanya:

) يل ل م(ل جُ ل ل ىَل َُس ل يل لهل ُّصل وس لُ ل َل ب ل

"Dari Ibn. „Umar bahwasanya Rasulullah SAW melarang jual beli

najasyi” (HR. Muttafaqun ‘alaih)12 8. Tidak melakukan kecurangan

Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus

benar-benar diutamakan. Allah mengancam dengan kecelakaan (neraka wail)

bagi orang yang curang dalam takaran dan timbangan.

(12)

menurunkan ayat: „Celakalah bagi orang-orang yang curang.‟ Kemudian, setelah turunnya ayat itu, mereka memperbaiki cara menakar barang.” (HR. Ibn Majah)

ل

Dalam Hadis diatas diceritakan bahwa ketika Rasulullah baru tiba

ke Madinah, penduduknya saat itu sangat buruk dalam hal timbang

menimbang dan takar menakar barang dagangan, kemudian turun surat

Al-Muthaffifin dan setelah itu mereka memperbaiki cara-cara menakar dan

menimbang.13

13

(13)

BAB III SIMPULAN

Etika bisnis adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan

nilai-nilai Islam, sehingga dalam pelaksanaan bisnis itu tidak terjadi kekhawatiran

karena sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Di era globalisasi ini,

etika dalam bisnis harus diterapkan dengan benar, karena hanya bisnis yang

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Rodin, Dede, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015

Idri, Hadis Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta: Kencana, 2015

Referensi

Dokumen terkait

etika bisnis Islam adalah tindakan dan perilaku seseorang dalam

Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku (code of conduct) yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai (values) dan etika

Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan

Tauhid, adil, berkehendak bebas, tanggung jawab dan ihsan adalah aspek dari etika bisnis Islam. Nilai-nilai etika bisnis Islam wajib diterapkan bagi perusahaan yang

Berdasarkan rumusan masalah dapat diketahui bahwa etika bisnis yang dilakukan oleh Boombu Hot Resto pada umumnya telah sesuai dengan etika bisnis yang diajarkan dalam Islam

1. Etika bisnis Islam yang telah responden terapkan dalam menjalankan bisnis sebaiknya selalu dipegang teguh dalam kondisi bisnis apapun. Hal tersebut dikarenakan bisnis yang

Memahami beberapa pendapat penulis muslim mengenai etika dalam Islam diatas, maka dapatlah penulis merangkumnya bahwa etika bisnis syariah adalah: Etika bisnis

Mengupas bagaimana implementasi etika islam dalam bisnis