IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA BAHASA IKLAN PRODUK
(Studi Kasus di Radio Idola Fm)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia
Oleh:
MANIK PRIYO PRABOWO NIM A2A606006
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO
2
PERNYATAAN
Denganini, sayamenyatakanbahwadalamskripsiinitidakterdapatkarya yang pernahdiajukanuntukmemperolehgelarkesarjanaan di suatuperguruantinggi,dansepanjangpengetahuansayajugatidakterdapatkaryaataupe ndapat yang pernahditulisatauditerbitkanoleh orang lain, kecuali yang secaratertulisdiacudalamnaskahdandisebutkandalamdaftarpustaka.
Apabilaternyatadikemudianhariterbuktiadaketidakbenarandalampernyataa nsaya di atas, makasayaakanbertanggungjawabsepenuhnya.
3
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KepadaTuhan Allah sayapercaya
Yang
terpentingdarikehidupanbukanlahkemenangannamunbagaimanabertandingdengan baik
( Baron Pierre De Coubertin )
Kita ada di sinibukanuntuksalingbersaing, kitaada di siniuntuksalingmelengkapi ( BillMccartney )
Janganpernahmenolehkebelakang, yakindanjalanimakaakanadajalan!
TerlantunselaluucapansyukurkukepadaTuhanYesusuntukpenyertaan-Nya, sehinggaskripsiinidapatkupersembahkankepada:
Keduaorangtuaku yang tercinta Keluargaku yang tersayang Natal Bersamaiaharapanmasadepan
4
HALAMAN PENGESAHAN
Diterimadandisahkanoleh
PanitiaUjianSkripsi Program Strata - I
JurusanSastra Indonesia FakultasIlmuBudaya UniversitasDiponegoro Semarang
Padahari : Tanggal :
PanitiaUjianSkripsiFakultasIlmuBudaya UniversitasDiponegoro Semarang
Ketua,
Dra. Sri PujiAstuti, M.Pd. Anggota I,
Drs. M. Hermintoyo, M.Pd. Anggota II,
5
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui oleh: Pembimbing I
6
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas segala rahmat
karunia-Nya serta kerja keras penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Implikatur Percakapan Pada Bahasa Iklan Produk (Studi
Kasus di Radio Idola Fm)”.Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 Jurusan Sastra Indonesia
Universitas Diponegoro.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, pengarahan, saran, dorongan, serta
fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro Semarang;
2. Drs. Suharyo, M. Hum., selaku ketua Jurusan Sastra Indonesia Universitas
Diponegoro Semarang yang telah memberikan pengarahan dan kelancaran
bagi penulis;
3. Drs. Sri Puji Astuti, M. Pd., selaku dosen wali yang telah memberikan
semangat selama penulis belajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro Semarang;
4. Drs. M. Hermintoyo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, semangat serta nasihat yang sangat
7
5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang
yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat;
6. Seluruh staf perpustakaan dan administrasi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro Semarang yang telah membantu kelancaran
selama kuliah;
7. Seluruh staff di manajemen Radio Idola Fm Semarang yang membantu
kelancaran dalam pengambilan data;
8. Ayah dan ibu serta seluruh keluargaku tercinta atas doa dan dukungannya
dalam penyusunan skripsi ini;
9. Sahabatku dan sekaligus saudara ku yang tak terdeteksi kuantitasnyayang
telah memberi semangat dan dukungan;
10.Teman-teman Sastra Indonesia 2006 yang memberikan kenangan
kebersamaan selama perkuliahan.
Akhirnya penulis memanjatkan doa semoga Tuhan membalas budi baik
mereka dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penelitian dan
pengembangan bahasa.
Semarang,
8
9
7. Entailmen ... 21
8. Implikatur ... 22
a. Jenis Implikatur ... 25
9. Iklan ... 26
a. Pengertian Iklan ... 26
b. Bahasa Iklan ... 27
BAB IIIJENIS IMPLIKATUR IKLAN PRODUK RADIO IDOLA FM A. Bentuk Tuturan Implikatur pada Iklan Radio ... 31
1. Direktif ... 31
2. Deklaratif ... 42
B. Faktor yang Menyebabkan Adanya Pemakaian Implikatur pada Bahasa Iklan Produk di Radio IDOLA FM ... 46
1. Faktor Ekonomi ... 46
2. Faktor Kebutuhan Masyarakat ... 49
3. Faktor Efektivitas Produk ... 50
BAB IVPENUTUP A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 57
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
DAFTAR SINGKATAN
BIO : Biocel BOD : Bodrex
CR : Cappucino Ratu FM : Frekuensi Modulation K : Kosmetik
KON : Konidin
LS : Lifebuoy Shampo MA : Marina
MK : Minuman Kemasan NEO : Neo Entrostop OB : Obat
PAR : Paramex
PRSNI : Persatuan Radio Swasta Nasional Indonesia RPM : Radio Pancabayu Madugondo
S : Shampo SM : Sepeda Motor
SS2 : Suzuki Shogun dan Suzuki Smash SSP : Suzuki Spin
TR : Teh Ratu
12 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bentuk tuturan yang mengandung implikatur percakapan pada bahasa iklan produk di radio IdolaFM, mendeskripsikan implikatur yang terjadi pada bahasa iklan produk di radio Idola FM, dan mengetahui faktor yang mengakibatkan adanya pemakaian implikatur percakapan yang terdapat pada bahasa iklan produk di radio Idola FM.
Penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif kualitatif. Pelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2011 dengan merekam iklan produk di radio Idola FM. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik rekam dan teknik catat. Teknik rekam dilakukan dengan menggunakan tape recorder sebagai alatnya untuk merekam iklan produk berbahasa Indonesia di radio Idola FM.
Teknik catat dilakukan untuk mengklasifikasikan data yang telah terkumpul. Tuturan yang mengandung implikatur percakapan dalam iklan produk di radio Idola FM terdiri dari dua bentuk tuturan yaitu berbentuk direktif sejumlah 8 tuturan dan tuturan berbentuk deklaratif sejumlah lima tuturan. Implikasi yang muncul pada percakapan iklan produk di radio Idola FM pada umumnya mengarah pada kesepahaman dan keterusterangan antara penutur dan mitra tutur.
Faktor yang menyebabkan adanya pemakaian implikatur dalam iklan produk di radio Idola FM adalah faktor ekonomi, faktor kebutuhan masyarakat, dan faktor efektivitas produk.
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah system lambang yang arbiter yang dipergunakan oleh suatu
masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Krida
laksana, 2001:21). Bahasa mempunyai fungsi yang penting bagi manusia terutama
fungsi komunikatif. Dalam kehidupan sehari-harinya, manusia selalu
menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dengan berkomunikasi manusia dapat memenuhi keinginannya sebagai
makhluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan
pendapatnya serta bekerjasama.
Menurut Nababan (1991:1) bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas
manusiawi yang membedakan dari makhluk-makhluk lain. Ilmu yang
mempelajarihakikatdanciri-ciribahasadisebutlinguistik.Linguistiklah yang
mengkajiunsur-unsurbahasasertahubungan-hubunganunsur-unsuritudalammemenuhifungsinyasebagaialathubunganantarmanusia.Padafungsiin
i, bahasadigunakanuntukmenyampaikanapa yang
adapadapikiranpenuturkepadalawantutur. Dalampenyampaianisipikiran,
terjadiperistiwapemindahaninformasi.Manusiadalamkehidupanmemerlukankomun
ikasidengansesamanya.Manusiatidaklepasdaribahasakarenabahasamerupakanalat
yang dipakainyauntukmembentuksuatuinteraksisosial.
Kegiatankomunikasitidakhanyamelibatkanseorangpartisipan,
tetapijugamelibatkanpartisipan-partisipan yang lain. Agar
14
partisipansalingmemahamimaksudtuturanlawanbicaranya,
olehsebabituharusmempunyaikerjasama yang baik.Kerjasama yang
dimaksudberupakesamaanlatarbelakangpengetahuanparapartisipan.
Apabilapartisipandalamperistiwatuturtersebuttidakmemahamimaksudtuturanlawan
bicaranya, akandapatmenimbulkaninterpretasi yang menyimpangdanpesan yang
disampaikanolehpenuturtidakdapatditerimadenganbaik.
