• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Kuis untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

60

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kayugiyang Semester II Tahun Pelajaran 2014 / 2015. SD N 2 Kayugiyang berada di Desa Banaran Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas 5 yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan. SD ini terletak di daerah pegunungan, walaupun jauh dari daerah perkotaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Jarak tempuh ke SD N 2 Kayugiyang dari Kecamatan Garung ± 6 km.

Tenaga kepegawaian di SD N 2 Kayugiyang terdiri dari 9 guru dan 1 penjaga sekolah. Jumlah keseluruhan siswa ada 185 siswa terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6. SD ini memiliki 12 ruangan. Dengan rincian enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, satu kantor guru, satu kantor kepala sekolah, satu perpustakaan, satu UKS, satu gudang, dan satu koperasi. Ruang kelas sudah baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup baik. SD ini juga menyediakan empat WC yang terdiri dari satu WC guru dan tiga WC siswa. Di dalam SD juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara dan biasa digunakan untuk olahraga.

(2)

4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Kondisi Awal

Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil dan minat belajar matematika siswa. Metode yang digunakan guru masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah sehingga membuat siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Selain observasi secara langsung peneliti juga mendapatkan data nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran matematika dari guru kelas 5. Peneliti juga mempersiapkan angket minat belajar matematika pada kondisi awal yang digunakan untuk mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran matematika (lampiran 7) serta rambu – rambu dan lembar observasi minat siswa (lampiran 8). Berdasarkan hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa kurang dan hasil belajar matematika kelas 5 rendah.

a. Angket Minat Belajar

Untuk mengukur besar minat siswa sebelum melakukan tindakan, peneliti memberikan angket minat belajar matematika kepada siswa. Berdasarkan rata – rata minat belajar siswa ≥4, data minat belajar siswa terhadap matematika disajikan dalam tabel 4.1. Data angket minat pada kondisi awal dilampirkan pada lampiran 9.

Tabel 4.1

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Matematika pada Kondisi Awal

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

(3)

dengan indikator yang diharapkan 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut :

Gambar 4.1 Diagram Presentase Minat Belajar Matematika pada Kondisi Awal

Berdasarkan diagram hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram menunjukkan jumlah siswa yang memiliki minat belajar matematika sebesar 21%, sedangkan siswa yang kurang berminat terhadap matematika sebesar 79%. Terlihat jelas bahwa presentase siswa yang berminat terhadap matematika masih rendah.

b. Hasil Belajar Matematika

(4)

Tabel 4.2

Analisis dan Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Awal

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 65 19 68%

80%≥65

≥ 65 9 32%

Rata - rata 55

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai ≥ KKM ada 9 siswa dan yang belum tuntas atau masih dibawah KKM ada 19 siswa. Dimana nilai rata – rata 55. Dari analisis hasil tes pada tabel 4.2 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Awal

(5)

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April, dan terdiri dari dua siklus, siklus pertama ada 3 pertemuan dan siklus kedua ada 3 pertemuan. Siklus pertama membahas tentang sifat – sifat bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang dan siklus kedua tentang sifat-sifat bangun datar trapesium, jajargengang, lingkaran, belah ketupat, layang – layang.

Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus – siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini.

4.3 Hasil Penelitian 4.3.1. Deskripsi Siklus 1

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 meliputi perencanaan, pelaksanaa tindakan dan observasi, serta refleksi.

a) Perencanaan

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 menegenai materi pembelajaran yang akan disajikan, kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum melaksanakan kegiatan pada siklus 1, maka peneliti menyiapkan segala sesutu yang menunjang proses pembelajaran.

Peneliti menetapkan indikator ketecapaian hasil penelitian sebagai berikut :

1. Hasil Belajar dengan KKM ≥65 dengan ketuntasan 80% siswa tuntas.

(6)

3. Angket minat belajar siswa berhasil jika 80% dari jumlah keseluruhan siswa minat belajarnya meningkat dengan mencapai rata –rata ≥ 4.

4. Observasi tindakan guru dan peserta didik dengan rata-rata ≥4

Pada siklus 1 ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan model pembelalajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah :

1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. 2. Mempersiapkan alat peraga.

3. Membuat kelompok heterogen.

4. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1 (Lampiran 11)

5. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa (Lampiran 12)

6. Menyiapkan lembar observasi minat siswa

7. Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah pembelajaran

8. Menyiapkan lembar permasalahan.

9. Menyiapkan tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan (Lampiran 13)

b) Pelaksanaan dan Observasi

(7)

dan Pak Mujiyono, sedangkan untuk mengamati siswa ada 2 observer yaitu guru kelas 6 dan guru kelas 4 yaitu Pak Slamet dan Bu Sunarti.

Materi yang dibahas pada tindakan / pertemuan pertama adalah “Mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar segitiga sembarang, segitiga samasisi, segitiga samakaki, segitiga siku – siku sembarang, siegitiga siku – siku samakaki”, tindakan / pertemuan kedua materi yang dibahas adalah “Mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar persegi dan persegi panjang”, sedangkan tindakan / pertemuan ketiga adalah melaksanakan kegiatan evaluasi.

Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 9 April 2015 jam pelajaran pada jam pertama sampai ke 2. Pada pertemuan ini guru membahas mengenai mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar segitiga sembarang, segitiga samasisi, segitiga samakaki, segitiga siku – siku sembarang, siegitiga siku – siku samakaki. Dalam kegiatan proses pembelajaran peneliti membuat skenario pembelajaran yaitu menyiapkan mental siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengucap salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kesiapan siswa, mengajak siswa berdoa. Setelah dilakukan pengabsenan diketahui bahwa siswa hadir semua yang berjumlah 28 siswa.

