• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling

dominan baik untuk belanja rutin maupun belanja modal. Meskipun penerimaan

pajak dari tahun ke tahun terus meningkat tetapi belum mencerminkan kondisi

yang diinginkan. Upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak dihadapkan pada

kondisi belum optimalnya sistem perpajakan dilaksanakan. Hal ini tercermin dari

rendahnya kepatuhan wajib pajak yang salah satunya dapat dilihat dari rendahnya

kepatuhan formal wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak

Penghasilan.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Pajak, dari

22,3 juta perusahaan terdaftar di Indonesia , 12,9 juta perusahaan berpotensi

menjadi penyetor pajak dan dari 238 juta penduduk Indonesia diperkirakan

bahwa 110 juta adalah pekerja dan sebanyak 50 juta dari jumlah pekerja tersebut

diperkirakan berpenghasilan di atas PTKP (Pendapatan Tidak Kena Pajak).

Namun kenyataannya berdasarkan data April 2011 hanya ada 466 ribu

perusahaan yang menyerahkan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh)

badan yang berarti rasio penyampaian SPT atas kelompok badan usaha yang

berpotensi membayar pajak hanya sebesar 3,61% dan dari 50 juta pekerja yang

diperkirakan berpenghasilan diatas PTKP yang membayar pajak hanya baru 8,5

juta pekerja yang berarti rasio penyampaian SPT orang pribadi terhadap kelompok

(2)

menunjukkan rendahnya rasio penyampaian SPT tahunan wajib pajak baik orang

pribadi maupun badan.

Demikian halnya dengan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan

khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dalam tiga tahun

(2008 s/d 2010) hanya berkisar rata-rata 32% dari jumlah wajib pajak dengan

kriteria wajib lapor SPT tahunan baik WP orang pribadi maupun badan.

Perkembangan tingkat kepatuhan WP di KPP Medan Polonia ditunjukkan

pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Polonia

Wajib Pajak Orang Pribadi

SPT Tahunan

Sumber : Data Olahan KPP Pratama Medan Polonia dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

Tabel di atas dapat di lihat bahwa persentase tingkat kepatuhan wajib

pajak orang pribadi dari tahun 2009 s/d 2011 ( SPT tahunan 2008 s/d 2010)

cenderung mengalami penurunan dan menunjukkan rendahnya tingkat

(3)

Kepatuhan pajak bukanlah permasalahan yang asing di bidang perpajakan.

Banyak peneliti tentang kepatuhan pajak yang berusaha mendefinisikan dan

menemukan apa yang sebenarnya menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib Pajak. Jackson dan Miliron melalui tinjauan terhadap literatur

kepatuhan mengidentifikasi adanya 14 faktor kunci yang di gunakan peneliti

dalam meneliti kepatuhan pajak yang secara garis besar dikelompokkan dalam

empat kelompok (Jackson dan Miliron 1986, dalam Fischer et al. 1992) yaitu

demografic (age, gender and education), non compliance opportunity (income

level, income source, and occupation), attitudinal and perceptions (fairness of the

law system and peer influence) dan tax system/structural (complexity of the tax

system, probability of detection and penalties and tax rates) . Tomkins (2001)

mengemukakan bahwa faktor sosial memiliki tingkat tertinggi sebagai penentu

dari tax payer non compliance.

Kepatuhan pajak juga dapat dilihat dari segi keuangan publik (public

finance), penegakan hukum (law enforcement), struktur organisasi (orgazational

structure), tenaga kerja (employees), etika (code of conduct) atau gabungan dari

semua segi (Adreoni et al.1998). Trivedi et al. (1997) mencoba menggabungkan

berbagai faktor personal yaitu alasan moral , orientasi nilai (value oriented), dan

pilihan resiko (risk preference) dengan tiga faktor situasional pemeriksaan pajak

(tax audit), ketidak adilan (tax inequity), dan perilaku laporan wajib pajak (peer

reporting behaviour) di dalam analisisnya, dimana faktor-faktor tersebut ternyata

sangat berperan di dalam memotivasi kepatuhan Wajib Pajak. Borck (2004)

menemukan bahwa dampak sanksi penalti terhadap penggelapan pajak (tax

(4)

revenue), tetapi meningkatkan kesejahteraan Wajib Pajak (taxpayer welfare).

Borck (2004) berpendapat apabila pengenaan sanksi denda diterapkan terhadap

penggelapan pajak, maka penghindaran pajak justru menjadi besar dan

penerimaan pajak menjadi kecil.

