• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor : 1Pdt.G2018PA.Kras DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Nomor : 1Pdt.G2018PA.Kras DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Hal. 1 dari 26 hal. Put. No. 1/Pdt.G/2018/PA.Kras.

P U T U S A N

Nomor : 1/Pdt.G/2018/PA.Kras

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili perkara

tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah

menjatuhkan putusan sebagaimana tertera di bawah ini dalam perkara

permohonan izin poligami yang diajukan oleh:

Pemohon, tempat lahir Bandung, tanggal 16 Januari 1981, agama Islam,

pendidikan Diploma, pekerjaan Swasta (Karyawan Hotel),

tempat tinggal Br. Dinas Buitan, Desa Manggis Kecamatan

Manggis, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut

sebagai Pemohon;

M E L A W A N

Termohon, tempat lahir Karangasem, tanggal 28 Oktober 1985, agama Islam,

Pendidikan SLTA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga yang beralamat Br. Dinas

Buitan, Desa Manggis Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem,

selanjutnya disebut sebagai Termohon;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah membaca surat permohonan Pemohon dan surat-surat lain yang

berkaitan;

Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon serta saksi-saksi;

Telah memperhatikan bukti-bukti yang berhubungan dengan perkara ini;

DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal

(2)

Hal. 2 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Karangasem dengan Register Nomor 1/Pdt.G/2018/PA.Kras tertanggal 8

Januari 2018 telah mengemukakan permohonannya dengan dalil-dalil/alasan

sebagai berikut :

1. Bahwa pemohon sudah mempunyai seorang istri yang bernama Termohon

(Termohon), yang telah tercatatkan pernikahannya di KUA Kecamatan

Manggis, dengan nomor Kutipan Akta Nikah 04/01/IV/2007 tanggl 11 April

2007 dan bermaksud melangsungkan perkawinan kedua dengan seorang

perempuan bernama Calon isteri kedua Pemohon, tempat lahir Gianyar,

tanggal 05 Januari 1994, agama islam, Pendidikan SMA, pekerjaan

karyawan swasta.

2. Setelah 10 tahun menikah Pemohon dan Termohon dikarunia 2 orang anak

yang bernama ANAK PERTAMA (9 Tahun) dan ANAK KEDUA (6 Tahun).

3. Bahwa Pemohon melaksanakan tanggung jawabnya sebagai suami dalam

hal memberikan nafkah lahir maupun bathin. Pemohon yang sering

bertugas diluar kota hingga bertemu dan menjalin hubungan dengan

seorang gadis yang bernama Calon isteri kedua Pemohon, sehingga

menyebabkan kehamilan diluar nikah dengan usia kandungan 5 bulan.

4. Bahwa dengan adanya keadaan tersebut dan atas pertimbangan masa

depan Termohon dan anak anak pemohon dan sebagai pertanggung

jawaban pemohon, lalu mengijinkan Pemohon untuk menikah lagi, dengan

seorang perempuan yang bernama Calon isteri kedua Pemohon daripada

Pemohon berbuat yang dilarang agama.

5. Bahwa keinginan Pihak Pemohon telah mendapat restu (izin) dari istri

pertama Pemohon dan akan diajukan pada saat persidangan.

6. Bahwa pihak Pemohon telah hidup layaknya suami istri dengan Calon isteri

kedua Pemohon dan telah hamil diluar nikah dengan usia kandungan 5

bulan.

7. Bahwa Calon isteri kedua Pemohon berstatus seorang single berdomisili di

Br. Lungsiakan, Desa Kedewatan, Kec Ubud, Gianyar Bali sedangkan pihak

Pemohon berdomisili di Br. Dinas Buitan, Desa Manggis, Kec Manggis,

Karangasem Bali.

(3)

Hal. 3 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. 9. Bahwa Pemohon bersedia untuk berlaku adil terhadap istri-istri Pemohon

baik lahir maupun bathin.

10. Bahwa antara Pemohon dengan calon istri tidak ada larangan perkawinan,

baik menurut syariat Islam maupun peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yakni :

a. Antara calon istri dengan Pemohon maupun Termohon tidak ada

hubungan saudara dan bukan sesusuan;

b. Calon istri berstatus perawan dan tidak terikat pertunangan dengan

laki-laki lain;

11. Bahwa selama perkawinan Pemohon dengan Termohon telah memperoleh

harta bersama sebagai berikut :

a. 1 (Satu) Unit Mobil Suzuki R3 Warna Putih dengan NoPol DK 1022 SF

pembelian tahun 2013 ;

b. 1 (Satu) Unit Sepeda Motor Honda Vario warna Hitam 150 CC dengan

Nopol DK 4367 SW pembelian tahun 2015 ;

12. Bahwa antara Pemohon dan Termohon selama ini masih saling mencintai

dan selain itu Termohon menyetujui dan mengijinkan kalau pemohon nikah

lagi dengan seorang perempuan yang bernama Calon isteri kedua

Pemohon, bahkan Termohon juga tidak keberatan kalau dimadu dengan

Calon isteri kedua Pemohon, vide surat pernyataan terlampir.

13. Bahwa antara Pemohon dan Calon isteri kedua Pemohon, sampai saat ini

tidak ada larangan untuk menikah.

14. Bahwa keluarga Calon isteri kedua Pemohon, juga tidak mempersoalkan

dan tidak keberatan apabila saudaranya dinikahi pemohon dan dimadu

dengan Termohon.

