• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KORUPSI KOLUSI DAN NEPOTSIME

(KKN)

MERUPAKAN MASALAH

MENTALITAS DAN MORALITAS (KARAKTER)

(2)

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN

SEKARANG ?

MENTALITAS DAN MORALITAS ANTI-

KORUPSI MELALUI PENDIDIKAN kARAKTER

(3)

UU No 20 Th 2003:

“Manusia yg

beriman, berakhal mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan warga negara yg

demokratis”.

Penekanan Olah

Hati, Olah Pikir, Olah rasa, Olah Raga (IQ, EQ, SQ)

UU No 20 Th 2003:

“Manusia yg

beriman, berakhal mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan warga negara yg

demokratis”.

Penekanan Olah

Hati, Olah Pikir, Olah rasa, Olah Raga (IQ, EQ, SQ)

Penekanan

intelektual

Erosi budi pekerti &

perilaku baik

Solidaritas

kesetiakawan rendah

Anak hafal tapi tidak

faham

Baik secara

intelelektual, gagal dlm kehidupan

masyarakat.Penekanan

intelektual

Erosi budi pekerti &

perilaku baik

Solidaritas

kesetiakawan rendah

Anak hafal tapi tidak

faham

Baik secara

intelelektual, gagal dlm kehidupan

(4)

Pasal 3 UU Sisdiknas

• Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(5)

KI HAJAR DEWANTARA

PENDIDIKAN ADALAH DAYA UPAYA UNTUK MEMAJUKAN BERTUMBUHNYA BUDI PEKERTI

(KEKUATAN BATIN, KARAKTER), PIKIRAN

(INTELLECT) DAN TUBUH ANAK. BAGIAN-BAGIAN ITU TIDAK BOLEH DIPISAHKAN AGAR KITA DAPAT

MEMAJUKAN KESEM-PURNAAN HIDUP ANAK-ANAK KITA.

PENDIDIKAN KARAKTER MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL YG SANGAT PENTING DARI

(6)

• Pendidikan karakter digunakan sebagai umbrella term untuk mendeskripsikan “...the teaching of children in a manner that will help them develop variously as moral, civic, good, mannered, behaved, non bullying, healthy, critical, successful, traditional, compliant and/or

socially-acceptable beings. (

www.big.com/character education, diunduh 2/9/2010)

• Pendidikan bagi anak dengan maksud memfasilitasi untuk menjadi orang yang memiliki kualitas moral, kewarganegaraan, kebaikan, kesantunan, rasa

(7)

Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai

pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak, yang

bertujuan mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan

sehari-hari dengan sepenuh hati.

(8)

• Lickona (1992) menegaskan bahwa “In

character education, it’s clear we want our children are able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right-even in the face of pressure form without and temptation from within.

• Dalam pendidikan karakter kita ingin agar anak mampu menilai apa yang baik, memelihara

(9)

Harus menjadi komitmen kita, yakni dengan

melalui pendidikan karakter secara

sungguh-sungguh kita tumbuhkembangkan

peserta didik menjadi pribadi utuh yang

menginternalisasi kebajikan (tahu dan

mau), dan terbiasa mewujudkan kebajikan

itu dalam kehidupan sehari-hari.

(10)

DEFINISI OPERASIONAL

PENDIDIKAN KARAKTER

Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang

baik meliputi kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan kreatif. Karakter

tersebut diharapkan menjadi kepribadian utuh yang mencerminkan keselarasan dan keharmonisan dari olah HATI, PIKIR, RAGA, serta RASA dan KARSA.

MOTTO: Pendidikan tanpa karakter, perdagangan

tanpa moralitas, ilmu pengetahuan tanpa

(11)

11

PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN

Agama, Pancasila, UUD 1945, Nilai, Sosial

Budaya

Pengalaman terbaik (best practices)dan

praktik nyata

Nilai-nilai Luhur

PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku

kepentingan.

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER

KELUARGA

SATUAN

(12)
(13)

www.themegallery.com

• JUJUR

Menyatakan apa adanya; terbuka; konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan; berani karena benar; dapat dipercaya; dan tidak curang.

• TANGGUNG JAWAB

(14)

CERDAS

Berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan; rasa ingin tahu yang tinggi;

berkomunikasi efektif dan empatik; bergaul secara santun; menjunjung kebenaran dan kebajikan;

mencintai Tuhan dan lingkungan.

KREATIF

(15)

• SEHAT DAN BERSIH

Menghargai ketertiban; keteraturan; kedisiplinan; terampil; menjaga diri dan lingkungan; menerapkan pola hidup seimbang.