Teori tentang tax compliance pertama kali dikemukakan oleh Allingham

dan Sandmo ( Allingham dan Sadmo 1972, dalam Hamonangan dan Mukhlis,

2012). Teori ini mengasumsikan sedemikian tingginya tingkat ketidakpatuhan

dari sisi ekonomi. Teori ini berkeyakinan tidak ada individu bersedia membayar

pajak secara sukarela (voluntary compliance). Oleh sebab itu individu akan selalu

menetang untuk membayar pajak (risk aversion). Frey memperkenalkan adanya

moral pajak (tax morale) disebut juga motivasi intrinsik individu untuk bertindak

yang didasari oleh nilai-nilai yang dipengaruhi norma-norma budaya. Menurut

teori ini, tax morale dapat dipahami sebagai penjelasan prinsip-prinsip moral atau

nilai-nilai yang diyakini seseorang mengapa membayar pajak (Frey 1997, dalam

Hamonangan dan Mukhlis, 2012).

Beberapa peneliti menggunakan kerangka model Theory of Planned

Behavior (TPB) (Ajzen, 1991) untuk menjelaskan perilaku kepatuhan pajak

Wajib Pajak Orang Pribadi. Beberapa peneliti menggunakan Theory of Planned

Behavior untuk menjelaskan kepatuhan seperti Bobek and Hartfield (2003),

Blanthorne (2000). Model TPB yang digunakan dalam penelitian memberikan

penjelasan yang signifikan, bahwa perilaku tidak patuh (noncompliance) wajib

pajak sangat dipengaruhi oleh variabel sikap, norma subyektif, dan kontrol

(5)

Trivedi et al. (2005) menggunakan variabel sikap, norma subjektif, kontrol

yang dipersepsikan dan etika dalam meneliti pengaruh terdadap niat dan prilaku

kepatuhan pajak. Benk et al. (2011) mengembangkan kerangka model TPB

menggunakan varibel equity attitudes, normative expectation ( moral & social

norm ) dan legal sanction (penalty magnitude & detection risk) dalam meneliti

kepatuhan wajib pajak. Benk et, al. (2011) membuktikan bahwa sikap keadilan

tidak berpengaruh signifikan terhadap niat kepatuhan pajak sedangkan ekspektasi

normatif dan sanksi legal dengan variabel risiko ditemukan dan besarnya penalti

berpengaruh terhadap niat kepatuhan pajak.

Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor

penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, sehingga

diharapkan dapat memberikan mamfaat bagi peningkatan kepatuhan pajak dan

pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan negara. Berdasarkan uraian

tersebut di atas, peneliti melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dengan menggunakan konsep Theory of

Planned Behavior yang dikembangkan Benk et al. (2011) dengan menggunakan

variabel persepsi sikap terhadap keadilan dari sistem pajak (perception of attitude

on righteousness of tax system), norma individu (personal norms),

norma-norma sosial (social norms), persepsi probabilitas ditemukan ketidakpatuhan

(perceptions of detection probability of non-compliance) dan persepsi besarnya

penalti (perceptions of penalty magnitude)

(6)

Dari uraian latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Apakah faktor persepsi sikap terhadap keadilan dari sistem perpajakan

(perception of attitude on righteousness of tax system), norma-norma

individu (personal norms), norma-norma sosial (social norms), persepsi

probabilitas ditemukan ketidakpatuhan (perceptions of detection

probabilityof non-compliance), dan persepsi besarnya penalti (perceptions

of penalty magnitude) berpengaruh secara simultan terhadap niat

kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

2. Apakah faktor persepsi sikap terhadap keadilan dari sistem perpajakan

(perception of attitude on righteousness of tax system), norma-norma

individu (personal norms), norma-norma sosial (social norms), persepsi

probabilitas ditemukan ketidakpatuhan (perceptions of detection

probabilityof non-compliance), dan persepsi besarnya penalti (perceptions

of penalty magnitude) berpengaruh secara parsial terhadap niat kepatuhan

wajib pajak orang pribadi?

3. Apakah faktor persepsi sikap terhadap keadilan dari sistem perpajakan

(perception of attitude on righteousness of tax system), norma-norma

individu (personal norms), norma-norma sosial (social norms), persepsi

probabilitas ditemukan ketidakpatuhan (perceptions of detection

probability of non-compliance), persepsi besarnya penalti (perceptions of

penalty magnitude) dan niat kepatuhan pajak berpengaruh secara simultan

(7)

4. Apakah faktor persepsi sikap terhadap keadilan dari sistem perpajakan

(perception of attitude on righteousness of tax system), norma-norma

individu (personal norms), norma-norma sosial (social norms), persepsi

probabilitas ditemukan ketidakpatuhan (perceptions of detection

probability of non-compliance), persepsi besarnya penalti (perceptions of

penalty magnitude) dan niat kepatuhan pajak berpengaruh secara parsial

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

5. Apakah faktor persepsi sikap terhadap keadilan dari sistem perpajakan

(perception of attitude on righteousness of tax system), norma-norma

individu (personal norms), norma-norma sosial (social norms), persepsi

probabilitas ditemukan ketidakpatuhan (perceptions of detection

probability of non-compliance), persepsi besarnya penalti (perceptions of

penalty magnitude) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi melalui niat kepatuhan pajak?