Setelah mengkondisikan siswa, guru menunjukkan roti yang berbentuk segitiga, kemudian bertanya kepada siswa “ Anak-anak sekarang ibu membawa apa? Roti ini berbentuk apa? Contoh lain benda yang berbentuk segitiga di sekitar kalian itu ada apa saja?”. Pertanyaan di atas agar memberikan respon dari stimulus guru dan membangun pengetahuannya sendiri untuk siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar siswa. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan, dan langkah – langkah pembelajaran.

(8)

mempunyai benda berbentuk segitiga? Pertanyaan ini agar siswa merespon stimulus dari guru dan menjawab sesuai pengalaman yang dialami siswa. Sintaks model Problem Based Learning berbantuan alat peraga tahap 1 – 4 masuk dalam kegiatan elaborasi, sedangkan tahap 5 masuk dalam kegiatan konfirmasi. Tahap 1 – 5 dijabarkan sebagai berikut :

a. Orientasi siswa terhadap suatu masalah

Guru menyampaikan masalah dengan menunjukkan gambar bangun segitiga : segitiga sembarang, segitiga samakaki, segitiga samasisi, segitiga siku-siku sama kaki, segitiga siku-siku sembarang. Kemudian guru bertanya kepada siswa “ apakah setiap sudut dan sisi segitiga sama anak – anak?” siswa menjawab tentang besar sudut dan panjang sisi segitiga. Setelah itu guru menyampaikan permasalahan yang akan dikerjakan melalui langkah – langkah pembelajaran yang akan ditempuh (diskusi model PBL)

b. Organisasi siswa untuk belajar dengan alat peraga berupa gambar segitiga

Siswa dibagi dalam 7 kelompok tiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Dalam kelompok siswa memecahkan permasalahan atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemuadian siswa mulai menjawab kegiatan 1 – 3 sesuai dengan langkah – langkah.

Kegiatan yang dilakukan siswa :

- Tiap kelompok menyiapkan peralatan untuk menggambar dan menempel gambar yaitu lem, jangka, penggaris, busur derajat.

(9)

segitiga, menuliskan nama bangun datar segitiga dan ciri – cirinya. Pada kegiatan 3 siswa mencoba menggambarkan bangun segitiga samakaki dan samasisi menggunakan jangka dan penggaris.

- Setelah selesai mengerjakan kegiatan 1, 2 dan 3 tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.

c. Membimbing menyelidiki secara mandiri atau kelompok

Guru berkeliling ke tiap kelompok untuk membantu siswa. Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bangun datar segitiga.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing – masing. Tiap kelompok mendapat giliran menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Hal yang disampaikan kelompok adalah menyampaikan jawaban dari kegiatan 1, 2 dan 3.

e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Guru meluruskan setiap kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai sifat – sifat bangun datar segitiga.

Pertemuan 2

(10)

a. Orientasi siswa terhadap suatu masalah

Guru bertanya kepada siswa “ Apa yang kalian ketahui dari persegi panjang”. Setelah siswa menjawab tentang persegi panjang yang terdapat sisi dan sudutnya.

b. Organisasi siswa untuk belajar dengan alat peraga berupa gambar persegi dan persegi panjang

Mengkoordinasi siswa dalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Dalam kelompok siswa mengerjakan lembar permasalahan.

Kegiatan yang dilakukan siswa:

- Dalam kegiatan 1 siswa mengamati benda – benda yang berada di lingkungan sekolah yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Selanjutnya dalam kegiatan 2 setelah siswa mengetahui bentuk – bentuk persegi dan persegi panjang, siswa menuliskan sifat – sifat dari bangun datar persegi dan persegi panjang.

- Dalam kegiatan 3, setelah Setelah selesai mengerjakan kegiatan 1dan 2 tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.

c. Membimbing menyelidiki secara mandiri atau kelompok

Guru berkeliling ke tiap kelompok untuk membantu siswa. Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bangun datar persegi dan persegi panjang.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

(11)

e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Guru meluruskan setiap kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai sifat – sifat bangun datar persegi dan persegi panjang.

Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 April 2015. Pertemuan ketiga diawali dengan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke III ini sebagai sarana evaluasi. Pada kegiatan ini siswa mengerjakan soal evaluasi, siswa mengisi angket minat. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi.

Hasil Observasi Pertemuan 1

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan 1, yaitu dari segi guru, saat kegiatan apersepsi penjelasan guru terlalu singkat dan kurang menarik. Guru belum memotivasi atau menyadarkan pentingnya mempelajari sifat – sifat segitiga. Guru belum bisa mengkondisikan siswa untuk siap dalam menerima pembelajaran serta tidak menegur siswa yang ramai dan tidak memperhatikan. Sehingga perlu dilakukan perbaikan lagi pada pertemuan berikutnya.

(12)

Pertemuan 2

Hasil observasi pada pertemuan kedua sudah lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Dari segi guru, guru sudah lebih baik dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dalam belajar sifat – sifat bangun datar persegi dan persegi panjang. Guru sudah menegur siswa yang ramai atau tidak memperhatikan. Pengorganisasian waktu sudah lebih baik daripada sebelumnya. Guru belum sepenuhnya mendampingi siswa dalam penyelesaian masalah yang dikerjakan secara kelompok.

