• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BAGI MANAJEMEN UNTUK MENILAI KINERJA MANAJER PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN : STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN UMUM PEGADAIAN Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERANAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BAGI MANAJEMEN UNTUK MENILAI KINERJA MANAJER PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN : STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN UMUM PEGADAIAN Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

BAGI MANAJEMEN UNTUK MENILAI KINERJA

MANAJER PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

S TU D I K A S U S P A D A P E R U S A H A A N U M U M P E G A D A I A N

OlAJ U KAN U N TU K M E M E N U H l S CB AGIAN P ER S YAR ATAN

D AL AM M E M P E R O L E H G E L AR S AR J AN A E KON OM t

J U R U S AN AKU N T AN S I

ERY BUDHI SETIAW AN

N o . P o k o k : 0 4 8 9 1 3 1 2 8

K E P A D A

F A K U L TA S E K O N O M I U N I V E R S I TA S A I R L A N G G A

S U R A B A Y A

K A N TO R D A E R A H I X - S U R A B A Y A

S K R I P S I

<?et

f-M I L I K.

P E U P I J S T A K A A N U N I V E R S I T A S A I R L A N G G A ’

S U R A B A Y A

D I A JU K A N O L E H

(2)

BAGI MANAJEMEN UNTUK MENILAI KINERJA MANAJER PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN '

STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN UMUM PEGADAIAN KANTOR DAERAH IX - SURABAYA

DIAJUKAN OLEH :

ERY BUDHI SETIAWAN

No. Pokok : 048913128

TELAH DISETUJUI DAN DITERIMA DENGAN BAIK OLEH

DOSEN PEMBIMBING,

DRA. »RINA SUDARYATI, MS., AK

NIP. 131 653 454

TANGGAL \l

KETUA JURUSAN,

DRA. Ec. HARIATI HAMZENS, AK TANGGAL

- 9 - * 9 r

<1

(3)

Surabaya, ° 9. .

Diterina baik dan siap diuji

(Dra.

Dosen Penbinbing,

(4)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT.

Segala puji bagi-Nya seru sekalian alam. Atas segala

nikmat, karunia, hidayah serta petunjuk-Nya akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian

akhir dari rangkaian studi penulis pada Fakultas Ekonomi

Universitas Airlangga Surabaya.

Dalara kesempatan ini penulis raengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada :

1. Ibu dan Bapak yang telah memberikan segalanya bagi

penulis, terutama doa dan dorongan moral yang sangat

besar artinya bagi penulis selama menuntut ilmu.

2. Ibu Dra. Ec. Hariati Hamzens, Ak. ketua Jurusan

Akuntansi.

3. Ibu Dra. Erina Sudaryati, MS. Ak. Dosen Pembimbing

penulis yang telah banyak memberikan petunjuk dan

arahan serta bimbingan dengan sabar dan penuh

perhatian.

4. Ibu Dra. Dian Agustia, Ak. Dosen wali penulis selama

menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas

Airlangga yang telah banyak memberikan perhatian dan

dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas

Airlangga yang telah memberikan bekal ilmu dan wawasan

(5)

Pegadaian Surabaya yang telah memberikan kesempatan

penulis untuk mengadakan riset di Perum Pgadaian.

7. Dik Lisa Andriani dan Mas Emyrwan yang telah banyak

memberikan dorongan serta dukungan yang besar artinya

bagi penulis dalam menuntut ilmu serta menyelesaikan

skripsi ini.

Bowie,Peni, Eva, Evi, Krisdiana, Rochma, Nining,

Yanti, Nisful, Kandi. Fasal, Arie, Agus, Rachmat,

Nasrul, Jaiman, Ijul yang telah banyak memberikan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

skripsi ini namun harapan penulis kekurangan tersebut

tidak mengurangi manfaat dan hikmah yang dapat diambil.

Semoga skripsi ini berguna bagi yang membutuhkan.

Surabaya, 15 Agustus 1995

Penulis

(6)

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... . ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penulisan ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Sistematika Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Proses Manajemen ... 8

2.1.1.1. Perencanaan Strategik ... 8

2.1.1.2. Pengendalian Manajemen ... 9

2.1.1.3. Pengendalian Tugas ... 11

2.1.2, Informasi Dalam Proses Manajemen .. 14

(7)

2.1.2.4. Jenis-jenis Informasi ... 20

2.1.3. Informasi Akuntansi ... '... 21

2.1.3.1. Informasi Qperasi ... 23

2.1.3.2. Informasi Akuntansi Keuangan .... 24

2.1.3.3. Informasi Akuntansi Manajemen ... 24

2.1.4. Penyusunan Laporan Untuk Manajemen 41 2.1.4.1. Prinsip Dasar Penyusunan Laporan 41 2.1.4.2. Bentuk-bentuk Laporan Manajemen 47 2.1.5. Penilaian Kinerja ... 49

2.1.5.1. Pengertian Penilaian Kinerja .... 49

2.1.5.2. Pengukuran Kinerja ... 52

2.2..Hipotesis ... 55

2.3. Jenis dan Sumber Data ... 55

2.4. Prosedur Pengumpulan Data ... 56

2.5. Teknik Analisis ... 56

BAB III ANALISIS ... 58

3.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 58

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 58

3.1.2. Struktur Crganisasi dan Operasio -nal perusahaan ... 66

3.1.3. Sistem Anggaran ... 71

vi

(8)

dapatan dan Biaya .... 72

3.1.5. Laporan Pertanggungjawaban ... .... 75

3.2. Pembahasan ... .... 78

3.2.1. Struktur Organisasi ... .... 78

3.2.2. Sistem Penyusunan Anggaran ... .... 80

3.2.3. Laporan Pertanggungjawaban ... .... 81

3.2.4. Kode Perkiraan, Pendapatan dan Bia­ ya .... 82

3.2.5. Penilaian Kinerja Pusat Laba ... .... 87

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

4.1. Kesimpulan ... .... 91

4.2. Saran ... .... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

Halaman

GAMBAR 1. Struktur Aktivitas Perencanaan dan

Pengendalian dan Jenjang Manajemen. 11

GAMBAR 2. Bagan Informasi Akuntansi ... 21

GAMBAR 3. Bagan Tahap-tahap Penyusunan Lapor­

an ... 35

GAMBAR 4. Struktur Organisasi Kantor Daerah

IX Perum Pegadaian ... 66

(10)

LAMPIRAN . Format Laporan Pinjaman Yang Diberikan

. Format Laporan Realisasi Rugi/ Laba Triwulan

. Format Realisasi Orazet Triwulan dalam

Perbandingannya Dengan Triwulan Yang Sama

Tahun Lalu.

. Format Laporan Realisasi Anggaran Pendapata'n

dan Biaya.

. Kontribusi Tiap Cabang Terhadap Laba

Operasional.

. Format Realisasi Pencapaian Orazet dan Kontri­

busi dari masing-masing Kantor Cabang.

. Komponen Pendapatan dan Biaya Utama (Operasi­

onal) Perusahaan.

(11)

PENDAHULUAN

1.1, Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan wadah dari sekelompok individu

yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Agar pencapaian tujuan tersebut dapat berjalan

secara efektif dan efisien maka diperlukan suatu pedoman

yang akan digunakan individu-individu dalam operasi

tersebut untuk melaksanakan kerja dan mencapai tujuan.

Pedoman tersebut berupa struktur organisasi yang

didalamnya menyangkut tugas, wewenang dan tanggungjawab

bagi masing-masing bagian organisasi.

Seorang pimpinan tidak mungkin dapat mengendalikan

kegiatan perusahaan seorang diri. Oleh karena itu

diperlukan suatu pelimpahan tugas dan wewenang kepada

bawa-hannya dan secara berkala bawahan yang diberi wewenang

harus mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada

atasannya. Laporan yang dihasilkan tersebut dapat

digunakan sebagai dasar untuk menilai prestasi masing-

masing bagian organisasi dan prestasi karyawan sesuai

standar yang telah ditetapkan. Standar yang biasa dipakai

sebagai tolok ukur penilaian prestasi kerja yang telah

dilaksanakan adalah dengan memband ingkan aritara realisasi

pelaksanaan dengan anggaran yang telah ditetapkan

sebelutnnya. Dengan adanya standar yang telah

" U N 1 V E R S I T A S A I R L A N O O A "

S U R A B A Y A

1

(12)

prestasi kerja maka akan dapat menumbuhkan dan mendorong

motivasi kerja para karyawannya untuk bekerja lebih baik

dan lebih berprestasi.