Grice (dalamWijana, 1996:37) mengemukakanbahwa
“suatututurandapatmengimplikasikanproposisi yang
bukanmerupakanbagiandarituturan yang bersangkutan”.Proposisi yang
diimplikasikanitudisebutsebagaiimplikatur.Implikaturberasaldari kata
kerjabahasaInggrisimplicate yang secaraetimologisberarti
“mengemukakansesuatudenganbentuk lain”. Perbedaanantaratuturandanpesan
(implikasi) yang
ingindisampaikanolehpenuturkadang-kadangmenyulitkanpenuturuntukmemahaminya.Padaumumnyaantarapenuturdanla
wantuturtelahmempunyaipemahaman yang samatentangapa yang
dipertuturkantersebutsehinggapercakapandapatberjalandanpesanatauinformasi pun
tersampaikandenganbaik.
Untukmenginterpretasikanpesanataumaknatambahandarituturan yang
berimplikaturtersebutadabeberapaprinsipkerjasama yang harusdipahami.
SementaraNababan, 1987: 31 berpendapatbahwaadaseperangkatasumsi
yang melingkupidanmengaturkegiatanpercakapansebagaisuatutindakanberbahasa.
Menurutanalisisnya, perangkatasumsi yang memandutindakan orang
15
menurut Grice terdiridari 4 aturanpercakapan(maxims of conversation) yang
mendasardandipandangsebagaidasar-dasarumum(general principles) yang
mendasarikerjasamapenggunaanbahasa yang efisien yang
secarakeseluruhandisebutdasarkerjasamaatauprinsip-prinsipkerjasama.
Salah
satupemakaianbahasadalamkehidupandapatditemukandalamberbagaikegiatankehi
dupan, salahsatunyadalamperdagangankhususnyapenawaranbarang yang
seringdisebutiklan.Iklanmerupakankomunikasitidaklangsungmelalui media,
biasanyakalimat-kalimatdalamiklantersusunrapiataubahkanberupawacanauntukmenarikkonsumen.I
klansebagaialatkomunikasiataupenghubungantaraprodusendankonsumendalamme
nawarkanbarangataujasa yang dirasakanlebihefisien.Bahasadalamiklan yang
berupaimplikaturdibuatmenariktanpamelupakankaidahkebahasaan yang
ada.Implikaturdapatdipelajaridalamkajianbidangpragmatik.
Kajianpragmatiktentangimplikaturberkaitaneratdenganbahasalisan.Bahasal
isandipakaidalammembuatiklan yang ditayangkan di televisiataupun di radio yang
berupatuturanbahasa.Radio IDOLA 92,6FM inimenyajikaniklandengankonsepsi
yang dimintaolehperusahaan yang hendakberiklan. Denganmemilihkonsepiklan
yang diinginkan,
semuaperusahaandapatmemasangiklanmelaluikonsepaslidariperusahaanmaupunko
nsepsesuaidenganpermintaanperusahaan yang
16 B. RumusanMasalah
Dari uraian di atasdapatdirumuskanbahwa yang
menjadipermasalahandalampenelitianiniadalah
1. Bagaimanabentuktuturan yang
mengandungimplikaturpercakapanpadabahasaiklanproduk di radio IDOLA
92.60 FM?
2. Bagaimanaimplikatur yang terjadipadabahasaiklanproduk di radio IDOLA
92.60 FM?
3. Apasajafaktor yang mengakibatkanadanyapemakaianimplikaturpercakapan
yang terdapatpadabahasaiklanproduk di radio IDOLA 92.60 FM ?
C. TujuanPenelitian
Berdasarkanlatarbelakangmasalahdanperumusanmasalah di atas,
makapenelitianinimempunyaitigatujuan yang hendakdicapai.
1. Mengidentifikasibentuktuturan yang
mengandungimplikaturpercakapanpadabahasaiklanproduk di radio IDOLA
92.60 FM.
2. Mendeskripsikanimplikatur yang terjadipadabahasaiklanproduk di radio
IDOLA 92.60 FM.
3. Menjelaskanfaktor yang
mengakibatkanadanyapemakaianimplikaturpercakapan yang
17 D. ManfaatPenelitian
Penelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatsebagaiberikut:
1. ManfaatTeoritis
Penelitianinidiharapkandapatmemberikanmasukan (sumbanganpikiran)
danmemperkayailmupengetahuankhususnyadalamstudibahasa Indonesia terutama
yang menyangkuttentangilmupragmatik,
dalamhalinimenyangkutimplikaturpercakapandalamiklanproduk di radio.
2. ManfaatPraktis
Penelitianinidiharapkandapatmembantupenelitilain di
dalamusahanyauntukmemperkayawawasanilmupragmatikdanmengetahuihal-hal
yang terungkapdalamimplikaturpercakapan,
khususnyaimplikaturpercakapandalamiklanproduk di radio.
E. RuangLingkupPenelitian
Ruanglingkuppenelitianadalahpenggunaanbahasaiklan di perusahaan
Radio terutamalebihdipusatkanpada Radio
Idola.Hanyasajajikamembutuhkanperbandingandanpenyamaaniklan yang
digunakan, penulisjugaakanmerekamiklandari radio lain yang
menerimajasaperiklananyanprodukiklannyasama.
F. MetodePenelitian
18
Dalampenelitianinipenelitimenggunakanmetoderekamdancatatuntukmemp
eroleh data.Metoderekamadalahmetode yang dilakukandenganperekaman yang
menggunakan tape recorder tertentusebagaialatnya.Metodecatatadalahmetode
yang dilakukanpencatatanpadakartu data yang segeradilanjutkandenganklasifikasi
(Sudaryanto,1993:135)
Dalampenelitsianini, pertama-tama
penelitimerekamiklan-iklanprodukberbahasa Indonesia di radio IdolaFM. Setelahdiadakanperekaman,
mendengarkantuturan-tuturantersebutdanpentranskripsiandalamkartu
data.Tujuanpentranskripsianiniadalah agar penelitimudahmengamati data-data
yang nantinyaakandianalisis.
2. MetodeAnalisis Data
Setelah data diklasifikasikan,
laludianalisisdenganmetodepadan.MenurutSudaryanto (1993:13-14),
metodepadanmerupakananalisis data yang memilikialatpenentu di
luarbahasaatauterlepas, dantidakmenjadibagiandaribahasa yang
bersangkutan.Sedangkanmetode yang
digunakanadalahmetodereferensialdanmetodeprakmatis.Metodereferensialdigunak
anuntukmendeskripsikanimplikatur, dantindaktuturyang
dapatdikembangkan.Sedangkanmetodepragmatisdigunakanuntukmenjelaskanimpl
19 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai implikatur percakapan sudah banyak dilakukan diantaranya
dapat dipaparkan yaitu skripsi Chotamul Hidayah berjudul “Implikatur
Percakapan dalam Pembelajaran di SD Plus Al Firdaus Surakarta (Kajian
Pragmatik)” (2011). Hasil penelitiannya adalah (1) tuturan yang mengandung
implikatur pada pembelajaran di SD PlusAl Firdaus Surakarta berjenis tindak
tutur asertif, direktif, komisif, maupun ekspresif. Tindak tutur direktif merupakan
tindak tutur yang banyak ditemukan, (2) dalam penerapan prinsip kerjasama
(PKS) dan prinsip kesopanan pada implikatur percakapan dalam pembelajaran di
SD Plus Al Firdaus Surakarta terjadi pelanggaran terhadap maksim kuantitas,
kualitas, relevansi, maupun cara.
Pelanggaran terhadap maksim-maksim kerjasama tersebut sebagian besar
diciptakan untuk menerapkan maksim-maksim prinsip kesopanan, (3) implikatur
percakapan dalam pembelajaran di SD Plus Al Firdaus Surakarta memiliki fungsi
kompetitif (competitive), menyenangkan (convivial), bekerjasama (collaborative),
dan bertentangan (conflictive). Dari keempat fungsi tersebut, fungsi kompetitif
paling banyak ditemukan.
Skripsi Anwar dengan judul “Analisis Penggunaan Implikatur Percakapan
Antara Resepsionis dan Tamu Check In di Guest House Paradiso Surakarta”
(2002). Hasil penelitiannya yaitu (1) Implikatur yang tercipta berbeda antara
20
tuturan yang satu dengan yang lain. Hal itu disebabkan adanya fakta berbeda yang
terjadi di setiap percakapan, (2) semua percakapan yang dibahas dalam analisis
mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan teori prinsip kerjasama
Grice.Dalam percakapan tersebut memang maksim-maksim kerjasama Grice
bersifat mengambang sehingga kerjasamanya bersifat kasat mata.Namun
demikian, para resepsionis telah mampu menggunakannya dan memposisikannya
secara benar.
