BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurangnya prestasi dan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran ekonomi disebabkan karena pendekatan pembelajaran yang dilakukan sering kali monoton, hanya guru saja yang kita lihat berbicara di depan kelas dan pengajaran hanya ditekankan kepada upaya menjelaskan saja tanpa meminta siswa lebih aktif untuk melakukan pelatihan di depan kelas. padahal keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal maupun tugas-tugas sangat menunjang siswa untuk termotivasi dan memiliki keberanian dalam menyampaikan pemahaman yang mereka dapatkan dari penjelasan guru. Dengan kata lain cara belajar siswa aktif sering di abaikan dalam proses belajar-mengajar sehingga mengakibatkan siswa tidak terlatih untuk memiliki keberanian di depan kelas pada saat merespon pelajaran khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Karena siswa tidak terlatih dan termotivasi dalam proses pembelajaran ekonomi maka ini berpengaruh pada tingkat prestasi belajar siswa, semakin tinggi motivasi dan sering terlatihnya siswa berdiskusi dan menjawab soal maka semakin tinggi tingkat prestasi siswa yang dapat dicapai dan begitu juga sebaliknya.
yang menjadi pegangan siswa, jarangnya siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan kurangnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik dari guru maupun dari siswa untuk memberdayakan kemampuan berfikir siswa. Hal ini berkaitan dengan metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan lebih banyak menerapkan metode tersebut dapat menyebabkan
pembelajaran ekonomi dan umumnya IPS kurang menarik , permasalahan ini pada akhirnya bermuara pada rendahnya prestasi dan motivasi belajar siswa.
Proses belajar-mengajar di dalam kelas tidak hanya didominasi oleh kemampuan guru dalam menjelaskan saja, akan tetapi kemampuan siswa dalam memahami juga sangat ditunjang oleh beberapa faktor antara lain : Pendekatan strategi, teknik, metode, fasilitas, tujuan, motivasi. Faktor-faktor tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses meningkatkan mental dan kemampuan siswa, khususnya bagaimana para guru
mengimplementasikan strategi dan pendekatan tersebut dalam proses pengajaran ekonomi.
Pendekatan cara belajar siswa aktif, di gunakan untuk membantu para siswa keluar dari beberapa kendala kurang prestasi dan motivasi siswa seperti, takut, grogi, tidak percaya diri, dan sebagainya. Logikanya cara belajar siswa aktif adalah sebuah pendekatan di mana siswa dapat memiliki prestasi dan motivasi untuk merespon dan mengerjakan langsung pemahaman yang didapatkan dari penjelasan guru.
kemampuan prestasi siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra Tahun pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan pernyataan diatas maka pendekatan belajar siswa aktif merupakan sebuah pendekatan atau strategi mengajar yang menekankan kepada siswa untuk meningkatkan prestasi dan motivasi untuk merespon dan mengerjakan langsung pemahaman yang didapatkan sehingga dengan
pendekatan ini para siswa nantinya diharapkan akan dapat memiliki mental dan motivasi agar lebih di tingkatkan di kelas XA khususnya pada mata pelajaran ekonomi di MA NW Sakra Tahun pelajaran 2011/2012.
Pembelajaran aktif ini membutuhkan pengalaman serta pengetahuan yang lebih bagi seorang guru , karena hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap tingkat motivasi, pemahaman dan kemampuan siswa. Pembelajaran IPS pada umumnya merupakan pembelajaran yang mempunyai tujuan dan misi kritis yaitu pendidikan dan membekali siswa berfikir.
Merujuk dari latar belakang tersebut peneliti tertarik mengangkat sekaligus mengkaji ” Penerapan Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Dalam Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XA di MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
1. Tidak adanya sumber belajar yang menjadi pegangan siswa 2. Metode pengajaran yang digunakan tidak bervariasi
3. Siswa terlihat kurang bersemangat pada saat guru menjelaskan
4. Siswa mempunyai mental dan motivasi yang kurang pada mata pelajaran ekonomi
5. Dari permasalahan – permasalahan tersebut maka dapat diketahui itu akan berpengaruh terhadap rendahnya tingkat prestasi belajar siswa
C. Batasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya maka ruang lingkup peneliti ini adalah ;
1. Batasan obyek
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
2. Batasan subyek
Yang menjadi subyek penelitian ini adalah kelas XA MA NW Sakra tahun 2011/2012 yang berjumlah 23 orang
D. Rumusan Masalah
1. "Apakah penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012" .
2. ”Apakah penerapan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran siswa ekonomi kelas XA MA NW Sakra Lombok Timur Tahun Pelajaran 2011/2012”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
1. ”Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelejaran ekonomi kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012”.
2. ”Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012”.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Dapat memberikan inspirasi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas melalui pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA).
2. Bagi Siswa
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih bisa aktif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA)
3. Bagi Kepala Sekolah
Agar dapat memberikan pemahaman bagi guru untuk berani mencoba konsep-konsep baru dalam pelaksanaan proses pembelajaran dmi meningkatkan kualitas pembelajaran
G. Definisi Operasional Variabel 1. Pendekatan CBSA
Dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosioal siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik jiwa apabila diperlukan.