Dalam organisasi bisnis pimpinan berada di tangan

manajer yang secara kolektif disebut manajemen. Manajemen

memutuskan bagaimana mengatur sebaik-baiknya sumber daya

manusia dan sumber-sumber lain yang dimiliki organisasi

untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan.

Dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan

pengendalian kegiatan usahanya manajemen perusahaan

tersebut telah melalui suatu proses yang disebut

pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen adalah

suatu proses yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin

bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melaksanakan

strategi-strateginya. Karena proses tersebut melibatkan

banyak orang dalam organisasi dan bersifat rutin, raaka

diiperlukan suatu sistem yang disebut sistem pengendalian

manajemen (management control system).

Informasi akuntansi berguna dalam pengendalian

manajemen sebagai alat untuk komunikasi, motivasi dan

pengendalian. Sebagai alat komunikasi laporan akuntansi

dapat merabantu memberi informasi pada organisasi tentang

rencana dan kebijaksanaan manajemen dan secara umum

seluruh jenis kegiatan yang telah digariskan oleh

(13)

bahwa pekerjaan telah dilaksanakan, maka informasi

akuntansi membantu pembentukan sumber daya manusia dalam

organisasi dan memotivasi mereka sehingga bersedia

melaksanakan semua tugas yang telah digariskan oleh

manajemen perusahaan,

Secara periodik, manajemen perlu menilai sejauhmana

para pegawai melaksanakan tugas-tugasnya. Suatu penilaian

atas pelaksanaan dapat menghasilkan kenaikan gaji,

promosi, penugasan kembali, dan berbagai jenis tindakan

koreksi. Informasi akuntansi dapat membantu proses

penilaian meskipun dasar yang cukup untuk menilai prestasi

seseorang maupun kelompok tidak dapat diperoleh hanya dari

informasi yang disajikan oleh catatan akuntansi.

Salah satu informasi akuntansi untuk tujuan

pengendalian adalah informasi akuntansi

pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban

(Responsbility Accounting) adalah :

Suatu sistera akuntansi yang raengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi dan

raencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat

pertanggungjawaban dengan menetapkan penghasilan dan biaya tetentu bagi pusat yang memil'iki tanggungjawab yang bersangkutan.

pelajaran penting bagi para manajer yaitu bahwa perilaku

Akuntansi pertanggungjawaban menekankan suatu

11 Charles T. Hongren. Introduction to . -Management. Sixth Edition, Jilid I, Terjemahan Erlangga, Jakarta, 1986, Hal. 307.

(14)

prestasi kerja mereka diukur. Sistem akuntansi

memainkan peranan kunci dalam memotivasi para pekerja

ke arah tugas dan tanggungjawab yang telah digariskan

oleh manajemen puncak.

Dari kerangka akuntansi pertanggungjawaban inilah

yang akan membentuk landasan bagi terciptanya suatu sistem

penilaian prestasi manajemen dan berarti pula proses

pengendalian dan prestasi melekat pada setiap langkah

perusahaan dari bagian yang terkecil sampai ke seluruh

bagian perusahaan.

1.2. Perusausan Masalah

Penilaian kinerja atas manajer perusahaan selama ini

hanya dititikberatkan pada pencapaian laba semata,

sedangkan proses pencapaian laba itu sendiri tidak

mendapat perhatian. Kinerja perusahaan akan terpengaruh

bila salah satu dari kedua hal yang saling terkait

tersebut kurang diperhafeikan.

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini

adalah :

1. Untuk raengetahui kriteria-kriteria penilaian prestasi

(15)

kriteria yang ada secara teoritis.

2. Untuk menilai layak tidaknya penggunaan laporan berkala

pusat pertanggungjawaban sebagai alat untuk menilai

prestasi manajer pusat pertanggungjawaban.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah :

1. Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan akan dapat

membantu manajemen perusahaan dalam menetapkan suatu

pola pelaporan yang standar sehingga akan memudahkan

penentuan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan oleh

manajemen perusahaan.

2. Bagi penulis penelitian ini merupakan wahana untuk

memperdalam pengetahuan teoritis dan sebagai studi

(banding antara pengetahuan teoritis yang penulis

peroleh dengan kenyataan yang ada di lapangan).

1.5. Sistenatika Skripsi

BAB X : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar yang mengemukakan

latar belakang masalah penulisan, perumusan

(16)

BAB

BAB

BAB

masalah, tujuan penelitian dan manfaat pene-

litian yang dilakukan penulis.

II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memberikan penjelasan tentang

landasan teori yang dipakai sebagai acuan

peraabahasan dalam penulisan skripsi. Teori-

teori yang diterapkan dalam hal ini adalah

teori yang erat hubungannya dengan per-

masalahan yang ada. Selanjutnya bab ini

mengemukakan juga berbagai hal yang berkenaan

dengan pedoman pembahasan, identifikasi

variabel dan teknik analisis.

III : ANALISIS

Bab ini akan menguraikan berbagai hal yang

berkenaan dengan obyek penelitian baik secara

umum maupun secara khusus. Dari uraian

tersebut selanjutnya dilakukan pembahasan

masalah yang ada.

IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan bab-bab terdahulu maka

(17)

kesimpulan dan saran atas pembahasan yang

dilakukan sehingga diharapkan akan berraanfaat

bagi perusahaan maupun pembaca skripsi ini.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Proses Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu pengelolaan

dan dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan manajer

yang merupakan orang-orang yang mendapat kepercayaan untuk

mengelola sumber-sumber ekonomi yang ada secara optimal.

Agar pengelolaan itu dapat terlaksana dengan baik maka

harus dilakukan perencanaan dan pengendalian yang baik

p u l a .

Aktivitas perencanaan dan pengendalian yang dilakukan

manajemen dapat dibagi kedalam tiga tipe sesuai dengan

tiga jenjang yang ada dalam manajemen. Ketiga aktivitas

tersebut adalah

2.1.1.1. Perencanaan Strategik (Strategic Planning).

Perencanaan strategik merupakan langkah awal dalam suatu

proses manajemen, Dari langkah inilah dimulai suatu

aktivitas me.ncapai tujuan dan misi organisasi perusahaan.

Hal ini seiring dengan apa yang dikemukakan oleh L.S.

Rosen sebagai berikut :

Strategic planning is process of diciding on changes in

(19)

are to be used in attaining these objectives, and in the

policies that are to govern the aquisition and use of

n

these resources.

Perencanaan strategik merupakan aktivitas peren­

canaan dan pengendalian yang dilakukan manajemen puncak.

Manajemen puncak pada umumnya terdiri dari direktur utama

dan para direktur fungsional.

Perencanaan strategik merupakan proses manajemen

pertama yang menjadi acuan bagi kedua proses manajemen

yang lain. Proses perencanaan dan pengendalian pada tipe

ini akan menghasilkan suatu tujuan dan strategi

organisasi- Oleh karena itu perencanaan strategik

memerlukan informasi yang beraneka ragam, baik yang

bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

2.1.1.2. Pengendalian Manajemen (Management Control).

Aktivitas selanjutnya dalam proses manajemen ini adalah

pengendalian manajemen. Berkenaan dengan proses manajemen

itu sendiri L.S. Rosen menyatakan :

Management control is the process of assuring that

resources are obtained and used effectively and

efficiently in the accomplishment of the organization's

L.S. Rosen, _Topics__ in__ Manager ia]__ Accounting. Second Edition, Me Graw-Hill Ryerson Limited, Canada, 1974, Halaman 34

(20)

o objectives.°

Pengendalian manajemen adalah suatu kegiatan

perencanaan dan pengendalian yang dilakukan oleh manejemen

tingkat menengah. Pengendalian manajemen dalam hal ini

dimaksudkan sebagai suatu proses yang digunakan oleh para

manajer (yang merupakan anggota manajemen tingkat

menengah) untuk mempengaruhi anggota-anggota organisasi

yang lain (manajemen tingkat bawah) agar menerapkan

strategi organisasi yang telah digariskan secara efektif

dan efisien.

