• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA BAHASA IKLAN PRODUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA BAHASA IKLAN PRODUK"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA BAHASA IKLAN PRODUK

(Studi Kasus di Radio Idola Fm)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia

Oleh:

MANIK PRIYO PRABOWO NIM A2A606006

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

2

PERNYATAAN

Denganini, sayamenyatakanbahwadalamskripsiinitidakterdapatkarya yang pernahdiajukanuntukmemperolehgelarkesarjanaan di suatuperguruantinggi,dansepanjangpengetahuansayajugatidakterdapatkaryaataupe ndapat yang pernahditulisatauditerbitkanoleh orang lain, kecuali yang secaratertulisdiacudalamnaskahdandisebutkandalamdaftarpustaka.

Apabilaternyatadikemudianhariterbuktiadaketidakbenarandalampernyataa nsaya di atas, makasayaakanbertanggungjawabsepenuhnya.

(3)

3

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KepadaTuhan Allah sayapercaya

Yang

terpentingdarikehidupanbukanlahkemenangannamunbagaimanabertandingdengan baik

( Baron Pierre De Coubertin )

Kita ada di sinibukanuntuksalingbersaing, kitaada di siniuntuksalingmelengkapi ( BillMccartney )

Janganpernahmenolehkebelakang, yakindanjalanimakaakanadajalan!

TerlantunselaluucapansyukurkukepadaTuhanYesusuntukpenyertaan-Nya, sehinggaskripsiinidapatkupersembahkankepada:

Keduaorangtuaku yang tercinta Keluargaku yang tersayang Natal Bersamaiaharapanmasadepan

(4)

4

HALAMAN PENGESAHAN

Diterimadandisahkanoleh

PanitiaUjianSkripsi Program Strata - I

JurusanSastra Indonesia FakultasIlmuBudaya UniversitasDiponegoro Semarang

Padahari : Tanggal :

PanitiaUjianSkripsiFakultasIlmuBudaya UniversitasDiponegoro Semarang

Ketua,

Dra. Sri PujiAstuti, M.Pd. Anggota I,

Drs. M. Hermintoyo, M.Pd. Anggota II,

(5)

5

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui oleh: Pembimbing I

(6)

6

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas segala rahmat

karunia-Nya serta kerja keras penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Implikatur Percakapan Pada Bahasa Iklan Produk (Studi

Kasus di Radio Idola Fm)”.Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 Jurusan Sastra Indonesia

Universitas Diponegoro.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan

dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, pengarahan, saran, dorongan, serta

fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro Semarang;

2. Drs. Suharyo, M. Hum., selaku ketua Jurusan Sastra Indonesia Universitas

Diponegoro Semarang yang telah memberikan pengarahan dan kelancaran

bagi penulis;

3. Drs. Sri Puji Astuti, M. Pd., selaku dosen wali yang telah memberikan

semangat selama penulis belajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Diponegoro Semarang;

4. Drs. M. Hermintoyo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, semangat serta nasihat yang sangat

(7)

7

5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang

yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat;

6. Seluruh staf perpustakaan dan administrasi Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro Semarang yang telah membantu kelancaran

selama kuliah;

7. Seluruh staff di manajemen Radio Idola Fm Semarang yang membantu

kelancaran dalam pengambilan data;

8. Ayah dan ibu serta seluruh keluargaku tercinta atas doa dan dukungannya

dalam penyusunan skripsi ini;

9. Sahabatku dan sekaligus saudara ku yang tak terdeteksi kuantitasnyayang

telah memberi semangat dan dukungan;

10.Teman-teman Sastra Indonesia 2006 yang memberikan kenangan

kebersamaan selama perkuliahan.

Akhirnya penulis memanjatkan doa semoga Tuhan membalas budi baik

mereka dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penelitian dan

pengembangan bahasa.

Semarang,

(8)

8

(9)

9

7. Entailmen ... 21

8. Implikatur ... 22

a. Jenis Implikatur ... 25

9. Iklan ... 26

a. Pengertian Iklan ... 26

b. Bahasa Iklan ... 27

BAB IIIJENIS IMPLIKATUR IKLAN PRODUK RADIO IDOLA FM A. Bentuk Tuturan Implikatur pada Iklan Radio ... 31

1. Direktif ... 31

2. Deklaratif ... 42

B. Faktor yang Menyebabkan Adanya Pemakaian Implikatur pada Bahasa Iklan Produk di Radio IDOLA FM ... 46

1. Faktor Ekonomi ... 46

2. Faktor Kebutuhan Masyarakat ... 49

3. Faktor Efektivitas Produk ... 50

BAB IVPENUTUP A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

(10)

10

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

11

DAFTAR SINGKATAN

BIO : Biocel BOD : Bodrex

CR : Cappucino Ratu FM : Frekuensi Modulation K : Kosmetik

KON : Konidin

LS : Lifebuoy Shampo MA : Marina

MK : Minuman Kemasan NEO : Neo Entrostop OB : Obat

PAR : Paramex

PRSNI : Persatuan Radio Swasta Nasional Indonesia RPM : Radio Pancabayu Madugondo

S : Shampo SM : Sepeda Motor

SS2 : Suzuki Shogun dan Suzuki Smash SSP : Suzuki Spin

TR : Teh Ratu

(12)

12 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bentuk tuturan yang mengandung implikatur percakapan pada bahasa iklan produk di radio IdolaFM, mendeskripsikan implikatur yang terjadi pada bahasa iklan produk di radio Idola FM, dan mengetahui faktor yang mengakibatkan adanya pemakaian implikatur percakapan yang terdapat pada bahasa iklan produk di radio Idola FM.

Penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif kualitatif. Pelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2011 dengan merekam iklan produk di radio Idola FM. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik rekam dan teknik catat. Teknik rekam dilakukan dengan menggunakan tape recorder sebagai alatnya untuk merekam iklan produk berbahasa Indonesia di radio Idola FM.

Teknik catat dilakukan untuk mengklasifikasikan data yang telah terkumpul. Tuturan yang mengandung implikatur percakapan dalam iklan produk di radio Idola FM terdiri dari dua bentuk tuturan yaitu berbentuk direktif sejumlah 8 tuturan dan tuturan berbentuk deklaratif sejumlah lima tuturan. Implikasi yang muncul pada percakapan iklan produk di radio Idola FM pada umumnya mengarah pada kesepahaman dan keterusterangan antara penutur dan mitra tutur.

Faktor yang menyebabkan adanya pemakaian implikatur dalam iklan produk di radio Idola FM adalah faktor ekonomi, faktor kebutuhan masyarakat, dan faktor efektivitas produk.

(13)

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah system lambang yang arbiter yang dipergunakan oleh suatu

masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Krida

laksana, 2001:21). Bahasa mempunyai fungsi yang penting bagi manusia terutama

fungsi komunikatif. Dalam kehidupan sehari-harinya, manusia selalu

menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk guna memenuhi kebutuhan

hidupnya. Dengan berkomunikasi manusia dapat memenuhi keinginannya sebagai

makhluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan

pendapatnya serta bekerjasama.

Menurut Nababan (1991:1) bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas

manusiawi yang membedakan dari makhluk-makhluk lain. Ilmu yang

mempelajarihakikatdanciri-ciribahasadisebutlinguistik.Linguistiklah yang

mengkajiunsur-unsurbahasasertahubungan-hubunganunsur-unsuritudalammemenuhifungsinyasebagaialathubunganantarmanusia.Padafungsiin

i, bahasadigunakanuntukmenyampaikanapa yang

adapadapikiranpenuturkepadalawantutur. Dalampenyampaianisipikiran,

terjadiperistiwapemindahaninformasi.Manusiadalamkehidupanmemerlukankomun

ikasidengansesamanya.Manusiatidaklepasdaribahasakarenabahasamerupakanalat

yang dipakainyauntukmembentuksuatuinteraksisosial.

Kegiatankomunikasitidakhanyamelibatkanseorangpartisipan,

tetapijugamelibatkanpartisipan-partisipan yang lain. Agar

(14)

14

partisipansalingmemahamimaksudtuturanlawanbicaranya,

olehsebabituharusmempunyaikerjasama yang baik.Kerjasama yang

dimaksudberupakesamaanlatarbelakangpengetahuanparapartisipan.

Apabilapartisipandalamperistiwatuturtersebuttidakmemahamimaksudtuturanlawan

bicaranya, akandapatmenimbulkaninterpretasi yang menyimpangdanpesan yang

disampaikanolehpenuturtidakdapatditerimadenganbaik.