2. Prestasi Belajar
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin
BAB II
KANJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian strategi pembelajaran, hasil penelitian tersebut antara lain :
1. Nurdin (2008) Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Pada Kelas X1 MAN 1 SUMBAWA (2007/2008) Dari hasil penelitiannya menggunakan tes evaluasi dan pendekatan dokumentasi sedangkan yang menjadi variabel independen atau variabel bebas yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif, kreatif, dan afektif dan menyenangkan dan yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat yaitu hasil belajar siswa dengan pokok bahasan kegiatan ekonomi pada mata pelajaran ekonomi. Taraf signifikan 5% dan taraf kebebasan 40 ternyata angka penolakan nol yang yang ditunjukkan dalam tabel nilai "t" adalah 2,65 dan 2,42 untuk taraf signifikan 1% kenyataan ini menunjukkan nilai "t" yang diperoleh dalam penelitian sebesar 2.08 dengan demikian, jadi hipotesis ditolak dan hipotesis alternatif diterima
2. Eva Nurhayati (2007) Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007. Penelitian ini merupakan penelitian PTK dengan populasi siswa kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007 berjumlah 79 siswa. Terdiri dari X AKI dan X AK2. Variabel dalampenelitian ini adalah minat dan metode bwlajar aktif Tipe Quiz team. Serta hasil belajar dan metode
konvensional dan metode belajar aktif Tipe Quiz team.
Dari hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang relatif sama. Tidak ada perbedaaan awal dari kedua kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok variabel yang sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83,18) hasil belajarnya lebih dari 70 atau lebih mencapai ketuntasan nelajar. Sedangkan untuk kelompok kontrol hasil belajar (79.60) telah memcapai ketuntasan belajar.
4. Ratnawati (2010), Penerapan srategi pembelajaran aktif dapat
Dari hasil analisis data awal, siswa mempunyai kemampian awal mencapai (53,33%) dengan jumlah siswa 30 orang dan dengan nilai rata-rata (70,18%), kemudian hasil ketuntasan belajar pada siklus II mencapai (93,33%) dengan jumlah siswa yang sama dengan nilai rata-rata (79,66).
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pendekatan CBSA
Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mrndengarkan, menulis, meragakan, mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis dapat mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya dan kegiatan psikis lainnya (Dimyati dan Mudjiono, 2007: 14).
Namun demikian, semua kegiatan tersebut harus dapat dipulangkan kepada suatu karakteristik, yaitu keterlibatan intelektual emosional siswa dalaam kegiatan pembelajaran. keterlibatan tersebut terjadi pada waktu kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan pengetahuan, pada saat siswa mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan, dan sewaktu siswa menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai dalam
pendekatan CBSA menunjuk pada keaktifan mental, baik intelektual maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam banyak hal dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk kegiatan fisik (Dimyati dan mudjiono, 2007: 115).
Menurut Wina Sanjaya (2007: 125) Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centredapproachs), dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centredapproachs).
Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan mengenai pengertian pendekatan CBSA. Dimana penedekatan CBSA dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan. Pelibatan intelektual-emosional atau fisik siswa serta optimalisasi dalam
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa. Bagaimana belajar memperoleh dan memeroses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai(Dimyati dan Mudjiono,2007:115).
konteks belajar bagaimana belajar mencari, menemukan, dan meresapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dengan penerapan CBSA diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya. Selain itu, siswa diharapkan lebih terlatih untuk berprakarsa, berfikir secara teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari serta lebih terampil dalam menggali, menjelajah, menggali dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya (Dimyati dan mudjiono, 2007: 117).
Disisi lain, dengan penerapan CBSA. Guru diharapakan bekerja secara profesional. mengalami secara sistematis berdasarakan prinsip yang berdaya guna dan berhasil guna (efisiensi dan efektif), artinya guru dapat merekayasa sistem pembelajaran yang mereka laksanakan secara
sistematis, dengaan pemikiran mengapa dan bagaimana menyelenggrakan kegiatan pembelajaran aktif. Lambat laun penerapan CBSA pada
gilirannya akan mencetak guru-guru yang potensial dalam menyelesaikan diri terhadap perubahan lingkungan alam dan sosial budaya.
2. Kadar CBSA Dalam Pembelajaran
Mc Keachie mengemukakan dimensi proses pembelajaran yang mengakibatkan terjadinya ke-CBSA-an.
Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud adalah :(Dimyati dan Mudjiono, 2007 ; 119).
b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. d. Kekompakan kelas sebagai kelompok.
e. Kesempatan yang diberikan kapada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah.
f. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa. Raka joni mengungkapkan bahwa sekolah yang ber-CBSA dengan baik mempunyai karakteristik sebagai berikut : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 ; 120)
a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa
Siswa berperan lebih aktif dalam mengembanakan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan
b. Guru adalah pebimbing dalam terjadinya pengalaman belajar Guru bukan satu-satunya sumber informasi, guru merupakan salah satu sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memproleh pengetahuan melalui usaha sendiri, dapat
mengembangkan motivasi dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.
d. Pegelolahan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreatifitas siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk mengusai konsep-konsep dengan mantap
e. Penilaian
Ini dilaksanakan untuk mengamati dan megukur kegiatan dan kemajuan siswa,serta mengukur berbagai keterampilan yang dikembangkan, serta mengukur hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat dikatakan secara singkat bahwa kadar CBSA bergantung pada dan dipengaruhi oleh motivasi siswa untuk aktif melaksanakan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran keaktifan siswa diharapkan menampak secara nyata terutama pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, baik secara perorangan ataupun secara kelompok( Dimyati dan Mudjiono , 2007 : 121)
Ada beberapa strategi mengajar dalam penerapan pembelajaran aktif yaitu kegiatan belajar dalam satu kelas , diskusi , pengajuan pertanyaan , belajar bersama, belajar secara mandiri dan pembelajaran aktif
a. Kegiatan belajar dalam satu kelas
Cara untuk menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh guru lebih interaktif . Strategi ini untuk menyajikan informasi dan gagasan melibatkan siswa
strategi ini untuk mendorong partisipasi aktif dan menyeluruh dari siswa.
c. Pengajuan Pertanyaan merupakan cara membantu siswa agar mengajukan pertanyaan ,strategi yang memungkinkan siswa merumuskan pertanyaan yang diajukan dan menjelaskan apa yang telah diajarkan.
d. Belajar Bersama merupakan cara untuk merancang tugas belajar yag diajarkan oleh siswa dalam kelompok kecil , strategi ini untk
mendorong kerjasama dan saling ketergantungan diantara siswa. e. Belajar Secara Mandiri merupakan belajar yang dilakukanoleh siswa
secara individual dan pribadi. Strategi ini untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam menerapkan cara belajar siswa aktif.
Cara belajar siswa aktif di nilai sebagai suatu belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik ,mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara asfek afektif, kognitif, dan psikomotorik (Ali, 1991 : 48)
Langkah – langkah pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2007:157)
1. Penyampaian tujuan dan motivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahab bawaan
3. Mengorganisasikan siswa Dalam Kelompok Belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaiman caranya membentuk kelompok belajar agar melakukan trasnsisi secara efisien
4. Membimbing Kelompok Kerja Dan Kelompok Belajar
Guru membimbing – membimbing kelompok belajar dan kerja pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
5. Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing – masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya
6. Memberi Pengarahan
Guru mencari cara menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu atau kelompok.
Manfaaat pembelajaran ber-CBSA diantaranya (Ali, 1991: 50): a. Meningkatkan kemampuan siswa untuk berintraksi didalam kelas b. Melatih kepekaan diri , empati melalui variasi perbedaan sikap dan
prilaku selama belajar
c. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa
e. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik sehingga dapat membantu siswa memahami kosep - konsep yang sulit
Adapun kebaikan dan kelemahan CBSA (Wina Sanjaya, 2007:154) Tabel 1 Kebaikan dan Kelemahan CBSA
Kebaikan CBSA Kelemahan CBSA
a. Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan urung pendapat , tanpa secara exlusif diminta
a. Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan , kendati pun telah tercapai persetujuan dan konsensus
b. Keterlibatan mental siswa didalam kegiatan belajar yang telah berlangsung
b. Dapat di dominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak pendapat peserta lain c. Kualitas intraksi antar siswa baik
intelektual maupun sosial ,emosional sehingga meningkatkan peluanng pembentukan kepribadian seutuhnya
c. Siswa yang pandai akan bertambah pandai, siswa yang bodoh akan tertinggal
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat dan jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam ini tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek pematangan pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Ciri-ciri tingkah laku dalam pengertian belajar (Arisandi, 2011) :
a. Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia akan merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau keadaan tidak sadar, tidak termasuk dalam pengertian belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlagsung secara berkesinambungan, tidak statis, satu perubahan yang terjadi akan menyebabkabkan perubahan
berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan megalami perubahan dari tidak dapat menuis menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Di samping itu dengan kacakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan lain misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengejakan soal-soal dan sebagainya. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu
senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifak aktif artinya bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha orang yang bersangkutan. Misalnya perubahan tingkah laku kerena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena
dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer tejadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolonhkan sebagai perubahan alam arti belajar. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan harus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih. e. Perubahan dalam belajar bertujuan agar lebih terarah
Ini berarti bahawa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Kegiatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya atau kecakapan mana yang akan dicapainya. Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
f. Perubahan mencakup aspek tingkah laku
Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda maka perubahan yang pailng nampak ialah mengalami keterampilan naik sepeda itu. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasan
membersihkan sepeda, dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar , diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan :
1. Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi , maka strategi itu tidak mungkin bisa di aplikasikan. Keberhasilan suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, tehnik, taktik pembelajaran.