Aktvitas pengendalian manajemen pada tahap ini

merupakan satu-satunya jenis aktivitas perencanaan dan

pengendalian yang paling memerlukan informasi yang

bersifat keuangan (financial information), sedangkan kedua

aktivitas perencanaan dan pengendalian yang lain relatif

kurang memerlukan informasi keuangan.

Informasi akuntansi memiliki sifat kuantitatif dan

financial. Dengan demikian pada hakekatnya informasi yang

diperlukan oleh aktivitas perencanaan dan pengendalian

jenis kedua (pengendalian manajemen) adalah informasi

akuntansi. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa sebagian

besar peran informasi akuntansi dalam organisasi terjadi ,

(21)

dalam aktivitas pengendalian manajemen (management

control).

Pada proses manajemen inilah sebenarnya peran

akuntansi sebagai bahasa bisnis benar-benar optimum

dibandingkan dengan kedua aktivitas perencanaan dan

pengendalian yang lain. Dengan demikian hanya manajemen

tingkat menengah yang dapat memahami akuntansi dan hanya

informasi akuntansi yang dapat berkomunikasi dan membuat

keputusan secara bisnis. Manajer tingkat menengah yang

tidak dapat memahami akuntansi akan menghadapi sempitnya

wawasan pemikiran bisnisnya.

Berbagai kejadian ekonomi yang dihadapi oleh

organisasi merupakan transaksi keuangan yang dicatat dan

diringkas serta dilaporkan dalam bentuk informasi

akuntansi. Dengan demikian manajemen tingkat menengah

dihadapkan pada kondisi bahwa mereka harus mengenal dan

memahami istilah-istilah akuntansi. Lebih jauh lagi

manajemen pada tingkatan ini dituntut untuk dapat

memanfaatkan informasi akuntansi dalam pengambilan

keputusan manajerial akan bisnis yang dikelolanya.

2.1.1.3. Pengendalian Tugas (Task Control).

Pengendalian tugas dimaksudkan sebagai suatu proses guna

memperoleh keyakinan bahwa suatu tugas tertentu telah

dilaksanakan secara efektif dan efisien. Aturan yang harus

(22)

diikuti dan dipenuhi dalam pelaksanaan tugas ditentukan

dalam proses pengendalian manajemen. Karena aturan-aturan

yang digunakan oleh pengendalian tugas relatif pasti maka

seringkali dalam pelaksanaan pengendalian tugas digunakan

peralatan-peralatan mekanik maupun elektronik. Tenaga

manusia hanya digunakan dalam proses pengendalian tugas

manakala biayanya lebih murah dari pada peralatan-

peralatan tersebut.

Dari uraian diatas secara ringkas dapat digambarkan

dalam suatu gambar / skema sebagai berikut :

A k t i v i t a s Pe r en can aan Je n j a n g Kan aj esien

dsn Pengendalian

Pe n g e n d a lia n ... — ... f la n aj en en

H a n a j cie n fen g ah

Pe n g e n d a lia n ... — --- lian a j e se n

lu g a s Baaah

GAMBAR 1 : STRUKTUR AKTIVITAS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN DAN JENJANG MANAJEMEN.

(23)

Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

sebenarnya ada tiga aktivitas utama yang terdapat dalam

proses manajemen. Proses-proses tersebut adalah proses

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Semua aktivitas

tersebut pada hakekatnya merupakan upaya untuk

inenghasilkan suatu informasi bagi manajemen dalam rangka

pengambilan keputusan.

Terhadap proses manajemen yang ada tersebut Ronald J.

Thacker dan Richard L. Smith menyatakan :

the essence of management is to establish a rational

decision-making proces that can be analyzed, understood,

perpetuated and communicated.^

Lebih lanjut Ronald J. Thacker dan Richard L. Smith

mengemukakan bahwa untuk dapat mengimplementasikan proses

manajemen maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

yaitu :5

1. The enterprise objectives - what managers want to

accomplish.

2. The administrative process - what managers do.

Ronald J. Thacker dan Richard L. Smith. Modern Management Accounting. Prentice Hall of India, Private Limited, New Delhi, 1978, Halaman 5.

^ • Tbid.. hal. 5

(24)

3. The administrative environment * the forces

that influence managers.

Dengan perencanaan dan pengendalian yang baik akan

dapat dihasilkan suatu pelaksanaan proses manajemen yang

baik pula, karena pada hakekatnya apa yang ada dalam

proses manajemen adalah perencanaan dan pengendalian itu

sendiri .

2.1.2. Informasi Dalam Proses Manajemen

Fungsi perencanaan dan pengendalian yang ada dalam

proses manajemen membutuhkan informasi yang akan dipakai

sebagai pendukung.

2.1.2.1. Pengertian Informasi. Yang dimaksud dengan

informasi menurut Davis Gordon B. dan Kargrethe H. Olson

adalah data yang sudah diproses menjadi bentuk yang

mempunyai arti oleh si penerima dan secara nyata atau

dianggap mempunyai nilai dalam tindakan-tindakan atau

keputusan*-keputusan sekarang atau masa yang akan datang.

Du Brin dan Ireland menyatakan :

"Information is knowledge derived through an analysis and transformation of data. It comprises data that have been converted into forms that communicate meaning, reduce uncertainty, and have managerial

(25)

value. 1

Lebih lanjut mereka mengemukakan bahwa suatu

o informasi harus merailiki 4 kriteria kelayakan, yaitu

Relevant

The information is needed for particular situation.

Couplet©

The information provides all that needs to be known about a particular situation.

Tinely

The information is available when needed.

Verifiable

The information is accurate.

Anthony, Dearden dan Bedford memberikan 3 ciri yang q

ada pada informasi.

1 Informasi didefinisikan sebagai produk yang raengurangi ketidakpastian terhadap tindakan yang akan dilakukan, atau memberikan kepastian kepada pengambil keputusan atas tindakan yang terdahulu.

2 Informasi adalah suatu produk yang mampu

memberikan gambaran tentang peluang-peluang

organisasi yang mungkin. Definisi ini roelengkapi

fungsi pertama informasi dengan memberikan

kepastian, bahwa ada lebih banyak pilihan tindakan yang dipertimbangkan oleh pengambil keputusan.

Andrew J. Du Brin and R. Duane Ireland. Management and Qrganzation. Second Edition, South-Western Publishing Co., Cincinnati Ohio, 1993, halaman 453

^ • Ibid.. halaman 455

Anthony, Dearden, Bedford. Sistem. Pengendalian Mana.iemen. Edisi kelima, Terjemahan Bahasa Indonesia, Penerbit Erlangga, 1985, Hal. 152

(26)

3. Karakteristik yang ketiga adalah perannya sebagai fungsi evaluasi. Hal ini relevan dengan aspek sistem pengendalian manajemen yang mengungkapkan sampai sejauhraana tindakan yang telah direncanakan dan pencapaian hasil yang diharapkan.

2.1.2.2. Sunber Informasi. Informasi yang diterima

oleh manajemen dapat berasal dari 2 sumber, yaitu :

1. Informasi Intern. Informasi ini dapat diperoleh

dari bagian-bagian lain dalam perusahaan yang bersangkutan

melalui sistem informasi akuntansi. Informasi ini meliputi

kekuatan pemasaran, kekuatan permodalan, kekuatan produksi

dan kekuatan organisasi manajemen.

2. Informasi Ekstern. Informasi ekstern diperoleh

tidak melalui sistem informasi akuntansi, melainkan

melalui media massa, biro statistik, biro konsultan,

penelitian pasar, Keppres dan lain-lain. Informasi ekstern

harus diolah lagi oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini karena informasi yang berasal dari luar perusahaan

diolah lagi untuk meraenuhi kebutuhan berbagai pihak. Jadi

informasi ini tidak untuk kepentingan pihak tertentu saja.