Primer:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menikah lagi dengan Calon isteri

kedua Pemohon sebagai istri ke dua ;

3. Menetapkan harta berupa :

a. 1 (Satu) Unit Mobil Suzuki R3 Warna Putih dengan NoPol DK 1022 SF

(4)

Hal. 4 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. b. 1 (Satu) Unit Sepeda Motor Honda Vario warna Hitam 150 CC dengan

Nopol DK 4367 SW pembelian tahun 2015 ;

Adalah harta brsama antara Pemohon dengan Termohon;

4. Membebankan segala biaya perkara kepada Pemohon sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku;

Subsider:

Dan atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang

seadil-adilnya

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Pemohon

dan Termohon secara in person hadir di persidangan;

Bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan kedua belah pihak

berperkara guna memperoleh hasil yang maksimal dalam penyelesaian perkara

ini dan menghindari perpecahan keluarga akibat kasus ini maka Majelis Hakim

telah memerintahkan kepada kedua belah pihak berperkara untuk dapat

menempuh jalan mediasi, untuk itu para pihak menyerahkan mediator kepada

majelis hakim dan atas dasar itu Ketua Majelis menunjuk hakim Drs.Amanudin,

S.H, M.Hum sebagai mediator

Bahwa setelah dilaksanakan mediasi oleh hakim mediator yang dihadiri

oleh Pemohon dan Termohon, selanjutnya mediator menyampaikan laporan

kepada majelis hakim yang pada pokoknya tidak berhasil mendamaikan para

pihak dan oleh karena itu pemeriksaan perkara dilanjutkan;

Bahwa oleh karena itu kemudian dibacakanlah surat permohonan

Pemohon yang dalam persidangan secara lisan Pemohon merubah keterangan

posita No.3 yakni bahwa usia kandungan perempuan yang akan dinikahi

Pemohon (Calon isteri kedua Pemohon) adalah 8 bulan bukan 5 bulan dan

untuk selainnya Pemohon tetap dengan permohonannya;

Bahwa atas dalil-dalil Pemohon tersebut, Termohon mengajukan

jawaban secara lisan yang pada pokoknya mengakui dan membenarkan semua

dalil permohonan Pemohon dan menyatakan tidak keberatan serta menyetujui

dan atau mengijinkan Pemohon menikah lagi ataun berpoligami dengan

(5)

Hal. 5 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Pemohon telah menjalin hubungan dengan perempuan tersebut yang

menyebabkan kehamilan di luar nikah. Termohon juga menyatakan bahwa

rumah tangga Pemohon dan Termohon hingga kini rukun dan damai;

Bahwa di persidangan calon isteri Pemohon yang bernama Ni Wayan

Anik Antarai binti I Wayan Ardita telah hadir dan memberi keterangan secara

lisan yang pada pokoknya sebagai berikut:

a. Bahwa calon istri Pemohon akan menikah dengan Pemohon jika diijinkan

oleh Pengadilan;

b. Bahwa calon istri Pemohon telah mengenal Pemohon sejak 3 tahun yang

lalu namun tidak mengenal Termohon hanya diceritakan Pemohon;

c. Bahwa calon istri Pemohon mengetahui Pemohon telah memiliki istri dan

punya anak 2;

d. Bahwa calon istri Pemohon kini sedang mengandung 8 (delapan) bulan

akibat hubungan dengan Pemohon;

e. Bahwa calon istri Pemohon dengan Pemohon sering melakukan hubungan

badan bahkan telah hamil masih melakukan;

f. Bahwa orang tua calon istri Pemohon tidak keberatan jika Pemohon

menikahi calon istri Pemohon;

g. Bahwa calon istri Pemohon masih berstatus belum menikah dan tidak ada

pinangan atau ikatan perkawinan dengan laki-laki lain;

h. Bahwa calon istri Pemohon ingin menikah didasari rasa cinta dengan

Pemohon dan siap hidup rukun dengan istri Pemohon;

i. Bahwa calon istri tersebut telah memeluk agama Islam sejak tanggal 16

Desember 2017 di Masjid Annur Denpasar;

j. Bahwa selama calon istri Pemohon hamil tidak pernah ada proses ritual

agama Hindu yang dilakukan;

Bahwa untuk meneguhkan dalil permohonannya, Pemohon telah

mengajukan alat-alat bukti berupa :

A. Surat:

1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon yang

(6)

Hal. 6 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Karangasem, bermeterai cukup, telah dinasegelen dan telah dicocokkan

aslinya, selanjutnya diberi tanda P.1;

2. Fotokopi Kartu Keluarga atas nama kepala keluarga Jerry Januar yang

dikeluarkan Kepala Dinas Duk Capil Kabupaten Karangasem, tertanggal

20 September 2016, bermeterai cukup, telah dinasegelen dan telah

dicocokkan dan sesuai aslinya, selanjutnya diberi tanda P.2;

3. Asli surat Pernyataan Izin Termohon kepada Pemohon untuk berpoligami

tertanggal 25 Oktober 2017, selanjutnya diberi tanda P.3;

4. Asli surat Pernyataan Termohon tidak keberatan dan tidak ada unsur

paksaan mengijinkan Pemohon kawin lagi, tertanggal 24 Oktober 2017,,

selanjutnya diberi tanda P.4;

5. Asli surat Pernyataan tidak keberatan calon istri Pemohon untuk

dipoligami tertanggal 25 Oktober 2017, selanjutnya diberi tanda P.5;

6. Asli surat keterangan kependudukan atas nama Ni Wayan Anik Antari,

tertanggal yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,

tertanggal 25 Juli 2017, selanjutnya diberi tanda P.6;

7. Asli surat katerangan belum menikah calon Istri kedua yang dikeluarkan

oleh Perbekel Kedewatan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud,

Kabupaten Gianyar, 27 Oktober 2017, selanjutnya diberi tanda P.7;