2. Faktor Siswa
asfek tidak selalu sama. Asfek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi dari keluarga bagaimana siswa berasal dan lain – lain, sedangkan dillihat dari sifat yang dimilliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. Tiadak dapat disangkal bahwa siswa mempunya kemampuan yang berbeda. Ini sangat berpengaruh terhadap tingkat prestasi siswa di dalam kelas.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukkung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat – alat pembelajaran, perlengkapan dan sebagainya, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, dan sebagainya. Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhakan gairah dan motivasi guru mengajar sehingga dengan begitu prestasi belajar siswa otomatis semakin baik. 4. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor organisasi kelas dan faktor sosial psikologis. Faktor organisasi kelas yang di
asfek penting yanng bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor lain dari dimensi lain yang mempengaruhi prestasi. maki belajar adalah faktor iklim sosisal psikologis. Maksudnya, keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan definisi dari prestasi belajar. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dapat dirasakan setelah proses. Untuk memperkuat kesimpulan di atas seorang ilmuan
4. Pengertian Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar itu sendiri merupakan keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan yang didalamnya terkandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2007: 80)
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar sehingga siswa yang termotivasi kuat memiliki kemauan yaang kuat juga untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi bukan hanya berperan dalam belajar sekolah, melainkan juga dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. dibedakan antara "motif" dan "motivasi". Motif adalah daya penggerak dalam diri orang untuk
melakukakan setumpuk aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu (Purwanto, 1990: 71).
Besar kecilnya motivasi belajar tergantung dari macam-macam sasaran yang ditentukan oleh siswa. Apakah sasaran sangat umum atau spesifik, bagaimana taraf kesulitan dari sasaran, kapan sasaran itu mau dicapai, dan apakah sasarannya, itu tergolong sasaran belajar atau sasaran prestise.Pada umumnya siswa akan bermotivasi lebih tinggi bila sasaran yang akan di capai agak spesifik, dapat dicapai waktu yang tidak terlalu lama, tidak terlalu sulit juga tidak terlalu mudah. Bagaimana siswa ingin mencapai suatu sasaran demi untuk kemajuan belajar, meskipun dalam perjalanan untuk mencapai sasaran itu membuat kesalahan dan kekeliruan, dia mengajar sasaran belajar (Learning goal), dia cenderung berusaha terus sampai tujuan tercapai. Siswa yang terutama ingin mencapai sasaran tertentu demi untuk memberikan kesan kepada orang lain ( performance goal,) dikatakan mengejar suatu sasaran prestise. Karena motivasi belajar diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan dan
kemauan(Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 85).
Duncan, mengemukakan bahwa didalam kosep manajemen motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi prilaku seseorang agar meningkatkan kemampuanya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi(Purwanto,1990 :72).
dan menjaga kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan tertentu (Purwanto, 1990 : 72).
Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri salah satu tugas pegajar di sekolah adalah membangkitkan motivasi belajar itu pada siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Ada ahli psikologis pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan,menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2007:80).
Menurut kebanyakan definisi, Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia ( Arisandi,2011).
1. Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seorang untuk bertindak dengan cara tertentu
3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan,
kekuatan-kekuatan individu.
Motivasi belajar disekolah dibedakan menjadi dua (2) bentuk : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 90)
1) Motivasi Ekstrinsik
Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkaan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri .Motivasi ekstrinsik ini lebih kurang meliputi apa yang diuraikan diatas tentang manfaat suatu tugas belajar untuk memenuhi suatu kebutuhan atau saran untuk mencapai suaatu target. Motivasi belajar ekstrinsik bukanlah bentuk motivasi yang berasal dari luar siswa, misalnya dari orang lain. Motivasi belajar suatu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, biarpun orang lain mungkin memegang peranan dalam menimbulkan motivasi itu. Maka yang khas pada motivasi ekstrinsik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan melalui belajar atau sebetulnya dapat di penuhi dengan cara lain
2) Motivasi Intrinsik
ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap - lengkapnya. Ingin menjadi orang terdidik atau ingin menjadi ahli dibidang ilmu tertentu.
Unsur–unsur yang mempengaruhi motivasi belajar : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 97)
1. Cita – cita dan anspirasi belajar siswa
Motivasi belajar tampak pada anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainana, dapat membaca, dapat menyayi dan lain-lain selanjutnya.
keberhasialan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan belajar, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
2. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan. 3. Kondisi Siswa
sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran, sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketingggalan pelajaran. Dengan kata lain kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
4. Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Dengan lingkungan yang aman dan tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5. Unsur - unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa yang memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah, baik berkat di bangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran .guru profesional di harapkan mampu
memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, dan sumber belajar di sekolah untuk memotivasi belajar.
6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
pusat-pusat pendidikan tersebit. Guru profesional di tuntut menjalin kerja sama pedagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.