Grice (dalamWijana, 1996:37) mengemukakanbahwa

“suatututurandapatmengimplikasikanproposisi yang

bukanmerupakanbagiandarituturan yang bersangkutan”.Proposisi yang

diimplikasikanitudisebutsebagaiimplikatur.Implikaturberasaldari kata

kerjabahasaInggrisimplicate yang secaraetimologisberarti

“mengemukakansesuatudenganbentuk lain”. Perbedaanantaratuturandanpesan

(implikasi) yang

ingindisampaikanolehpenuturkadang-kadangmenyulitkanpenuturuntukmemahaminya.Padaumumnyaantarapenuturdanla

wantuturtelahmempunyaipemahaman yang samatentangapa yang

dipertuturkantersebutsehinggapercakapandapatberjalandanpesanatauinformasi pun

tersampaikandenganbaik.

Untukmenginterpretasikanpesanataumaknatambahandarituturan yang

berimplikaturtersebutadabeberapaprinsipkerjasama yang harusdipahami.

SementaraNababan, 1987: 31 berpendapatbahwaadaseperangkatasumsi

yang melingkupidanmengaturkegiatanpercakapansebagaisuatutindakanberbahasa.

Menurutanalisisnya, perangkatasumsi yang memandutindakan orang

(15)

15

menurut Grice terdiridari 4 aturanpercakapan(maxims of conversation) yang

mendasardandipandangsebagaidasar-dasarumum(general principles) yang

mendasarikerjasamapenggunaanbahasa yang efisien yang

secarakeseluruhandisebutdasarkerjasamaatauprinsip-prinsipkerjasama.

Salah

satupemakaianbahasadalamkehidupandapatditemukandalamberbagaikegiatankehi

dupan, salahsatunyadalamperdagangankhususnyapenawaranbarang yang

seringdisebutiklan.Iklanmerupakankomunikasitidaklangsungmelalui media,

biasanyakalimat-kalimatdalamiklantersusunrapiataubahkanberupawacanauntukmenarikkonsumen.I

klansebagaialatkomunikasiataupenghubungantaraprodusendankonsumendalamme

nawarkanbarangataujasa yang dirasakanlebihefisien.Bahasadalamiklan yang

berupaimplikaturdibuatmenariktanpamelupakankaidahkebahasaan yang

ada.Implikaturdapatdipelajaridalamkajianbidangpragmatik.

Kajianpragmatiktentangimplikaturberkaitaneratdenganbahasalisan.Bahasal

isandipakaidalammembuatiklan yang ditayangkan di televisiataupun di radio yang

berupatuturanbahasa.Radio IDOLA 92,6FM inimenyajikaniklandengankonsepsi

yang dimintaolehperusahaan yang hendakberiklan. Denganmemilihkonsepiklan

yang diinginkan,

semuaperusahaandapatmemasangiklanmelaluikonsepaslidariperusahaanmaupunko

nsepsesuaidenganpermintaanperusahaan yang

(16)

16 B. RumusanMasalah

Dari uraian di atasdapatdirumuskanbahwa yang

menjadipermasalahandalampenelitianiniadalah

1. Bagaimanabentuktuturan yang

mengandungimplikaturpercakapanpadabahasaiklanproduk di radio IDOLA

92.60 FM?

2. Bagaimanaimplikatur yang terjadipadabahasaiklanproduk di radio IDOLA

92.60 FM?

3. Apasajafaktor yang mengakibatkanadanyapemakaianimplikaturpercakapan

yang terdapatpadabahasaiklanproduk di radio IDOLA 92.60 FM ?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkanlatarbelakangmasalahdanperumusanmasalah di atas,

makapenelitianinimempunyaitigatujuan yang hendakdicapai.

1. Mengidentifikasibentuktuturan yang

mengandungimplikaturpercakapanpadabahasaiklanproduk di radio IDOLA

92.60 FM.

2. Mendeskripsikanimplikatur yang terjadipadabahasaiklanproduk di radio

IDOLA 92.60 FM.

3. Menjelaskanfaktor yang

mengakibatkanadanyapemakaianimplikaturpercakapan yang

(17)

17 D. ManfaatPenelitian

Penelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatsebagaiberikut:

1. ManfaatTeoritis

Penelitianinidiharapkandapatmemberikanmasukan (sumbanganpikiran)

danmemperkayailmupengetahuankhususnyadalamstudibahasa Indonesia terutama

yang menyangkuttentangilmupragmatik,

dalamhalinimenyangkutimplikaturpercakapandalamiklanproduk di radio.

2. ManfaatPraktis

Penelitianinidiharapkandapatmembantupenelitilain di

dalamusahanyauntukmemperkayawawasanilmupragmatikdanmengetahuihal-hal

yang terungkapdalamimplikaturpercakapan,

khususnyaimplikaturpercakapandalamiklanproduk di radio.

E. RuangLingkupPenelitian

Ruanglingkuppenelitianadalahpenggunaanbahasaiklan di perusahaan

Radio terutamalebihdipusatkanpada Radio

Idola.Hanyasajajikamembutuhkanperbandingandanpenyamaaniklan yang

digunakan, penulisjugaakanmerekamiklandari radio lain yang

menerimajasaperiklananyanprodukiklannyasama.

F. MetodePenelitian

(18)

18

Dalampenelitianinipenelitimenggunakanmetoderekamdancatatuntukmemp

eroleh data.Metoderekamadalahmetode yang dilakukandenganperekaman yang

menggunakan tape recorder tertentusebagaialatnya.Metodecatatadalahmetode

yang dilakukanpencatatanpadakartu data yang segeradilanjutkandenganklasifikasi

(Sudaryanto,1993:135)

Dalampenelitsianini, pertama-tama

penelitimerekamiklan-iklanprodukberbahasa Indonesia di radio IdolaFM. Setelahdiadakanperekaman,

mendengarkantuturan-tuturantersebutdanpentranskripsiandalamkartu

data.Tujuanpentranskripsianiniadalah agar penelitimudahmengamati data-data

yang nantinyaakandianalisis.

2. MetodeAnalisis Data

Setelah data diklasifikasikan,

laludianalisisdenganmetodepadan.MenurutSudaryanto (1993:13-14),

metodepadanmerupakananalisis data yang memilikialatpenentu di

luarbahasaatauterlepas, dantidakmenjadibagiandaribahasa yang

bersangkutan.Sedangkanmetode yang

digunakanadalahmetodereferensialdanmetodeprakmatis.Metodereferensialdigunak

anuntukmendeskripsikanimplikatur, dantindaktuturyang

dapatdikembangkan.Sedangkanmetodepragmatisdigunakanuntukmenjelaskanimpl

(19)

19 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai implikatur percakapan sudah banyak dilakukan diantaranya

dapat dipaparkan yaitu skripsi Chotamul Hidayah berjudul “Implikatur

Percakapan dalam Pembelajaran di SD Plus Al Firdaus Surakarta (Kajian

Pragmatik)” (2011). Hasil penelitiannya adalah (1) tuturan yang mengandung

implikatur pada pembelajaran di SD PlusAl Firdaus Surakarta berjenis tindak

tutur asertif, direktif, komisif, maupun ekspresif. Tindak tutur direktif merupakan

tindak tutur yang banyak ditemukan, (2) dalam penerapan prinsip kerjasama

(PKS) dan prinsip kesopanan pada implikatur percakapan dalam pembelajaran di

SD Plus Al Firdaus Surakarta terjadi pelanggaran terhadap maksim kuantitas,

kualitas, relevansi, maupun cara.

Pelanggaran terhadap maksim-maksim kerjasama tersebut sebagian besar

diciptakan untuk menerapkan maksim-maksim prinsip kesopanan, (3) implikatur

percakapan dalam pembelajaran di SD Plus Al Firdaus Surakarta memiliki fungsi

kompetitif (competitive), menyenangkan (convivial), bekerjasama (collaborative),

dan bertentangan (conflictive). Dari keempat fungsi tersebut, fungsi kompetitif

paling banyak ditemukan.

Skripsi Anwar dengan judul “Analisis Penggunaan Implikatur Percakapan

Antara Resepsionis dan Tamu Check In di Guest House Paradiso Surakarta”

(2002). Hasil penelitiannya yaitu (1) Implikatur yang tercipta berbeda antara

(20)

20

tuturan yang satu dengan yang lain. Hal itu disebabkan adanya fakta berbeda yang

terjadi di setiap percakapan, (2) semua percakapan yang dibahas dalam analisis

mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan teori prinsip kerjasama

Grice.Dalam percakapan tersebut memang maksim-maksim kerjasama Grice

bersifat mengambang sehingga kerjasamanya bersifat kasat mata.Namun

demikian, para resepsionis telah mampu menggunakannya dan memposisikannya

secara benar.