2.1.2.3. Kegunaan Informasi. Informasi digunakan

manajemen untuk pengambilan keputusan dalam rangka proses

perencanaan, mengadakan koordinasi dan dalam melakukan

tindakan evaluasi. Setiap proses membutuhkan informasi

(27)

situasi, lingkungan, sifat informasi yang diperlukan,

biaya untuk memperolehnya dan nilai informasi tersebut.

1. Informasi Untuk Perencanaan. Perencanaan adalah

suatu proses yang raenjawab pertanyaan mengenai apa yang

harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Jenis

informasi yang diperlukan adalah informasi yang

berorientasi pada masa depan, yang sering diperoleh dari

sumber luar. Pengalaman masa lalu juga digunakan sebagai

titik awal dalam merencanakan kegiatan masa depan.

Informasi untuk perencanaan seringkali mencakup informasi

yang sifatnya tidak pasti dan tidak diketahui apakah suatu

peluang baru diperoleh dari proses penelitian ataukah

berasal dari perubahan lingkungan.

Terhadap informasi yang berkenaan dengan tujuan

perencanaan ini Ronald J. Thacker dan Richard L. Smith

menyatakan

"Planning involves making choices among alternatives.

Therefore, the information required must be

descriptive of the options so as to highlight

differences among the choices. The information must also provide for the accurate anticipation of the

consequences of each alternative. Such data,

therefore, tend to be subjective, nonverifiable, and forward looking."

• Ronald J. Thacker and Richard L. Smith. Op . cit_^.

hal. 16

(28)

Jadi suatu perencanaan yang baik membutuhkan informasi tentang alternatif tindakan yang b a r u . Pada

dasarnya informasi tersebut dikumpulkan dari sumber-sumber

berikut :

a. Kegiatan intern perusahaan sehari-hari

b. Kegiatan pesaing

o. Perkembangan industri

d. Kondisi umum di bidang ekonomi

2. Infornasi Untuk Koordinasi. Informasi untuk proses

koordinasi sebagian besar merupakan jenis informasi yang

sifatnya menghilangkan ketidakpastian. Informasi ini harus

jelas dan tidak meragukan.

Termasuk dalam dalam jenis informasi untuk koordinasi

adalah :

a. Anggaran dan standar yang lebih terinci

b. Buku pedoman kerja

c. Tujuan dan sasaran perusahaan maupun unit-unit

dibawahnya.

d. Wevenang dan tanggung-jawab

e. Kebijaksanaan perusahaan dan rencana yang terinci

Tujuan informasi ini adalah memastikan bahwa setiap

orang dapat meng^tahui perannya masing-masing dalam

(29)

untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan. Disamping itu juga berfungsi untuk meraotivasi orang agar melakukan

apa yang sebaiknya dilakukan. Selain itu juga dapat

berfungsi sebagi alat untuk penilaian prestasi

mereka.

3. Informasi Untuk Penilaian. Ukuran prestasi kerja

merupakan jenis informasi yang jelas untuk pengendalian.

Controlling involves fixing the responsibility for performance. Performance must be measured against some standard or goal so that conective action can be taken. Information for this purpose must be consistently defined and must be readily accesible. And the data must lend them selves to standard measurement.

Penilaian prestasi menghasilkan informasi lain

sebagai umpan balik. Jika pencapaian prestasi dinilai

merauaskan, maka informasi yang disampaikan kepada atasan

berupa imbalan yang raemadai. Informasi berupa imbalan ini

disampaikan dengan maksud agar prestasi tersebut diulang

pada period© berikutnya sesuai dengan tujuan organisasi.

Jika hasil yang dicapai dinilai tidak merauaskan, maka ada

dua macam informasi yang mungkin disampaikan yaitu : agar

manajer yang bersangkutan melakukan tindakan koreksi, atau

melakukan tindakan revisi atas rencana semula.

Ronald J. Thacker and Richard L. Smith. loc £i-t.^,

(30)

2.1.2.4. Jenis-jenis Informasi, Jenis informasi dapat

digolongkan dalam berbagai macam cara. Beberapa cara penggolongan informasi menurut Supriyono antara . lain

1 ? sebagai berikut . *

1. Penggolongan informasi atas dasar sifat siste-

matiknya.

Dalaro penggolongan ini informasi dikelompokkan

menjadi dua, yaitu :

a. Informasi sistematik adalah informasi yang

diperoleh melalui saluran formal.

b. Informasi tidak sistematik, adalah informasi yang

diperoleh manajemen diluar sistem informasi

formal.

2. Penggolongan informasi atas dasar sumbernya.

Atas dasar sumbernya informasi dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu :

a. Informasi Ekstern, adalah informasi yang diperoleh

para manajer dari sumber lingkungan eksternal.

(31)

b. Informasi Intern, adalah informasi yang diperoleh para manajer dari suraber dalam perusahaan.

3. Penggolongan informasi atas dasar sifat

kuantitatifnya.

Atas dasar sifat kuantitatifnya, informasi dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Informasi Kuantitatif, adalah informasi dalam

bentuk angka-angka atau kuantitas.

b. Informasi kualitatif, adalah informasi yang tidak

dalam bentuk angka atau kuantitas.

2.1.3. Informasi Akuntansi

Tidak semua informasi yang dibutuhkan oleh manajemen

dapat dihasilkan oleh sistem yang dimiliki oleh manajemen

(sistem informasi manajemen). Dengan demikian manajemen

harus berusaha memperoleh informasi-informasi yang

dibutuhkannya tidak hanya dari sistem informasi manajemen

yang dimiliki perusahaan, tetapi juga dari sumber-sumber

informasi diluar perusahaan. Secara keseluruhan informasi

yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dapat dilihat pada

bagan informasi berikut ini.

(32)

N e r a c a

L a p o r a n R u g i La b a L a p o r a n P e ru b a h a n P o s i s i Ke u a n g a n C&ta tsrt a t a s L a p o r a n

K e u a n g a n

- I n f . A k u n t a n s i P e n u h -- I n f . A k u n t . D i f f e r e n s i a l ~ I n f . A k u n t a n s i

P e r t a n g g u n g j a w a b a n

GAMBPfi 2 : BAGAN I f 'F O F W S I A K U N TW S I 3JP&ER : M AJALAH AKLN TOM SI - 3 UN I 1 9 9 0

Informasi akuntansi terdiri dari dua jenis, yaitu informasi yang bersifat kuantitatif dan informasi yang

(33)

Informasi kuantitatif adalah informasi yang disajikan

dalam bentuk angka-angka atau kuantitas.

Informasi kualitatif adalah informasi yang disajikan bukan

dalam bentuk angka-angka atau kuantitas. Informasi

akuntansi merupakan salah satu bentuk informasi

kuantitatif yang sangat penting dan disajikan dalam satuan

moneter. Selain informasi akuntansi banyak lagi informasi

kuantitatif lainnya yang sifatnya non moneter, misalnya

jumlah karyawan, umur karyawan, kuantitas penjualan dan

sebagainya. Informasi kuantitatif non moneter disebut pula

informasi kuantitatif non akuntansi.

Dari bagan informasi diatas dapat diketahui pula

bahwa dalam informasi akuntansi terdapat tiga jenis

informasi yang merupakan informasi pendukung bagi

manajemen dalam rangka pengambilan keputusan. Ketiga jenis

informasi tersebut adalah

2.1.3.1. Informasi Operasi. Informasi operasi

diperlukan untuk mengarahkan kegiatan rutin. Sebagian

besar informasi kuantitatif akuntansi berisi informasi

operasi. Informasi operasi menyediakan data mentah bagi

informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi

manajemen. Informasi operasi ini dapat dihasilkan dari

suatu sistem informasi manajemen perusahaan.

M I L lie

P E R P U S T A K A A N " U N f V E R S I T A S A I R L A N G G A "

S U R A B A Y A

(34)

2.1.3.2. Infornasi Akuntansi Keuangan. Informasi

akuntansi keuangan lebih banyak clitujukan untuk konsumsi

pihak diluar perusahaan. Informasi untuk pihak luar

perusahaan ini disajikan dalam laporan keuangan yang

terdiri atas neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan

posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan untuk pihak luar menyajikan suatu

garobaran menyeluruh tentang kondisi keuangan dan hasil

usaha suatu organisasi. Manajemen juga memerlukan

informasi keuangan, namun informasi keuangan yang raereka

perlukan bersifat lebih rinci.

2.1.3.3. Informasi Akuntansi Manajemen. Informasi

akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen untuk

melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian

operasional perusahaan. Black, Champion, dan Brown

raenyatakan :

"In a broad sense, accounting provides controls for

management through the plan of organisation and the

assigment of powers and responsibilities to the 1 ^

people who carry on the work of the business" .

(35)

Lebih lanjut mereka menyatakan :

■ "... Accounting provides a means of evaluating

management's performance in carrying individual

activities as well as in conducting the business as a

whole11. ^

Informasi akuntansi manajemen digunakan dalam proses

pengendalian dalam arti sebagai alat :

1. Komunikasi

Informasi akuntansi manajemen memberikan informasi

kepada para karyawan mengenai rencana dan

kebijaksanaan serta jenis tindakan yang diharapkan

akan dilaksanakan oleh organisasi.

2. Pemotivasi

Informasi akuntansi manajemen dapat mengarahkan

para anggota organisasi bertindak dalam eara-cara

yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi

secara menyeluruh.

3. Penarik Perhatian

Informasi akuntansi memberikan tanda-tanda

timbulnya masalah yang memerlukan penyelidikan dan

kemungkinan tindakan yang diperlukan.

, halaman 253

(36)

4. Penilaian

Informasi akuntansi manajemen membantu raenunjukkan bagaimana prestasi anggota organisasi dan

raenyediakan dasar untuk meningkatkan gaji,

promosi, dan berbagai bentuk tindakan koreksi.

Informasi Akuntansi Manajemen disajikan kepada

manajemen perusahaan dalam berbagai laporan keuangan,

seperti anggaran, laporan penjualan, laporan menurut pusat

pertanggungjawaban, laporan baya menurut kegiatan, dan

laporan biaya pemasaran.

Informasi akuntansi manajemen raenyangkut informasi

masa lalu dan raasa yang akan datang, tergantung untuk apa

informasi tersebut disajikan.

Informasi akuntansi manajemen dapat digolongkan

menjadi 3 jenis, yaitu : (1) Informasi Akuntansi Penuh

(2) Informasi Akuntansi Deferensial dan (3) Informasi

Akuntansi Pertanggungjawaban.

(1) Informasi Akuntansi Penuh

Informasi akuntansi penuh selalu berkaitan dengan

obyek informasi. Obyek informasi ini dapat berupab produk,

kegiatan, departemen, divisi, atau pe?rusahaan secara

keseluruhan. Informasi akuntansi penuh adalah seluruh

aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan/ atau

(37)

Dari definisi informasi akuntansi penuh tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

(1) Unsur yang nierabentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan dan atau

total biaya. Jika-informasi akuntansi penuh berupa

aktiva maka informasi tersebut disebut dengan

aktiva penuh (full assets). Jika informasi

akuntansi penuh berupa pendapatan maka disebut

dengan pendapatan penuh (full revenues). Jika

informasi akuntansi penuh berupa seluruh sumber

yang dikorbankan untuk suatu obyek informasi, maka

disebut sebagai biaya penuh (full cost).

(2) Informasi akuntansi penuh selalu berkaitan dengan

obyek informasi. Dalam hubungannya dengan obyek

informasi, informasi akuntansi penuh merupakan

informasi akuntansi langsung yang terjadi dalam

obyek informasi tertentu ditambah dengan bagian

yang adil informasi akuntansi tidak langsung yang

dibebankan kepada obyek informasi. Jika informasi

akuntansi penuh berupa aktiva penuh adalah aktiva

langsung yang bersangkutan dengan obyek informasi

ditambah dengan bagian yang adil aktiva tidak

langsung yang/ menjadi tanggungjawab obyek

informasi tersebut. Jika informasi akuntansi penuh

(38)

berupa pendapatan, pendapatan penuh adalah pendapatan langsung suatu obyek informasi ditambah

dengan bagian yang adil pendapatan tak langsung

yang menjadi hak obyek informasi tersebut. Jika

informasi akuntansi penuh berupa biaya, biaya

penuh adalah biaya langsung obyek informasi

ditambah bagian yang adil biaya tak langsung yang

menjadi beban obyek informasi tersebut.

Informasi akuntansi penuh dimanfaatkan oleh manajemen

untuk pelaporan keuangan, pengukuran tingkat kemampuan

produk atau unit organisasi dalam menghasilkan laba,

penentuan harga jual produk atau jasa (baik dalam cost

type contract, harga jual normal, maupun harga jual produk

dalam perusahaan yang diatur oleh peraturan pemerintah)

dan untuk penyusunan program.

(2) Informasi Akuntansi Deferensial

Informasi akuntansi deferensial merupakan taksiran

perbedaan aktiva, pendapatan, dan atau biaya dalam

alternatif tindakan yang lain. Informasi ini diperlukan

oleh manajemen untuk pengarabilan keputusan yang terbaik

diantara alternatif yang tersedia.

Informasi akuntansi deferensial terdiri dari aktiva,

(39)

yang hanya berkaitan dengan aktiva disebut aktiva

deferensial dan yang hanya berkaitan dengan pendapatan

disebut pendapatan deferensial dan yang hanya berkaitan

dengan biaya disebut biaya deferensial.

Manfaat informasi akuntansi deferensial digunakan

oleh manajemen dalam pengambilan keputusan jangka pendek,

karena umumnya manajemen menghadapi empat raacara

pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu : (1) Membeli

atau membuat sendiri, (2) Menjual atau memproses lebih

lanjut suatu produk, (3) Menghentikan atau melanjutkan

produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian

perusahaan, (4) Menerima atau menolak pesanan khusus.

Sebagai informasi untuk pembuatan keputusan, informasi

akuntansi deferensial mempunyai dua karakteristik penting,

yaitu : (1) Merupakan informasi masa depan dan (2)

Merupakan informasi mengenai perbedaan diantara alternatif

yang dihadapi oleh pembuat keputusan. Oleh karena itu,

informasi akuntansi deferensial hanya terbatas pada

informasi mengenai masa depan, tidak ada informasi

akuntansi deferensial yang bersifat historis.

(3) Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan

informasi aktiva, pendapatan dan atau biaya yang

dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap

(40)

pusat pertanggungjawaban tertentu. Wewenang didelegasikan dari manajer atas ke manajer di bawahnya, dan pendelegasian

wewenang ini menuntut manajer bawah untuk memper-

tanggungjawabkan pelaksanaan wewenang kepada manajer

atasannya. Dengan demikian tanggungjawab timbul sebagai

akibat adanya pendelegasian wewenang dari suatu tingkat

manajemen yang lebih tinggi ke tingkat manajemen yang

lebih rendah. Untuk dapat dimintai pertanggungjawaban,

manajemen tingkat yang lebih rendah harus mengetahui

dengan jelas wewenang apa yang didelegasikan kepadanya

oleh atasannya. Dengan demikian wewenang mengalir dari

tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab

mengalir sebaliknya. Oleh karena itu timbul kebutuhan

organisasi akan informasi akuntansi untuk menilai

pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang. Informasi yang

berkaitan dengan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang

disebut dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban.

Akuntansi pertanggungjawaban sendiri didefinisikan

sebagai suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai

pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi itu

dan mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat itu

dengan raenetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi

pusat yang metriiliki tanggungjawab yang bersangkutan.*"*

(41)

Agar informasi akuntansi pertanggungjawaban dapat

memberikan hasil yang maksimal, maka ada beberapa kriteria

yang harus dipenuhi, yaitu :

Struktur Organisasi... Organisasi harus menetapkan

secara tegas tentang garis wewenang dan tanggungjawab dari

seraua tingkatan manajemen perusahaan. Pimpinan perusahaan

memberikan wewenang kepada bawahannya, sebaliknya b-awahan

mempertanggungjawabkan kepada atasannya sesuai dengan

wewenangnya.

Sebelum sistem akuntansi pertangggungjawaban disusun

perlu diadakan penilaian secara mendalam terhadap

organisasi dan prosesnya serta dilakukan penyesuaian jika

diperlukan. Penilaian terhadap struktur organisasi dan

prosesnya dilakukan, sebab di dalam penyusunan suatu

sistem akuntansi dan penyusunan organisasi merupakan

pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan saling

mempengaruhi.

Dari struktur tersebut dapat dilihat besarnya

wewenang yang didelegasikan. Jika terlihat adanya

kecenderungan untuk roendelegasikan wewenang yang semakin

besar kepada tingkat manajerial menengah dan bawah, maka

struktur organisasi ini disebut desentralisasi. Dan

keadaan yang sebaliknya disebut sentralisasi.

(42)

Struktur organisasi yang terdesentralisasi melatih

dan meraotivasi manajer tingkat bawah dan menengah untuk

bekerja secara efektif, mengambil keputusan dan mampu

raengatasi keadaari yang berubah secara mendadak. Lebih jauh

lagi, struktur yang didesentralisasi mengurangi

berlebihnya informasi, mengurangi inefisiensi karena

birokrasi. Organisasi terdesentralisasi membatasi tugas-

tugas manajemen puncak dan selanjutnya menugasi manajer

pusat pertanggungjawaban untuk mengkoordinasi dan

mengendalikan aktivitas operasional.

Bila organisasi perusahaan begitu besar dan kompleks

untuk diawasi oleh seorang manajer, maka diperlukan pusat

pertanggungjawaban menjadi bidang-bidang pertanggung­

jawaban yang lebih kecil. Keseluruhan pusat-pusat

pertanggungjawaban ini membentuk suatu jenjang organisasi.

Pada tingkatan terendah dari pusat-pusat pertanggung­

jawaban berupa seksi-seksi atau bentuk unit-unit yang

lain .

A n ggaran b i a v a __yang_disusun__ menurnt Pusat-pusat.

Dert.ang^nngiaBflban. Anggaran biaya merupakan rencana dari

masing-raasing pusat pertanggungjawaban'yang akan digunakan

sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatannya. Anggaran

juga merupakan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya

(43)

dilaksanakan. Suatu anggaran yang lengkap akan mencakup

seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran perusahaan ini

disusun dari hirarki anggaran-anggaran yang lebih kecil

yang masing-masing merupakan rencana keuangan suatu

divisi, departemen/bagian atau unit lainnya dari struktur

organisasi, Oleh karena itu, pada waktu penyusunan

anggaran harus mempertimbangkan faktor-faktor yang

merapengaruhi rencana perusahaan, dan harus membuat analisa

yang teliti berdasarkan kenyataan yang ada . Jadi pada

prinsipnya anggaran mempunyai tujuan utama yaitu :

1. Prosedur perencanaan yang terorganisasi

2. Alat untuk raengkoordinasikan kegiatan dari

divisi di perusahaan.

3. Dasar untuk pengendalian biaya.

Sistem__ELengolahan

Inforcasi__Akuntansi__Pertanggunfi-•iawaban. Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan

sistem pengolahan informasi biaya dengan cara

menggolongkan, raencatat, dan meringkas biaya dalam

hubungannya dengan tingkat-tingkat manajemen yang

bertanggungjawab atas terjadinya biaya dengan tujuan untuk

menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban guna

pengendalian biaya. Oleh kareana itu, biaya yang terjadi

dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajemen, dan harus

(44)

digolongkan, diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen

yang terdapat dalam struktur organisasi. Biaya-biaya yang

terjadi di pusat biaya dipisahkan antara biaya terkendali

dan tidak terkendali.

Klasifikasi rekening beserta kodenya dituangkan ke

dalam bagan perkiraan (chart of account) dan merupakan

suatu kerangka informasi keuangan. Dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan penilaian prestasi suatu

pusat biaya, data-data yang diperlukan dikutnpulkan

berdasarkan pusat pertanggungjawaban dan dimasukkan ke

dalam buku pembantu. Di bawah ini akan diuraikan contoh

pemberian kode rekening pada pusat-pusat biaya dan kode

rekening pembantu biaya dengan metode kelompok :

Rubrik Kelompok Rekening

1 Aktiva

2 Hutang

3 Modal

4 Pendapatan

5 Biaya

6 Pendapatan dan Biaya di

(45)

Rekening biaya diberi kode yang terdiri dari 4 angka :

5 X X X

Kelompok Biaya

Pusat Biaya Direksi

---Pusat Biaya Departemen

---Pusat Biaya Bagian

---Sedangkan kode rekening. pembantu biaya akan terdiri

dari 7 angka. Kode ini akan menunjukkan pusat biaya dimana

biaya itu terjadi, kelompok jenis biayanya, terkendali

tidaknya suatu biaya. Arti posisi angka dalam kode

rekening pembantu biaya sebagai berikut :

5XXX X X X

Pusat Biaya

---Kelompok. Jenis Biaya --- '

Jenis Biaya

---Dapat Tidaknya Biaya Dikendalikan

---Prosedur _pengumpulan data biaya^_ dalam___ akuntansi

pfirt-.anggungiflwaban. Prosedur pengumpulan data biaya dalam

akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :

(46)

1. Berdasarkan dokumen sumber, dicatat tiap jenis biaya ke dalam kartu biaya. Dalara kartu biaya

digolongkan jenis biaya dan pertanggungjawaban

yang bersangkutan. Kartu biaya merupakan alat

distribusi biaya untuk keperluan akuntansi

pertanggungj awaban.

2. Secara periodik biaya yang dicatat dalam kartu

biaya dijumlah dan disajikan dalam bentuk laporan

pertanggungjawaban biaya,

P-feneranan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban. Tujuan

pengendalian manajemen atau akuntansi pertanggungjawaban

adalah mengendalikan semua kegiatan perusahaan ke arah

tercapaianya tujuan perusahaan. Struktur organisasi harus

memberi kemungkinan kepada karyawannya untuk dipromosikan

ke tingkat yang lebih tinggi, hingga dapat memotivasi

karyawan untuk bekerja dengan tingkat produktivitas yang

tinggi. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban harus

memperhatikan juga aspek-aspek lainnya seperti :

1. Kesanggupan dari semua tingkat manajemen untuk

melaksanakan sistem akuntansi pertanggungjawaban

seperti yang telah dirumuskan.

2. Manfaat dan biaya yang akan diperoleh bila sistem ini

(47)

3. Alat-alat pengawasan dan pengendalian yang diperlukan

untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban digunakan

pirapinan perusahaan untuk mengawasi bawahannya dan

memastikan apakah bawahannya telah melaksanakan tugas dan

wewenangnya dengan efektif dan efisien. Sistem akuntansi

pertanggungjawaban raangandung tujuan umura pengendalian,

yaitu :

a. Steering Control

Dilakukan dengan penyusunan rencana kerja dan anggaran

yang jelas untuk tiap-tiap pusat pertanggungjawaban

diraana rencana tersebut harus seiring dengan rencana

perusahaan secara keseluruhan.

b. Screening Control

Dilakukan dengan melakukan pencatatan hasil kegiatan

aktual tiap bagian sehingga kegiatan-kegiatan tersebut

dapat terlaksana secara terpadu.

c. Post Action Control

Diimplementasikan dalam pembuatan laporan pertanggung­

jawaban, sehingga dapat diketahui prestasi tiap-tiap

pusat pertanggungjawaban dan sekaligus masalah-masalah

yang timbul. Berdasarkan analisa atas laporan

pertanggungjawaban dapat dipilih dan dilakukan tindakan

korektif yang diperlukan.