8. Asli surat pernyataan berlaku Adil tertanggal 25 Oktober 2017 yang

dibuat oleh Pemohon, selanjutnya diberi tanda P.8;

9. Asli surat perjanjian kerja Pemohon dengan Alila Villas Uluwatu atau

PT.Bukit Uluwatu Villa tertanggal 06 Maret 2017, bermeterai cukup dan

dinaseegelen, selanjutnya diberi tanda P.9;

10. Fotokopi sertifikat pernyataan memeluk islam atas nama Ni Wayan Anik

Antari yang dikeluarkan Yayasan Masjid An-Nur, tertanggal 16 Desember

2017, bermeterai cukup, telah dinasegelen dan telah dicocokkan dan

sesuai aslinya, diberi kode P.10;

11. Asli surat Pernyataan suka sama suka yang dibuat oleh Pemohon dan

calon istrinya tertanggal 01 Oktober 2017, selanjutnya diberi tanda P.11;

Menimbang bahwa terhadap bukti P.1 s/d P.11 Termohon mengakui dan

(7)

Hal. 7 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras.

B. Saksi:

1. Saksi Pertama, tempat tanggal lahir, Jakarta 27 Maret 1987, Agama Islam,

pekerjaan Freelance bidang desaign, bertempat tinggal di Jalan Tukad

Pancoran Perumahan Pesona Pancoran No.14 Denpasar, di dalam

persidangan di bawah sumpahnya telah menerangkan sebagai berikut :

 Bahwa saksi adalah adik kandung Pemohon;

 Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon sebagai suami istri;

 Bahwa setahu saksi, Pemohon datang ke Pengadilan karena ingin mengajukan ijin poligami;

 Bahwa alasan Pemohon mau poligami karena calon istri kedua Pemohon

sudah hamil 8 bulan dan saksi mengetahui dari Pemohon sekitar Januari

2018;

 Bahwa saksi kenal dengan calon istri kedua Pemohon sejak satu tahun yang lalu ketika Pemohon beli sepatu bersama calon istri keduanya

tersebut;

 Bahwa saksi hanya bertemu sekali dengan calon istri kedua Pemohon tersebut dan saya tidak kenal dengan keluarganya;

 Bahwa saksi tidak mengetahui calon istri kedua Pemohon sudah masuk

Islam atau belum ?

 Bahwa orang tua Pemohon belum mengetahui persoalan Pemohon yang telah menghamili calon istrinya tersebut karena belum diberitahu oleh

Pemohon dan juga saksi;

 Bahwa saksi tidak mengetahui sikap keluarga calon istri Pemohon apakah keberatan atau menuntut karena masalah tersebut;

 Bahwa Pemohon bekerja di Hotel dengan penghasilan sekitar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah);

 Bahwa Pemohon dan Termohon tidak pernah bertengkar dan rukun-rukun saja dan dimungkinkan ke depannya bisa berlaku adil kepada

kedua istri dan anak-anaknya;

Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon dan Termohon tidak

(8)

Hal. 8 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. 2. Saksi Kedua, tempat dan tanggal lahir, Lungsiakan 29 Juni 1984, agama

Islam, Pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Br. Lungsiakan Kedewatan,

Ubud, Kecamatan Ubud, di dalam persidangan di bawah sumpahnya telah

menerangkan sebagai berikut :

 Bahwa saksi adalah kakak kandung calon istri kedua Pemohon;

 Bahwa saksi mengenal Pemohon sejak 2 atau 3 tahun yang lalu tetapi tidak mengenal Termohon;

 Bahwa saksi mengetahui Pemohon ingin menikahi adiknya (calon istri Pemohon) sejak adiknya Pemohon hamil 4 bulan;

 Bahwa keluarga saksi sudah mengetahui peristiwa tersebut dan tidak

keberatan asal Pemohon mau bertanggungjawab;

 Bahwa adiknya sudah beragama Islamdan tidak keberatan;

 Bahwa adik saksi tidak memiliki ikatan perkawinan dengan laki-laki lain;

 Bahwa saksi tidak mengetahui penghasilan Pemohon;

 Bahwa setelah mengetahui adiknya hamil tidak pernah ada ritual secara agama Hindu meskpun awalnya adiknya ingin dinikahkan secara agama

Hindu namun karena beda agama tidak diperbolehkan oleh saksi dan

juga keluarga;

 Bahwa saksi sudah menasehati adiknya dan Pemohon untuk hidup rukun dan berdampingan dengan istri pertama Pemohon;

Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon dan Termohon tidak

mengajukan pertanyaan apapun kepada saksi dan tidak membantahnya;

Bahwa Termohon tidak mengajukan alat bukti apapun meskipun telah

diberi kesempatan oleh hakim;

Bahwa Pemohon dan Termohon telah mencukupkan bukti-bukti

Pemohon tersebut dan dalam kesimpulannya mengemukakan bahwa Pemohon

tetap pada pendiriannya tentang permohonannya dan Termohon juga tetap

pada pendiriannya mengizinkan Pemohon untuk berpoligami, oleh karena itu

Pemohon dan Termohon mohon perkaranya diputus oleh Majelis Hakim;

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, segala yang tercatat

dalam berita acara persidangan dianggap telah dipertimbangkan dalam putusan

(9)

Hal. 9 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras.