Tesis Haryanti berjudul “Implikatur Percakapan dalam Prosa Fiksi Bahasa

Inggris (Suatu Kajian Pragmatik)”. Hasil penelitiannya yaitu (1) sebagian besar

bentuk tindak tutur bermuatan implikatur yang diperoleh dari penelitiannya

menggunakan kalimat deklaratif dan termasuk bentuk asertif, (2) jenis tindak tutur

bermuatan tindak tutur bermuatan implikatur dikelompokkan ke dalam tujuh belas

macam, antara lain menyatakan fakta, mengandaikan, bertentangan dengan fakta,

berjanji, memuji, memberi saran, menyuruh, mengajak, bertanya, menduga,

menolak, mengeluh, mengancam, meragukan, bergurau, minta izin, dan marah,

(3) tindak tutur bermuatan implikatur dari data yang diperoleh menerapkan

maksim-maksim prinsip kerjasama Grice. Selain itu tindak tutur tersebut juga

melanggar prinsip kerjasama, (4) terdapat tiga belas penyebab tindak tutur

bermuatan implikatur digunakan dalam percakapan bahasa Inggris, antara lain:

agar tidak menyinggung perasaan orang lain, untuk meyakinkan mitra tutur,

penutur malu menyatakan secara langsung, penutur tidak percaya dengan tuturan

mitra tutur, untuk menyatakan isi hati, untuk menyembunyikan ketidaktahuan,

(21)

21

jawab, untuk mengungkapkan kemarahan, untuk menutupi kekecewaan, untuk

menyatakan kesungguhan, penutur tidak berani menyatakan secara langsung.

Laporan penelitian inovatif mahasiswa propinsi Jawa Tengah oleh Hidayah,

Anna Uswatun Khasanah, dan Farida Kumara Dewi yang berjudul “Analisis

Implikatur Percakapan dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu

(SDIT) Annur Gemolong Sragen” (2005) berkesimpulan (1) Implikatur

percakapan yang sering terjadi dalam pembelajaran di SDIT Annur Gemolong

Sragen dalam bentuk kalimat khususnya kalimat tanya, (2) sebagian besar dari

implikatur percakapan yang terjadi di SDIT Annur Gemolong Sragen bermaksud

memperluas tuturan, (3) terjadi pelanggaran maksim kerjasama Grice pada ujaran

yang mengandung implikatur yang dianalisis. Terdapat beberapa kalimat yang

melanggar lebih dari satu maksim.

Skripsi Lestari yang berjudul “Implikatur Percakapan dalam Novel

Burung-Burung Manyar Karya Y.B Mangun Wijaya” (2005) berkesimpulan (1) Implikatur

percakapan dalam novel Burung-Burung Manyar menggunakan beberapa macam

tuturan. Tuturan yang paling banyak digunakan adalah tuturan tidak langsung, (2)

ditemukan 14 fungsi tindak tutur yang digunakan dalam novel Burung-Burung

Manyar, yaitu fungsi untuk menyarankan, fungsi untuk menyatakan, fungsi untuk

menjelaskan, fungsi untuk menolak, fungsi untuk meminta, fungsi untuk

memerintah, fungsi untuk memberikan nasehat, fungsi untuk bertanya, fungsi

untuk menjanjikan, fungsi untuk menawarkan, fungsi untuk memuji, fungsi untuk

mengecam, fungsi untuk marah, dan fungsi untuk bergurau. Fungsi yang paling

(22)

22

maksim kerjasama paling banyak ditemukan adalah penyimpangan terhadap

maksim kuantitas.

B. Kerangka Teori

Beberapa teori yang mengandung dalam penelitian ini, diharapkan

memberikan masukan terhadap pembahasan yang ada dalam penelitian.

1. Definisi Pragmatik

Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

(1996: 3), misalnya, menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu (1) bidang yang

mengkaji makna pembicara; (2) bidang yang mengkaji makna menurut

konteksnya; (3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan,

mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara;

dan (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang

membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.

Thomas (1995: 2) menyebut dua kecenderungan dalam pragmatik terbagi

menjadi dua bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang sosial,

menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker meaning); dan

kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif, menghubungkan pragmatik

dengan interpretasi ujaran (utterance interpretation). Selanjutnya Thomas (1995:

22), dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang

melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran

(fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah

ujaran ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna

(23)

23

Leech (1983: 6 (dalam Gunarwan 2004: 2)) melihat pragmatik sebagai bidang

kajian dalam linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik. Keterkaitan ini

ia sebut semantisisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari semantik;

pragmatisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik; dan

komplementarisme, atau melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang

saling melengkapi.

2. Teori Tindak-Tutur

Melalui bukunya, How to Do Things with Words, Austin dapat dianggap

sebagai pemicu minat yang paling utama dalam kajian pragmatik. Sebab, seperti

diungkap oleh Marmaridou (2000: 1 (dalam Gunarwan 2004: 8)), sejak itu bidang

kajian ini telah berkembang jauh, sehingga kita dapat melihat sejumlah

kecenderungan dalam pragmatik, yaitu pragmatik filosofis (Austin, Searle, dan

Grice), pragmatik neo-Gricean (Cole), pragmatik kognitif (Sperber dan Wilson),

dan pragmatik interaktif (Thomas).

Austin, seperti dikutip oleh Thomas (1995: 29-30), bermaksud menyanggah

pendapat filosof positivisme logis, seperti Russel dan Moore, yang berpendapat

bahwa bahasa yang digunakan sehari-hari penuh kontradiksi dan ketaksaan, dan

bahwa pernyataan hanya benar jika bersifat analitis atau jika dapat diverifikasi

secara empiris.Contoh.

(1) Ada enam kata dalam kalimat ini

(2) Presiden RI adalah Soesilo Bambang Yoedoyono

Dari contoh di atas, dapat dipahami bahwa para filosof yang dikritik Austin ini

(24)

24

sesuai contoh di atas, kalimat (1) benar secara analitis dan kalimat (2) benar

karena sesuai dengan kenyataan. Persyaratan kebenaran ini kemudian diadopsi

oleh linguistik sebagai truth conditional semantics (Thomas 1995: 30).

Austin (dalam Thomas 1995: 31) berpendapat bahwa salah satu cara untuk

membuat pembedaan yang baik bukanlah menurut kadar benar atau salahnya,

melainkan melalui bagaimana bahasa dipakai sehari-hari. Melalui hipotesis

performatifnya, yang menjadi landasan teori tindak-tutur (speech-act), Austin

berpendapat bahwa dengan berbahasa kita tidak hanya mengatakan sesuatu (to

make statements), melainkan juga melakukan sesuatu (perform actions). Ujaran

yang bertujuan mendeskripsikan sesuatu disebut konstatif dan ujaran yang

bertujuan melakukan sesuatu disebut performatif.Yang pertama tunduk pada

persyaratan kebenaran (truth condition) dan yang kedua tunduk pada persyaratan

kesahihan (felicity condition) (Gunarwan 2004: 8).Contoh.

(3) Dengan ini, saya nikahkan kalian (performatif)

(4) Rumah Joni terbakar (konstatif)

Selanjutnya Austin, seperti juga ditekankan lebih lanjut oleh Searle (dalam

Gunarwan 2004: 9), memasukkan ujaran konstatif, karena memiliki struktur

dalam yang mengandungi makna performatif, sebagai bagian dari performatif

(Austin 1962: 52 dan Thomas 1995: 49). Dalam contoh (4), struktur dalam ujaran

tersebut dapat saja berbunyi Saya katakan bahwa rumah Joni terbakar.

Tindakan yang dihasilkan dengan ujaran ini mengandung tiga tindakan lain

yang berhubungan, yaitu lokusi (locutionary act), ilokusi (illocutionary act), dan

(25)

25

dengan produksi ujaran yang bermakna, tindak ilokusioner terutama berkaitan

dengan intensi atau maksud pembicara, dan tindak perlokusioner berkaitan dengan

efek pemahaman pendengar terhadap maksud pembicara yang terwujud dalam

tindakan (Thomas 1995: 49).Tindak-tutur, seperti dikembangkan lebih jauh oleh

Searle (dalam Gunarwan 2004: 9), dapat berupa tindak-tutur langsung (direct

speech-act) dan tindak-tutur tidak langsung (indirect speech-act). Dalam direct

speeh-act terdapat hubungan langsung antara struktur kalimat dengan fungsinya,

sedangkan dalam indirect speech-act hubungannya tidak langsung atau

menggunakan (bentuk) tindak-tutur lain (Gunarwan 2004: 9; dan Yule 1996:

54-55).

Selain itu, Searle juga menyebut lima jenis fungsi tindak-tutur, yaitu asertif

(assertive), direktif (directive), komisif (comissive), ekspresif (expressive), dan

deklarasi (declaration) (Littlejohn 2002: 80; dan Yule 1996: 53-54). Asertif atau

representatif merupakan tindak-tutur yang menyatakan tentang sesuatu yang

dipercayai pembicaranya benar; direktif merupakan tindak-tutur yang

menghendaki pendengarnya melakukan sesuatu; komisif merupakan tindak-tutur

yang digunakan pembicaranya untuk menyatakan sesuatu yang akan

dilakukannya; ekspresif merupakan tindak-tutur yang menyatakan perasaan

pembicaranya; dan deklarasi merupakan tindak-tutur yang mengubah status

sesuatu.