Dari segi siswa, siswa sudah terlihat lebih semangat dari pertemuan sebelumnya. Namun ketika guru bertanya kepada salah satu siswa, siswa tersebut tidak bisa menjawab. Siswa sudah antusias untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

4.3.2 Analisis Hasil Tindakan Siklus 1 a. Pertemuan 1

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pertemuan pertama pada kegiatan belajar mengajar. Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegitan belajar mengajar menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam strategi model pembelajaran Problem Based Learning dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

(13)

Pengamatan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model problem based learning berbantuan alat peraga disajikan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Penilaian Per Individu Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan 1 Siklus 1

Skor

Frekuensi

Observer 1 Observer 2

Kegiatan Guru Kegiatan

Data hasil Pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 14. Hasil observasi dari rata – rata dua observer pada pertemuan 1 disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Aktivitas Guru dan Siswa Pertemuan 1 Siklus I

Pertemuan Materi

(14)

rata – rata observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 siklus 1 penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga belum mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata – rata ≥4, tetapi sudah mencapai indikator per individu ≥3.

b. Pertemuan 2

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pertemuan 2 pada kegiatan belajar mengajar. Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegitan belajar mengajar menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam strategi model pembelajaran Problem Based Learning dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

Dari Hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 5 dan Kelas 3), hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil observer siklus 1 pertemuan 2, observer 1 yaitu guru kelas 5 memperoleh skor rata – rata 3,8 untuk aktivitas guru sedangakan 3,48 untuk aktivitas siswa. Observer 2 yaitu guru kelas 3 memperoleh skor rata – rata 3,97 untuk aktivitas guru sedangakan 3,76 untuk aktivitas siswa. Dari kedua observer diperoleh hasil skor rata – rata 3,88 untuk aktivitas guru sedangkan 3,62 untuk aktivitas siswa.

(15)

Tabel 4.5

Hasil Penilaian Per Individu Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan 2 Siklus 1

Skor

Frekuensi

Observer 1 Observer 2

Kegiatan Guru Kegiatan

Data hasil Pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 15. Hasil observasi dari rata – rata dua observer pada pertemuan 2 disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Aktivitas Guru dan Siswa Pertemuan 2 Siklus I

Pertemuan Materi

Peneliti memberi patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata – rata ≥4 kategori baik dan per individu ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan skor rata – rata observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus 1 penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga belum mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata – rata ≥4, tetapi sudah mencapai indikator per individu ≥3.

4.3.3 Analisis Minat Belajar Siswa Siklus 1 a. Pertemuan 1

(16)

penerapan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga. Untuk mengukur tingkat minat belajar siswa menggunkaan lembar observasi dan angket siswa diambil dari tiap indikator dalam setiap aspek minat belajar dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 6 dan 4), pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan alat peraga digunakan untuk meningkatkan minat belajara siswa. Hasil pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 16. Rata – rata dari hasil observasi dua observer disajikan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 1 Siklus 1

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 18 64%

80% ≥ 4

≥ 4 10 36%

Rata - rata 3,33

(17)

Gambar 4.3 Diagram Presentase Hasil Observasi Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 1

Pada kondisi pertemuan 1 siklus 1 setelah dilakukan tindakan penelitian dengan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga, minat belajar siswa meningkat dari kondisi awal sebelum dilakukan penelitian.

Hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 siklus 1 disajikan pada tabel 4.8. Data analisis dan rekapitulasi hasil angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 17

Tabel 4.8

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 1 Siklus 1

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 18 64%

80% ≥ 4

≥ 4 10 36%

(18)

Dari tabel 4.8 diketahui ada 18 siswa (64%) belum mencapai indikator dan 10 siswa (36%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.4 Diagram Presentase Hasil Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 1

Berdasarkan hasil observasi dan angket minat belajar siswa, maka diperoleh rata – rata hasil minat belajar yang disajikan pada tabel 4.9. Data analisis dan rekapitulasi hasil observasi dan angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 18.

Tabel 4.9

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 1 Siklus 1

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 18 64%

80% ≥ 4

≥ 4 10 36%

Rata - rata 3,49

(19)

observasi dan angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.5 Diagram Presentase Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 1

Peneliti memberikan patokan dalam minat belajar siswa, yaitu rata – rata ≥4 kategori baik dan per individu ≥3. Berdasarkan hasil rata – rata akhir minat belajar pada pertemuan 1 siklus 1 belum mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata-rata ≥4 dan belum mencapai indikator ≥ 3. Terlihat bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga rata – rata siswa yang berminat terhadap pelajaran matematika meningkat dibandingkan pada kondisi awal.

b. Pertemuan 2

(20)

Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 6 dan 4), pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan alat peraga digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hasil pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 19. Rata – rata dari hasil observasi dua observer disajikan dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 2 Siklus 1

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 14 50%

80% ≥ 4

≥ 4 14 50%

Rata - rata 3,6

Dari tabel 4.10 dapat diketahui ada 14 siswa (50%) belum mencapai indikator dan 14 siswa (50%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi minat belajar siswa pada pertemuan 2 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Akan tetapi terlihat terjadi peningkatan dari pertemuan 1 siklus 1 hanya 10 siswa (36%) yang sudah mencapai indikator, pada pertemuan 2 siklus 1 menjadi 14 siswa (50%) yang sudah mencapai indikator ≥4. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

(21)

Pada pertemuan 2 siklus 1 setelah dilakukan tindakan penelitian dengan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga, minat belajar siswa meningkat dari pertemuan 1 siklus 1.

Hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 2 siklus 1 disajikan pada tabel 4.11. Data analisis dan rekapitulasi hasil angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 20.