Dalam rangka pengembangan peningkatan motivasi belajar siswa, guru hendaknya taktis dan kreatif dalam mengelola kelas. Penerapan CBSA menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya CBSA menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik , mental termasuk emosional dan aktivitas intelektual yang berpengaruh pada prestasi dan motivasi belajar siswa . Dan CBSA bertujuan untuk membentuk siswa yang cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap positif dan secara motorik terampil (Wina Sanjaya, 2007 : 137)
Adapun tujuan Motivasi adalah : (Purwanto, 1990 : 73 )
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Bagi seorang Guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atu memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan yang berupa cita-cita dalam pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulum sekolah (Purwanto, 1990 : 73).
- Keinginan merupakan sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa puas.
b. Perhatian
- Suprapto (2009) Perhatian merupakan suatu sikap yang diambil dan dimiliki oleh pikiran ,perhatian tersebut dicerna dalam bentuk yang jelas dan tajam dan dapat menghasilkan informasi yang jelas.
c. Cita-cita
- Sunaryo Saripudin (2009) Cita-cita merupakan motivasi atau daya dukung untuk melakukan suatu hal sehingga timbullah keinginan untuk mendapatkan hal tersebut.
C. Kerangka Berfikir
Pendekatan CBSA merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar. Dalam penerapan CBSA siswa dapat memiliki prestasi yang tinggi karena ditunjang dengan adanya pendekatan CBSA , akan tetapi jika siswa tidak menanamkan adanya keaktifan dalam dirinya maka dalam proses belajar mengajar prestasi yang dia miliki akan menurun . Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar ekonomi yang tinggi, maka dibutuhkan pendekatan CBSA yang dapat merangsang minat belajar siswa agar tercapai proses belajar yang lebih giat.
Penerapan pendekatan pembelajaran ber-CBSA dapat dilakukan oleh guru dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). PKP yaitu anutan pengembangan ketrampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dan kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa.
Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa metode pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi mental dan motivasi belajar siswa. dalam hubungannya dengan mental dan motivasi belajar, pendekatan CBSA bisa sangat berdampak terhadap prestasi dan motivasi, karena pendekatan CBSA lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kalau siswa aktif dalam setiap proses otomatis siswa tersebut memiliki daya pengggerak untuk melaksanakan keaktifan tersebut yang sering kali dinamakan dengan mental.
Kerangka Berfikir Kurikulum
Guru
Desain Instruksional
Tindakan mengajar guru dengan pendekatan CBSA pembelajaran di dalam kelas
D. Rumusan Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam peneliti ini adalah : 1. Ha: Penerapan pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XA di MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan PTK yaitu metode kualitatif dan kuantitatif, karena pendekatan ini lebih mudah diterapkan karena yang akan diteliti disini adalah mengenai " penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra, Tahun Pelajaran 2011/2012".
Pengertian PTK (Class room action research) penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata:
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peniliti.
2. Tindakan, menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), maka prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur tindakan kelas. Penelitian kelas ini direncanakan dua siklus dimana tiap-tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Untuk setiap siklusnya terdiri dari tahapan kegiatan sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah :
a) Mensosialisasikan pengajaran dengan menggunakan tahap dimana peneliti akan membuat skenario pembelajaran
b) Menyediakan sarana pembelajaran c) Menyiapkan lembar kerja siswa
d) Menyusun tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan Tindakan(Impelementasi)
3. Observasi dan Evaluasi
Observasi yang akan dilaksanakan selama pelaksanaaan
pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi I pada siklus I ini agar bisa diketahui sejauh mana penerapan pendekatan CBSA dapat
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa. Pengukuran motivasi belajar siswa penyebaran angket kepada siswa.
4. Refleksi
Apabila hasil yang didapatkan pada siklus I yang dilakukan yaitu masih adanya siswa yang tidak tuntas, maka penulis akan melaksanakan tindakan pada siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang pada saat proses pembelajaran pada siklus 1.
Siklus II
1. Perencanaan
Tahap perencanaan hampir sama dengan perencanaan pada siklus I , tetapi peneliti akan melakukan perbaikan-perbaikan kekurangan yang ada siklus I dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. M
enyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
b. M
enyajikan informasi
c. M
d. M embimbing kelompok belajar
e. E
valuasi
f. M
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini sama dengan disiklus I tapi melakukan perbaikan seperti yang telah direncanakan.
3. Observasi
Observasinya juga hampir sama dengan observasi pada siklus I tapi dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa.
4. Refleksi
Tahap Refleksi ini dilakukan dengan melihat data-data hasil evaluasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah bertempat di MA NW Sakra, kecamatan Sakra, kabupaten Lombok Timur NTB Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai pada tanggal 13 Oktober – 3 Desember 2011.