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Permohonan Pemohon adalah

sebagaimana telah diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa bahwa dali-dalil Permohonan ijin poligami Pemohon

pada pokoknya adalah sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon telah memiliki seorang istri yang bernama Termohon

(Termohon) dan memiliki dua orang anak;

2. Bahwa Pemohon bermaksud melangsungkan perkawinan kedua dengan

seorang perempuan bernama Calon isteri kedua Pemohon dengan alasan

karena perempuan tersebut telah hamil 5 bulan akibat hubungan dengan

Pemohon;

3. Bahwa Termohon telah memberikan ijin kepada Pemohon untuk kawin lagi;

4. Bahwa antara Pemohon dengan calon istri kedua Pemohon tidak ada

larangan perkawinan baik menurut agama atau peraturan

perundang-undangan;

5. Bahwa Pemohon mempunyai penghasilan Rp.25.000.000,- (dua puluh lima

juta rupiah) setiap bulan dan bersedia untuk berlaku adil terhadap istri-istri

Pemohon baik lahir maupun batin;

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah hadir secara in person

di persidangan, selanjutnya Majelis Hakim di persidangan telah berusaha

mendamaikan Pemohon dan Termohon agar Pemohon mengurungkan

keinginannya untuk berpoligami sesuai Pasal 82 ayat (1) dan (4)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 dan perdamaian tersebut telah

pula dilakukan melalui proses mediasi akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut Termohon

telah menyampaikan jawabannya secara lisan dengan mengakui dan

membenarkan dalil permohonan pemohon tersebut serta menyetujui dan

mengizinkan Pemohon menikah lagi karena calon istri kedua Pemohon telah

(10)

Hal. 10 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Menimbang, bahwa calon isteri kedua Pemohon telah hadir di persidangan

dan menyatakan yang pada pokoknya bersedia menjadi isteri kedua Pemohon

dengan segala konsekwensinya dan tidak ada halangan atau larangan untuk

perkawinan poligami dengan demikian pernyataan calon isteri kedua pemohon

semakin menguatkan permohonan Pemohon dan jawaban Termohon;

Menimbang, bahwa terhadap pengakuan Termohon dan pernyataan calon

isteri kedua Pemohon maka Majelis Hakim berpendapat bahwa dengan

pengakuan secara bulat di persidangan haruslah dinyatakan bahwa dalil

permohonan Pemohon tersebut telah terbukti kebenarannya karena pengakuan

murni atau bulat sebagai alat bukti yang sempurna dan mengikat sebagaimana

ditentukan pasal 311 R.Bg jo pasal 1925 KUH Perdata, namun demikian, in

casu Majelis Hakim tetap harus memeriksa tentang persyaratan ijin poligami

sebagai aturan yang imperatif sebagaimana telah ditentukan oleh peraturan

perundang-undangan;

Menimbang, bahwa dalam persidangan Pemohon telah mengajukan bukti

P.1 sampai dengan P.11. secara formil majelis hakim menilai bahwa bukti P.1,

P.2 dan P.6 adalah akta otentik karena di buat oleh pejabat umum yang

berwenang dan bersesuian dengan maksud pasal 285 R.Bg jo. pasal 1868

KUH Perdata;

Menimbang, bahwa bukti P.3, P.4, P.5, P.8 adalah akta bawah tangan

yang bersifat tidak partai karena dibuat secara sepihak sehingga disebut akta

pengakuan sepihak sebagaimana ditentukan pasal 291 R.Bg pasal 1878,

sedangkan bukti P.7, P.9, P.10 dan P.11, majelis hakim juga menilai sebagai

akta bawah tangan karena tidak dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang

berwenang;

Menimbang, bahwa meskipun alat bukti P.3, P.4, P.5, P.7, P.8 , P.9,P.10

dan P.11 adalah selurunhya termasuk akta bawah tangan namun namun

karena tandatangan dan identitas serta keterangan yang tertuang dalam

bukti-bukti tersebut tidak dibantah atau dibenarkan oleh masing-masing Pemohon

maupun Termohon maka Majelis Hakim menilai bahwa kekuatan formil alat-alat

bukti tersebut dapat dipersamakan dengan akta otentik dan secara materil, isi

(11)

Hal. 11 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Menimbang, bahwa dalam persidangan Pemohon juga telah

menghadirkan calon istri kedua Pemohon dan telah memberikan keterangan

namun karena calon istri Pemohon tidak disumpah maka majelis hakim secara

materil akan mempertimbangkan keterangan-keterangan calon istri kedua

Pemohon tersebut sepanjang sesuai atau dikuatkan dengan bukti-bukti

Pemohon lainnya;

Menimbang, bahwa selain bukti-bukti tersebut, Pemohon telah

mengajukan bukti dua orang saksi yang sudah dewasa dan telah disumpah

dalam persidangan sehingga secara formil telah memenuhi ketentuan pasal

172 ayat 1 angka 4 R.Bg jo. Pasal 175 R.Bg;

Menimbang, bahwa saksi I memberikan keterangan yang pada pokoknya

bahwa Pemohon berkeinginan berpoligami dengan seorang perempuan

bernama NI Wayan Anik Antari dengan alasan bahwa perempuan tersebut

telah hamil 8 bulan. Saksi menyatakan bahwa perempuan tersebut berstatus

belum kawin dan tidak memiliki halangan perkawinan dengan Pemohon. Saksi

juga menyatakan bahwa Pemohon memiliki gaji sekitar Rp.25.000.000,- (dua

puluh lima juta rupiah) dan menyatakan bahwa antara Pemohon dengan

Termohon tidak pernah bertengkar atau rukun-rukun saja sehingga

dimungkinkan bisa berlaku adil kepada kedua istrinya kelak dan anak-anaknya;