Tabel 4.11

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 2 Siklus 1

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 13 46%

80% ≥ 4

≥ 4 15 54%

Rata - rata 3,85

Dari tabel 4.11 diketahui ada 13 siswa (46%) belum mencapai indikator dan 15 siswa (54%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 2 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

(22)

Berdasarkan hasil observasi dan angket minat belajar siswa, maka diperoleh rata – rata hasil minat belajar yang disajikan pada tabel 4.12. Data analisis dan rekapitulasi hasil observasi dan angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 21.

Tabel 4.12

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 2 Siklus 1

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 14 50%

80% ≥ 4

≥ 4 14 50%

Rata - rata 3,72

Dari tabel 4.9 diketahui ada 14 siswa (50%) belum mencapai indikator dan 14 siswa (50%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi dan angket minat belajar siswa pada pertemuan 2 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.12 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.8 Diagram Presentase Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 2 Siklus 1

(23)

mencapai indikator ≥ 3. Terlihat bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga rata – rata siswa yang berminat terhadap pelajaran matematika meningkat dibandingkan pada pertemuan 1.

4.3.4 Analisis Hasil Belajar Siklus 1

Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pertemuan 1 dan 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 1 pada pertemuan 3. Berikut merupakan hasil belajar matematika siklus 1. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 65) data hasil belajar matematika siklus 1 disajikan dalam tabel 4.13. Lebih lengkap data data hasil belajar matematika siklus 1 dilampirkan pada lampiran 22.

Tabel 4.13

Analisis dan Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus 1

Data hasil analisis nilai evaluasi siklus 1, masih ada 13 siswa (46%) yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM (≥65) dan 15 siswa (54%) yang tuntas atau sudah memenuhi KKM (≥65). Dari analisis hasil tes pada tabel 4.13 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 65 13 46%

80% ≥65

≥ 65 15 54%

(24)

Gambar 4.9 Diagram

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus 1

Berdasarkan diagram 9 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang sudah memenuhi KKM (≥65) sebesar 54%. Sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM sebesar 46%. Terlihat bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga presentasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika meningkat dari kondisi awal 32% yang mencapai ketutasan belajar, setelah pelaksanaan siklus 1 meningkat menjadi 54%. Tetapi berdasarkan indikator yang diharapkan yaitu 80% siswa memenuhi KKM (≥65) belum berhasil dan akan diperbaiki pada siklus 2.

c) Refleksi

(25)

tes pada kondisi awal ada 9 siswa (32%) yang sudah memenuhi KKM (≥65)dan 22 siswa (79%) belum memenuhi KKM (≥65). Pada siklus 1 ada 15 siswa (54%) yang sudah memenuhi KKM (≥65) dan 13 siswa (46%) belum memenuhi KKM (≥65), sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus 2. Di bawah ini disajikan tabel 4.14 tentang perbandingan tindakan, minat dan hasil belajar siswa saat kondisi awal dan siklus 1 sebagai berikut :

Tabel 4.14

Perbandingan Tindakan, Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD N 2 Kayugiyang Kondisi Awal dan Siklus 1

Variabel Kondisi Awal Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Tindakan Metode

Untuk memperbaiki dan mempertahankan keberhasilan yang telah tercapai pada siklus 1, maka pada siklus 2 dibuat perencanaan sebagai berikut :

(26)

4.3.5 Deskripsi Siklus 2

Setelah melihat hasil refleksi dari siklus 1, perencanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Siklus 2 akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 meliputi perencanaan, pelaksanaa tindakan dan observasi, serta refleksi.

a) Perencanaan

Seperti halnya siklus 1, siklus 2 juga terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Peneliti juga menetapkan indikator ketecapaian hasil penelitian sebagai berikut :

1. Hasil Belajar dengan KKM ≥65 dengan ketuntasan 80% siswa tuntas.

2. Observasi minat belajar siswa berhasil jika 80% dari jumlah keseluruhan siswa minat belajarnya meningkat dengan mencapai rata –rata ≥ 4.

3. Angket minat belajar siswa berhasil jika 80% dari jumlah keseluruhan siswa minat belajarnya meningkat dengan mencapai rata –rata ≥ 4.

4. Observasi tindakan guru dan siswa dengan rata-rata ≥4

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan model pembelalajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 2 adalah :

1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. 2. Mempersiapkan alat peraga.

3. Membuat kelompok heterogen.

4. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 2 (Lampiran 23)

(27)

6. Menyiapkan lembar observasi minat siswa

7. Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah pembelajaran

8. Menyiapkan lembar permasalahan.

9. Menyiapkan tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan (Lampiran 25)

b) Pelaksanaan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga pada pembelajaran matematika yang dilaksanakan peneliti dan observasi dilakukan oleh dua observer untuk mengamati guru yaitu guru kelas 5 dan kelas 3 yaitu Ibu Sri Haryati dan Bapak Mujiyono, sedangkan untuk mengamati siswa ada 2 observer yaitu guru kelas 6 dan guru kelas 4 yaitu Bapak Slamet dan Ibu Sunarti.

Materi yang dibahas pada tindakan / pertemuan pertama adalah “Mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar trapesium dan jajargenjang”, tindakan / pertemuan kedua materi yang dibahas adalah “Mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar lingkaran, belah ketupat dan layang -layang”, sedangkan tindakan / pertemuan ketiga adalah melaksanakan kegiatan evaluasi.

Pertemuan 1

(28)

siswa, mengajak siswa berdoa. Setelah dilakukan pengabsenan diketahui bahwa siswa hadir semua yang berjumlah 28 siswa.