C. Subyek Penelitian
D. Jadwal Penelitian
Tabel 2 Jadwal Penelitian
Kegiatan Bulan I minggu
ke-E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pangumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik antara lain :
a) Tes
memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah.
b) Observasi
Tehnik observasi merupakan suatu tehnik pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan . Metode ini dilakukan untuk mengetahui keadaan secara
langsung terhadap peristiwa yang terjadi sebenarnya terhadap faktor-faktor obyek penelitian.
c) Angket
Merupakan sejumlah pernyataan-pernyataan yang akan dijawab oleh quesioner yang bersangkutan dengan apa yang akan di teliti sesusai dengan fakta di lapangan. Angket ini berbentuk pernyataan-pernyataan yang penilaiannya dengan memberikan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1.
F. Tehnik Analisis Data
Data hasil penelitian yang tercantum diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif berupa tes pada siswa baik nilai tes awal dan nilai tes akhir yang menggunakan tehnik analisis deskriptif
kuantitatif . Data kuantitatif ini ditabulasikan dan dihitung rata-ratanya, Rata-rata hitung diperoleh dengan menggunakan rumus.
terlebih dahulu mencari kemampuan individual maupun kelompok siswa yang menjadi subyek penelitian.
1. Statistik Deskriptif
a) Mencari angka rata-rata ideal dengan rumus : Mi = 1/2 x (skor maksimal + skor minimal)
b) Mencari standar deviasi ideal dengan rumus : Sdi = 1/6 x (skor maksimal –skor minimal)
c) Pengkategorian angket motivasi
Tabel 3 Statistik Deskriftif motivasi
Interval Motivasi
MI + 2 Sdi - Mi + 3 Sdi Sangat tinggi MI + 1Sdi - Mi + 2Sdi Tinggi MI -1Sdi - Mi + 1Sdi Sedang MI -2 Sdi - Mi -1Sdi Rendah MI -3Sdi - Mi – 2 Sdi Sangat rendah
2. Menentukan ketuntasan klasikal
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai individu setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu hasil belajar dinyatakan denagan nilai atau skor setelah megerjakan satu tugas atau tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes dianalisis secara deskriptif dengan rumus sebaagai berikut menurut Nur Kencana (1986 :30)
Keterangan
KB = Ketuntasan belajar
P = Jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 N = Jumlah siswa yang ikut tes
Ketuntasan belajar tercapai jika KB lebih dari 85% 3. Kriteria aktifitas belajar siswa
a) Mencari angka rata-rata ideal dengan rumus : Mi = 1/2 x (skor maksimal + skor minimal)
b) Mencari standar deviasi ideal dengan rumus : Sdi = 1/6 x (skor maksimal –skor minimal)
c) Pengkategorian aktifitas siswa
Tabel 4 Statistik Deskriftif aktivitas siswa
Interval Kategori
Mi+3Sdi < M < Mi+ 1,5 Sdi Aktif Mi+ 1,5 Sdi < M < Mi + 0,5 Sdi Cukup aktif Mi- 1,5 Sdi < M < Mi – 0,5 Sdi Tidak aktif
4. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah
pencapaian hasil aktivitas belajar siswa dengan ketuntasan sebagai berikut: 1. Keberhasilan penelitian tindakan ini dilihaat dari adanya peningkatan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan tindakan a. Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini dibuat rencana pembelajaran yang merupakan awal dari proses untuk melaksanakan tindakan suatu penelitian, selanjutnya mneyiapkan bahan-bahan pertanyaan pada tengah-tengah pembelajaran berlangsung. Untuk menambah prestasi dan motivasi siswa pada materi ini pada tahap perencanaan ini, peneliti
menyiapkan hal-hal sebagai berikut :
a) Mensosilisasikan pengajaran dengan menggunakan tahap dimana peneliti membuat skenario penelitian
b) Membuat lembar observasi siklus I c) Mendesain alat evaluasi
d) Merencanakan hasil siklus I 2. Pelaksanaan Tindakan (impelementasi)
dengan mudah serta aktif dalam meyelesaikan soal-soal yang
diberikan. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi siswa, peserta didik sebagi subyek artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran
Guru mengembangkan diskusi kelompok untuk memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai materi yang diajarkan, setiap kelompok harus melaksanakan diskusi sesusai dengan materi yang telah diberikan. Setelah itu untuk lebih memahami materi
pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab dan sama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diberikan. 3. Hasil Observasi dan Evaluasi
a. Hasil observasi
Proses belajar-mengajar siklus pertama observasi yang
dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Adapun hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel:
Tabel 5 Aktivitas Belajar siswa siklus 1
Jumlah siswa Rata-rata Total rata-rata kategori
1 2 3 4
Sumber : Data di peroleh peneliti
1) Interaksi siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik, namun masih banyak siswa yang belum bisa melakukan interaksi yang positif ketika melakukan diskusi kelompok dan bertanya pada guru. 2) Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan CBSA, belum menmpakkan adanya keberhasilan dikarenakan masih ada yang belum tuntas dalam evaluasi siklus I 3) Partisipasi siswa dalam mengumpulkan hasil belajar cukup
baik, siswa selalu melaksanakan interaksi dari guru dalam proses pembelajaran.