1.3.Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi sikap

terhadap keadilan dari sistem perpajakan (perception of attitude on

righteousness of tax system), nrma-norma individu (personal norms),

norma-norma sosial (social norms), persepsi probabilitas ditemukan

ketidakpatuhan (perception of detection probability of non-compliance ),

dan persepsi besarnya penalti (perception of penalty magnitude) secara

(8)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi sikap

terhadap keadilan dari sistem perpajakan (perception of attitude on

righteousness of tax system), norma-norma individu (personal norms),

norma-norma sosial (social norms), persepsi probabilitas ditemukan

ketidakpatuhan (perception of detection probability of non-compliance ),

dan persepsi besarnya penalti (perception of penalty magnitude) secara

parsial terhadap niat kepatuhan wajib pajak orang priadi.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi sikap

terhadap keadilan dari sistem perpajakan (perception of attitude on

righteousness of tax system), norma-norma individu (personal norms),

norma-norma sosial (social norms), persepsi probabilitas ditemukan

ketidakpatuhan (perception of detection probability of non-compliance),

persepsi besarnya penalti (perception of penalty magnitude) dan niat

kepatuhan pajak secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi sikap

terhadap keadilan dari sistem perpajakan (perception of attitude on

righteousness of tax system), norma-norma individu (personal norms),

norma-norma sosial (social norms), persepsi probabilitas ditemukan

ketidakpatuhan (perception of detection probability of non-compliance),

persepsi besarnya penalti (perception of penalty magnitude) dan niat

kepatuhan pajak secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang

(9)

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi sikap

terhadap keadilan dari sistem perpajakan (perception of attitude on

righteousness of tax system), norma-norma individu (personal norms),

norma-norma sosial (social norms), persepsi probabilitas ditemukan

ketidakpatuhan (perception of detection probability of non-compliance),

dan persepsi besarnya penalti (perception of penalty magnitude) terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi melalui niat kepatuhan pajak.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah khasanah dan

mengembangkan wawasan serta pengetahuan dalam bidang perpajakan

khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak.

b. Bagi KPP Pratama Medan Polonia

Sebagai bahan masukan bagi KPP Pratama Medan Polonia didalam

menyikapi fenomena yang terjadi sehubungan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

c. Bagi Penelitian Lanjutan

Sebagai bahan masukan penelitian bagi peneliti lain dalam

mengembangkan dan memperluas penelitian khususnya tentang

(10)

1.5.Originalitas Penelitian

Penelitian ini menggunakan dasar konsep Theory of Planned Behavior

(Ajzen, 1991) dan merupakan pengembangan dari hasil penelitian Benk et, al.

(2011) dengan fenomena tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP

Pratama Medan Polonia yang cenderung rendah dan dibawah target yang telah

ditentukan. Perbedaan penelitian dengan Benk et, al. (2011), Benk et, al. (2011)

hanya meneliti sebatas pengaruh terhadap niat kepatuhan pajak (intention tax

compliance), sedangkan penelitian ini meneliti baik pengaruh terhadap niat

kepatuhan pajak maupun terhadap kepatuhan pajak dengan menggunakan metode

Gambar

Tabel 1.1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Polonia Wajib Pajak Orang Pribadi

Referensi

Dokumen terkait

benar, dan jika salah, pada argumen if, else if, dan else, kalian dapat menggunakan kondisi yang tidak terbatas.. dan

Kedua belah pihak telah menyepakati untuk melakukan kerjasama pemasangan Hotspot PT.. Telkom (lndonesia Wifi), dengan kesepakatan sebagai

Just select the option to share a photo you took on your phone with Google+ and your photo, if you’ve regis- tered your Google account with your device, immediately goes straight

Apakah ada hubungan stres ditinjau dari motivasi kerja pada mahasiswa bekerja. paruh

Itikad untuk terus berupaya menghasilkan pola pembelajaran pendidikan anak usia dini yang terbaik, menjadi motivasi utama bagi kami sampai akhirnya bahan ajar sebagai

Karya tulis ilmiah guru (KTI) salah satunya dapat berasal dari hasil penelitian tindakan kelas yang diangkat dari permasalahan yang dihadapinya dalam

Kalau dltoliti loi paoal 11 dlatao, naka jolan bahra Undang - Ondang Porkawinan Honor Z tahun 1974 nongatur tontang * vaktu tunggu * yang borolfat usud, dloana ooorantf canlta haroo

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara pengetahuan ibu dengan status karies gigi murid di Taman Kanak-Kanak Kusudarsini Kecamatan