Kedudukan Harta
Harta merupakan sarana (alat pemuas) untuk memenuhi
kebutuhan
Harta juga menjadi sarana beribadah
Semua pelaksanaan ibadah memerlukan harta
Syahadat
Sholat
Zakat
Puasa
Haji
Istilah lain harta = aset, kekayaan,
Islam mengatur tentang harta
Paradigma Scarcity dan Harta
Ketika orang berparadigma bahwa kebutuhan tidak
terbatas tetapi sumber daya dan alat untuk memenuhi
kebutuhan terbatas maka akan terjadi kelangkaan
(scarcity)
Secara psikologis kekkhawatiran “tidak kebagian” akan
mendorong orang “oportunis” mencari kesempatan dan
peluang serta meraihnya dengan segala cara bahkan
merugikan orang lain (machiavelis).
Selain itu ketika kesempatan tersebut didapatkan ia akan
mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya (egois)
Tujuan hidupnya menjadi mis-orientasi menjadi (semata)
untuk mengumpulkan harta
Islam dan Harta
Milik NYA apa-apa yang di langit dan apa-apa yang di bumi. Dan
sesungguhnya Allah Dialah yang maha kaya lagi maha terpuji (QS Al Hajj: 64)
……Dia memberi rizki kepada yang dikehendaki NYA……. (QS Asy
Syuraa: 19)
Sesungguhnya Tuhanmu melapang rizki bagi orang yang
dikehendaki NYA dan Dia membatasi bagi orang yang dikehendaki NYA. Sesungguhnya DIA maha mengetahui lagi maha melihat
hamba-hamba NYA (QS Al Isra’: QS Al Israa’: 30)
Kepunyaan Allah apa yang di langit dan di bumi, dan kepada Allah
lah dikembalikan semua urusan (QS Ali Imran: 109).
Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan sebelum
kamu menafkahkan sebagian dari harta yang kamu cinta. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahui (QS Ali Imran: 92).
Bahwa pada setiap harta seseorang itu ada hak (orang Lain),
…… maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan kepada mereka membayar zakat yang diambil dari orang kaya mereka dan diberikan kepada orang miskin diantara mereka……. (HR Bukhari Muslim)
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian ( Adz Dzariyat: 19)
Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu
bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak
mempunyai apa apa (yang tidak mau meminta) (Al Ma’arij: 25).
Rasulullah saw melarang membuang buang harta harta (HR
Bukhari dan Muslim).
Hai orang-orang yang beriman janganlah hartamu dan
Islam dan Harta
Pemilik hakiki harta adalah Allah swt
Allah memberi karunia manusia harta, dan menentukan yang
satu dilebihkan dari yang lain
Allah memberi kuasa manusia untuk usaha memperoleh dan
menggunakan harta dan urusannya sesuai dengan yang ditentukan Allah swt
Manusia hanya sebagai KUASA PENGGUNA HARTA DAN
TERIKAT dalam memperoleh dan menggunakannya.
Ada bagian/hak orang lain dalam harta yang dikuasakan pada
setiap manusia.
Bagian/hak orang lain harus dibagikan/diberikan sesuai dengan
yang ditentukan oleh Allah
Harta adalah ujian
ISLAM DAN CARA MEMPEROLEH
HARTA
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil
,
kecuali dengan jalan
perniagaan
(
tijarah
) yang
‘Antaa
radhdhiin
di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu (An Nisaa’: 29)
Janganlah kalian memakan harta diantara kalian
dengan jalan yang batil dengan cara mencari
pembenarannya kepada hakim-hakim, agar kalian dapat
memakan harta orang lain dengan cara dosa sedangkan
Prinsip Perolehan HARTA
Imam Al Ghazali membagi 2 :
1. KASAB = BEKERJA
2. TIJARAH = PERNIAGAAN
Nabi saw bersabda
“sesungguhnya Allah mencintai orang mukmin yang bekerja (HR Ath Thabrani)
Islam dan Tijarah
Nabi bersabda “ atasmu berniaga (tijarah) dan sesungguhnya di dalam tijarah terdapat sembilan persepuluh rizki (HR Ahmad)
1. Jual beli
: al bai’ (Al Baqarah: 275)2. Sewa menyewa:
ijarah (“Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran)hasil tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air; maka Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas atau perak (uang).”HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasa’i.)
3.Jasa : Ju’alah
(“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf)4.Bagi hasil (Investasi)
: mudharabah, musyarakah, muzara’ah, musaqah (QS. Shad: 24)5. Hutang Piutang dari Jual beli/sewa menyewa/tidak
tunai
meliputi Pembiayaan:
murabahah, Istishna’, salam,Ijarah, Bai’ Bithaman Ajl (Al Baqarah: 282; 283)
6. Hutang piutang dari pinjam meminjam:
Ad Dainu/AlPerolehan HARTA
tanpa Kasab dan Tijarah
1. Waris
Memperoleh Harta/Tijarah yang
BATHIL
1. Mencuri, merampok
2. Perjudian (maysir) (Al Baqarah: 219)
3. Korupsi
4. Suap (Riswah): penyuap dan yang disuap sama sama masuk neraka (al hadits)
5. Barang/komoditas/jasa dan unsurnya: haram/subhat(Al Baqarah: 173; Al Maidah: 3; Al An’aam: 145; An Nahl: 115-116)
6. Akad/perjanjian yang tidak dipenuh/ditepati syaratnya “Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligus dalam satu obyek.” HR Ahmad(Al Maidah: 1; HR Ahmad ibn Naval, Abu Daud, at Tarmidzi, an-Nasa’i dan Ibn Majah).
7. Menipu, Memalsu, curang: (al Muthaffifiin: 1-3); (“barang siapa memalsu ia tidak termasuk umat kami” (HR Muslim)
8. Mengurangi takaran/timbangan (Asy Syu’araa’: 181-183; Huud: 85; Ar Rahman: 8-9)
9. Menimbun & Monopoli (Orang yang menimbun (barang dagangan) pasti bersalah (HR
Muslim dan Abu Dawud); Barang siapa mencampuri urusan harga-harga dan menaikkannya
hingga menyusahkan kaum muslimin, pada hari kiamat kelak Alloh akan mencampakkanya
ke neraka...(diriwiyatkan Ma’qal)
10. Gharar:ketidakjelasan akad, kepemilikan, barang/jenis (”bila tidak, jangan kalian menjualnya sebelum buah-buahan itu layak dikonsumsi/tampak kepantasannya (HR Bukhari); Rasulullah saw melarang menjual sesuatu yang bukan milik saya (HR Tirmidzi). ”Rasulullah melarang saya menjual sesuatu yang jelas bukan merupakan milik saya atau sesuatu yang belum jelas kepemilikannya (HR Bukhari)
Taqwa “……….barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh
niscaya Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (Qs. Ath Thalaq; 2-3)
Syukur “sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Alloh akan
menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-KU sangat pedih (Qs. Ibrahim, 7)
Shodaqah/zakat “perumpamaan orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Alloh serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji……..(al Baqarah; 261)
Silaturrahim “barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan
dilambatkan ajalnya, maka hendaklah ia menghubungi sanak saudaranya (HR Bukahri dari Abu Huarirah)
Dzikir (ingat Allah) “apabila telah ditunaikan sholat, maka
bertebaranlah kamu ke muka bumi dan carilah karunia Alloh dan ingatlah Alloh sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung, (Al Jumu’ah; 10). Termasuk dzikir adalah sholawat.