Setelah mengkondisikan siswa, guru bertanya kepada siswa “Coba kalian amati di sekitar sekolah, atap sekolah ini berbentuk apa?”. Pertanyaan di atas agar memberikan respon dari stimulus guru dan membangun pengetahuannya sendiri untuk siap melaksanakan kegiatan belajar mengajar siswa. Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan, dan langkah – langkah pembelajaran.

Dalam kegiatan eksplorasi guru menggali pengalaman dengan pertanyaan tentang bangun datar “Adakah benda di sekitar kalian yang berbentuk trapesium dan jajargenjang?” Pertanyaan ini agar siswa merespon stimulus dari guru dan menjawab sesuai pengalaman yang dialami siswa. Sintaks model Problem Based Learning berbantuan alat peraga tahap 1 – 4 masuk dalam kegiatan elaborasi, sedangkan tahap 5 masuk dalam kegiatan konfirmasi. Tahap 1 – 5 dijabarkan sebagai berikut :

a. Orientasi siswa terhadap suatu masalah

Guru menyampaikan masalah dengan menunjukkan gambar bangun trapesium sembarang, trapesium samkaki, trapesium siku-siku dan jajargenjang. Kemudian guru bertanya kepada siswa “apakah setiap sudut dan sisi trapesium sama? Bagaimana dengan sisi dan sudut jajargenjang? Apakah sama panjang? ”. Siswa menjawab tentang besar sudut dan panjang sisi trapesium dan jajargenjang. Setelah itu guru menyampaikan permasalahan yang akan dikerjakan melalui langkah – langkah pembelajaran yang akan ditempuh (diskusi model PBL)

b. Organisasi siswa untuk belajar dengan alat peraga berupa gambar trapesium dan jajargenjang

(29)

permasalahan atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemuadian siswa mulai menjawab kegiatan 1 – 3 sesuai dengan langkah – langkah.

Kegiatan yang dilakukan siswa :

- Tiap kelompok menyiapkan peralatan untuk menggambar yaitu penggaris, alat tulis dan busur derajat.

- Dalam kegiatan 1 siswa menuliskan sifat – sifat bangun datar trapesium dan jajargenjang. Selanjutnya dalam kegiatan 2 siswa menggambar bangun datar trapesium dan jajargenjang berdasarkan sifat – sifa yang sudah diketahui. - Setelah selesai mengerjakan kegiatan 1 dan 2 tiap

kelompok mempresentasikan di depan kelas.

c. Membimbing menyelidiki secara mandiri atau kelompok Guru berkeliling ke tiap kelompok untuk membantu siswa. Guru membantu setiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bangun datar trapesium dan jajargenjang.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing – masing. Tiap kelompok mendapat giliran menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Hal yang disampaikan kelompok adalah menyampaikan jawaban dari kegiatan 1dan 2.

e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Guru meluruskan setiap kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai sifat – sifat bangun datar trapesium dan jajargenjang.

Pertemuan 2

(30)

Dalam pertemuan ini guru membahas mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar lingkaran, belah ketupat dan layang -layang. Berikut ini disajikan langkah – langkah pembelajaran sesuai dengan Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga :

a. Orientasi siswa terhadap suatu masalah

Guru bertanya kepada siswa “ Apa yang kalian ketahui dari lingkaran, belah ketupat dan layang -layang”. Setelah itu siswa menjawab tentang lingkaran, belah ketupat, dan layang - layang yang terdapat sisi dan sudutnya.

b. Organisasi siswa untuk belajar dengan alat peraga berupa gambar lingkaran, belah ketupat dan layang –layang.

Mengkoordinasi siswa dalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Dalam kelompok siswa mengerjakan lembar permasalahan.

Kegiatan yang dilakukan siswa:

- Tiap kelompok menyiapkan peralatan untuk menggambar yaitu jangka, penggaris, alat tulis dan busur derajat.

- Dalam kegiatan 1 siswa menuliskan sifat – sifat bangun datar lingkaran, belah ketupat, dan layang - layang. Selanjutnya dalam kegiatan 2 siswa menggambar bangun datar lingkaran, belah ketupat, dan layang - layang berdasarkan sifat – sifa yang sudah diketahui.

- Setelah selesai mengerjakan kegiatan 1 dan 2 tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas.

c. Membimbing menyelidiki secara mandiri atau kelompok

(31)

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing – masing. Tiap kelompok mendapat giliran menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Hal yang disampaikan kelompok adalah menyampaikan jawaban dari kegiatan 1 dan 2.

e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah

Guru meluruskan setiap kesalahan yang dilakukan siswa dalam kerja kelompok agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai sifat – sifat bangun datar lingkaran, belah ketupat, dan layang - layang.

Pertemuan 3

Pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2015. Pertemuan 3 diawali dengan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3 ini sebagai sarana evaluasi. Pada kegiatan ini siswa mengerjakan soal evaluasi, siswa mengisi angket minat. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi.

Hasil Observasi Pertemuan 1

Hasil observasi selama pembelajaran siklus 2 pertemuan 1, yaitu dari segi guru, dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model problem based learning berbantuan alat peraga sudah jauh lebih baik dari siklus 1. Guru sudah lebih baik dalam menyadarkan pentingnya mempelajari sifat – sifat bangun datar trapesium dan jajargenjang, serta mengkondisikan siswa untuk siap menerima pembelajaran.

(32)

Pertemuan 2

Hasil observasi pada pertemuan kedua sudah lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Masalah yang diberikan guru pada awal pembelajaran dapat dipahami siswa.

Dari segi siswa, siswa sudah berani menjawab pertanyaan dari guru. Siswa sudah mengalami kemajuan dalam memberikan pendapat dan bertanya kepada guru.