(48)

Informasi akuntansi pertanggungjawaban dapat berupa informasi historis yang berupa aktiva, pendapatan dan atau biaya masa lalu, dapat pula berupa informasi yang akan

datang. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa

informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk

penyusunan anggaran. Sedangkan informasi akuntansi

pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu

bermanfaat sebagai :

1. Penilai Prestasi Manajer Pusat Pertanggungjawaban.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi

yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian

kegatan organisasi, karena informasi tersebut menekankan

hubungan antara informasi dengan manajer yang

bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya.

Pengandalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran

bagi setiap manajer untuk raerencanakan pendapatan dan atau

biaya yang yang menjadi tanggungjawabnya, dan kemudian

menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya

tersebut menurut manajer yang bertanggungjawab, Jika

prestasi dari pusat pertanggungjawaban dianggap tidak

memuaskan, maka menurut Supriyono ada 3 jenis umpan balik 1 R

(49)

1. Manajer pusat pertanggungjawaban dimotivasi untuk melakukan koreksi.

2. Rencana pusat pertanggungjawaban direvisi.

3. Manajer pusat pertanggungjawaban dimotivasi untuk melakukan tindakan koreksi dan rencana pusat

pertanggungjawaban direvisi.

2. Penotivasi Manajer. Motivasi adalah proses

prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk

mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melakukan

tindakan secara sadar dan bertujuan. Jika dalam struktur

penghargaan perusahaan, informasi akuntansi merupakan

bagian yang signifikan, maka informasi akuntansi akan

berdampak terhadap motivasi manajer.

Pada hakekatnya ada dua tipe laporan pengendalian

dalam informasi akuntansi pertanggungjawaban, yaitu :

1. Laporan Pelaksanaan. Laporan pelaksanaan dirancang

untuk menunjukkan bagairaana sebaiknya pusat

pertanggungjawaban berprestasi sebagai suatu kesatuan

ekonomi. Prestasi seorang manajer dapat dilihat dari hasil

kerjanya yang dibandingkan dengan tolok ukur. Informasi

ini dapat diketahui dari laporan pelaksanaan yang

susunannya meliputi :

(50)

1. Data anggaran, yang merupakan data biaya yang telah

Dalam laporan pelaksanaan ini biasanya meliputi semua

biaya pada pusat pertanggungjawaban termasuk pula biaya

yang dialokasikan.

2. Laporan Pertanggungjawaban. Laporan pertanggung­

jawaban dimaksudkan untuk memotivasi para manajer, karena

lebih mengarah pada tanggungjawab manajer. Oleh karena itu

penekanannya bukan pada berapa biaya yang dikeluarkan

tetapi pada siapa yang bertanggungjawab atas biaya. Dalam

laporan pertanggungjawaban ini dibandingkan antara

prestasi pusat pertanggungjawaban dengan standard atau

anggarannya (yang telah disusun) sehingga penyimpangan

yang terjadi menunjukkan bagaimana manajemen memenuhi

komitmen yang telah disetujui. Ini berarti pengakumulasian

data dan pelaporan akuntansi yang berhubungan harus

mengikuti struktur organisasi dan tanggungjawab fungsional

yang bersangkutan.

Sebagairaana telah diijelakkan di atas bahwa

(51)

Manajemen Puncak, (2) Manajemen Menengah, dan (3) Manajemen Tingkat Bawah. Oleh karena itu isi laporan

pertanggungjawaban disesuaikan dengan tingkatannya. Untuk

manajemen tingkat bawah disajikan biaya terkendali menurut

obyek pengeluarannya. Dan untuk manajemen tingkat atas

berisi total biaya pusat biaya yang dibawahnya ditambah

biaya terkendali pusat biayanya sendiri. Jadi laporan

pertanggungjawaban semakin ke atas semakin ringkas dan

berisi pokok-pokoknya saja.

2.1.4. Penyusunan Laporan Untuk Manajemen.

2.1.4.1. Prinsip Dasar Penyusunan Laporan. Agar

informasi yang disampaikan kepada manajemen dapat

terlaksana secara efektif maka informasi yang disampaikan

harus disaring dan diringkas, terutaraa pada hal-hal yang

penting sebagai dasar dari tindakan yang akan dilakukan

oleh manajemen perusahaan. Jika hal ini tidak dilaksanakan

maka perusahaan akan mengalami kerugian atas biaya untuk

mempersiapkan dan raemperoleh data tersebut serta kerugian

karena tidak dapatnya dilakukan tindakan koreksi yang

diperlukan.

(52)

Laporan yang disampaikan kepada manajemen perusahaan

mempunyai dua sifat, yaitu laporan yang sifatnya berulang

dan laporan yang sifatnya khusus. Wilson dan Colford 1 7

menyatakan :

"The repetitive report is one that is issued on a regular schedule. It should be in a consistent format that has been specially developed. Its purpose is well-known to the recipients as is the nature and meaning of the information being presented."

"Special reports are those prepared to identify a specific issue, .... Unlike repetitive reports, the format of a special report is whatever is pertinent to the contents

Secara keseluruhan apa yang telah diuraikan diatas

dapat diagambarkan dalam suatu bagan yang menjelaskan

tentang tahap-tahap dalam penyusunan laporan berikut.

1 ■ James D. Wilson and James P. Colford,

(53)

Bagan Tahap-tahap Penyusunan Laporan

GAMBAR 3 : BAGAN TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN.18

Ibid.. halaman 941

(54)

Pada dasarnya tidak ada standard laporan yang efektif

untuk seluruh jenis organisasi perusahaan, organisasi

perusahaan yang satu akan lebih tepat raenggunakan uraian

yang panjang lebar dalam laporannya tetapi organisasi

perusahaan lain lebih tepat menggunakan laporan yang

singkat.

Laporan yang efektif sebaiknya meliputi lima prinsip

dasar sebagai berikut :^

1. Konsep Pertanggungjawaban Harus Digunakan. Di

dalam merabuat laporan sebaiknya penanggungjawab

dari laporan tersebut harus dicantumkan dengan

jelas. Karena di dalam evaluasi penanggungjawab

dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya

penyimpangan-penyimpangan dan sebaliknya pembaca

laporan (pimpinan) dapat menilai hasil kerja dari

penanggungjawab laporan beserta bawahannya.

2. Prinsip "Exception" Seharusnya Digunakan Sebaik-

baiknya. Semakin besar suatu organisasi

perusahaan, berarti raakin besar dan luas

pengawasan yang harus dilakukan oleh pimpinan.

Makin ke atas jenjang kepemimpinannya', berarti

(55)

makin luas dan besar tanggungjawabnya dan semakin

banyak pula masalah yang harus dipecahkan. Oleh

karena itu sebaiknya laporan-laporan yang dibuat

oleh masing-masing pejabat pimpinan memaka prinsip

"Exception" sebaik-baiknya, laporan yang

disampaikan makin ke atas makin ringkas tetapi

menyangkut masalah yang luas, hanya penyimpangan-

penyimpangan serius saja yang ditonjolkan.

Sedangkan masalah-masalah kecil dan penyimpangan-

penyimpangan yang tak berarti dan bersifat rutin

cukup dievaluasi pada tingkat jabatan menengah ke

bawah.

3. Angka-angka Dalan Laporan Sebaiknya Ada

Pembandingnya. Laporan-laporan yang akan

disampaikan kepada pejabat yang akan mengevaluasi

dan menganalisa laporan sebaiknya disertai data-

data perabanding seperti : standar, anggaran,

pengalaman masa lalu dan sebagainya. Karena tanpa

data perabanding pembaca laporan akan mengevaluasi

dengan interpretasinya sendiri atau dengan data-

‘ data yang secara obyektif dianggap sebagai

pembanding yang sudah obyektif. Hal ini dapat

raenimbulkan salah tafsir atau keliru dalam

m$ngambil keputusan.