Tesis Haryanti berjudul “Implikatur Percakapan dalam Prosa Fiksi Bahasa
Inggris (Suatu Kajian Pragmatik)”. Hasil penelitiannya yaitu (1) sebagian besar
bentuk tindak tutur bermuatan implikatur yang diperoleh dari penelitiannya
menggunakan kalimat deklaratif dan termasuk bentuk asertif, (2) jenis tindak tutur
bermuatan tindak tutur bermuatan implikatur dikelompokkan ke dalam tujuh belas
macam, antara lain menyatakan fakta, mengandaikan, bertentangan dengan fakta,
berjanji, memuji, memberi saran, menyuruh, mengajak, bertanya, menduga,
menolak, mengeluh, mengancam, meragukan, bergurau, minta izin, dan marah,
(3) tindak tutur bermuatan implikatur dari data yang diperoleh menerapkan
maksim-maksim prinsip kerjasama Grice. Selain itu tindak tutur tersebut juga
melanggar prinsip kerjasama, (4) terdapat tiga belas penyebab tindak tutur
bermuatan implikatur digunakan dalam percakapan bahasa Inggris, antara lain:
agar tidak menyinggung perasaan orang lain, untuk meyakinkan mitra tutur,
penutur malu menyatakan secara langsung, penutur tidak percaya dengan tuturan
mitra tutur, untuk menyatakan isi hati, untuk menyembunyikan ketidaktahuan,
21
jawab, untuk mengungkapkan kemarahan, untuk menutupi kekecewaan, untuk
menyatakan kesungguhan, penutur tidak berani menyatakan secara langsung.
Laporan penelitian inovatif mahasiswa propinsi Jawa Tengah oleh Hidayah,
Anna Uswatun Khasanah, dan Farida Kumara Dewi yang berjudul “Analisis
Implikatur Percakapan dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Annur Gemolong Sragen” (2005) berkesimpulan (1) Implikatur
percakapan yang sering terjadi dalam pembelajaran di SDIT Annur Gemolong
Sragen dalam bentuk kalimat khususnya kalimat tanya, (2) sebagian besar dari
implikatur percakapan yang terjadi di SDIT Annur Gemolong Sragen bermaksud
memperluas tuturan, (3) terjadi pelanggaran maksim kerjasama Grice pada ujaran
yang mengandung implikatur yang dianalisis. Terdapat beberapa kalimat yang
melanggar lebih dari satu maksim.
Skripsi Lestari yang berjudul “Implikatur Percakapan dalam Novel
Burung-Burung Manyar Karya Y.B Mangun Wijaya” (2005) berkesimpulan (1) Implikatur
percakapan dalam novel Burung-Burung Manyar menggunakan beberapa macam
tuturan. Tuturan yang paling banyak digunakan adalah tuturan tidak langsung, (2)
ditemukan 14 fungsi tindak tutur yang digunakan dalam novel Burung-Burung
Manyar, yaitu fungsi untuk menyarankan, fungsi untuk menyatakan, fungsi untuk
menjelaskan, fungsi untuk menolak, fungsi untuk meminta, fungsi untuk
memerintah, fungsi untuk memberikan nasehat, fungsi untuk bertanya, fungsi
untuk menjanjikan, fungsi untuk menawarkan, fungsi untuk memuji, fungsi untuk
mengecam, fungsi untuk marah, dan fungsi untuk bergurau. Fungsi yang paling
22
maksim kerjasama paling banyak ditemukan adalah penyimpangan terhadap
maksim kuantitas.
B. Kerangka Teori
Beberapa teori yang mengandung dalam penelitian ini, diharapkan
memberikan masukan terhadap pembahasan yang ada dalam penelitian.
1. Definisi Pragmatik
Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule
(1996: 3), misalnya, menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang
mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut
konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan,
mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara;
dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang
membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.
Thomas (1995: 2) menyebut dua kecenderungan dalam pragmatik terbagi
menjadi dua bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang sosial,
menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker meaning); dan
kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif, menghubungkan pragmatik
dengan interpretasi ujaran (utterance interpretation). Selanjutnya Thomas (1995:
22), dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang
melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran
(fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah
ujaran ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna
23
Leech (1983: 6 (dalam Gunarwan 2004: 2)) melihat pragmatik sebagai bidang
kajian dalam linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik. Keterkaitan ini
ia sebut semantisisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari semantik;
pragmatisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik; dan
komplementarisme, atau melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang
saling melengkapi.
2. Teori Tindak-Tutur
Melalui bukunya, How to Do Things with Words, Austin dapat dianggap
sebagai pemicu minat yang paling utama dalam kajian pragmatik. Sebab, seperti
diungkap oleh Marmaridou (2000: 1 (dalam Gunarwan 2004: 8)), sejak itu bidang
kajian ini telah berkembang jauh, sehingga kita dapat melihat sejumlah
kecenderungan dalam pragmatik, yaitu pragmatik filosofis (Austin, Searle, dan
Grice), pragmatik neo-Gricean (Cole), pragmatik kognitif (Sperber dan Wilson),
dan pragmatik interaktif (Thomas).
Austin, seperti dikutip oleh Thomas (1995: 29-30), bermaksud menyanggah
pendapat filosof positivisme logis, seperti Russel dan Moore, yang berpendapat
bahwa bahasa yang digunakan sehari-hari penuh kontradiksi dan ketaksaan, dan
bahwa pernyataan hanya benar jika bersifat analitis atau jika dapat diverifikasi
secara empiris.Contoh.
(1) Ada enam kata dalam kalimat ini
(2) Presiden RI adalah Soesilo Bambang Yoedoyono
Dari contoh di atas, dapat dipahami bahwa para filosof yang dikritik Austin ini
24
sesuai contoh di atas, kalimat (1) benar secara analitis dan kalimat (2) benar
karena sesuai dengan kenyataan. Persyaratan kebenaran ini kemudian diadopsi
oleh linguistik sebagai truth conditional semantics (Thomas 1995: 30).
Austin (dalam Thomas 1995: 31) berpendapat bahwa salah satu cara untuk
membuat pembedaan yang baik bukanlah menurut kadar benar atau salahnya,
melainkan melalui bagaimana bahasa dipakai sehari-hari. Melalui hipotesis
performatifnya, yang menjadi landasan teori tindak-tutur (speech-act), Austin
berpendapat bahwa dengan berbahasa kita tidak hanya mengatakan sesuatu (to
make statements), melainkan juga melakukan sesuatu (perform actions). Ujaran
yang bertujuan mendeskripsikan sesuatu disebut konstatif dan ujaran yang
bertujuan melakukan sesuatu disebut performatif.Yang pertama tunduk pada
persyaratan kebenaran (truth condition) dan yang kedua tunduk pada persyaratan
kesahihan (felicity condition) (Gunarwan 2004: 8).Contoh.
(3) Dengan ini, saya nikahkan kalian (performatif)
(4) Rumah Joni terbakar (konstatif)
Selanjutnya Austin, seperti juga ditekankan lebih lanjut oleh Searle (dalam
Gunarwan 2004: 9), memasukkan ujaran konstatif, karena memiliki struktur
dalam yang mengandungi makna performatif, sebagai bagian dari performatif
(Austin 1962: 52 dan Thomas 1995: 49). Dalam contoh (4), struktur dalam ujaran
tersebut dapat saja berbunyi Saya katakan bahwa rumah Joni terbakar.
Tindakan yang dihasilkan dengan ujaran ini mengandung tiga tindakan lain
yang berhubungan, yaitu lokusi (locutionary act), ilokusi (illocutionary act), dan
25
dengan produksi ujaran yang bermakna, tindak ilokusioner terutama berkaitan
dengan intensi atau maksud pembicara, dan tindak perlokusioner berkaitan dengan
efek pemahaman pendengar terhadap maksud pembicara yang terwujud dalam
tindakan (Thomas 1995: 49).Tindak-tutur, seperti dikembangkan lebih jauh oleh
Searle (dalam Gunarwan 2004: 9), dapat berupa tindak-tutur langsung (direct
speech-act) dan tindak-tutur tidak langsung (indirect speech-act). Dalam direct
speeh-act terdapat hubungan langsung antara struktur kalimat dengan fungsinya,
sedangkan dalam indirect speech-act hubungannya tidak langsung atau
menggunakan (bentuk) tindak-tutur lain (Gunarwan 2004: 9; dan Yule 1996:
54-55).
Selain itu, Searle juga menyebut lima jenis fungsi tindak-tutur, yaitu asertif
(assertive), direktif (directive), komisif (comissive), ekspresif (expressive), dan
deklarasi (declaration) (Littlejohn 2002: 80; dan Yule 1996: 53-54). Asertif atau
representatif merupakan tindak-tutur yang menyatakan tentang sesuatu yang
dipercayai pembicaranya benar; direktif merupakan tindak-tutur yang
menghendaki pendengarnya melakukan sesuatu; komisif merupakan tindak-tutur
yang digunakan pembicaranya untuk menyatakan sesuatu yang akan
dilakukannya; ekspresif merupakan tindak-tutur yang menyatakan perasaan
pembicaranya; dan deklarasi merupakan tindak-tutur yang mengubah status
sesuatu.
3. Prinsip Kerja Sama (Cooperative Principle)
Grice mengemukakan bahwa percakapan yang terjadi di dalam anggota
26
sama(cooperative principle) (Yule 1996: 36-37 dan Thomas 1995: 61). Kerja
sama yang terjalin dalam komunikasi ini terwujud dalam empat bidal (maxim),
yaitu (1) bidal kuantitas (quantity maxim), memberi informasi sesuai yang
diminta; (2) bidal kualitas (quality maxim), menyatakan hanya yang menurut kita
benar atau cukup bukti kebenarannya; (3) bidal relasi (relation maxim), memberi
sumbangan informasi yang relevan; dan (4) bidal cara (manner maxim),
menghindari ketidakjelasan pengungkapan, menghindari ketaksaan,
mengungkapkan secara singkat, mengungkapkan secara beraturan (Gunarwan
2004: 11 dan Thomas 1995: 63-64).
Berkaitan dengan prinsip kerja sama Grice di atas, pada kenyataannya, dalam
komunikasi kadang kita tidak mematuhi prinsip tersebut. Hal ini, seperti diungkap
oleh Gunarwan (2004: 12-14), didasarkan atas beberapa alasan, misalnya untuk
memberikan informasi secara tersirat (implicature) dan menjaga muka lawan
bicara (politeness).
4. Jenis Tuturan
Tuturan adalah tindak tutur yang dilakukan seorang penutur terhadap mitra
tutur. Macam-macam tuturan: Lokusi: Tindak tutur yang bertujuan
menginformasikan sesuatu (sebagai tindak tutur imperatif yang merupakan
pernyataan makna dasar dari konstruksi imperatif. Contoh: “Ibu memasak di
dapur” Informasi indeksal: seorang anak memberitahu sesuatu yang sedang
dikerjakan oleh ibunya kepada ayahnya, ketika ayahnya menanyakan keberadaan
ibunya. Ilokusi: Tindak tutur yang bertujuan menginformasikan sesuatu dan
27
sudah dekat.”. Informasi indeksal: seorang ayah secara tidak langsung meminta
agar anaknya untuk belajar karena ujian sudah dekat.
Perlokusi: Tindak tutur yang bertujuan mempengaruhi lawan tutur, sehingga
menimbulkan dampak bagi mitra tutur. Contoh: “Ardi, matikan radio itu!
Cepat!”Tuturan seorang kakak yang merasa terganggu dengan ulah adiknya yang
mengeraskan radionya, karena dia lagi belajar. Dampak bagi mitra tutur, dia akan
segera mematikan radionya. Tuturan performatif adalah tuturan yang digunakan
ketika sedang melakukan sesuatu.Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat
konteks Leech (1983) mengungkapakan bahwa Pragmatics Studies Meaning In
Relation To Speech Situation. Leech (1983) mengemukakan sebuah aspek yang
senantiasa harus dipertimbangkan dalam rangka studi pragmatik.
5. Aspek-aspek Tutur
Leech (1993:19) dalam bukunya menjelaskan bahwa aspek situasi tutur
dengan limabagian, yaitu:
a. Penutur dan Lawan Tutur
Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan fungsi
pragmatis tertentu di dalam peristiwa komunikasi.Sementara itu, mitra tutur
adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur di dalam pentuturan.
Di dalam peristiwa tutur peran penutur dan mitra tutur dilakukan secara silih
berganti, yang semula berperan penutur pada tahap tutur berikutnya dapat
28
komponen penutur dan mitra tutur antara lain usia, latar belakang sosial, ekonomi,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat keakraban, dan sebagainya.
b. Konteks Tuturan
Istilah konteks didefinisikan oleh Mey (dalam Nadar, 2009:3) sebagai situasi
lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta pertuturan untuk dapat
berinteraksi dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami.Di dalam tata
bahasa, konteks tuturan mencakup semua aspek fisik atau latar sosial yang relevan
dengan tuturan yang diekspresikan.Konteks yang bersifat fisik, yaitu fisik tuturan
dengan tuturan lain, biasa disebut ko-teks.Sementara itu, konteks latar sosial lazim
dinamakan konteks.Di dalam pragmatik konteks itu berarti semua latar belakang
pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tuturnya.Konteks ini
berperan membantu mitra tutur di dalam menafsirkan maksud yang ingin
dinyatakan oleh penutur.
c. Tindak Tutur sebagai Bentuk Tindakan
Tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas adalah bahwa tindak tutur
itu merupakan tindakan juga.Jika tata bahasa menangani unsur-unsur kebahasaan
yang abstrak, seperti kalimat dalam studi sintaksis, proposisi dalam studi
semantik, dan sebagainya, pragmatik berhubungan tindak verbal yang lebih
konkret yang terjadi dalam situasi tertentu.Tindak tutur sebagai suatu tindakan
tidak ubahnya sebagai tindakan mencubit.Hanya saja, bagian tubuh yang berperan
berbeda.Pada tindakan mencubit tanganlah yang berperan, sedangkan pada
29 d. Tujuan Tuturan
Tujuan tuturan adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan
tindakan bertutur. Komponen ini menjadikan hal yang melatarbelakangi tuturan
karena semua tuturan memiliki suatu tujuan. Dalam hal ini bentuk tuturan yang
bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau
sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan tuturan yang sama.
Bentuk-bentuk tuturan Pagi, selamat pagi, dan met pagi dapat digunakan untuk
menyatakan maksud yang sama, yakni menyapa lawan tutur yang ditemui pada
pagi hari. Selain itu, Selamat pagi dengan berbagai variasinya bila diucapkan
dengan nada tertentu, dan situasi yang berbeda-beda dapat juga digunakan untuk
mengejek teman atau kolega yang terlambat datang ke pertemuan, atau siswa yang
terlambat masuk kelas, dan sebagainya.
e. Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal
Tuturan itu merupakan hasil suatu tindakan.Tindakan manusia itu dibedakan
menjadi dua, yaitu tindakan verbal dan tindakan nonverbal.Berbicara atau bertutur
itu adalah tindakan verbal.Karena tercipta melalui tindakan verbal, tuturan itu
merupakan produk tindak verbal. Tindak verbal adalah tindak mengekpresikan
kata-kata atau bahasa
6. Tindak Tutur :
Teori tindak tutur adalah pandangan yang mempertegas bahwa ungkapan
suatu bahasa dapat dipahami dengan baik apabila dikaitkan dengan situasi konteks
30
tutur berasal dari bahasa Inggris “speech act” yang berarti ‘tindak tutur’. Namun,
ada sebagian pakar pragmatik Indonesia (seperti Purwo) yang menerjemahkannya
menjadi tindak ujaran.Dalam hal pengertian istilah Indonesia tampaknya tidak ada
perbedaan antara kedua istilah ini (Siregar, 1997:36).Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan salah satu istilah saja yaitu Tindak tutur.
Menurut Searle (1969), dalam komunikasi bahasa terdapat tindak tutur. Ia
berpendapat bahwa komunikasi bahasa bukan sekedar lambang, kata, atau
kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil dari lambang,
kata, atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur. Lebih tegasnya, tindak
tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan
merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi bahasa. Sebagaimana komunikasi
bahasa yang dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah, begitu juga
tindak tutur dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah (Rani,
2004:158) J.L.Austin merupakan tokoh teori tindak tutur pertama yang
memperkenalkan konsep tindak tutur melalui bukunya How to do thing with
words. Menurut Austin, tuturan pada dasarnya dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu tuturan bersifat performatif dan tuturan yang bersifat konstantif. Selanjutnya,
dinyatakan bahwa semua tuturan pada dasarnya bersifat performatif, yang berarti
bahwa dua hal terjadi secara bersamaan ketika orang mengucapkannya. Teori
tindak tutur Austin selanjutnya mengalami perkembangan setelah Searle dalam
bukunya Speech Act: An Essay in the Philisophy of Language.Ia mengatakan
bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat
31
ilokusi (ilocutionary act) dan tindak perlokusi (perlocutionary act) (Chaer dan
Leonie, 2004: 53), yaitu:
a. Tindak tutur lokusi, adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti
“berkata”, atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat
dipahami.
b. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan
dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi biasanya
berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh,
menawarkan, dan menjanjikan.
c. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya
ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari
orang lain.
Teori tindak tutur Austin merupakan teori tindak tutur yang berdasarkan
pembicara, sedangkan Searle melihat tindak tutur berdasarkan pendengar.Jadi,
Searle berusaha melihat bagaimana nilai ilokusi itu ditangkap dan dipahami
pendengar. Searle membuat klasifikasi dasar tuturan yang membentuk tindak tutur
ilokusi menjadi lima jenis tindak tutur, yaitu :
a. Tindak Tutur Representatif
Menurut Yule (2006:92), tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang
menyatakan keyakinan penutur tentang ihwal realita eksternal. Tindak tutur ini
berfungsi memberi tahu orang-orang mengenai sesuatu.Artinya, pada tindak tutur
jenis representatif penutur berupaya agar kata-kata atau tuturan yang dihasilkan
32
tutur jenis ini sebagai tindak tutur asertif, yang mengidentifikasikan dari segi
semantik karena bersifat proposisional. Selain itu, yang bertanggung jawab
terhadap kesesuaian antara kata-kata atau tuturan dengan fakta duniawi terletak
pada pihak penutur.Yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur representatif ini,
adalah tuturan-tuturan yang bersifat penegasan, pernyataan, pelaporan dan
pemerian.
b. Tindak Tutur Komisif
Yule (2006) memberi pemahaman bahwa tindak tutur komisif, penutur
menindaklanjuti atau memenuhi apa yang dituturkan. Tuturan semacam ini
mengekspresikan apa yang dimaksudkan oleh penutur. Dalam penggunaan tindak
tutur komisif, penutur bertanggung jawab atas kebenaran apa yang dituturkan.
Leech (1993) mengatakan jenis tindak tutur ini memiliki fungsi menyenangkan.
Menyenangkan maksudnya adalah menyenangkan pihak pendengarnya karena dia
tidak mengacu kepada kepentingan penutur. Jenis tindak tutur yang termasuk ke
dalam jenis tindak tutur ini menurut Yule (2006:94) adalah perjanjian, ancaman,
penolakan dan jaminan .
c. Tindak Tutur Direktif
Dalam tindak tutur direktif mengandung hal yang bersifat keinginan pihak
penutur kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tindak
tutur direktif merupakan ekspresi dari apa yang penutur inginkan (Yule, 2006:93).
Jenis tindak tutur yang termasuk dalam tindak tutur jenis direktif adalah perintah,
permintaan, pemberian saran. Dalam hal ini pendengar bertanggung jawab untuk
33 d. Tindak Tutur Ekspresif
Yule (2006:93) berpendapat bahwa dalam tindak tutur ekspresif terdapat
pernyataan yang menggambarkan apa yang penutur rasakan. Tindak tutur ini
mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis penutur terhadap suatu keadaan,
meliputi mengucapkan terima kasih, terkejut, mengucapkan selamat datang,
mengucapkan selamat, gembira, khawatir, sombong dan rasa tidak suka.
e. Tindak Tutur Deklaratif
Berdasarkan pendapat Yule (2006:93) dapat diketahui bahwa dalam tindak
tutur deklaratif terdapat perubahan dunia sebagai akibat dari tuturan itu, misalnya
ketika kita mengundurkan diri dengan mengatakan ‘saya mengundurkan diri’,
memecat seseorang dengan mengatakan ‘Anda dipecat’, atau menikahi seseorang
dengan menyatakan ‘Saya bersedia’. Yang termasuk ke dalam jenis ini antara lain,
memecat, menyatakan perang, menikahkan, membebastugaskan (Hasibuan,
2005:88).
7. Entailmen
Seperti yang diketahui bahwa pada implikatur, hubungan antara tuturan
dengan masudnya itu tidak bersifat mutlak. Penafsirannya didasarkan pada latar
belakang pengetahuan yang sama antara penutur dan mitra tutur tentang sesuatu
yang sedang dituturkan itu.Berbeda dengan hal tersebut, dalam entaimen
hubungan tersebut bersifat mutlak. Tuturan yang berbunyi bahwa Reni hamil
muda mengidintifikasikan bahwa wanita yang bernama Reni itu sudah
34
lainadalah tuturan yang berbunyi Iyan anak desa yang sangat rajin itu menjadi
dokter menunjukkan bahwa seorang anak yng berasal dari desa tersebut pernah
mengenyam pendidikn di universitas pada fakultas kedokteran. Dengan demikian,
jelas bahwa hubungan atara tuturan dengan maksud tuturan pada entailem itu
bersifat mutlak.
8. Implikatur
Istilah ‘implikatur’ dipakai oleh Grice untuk menerangkan apa yang mungkin
diartikan, disarankan atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda dengan apa
yang sebenarnya dikatakan oleh penutur (Brown danYule, 1996: 31). Dalam suatu
tindak percakapan, setiap bentuk tuturan (utterance) pada dasarnya
mengimplikasikan sesuatu.Implikasi tersebut adalah proposisi yang biasanya
tersembunyi di balik tuturan yang diucapkan, dan bukan merupakan bagian dari
tuturan tersebut.Pada gejala demikian tuturan berbeda dengan implikasi (Wijana,
1996: 37).
Adanya perbedaan antara tuturan dan implikasi kadang-kadang dapat
menyulitkan mitra tutur untuk memahaminya, namun pada umumnya antara
penutur dan mitra tutur sudah saling berbagi pengalaman dan pengetahuan
sehingga percakapan dapat berjalan dengan lancar.Dengan demikian, implikatur
mengisyaratkan adanya perbedaan antara tuturan dengan maksud yang ingin
disampaikan.
Menurut Wijana (1996: 38), dengan tidak adanya keterkaitan semantik antara
35
tuturan akan memungkinkan menimbulkan implikatur yang tidak terbatas
jumlahnya. Dalam contoh (1), (2), dan (3) berikut ini terlihat bahwa tuturan (+)
Bambang datang memungkinkan memunculkan reaksi yang bermacam-macam
Rokoknya disembunyikan, Aku akan pergi, dan Kamarnya dibersihkan.
Masing-masing reaksi itu memunculkan implikasi yang berbeda-beda.
(5) + Bambang datang
- Rokoknya disembunyikan
(6) + Bambang datang
- Aku akan pergi dulu
(7) + Bambang datang
- Kamarnya dibersihkan
Jawaban (-) dalam (5) mungkin mengimplikasikan bahwa Bambang adalah
perokok, tetapi ia tidak pernah membeli rokok. Merokok kalau ada yang memberi,
dan tidak pernah memberi temannya, dan sebagainya.Jawaban (-) dalam (6)
mungkin mengimplikasikan bahwa (-) tidak senang dengan Bambang.Akhirnya
jawaban (-) dalam (7) mengimplikasikan bahwa Bambang adalah tukang
kebersihan.Ia akan marah-marah melihat sesuatu yang kotor. Penggunaan kata
mungkin dalam menafsirkan implikatur yang ditimbulkan oleh sebuah tuturan
tidak terhindarkan sifatnya sehubungan dengan banyaknya kemungkinan
implikasi yang melandasi kontribusi (-) dalam (5), (6), (7).
Menurut Levinson implikatur percakapan (conversational implcature)
36
a. Konsep implikatur memungkinkan penjelasan fakta-fakta kebahasaan
yang tidak terjangkau oleh teori linguistik.
b. Konsep implikatur memberikan penjelasan tentang makna berbeda dengan
yang dikatakan secara lahiriah.
c. Konsep implikatur dapat menyederhanakan struktur dan isi deskripsi
semantik.
d. Konsep implikatur dapat menjelaskan beberapa fakta bahasa secara tepat.
Sebagai contoh adalah sebagai berikut:
(8) A: Jam berapa sekarang?
B: Korannya sudah datang.
Kalimat (8A) dan (8B) tidak berkaitan secara konvensional. Namun,
pembicara kedua sudah mengetahui bahwa jawaban yang disampaikan sudah
cukup untuk menjawab pertanyaan pembicara pertama, sebab dia sudah
mengetahui jam berapa koran biasa diantarkan.
Soemarmo (1994:172) menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang
diucapkan seseorang dalam percakapan sehari-harinya mengandung
implikatur sebagai contohnya adalah percakapan dua orang yang duduk sebangku
dalam bus kota sebagai berikut:
(9) Hari itu sangat panas, apalagi dengan keadaan bus yang sesak.
Salah satu orang diantara keduanya (peneliti andaikan sebagai B)
mengeluarkan rokok dari sakunya dan merokok. Tidak lama kemudian muncullah
37 (10) A: cuaca hari ini sangat panas
B: maaf
Dengan mengerti implikatur yang ingin diungkapkan si A, si B memahami
bahwa ujaran si A bukanlah ujaran yang memberikan informasi bahwa
“cuaca hari ini sangat panas”, melainkan sebuah permintaan agar ia tidak
merokok, maka ia pun meminta maaf dan mematikan rokoknya.
a. Jenis Implikatur
Grice, seperti diungkap oleh Thomas menyebut dua macam implikatur, yaitu:
1) Implikatur Konvensional
Implikatur konvensional merupakan implikatur yang dihasilkan dari penalaran
logika, ujaran yang mengandung implikatur jenis ini, seperti diungkap oleh
Gunarwan (2004:14) dapat dicontohkan dengan penggunaan kata bahkan. Contoh:
(11) Bahkan Bapak Menteri Agama menghadiri sunatan anak saya.
Contoh (11) di atas merupakan implikatur konvensional yang berarti Bapak
Menteri Agama biasanya tidak menghadiri acara sunatan.
2) Implikatur Konversasional
Implikatur Konversasional merupakan implikatur yang dihasilkankarena
tuntutan konteks tertentu. Contoh:
(12) Saya kebetulan ke Inggris untuk studi selama dua tahun danberangkat besok.
Contoh (12) di atas merupakan implikatur konversasional yang bermakna
“tidak” dan merupakan jawaban atas pertanyaan maukah Anda menghadiri
38 9. Iklan
a. Pengertian Iklan
Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi menuntut media massa berperan
dalam memberitahukan atau menginformasikan hasil perkembangan ilmu dan
teknologi tersebut. Salah satu sarana yang dipilih adalah mengiklankan produk
ataupun ilmu dan teknologi itu kepada masyarakat secara luas agar masyarakat
tahu keberadaan produk ilmu dan teknologi tersebut.
Dalam KBBI (1990:322) iklan adalah: (1) berita pesanan (untuk mendorong,
membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan; (2)
pemberi tahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah.
Iklan terdiri atas dua macam, yaitu iklan barang (produk) dan jasa.Yang
dimaksud iklan barang (produk) adalah iklan yang menawarkan suatu barang
tertentu, seperti iklan sepeda motor, kosmetik, mobil, obat dan
sebagainya.Sedangkan iklan jasa adalah iklan yang menawarkan suatu jasa
tertentu, seperti pendidikan, kehilangan, dan sebagainya.
Menurut Radius (1980:7) iklan adalah bentuk kegiatan yang dilakukan
seseorang atau suatu organisasi yang dikenal menerima bayaran untuk
menyajikan, mempromosikan barang, jasa atau ide secara informatif dan
persuasif. Jadi peran media massa sangat menunjang sampainya iklan kepada
masyarakat, seperti televisi, radio, majalah, surat kabar serta media elektronik
39
Rachmadi (1993: 36) menjelaskan bahwa iklan yang kita lihat dan dengar
setiap hari sebenarnya merupakan produk akhir dari serangkaian pengamatan
sampai pelaksanaan strategi dan taktik yang berupaya untuk menjangkau pembeli
potensial.Secara umum iklan bisa disebut sebagai suatu bentuk komunikasi yang
dimaksudkan untuk menginterpretasikan kualitas produk jasa dan ide-ide
berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa iklan adalah pemberitahuan
kepada khalayak ramai tentang pesan yang akan disampaikan oleh pembuat iklan
melalui media massa dengan tujuan memberitahukan, menawarkan, ataupun
mengenalkan barang atau jasa kepada masyarakat. Dengan demikian, iklan adalah
sarana yang digunakanuntuk pemberitahuan kepada khalayak umum
mengenai atau mempromosikan suatu produk barang atau jasa melalui media
massa.
Dari pengertian iklan di atas maka iklan merupakan kumpulan tindak tutur
yang mengandung peristiwa terstruktur, ide atau gagasan terorganisir bersifat
menawarkan barang atau jasa lewat televisi, radio, majalah atau surat kabar
dengan bahasa informatif, membujuk, meyakinkan, serta mengandung pesan yang
lengkap untuk disampaikan kepada pembaca, pemirsa atau pendengar.
b. Bahasa Iklan
Hakikat dari bahasa iklan adalah mempengaruhi.Untuk mempengaruhi
seseorang, publik, atau apapun yang dianggap sebagai calon konsumen, maka
40
audio, maupun narasinya.Bahasa iklan selalu mengolah perasaan atau emosi
(psikologis) calon pembeli agar menjadi penasaran, menjadi tumbuh perasaan rasa
ingin memiliki, selalu tumbuh rasa cemburu, selalu memiliki rasa ketinggalan jika
tidak memiliki, dan sebagainya. Dalam bahasa iklan ada pedoman kebahasaan
yang digunakan, seperti:
1) Gampang dipahami konsumen
2) Sederhana bahasanya dan jernih pengutaraannya
3) Tanpa kalimat majemuk
4) Kalimatnya aktif, bukan kalimat pasif
5) Padat dan kuat bahasanya
41 BAB III
JENIS IMPLIKATUR IKLAN PRODUK RADIO IDOLAFM
A. Bentuk Tuturan Implikatur pada Iklan Radio
Peneliti dalam menganalisis bentuk tuturan yang mengandung implikatur
percakapan pada bahasa iklan produk di Radio IDOLAFM mengelompokkan
tuturan berdasarkan tujuan pertuturan (direktif, deklaratif, asertif, komisif,
ekspresif).Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tuturan yang
mengandung implikatur percakapan dalam iklan produk di Radio IDOLAFM
menggunakan dua bentuk tuturan, yaitu direktif dan deklaratif.Hal ini bisa
dipahami karena dengan bentuk tuturan berupa tuturan direktif dan deklaratif
pemasang iklan berusaha untuk memberikan informasi kepada pendengar atau
konsumen keunggulan produknya dan meminta pendengar untuk menggunakan
atau membeli produknya.
1. Direktif
Direktif merupakan tuturan yang tujuannya adalah sebagai tanggapan yang berupa
tindakan dari mitra tutur.Misalnya menyuruh, meminta, memerintahkan, dan
memohon. Dari data yang ada, ditemukan delapan tuturan yang mengandung
implikatur percakapan yang berbentuk tuturan direktif, diantaranya adalah:
42
(10) Konidin
Percakapan iklan iini diawali seorang laki-laki yang berjalan dengan kondisi sakit
batuk, dalam percakapan yang ada saat naratormenjelaskan bahwa gejalan gatal di
tenggorokan, suara jadi serak adalah gejalan sakit batuk.
Narator : Tal, gatal, gatal, tenggorokan gatal. Rak, serak, serak, suara jadi serak.Awas batuk menyerang, rasa nyaman pun hilang Gatal, serak.
Laki-laki : Uhuk, uhuk, (batuk)
Narator : Kalau batuk minum KONIDIN dong! Kalau batuk, ingat KONIDIN obatnya! Urusan batuk ingat KONIDIN
Analisis:
Laki-laki :Uhuk, uhuk (batuk)
Narator : Kalau batuk minum KONIDIN dong!
Percakapan di atas dilakukan oleh dua orang narator dengan seorang
laki-laki, naratorseolah-olah sudah tahu bahwa obat yang efektif menyembuhkan sakit
batuk adalah KONIDIN.Hal tersebut dapat diketahui dari tuturan narator yang
secara langsung merespon seorang laki-laki yang sedang batuk.Tuturan di atas
berbentuk tuturan direktif atauanjuran. Tuturan tersebut ditandai adanya
penggunaan kata minum dalam tuturan Kalau batuk minum KONIDIN dong !yang
mempertegas bahwa penutur meminta mitra tutur yang sedang batuk untuk segera
43
(11) Paramex
Iklan Paramex berikut ini diperankan oleh musisi dangdut H. Rhoma Irama ini
dalam kondisi H. Rhoma sedang hendak konser dan sedang menyapa parahadiri
yang menyaksikan konsor ataupun dakwahnya. Karena penonton terdiri dari
kumpulan muda-mudi, tamu undangan yang cukup banyak dan dicintai serta
dihormati oleh musisi dangdut ini, Rhoma Irama menyebutkan perkelompok
sehingga merasakan pusing.
Rhoma irama : Selamat malam, para hadirin yang Saya hormati, para muda-mudi yang saya cintai, juga para tamu dan para, duh kepalaku sakit, para,
Penonton : PARAMEXPak !
Rhoma : PARAMEX?
Analisis:
X (Rhoma) : Selamat malam, para hadirin yang Saya hormati, para muda-mudi yang saya cintai, juga para tamu dan para, duh kepalaku sakit, para,
Y (penonton) : PARAMEX Pak !
Percakapan di atas menghadirkan ilustrasi suara penyanyi dangdut terkenal
Indonesia yaitu Rhoma Irama yang sedang konser di depan penonton. Pada saat
itu (X) atau Rhoma Irama ini mengalami masalah dengan sakit kepala, kemudian
(Y) atau penonton secara langsung merespon dengan mengatakan PARAMEX
pak!.Data 11 terdapat tuturan yang berbentuk tuturan direktif, dan kata tersebut
dapat dilihat dari tuturan (Y) yang secara langsung merespon keadaan (X) yang
44
meminta (X) untuk segera minum PARAMEX karena tahu (X) sedang mengalami
sakit kepala.
(12) Vidoran Smart Plus
Percakapan yang dilakukan oleh dua anak laki-laki dan perempuan ini adalah
percakapan anak-anak yang hendak menggapai cita-citanya. Saat kedua anak ini
menjelakan keinginan mereka akan cita-cita yang dibanggakan, tiba-tiba ibu
mereka menghampiri dengan menjelakan jika hendak menggapai cita-cita mereka
harus banyak belajar dan minum multivitamin Vidoran Smart Plus.
Anak laki-laki : Hai aku mau jadi pilot yang hebat. Anak perempuan : Aku mau jadi arsitek yang top.
Anak laki-laki (X) : Pilot yang hebat bisa keliling dunia, kalau arsitek mana bisa ?
Ibu : Dan jangan lupa minum VIDORAN SMART PLUS.
VIDORAN SMART PLUS nutrisi jaringan otak yang mengandung multi vitamin, DHA dan EPA membantu
45
Percakapan pada data 12 dilakukan oleh seorang ibu dengan dua orang
anaknya. Percakapan tersebut menunjukkan bahwa keinginan sang ibu agar
putra-putrinya menjadi anak yang pintar dan selanjutnya sang ibu meminta anaknya
minum VIDORAN SMART PLUS. Data 12 terdapat tuturan yang berbentuk tuturan
direktif.Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan tuturan jangan lupa dalam
tuturan Dan jangan lupa minum VIDORAN SMART PLUS.Tuturan tersebut
termasuk tuturan direktif, yaitu penutur meminta atau menganjurkan mitra tutur
agar jangan sampai melupakan minum VIDORAN SMART PLUS.
(13) Bodrex
Percakapan iklan ini, seorang artis bernama Dedy Yusuf sedang mencari
tukang ojek.Saat Dedi menghampiri tukang ojek dan menjelaskan tujuannya,
tiba-tiba tukang ojek mengalami sakit kepala.
Abang ojek (X) : Ojek Mas, ojek-ojek, ojeknya Bu ?
Abang ojek : Iya, aduh bisa narik gak ya, aduh kepalaku, aduh. Dedi Y : Cepat minum BODREXdapat diminum sebelum
makan, sakit kepala hilang rejeki datang.
Lindungi penghasilan Anda dan begitu sakit kepala cepat minum BODREX.
BODREX tuk sakit kepala. BODREXtuk tua dan muda
BODREX dimana saja, kapan saja tuk sakit kepala BODREX tuk sakit kepala
BODREX siap kapan saja, walau sebelum makan BODREX pereda sakit kepala.
46
Dedi Y : BODREX ,sakit kepala hilang rejeki datang.
Narator : Produksi Ten Pasific TBK. Baca atauran pakai, jika sakit berlanjut hubungi dokter.
Analisis:
X : Iya, aduh bisa narik gak ya, aduh kepalaku, aduh.
Y : Cepat minum BODREX dapat diminum sebelum makan, sakit kepala hilang rejeki datang.
Percakapan pada data 13 dilakukan oleh dua orang dimana yang satu berperan
sebagai tukang ojek dan yang satu lagi berperan sebagai pelanggan. Percakapan di
atas menceritakan bahwa saat tukang ojek atau (X) akan mengantarkan (Y)
tiba-tiba dia merasa sakit kepala, selanjutnya (Y) secara langsung merespon dengan
meminta (X) untuk cepat minum BODREX dapat diminum sebelum makan, sakit
kepala hilang rejeki datang..Data 13 terdapat tuturan yang berbentuk tuturan
direktif.Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata cepat dalam tuturan Cepat
minum BODREX dapat diminum sebelum makan, sakit kepala hilang rejeki
datang.Tuturan tersebut dituturkan oleh penutur setelah melihat mitra tutur yang
sedang mengalami sakit kepala.Selanjutnya penutur meminta mitra tutur untuk
segera minum BODREX.
(14) Neo Entrostop
Percakapan pada iklan Neo Entronstop ini dilakukan oleh dua orang laki-laki
antara seorang pemuda yang hendak main ke rumah teman perempuan dan setelah
sampai rumahnya laki-laki tersebut bertemu dengan bapak-bapak hingga akhirnya
47
Pemuda (X) : Aduh perutku, wah jajan. Sore Om, Dewi ada ? Ayah (Y) : Temen kuliah di kedokteran ya, sebagai mahasiswa,
percaya tho kalau diare ngobatinnya harus bener. Pemuda : Ya, jelas diare jangan asal cepet mampet.
Ayah : Pinter kamu, kuman diare itu harus dikeluarin, jangan dimampetin, bahaya ! keluarkan racun dan kumannya bersama kotoran dan hentikan diare sampai tuntas.
Ayah : Bener Om, gak usah percaya yang lain !
Pemuda : Ya saya kan sudah bilang, tadi Seketika cara bener atasi diare. NEO ENTROSTOP
Ayah : Oiya Dewi nya mana Om ? sampai anak cucu, diare, pakai NEO ENTROSTOP.
Percakapan di atas dilakukan oleh dua orang yaitu seorang bapak dan seorang
mahasiswa.Sang bapak seolah-olah sudah tahu dan percaya bahwa obat yang
efektif menyembuhkan sakit diare adalah NEO ENTROSTOP, hal itu dikatakan
(Y) atau si bapak setelah melihat (X) merasa sakit perut.Data 14 terdapat tuturan
yang berbentuk tuturan direktif. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata
48
eyangku sampai anak cucu, diare, pakai NEO ENTROSTOP. Tuturan tersebut
dituturkan oleh Y untuk meminta kepada X agar selalu percaya kepada obat diare
NEO ENTROSTOP yang efektif menghentikan diare dan sudah dibuktikan oleh Y
sendiri.
(15) Suzuki Shogun dan Suzuki Smash
Percakapan iklan sepeda motor produk Suzuki ini terjadi saat pagi hari pada saat jam
berangkat kerja. Percakapa yang dilakukan antara seorang laki-laki dan perempuan ini
adalah percakapan yang mengacu pada pembicaraan waktu berangkat kerja yang
tertunda kaena tidak memiliki kendaraan pribadi dan harus menggunakn kendaraan
umum. Karena menunggu kendaraan umm yang cukup lama, maka jam perjalanan
banyak yang terbuang, selain itu juga boros karena harus membayar angkutan umum
yang cukup banyak.
Laki-laki (X) : Woy… woy… woy… minggir-minggir ! Wanita (Y) : Minggir… eh… minggir-minggir (latah)
Laki-laki : Sory ya, bukan mau pamer jeck, motor baru mau lewat nii.
Wanita : Busyeet, ngapain jam segini masih nongkrong di jalan, nggak kerja ?
Laki-laki : Waduh pusing Rin, mau berangkat, nungguin angkot nggak lewat-lewat.
Dah tarifnya mahal, daripada telat boncengin aku ya. Wanita : Udah dibilangin, daripada pusing tiap hari,
mendingan beli motor SUZUKI SHOGUN. Uang muka dan angsurannye semua enteng. Mau SUZUKI SHOGUN 125, kamu cukup bayar Rp.550.000,-, angsurannya Rp.14.000,- per hari.
Laki-laki : Wah, enteng banget yaa.
Wanita : Masih ada lagi Nez, SUZUKI SMASH 110 cc uang mukanya cuma Rp.600.000,- , angsurannya cuma Rp.13.000,- per hari, gimana ?
Laki-laki : Wah enteng gila nii, ongkos transport sebulan bisa buat ngangsur, masih bisa lagi !
49
Laki-laki : Ya udah gini bos, sekarang anterin ke dealer SUZUKI yuk!
Wanita : Yuuuk.
Analisis:
Y : Wah enteng gila nii, ongkos transport sebulan bisa buat ngangsur, masih bisa lagi !
X : Makanya nggak usah dihitung, beli SUZUKI pasti untung.
Percakapan di atas dilakukan oleh dua orang. (Y) masih bingung karena belum
punya kendaraan sendiri sehingga hanya mengandalkan angkot untuk berangkat
kerja, kemudian temannya atau (X) meminta kepada (Y) untuk membeli motor
SUZUKI karena angsurannya murah. Data 15 terdapat tuturan yang berbentuk
tuturan direktif.Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata makanya dalam
tuturan makanya nggak usah dihitung, beli SUZUKI pasti untung.Tuturan tersebut
dituturkan oleh X yang meminta kepada Y untuk langsung membeli motor
SUZUKI tanpa harus menghitung angsurannya.