4.3.6 Analisis Hasil Tindakan Siklus 2 a. Pertemuan 1

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pertemuan 1 pada kegiatan belajar mengajar. Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegitan belajar mengajar menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam strategi model pembelajaran Problem Based Learning dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

Dari Hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 5 dan Kelas 3), hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil observer siklus 2 pertemuan 1, observer 1 yaitu guru kelas 5 memperoleh skor rata – rata 4,29 untuk aktivitas guru sedangakan 3,76 untuk aktivitas siswa. Observer 2 yaitu guru kelas 3 memperoleh skor rata – rata 4,49 untuk aktivitas guru sedangakan 3,93 untuk aktivitas siswa. Dari kedua observer diperoleh hasil skor rata – rata 4,39 untuk aktivitas guru sedangkan 3,84 untuk aktivitas siswa.

(33)

Tabel 4.15

Hasil Penilaian Per Individu Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan 1 Siklus 2

Skor

Frekuensi

Observer 1 Observer 2

Kegiatan Guru Kegiatan

Data hasil Pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 26. Hasil observasi dari rata – rata dua observer pada pertemuan 1 disajikan pada tabel 4.16.

Tabel 4.16

Aktivitas Guru dan Siswa Pertemuan 1 Siklus 2

Pertemuan Materi

(34)

Peraga sudah mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata – rata ≥4 untuk aktivitas guru, sedangkan aktivitas siswa belum mencapai rata – rata ≥4, tetapi untuk aktivitas guru dan siswa sudah mencapai indikator per individu ≥3.

b. Pertemuan 2

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pertemuan 2 pada kegiatan belajar mengajar. Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegitan belajar mengajar menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam strategi model pembelajaran Problem Based Learning dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

Dari Hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 5 dan Kelas 3), hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil observer siklus 2 pertemuan 2, observer 1 yaitu guru kelas 5 memperoleh skor rata – rata 4,49 untuk aktivitas guru sedangakan 4,02 untuk aktivitas siswa. Observer 2 yaitu guru kelas 3 memperoleh skor rata – rata 4,71 untuk aktivitas guru sedangakan 4 untuk aktivitas siswa. Dari kedua observer diperoleh hasil skor rata – rata 4,6 untuk aktivitas guru sedangkan 4,01 untuk aktivitas siswa.

Pengamatan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model problem based learning berbantuan alat peraga disajikan dalam tabel 4.17.

Tabel 4.17

Hasil Penilaian Per Individu Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan 2 Siklus 2

Skor

Frekuensi

Observer 1 Observer 2

(35)

Data hasil Pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 27. Hasil observasi dari rata – rata dua observer pada pertemuan 2 disajikan pada tabel 4.18.

Tabel 4.18

Aktivitas Guru dan Siswa Pertemuan 2 Siklus 2

Pertemuan Materi

Peneliti memberi patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata – rata ≥4 kategori baik dan per individu ≥3. Oleh karena itu, berdasarkan skor rata – rata observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus 2 penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga sudah mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata – rata ≥4 untuk aktifitas guru dan siswa. Dan untuk aktivitas guru dan siswa sudah mencapai indikator per individu ≥3.

4.3.7 Analisis Minat Belajar Siswa Siklus 2 a. Pertemuan 1

Hasil minat belajar siswa diperoleh dari hasil lembar observasi dan angket minat siswa pada pertemuan 1 kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga. Untuk mengukur tingkat minat belajar siswa menggunkaan lembar observasi dan angket siswa diambil dari tiap indikator dalam setiap aspek minat belajar dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

(36)

berbantuan alat peraga digunakan untuk meningkatkan minat belajara siswa. Hasil pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 28. Rata – rata dari hasil observasi dua observer disajikan dalam tabel 4.19.

Tabel 4.19

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 1 Siklus 2

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 6 21%

80% ≥ 4

≥ 4 22 79%

Rata - rata 4,1

Dari tabel 4.19 dapat diketahui ada 6 siswa (21%) belum mencapai indikator dan 22 siswa (79%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi minat belajar siswa pada pertemuan 1 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.19 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.10 Diagram Presentase Hasil Observasi Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 2

(37)

Hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 siklus 2 disajikan pada tabel 4.20. Data analisis dan rekapitulasi hasil angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 29

Tabel 4.20

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 1 Siklus 2

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 5 18%

80% ≥ 4

≥ 4 23 82%

Rata - rata 4,03

Dari tabel 4.20 diketahui ada 5 siswa (18%) belum mencapai indikator dan 23 siswa (82%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 sudah mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.20 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.11 Diagram Presentase Hasil Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 2

(38)

Tabel 4.21

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 1 Siklus 2

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 6 21%

80% ≥ 4

≥ 4 22 79%

Rata - rata 4,05

Dari tabel 4.21 diketahui ada 6 siswa (21%) belum mencapai indikator dan 21 siswa (79%) sudah mencapai indikator. Jadi hasil observasi dan angket minat belajar siswa pada pertemuan 1 belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu 80% siswa mencapai rata – rata minat belajar ≥4. Berdasarkan tabel 4.21 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.12 Diagram Presentase Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 1 Siklus 2

(39)

b. Pertemuan 2

Hasil minat belajar siswa diperoleh dari hasil lembar observasi dan angket minat siswa pada pertemuan 2 kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga. Untuk mengukur tingkat minat belajar siswa menggunkaan lembar observasi dan angket siswa diambil dari tiap indikator dalam setiap aspek minat belajar dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Dari hasil observasi yang dilakukan dua observer (Guru Kelas 6 dan 4), pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan alat peraga digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hasil pengamatan dan rekapitulasi terdapat pada lampiran 31. Rata – rata dari hasil observasi dua observer disajikan dalam tabel 4.22.

Tabel 4.22

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 2 Siklus 2

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 5 18%

80% ≥ 4

≥ 4 23 82%

Rata - rata 4,5

(40)

Gambar 4.13 Diagram Presentase Hasil Observasi Minat Belajar Matematika Pertemuan 2 Siklus 2

Pada pertemuan 2 siklus 2setelah dilakukan tindakan penelitian dengan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga, minat belajar siswa meningkat dari siklus 1.

Hasil angket minat belajar siswa pada pertemuan 2 siklus 2 disajikan pada tabel 4.23. Data analisis dan rekapitulasi hasil angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 32.

Tabel 4.23

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 2 Siklus 2

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 5 18%

80% ≥ 4

≥ 4 23 82%

Rata - rata 4,15

(41)

Gambar 4.14 Diagram Presentase Hasil Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 2 Siklus 2

Berdasarkan hasil observasi dan angket minat belajar siswa, maka diperoleh rata – rata hasil minat belajar yang disajikan pada tabel 4.24. Data analisis dan rekapitulasi hasil observasi dan angket siswa dilampirkan pada lampiran pada lampiran 33.

Tabel 4.24

Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Siswa pada Pertemuan 2 Siklus 2

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 4 5 18%

80% ≥ 4

≥ 4 23 82%

Rata - rata 4,32

(42)

Gambar 4.15 Diagram Presentase Hasil Observasi dan Angket Minat Belajar Matematika Pertemuan 2 Siklus 2

Peneliti memberikan patokan dalam minat belajar siswa, yaitu rata – rata ≥4 kategori baik dan per individu ≥3. Berdasarkan hasil rata – rata akhir minat belajar pada pertemuan 2 siklus 2 sudah mencapai patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata-rata ≥4 dan ≥ 3 per individu. Terlihat bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga rata – rata siswa yang berminat terhadap pelajaran matematika meningkat dibandingkan pada siklus 1.

4.3.8 Analisis Hasil Belajar Siklus 2

(43)

Tabel 4.25

Analisis dan Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Matematika pada Siklus 2

Data hasil analisis nilai evaluasi siklus 2, masih ada 5 siswa (18%) yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM (≥65) dan 23 siswa (82%) yang tuntas atau sudah memenuhi KKM (≥65). Dari analisis hasil tes pada tabel 4.25 dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.16 Diagram

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus 2

Berdasarkan diagram 16 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang sudah memenuhi KKM (≥65) sebesar 82%. Sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM sebesar 18%. Terlihat bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan alat peraga presentasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika meningkat dari kondisi awal 32% yang mencapai ketutasan belajar, siklus 1 meningkat menjadi 54%, siklus 2 meningkat menjadi 82%. Jadi pada siklus 2 sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa peneliti memberi patokan 80% dengan memperoleh nilai ≥65.

Hasil Frekuensi Presentase Indikator

< 65 5 18%

80% ≥65

≥ 65 23 82%

(44)

c) Refleksi

Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap peningkatan minat dan hasil belajar menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil analisis minat dan hasil belajar, yaitu minat belajar secara keseluruhan sesuai dengan indikator dan ketuntasan siswa sudah mencapai 82%. Hasil analisis minat belajar siswa dengan rata-rata 4,05 pada pertemuan 1 siklus 2 dan 4,5 pada pertemuan 2 siklus 2 serta hasil tes siswa pada siklus 2 nilai rata-ratanya adalah 76. Jadi hasil tersebut sudah diatas indikator keberhasilan yang ditentukan, yaitu pada minat belajar siswa rata-rata (≥4) serta KKM ≥65 , sehingga tidak perlu diadakan tindakan siklus berikutnya.

Dibawah ini disajikan pada tabel 4.26 perbandingan tindakan, minat dan hasil belajar pada kondisi awal, siklus 1, siklus 2 sebagai berikut :

Tabel 4.26

Perbandingan Tindakan, Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD N 2 Kayugiyang Kondisi Awal, Siklus 1, siklus 2

(45)

4.4 Perbandingan Hasil Minat Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Tabel 4.27

Perbandingan Hasil Minat Belajar Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

No Hasil Kondisi Awal

Siklus 1 Siklus 2

Petemuan 1 Pertemuan 2 Petemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. ˂4 22 79% 18 64% 13 46% 6 21% 5 18%

2. ≥4 6 21% 10 36% 15 54% 22 79% 23 82%

Rata - rata 3,31 3,49 3,72 4,05 4,32

(46)

Perbandingan Minat Belajar Siswa

Gamabr 4.17 Diagram Perbandingan Minat Belajar Siswa Kondisi Awal,

Siklus 1 dan Siklus 2

4.5 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 Tabel 4.28

Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

No Hasil Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. <65 19 68% 13 46% 5 18%

2. ≥65 9 32% 15 54% 23 82%

Rata – rata 55 66 76

(47)

(≥65) sudah 82% siswa yang tuntas. Berdasarkan tabel 4.28 dapat dibuat diagram batang sebagai berikut :

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Gambar 4.18 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

4.6 Pembahasan Hasil Penlitian

(48)

tes hasil belajar yang dilakuakn guru hasil belajar siswa masih rendah. Ini terlihat pada hasil nilai kondisi awal yang diperoleh siswa dimana sebanyak 32% dari jumlah siswa yang mencapai nilai KKM (≥65), sedangkan 68% siswa belum mencapai nilai KKM (≥65).

Berdasarkan pencapaian hasil tersebut maka peneliti menggunakan alternatif pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga. Dilaksankan dalam 2 siklus dimana setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan.

Adapun perubahan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga dalah meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas 5 SD N 2 Kayugiyang Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :

Berdasarkan hasil minat belajar siwa dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2, maka pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga materi mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil minat belajar siswa pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.29

Perolehan Hasil Minat Belajar Siswa

Pelaksanaan Rata-Rata ˂4Presentase ≥4

(49)

3,49; pertemuan 2 siklus 1 mendapat rata-rata 3,72; pertemuan 1 siklus 2 mendapat rata-rata 4,05 dan pertemuan 2 siklus 2 mendapat rata-rata 4,32. Terjadi peningkatan secara bertahap pada tiap pertemuan.

Hasil dari ketercapaian indikator siswa menunjukkan pada kondisi awal yang rata-ratanya memenuhi indikator terdapat 6 siswa (21%) dan 22 siswa (79%) yang belum memenuhi indikator. Pertemuan 1 siklus 1 menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga yang rata-ratanya memenuhi indikator terdapat 10 siswa (36%) dan 18 siswa (64%) yang belum memenuhi indikator, pertemuan 2 siklus 1 terjadi peningkatan yaitu 15 siswa (54%) dan 13 siswa (46%) yang belum memenuhi indikator. Sedangkan pada pertemuan 1 siklus 2 terjadi peningkatan yaitu 22 siswa (79%) dan 6 siswa (21%) yang belum memenuhi indikator, pertemuan 2 siklus 2 terjadi peningkatan yaitu 23 siswa (82%) telah memenuhi indikator yang ditetapkan. Ini berarti bahwa penelitian telah berhasil, dibuktikan dengan rata-rata seluruh siswa memenuhi atau diatas indikator yaitu ≥4 dan 80% siswa tuntas memenuhi atau melebihi indikator yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil belajar dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2, maka pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga materi mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai hasil belajar siswa pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.30

Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa

Pelaksanaan Rata-Rata Presentase

(50)

Pada tabel diatas perolehan nilai hasil belajar pada kondisi awal mendapat rata-rata 55. Pada siklus 1 mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata siswa mendapatkan 66, sedangkan nilai hasil belajar pada siklus 2 terlihat peningkatan dari siklus 1 yaitu mendapatkan rata-rata 76.

Hasil dari ketuntasan siswa menunjukkan pada kondisi awal yang nilainya memenuhi KKM terdapat 9 siswa (32%) dan yang belum memenuhi KKM terdapat 19 siswa (68%). Pada siklus 1 menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga terjadi peningkatan yaitu 15 siswa (54%) memenuhi KKM dan 13 siswa (46%) belum memenuhi KKM yang ditetapkan. Sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan yaitu 23 siswa (82%) telah memenuhi KKM yang ditetapkan. Ini berarti bahwa penelitian telah berhasil, dibuktikan dengan nilai memenuhi atau diatas KKM yaitu ≥65 dan 80% siswa tuntas.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga pada siklus 1 peremuan 1 mendapat rata-rata 3,58 dari aktivitas guru dan 3,39 dari aktivitas peserta didik. Pada siklus 1 pertemuan 2 mendapat rata-rata 3,88 dari aktivitas guru dan 3,62 dari aktivitas peserta didik. Sedangkan pada siklus 2 pertemuan 1 mendapat rata-rata 4,39 dari aktivitas guru dan 3,84 dari aktivitas peserta didik. Pada siklus 2 pertemuan 2 dikatakan berhasil karena mendapat rata-rata 4,6 dari aktivitas guru dan 4,02 dari aktivitas peserta didik.

Pembahasan di atas membuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Alat Peraga tepat untuk diterapkan dalam mata pelajaran matematika dengan materi mengidentifikasi sifat – sifat bangun datar, karena terbukti dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas 5 SD N 2 Kayugiyang Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

(51)

SD Negeri Batiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011 / 2012, Skripsi (Sarjana) Universitas Kristen Satya Wacana. Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2012. Hasil penelitian ditemukan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) hasil belajar siswa mengalami peningkatan, sebelum penelitian ketuntasan hanya 42,85% dengan rata-rata kelas 55 setelah dilakukan tindakan, pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa 71,42% dengan nilai rata-rata 61,45. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa 85,71% dengan nilai rata-rata kelas 70,47.

(52)

Gambar

Tabel 4.1 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Matematika pada
gambar persegi dan persegi panjang
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Per Individu Kegiatan Guru dan Siswa Pertemuan 1 Siklus 1
Tabel 4.7 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Observasi Minat Belajar Siswa pada
+7

Referensi

Dokumen terkait

dimiliki oleh ekuitas merek, pengukuran tersebut yaitu: kesadaran konsumen akan keberadaan sebuah merek, selalu menjadi pilihan pertama konsumen dalam membeli suatu

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

Gambaran anak Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan anak adalah setiap anak Indonesia hidup dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan yang sehat

Penelitian ini dilakukan di perumahan Dusun Parimono Desa PlandiKecamatan Jombang Kabupaten Jombang dan pengujian bakteri Escherichia coli pada air PDAM siap minum

Hasil penelitian menemukan bahwa pertama , keberhasilan dalam pemberdayaan desa mandiri energi dilakukan melalui beberapa strategi integrative dalam satu kesatuan kekuatan

Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated Marketing). Dengan strategi ini, perusahaan mengkhususkan pemasaran produknya dalam beberapa segmen pasar, dengan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan minat ibu dalam pemilihan kontrasepsi IUD di Dusun Tegalan Desa Kauman Kecamatan Ngoro