• PEDULI

(16)

KEGIATAN KESEHARIAN DI RUMAH DAN MASYARAKAT

Integrasi ke dalam kegiatan Ektrakurikuler, Seperti: Pramuka, Olahraga, Karya Tulis, Dsb.

Integrasi ke dalam KBM pada setiap Mapel

Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan, misal melalui Kantin Kejujuran

Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah yang sama dengan di satuan pendidikan

STRATEGI MIKRO DI SEKOLAH

16

BUDAYA SEKOLAH: (KEGIATAN/KEHIDUPAN KESEHARIAN DI

(17)

AKTUALITA KARAKTER UTAMA SEBAGAI HASIL PENDIDIKAN

• Tingkat Individu

Perilaku jujur, bertanggung-jawab, cerdas, sehat dan bersih, peduli dan kreatif secara konsisten dalam

berbagai konteks (salah satu bentuknya adalah pribadi yang anti korupsi)

Tingkat Masyarakat, Bangsa, dan Negara

Kesadaran nasional sebagai bangsa yang berjiwa

dan berkepribadian Pancasila

Keteladanan tokoh tingkat sekolah, daerah, maupun

nasional

Situasi masyarakat dalam berbagai lapisan yang

semakin damai dan tenteram

Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang

(18)

STANDAR KOMPETENSI (SK)

(19)

KOMPETENSI DASAR (KD)

• Mengetahui apa yang dimaksud korupsi

• Mengetahui dampak korupsi, bagi diri

sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.

• Mempunyai sikap kesatria

(20)

NILAI DAN PERILAKU ANTI KKN:

Berperilaku jujur pada diri sendiri dan orang lain dalam melakukan transaksi

Rancangan model Kantin Kejujuran ini dapat didesain

sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing dengan tetap memperhatikan perlunya ada mekanisme kontrol atau

pengawasan.

Mekanisme kontrol atau pengawasan bisa dibuat, salah

satunya dengan menyediakan buku ‘transasksi mandiri’ untuk mencatat segala jenis transaksi (barang yang dibeli,

jumlahnya, harganya, uang pembayarannya, uang

(21)

Berperilaku hanya mau menerima sesuatu yang memang menjadi hak atau miliknya atau tidak mau mengambil sesuatu yang bukan miliknya

Salah satu upaya untuk membiasakan sikap tersebut adalah dengan mengadakan Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan. Pos ini berfungsi sebagai tempat penampungan benda-benda yang ditemukan oleh setiap warga sekolah, baik yang ada pemiliknya maupun tidak ada pemiliknya.

Warga sekolah yang merasa kehilangan sesuatu setiap saat bisa datang ke Pos tersebut untuk mencari apakah barang miliknya yang hilang ada ditemukan orang lain dan diserahkan ke Pos tersebut.

Tata cara dan mekanisme kerja pada Pos Kehilangan dan Barang Tak Bertuan ini bisa dirancang dengan semangat prasangka baik, namun

(22)

KANTIN KEJUJURAN

• Di SD dengan bimbingan guru

• Di SMP dan SMA dikelola oleh siswa

sendiri.

(23)

KANTIN SEBAGAI “NEGARA”

• Modal kantin diambil dari para siswa

sendiri.

• Mereka mengelola sendiri.

• Oleh karena itu, jika ada yang tidak jujur,

mereka bisa merasakan dampaknya.

(24)

METODE PENDIDIKAN

INDOGTRINASI KETELADANAN

ORANG KUAT ELIT / GURU

(25)

METODE PENDIDIKAN

PEMBIASAN RASIONALISASI

KEHIDUPAN

(26)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Demikian Pengumuman ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. Imam

[r]

Dalam AECT, kode Etik dibedakan menjadi 3 kategori yaitu: Komite individu , seperti perlindungan hak untuk mendapatkan materi dan hasil untuk dilindungi keselamatan dan kesehatan

Karena jika dijumlahkan sampai suku yang tak hingga, jumlahnya masih bisa ditentukan (jumlahnya masih berhingga).. Kita akan mencari hasil dari deret tak

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan humf b, perlu rnenetapkan Peraturan Presiden tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan hesiden Nomor 80

Perbandingan Health Related Physical Fitness Antara Lansia Yang Mengikuti Senam Dengan Lansia Yang Tidak Mengikuti Senam (Studi Ex Post Facto Pada Lansia Di

Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 13 Tahun 2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan yang berisi ”Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya