• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP LUNTURNYA. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP LUNTURNYA. doc"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP LUNTURNYA BUDAYA SOPAN SANTUN PADA GENERASI MUDA INDONESIA

Rulita Nurfahmi1, Siti Gita Permana2 dan M. Januar Ibnu Adham3 1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika,FKIP,UNSIKA 2Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika,FKIP,UNSIKA

3Dosen Program Studi Pendidikan Matematika,FKIP,UNSIKA

Abstrak

Di era global yang semakin mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih tanpa disadari membawa akses negatif yang besar pula. Dampak negatif yang terasa saat ini antara lain: kebangkrutan moral bangsa. Sopan santun remaja yang kini mulai luntur dibutuhkan perhatian dari generasi tua untuk membantu menanamkan karakter kesopanan remaja dan akhlak agama yang baik. Penanaman akhlak agama juga dilakukan untuk membentuk karakter kesopanan pada anak sejak kecil. Selain itu pendidikan karakter yang di propagandakan oleh pemerintah juga diperlukan untuk membentuk karakter remaja yang berbudi luhur yang mengetahui tata krama dan sopan santun.

Kata kunci : Globalisasi, Sopan Santun, Remaja. Abstrak

In a global age that increasingly put forward advanced science and sophisticated technology unknowingly brings great negative access as well. Negative impacts that are feels this time include: the moral bankruptcy of the nation. politeness of teenagers is now beginning to wear off it takes the attention of the older generation to help instill character adolescent propriety and good religious morality. Cultivation of religious morality is also done to form the character of decency in children since childhood. In addition, character education in government is also necessary for forming a virtuous young character who knows manners and politeness.

(2)

PENDAHULUAN

Era globalisasi merupakan proses yang mendorong umat manusia untuk beranjak dari cara hidup dengan wawasan nasional semata-mata ke arah cara hidup dengan wawasan global.

Pada masa era global yang semakin mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih tanpa disadari membawa akses negatif yang besar pula. Dampak negatif yang terasa saat ini antara lain: kebangkrutan moral bangsa, perilaku seks bebas, pembunuhan, maraknya tindak kekerasan, perilaku sosial yang menyimpang dari tuntunan nilai moral, inkoherensi politisi atas retorika politik, maka pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis-religius menjadi sebuah pilihan yang relevan untuk diterapkan.

Kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan. Perubahan kebudayaan yang terjadi sangat pesat, yaitu karena pengaruh globalisasi yang masuk ke dalam kebudayaan Indonesia.

Begitupula dengan perilaku para remaja seiring dengan perkembangan zaman, tingkah laku para remaja berubah dari waktu ke waktu. Rasa hormat terhadap orang yang lebih tua sering kali tak ditunjukkan. Datangnya kebudayaan dari barat sangat mempengaruhi nilai-nilai tradisional bangsa Indonesia, sehingga semakin lama nilai tradisional negara kita sendiri semakin pudar. Para remaja Indonesia kian mengikuti dan mencontoh kebudayaan luar negeri dan melupakan nilai-nilai tradisional negara sendiri, seperti contohnya kebudayaan sopan santun.

Beberapa tahun terakhir ini budaya sopan santun khususnya di sekolah mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari generasi muda atau remaja yang cenderung kehilangan etika sopan santun terhadap teman sebayanya, orang yang lebih tua maupun dengan gurunya.

Kehidupan remaja zaman dahulu dan zaman sekarang yang kita ketahui sangat jauh berbeda. Pengaruh lingkungan hingga sosialisasi bisa menjadi menyebabkan remaja zaman dahulu bedaaan dengan remaja zaman sekarang.

(3)

yang lainnya. Hal ini menjadikan remaja lebih maju dalam berpikir dan dapat bersikap lebih dewasa karena dari kebiasaan menghormati orang.

Sedangkan remaja zaman sekarang, banyak yang tingkah lakunya tidak tahu sopan santun dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Damayanti dan Jatiningsih [ dikutip dalam Kholifah dan Tri,p.7] terkait sikap sopan santun remaja pedesaan dan perkotaan di Madiun, menunjukkan bahwa dari 29 remaja pedesaan dan 27 remaja perkotaan terdapat perbedaan yang signifikan antara sopan santun remaja pedesaan dan perkotaan, selanjutnya hasil observasi tambahan bahwa remaja di pedesaan lebih ramah, berpakaian sopan serta menghormati yang lebih tua ketika bergaul. Berbeda dengan remaja di perkotaan yang cenderung acuh, serta tidak memiliki perbedaan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua maupun teman sebaya.

Bukan hanya itu para remaja sekarang sudah tidak memperhatikan sopan santunnya terhadap guru, hanya karna penampilan guru yang salah mereka berani mentertawakannya. Atau guru itu saat mengajar atau saat menerangkan sesuatu ada yang keliru dengan spontannya menentertawakan.

Rendahnya sopan santun peserta didik kepada guru, juga diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sujiyanto (2012) pada peserta didikkelas XI SMA Negeri Rembang Purbalingga yang berjumlah 36 siswa, menunjukkan bahwa terdapat 13 peserta didik memiliki tingkat sopan santun yang masih rendah kepada guru.

KAJIAN TEORI Globalisasi

(4)

lokal, regional dan internasional yang saling berhubungan dengan cara yang dulu belum pernah terjadi.

Globalisasi dan Perubahan Budaya tidak perlu dihadapi dengan sikap menutup diri yang ekstrim. Sebaliknya, dengan memahami bagaimana kebudayaan itu dikonstruksi melalui wacana dan praksis, misalnya, kita juga dapat memanfaatkan proses globalisasi sebagai sarana utnuk memperkaya kemajemukan kebudayaan-kebudayaan kita [Bachtiar Alam,1998].

Kebudayaan

Kata budaya diambil dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang mempunyai arti bahwa segala sesuatu yang ada hubungannya dengan akal dan budi manusia. Secara harfiah, budaya ialah cara hidup yang dimiliki sekelompok masyarakat yang diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya. Adapun perbedaan antara agama, suku, politik, pakaian, lagu, bahasa, bangunan, maupun karya seni itu akan membuat terbentuknya suatu budaya. Menurut Ki Hajar Dewantara budaya adalah hasil perjuangan masyarakat terhadap alam & zaman yang membuktikan kemakmuran & kejayaan hidup masyarakat dalam menyikapi atau menghadapi kesulitan & rintangan untuk mencapai kemakmuran, keselamatan dan kebahagiaan di hidupnya.

Perubahaan Kebudayaan

Menurut MacIver Perubahan sosial dan budaya adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan-perubahan terhadap keseimbangan (Equilibrium). Dengan demikian, perubahan sosial akan terjadi seiring dengan dinamika masyarakat dan merupakan hal penting dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat. Perubahan sosial budaya juga seringkali dipengaruhi faktor-faktor luar, seperti paham, pandangan hidup, dan cara hidup masyrakat, yang secara umum dan perlahan mulai diterima oleh kelompok atau masyarakat lain sebagai suatu kelaziman.

Dalam pengertian budaya, globalisasi merupakan proses akulturasi norma-norma, seperti pluralitas keagamaan, Hak Asasi Manusia (HAM), dan bahkan gaya hidup. Globalisasi juga berakibat pada krisis akhlak yang terjadi hampir di semua lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga pejabat negara.

(5)

Menurut Taryati [dikutip dalam Suharti, 2004] Pengertian sopan santun adalah suatu aturan atau tata cara yang berkembang secara turun temurun dalam suatu budaya di masyarakat yang bisa bermanfaat bagi pergaulan antar sesama manusia sehingga terjalin suatu hubungan yang akrab, saling hormat menghormati.

Pengertian sopan santun secara Islam adalah sopan santun terdiri dari 2 kata, yaitu sopan dan santun. Sopan artinya hormat dengan Takzim menurut adat yang baik. Sedangkan arti santun adalah baik dan halus budi bahasa serta tingkah lakunya, suka menolong dan berbelas kasihan. Dengan demikian pengertian sopan santun adalah suatu bentuk tingkah laku yang baik dan halus serta diiringi sikap hormat orang lain menurut adat yang baik ketika berkomunikasi dan dan bergaul yang bisa ditunjukkan kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Adam,2011), Kebudayaan diartikan sebagai buah budi manusia, adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Menurut Koentjoroningrat (Adam,2013), Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Sedang di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, budaya diartikan sebagai pikiran; akal budi (Poerwadarminta, W.J.S.,2011:180).

(6)

PEMBAHASAN

Pada masa era global yang semakin mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih tanpa disadari membawa ekses negatif yang besar pula. Dampak negatif yang terasa saat ini antara lain: kebangkrutan moral bangsa, perilaku seks bebas, pembunuhan, maraknya tindak kekerasan, perilaku sosial yang menyimpang dari tuntunan nilai moral, inkoherensi politisi atas retorika politik, maka pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis-religius menjadi sebuah pilihan yang relevan untuk diterapkan.

Kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan. Perubahan kebudayaan yang terjadi sangat pesat, yaitu karena pengaruh globalisasi yang masuk ke dalam kebudayaan Indonesia.

Menurut Taryati [dikutip dalam Suharti, 2004] Pengertian sopan santun adalah suatu aturan atau tata cara yang berkembang secara turun temurun dalam suatu budaya di masyarakat yang bisa bermanfaat bagi pergaulan antar sesama manusia sehingga terjalin suatu hubungan yang akrab, saling hormat menghormati.

Merosotnya budaya sopan santun siswa dipengaruhi banyak faktor, baik faktor tersebut dari siswa, dari guru yang merupakan faktor internal ada juga faktor dari eksternal. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau yang lebih akrab kita sebut TIK atau ICT, Kadang menjadi kambing hitam dalam masalah ini. Tetapi bukan hanya TIK atau ICT yang menjadi faktor eksternal, pengaruh moderenisasi kultur, pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat – obat terlarang juga mengambil peranan dalam proses hilangnya sopan santun siswa terhadap guru. Dan faktor – faktor eksternal yang mempengaruhinya yaitu :

1. Pengaruh perkembangan TIK, kebebasan meng-akses informasi yang didukung oleh akses dari internet yang mudah melalui laptop, TAB, malahan dari handphone / smartphone sehingga mempengaruhi pikiran siswa.

(7)

3. Pergaulan bebas, merupakan efek dari moderenisasi kultur yang tidak sesuai dengan adat istiadat Indonesia. Hal ini akan menimbulkan sifat meniru budaya barat yang cendrung bebas tanpa ada ikatan adat istiadat yang telah lama berlaku dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

4. Penyalahgunaan obat – obat terlarang, sifat labil dalam diri siswa akan membuat siswa mencari – cari jati dirinya. Bila mana hal ini tidak tersalur secara positif, siswa akan terjerumus dalam kenikmatan semu obat – obat terlarang yang akan berpengaruh pada tingkah laku siswa tersebut.

5. Kurangnya pembiasaan sopan santun di rumah. Sebagian besar waktu anak dihabiskan di rumah atau dilingkungan keluarga sehingga sikap orang tua yang tidak mencerminkan norma-norma kesopanan akan mudah ditiru anak.

Selain kelima faktor eksternal diatas, masih ada satu faktor lagi yang tidak bisa kita abaikan sebagai penyebab lunturnya budaya sopan santun siswa yaitu faktor dari guru. Berikut ulasan faktor eksternal ditinjau dari guru :

a) Penampilan guru, ini sangat penting karena siswa akan menilai rapi atau kucel cara berpakaian guru, harum atau bau aroma tubuh guru tersebut, panjang atau pendek rambut guru (khusus guru laki – laki).

b) Telat atau jarang masuk, dengan beban 24 jam pelajaran dan banyaknya adminitrasi yang harus dibuat oleh seorang guru ditambah lagi ada side job untuk menambah penghasilan. Akan berdampak pada performa guru tersebut sehingga sering telat dan tidak masuk.

c) Pilih kasih, sifat ini yang sering tidak disadari oleh guru dan sering membanding – bandingkan siswa yang satu dengan siswa yang lain.

d) PR dan tugas sering tidak dikoreksi, dengan mengoreksi dan memberikan nilai merupakan reward bagi siswa dimana guru telah menghargai hasil kerja keras siswa tersebut.

e) Berkata kasar, perkataan yang kasar akan membat pandangan negatif siswa terhadap guru.

f) Suka perintah, suka memerintah siswa diwaktu dan tempat yang tidak sepantasnya.

(8)

Selain faktor eksternal, ada faktor internal yang menyebabkan hilangnya sopan santun siswa terhadap guru. Berikut adalah faktor internal penyebab lunturnya budaya sopan santun siswa :

1. Posisi sosial lebih tinggi dari guru, hal ini sering terjadi bila mana sang siswa berasal dari keluarga yang terpandang atau orang tuanya merupakan pejabat. Jadi dengan posisi orang tuanya tersebut siswa seakan tidak takut pada apapun termasuk pada guru karena orangtunya pasti akan mendukung anaknya.

2. Posisi ekonomi lebih baik dari guru, hal ini banyak terjadi disekolah favorit dan internasional. Siswa tersebut akan memandang rendah gurunya, karena posisi ekonominya lebih baik dari gurunya. Dimana siswa kesekolah dengan kendaraan mobil, sedangkan sang guru hanya naik sepeda motor.

3. Siswa lebih paham dengan materi yang diajarkan, pada masa sekarang pendalaman materi bukan hanya didapat dari sekolah. Bagi siswa yang serius belajar, mereka akan mencari cara untuk menperdalam materi dengan cara kursus baik melalui lembaga atau privat. Hal ini memungkinkan siswa bisa saja lebih paham dari siswa lainya. Apa lagi bila siswa itu lebih paham dari gurunya maka akan memberikan pandangan rendah terhadap guru tersebut.

Pembudayaan merupakan suatu proses pembiasaan. Pembudayaan sopan santun dapat dimaksudkan sebagai upaya pembiasaan sikap sopan santun agar menjadi bagian dari pola hidup seseorang yang dapat dicerminkan melalui sikap dan perilaku keseharian. Menurut Ujiningsih dan Antoro (2010:4-6), pembudayaan sopan santun dapat dilakukan di rumah dan di sekolah.

Pembudayaan sopan santun di rumah dapat dilakukan melalui peran orang tua dalam mendidik anaknya. Orang tua dapat melakukan hala-hal sebagai berikut:

a) Orang tua memberikan contoh-contoh penerapan perilaku sopan santun di depan anak. Contoh merupakan alat pendidikan yang sekaligus dapat memberikan pengetahuan pada anak tentang makna dan implementasi dari sikap sopan santun itu sendiri.

(9)

c) Menanamkan sikap sopan santun sejak anak masih kecil, anak yang sejak kecil dibiasakan bersikap sopan akan berkembang menjadi anak yang berperilaku sopan santun dalam bergaul dengan siapa saja dan selalu dpat menempatkan dirinya dalam suasana apapun. Sehingga sikap ini dapat diajadikan bekal awal dalam membina karakter anak.

Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan melalui program yang dibuat oleh sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun. Sekolah dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Peran sekolah dalam membiasakan sikap sopan santun dapat dilakukan dengan

memberikan contoh sikap sopan dan santun yang ditunjukkan oleh guru. Siswa sebagai pembelajar dapat menggunakan guru sebagai model. Dengan contoh atau model dari guru ini siswa dengan mudah dapat meniru sehingga guru dapat dengan mudah menananmkan sikap sopan santun.

2. Guru dapat selalu mengitegrasikan perilaku sopan santun ini dalam setiap mata pelajaran, sehingga tanggungjawab perkembangan anak didik tidak hanya menjadi beban guru agama dan guru BP saja.

3. Guru agama dan guru BP dapat melakukan pembiasaan yang dikaitkan dalam penilain secara afektif. Penilaian pencapain kompetensi dalam 2 matapelajaran ini hendaknya difokuskan pada pencapain kompetensi afektif. Kompetensi kognitif hanya sebagai pendukung mengusaan secara afektif.

KESIMPULAN

Lunturnya budaya sopan santun siswa terhadap guru merupakan masalah umum yang tengah dihadapi oleh dunia pendidikan masa sekarang. Terdapat banyak faktor mempengaruhi terjadinya masalah ini baik internal maupun eksternal. Untuk eksternal yaitu perkembangan ICT, globalisasi kultur, pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang serta faktor dari guru sebagai tenaga pendidik.

Kita sebagai remaja juga harus sadar diri jika perilaku kita ini memang sudah mulai luntur karena ulah tingkah kita sendiri. Banyak kritik dari golongan tua jika sopan santun kita mulai hilang dan kenyataannya memang iya. Mulailah dari diri sendiri untuk merubah perilaku itu.

(10)

bahwaantara orang tua dan remaja memiliki suatu tanggungjawab yang sama untuk saling menghormati dan menghargai.

Mengenai budaya bangsa yang diklaim oleh bangsa lain merupakan tanggungjawab kita bersama, sehingga kit harus menjaga secara utuh mulai dari budayanya hingga sikapnya, karena budaya menunjukan perwujudan dari sikap yang berdasar pada saling menghormati dan menghargai sehingga terwujud suatu bentuk sopan santun dan tatakrama yang baik.

Tentang lunturya kepribadian dan budaya bangsa merupakan dampak dari tidak adanya sopan santun dan tatakrma alam kehidupan,maka dari itu kita harus selalu memupuk rasa saling menghormati dan menghargai untuk menimbulkan rasa sopan santun dan tatakrama antar sesama.

Kita sebagai remaja juga harus sadar diri jika perilaku kita ini memang sudah mulai luntur karena ulah tingkah kita sendiri. Banyak kritik dari golongan tua jika sopan santun kita mulai hilang dan kenyataannya memang iya. Mulailah dari diri sendiri untuk merubah perilaku itu.

Anak-anak yang kurang peduli tentang sopan santun dapat diatasi dengan memberikan pendidikan tatakrama mulai dari kecil melalui langkah-langkah: 1. Orang tua sebagai model.

2.Mulai dari hal kecil

3. Serta menjelaskan tujuanya.

UCAPAN TERIMA KASIH

(11)

DAFTAR PUSTAKA Online :

Andi.(2014).contoh teks argumentasi lunturnya sopan santun remaja Indonesia. [online] Tersedia : http://geografimusik.blogspot.co.id/2014/11/contoh-teks-argumentasi-lunturnya-sopan.html. Pada : [ 29 November 2017].

Astarka,C.,T.(2015). BUDAYA SOPAN SANTUN ( AKAN ) LUNTUR.[online]. Tersedia :

https://www.kompasiana.com/evaristus/budaya-sopan-santun-akan-luntur-550dd4fe813311c22cbc5fbb. Pada : [ 29 November 2017].

Bob Susanto. (2015). Pengertian Budaya Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia :

http://www.spengetahuan.com/2015/03/pengertian-budaya-menurut-para-ahli-lengkap.html. Pada : [ 29 November 2017].

Idasuramunhusna. (2013) . Lunturnya Sopan Santun Siswa Terhadap Guru . [Online].Tersedia : https://idasuramunhusna.wordpress.com/2013/10/13/lunturnya-budaya-sopan-santun-siswa-terhadap-guru. Pada :[29 November 2017].

Rulam.(2012). Sopan Santun Sebuah Budaya yang Terlupakan.[online]. Tersedia:

http://www.infodiknas.com/%E2%80%9Csopan-santun%E2%80%9D-sebuah-budaya-yang-terlupakan.html pada :[29 November 2017]

Jurnal :

Darsiyah.(2013).Perubahan Kebudayaan Indonesia Karena Globalisasi.Semarang:1-7

Kholifah,Naimah.(2015).Studi Tentang Sopan Santun Pada Peserta Didik.1.doi:1036-2720

Rachmadiana,M.(2004). Mencium Tangan, Membungkukkan Badan.1(2).33-34

Setiawan,Dedi,Magafira,Geovani,Wulandari.(2015). Sopan Santun. Bima:1-11

Widianto,E.(2015). Peran Orangtua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Dalam Keluarga.2(1).1-75

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kedua pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa folklore adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar yang diwariskan turun temurun,

Etika Berbicara dengan Pasien merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh seseorang (perawat) untuk berkomunikasi dengan pasien yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma

Dengan demikian, kesenian tradisional adalah seni yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu, diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang, tidak diketahui siapa

Seperti diungkapkan oleh Yoeti (1985:2) bahwa: “Seni budaya tradisional adalah seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada suatu daerah tertentu.”

Kearifan lokal menjadi bagian dari budaya yang dipercayai dalam suatu. komunal secara turun temurun.Kearifan lokal tidak hanya menyangkut tata

Berdasarkan kedua pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa folklore adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar yang diwariskan turun temurun,

dimaksud dengan norma sosial adalah suatu cara, kebiasaan, tata krama dan adat istiadat yang disampaikan secara turun temurun, yang dapat memberikan petunjuk bagi

Pengertian Agama Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi