KORUPSI KOLUSI DAN NEPOTSIME
(KKN)
MERUPAKAN MASALAH
MENTALITAS DAN MORALITAS (KARAKTER)
APA YANG HARUS KITA LAKUKAN
SEKARANG ?
MENTALITAS DAN MORALITAS ANTI-
KORUPSI MELALUI PENDIDIKAN kARAKTER
UU No 20 Th 2003:
“Manusia yg
beriman, berakhal mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan warga negara yg
demokratis”.
Penekanan Olah
Hati, Olah Pikir, Olah rasa, Olah Raga (IQ, EQ, SQ)
UU No 20 Th 2003:
“Manusia yg
beriman, berakhal mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan warga negara yg
demokratis”.
Penekanan Olah
Hati, Olah Pikir, Olah rasa, Olah Raga (IQ, EQ, SQ)
Penekanan
intelektual
Erosi budi pekerti &
perilaku baik
Solidaritas
kesetiakawan rendah
Anak hafal tapi tidak
faham
Baik secara
intelelektual, gagal dlm kehidupan
masyarakat. Penekanan
intelektual
Erosi budi pekerti &
perilaku baik
Solidaritas
kesetiakawan rendah
Anak hafal tapi tidak
faham
Baik secara
intelelektual, gagal dlm kehidupan
Pasal 3 UU Sisdiknas
• Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
KI HAJAR DEWANTARA
PENDIDIKAN ADALAH DAYA UPAYA UNTUK MEMAJUKAN BERTUMBUHNYA BUDI PEKERTI
(KEKUATAN BATIN, KARAKTER), PIKIRAN
(INTELLECT) DAN TUBUH ANAK. BAGIAN-BAGIAN ITU TIDAK BOLEH DIPISAHKAN AGAR KITA DAPAT
MEMAJUKAN KESEM-PURNAAN HIDUP ANAK-ANAK KITA.
PENDIDIKAN KARAKTER MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL YG SANGAT PENTING DARI
• Pendidikan karakter digunakan sebagai umbrella term untuk mendeskripsikan “...the teaching of children in a manner that will help them develop variously as moral, civic, good, mannered, behaved, non bullying, healthy, critical, successful, traditional, compliant and/or
socially-acceptable beings. (
www.big.com/character education, diunduh 2/9/2010)
• Pendidikan bagi anak dengan maksud memfasilitasi untuk menjadi orang yang memiliki kualitas moral, kewarganegaraan, kebaikan, kesantunan, rasa
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai
pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memberikan keputusan
baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari-hari dengan sepenuh hati.
• Lickona (1992) menegaskan bahwa “In
character education, it’s clear we want our children are able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right-even in the face of pressure form without and temptation from within.
• Dalam pendidikan karakter kita ingin agar anak mampu menilai apa yang baik, memelihara
Harus menjadi komitmen kita, yakni dengan
melalui pendidikan karakter secara
sungguh-sungguh kita tumbuhkembangkan
peserta didik menjadi pribadi utuh yang
menginternalisasi kebajikan (tahu dan
mau), dan terbiasa mewujudkan kebajikan
itu dalam kehidupan sehari-hari.
DEFINISI OPERASIONAL
PENDIDIKAN KARAKTER
• Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang
baik meliputi kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan kreatif. Karakter
tersebut diharapkan menjadi kepribadian utuh yang mencerminkan keselarasan dan keharmonisan dari olah HATI, PIKIR, RAGA, serta RASA dan KARSA.
• MOTTO: Pendidikan tanpa karakter, perdagangan
tanpa moralitas, ilmu pengetahuan tanpa
11
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
Agama, Pancasila, UUD 1945, Nilai, Sosial
Budaya
Pengalaman terbaik (best practices)dan
praktik nyata
Nilai-nilai Luhur
PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
KELUARGA
SATUAN
www.themegallery.com
• JUJUR
Menyatakan apa adanya; terbuka; konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan; berani karena benar; dapat dipercaya; dan tidak curang.
