Nabi Daud dan Perubahan Sosial
Sebelum Daud menjadi Raja ke dua bangsa Israel, Ia memiliki cukup banyak
pengalaman pribadi bersama dengan Tuhan. Dari Ia menjaga domba sebanyak dua atau tiga ekor, yang nantinya menginspirasi menuliskan Mazmur dengan judul “Tuhan adalah Gembalaku” sampai kepahlawanannya yang sangat terkenal ketika Ia berhasil mengalahkan raskasa Goliat.
Diantara semua pengalaman itu, yang menarik ialah pada saat Daud dikejar oleh bapak mertuanya sendiri yaitu raja pertama Israel Saul. Pengejarannya ini disebabkan oleh karena ada iri dan benci dari Raja Saul kepada Daud pada waktu mereka pulang dari medan perang. Saat wanita-wanita Israel bersaut-sautan menyambut kedatangan mereka, kepada Saul mereka berseru: “Saul mengalahkan beribu-ribu”, sementara kepada Daud, mereka berseru: “Daud mengalahkan berlaksa-laksa”
Meskipun hidup Daud terus dikejar-kejar, Daud tidak memiliki kebencian sama sekali dengan orang yang telah diurapi Tuhan. Sekalipun Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, tetapi Daud tidak melakukannya, karena Daud mengerti bahwa semuanya sedang diijinkan Tuhan, agar Daud terus bergantung kepada Tuhan.
Dalam pelariannya Daud sampai ke suatu tempat yang bernama Gua Adulam. Di Gua Adulam Daud bertemu dengan orang-orang yang sedang dalam kesulitan dan masalah.
Dijelaskan dalam Alkitab, “berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran,
setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang” (1 Samuel 22:1)
Empat ratus orang yang ikut Daud bukanlah jumlah yang sedikit, namun Daud mampu menampung mereka serta menguatkan mereka, sehingga mereka menjadi pengikut Daud yang setia. Perubahan ini tentunya tidak berlangsung begitu saja. Tentunya Daud memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menjadi pimpinan kelompok yang sedang bermasalah ini. Diperlukan mental yang kuat serta terlatih untuk dapat memimpin berbagai macam karakter yang dipunyai oleh kelompok Daud yang tinggal di Gua Adulam.
Kehidupan rohani Daud dengan Tuhan lah yang membuat Daud mampu menjadi pemimpin bagi kelompok yang tinggal di Gua Adulam. Hubungan Daud dengan Tuhan menjadikan Daud kuat dalam menghadapi setiap kehidupan yang ia lalui. Meskipun Daud mungkin belum pernah melihat Tuhan secara langsung, tetapi Daud punya iman/keyakinan bahwa Tuhan selalu berserta dengan Dia. Dalam Mazmurnya, “Sekalipun aku dalam lembah kegelapan aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku”. Daud selalu yakin kalau Allah selalu menyertai dia kemanapun ia pergi.
Pengalaman demi pengalaman pribadi Daud bersama dengan Tuhan membuat
Di bawah kepemimpinan Daud, orang-orang yang bermasalah yang ikut Daud pada waktu di Gua Adulam lambat laun akhirnya juga mengalami perubahan hidup. Daud
mengembalikan kembali citra diri orang-orang yang sedang bermasalah ini dengan mengembalikan hubungan mereka kepada Tuhan. Perjumpaan dengan Tuhan yang pernah dialami oleh Daud akhirnya juga dialami oleh kelompok yang sedang bermasalah ini. Hingga akhirnya mereka menjadi pengikut Daud yang setia pada saat Daud menjadi Raja atas seluruh Israel.