b. Hasil evaluasi siklus I
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I, setelah dianlisis diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 6 Hasil Evaluasi siklus I
Jumlah siswa Nilai tertinggi Nilai terendah Ketuntasan belajar 23 80 65 69,56 Sumber : Data diperoleh peneliti
Hasil ini belum mencapai 85,5% yang menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dengan standar nilai yang diperoleh oleh siswa secara individual minimal 70 belum tercapai.
c. Refleksi
melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I antara lain :
1) Meningkatkan kesiapan siswa dalam melakukan proses pembelajaran dengan mengingatkan kembali hasil evaluasi sebelumnya
2) Mengupayakan bimbingan optimal, kepada siswa yang mengalami kesulitan baik tanya jawab maupun dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan
3) Mengupayakan agar siswa lebih termotivasi untuk melakukan proses pembelajaran, maka guru memberikan pujian dan nilai lebih pada siswa yang aktif perlu diberikan.
b. Siklus II
1. Perencanaan
Sesuai dengan tindakan observasi dan evaluasi pada siklus I yang menunjukkan hasil tidak seperti yang diharapkan dari kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Maka perencanaan yang dilakukan pada siklus ini lebih matang, yaitu melengkapi
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini pada dasarnya sama seperti pada siklus I pelaksanaan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pembelajaran dan dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA).
3. Hasil Observasi dan Evaluasi a. Hasil Observasi
Hasil observasi selama proses .pembelajaran pada siklus II secara umum proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, dimana kekurangan-kekurangan yang terjadi pada silus I sebagian besar dapat diperbaiki walaupun masih selalu ada kekurangan-kekurangan.
Tabel 7 Aktivitas siswa siklus II
Jumlah siswa Rata-rata Total rata-rata kategori
1 2 3 4
23 3,3
4
2,9 1
3 2,7 15,957 Cukup Aktif
Sumber : Data diperoleh peneliti
Hasil rata-rata persentase aktifitas belajar siswa sebesar 14,73 ini berarti kategori aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus pertama terbilang cukup aktif dengan hasil observasi sebagai berikut :
2. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan CBSA, sudah muali menampakkan adanya keberhasilan.
3. Partisipasi siswa dalam mengumpulkan hasil belajar sudah mulai meningkat.
b. Hasil evaluasi siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus kedua setelah dianalisis diperoleh data sebagai berikut :
TabeL 8 Hasil Evaluasi Siklus II
Jumlah siswa Nilai tertinggi Nilai terendah Ketuntasan belajar 23 90 65 95,65% Sumber : Data diperoleh peneliti
Hasil ini sudah mencapai target yang diinginkan yaitu 85%, hasil lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
4. Refleksi
Setelah dilihat hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh pada siklus ini kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah teratasi dengan kata lain tujuan penelitian ini dinyatakan tercapai, sehingga hipotesis diterima penelitian dilaksanakan.
3. Statistik Deskriptif a. Variabel Motivasi
Tabel 9 Statistik Deskriptif Motivasi
MI + 1Sdi - Mi + 2SDi 75-87,5 22 Tinggi
MI -1Sdi - Mi + 1SDi 50-75 - Sedang
MI -2 Sdi - Mi -1SDi 37,5-50 - Rendah
MI -3Sdi - Mi – 2 SDi 25-37,5 - Sangat rendah Sumber : Data diperoleh peneliti
Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat motivasi siswa dalam proses pembelajaran adalah 82,17 ini berarti kategori motivasi siswa dikatakan baik,dimana 22 orang siswa memiliki motivasi dengan kategori yang tinggi .
Berdasarkan statistic deskriptif motivasi tersebut , kita dapat menarik kesimpulan bahwa penerapan CBSA dapat berpengaruh pada tingkat motivasi siswa, dimana pada saat proses pembelajaran siswa terdorong untuk
melaksanakannya dengan baik.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa,
menunjukkan adanya peningkatan terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra. Hal ini dapat dilihat baik dari hasil analisis evaluasi maupun analisis data angket.
untuk lebih mencapai lagi aktivitas belajar dan kemampuan siswa seperti yang diharapkan.
Pada analisis data siklus II, rata-rata aktivitas siswa sebesar (15,96) yang berati cukup aktif dan ketuntasan belajar siswa mencapai 95,69% dengan nilai rata-rata sebesar 82,39. dari hasil analisis ini nilai dan persentase yang
ditargetkan sudah tercapai dan melakukan perbaikan-perbaikan seperti yang telah direncanakan.