3. Prinsip Kerja Sama (Cooperative Principle)

Grice mengemukakan bahwa percakapan yang terjadi di dalam anggota

(26)

26

sama(cooperative principle) (Yule 1996: 36-37 dan Thomas 1995: 61). Kerja

sama yang terjalin dalam komunikasi ini terwujud dalam empat bidal (maxim),

yaitu (1) bidal kuantitas (quantity maxim), memberi informasi sesuai yang

diminta; (2) bidal kualitas (quality maxim), menyatakan hanya yang menurut kita

benar atau cukup bukti kebenarannya; (3) bidal relasi (relation maxim), memberi

sumbangan informasi yang relevan; dan (4) bidal cara (manner maxim),

menghindari ketidakjelasan pengungkapan, menghindari ketaksaan,

mengungkapkan secara singkat, mengungkapkan secara beraturan (Gunarwan

2004: 11 dan Thomas 1995: 63-64).

Berkaitan dengan prinsip kerja sama Grice di atas, pada kenyataannya, dalam

komunikasi kadang kita tidak mematuhi prinsip tersebut. Hal ini, seperti diungkap

oleh Gunarwan (2004: 12-14), didasarkan atas beberapa alasan, misalnya untuk

memberikan informasi secara tersirat (implicature) dan menjaga muka lawan

bicara (politeness).

4. Jenis Tuturan

Tuturan adalah tindak tutur yang dilakukan seorang penutur terhadap mitra

tutur. Macam-macam tuturan: Lokusi: Tindak tutur yang bertujuan

menginformasikan sesuatu (sebagai tindak tutur imperatif yang merupakan

pernyataan makna dasar dari konstruksi imperatif. Contoh: “Ibu memasak di

dapur” Informasi indeksal: seorang anak memberitahu sesuatu yang sedang

dikerjakan oleh ibunya kepada ayahnya, ketika ayahnya menanyakan keberadaan

ibunya. Ilokusi: Tindak tutur yang bertujuan menginformasikan sesuatu dan

(27)

27

sudah dekat.”. Informasi indeksal: seorang ayah secara tidak langsung meminta

agar anaknya untuk belajar karena ujian sudah dekat.

Perlokusi: Tindak tutur yang bertujuan mempengaruhi lawan tutur, sehingga

menimbulkan dampak bagi mitra tutur. Contoh: “Ardi, matikan radio itu!

Cepat!”Tuturan seorang kakak yang merasa terganggu dengan ulah adiknya yang

mengeraskan radionya, karena dia lagi belajar. Dampak bagi mitra tutur, dia akan

segera mematikan radionya. Tuturan performatif adalah tuturan yang digunakan

ketika sedang melakukan sesuatu.Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat

konteks Leech (1983) mengungkapakan bahwa Pragmatics Studies Meaning In

Relation To Speech Situation. Leech (1983) mengemukakan sebuah aspek yang

senantiasa harus dipertimbangkan dalam rangka studi pragmatik.

5. Aspek-aspek Tutur

Leech (1993:19) dalam bukunya menjelaskan bahwa aspek situasi tutur

dengan limabagian, yaitu:

a. Penutur dan Lawan Tutur

Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan fungsi

pragmatis tertentu di dalam peristiwa komunikasi.Sementara itu, mitra tutur

adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur di dalam pentuturan.

Di dalam peristiwa tutur peran penutur dan mitra tutur dilakukan secara silih

berganti, yang semula berperan penutur pada tahap tutur berikutnya dapat

(28)

28

komponen penutur dan mitra tutur antara lain usia, latar belakang sosial, ekonomi,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat keakraban, dan sebagainya.

b. Konteks Tuturan

Istilah konteks didefinisikan oleh Mey (dalam Nadar, 2009:3) sebagai situasi

lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta pertuturan untuk dapat

berinteraksi dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami.Di dalam tata

bahasa, konteks tuturan mencakup semua aspek fisik atau latar sosial yang relevan

dengan tuturan yang diekspresikan.Konteks yang bersifat fisik, yaitu fisik tuturan

dengan tuturan lain, biasa disebut ko-teks.Sementara itu, konteks latar sosial lazim

dinamakan konteks.Di dalam pragmatik konteks itu berarti semua latar belakang

pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tuturnya.Konteks ini

berperan membantu mitra tutur di dalam menafsirkan maksud yang ingin

dinyatakan oleh penutur.

c. Tindak Tutur sebagai Bentuk Tindakan

Tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas adalah bahwa tindak tutur

itu merupakan tindakan juga.Jika tata bahasa menangani unsur-unsur kebahasaan

yang abstrak, seperti kalimat dalam studi sintaksis, proposisi dalam studi

semantik, dan sebagainya, pragmatik berhubungan tindak verbal yang lebih

konkret yang terjadi dalam situasi tertentu.Tindak tutur sebagai suatu tindakan

tidak ubahnya sebagai tindakan mencubit.Hanya saja, bagian tubuh yang berperan

berbeda.Pada tindakan mencubit tanganlah yang berperan, sedangkan pada

(29)

29 d. Tujuan Tuturan

Tujuan tuturan adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan

tindakan bertutur. Komponen ini menjadikan hal yang melatarbelakangi tuturan

karena semua tuturan memiliki suatu tujuan. Dalam hal ini bentuk tuturan yang

bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau

sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan tuturan yang sama.

Bentuk-bentuk tuturan Pagi, selamat pagi, dan met pagi dapat digunakan untuk

menyatakan maksud yang sama, yakni menyapa lawan tutur yang ditemui pada

pagi hari. Selain itu, Selamat pagi dengan berbagai variasinya bila diucapkan

dengan nada tertentu, dan situasi yang berbeda-beda dapat juga digunakan untuk

mengejek teman atau kolega yang terlambat datang ke pertemuan, atau siswa yang

terlambat masuk kelas, dan sebagainya.

e. Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal

Tuturan itu merupakan hasil suatu tindakan.Tindakan manusia itu dibedakan

menjadi dua, yaitu tindakan verbal dan tindakan nonverbal.Berbicara atau bertutur

itu adalah tindakan verbal.Karena tercipta melalui tindakan verbal, tuturan itu

merupakan produk tindak verbal. Tindak verbal adalah tindak mengekpresikan

kata-kata atau bahasa

6. Tindak Tutur :

Teori tindak tutur adalah pandangan yang mempertegas bahwa ungkapan

suatu bahasa dapat dipahami dengan baik apabila dikaitkan dengan situasi konteks

(30)

30

tutur berasal dari bahasa Inggris “speech act” yang berarti ‘tindak tutur’. Namun,

ada sebagian pakar pragmatik Indonesia (seperti Purwo) yang menerjemahkannya

menjadi tindak ujaran.Dalam hal pengertian istilah Indonesia tampaknya tidak ada

perbedaan antara kedua istilah ini (Siregar, 1997:36).Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan salah satu istilah saja yaitu Tindak tutur.

Menurut Searle (1969), dalam komunikasi bahasa terdapat tindak tutur. Ia

berpendapat bahwa komunikasi bahasa bukan sekedar lambang, kata, atau

kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil dari lambang,

kata, atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur. Lebih tegasnya, tindak

tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan

merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi bahasa. Sebagaimana komunikasi

bahasa yang dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah, begitu juga

tindak tutur dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah (Rani,

2004:158) J.L.Austin merupakan tokoh teori tindak tutur pertama yang

memperkenalkan konsep tindak tutur melalui bukunya How to do thing with

words. Menurut Austin, tuturan pada dasarnya dapat dibedakan atas dua jenis,

yaitu tuturan bersifat performatif dan tuturan yang bersifat konstantif. Selanjutnya,

dinyatakan bahwa semua tuturan pada dasarnya bersifat performatif, yang berarti

bahwa dua hal terjadi secara bersamaan ketika orang mengucapkannya. Teori

tindak tutur Austin selanjutnya mengalami perkembangan setelah Searle dalam

bukunya Speech Act: An Essay in the Philisophy of Language.Ia mengatakan

bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat

(31)

31

ilokusi (ilocutionary act) dan tindak perlokusi (perlocutionary act) (Chaer dan

Leonie, 2004: 53), yaitu:

a. Tindak tutur lokusi, adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti

“berkata”, atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat

dipahami.

b. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan

dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi biasanya

berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh,

menawarkan, dan menjanjikan.

c. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya

ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari

orang lain.

Teori tindak tutur Austin merupakan teori tindak tutur yang berdasarkan

pembicara, sedangkan Searle melihat tindak tutur berdasarkan pendengar.Jadi,

Searle berusaha melihat bagaimana nilai ilokusi itu ditangkap dan dipahami

pendengar. Searle membuat klasifikasi dasar tuturan yang membentuk tindak tutur

ilokusi menjadi lima jenis tindak tutur, yaitu :

a. Tindak Tutur Representatif

Menurut Yule (2006:92), tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang

menyatakan keyakinan penutur tentang ihwal realita eksternal. Tindak tutur ini

berfungsi memberi tahu orang-orang mengenai sesuatu.Artinya, pada tindak tutur

jenis representatif penutur berupaya agar kata-kata atau tuturan yang dihasilkan

(32)

32

tutur jenis ini sebagai tindak tutur asertif, yang mengidentifikasikan dari segi

semantik karena bersifat proposisional. Selain itu, yang bertanggung jawab

terhadap kesesuaian antara kata-kata atau tuturan dengan fakta duniawi terletak

pada pihak penutur.Yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur representatif ini,

adalah tuturan-tuturan yang bersifat penegasan, pernyataan, pelaporan dan

pemerian.

b. Tindak Tutur Komisif

Yule (2006) memberi pemahaman bahwa tindak tutur komisif, penutur

menindaklanjuti atau memenuhi apa yang dituturkan. Tuturan semacam ini

mengekspresikan apa yang dimaksudkan oleh penutur. Dalam penggunaan tindak

tutur komisif, penutur bertanggung jawab atas kebenaran apa yang dituturkan.

Leech (1993) mengatakan jenis tindak tutur ini memiliki fungsi menyenangkan.

Menyenangkan maksudnya adalah menyenangkan pihak pendengarnya karena dia

tidak mengacu kepada kepentingan penutur. Jenis tindak tutur yang termasuk ke

dalam jenis tindak tutur ini menurut Yule (2006:94) adalah perjanjian, ancaman,

penolakan dan jaminan .

c. Tindak Tutur Direktif

Dalam tindak tutur direktif mengandung hal yang bersifat keinginan pihak

penutur kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tindak

tutur direktif merupakan ekspresi dari apa yang penutur inginkan (Yule, 2006:93).

Jenis tindak tutur yang termasuk dalam tindak tutur jenis direktif adalah perintah,

permintaan, pemberian saran. Dalam hal ini pendengar bertanggung jawab untuk

(33)

33 d. Tindak Tutur Ekspresif

Yule (2006:93) berpendapat bahwa dalam tindak tutur ekspresif terdapat

pernyataan yang menggambarkan apa yang penutur rasakan. Tindak tutur ini

mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis penutur terhadap suatu keadaan,

meliputi mengucapkan terima kasih, terkejut, mengucapkan selamat datang,

mengucapkan selamat, gembira, khawatir, sombong dan rasa tidak suka.

e. Tindak Tutur Deklaratif

Berdasarkan pendapat Yule (2006:93) dapat diketahui bahwa dalam tindak

tutur deklaratif terdapat perubahan dunia sebagai akibat dari tuturan itu, misalnya

ketika kita mengundurkan diri dengan mengatakan ‘saya mengundurkan diri’,

memecat seseorang dengan mengatakan ‘Anda dipecat’, atau menikahi seseorang

dengan menyatakan ‘Saya bersedia’. Yang termasuk ke dalam jenis ini antara lain,

memecat, menyatakan perang, menikahkan, membebastugaskan (Hasibuan,

2005:88).

7. Entailmen

Seperti yang diketahui bahwa pada implikatur, hubungan antara tuturan

dengan masudnya itu tidak bersifat mutlak. Penafsirannya didasarkan pada latar

belakang pengetahuan yang sama antara penutur dan mitra tutur tentang sesuatu

yang sedang dituturkan itu.Berbeda dengan hal tersebut, dalam entaimen

hubungan tersebut bersifat mutlak. Tuturan yang berbunyi bahwa Reni hamil

muda mengidintifikasikan bahwa wanita yang bernama Reni itu sudah

(34)

34

lainadalah tuturan yang berbunyi Iyan anak desa yang sangat rajin itu menjadi

dokter menunjukkan bahwa seorang anak yng berasal dari desa tersebut pernah

mengenyam pendidikn di universitas pada fakultas kedokteran. Dengan demikian,

jelas bahwa hubungan atara tuturan dengan maksud tuturan pada entailem itu

bersifat mutlak.

8. Implikatur

Istilah ‘implikatur’ dipakai oleh Grice untuk menerangkan apa yang mungkin

diartikan, disarankan atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda dengan apa

yang sebenarnya dikatakan oleh penutur (Brown danYule, 1996: 31). Dalam suatu

tindak percakapan, setiap bentuk tuturan (utterance) pada dasarnya

mengimplikasikan sesuatu.Implikasi tersebut adalah proposisi yang biasanya

tersembunyi di balik tuturan yang diucapkan, dan bukan merupakan bagian dari

tuturan tersebut.Pada gejala demikian tuturan berbeda dengan implikasi (Wijana,

1996: 37).

Adanya perbedaan antara tuturan dan implikasi kadang-kadang dapat

menyulitkan mitra tutur untuk memahaminya, namun pada umumnya antara

penutur dan mitra tutur sudah saling berbagi pengalaman dan pengetahuan

sehingga percakapan dapat berjalan dengan lancar.Dengan demikian, implikatur

mengisyaratkan adanya perbedaan antara tuturan dengan maksud yang ingin

disampaikan.

Menurut Wijana (1996: 38), dengan tidak adanya keterkaitan semantik antara

(35)

35

tuturan akan memungkinkan menimbulkan implikatur yang tidak terbatas

jumlahnya. Dalam contoh (1), (2), dan (3) berikut ini terlihat bahwa tuturan (+)

Bambang datang memungkinkan memunculkan reaksi yang bermacam-macam

Rokoknya disembunyikan, Aku akan pergi, dan Kamarnya dibersihkan.

Masing-masing reaksi itu memunculkan implikasi yang berbeda-beda.

(5) + Bambang datang

- Rokoknya disembunyikan

(6) + Bambang datang

- Aku akan pergi dulu

(7) + Bambang datang

- Kamarnya dibersihkan

Jawaban (-) dalam (5) mungkin mengimplikasikan bahwa Bambang adalah

perokok, tetapi ia tidak pernah membeli rokok. Merokok kalau ada yang memberi,

dan tidak pernah memberi temannya, dan sebagainya.Jawaban (-) dalam (6)

mungkin mengimplikasikan bahwa (-) tidak senang dengan Bambang.Akhirnya

jawaban (-) dalam (7) mengimplikasikan bahwa Bambang adalah tukang

kebersihan.Ia akan marah-marah melihat sesuatu yang kotor. Penggunaan kata

mungkin dalam menafsirkan implikatur yang ditimbulkan oleh sebuah tuturan

tidak terhindarkan sifatnya sehubungan dengan banyaknya kemungkinan

implikasi yang melandasi kontribusi (-) dalam (5), (6), (7).

Menurut Levinson implikatur percakapan (conversational implcature)

(36)

36

a. Konsep implikatur memungkinkan penjelasan fakta-fakta kebahasaan

yang tidak terjangkau oleh teori linguistik.

b. Konsep implikatur memberikan penjelasan tentang makna berbeda dengan

yang dikatakan secara lahiriah.

c. Konsep implikatur dapat menyederhanakan struktur dan isi deskripsi

semantik.

d. Konsep implikatur dapat menjelaskan beberapa fakta bahasa secara tepat.

Sebagai contoh adalah sebagai berikut:

(8) A: Jam berapa sekarang?

B: Korannya sudah datang.

Kalimat (8A) dan (8B) tidak berkaitan secara konvensional. Namun,

pembicara kedua sudah mengetahui bahwa jawaban yang disampaikan sudah

cukup untuk menjawab pertanyaan pembicara pertama, sebab dia sudah

mengetahui jam berapa koran biasa diantarkan.

Soemarmo (1994:172) menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang

diucapkan seseorang dalam percakapan sehari-harinya mengandung

implikatur sebagai contohnya adalah percakapan dua orang yang duduk sebangku

dalam bus kota sebagai berikut:

(9) Hari itu sangat panas, apalagi dengan keadaan bus yang sesak.

Salah satu orang diantara keduanya (peneliti andaikan sebagai B)

mengeluarkan rokok dari sakunya dan merokok. Tidak lama kemudian muncullah

(37)

37 (10) A: cuaca hari ini sangat panas

B: maaf

Dengan mengerti implikatur yang ingin diungkapkan si A, si B memahami

bahwa ujaran si A bukanlah ujaran yang memberikan informasi bahwa

“cuaca hari ini sangat panas”, melainkan sebuah permintaan agar ia tidak

merokok, maka ia pun meminta maaf dan mematikan rokoknya.

a. Jenis Implikatur

Grice, seperti diungkap oleh Thomas menyebut dua macam implikatur, yaitu:

1) Implikatur Konvensional

Implikatur konvensional merupakan implikatur yang dihasilkan dari penalaran

logika, ujaran yang mengandung implikatur jenis ini, seperti diungkap oleh

Gunarwan (2004:14) dapat dicontohkan dengan penggunaan kata bahkan. Contoh:

(11) Bahkan Bapak Menteri Agama menghadiri sunatan anak saya.

Contoh (11) di atas merupakan implikatur konvensional yang berarti Bapak

Menteri Agama biasanya tidak menghadiri acara sunatan.

2) Implikatur Konversasional

Implikatur Konversasional merupakan implikatur yang dihasilkankarena

tuntutan konteks tertentu. Contoh:

(12) Saya kebetulan ke Inggris untuk studi selama dua tahun danberangkat besok.

Contoh (12) di atas merupakan implikatur konversasional yang bermakna

“tidak” dan merupakan jawaban atas pertanyaan maukah Anda menghadiri

(38)

38 9. Iklan

a. Pengertian Iklan

Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi menuntut media massa berperan

dalam memberitahukan atau menginformasikan hasil perkembangan ilmu dan

teknologi tersebut. Salah satu sarana yang dipilih adalah mengiklankan produk

ataupun ilmu dan teknologi itu kepada masyarakat secara luas agar masyarakat

tahu keberadaan produk ilmu dan teknologi tersebut.

Dalam KBBI (1990:322) iklan adalah: (1) berita pesanan (untuk mendorong,

membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan; (2)

pemberi tahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang dijual,

dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah.

Iklan terdiri atas dua macam, yaitu iklan barang (produk) dan jasa.Yang

dimaksud iklan barang (produk) adalah iklan yang menawarkan suatu barang

tertentu, seperti iklan sepeda motor, kosmetik, mobil, obat dan

sebagainya.Sedangkan iklan jasa adalah iklan yang menawarkan suatu jasa

tertentu, seperti pendidikan, kehilangan, dan sebagainya.

Menurut Radius (1980:7) iklan adalah bentuk kegiatan yang dilakukan

seseorang atau suatu organisasi yang dikenal menerima bayaran untuk

menyajikan, mempromosikan barang, jasa atau ide secara informatif dan

persuasif. Jadi peran media massa sangat menunjang sampainya iklan kepada

masyarakat, seperti televisi, radio, majalah, surat kabar serta media elektronik

(39)

39

Rachmadi (1993: 36) menjelaskan bahwa iklan yang kita lihat dan dengar

setiap hari sebenarnya merupakan produk akhir dari serangkaian pengamatan

sampai pelaksanaan strategi dan taktik yang berupaya untuk menjangkau pembeli

potensial.Secara umum iklan bisa disebut sebagai suatu bentuk komunikasi yang

dimaksudkan untuk menginterpretasikan kualitas produk jasa dan ide-ide

berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa iklan adalah pemberitahuan

kepada khalayak ramai tentang pesan yang akan disampaikan oleh pembuat iklan

melalui media massa dengan tujuan memberitahukan, menawarkan, ataupun

mengenalkan barang atau jasa kepada masyarakat. Dengan demikian, iklan adalah

sarana yang digunakanuntuk pemberitahuan kepada khalayak umum

mengenai atau mempromosikan suatu produk barang atau jasa melalui media

massa.

Dari pengertian iklan di atas maka iklan merupakan kumpulan tindak tutur

yang mengandung peristiwa terstruktur, ide atau gagasan terorganisir bersifat

menawarkan barang atau jasa lewat televisi, radio, majalah atau surat kabar

dengan bahasa informatif, membujuk, meyakinkan, serta mengandung pesan yang

lengkap untuk disampaikan kepada pembaca, pemirsa atau pendengar.

b. Bahasa Iklan

Hakikat dari bahasa iklan adalah mempengaruhi.Untuk mempengaruhi

seseorang, publik, atau apapun yang dianggap sebagai calon konsumen, maka

(40)

40

audio, maupun narasinya.Bahasa iklan selalu mengolah perasaan atau emosi

(psikologis) calon pembeli agar menjadi penasaran, menjadi tumbuh perasaan rasa

ingin memiliki, selalu tumbuh rasa cemburu, selalu memiliki rasa ketinggalan jika

tidak memiliki, dan sebagainya. Dalam bahasa iklan ada pedoman kebahasaan

yang digunakan, seperti:

1) Gampang dipahami konsumen

2) Sederhana bahasanya dan jernih pengutaraannya

3) Tanpa kalimat majemuk

4) Kalimatnya aktif, bukan kalimat pasif

5) Padat dan kuat bahasanya

(41)

41 BAB III

JENIS IMPLIKATUR IKLAN PRODUK RADIO IDOLAFM

A. Bentuk Tuturan Implikatur pada Iklan Radio

Peneliti dalam menganalisis bentuk tuturan yang mengandung implikatur

percakapan pada bahasa iklan produk di Radio IDOLAFM mengelompokkan

tuturan berdasarkan tujuan pertuturan (direktif, deklaratif, asertif, komisif,

ekspresif).Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tuturan yang

mengandung implikatur percakapan dalam iklan produk di Radio IDOLAFM

menggunakan dua bentuk tuturan, yaitu direktif dan deklaratif.Hal ini bisa

dipahami karena dengan bentuk tuturan berupa tuturan direktif dan deklaratif

pemasang iklan berusaha untuk memberikan informasi kepada pendengar atau

konsumen keunggulan produknya dan meminta pendengar untuk menggunakan

atau membeli produknya.

1. Direktif

Direktif merupakan tuturan yang tujuannya adalah sebagai tanggapan yang berupa

tindakan dari mitra tutur.Misalnya menyuruh, meminta, memerintahkan, dan

memohon. Dari data yang ada, ditemukan delapan tuturan yang mengandung

implikatur percakapan yang berbentuk tuturan direktif, diantaranya adalah:

(42)

42

(10) Konidin

Percakapan iklan iini diawali seorang laki-laki yang berjalan dengan kondisi sakit

batuk, dalam percakapan yang ada saat naratormenjelaskan bahwa gejalan gatal di

tenggorokan, suara jadi serak adalah gejalan sakit batuk.

Narator : Tal, gatal, gatal, tenggorokan gatal. Rak, serak, serak, suara jadi serak.Awas batuk menyerang, rasa nyaman pun hilang Gatal, serak.

Laki-laki : Uhuk, uhuk, (batuk)

Narator : Kalau batuk minum KONIDIN dong! Kalau batuk, ingat KONIDIN obatnya! Urusan batuk ingat KONIDIN

Analisis:

Laki-laki :Uhuk, uhuk (batuk)

Narator : Kalau batuk minum KONIDIN dong!

Percakapan di atas dilakukan oleh dua orang narator dengan seorang

laki-laki, naratorseolah-olah sudah tahu bahwa obat yang efektif menyembuhkan sakit

batuk adalah KONIDIN.Hal tersebut dapat diketahui dari tuturan narator yang

secara langsung merespon seorang laki-laki yang sedang batuk.Tuturan di atas

berbentuk tuturan direktif atauanjuran. Tuturan tersebut ditandai adanya

penggunaan kata minum dalam tuturan Kalau batuk minum KONIDIN dong !yang

mempertegas bahwa penutur meminta mitra tutur yang sedang batuk untuk segera

(43)

43

(11) Paramex

Iklan Paramex berikut ini diperankan oleh musisi dangdut H. Rhoma Irama ini

dalam kondisi H. Rhoma sedang hendak konser dan sedang menyapa parahadiri

yang menyaksikan konsor ataupun dakwahnya. Karena penonton terdiri dari

kumpulan muda-mudi, tamu undangan yang cukup banyak dan dicintai serta

dihormati oleh musisi dangdut ini, Rhoma Irama menyebutkan perkelompok

sehingga merasakan pusing.

Rhoma irama : Selamat malam, para hadirin yang Saya hormati, para muda-mudi yang saya cintai, juga para tamu dan para, duh kepalaku sakit, para,

Penonton : PARAMEXPak !

Rhoma : PARAMEX?

Analisis:

X (Rhoma) : Selamat malam, para hadirin yang Saya hormati, para muda-mudi yang saya cintai, juga para tamu dan para, duh kepalaku sakit, para,

Y (penonton) : PARAMEX Pak !

Percakapan di atas menghadirkan ilustrasi suara penyanyi dangdut terkenal

Indonesia yaitu Rhoma Irama yang sedang konser di depan penonton. Pada saat

itu (X) atau Rhoma Irama ini mengalami masalah dengan sakit kepala, kemudian

(Y) atau penonton secara langsung merespon dengan mengatakan PARAMEX

pak!.Data 11 terdapat tuturan yang berbentuk tuturan direktif, dan kata tersebut

dapat dilihat dari tuturan (Y) yang secara langsung merespon keadaan (X) yang

(44)

44

meminta (X) untuk segera minum PARAMEX karena tahu (X) sedang mengalami

sakit kepala.

(12) Vidoran Smart Plus

Percakapan yang dilakukan oleh dua anak laki-laki dan perempuan ini adalah

percakapan anak-anak yang hendak menggapai cita-citanya. Saat kedua anak ini

menjelakan keinginan mereka akan cita-cita yang dibanggakan, tiba-tiba ibu

mereka menghampiri dengan menjelakan jika hendak menggapai cita-cita mereka

harus banyak belajar dan minum multivitamin Vidoran Smart Plus.