Menimbang, bahwa saksi II memberikan keterangan yang pada pokoknya

bahwa Pemohon ingin kawin lagi untuk kedua kalinya dengan Ni Wayan Anik

Antari karena telah hamil 8 bulan. Saksi II sebagai kakak perempuan tersebut

menyatakan bahwa setelah hamil adiknya tidak dinikahi oleh Pemohon karena

berbeda agama namun sekarang telah masuk Islam dan mau menikah secara

Islam namun tekendala syarat poligami;

Menimbang, bahwa keterangan kedua orang saksi tersebut merupakan

yang dilihat sendiri dan relevan dengan permohonan Pemohon sehingga telah

memenuhi syarat materil pasal 308 R.Bg o. Pasal 1907 KUH Perdata;

Menimbang, bahwa keterangan kedua orang saksi tersebut telah saling

bersesuaian antara satu dengan lainnya atau tidak berdiri sendiri (unus testis

(12)

Hal. 12 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. orang saksi tersebut telah memenuhi syarat pasal 309 R.Bg jo. Pasal 1908

KUH Perdata;

Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon, jawaban

Termohon, keterangan calon istri Pemohon, bukti-bukti surat dan keterangan

saksi-saksi majelis hakim menemukan fakta-fakta kejadian sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah;

2. Bahwa Pemohon dan Termohon telah memiliki dua orang anak;

3. Bahwa Pemohon telah melakukan hubungan dengan perempuan yang

bernama Ni Wayan Anik Antari;

4. Bahwa karena Ni Wayan Anik Antari telah hamil, Pemohon ingin

menikahinya atau poligami;

5. Bahwa Termohon sebagai istri sah Pemohon telah mengijinkan Pemohon

untuk poligami;

6. Bahwa Pemohon dan Termohon selama berumah tangga hingga kini selalu

rukun dan harmonis;

7. Bahwa Termohon memiliki gaji sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima

juta rupiah) setiap bulannya;

8. Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon selama ini tidak pernah

bertengkar dan rukun–rukun saja;

9. Bahwa Pemohon dan Termohon telah memiliki harta bersama satu unit

mobil suzuki ertiga nopol DK 1022 SF dan satu unit motor honda vario

warna hitam nopol DK 4367 SW;

10. Bahwa antara Pemohon dengan calon istri keduanya tidak memiliki ada

halangan perkawinan secara agama maupun undang-undang hanya

terkendala persyaratan poligami;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta kejadian tersebut majelis hakim

menyimpulkan fakta hukum sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon telah memiliki istri satu orang dan ingin menikah lagi atau

poligami dengan perempuan lain yang bernama Ni Wayan Anik Antari binti

Iwayan Ardita;

2. Bahwa alasan poligami Pemohon karena perempuan tersebut yang akan

(13)

Hal. 13 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. 3. Bahwa Termohon telah setuju atau memberikan ijin kepada Pemohon untuk

poligami;

4. Bahwa Pemohon memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup

istri-istri dan anak-anak mereka dan dapat berlaku adil;

5. Bahwa Pemohon dan Termohon telah menetapkan harta bersama yang

didapati Pemohon dan Termohon hingga sekarang

Menimbang, bahwa terhadap fakta-fakta hukum tersebut maka majelis

hakim akan menilai syarat-syarat ijin poligami Pemohon secara yuridis

berdasarkan ketentuan Pasal 4 Ayat (2) Undang Undang nomor 1 Tahun 1974,

jo.Pasal 41 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 57

Kompilasi Hukum Islam (INPRES nomor 1 Tahun 1991) sebagai dasar hukum

untuk berpoligami;

Menimbang, bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangn tersebut

bahwa Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada seorang suami yang

akan beristeri lebih dari seorang apabila:

a. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai sebagai seorang isteri;

b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan;

c. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan;

Menimbang, bahwa syarat poligami tersebut adalah syarat utama dan

imperatif namun bersifat fakultatif karena tidak diharuskan untuk dipenuhi

seluruhnya. Berdasarkan fakta hukum yang ditemukan bahwa Pemohon tidak

memiliki salah satu alasan yang ditentukan oleh ketentuan

perundang-undangan tersebut di atas, namun alasan Pemohon ingin berpoligami

dikarenakan calon istri kedua Pemohon telah hamil 8 bulan;

Menimbang, bahwa alasan-alasan poligami yang ditentukan

peraturan perundang-undangan hakekatnya mengacu pada tujuan pokok

perkawinan yang tercantum dalam Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang

perkawinan yaitu membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan

kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa atau dalam bahasa Kompilasi

Hukum Islam, yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Karena jika salah satu

alasan tersebut terjadi pada sebuah rumah tangga maka akan menjadi

(14)

Hal. 14 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. menjalankan kewajiban dan pihak lain yakni suami tidak mendapatkan haknya

sehingga dapat mengurangi keharmonisan dan pada akhirnya menimbulkan

goncangan rumah tangga dalam bentuk pertengkaran maupun perselisihan

dan bentuk lainnya yang semakin menjauhkan tujuan perkawinan. Oleh

karenanya dengan melakukan poligami dengan didasarkan salah satu dari tiga

alasan tersebut hakekatnya bertujuan untuk memberikan solusi tanpa sebuah

perceraian dan mengembalikan beberapa komponen perkawinan atau rumah

tangga tersebut sehingga tidak ada lagi goncangan dan tujuan perkawinan

dapat dipertahankan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas maka majelis

hakim menilai bahwa alasan poligami yang diajukan oleh Pemohon juga

memiliki dasar tujuan yang sama dengan tiga alasan tersebut yakni untuk

mempertahankan tujuan perkawinan, in casu perkawinan Pemohon dengan

Termohon. Calon istri kedua Pemohon yang telah hamil akibat hubungan

badan dengan Pemohon, in casu telah membuat goncang rumah tangga

Pemohon dengan Termohon, sebagaimana yang dinyatakan oleh Termohon

sendiri bahwa bila Pemohon tidak mempoligami calon istri keduanya tersebut

atau Termohon tidak mengijinkan Pemohon poligami maka Termohon khawatir

akan ada persoalan yang lebih besar yang dapat mengganggu keharmonisan

rumah tangga Pemohon dan Termohon seperti persoalan hukum yang salah

satunya berakibat pada hilangnya pekerjaan Pemohon dan akhirnya berimbas

pula kepada tidak tercukupinya hak Termohon yang harus diberikan Pemohon

baik lahir maupun batin;

Menimbang, bahwa kekhawatiran Termohon tersebut bukanlah hal

yang tidak beralasan, majelis hakim menilai bahwa akibat hubungan badan

yang dilakukan Pemohon dan calon istri keduanya di luar ikatan perkawinan

bukan hanya memiliki dampak negatif bagi si Pemohon dan calon istri

keduanya namun juga berdampak negatif pada kehidupan sosial yang lebih

luas seperti kepada keluarga besar calon istri kedua Pemohon. Bila Pemohon

tidak memberikan pertanggungjawaban terhadap anak yang dikandung dan

kelak akan dilahirkan oleh calon istri kedua Pemohon dengan cara

(15)

Hal. 15 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Pemohon dan keuarga besarnya di hadapan masyarakat. Persoalan ini pada

akhirnya akan memicu tuntutan keluarga besar calon istri kedua Pemohon baik

secara hukum atau di luar hukum selama belum dinikahi oleh Pemohon.

Kondisi ini tentu akan berakibat buruk bagi kehidupan rumah tangga Pemohon

dan Termohon yang sebelumnya rukun dan damai menjadi goncang dan tidak

harmonis;

Menimbang, bahwa selain pertimbangan sosiologis, alasan ijin

poligami yang diajukan oleh Pemohon juga memiliki dampak psikologis yang

buruk bagi rumah tangga Pemohon dan Termohon. Hubungan di luar ikatan

perkawinanyang dilakukan oleh Pemohon dengan calon istrinya telah menjadi

candu bagi Pemohon dan calon istri keduanya untuk mengulangi kembali

perbuatan tersebut. Sebagaimana dinyatakan oleh calon istri kedua Pemohon

dan tidak dibantah oleh Pemohon bahwa Pemohon dan calon istri keduanya

telah melakukan hubungan badan lebih dari sekali dan telah berulang-ulang

termasuk setelah calon istri keduanya telah hamil. Bila hal ini terus dilakukan

kembali tanpa adanya ikatan perkawinan maka semakin lama akan

mempengaruhi keharmonisan rumah tangga Pemohon dan Termohon;

Menimbang, bahwa berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut maka

ijin poligami yang diajukan oleh Pemohon dengan alasan tersebut di atas

dinilai majelis hakim merupakan salah satu jalan untuk menghilangkan

kerusakan-kerusakan atau ke-madharat-an bagi rumah tangga Pemohon dan

Termohon dan juga si calon istri kedua Pemohon, meskipun di sisi lain adanya

kemaslahatan yang terabaikan. Pertimbangan majelis hakim ini juga telah

sejalan dengan kaidah fiqhiyah yang tercantum dalam kitab al-Asbah wan

Nadzoir halaman 62 yang kemudian diambil alih dan merupakan pendapat

Majelis Hakim yang berbunyi sebagai berikut:

ﺭﺩ

ﺴﺎﻓﻣﻟ

ﻗﻣ

ﺢﻠﺎﺻﻤﻟﺍﺏﻟﺠﻰﻟﻋﻡ

Artinya ”Menolak kerusakan didahulukan daripada menarik kemaslahatan”;

Menimbang, bahwa pertimbangan majelis hakim tersebut di atas

bukan untuk melegalkan sebuah hubungan badan di luar ikatan perkawinan

(16)

Hal. 16 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. lain guna menghindari persolaan baru yang disebabkan poligami yang akan

dilakukan oleh Pemohon. Selain mempertimbangkan komponen syarat

fakultatif di atas, majelis hakim juga tetap memperhatikan ketentuan pasal 5

ayat (1) Undang-undang nomor 1 tahun 1974 jo. pasal 41 huruf (b) dan (c)

Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 jo. pasal 58 ayat (1) Kompilasi Hukum

Islam sebagai syarat kumulatif, yakni:

1. Adanya persetujuan dari isteri;

2. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan

hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka;

3. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri

anak-anak mereka;

Menimbang, bahwa dalam persidangan Termohon telah menyatakan

secara lisan mengijinkan Pemohon untuk menikah lagi dengan calon istri

kedua Pemohon. Pemohon juga telah mengajukan bukti P.3 dan P.4 yakni ijin

secara tertulis tanpa paksaan, yang sebelumnya telah dipertimbangkan secara

formil dan materil maka syarat kumulatif yang pertama dinilai majelis hakim

telah dipenuhi oleh Pemohon;

Menimbang, bahwa kemampuan Pemohon dalam hal menjamin

keperluan hidup Termohon dan calon isteri keduanya serta anak-anaknya telah

dibenarkan oleh Termohon, calon istri kedua Pemohon dan saksi I Pemohon.