Pada analisis data angket dapat berarti dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat motivasi belajar siswa yaitu (82,17) kategori motivasi belajar siswa kelas XA sudah baik sesuai dengan kategori yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas telah menunjukkan adanya peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa dengan menerapkan cara belajar siswa aktif (CBSA) pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra tahun pelajaran 2011/2012
Pemerolehan hasil belajar sangat tergantung pada tingkat penugasan siswa yang diukur jumlah jawaban benar pada setiap tes dalam proses pembelajaran
Secara teori hubungan antara prestasi belajar dan motivasi siswa serta menurut hasil penelitian terdahulu dengan penerapan CBSA :
a. Hubungan prestasi dengan penerapan CBSA
Aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam prestasi seorang siswa yang mencakup indikator-indikator didalamnya yaitu pengetahuan, pemahaman. Keterampilan, nilai dan sikap, perolehan perubahan tingkah laku yang relatif mentap akibat latihan pengalamn dan proses memperoleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus.
Pendekatan CBSA merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar, dimana siswa
diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi belajar yang dimilikinya secara penuh menyadari dan dapat menggunakan potensi summber belajar yang terdapat disekitarnya (Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 117)
b. Hubungan motivasi dengan penerapan CBSA
kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan belajar yaitu meningkatkan prestasi agar bisa lebih baik lagi.
Semakin tinggi motivasi balajar siswa itu akan meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan yang berupa cita-cita dalam pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah (Ngalim Purwanto, 1990 :73)
Dalam rangka pengembangan peningkatan motivasi guru
hendaknya taktis dan kreatif dalam mengelola kelas. CBSA menekankan aktifitas siswa secara optimal, artinya CBSA menghendaki keseimbangan antara aktifitas fisik , mental termasuk emosional dan aktifitas intelektual yang berpengaruh pada prestasi dan motivasi belajar siswa, CBSA bertujuan membentuk siswa yang cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap positif dan secara motorik terampil (Wina Sanjaya, 2007 : 137)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
motivasi belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra yaitu :
Hasil analisis data siklus I dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah siswa adalah 23 orang, dengan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 14,73 kemudian persentase ketuntasan klasikal pada tahap evaluasi sebesar 69.56% dengan hasil tuntas berjumlah 16 orang dan tidak tuntas berjumlah 7 orang dan dengan nilai rata-rata yang sebesar mencapai 71,73.
Hasil anlisis data siklus II dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa meningkatnya sebesar 15,96 kemudian persentas ketuntasan klasikal pada tahap evluasi II sebesar 95,65% dengan hasil tuntas berjumlah 22 orang dan yang tidak tuntas 1 orang, dengan nilai rata-rata yang dicapi 82,39
Hasil analisis data angket motivasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa di MA NW Sakra nilai rata-rata untuk motivasi belajar siswa sebesar 82,17 dengan jumlah pertanyaan 25 butir soal jadi nilai tertinggi dalam kategori ini adalah 100. dilihat dari hasil analisis itu mental dan motivasi belajar siswa masuk dalam ketegori baik.
B. Saran
1. Untuk Guru
2. Untuk Siswa
Kepada para siswa hendaknya selalu siap dalam menerima keberagaman model dan pendekatan pembelajaran di setiap proses pembelajaran.
3. Untuk Kepala Sekolah
Kepada kepala sekolah hendaknya turut berpartisipasi dan
memotivasi guru – guru untuk meningkatkan dan wawasan tentang konsep – konsep pembelajaran.
DAFTAR PU STAKA
Arikunto, Suharsimi. (2001) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan : edisi revisi, Jakarta : Bumi Aksara
(2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rhineka Cipta
Dimyanti. Mudjiono. (2007) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
IAN 43, (2011). Pengertian Pemahaman, wodress.com, diakses tanggal 13 september 2011.
J. Moleong Lexly. (2005). Metodologi Penelitian Kunatitatif : edisi revisi, Bandung : Remaja Rosda Karya.
Mahluksosialabadi, (2010) Pengertian Pendekatan Keterampilan, Bligspot.com, diakses tanggal 13 september 2011.
Majid, Abdul. (2009) Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Muhammad Ali, (1991) Konsep Dan PenerapanCBSADalamPengajaran , Band
ng : Sarana Panca Karya
Nurdin. (2008) penerapan strategi pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan pada kelas XI MAN SUMBAWA
Nurhayati, eva (2007) pengaruh penggunaan metode belajar aktif tipe Quiz Team terhadap minat belajar dan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK
Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007
Nurkencana, Wayan. (1986) Evaluasi Pendidikans. Surabaya : Usaha Nasional. Puerwanto, Ngalim. (1990) Psikologi Pendidikan , Bamdung : PT Raja Rosda
Karya.
Sanjaya, Wina. (2007) Strategi Pembelajaran Beroriantasi Standar Pendidikan. Jakarta : Prenda Media Group.
Slameto. (1995) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempeengaruhinya. Edisi revisi, Jakarta : Rhineka Cipta.
Sudjana.(1996). Penilaian Proses Belajar Mengajar , Bandung. PT Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2003) Metode Penelitian Bisnis , Bandung : PT Alffabeta.
Suprapto, Sunaryo. (2009) Dedinisi Perhatian , Blogspot.com, diakses tanggal 13 september 2011
Sunarya, Saripudin (2009) Pengertian Cita-cita, Blogspot .com, diakses tanggal 13 september 2011