Anak laki-laki : Hai aku mau jadi pilot yang hebat. Anak perempuan : Aku mau jadi arsitek yang top.

Anak laki-laki (X) : Pilot yang hebat bisa keliling dunia, kalau arsitek mana bisa ?

Ibu : Dan jangan lupa minum VIDORAN SMART PLUS.

VIDORAN SMART PLUS nutrisi jaringan otak yang mengandung multi vitamin, DHA dan EPA membantu

(45)

45

Percakapan pada data 12 dilakukan oleh seorang ibu dengan dua orang

anaknya. Percakapan tersebut menunjukkan bahwa keinginan sang ibu agar

putra-putrinya menjadi anak yang pintar dan selanjutnya sang ibu meminta anaknya

minum VIDORAN SMART PLUS. Data 12 terdapat tuturan yang berbentuk tuturan

direktif.Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan tuturan jangan lupa dalam

tuturan Dan jangan lupa minum VIDORAN SMART PLUS.Tuturan tersebut

termasuk tuturan direktif, yaitu penutur meminta atau menganjurkan mitra tutur

agar jangan sampai melupakan minum VIDORAN SMART PLUS.

(13) Bodrex

Percakapan iklan ini, seorang artis bernama Dedy Yusuf sedang mencari

tukang ojek.Saat Dedi menghampiri tukang ojek dan menjelaskan tujuannya,

tiba-tiba tukang ojek mengalami sakit kepala.

Abang ojek (X) : Ojek Mas, ojek-ojek, ojeknya Bu ?

Abang ojek : Iya, aduh bisa narik gak ya, aduh kepalaku, aduh. Dedi Y : Cepat minum BODREXdapat diminum sebelum

makan, sakit kepala hilang rejeki datang.

Lindungi penghasilan Anda dan begitu sakit kepala cepat minum BODREX.

BODREX tuk sakit kepala. BODREXtuk tua dan muda

BODREX dimana saja, kapan saja tuk sakit kepala BODREX tuk sakit kepala

BODREX siap kapan saja, walau sebelum makan BODREX pereda sakit kepala.

(46)

46

Dedi Y : BODREX ,sakit kepala hilang rejeki datang.

Narator : Produksi Ten Pasific TBK. Baca atauran pakai, jika sakit berlanjut hubungi dokter.

Analisis:

X : Iya, aduh bisa narik gak ya, aduh kepalaku, aduh.

Y : Cepat minum BODREX dapat diminum sebelum makan, sakit kepala hilang rejeki datang.

Percakapan pada data 13 dilakukan oleh dua orang dimana yang satu berperan

sebagai tukang ojek dan yang satu lagi berperan sebagai pelanggan. Percakapan di

atas menceritakan bahwa saat tukang ojek atau (X) akan mengantarkan (Y)

tiba-tiba dia merasa sakit kepala, selanjutnya (Y) secara langsung merespon dengan

meminta (X) untuk cepat minum BODREX dapat diminum sebelum makan, sakit

kepala hilang rejeki datang..Data 13 terdapat tuturan yang berbentuk tuturan

direktif.Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata cepat dalam tuturan Cepat

minum BODREX dapat diminum sebelum makan, sakit kepala hilang rejeki

datang.Tuturan tersebut dituturkan oleh penutur setelah melihat mitra tutur yang

sedang mengalami sakit kepala.Selanjutnya penutur meminta mitra tutur untuk

segera minum BODREX.

(14) Neo Entrostop

Percakapan pada iklan Neo Entronstop ini dilakukan oleh dua orang laki-laki

antara seorang pemuda yang hendak main ke rumah teman perempuan dan setelah

sampai rumahnya laki-laki tersebut bertemu dengan bapak-bapak hingga akhirnya

(47)

47

Pemuda (X) : Aduh perutku, wah jajan. Sore Om, Dewi ada ? Ayah (Y) : Temen kuliah di kedokteran ya, sebagai mahasiswa,

percaya tho kalau diare ngobatinnya harus bener. Pemuda : Ya, jelas diare jangan asal cepet mampet.

Ayah : Pinter kamu, kuman diare itu harus dikeluarin, jangan dimampetin, bahaya ! keluarkan racun dan kumannya bersama kotoran dan hentikan diare sampai tuntas.

Ayah : Bener Om, gak usah percaya yang lain !

Pemuda : Ya saya kan sudah bilang, tadi Seketika cara bener atasi diare. NEO ENTROSTOP

Ayah : Oiya Dewi nya mana Om ? sampai anak cucu, diare, pakai NEO ENTROSTOP.

Percakapan di atas dilakukan oleh dua orang yaitu seorang bapak dan seorang

mahasiswa.Sang bapak seolah-olah sudah tahu dan percaya bahwa obat yang

efektif menyembuhkan sakit diare adalah NEO ENTROSTOP, hal itu dikatakan

(Y) atau si bapak setelah melihat (X) merasa sakit perut.Data 14 terdapat tuturan

yang berbentuk tuturan direktif. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata

(48)

48

eyangku sampai anak cucu, diare, pakai NEO ENTROSTOP. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Y untuk meminta kepada X agar selalu percaya kepada obat diare

NEO ENTROSTOP yang efektif menghentikan diare dan sudah dibuktikan oleh Y

sendiri.

(15) Suzuki Shogun dan Suzuki Smash

Percakapan iklan sepeda motor produk Suzuki ini terjadi saat pagi hari pada saat jam

berangkat kerja. Percakapa yang dilakukan antara seorang laki-laki dan perempuan ini

adalah percakapan yang mengacu pada pembicaraan waktu berangkat kerja yang

tertunda kaena tidak memiliki kendaraan pribadi dan harus menggunakn kendaraan

umum. Karena menunggu kendaraan umm yang cukup lama, maka jam perjalanan

banyak yang terbuang, selain itu juga boros karena harus membayar angkutan umum

yang cukup banyak.

Laki-laki (X) : Woy… woy… woy… minggir-minggir ! Wanita (Y) : Minggir… eh… minggir-minggir (latah)

Laki-laki : Sory ya, bukan mau pamer jeck, motor baru mau lewat nii.

Wanita : Busyeet, ngapain jam segini masih nongkrong di jalan, nggak kerja ?

Laki-laki : Waduh pusing Rin, mau berangkat, nungguin angkot nggak lewat-lewat.

Dah tarifnya mahal, daripada telat boncengin aku ya. Wanita : Udah dibilangin, daripada pusing tiap hari,

mendingan beli motor SUZUKI SHOGUN. Uang muka dan angsurannye semua enteng. Mau SUZUKI SHOGUN 125, kamu cukup bayar Rp.550.000,-, angsurannya Rp.14.000,- per hari.

Laki-laki : Wah, enteng banget yaa.

Wanita : Masih ada lagi Nez, SUZUKI SMASH 110 cc uang mukanya cuma Rp.600.000,- , angsurannya cuma Rp.13.000,- per hari, gimana ?

Laki-laki : Wah enteng gila nii, ongkos transport sebulan bisa buat ngangsur, masih bisa lagi !

(49)

49

Laki-laki : Ya udah gini bos, sekarang anterin ke dealer SUZUKI yuk!

Wanita : Yuuuk.

Analisis:

Y : Wah enteng gila nii, ongkos transport sebulan bisa buat ngangsur, masih bisa lagi !

X : Makanya nggak usah dihitung, beli SUZUKI pasti untung.

Percakapan di atas dilakukan oleh dua orang. (Y) masih bingung karena belum

punya kendaraan sendiri sehingga hanya mengandalkan angkot untuk berangkat

kerja, kemudian temannya atau (X) meminta kepada (Y) untuk membeli motor

SUZUKI karena angsurannya murah. Data 15 terdapat tuturan yang berbentuk

tuturan direktif.Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata makanya dalam

tuturan makanya nggak usah dihitung, beli SUZUKI pasti untung.Tuturan tersebut

dituturkan oleh X yang meminta kepada Y untuk langsung membeli motor

SUZUKI tanpa harus menghitung angsurannya.

(16) Suzuki Spin

Percakapan iklan yang dilakukan oleh dua orang ini adalah percakapan iklan yang

dilakukan saat laki-laki pertama sedang melihat laki-laki kedua yang sedang mendorong

sepeda motornya karena mogok, selain itu sepeda motor laki-laki kedua ini juga sudah

tua atau jadul.

Laki-lakipertama (X) : Ahh, haahh (ketawa), motor tu di naikin, bukan digandeng.

Kalau perempuan tu, baru !kenapa lu, mogok ?

(50)

50

Laki-laki pertama : Makanya ganti kaya punyaku ni, liat ni SUZUKI SPIN, lebih gaya dan juga irit, lagian motor gitu masih dipakai, harusnya dah masuk museum tu, jadul banget.

