• Tidak ada hasil yang ditemukan

P5 Islam dan Konsep Harta Kekayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "P5 Islam dan Konsep Harta Kekayaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kedudukan Harta

Harta merupakan sarana (alat pemuas) untuk memenuhi

kebutuhan

Harta juga menjadi sarana beribadah

Semua pelaksanaan ibadah memerlukan harta

Syahadat

Sholat

Zakat

Puasa

Haji

Istilah lain harta = aset, kekayaan,

Islam mengatur tentang harta

(3)

Paradigma Scarcity dan Harta

Ketika orang berparadigma bahwa kebutuhan tidak

terbatas tetapi sumber daya dan alat untuk memenuhi

kebutuhan terbatas maka akan terjadi kelangkaan

(scarcity)

Secara psikologis kekkhawatiran “tidak kebagian” akan

mendorong orang “oportunis” mencari kesempatan dan

peluang serta meraihnya dengan segala cara bahkan

merugikan orang lain (machiavelis).

Selain itu ketika kesempatan tersebut didapatkan ia akan

mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya (egois)

Tujuan hidupnya menjadi mis-orientasi menjadi (semata)

untuk mengumpulkan harta

(4)

Islam dan Harta

Milik NYA apa-apa yang di langit dan apa-apa yang di bumi. Dan

sesungguhnya Allah Dialah yang maha kaya lagi maha terpuji (QS Al Hajj: 64)

……Dia memberi rizki kepada yang dikehendaki NYA……. (QS Asy

Syuraa: 19)

Sesungguhnya Tuhanmu melapang rizki bagi orang yang

dikehendaki NYA dan Dia membatasi bagi orang yang dikehendaki NYA. Sesungguhnya DIA maha mengetahui lagi maha melihat

hamba-hamba NYA (QS Al Isra’: QS Al Israa’: 30)

Kepunyaan Allah apa yang di langit dan di bumi, dan kepada Allah

lah dikembalikan semua urusan (QS Ali Imran: 109).

Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan sebelum

kamu menafkahkan sebagian dari harta yang kamu cinta. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahui (QS Ali Imran: 92).

Bahwa pada setiap harta seseorang itu ada hak (orang Lain),

(5)

…… maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah

mewajibkan kepada mereka membayar zakat yang diambil dari orang kaya mereka dan diberikan kepada orang miskin diantara mereka……. (HR Bukhari Muslim)

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang

meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian ( Adz Dzariyat: 19)

Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu

bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak

mempunyai apa apa (yang tidak mau meminta) (Al Ma’arij: 25).

Rasulullah saw melarang membuang buang harta harta (HR

Bukhari dan Muslim).

Hai orang-orang yang beriman janganlah hartamu dan

(6)

Islam dan Harta

Pemilik hakiki harta adalah Allah swt

Allah memberi karunia manusia harta, dan menentukan yang

satu dilebihkan dari yang lain

Allah memberi kuasa manusia untuk usaha memperoleh dan

menggunakan harta dan urusannya sesuai dengan yang ditentukan Allah swt

Manusia hanya sebagai KUASA PENGGUNA HARTA DAN

TERIKAT dalam memperoleh dan menggunakannya.

Ada bagian/hak orang lain dalam harta yang dikuasakan pada

setiap manusia.

Bagian/hak orang lain harus dibagikan/diberikan sesuai dengan

yang ditentukan oleh Allah

Harta adalah ujian

(7)

ISLAM DAN CARA MEMPEROLEH

HARTA

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil

,

kecuali dengan jalan

perniagaan

(

tijarah

) yang

‘Antaa

radhdhiin

di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu (An Nisaa’: 29)

Janganlah kalian memakan harta diantara kalian

dengan jalan yang batil dengan cara mencari

pembenarannya kepada hakim-hakim, agar kalian dapat

memakan harta orang lain dengan cara dosa sedangkan

(8)

Prinsip Perolehan HARTA

Imam Al Ghazali membagi 2 :

1. KASAB = BEKERJA

2. TIJARAH = PERNIAGAAN

Nabi saw bersabda

“sesungguhnya Allah mencintai orang mukmin yang bekerja (HR Ath Thabrani)

(9)

Islam dan Tijarah

Nabi bersabda “ atasmu berniaga (tijarah) dan sesungguhnya di dalam tijarah terdapat sembilan persepuluh rizki (HR Ahmad)

1. Jual beli

: al bai’ (Al Baqarah: 275)

2. Sewa menyewa:

ijarah (“Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran)

hasil tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air; maka Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas atau perak (uang).”HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasa’i.)

3.Jasa : Ju’alah

(“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf)

4.Bagi hasil (Investasi)

: mudharabah, musyarakah, muzara’ah, musaqah (QS. Shad: 24)

5. Hutang Piutang dari Jual beli/sewa menyewa/tidak

tunai

meliputi Pembiayaan:

murabahah, Istishna’, salam,

Ijarah, Bai’ Bithaman Ajl (Al Baqarah: 282; 283)

6. Hutang piutang dari pinjam meminjam:

Ad Dainu/Al

(10)

Perolehan HARTA

tanpa Kasab dan Tijarah

1. Waris

(11)
(12)

Memperoleh Harta/Tijarah yang

BATHIL

1. Mencuri, merampok

2. Perjudian (maysir) (Al Baqarah: 219)

3. Korupsi

4. Suap (Riswah): penyuap dan yang disuap sama sama masuk neraka (al hadits)

5. Barang/komoditas/jasa dan unsurnya: haram/subhat(Al Baqarah: 173; Al Maidah: 3; Al An’aam: 145; An Nahl: 115-116)

6. Akad/perjanjian yang tidak dipenuh/ditepati syaratnya “Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligus dalam satu obyek.” HR Ahmad(Al Maidah: 1; HR Ahmad ibn Naval, Abu Daud, at Tarmidzi, an-Nasa’i dan Ibn Majah).

7. Menipu, Memalsu, curang: (al Muthaffifiin: 1-3); (“barang siapa memalsu ia tidak termasuk umat kami” (HR Muslim)

8. Mengurangi takaran/timbangan (Asy Syu’araa’: 181-183; Huud: 85; Ar Rahman: 8-9)

9. Menimbun & Monopoli (Orang yang menimbun (barang dagangan) pasti bersalah (HR

Muslim dan Abu Dawud); Barang siapa mencampuri urusan harga-harga dan menaikkannya

hingga menyusahkan kaum muslimin, pada hari kiamat kelak Alloh akan mencampakkanya

ke neraka...(diriwiyatkan Ma’qal)

10. Gharar:ketidakjelasan akad, kepemilikan, barang/jenis (”bila tidak, jangan kalian menjualnya sebelum buah-buahan itu layak dikonsumsi/tampak kepantasannya (HR Bukhari); Rasulullah saw melarang menjual sesuatu yang bukan milik saya (HR Tirmidzi). ”Rasulullah melarang saya menjual sesuatu yang jelas bukan merupakan milik saya atau sesuatu yang belum jelas kepemilikannya (HR Bukhari)

(13)

Taqwa “……….barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh

niscaya Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (Qs. Ath Thalaq; 2-3)

Syukur “sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Alloh akan

menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-KU sangat pedih (Qs. Ibrahim, 7)

Shodaqah/zakat “perumpamaan orang-orang yang menafkahkan

hartanya di jalan Alloh serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji……..(al Baqarah; 261)

Silaturrahim “barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan

dilambatkan ajalnya, maka hendaklah ia menghubungi sanak saudaranya (HR Bukahri dari Abu Huarirah)

Dzikir (ingat Allah) “apabila telah ditunaikan sholat, maka

bertebaranlah kamu ke muka bumi dan carilah karunia Alloh dan ingatlah Alloh sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung, (Al Jumu’ah; 10). Termasuk dzikir adalah sholawat.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Pada bulan Juni 2004 kelompok-kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah : kelompok bahan makanan 0,24 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

Ide penurunan aturan Simpsonr secara simulasi numerik seperti (15) deugan menyajikan aturan Simpsonl sebagai kombinasi kdnveks aturan trapesium juga dapat dikembangkan

Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok

Hal yang akan di bahas dalam perancangan kali ini adalah bagaimana bentuk perancangan yang tepat agar kegiatan penanaman tanaman obat keluarga tidak hanya menjadi sekedar

Hal ini terjadi karena pada proses pembelajaran di kelas eksperimen di terapkan model problem solving yang dapat memicu peserta didik untuk dapat berpikir secara logis,

Tabanan sangatlah efektif, hal ini dabatlah dibuktikan usaha dan upaya kantor Dinas Pekerjaan Umum melakukan upaya baik prepentif maupun represif. Upaya Prepenif yaitu

Pada Balai Penelitian terjadi kekurangan pada tahun- tahun 1982/1983 - 1986/1987, sedangkan sejak tahun 1988/1989 sampai dengan akhir tahun proyeksi akan ter jadi kelebihan

tidak dikehendaki, misalnya klien membayangkan bersetubuh dengan pelacur yang menderita penyakit Aids yang sangat menjijikkan yang menyebabkan klien. membayangkan dirinya