(16) Suzuki Spin
Percakapan iklan yang dilakukan oleh dua orang ini adalah percakapan iklan yang
dilakukan saat laki-laki pertama sedang melihat laki-laki kedua yang sedang mendorong
sepeda motornya karena mogok, selain itu sepeda motor laki-laki kedua ini juga sudah
tua atau jadul.
Laki-lakipertama (X) : Ahh, haahh (ketawa), motor tu di naikin, bukan digandeng.
Kalau perempuan tu, baru !kenapa lu, mogok ?
50
Laki-laki pertama : Makanya ganti kaya punyaku ni, liat ni SUZUKI SPIN, lebih gaya dan juga irit, lagian motor gitu masih dipakai, harusnya dah masuk museum tu, jadul banget.
Analisis:
X : Ahh, haahh (ketawa), motor tu di naikin, bukan digandeng. Kalau perempuan tu, baru !kenapa lu, mogok ?
Y : Iya ni.
X : Makanya ganti kaya punyaku ni, liat ni SUZUKI SPIN, lebih gaya dan juga irit, lagian motor gitu masih dipakai, harusnya dah masuk museum tu, jadul banget.
Percakapan di atas dilakukan oleh dua orang. (Y) yang motornya sedang
mogok karena sudah lama diminta (X) untuk mengganti motornya dengan motor
yang baru. Data 16 terdapat tuturan yang berbentuk tuturan direktif. Hal tersebut
dapat dilihat dari penggunaan kata makanya dalam tuturan makanya ganti kaya
punyaku ni, liat ni SUZUKI SPIN, lebih gaya dan juga irit. Tuturan tersebut
dituturkan oleh X setelah melihat motor Y yang selalu mogok. Selanjutnya X
meminta Y untuk mengganti motornya dengan motor yang baru.
(17) Biocel
Pada iklan Biocel ini percakapan dilakukan dua orang karyawati di kantor, percakapan
yang mengacu pada perawatan klit ini tiba-tiba dihentikan oleh seorang bapak-bapak
yang tidak lain adalah bos mereka di kantor.
51
Ibu-ibu kedua (Y) : Seven habit ?
Ibu-ibu pertama : Iya, seven habit dari BIOCEL atautujuh kebiasaan BIOCEL Habit yang
1. Selalu dimulai dengan membersihkan wajah 2. Peeling untuk mengangkat sel-sel kulit mati
3. Massage atau dipijat untuk memperlancar peredaran darah
4. Bermasker untuk memasukkan nutrisi ke dalam kulit untuk mengencangkan kulit
5. Pakai pelembab untuk menjaga kulit dari kekeringan dan mempertahankan kekenyalan kulit, dan
6. Pakailah eyegel atau vitamin untuk kulit sekitar mata dan untuk menghambat kerutan, nah yang 7. Pada malam hari rawatlah dengan nightgel untuk
membantu regenerasi sehingga kulit di pagi harinya kulit tampak fresh dan muda kembali. Nah itu yang namanya seven habit dari Biocel.
Ibu-ibu pertama : O, gitu mempertahankan kadar air dan elastisitas kulit. Nah Algies filisingmeningkatkan fungsi kolagen dan menyanggah jaringan kulit, formulanya lembut dan yang penting lagi bahannya alami dan aman lagi
Bos : Bu Erva, Bu Nanik !!
Ibu-ibu pertama : Ssssstt, ingat seven habitBIOCEL agar kulit terlihat muda
52
Percakapan pada data 17 di atas menceritakan bahwa (X) yang mengetahui
banyak tentang produk ini meminta (Y) untuk memakai BIOCEL dan
mempraktekkannya agar megetahui manfaatnya.Data 17 terdapat tuturan yang
berbentuk tuturan direktif.Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata
ingat.Tuturan tersebut dituturkan oleh (X) untuk meminta (Y) selalu merawat
wajahnya dengan seven habit dari BIOCEL agar kulit wajahnya terlihat lebih
muda.
2. Deklaratif
Deklaratif merupakan tuturan yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa
mengharapkan respon dari mitra tutur.Misalnya menyatakan, menginformasikan,
atau memberitahukan. Dari data yang ada, ditemukan lima tuturan yang berbentuk
tuturan deklaratif, diantaranya adalah:
(18) Vidoran Imulsen
Percakapan iklan yang mengacu pada multivitamin penunjang pertumbuhan tulang ini
dilakukan oleh tiga orang yakni dua anak laki-laki dna perempuan beserta ibunya yang
sedang ulang tahun. Karena dua anak tersebut memberikan kejutan kepada sang ibu,
sang ibu pun terkejut hingga akhirnya percakapan mengacu pada kejadian di sekolah
anak-anak.
Anak perempuan(X) : Siang Ma.
Ibu (Y) : Wah terima kasih sayang. Anak perempuan : Tiup lilinya, tiup lilinnya !
Ibu : Bahagianya ada pesta kejutan dari anak-anak rumah penuh hiasan.
53 akhirnya aku yang ambilin.
ibu : O….. anak pintar. Anak perempuan : Temen-temen heran Ma.
Ibu : O….. itu karena VIDORAN IMULSEN rahasianya, VIDORAN IMULSEN dengan curpulifer oil, kalsium dan vitamin D, formula tepat agar anak kuat, sehat dan tumbuh tinggi, dilengkapi juga dengan curcuma untuk menambah nafsu makan. VIDORAN IMULSEN kuat, sehat, tumbuh tinggi.
Pruduksi PT Tempo Ten Pasific Tbk.
Analisis:
X : Ada lagi Ma yang seru, teman-temanku mau ambil coklat tapi nggak nyampai Ma, akhirnya aku yang ambilin.
Y : O, anak pintar. X : Temen-temen heran Ma. Y : O, itu karena VIDORAN IMULSEN rahasianya
Percakapan di atas dilakukan oleh seorang ibu dan seorang anaknya.Si anak
pada percakapan di atas memberitahukan kepada ibunya kehebatan dan
kepintarannya. Selanjutnya sang ibu menginformasikan kepada anaknya bahwa
semua itu berkat Vidoran Imulsen. Data sembilan terdapat tuturan yang berbentuk
tuturan deklaratif. Tuturan tersebut terrmasuk tuturan deklaratif karena tuturan (Y)
yang berbunyi O, itu karena Vidoran Imulsen rahasianya, bermaksud untuk
menginformasikan atau memberitahukan kepada (X) bahwa yang membuat (X)
54
(19) Marina
Percakapan iklan yang dilakukan oleh dua orang wanita ini dilakukan di rumah dengan
kondisi sedang memperhatikan wajah yang kusam dan tidak bersinar.Hingga akhirnya
saudarany atau teman perempuankedua menawari untuk ikut casting karena meski
perempuankedua wajahnya tidak bersinar namun memiliki kecantikan yang layak untuk
mengikuti casting. Hanya saja perempuankedua kurang percaya diri untuk mengikuti
casting karena wajahnya yang kurang bersinar, hingga akhirnya teman atau saudaranya
menawarakan kepadanya untuk menggunakan Maria UV white end body lotion agar
lebih bersinar.
Perempuanpertama (X) : Ikutan casting yuk, kamu kan cantik ! Perempuankedua (Y) : Duh kepengin, tapi nggak PD ah. Perempuanpertama : Kenapa ?
Perempuankedua : Bintang iklan kan dicari yang wajahnya putih berkilau Perempuanpertama : Makanya jangan cuma kulit tubuh yang dirawat dengan
MARINA UV White Body Lotion,wajah juga harus dirawat dengan MARINA UV White Face Care.Cobalah dua seri perawatan praktis dan aman untuk kulit remaja, MARINA White Facial Foam, sabun wajah dengan Bio Whitening Complex. Efektif mengangkat debu dan minyak tanpa membuat kulit jadi kering
.Jadikan kulit lebih cerah, bersih dan lembut.
Narator : MARINA UV White Face Moustiriser, pelembab dengan Bio Whitening Complex, Vitamin B3 dan tabir surya ganda membuat kulit halus dan tampak lebih putih alami.
Perempuan pertama : Hei, Mita ya ? Perempuankedua : Hai
Perempuan pertama : Sebentar nggak ketemu, kamu berubah banget. Perempuankedua : Oya
Perempuan pertama : Jadi cantik dan wajahmu itu lho, kok jadi lebih putih? Perempuan kedua : Ini kan berkat perawatan wajah MARINA UV White
Face Care
Perempuan pertama : Pantes, gimana, mau ikutan casting nggak ?