(56)

4. Laporan Sebaiknya Makin Ke Tingkat Atas Makin

Berbentuk Ringkasan. Makin tinggi jenjang

kepemimpinan makin banyak yang harus dikerjakan

dan makin luas tanggungjawabnya. Oleh karena itu

makin tinggi jenjang kepemimpinan harus makin

mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam

organisasi perusahaan. Oleh karena adanya

keterbatasan waktu dan kemampuan menerima

informasi yang dimiliki pimpinan maka sebaiknya

laporan makin ke atas makin ringkas tetapi

meliputi masalah yang luas.

5. Laporan Sebaiknya Meliputi Komentar dan Keterangan

Serta Interpretasi Yang Baik Dari Pembuat Laporan.

Laporan yang disertai dengan komentar atau

keterangan dari pembuat laporan sering kali tidak

dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca laporan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk lebih baik dan

lebih mengena pada sasaran, maka laporan yang disusun

sebaiknya memenuhi kriteria-kriteria tambahan sebagai

berikut : ^

a. Tepat pada waktunya. Laporan yang disampaikan

jangan sampai kadaluarsa penyarapaiannya.

(57)

b. Laporan sebaiknya sederhana dan jelas baik data-

data maupun komentar dan keterangannya.

c. Bahasa dalam laporan sebaiknya adalah bahasa yang

mudah dipahami oleh pembaca laporan.

d. Laporan harus menggambarkan hal-hal yang

sebenarnya.

e. Laporan sedapat mungkin disajikan dalam bentuk

yang menarik.

f. Laporan hendaknya disesuaikan dengan tingkat

pejabat yang akan membaca baik masalah bahasa

maupun isi komentarnya.

g. Laporan harus yang bermanfaat untuk disampaikan

dan bukan masalah yang setiap orang sudah pasti

tahu.

h. Biaya pembuatan laporan juga harus dipikirkan

seefisien mungkin.

2.1.4.2. Bentuk-bentuk Laporan Manao’enen

Secara umum laporan-laporan yang ditujukan untuk

pihak manajemen dalam organisasi perusahaan dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Laporan-laporan Perencanaan (Planning Report).

Laporan perencanaan berisi uraian dan penjelasan

serta penyebaran dari rencana perusahaan. Laporan

perencanaan diklasifikasikan ke dalam tiga macam

(58)

laporan berdasarkan jangka waktu perencanaan,

yaitu ; (1) Laporan perencanaan jangka pendek, (2)

Laporan perencanaan jangka menengah, dan (3)

Laporan perencanaan jangka panjang.

2. Laporan-laporan Pengawasan (Control Reports).

Laporan pengawasan berisi data-data yang dapat

digunakan manajemen untuk mengadakan kontrol

pelaksanaan dari perencanaan yang dajabarkan dalam

laporan untuk perencanaan. Laporang pengawasan ini

pada umumnya meraband ingkan antara pelaksanaan

sesungguhnya dengan perencanaannya. Bagi manajemen

laporan pengawasan sangat penting untuk

pengambilan keputusan dan analisa bagi manajemen.

3. Laporan Informasi (Informational Reports). Laporan

informasi adalah laporan yang perlu disampaikan

kepada manajemen berkaitan dengan keadaan yang

telah ada akibat dari pelaksanaan yang telah lalu.

Pada umuranya laporan ini akan digunakan manajemen

untuk menentukan tindakan-tindakan yang perlu

dilakukan untuk masa yang akan datang. Laporan

informasi merupakan hasil pengolahan laporan

(59)

2.1.5. Penilaian Kinerja

2.1.5.1. Pengertian Penilaian Kinerja

Pengertian kinerja menurut Glen A. Welsch :

"... implies a know of what is a good and bad

performance and the measurement of the actual

performance. Farness, relevance, consistency, and p *

reward (Positive and Negative) are implicit.’

Sedangkan menurut W.W. Cooper dan Yuji Ijiri :

"Quantification of effectiveness or efficiency in the operation of enterprise or segment of it during a period time, ncome from continuing operation is an

aproxiraation of such measurement for both

effectiveness and efficiency in external financial reporting, .... " ^

Dari keterangan diatas maka penilaiian kinerja adalah

menyatakan secara kuantitatif, efektivitas dan efisiensi

suatu unit usaha atau perusahaan da dalam pelaksanaan

operasionalnya selama periode tertentu. Pendekatan uang

penilaian ini adalah laba yang diperoleh selama

operasional perusahaan.

Glen. A. Welsch. Budgeting : Profit .Planning__ and Control. Fourth Edition, Prentce Hall, 1973, hal. 102

22- W.W. Cooper and Yuji Ijiri (Editor), Kotler.ls

Di nt.i nnarv For Accounting. Sixth Edition, Prentice Hall, 1973, hal. 378

(60)

Informasi laba diperoleh dari laporan keuangan yang

disajikan oleh manajemen kepada pihak-pihak ekstern

perusahaan. Karena laporan keuangan merupakan suatu hal

yang penting dalam penilaian kinerja manajemen dan

perusahaan secara keseluruhan, maka laporan keuangan

hendaknya menyajikan informasi yang benar-benar dapat

mendukung atas penilaian kinerja yang dilakukan.

Laba yang maksimura dapat dicapai dengan kerja anggota

organisasi. (Jntuk dapat raendorong agar tujuan perusahaan

dapat tercapai, diperlukan pengukuran pelaksanaan kegiatan

anggota-anggota organisasi. Pengukuran dilakukan sesuai

dengan beban tugas yang diterima oleh masing-masing pusat

pertanggungjawaban. Sedangkan beban tugas masing-masing

pusat pertanggungjawaban ditentukan . sesuai dengan

pengakuan yang diberikan kepadanya.

Penilaian kinerja tidak dapat ditentukan secara

sembarangan, karena harus ditentukan dengan mengacu pada

tujuan perusahaan dan kepada kebijaksanaan perusahaan.

Karena dalam pengukuran penilaian kinerja harus mel'ibatkan

bagian. yang akan diukur kinerjanya, baik secara langsung

(61)

Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja

menurut Anthony, Dearden, Bedford adalah : ^3

a. Tingkat keluasan kebijaksanaan yang dapat

dilakukan manajer. Tingkat keluasan kebijaksanaan ini

tergantung pada dua hal, yaitu :

(1) Sifat Pekerjaan. Makin rumit pekerjaan, makin

luas kebijaksanaan yang diperlukan untuk

mengelolanya secara efektif.

(2) Tingkat Pendelegasian. Makin besar tingkat

pendelegasian, makin luas kebijaksanaan yang

dapat dijalankan manajer. Makin luas

kebijaksanaan yang dapat dilaksanakan oleh

manajer akan makin sukar menetapkan tujuan yang

spesif ik.

b. Tingkat sejauhmana variabel prestasi kritis dapat

dikendalikan. Makin besar tingkat pengendalian yang

dapat dilakukan oleh manajer atas variabel prestasi

kritis, makin mudah untuk mengembangkan sistem

pengendalian yang efektif.

Anthony, Dearden, Bedford,

Gambar

GAMBAR 1.
GAMBAR 1 : STRUKTUR AKTIVITAS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
GAMBAR 3 : BAGAN TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN.18

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks pembelajaran e-learning pelajar yang tidak memiliki motivasi yang tinggi akan cenderung gagal dalam mengenyam pendidikan berbasis e-learning .Dilihat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara simultan kondisi jasmani, psikologis, kelelahan, keluarga, tempat, masyarakat dan

Dalam tulisan ini diganakan batasan umur 55 tahun ke atas sesuai dengan batasan umur pensiun bagi pegawai negeri dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1965 yang menyatakan

ADE YUNITA : Keanekaragaman Anggrek di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Kabupaten Karo Sumatera Utara, di bawah bimbingan BUDI UTOMO dan YUNASFI.. Anggrek

[r]

Tuhan segala makhluk, atas limpahan rahmat dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan dengan judul “ Aktivitas Antibakteri Moluska Siput Laut

Jadi, aplikasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana pembelajaran dokter kecil untuk siswa SD serta dapat digunakan sebagai metode pendekatan yang baru bagi guru ataupun