Selain itu, Pemohon juga telah memberikan bukti P.9 yakni bahwa penghasilan

Pemohon sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) setiap

bulannya. Dengan demikian Majelis Hakim menilai bahwa dengan gaji tersebut

beserta tunjangan lainnya sebagaimana tersebut dalam bukti P.9 dan

berdasarkan ukuran biaya hidup di Kabupaten Karangasem atau daerah yang

ada di Indonesia pada umumnya maka Pemohon dinilai memiliki kemampuan

untuk menjamin keperluan isteri-isterinya kelak. Dengan demikian syarat

kumulatif kedua telah dipenuhi oleh Pemohon;

Menimbang, bahwa selain persyaratan di atas yang bersifat material

dan terukur tentang kemampuan Pemohon, ketentuan perundang-undangan

juga telah mensyaratkan seorang pemohon ijin poligami harus menjamin bisa

(17)

Hal. 17 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Menimbang, bahwa Pemohon telah mengajukan alat bukti P.8

tentang pernyataan berlaku adil yang secara formil dan materil telah

dipertimbangkan sebelumnya. Terhadap bukti P.8, meskipun bukti ini bersifat

formalistik yakni keadilan di atas sebuah kertas dan keadilan adalah sesuatu

yang sulit untuk didefiniskan namun majelis hakim menilai keadilan

berdasarkan indikasi-indikasi yang bisa dikatakan sebagai keadilan;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Termohon sendiri

sebagai istri Pemohon dan saksi I yakni adik Pemohon sendiri yang

menerangkan bahwa antara Pemohon dan Termohon tidak pernah bertengkar

dan rumah tangganya rukun-rukun saja maka majelis hakim menilai bahwa

fakta ini bisa dinilai sebagai circumstansial evidennce atau menjadi bukti

dengan sendirinya mengenai adanya sifat adil yang dimilki oleh Pemohon

selama ini, persangkaan majelis hakim ini telah sejalan dengan pasal 1922

KUH Perdata jo. pasal 310 R.Bg;

Menimbang, bahwa syarat jaminan sebuah keadilan menurut Majelis

Hakim sesuatu yang abstrak dan sulit untuk diukur, namun demikian, in casu

berdasarkan alat bukti P.8 dan dikuatkan oleh jawaban Termohon yakni istri

Pemohon dan saksi I yakni adik kandung Pemohon dalam persidangan

mengenai rumah tangga Pemohon dan Termohon yang tidak pernah

bertengkar dan rukun–rukun saja maka dengan persangkaan hakim (rechtelijke

vermoeden), fakta tersebut dinilai sebagai circumstansial evidennce atau

menjadi bukti dengan sendirinya mengenai adanya sifat adil yang dimilki oleh

Pemohon selama ini, persangkaan Majelis Hakim ini telah sejalan dengan

pasal 1922 KUH Perdata jo. pasal 310 R.Bg;

Menimbang bahwa terhadap fakta-fakta tersebut di atas Majelis hakim

menilai bahwa syarat-syarat yang ditentukan perundang-undangan baik yang

bersifat fakultatif maupun kumulatif bagi seorang suami yang ingin berpoligami

telah terbukti dapat dipenuhi oleh Pemohon;

Menimbang, bahwa akibat dari ijin poligami yang dikabulkan oleh

Pengadilan adalah dilaksanakannya pernikahan Pemohon kepada calon isteri

kedua Pemohon dengan demikian selain mempertimbangkan syarat-syarat

(18)

Hal. 18 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. dengan peraturan perundang-undangan serta hukum Islam maka Majelis

Hakim juga memeriksa dan mempertimbangkan syarat sah perkawinan

Pemohon dengan calon isteri kedua Pemohon;

Menimbang, bahwa dalam persidangan, calon isteri kedua Pemohon

menyatakan tidak ada hubungan keluarga, hubungan darah dan hubungan

susuan dan larangan lainnya yang menjadi penghalang untuk kawin secara

poligami dengan Pemohon. Pemohon juga telah mengajukan alat bukti P.10

tentang pernyataan masuk Islam maka semakin menguatkan bahwa antara

Pemohon dengan Termohon tidak memiliki halangan perkawinan sebagaimana

ditentukan pasal 8 Undang-udang Nomor 1 tahun 1974 jo. pasal 39, 40, 41, 42,

43 dan 44 Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

di atas, majelis hakim kiranya memberikan penguatan bahwa syarat-syarat

yang ditentukan oleh peraturan perundang-undang tersebut hakekatnya adalah

untuk mengawal sebuah perkawinan poligami sebagai alternatif untuk

mempertahankan tujuan perkawinan yang sakinah mawaddah dan rahmah.

Dengan demikian segala syarat di luar perundang-undangan yang disesuaikan

dengan sebuah kondisi sebagaimana yang telah dipertimbangkan majelis

hakim di atas hakekatnya tidak menyimpang selama poligami tersebut

dikendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan sebagaimana disebutkan dalam

pasal 3 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam; “pengadilan dapat memberikan ijin

kepada seorang suami untuk beritri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh

pihak-pihak yang bersangkutan”. Dengan catatan bahwa kehendak tersebut

tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan agama yang

dianut pihak-pihak tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dan

pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim menilai bahwa

Pemohon telah memenuhi syarat-syarat poligami atau lebih kurang tidak

bertentangan dengan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan

baik yang bersifat fakultatif maupun kumulatif;

Menimbang, bahwa berdasarkan KMA/032/SK/IV/2006 tentang

(19)

Hal. 19 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Edisi Revisi 2010 bahwa pada saat permohonan izin poligami suami wajib pula

mengajukan permohonan penetapan harta bersama dengan isteri sebelumnya,

permohonan ini bertujuan untuk melindungi hak isteri sebelumnya serta

mempermudah pembagian harta bersama ketika terjadi perceraian atau

kematian;