Analisis:

X : Ahh, haahh (ketawa), motor tu di naikin, bukan digandeng. Kalau perempuan tu, baru !kenapa lu, mogok ?

Y : Iya ni.

X : Makanya ganti kaya punyaku ni, liat ni SUZUKI SPIN, lebih gaya dan juga irit, lagian motor gitu masih dipakai, harusnya dah masuk museum tu, jadul banget.

Percakapan di atas dilakukan oleh dua orang. (Y) yang motornya sedang

mogok karena sudah lama diminta (X) untuk mengganti motornya dengan motor

yang baru. Data 16 terdapat tuturan yang berbentuk tuturan direktif. Hal tersebut

dapat dilihat dari penggunaan kata makanya dalam tuturan makanya ganti kaya

punyaku ni, liat ni SUZUKI SPIN, lebih gaya dan juga irit. Tuturan tersebut

dituturkan oleh X setelah melihat motor Y yang selalu mogok. Selanjutnya X

meminta Y untuk mengganti motornya dengan motor yang baru.

(17) Biocel

Pada iklan Biocel ini percakapan dilakukan dua orang karyawati di kantor, percakapan

yang mengacu pada perawatan klit ini tiba-tiba dihentikan oleh seorang bapak-bapak

yang tidak lain adalah bos mereka di kantor.

(51)

51

Ibu-ibu kedua (Y) : Seven habit ?

Ibu-ibu pertama : Iya, seven habit dari BIOCEL atautujuh kebiasaan BIOCEL Habit yang

1. Selalu dimulai dengan membersihkan wajah 2. Peeling untuk mengangkat sel-sel kulit mati

3. Massage atau dipijat untuk memperlancar peredaran darah

4. Bermasker untuk memasukkan nutrisi ke dalam kulit untuk mengencangkan kulit

5. Pakai pelembab untuk menjaga kulit dari kekeringan dan mempertahankan kekenyalan kulit, dan

6. Pakailah eyegel atau vitamin untuk kulit sekitar mata dan untuk menghambat kerutan, nah yang 7. Pada malam hari rawatlah dengan nightgel untuk

membantu regenerasi sehingga kulit di pagi harinya kulit tampak fresh dan muda kembali. Nah itu yang namanya seven habit dari Biocel.

Ibu-ibu pertama : O, gitu mempertahankan kadar air dan elastisitas kulit. Nah Algies filisingmeningkatkan fungsi kolagen dan menyanggah jaringan kulit, formulanya lembut dan yang penting lagi bahannya alami dan aman lagi

Bos : Bu Erva, Bu Nanik !!

Ibu-ibu pertama : Ssssstt, ingat seven habitBIOCEL agar kulit terlihat muda

(52)

52

Percakapan pada data 17 di atas menceritakan bahwa (X) yang mengetahui

banyak tentang produk ini meminta (Y) untuk memakai BIOCEL dan

mempraktekkannya agar megetahui manfaatnya.Data 17 terdapat tuturan yang

berbentuk tuturan direktif.Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata

ingat.Tuturan tersebut dituturkan oleh (X) untuk meminta (Y) selalu merawat

wajahnya dengan seven habit dari BIOCEL agar kulit wajahnya terlihat lebih

muda.

2. Deklaratif

Deklaratif merupakan tuturan yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa

mengharapkan respon dari mitra tutur.Misalnya menyatakan, menginformasikan,

atau memberitahukan. Dari data yang ada, ditemukan lima tuturan yang berbentuk

tuturan deklaratif, diantaranya adalah:

(18) Vidoran Imulsen

Percakapan iklan yang mengacu pada multivitamin penunjang pertumbuhan tulang ini

dilakukan oleh tiga orang yakni dua anak laki-laki dna perempuan beserta ibunya yang

sedang ulang tahun. Karena dua anak tersebut memberikan kejutan kepada sang ibu,

sang ibu pun terkejut hingga akhirnya percakapan mengacu pada kejadian di sekolah

anak-anak.

Anak perempuan(X) : Siang Ma.

Ibu (Y) : Wah terima kasih sayang. Anak perempuan : Tiup lilinya, tiup lilinnya !

Ibu : Bahagianya ada pesta kejutan dari anak-anak rumah penuh hiasan.

(53)

53 akhirnya aku yang ambilin.

ibu : O….. anak pintar. Anak perempuan : Temen-temen heran Ma.

Ibu : O….. itu karena VIDORAN IMULSEN rahasianya, VIDORAN IMULSEN dengan curpulifer oil, kalsium dan vitamin D, formula tepat agar anak kuat, sehat dan tumbuh tinggi, dilengkapi juga dengan curcuma untuk menambah nafsu makan. VIDORAN IMULSEN kuat, sehat, tumbuh tinggi.

Pruduksi PT Tempo Ten Pasific Tbk.

Analisis:

X : Ada lagi Ma yang seru, teman-temanku mau ambil coklat tapi nggak nyampai Ma, akhirnya aku yang ambilin.

Y : O, anak pintar. X : Temen-temen heran Ma. Y : O, itu karena VIDORAN IMULSEN rahasianya

Percakapan di atas dilakukan oleh seorang ibu dan seorang anaknya.Si anak

pada percakapan di atas memberitahukan kepada ibunya kehebatan dan

kepintarannya. Selanjutnya sang ibu menginformasikan kepada anaknya bahwa

semua itu berkat Vidoran Imulsen. Data sembilan terdapat tuturan yang berbentuk

tuturan deklaratif. Tuturan tersebut terrmasuk tuturan deklaratif karena tuturan (Y)

yang berbunyi O, itu karena Vidoran Imulsen rahasianya, bermaksud untuk

menginformasikan atau memberitahukan kepada (X) bahwa yang membuat (X)

(54)

54

(19) Marina

Percakapan iklan yang dilakukan oleh dua orang wanita ini dilakukan di rumah dengan

kondisi sedang memperhatikan wajah yang kusam dan tidak bersinar.Hingga akhirnya

saudarany atau teman perempuankedua menawari untuk ikut casting karena meski

perempuankedua wajahnya tidak bersinar namun memiliki kecantikan yang layak untuk

mengikuti casting. Hanya saja perempuankedua kurang percaya diri untuk mengikuti

casting karena wajahnya yang kurang bersinar, hingga akhirnya teman atau saudaranya

menawarakan kepadanya untuk menggunakan Maria UV white end body lotion agar

lebih bersinar.

Perempuanpertama (X) : Ikutan casting yuk, kamu kan cantik ! Perempuankedua (Y) : Duh kepengin, tapi nggak PD ah. Perempuanpertama : Kenapa ?

Perempuankedua : Bintang iklan kan dicari yang wajahnya putih berkilau Perempuanpertama : Makanya jangan cuma kulit tubuh yang dirawat dengan

MARINA UV White Body Lotion,wajah juga harus dirawat dengan MARINA UV White Face Care.Cobalah dua seri perawatan praktis dan aman untuk kulit remaja, MARINA White Facial Foam, sabun wajah dengan Bio Whitening Complex. Efektif mengangkat debu dan minyak tanpa membuat kulit jadi kering

.Jadikan kulit lebih cerah, bersih dan lembut.

Narator : MARINA UV White Face Moustiriser, pelembab dengan Bio Whitening Complex, Vitamin B3 dan tabir surya ganda membuat kulit halus dan tampak lebih putih alami.

Perempuan pertama : Hei, Mita ya ? Perempuankedua : Hai

Perempuan pertama : Sebentar nggak ketemu, kamu berubah banget. Perempuankedua : Oya

Perempuan pertama : Jadi cantik dan wajahmu itu lho, kok jadi lebih putih? Perempuan kedua : Ini kan berkat perawatan wajah MARINA UV White

Face Care

Perempuan pertama : Pantes, gimana, mau ikutan casting nggak ?

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun pekan lalu disibukkan dengan laporan keuangan triwulanan, di mana 37 persen kapitalisasi pasar S&P 500 menyampaikan laporannya, pasar diwarnai oleh fluktuasi yang

Tujuan penelitian Untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan CL versi STAD dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika peserta didik kelas

Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini ialah latar belakang berdirinya usaha, prosedur pembelian bahan baku, prosedur penjualan, prosedur pemesanan barang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan program pengembangan

Setelah dilakukan penelitian mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakanschoology untuk materi rasio trigonometri di kelas X IPA 5 SMA Kemala

Ada interaksi antara pembelajaran TAI dengan berbantuan LKS MGMP termodifikasi dan LKS berbasis masalah dengan kemampuan awal dan berpikir kritis terhadap

51 Seandainya saya tidak mengambil VRP, apa kenyamanan kerja masih ada, 52 kesulitan apa yang akan dijumpai dengan bekerja dengan jumlah karyawan 53 terbatas. 54 Calon

Puji syukur atas kasih yang telah diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul : “KONSUMSI IKAN ASIN LAYUR