• TANGGUNG JAWAB
CERDAS
Berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan; rasa ingin tahu yang tinggi;
berkomunikasi efektif dan empatik; bergaul secara santun; menjunjung kebenaran dan kebajikan;
mencintai Tuhan dan lingkungan.
KREATIF
• SEHAT DAN BERSIH
Menghargai ketertiban; keteraturan; kedisiplinan; terampil; menjaga diri dan lingkungan; menerapkan pola hidup seimbang.
• PEDULI
KEGIATAN KESEHARIAN DI RUMAH DAN MASYARAKAT
Integrasi ke dalam kegiatan Ektrakurikuler, Seperti: Pramuka, Olahraga, Karya Tulis, Dsb.
Integrasi ke dalam KBM pada setiap Mapel
Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan, misal melalui Kantin Kejujuran
Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di rumah yang sama dengan di satuan pendidikan
STRATEGI MIKRO DI SEKOLAH
16
BUDAYA SEKOLAH: (KEGIATAN/KEHIDUPAN KESEHARIAN DI
AKTUALITA KARAKTER UTAMA SEBAGAI HASIL PENDIDIKAN
• Tingkat Individu
Perilaku jujur, bertanggung-jawab, cerdas, sehat dan bersih, peduli dan kreatif secara konsisten dalam
berbagai konteks (salah satu bentuknya adalah pribadi yang anti korupsi)
Tingkat Masyarakat, Bangsa, dan Negara
Kesadaran nasional sebagai bangsa yang berjiwa
dan berkepribadian Pancasila
Keteladanan tokoh tingkat sekolah, daerah, maupun
nasional
Situasi masyarakat dalam berbagai lapisan yang
semakin damai dan tenteram
Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang
STANDAR KOMPETENSI (SK)
KOMPETENSI DASAR (KD)
• Mengetahui apa yang dimaksud korupsi
• Mengetahui dampak korupsi, bagi diri
sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.
• Mempunyai sikap kesatria
NILAI DAN PERILAKU ANTI KKN:
Berperilaku jujur pada diri sendiri dan orang lain dalam melakukan transaksi
Rancangan model Kantin Kejujuran ini dapat didesain
sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing dengan tetap memperhatikan perlunya ada mekanisme kontrol atau
pengawasan.
Mekanisme kontrol atau pengawasan bisa dibuat, salah
satunya dengan menyediakan buku ‘transasksi mandiri’ untuk mencatat segala jenis transaksi (barang yang dibeli,
jumlahnya, harganya, uang pembayarannya, uang
Berperilaku hanya mau menerima sesuatu yang memang menjadi hak atau miliknya atau tidak mau mengambil sesuatu yang bukan miliknya
Salah satu upaya untuk membiasakan sikap tersebut adalah dengan mengadakan Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan. Pos ini berfungsi sebagai tempat penampungan benda-benda yang ditemukan oleh setiap warga sekolah, baik yang ada pemiliknya maupun tidak ada pemiliknya.
Warga sekolah yang merasa kehilangan sesuatu setiap saat bisa datang ke Pos tersebut untuk mencari apakah barang miliknya yang hilang ada ditemukan orang lain dan diserahkan ke Pos tersebut.
Tata cara dan mekanisme kerja pada Pos Kehilangan dan Barang Tak Bertuan ini bisa dirancang dengan semangat prasangka baik, namun
KANTIN KEJUJURAN
• Di SD dengan bimbingan guru
• Di SMP dan SMA dikelola oleh siswa
sendiri.
KANTIN SEBAGAI “NEGARA”
• Modal kantin diambil dari para siswa
sendiri.
• Mereka mengelola sendiri.
• Oleh karena itu, jika ada yang tidak jujur,
mereka bisa merasakan dampaknya.
METODE PENDIDIKAN
INDOGTRINASI KETELADANAN
ORANG KUAT ELIT / GURU
METODE PENDIDIKAN
PEMBIASAN RASIONALISASI
KEHIDUPAN