Menimbang, bahwa dalam permohonannya Pemohon telah

mengajukan penetapan harta bersama Pemohon dan Termohon yang

seluruhnya dibenarkan oleh Termohon dan juga calon istri kedua Pemohon

maka Majelis Hakim menilai telah memenuhi syarat formil dan materil

pembuktian sehingga terbukti bahwa harta bersama Pemohon dan Termohon

sebagai berikut:

a. 1 (Satu) Unit Mobil Suzuki R3 Warna Putih dengan NoPol DK 1022 SF

pembelian tahun 2013 ;

b. 1 (Satu) Unit Sepeda Motor Honda Vario warna Hitam 150 CC dengan

Nopol DK 4367 SW pembelian tahun 2015 ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang

telah diuraikan di atas, maka permohonan Pemohon untuk diizinkan

berpoligami terbukti cukup beralasan dan telah memenuhi syarat sehingga

sebagaimana ditentukan pasal 43 Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975

bahwa “apabila pengadilan berpendapat bahwa cukup alasan bagi Pemohon

untuk beristeri lebih dari seseorang maka Pengadilan memberikan putusannya

berupa izin untuk beristeri lebih dari seorang;

Menimbang bahwa, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

di atas, Majelis Hakim bependapat dalil pemohonan Pemohon untuk

berpoligami telah didasarkan kepada alasan hukum dan telah terbukti oleh

karenanya petitum permohonan Pemohon dapat dikabulkan dengan memberi

izin kepada Pemohon untuk menikah lagi (poligami) dengan calon isteri kedua

Pemohon yang bernama Calon isteri kedua Pemohon serta mengabulkan

permohonan penetapan harta bersama Pemohon dan Termohon;

Menimbang, bahwa karena perkara ini termasuk dalam bidang

perkawinan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang

(20)

Hal. 20 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir diubah dengan

Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 semua biaya yang timbul dalam

perkara ini dibebankan kepada Pemohon untuk membayarnya;

Mengingat segala ketentuan perundangan-perundangan yang berlaku

serta hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi ijin kepada Pemohon Pemohon untuk menikah lagi (poligami)

dengan calon istri kedua bernama Calon isteri kedua Pemohon;

3. Menyatakan bahwa harta-harta sebagai berikut:

3.1. 1 (Satu) Unit Mobil Suzuki R3 Warna Putih dengan NoPol DK 1022 SF

pembelian tahun 2013

3.2. 1 (Satu) Unit Sepeda Motor Honda Vario warna Hitam 150 CC dengan

Nopol DK 4367 SW pembelian tahun 2015;

Adalah harta bersama antara Pemohon dengan Termohon;

4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah

Rp.331000,00 ( tiga ratus tiga puluh satu ribu rupiah ).;

Demikian Putusan ini dijatuhkan dalam musyawarah Majelis Hakim

Pengadilan Karangasem pada hari Selasa tanggal 6 Februari 2018

Masehi, bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil Awwal 1439 Hijriyah oleh

kami Ahmad Rifa’i, S.Ag, M.HI sebagai Ketua Majelis, Abdurrahman, S.Ag dan

Nurul Laily, S.Agmasing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut pada

hari itu juga diucapkan oleh Ketua Majelis tersebut dalam sidang terbuka

untuk umum dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut serta

dibantu oleh Syamsurrijal, S.H sebagai Panitera Pengganti, dihadiri pula

oleh Pemohon dan Termohon;

HAKIM ANGGOTA KETUA MAJELIS

(21)

Hal. 21 dari 26 hal. Put. No.1/Pdt.G/2018/PA.Kras. Abdurrahman,S.Ag Ahmad Rifa’i, S.Ag, M.HI

HAKIM ANGGOTA

Nurul Laily, S.Ag.

PANITERA PENGGANTI

Syamsurrijal, S.H

Perincian Biaya Perkara :

Pendaftaran Rp 30.000,-

Proses Rp 50.000,-

Panggilan Rp 240.000,-

Redaksi Rp 5.000,-

Meterai Rp 6.000,-

JUMLAH Rp 331.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan kegiatan operasional yang mempergunakan peralatan produksi yang disusun dan diatus sedemikian rupa, yang dapat dimanfaatkan untuk secara fleksible untuk

• Pengeluaran kas untuk pembayaran biaya • Pembayaran angsuran atau pelunasan utang • Penarikan kembali saham yang beredar. • Pembelian saham atau aktiva

Nyeri haid yang disebabkan oleh reaksi peradangan akibat sekresi sitokin dalam rongga peritoneum, akibat perdarahan lokal pada sarang endometriosis dan oleh

Pada dasarnya prinsip pemberian pinjaman yang sehat wajib dilaksanakan oleh setiap koperasi yang melakukan usaha simpan pinjam.Demikian halnya dengan KSP Riau

Guru Besar FEB UNAIR tersebut juga menambahkan bahwa dari hasil kajian tersebut nantinya akan disampaikan pada pihak yang terkait.. “Hasil kajian bahaya limbah ini

Untuk itu dalam mengkaji pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran yang digunakan terhadap kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa, dilibatkan 3 faktor lain

Tanggungjawab Affin Bank terhadap tanggungjawab sosial korporatnya tidak hanya disebabkan oleh terikat dengan polisi yang telah ditetapkan namun, lebih dari itu,

Hasil analisa data dengan statistik uji korelasi chi square diperoleh p value = 0,000 dengan nilai <α (0,05) H0 ditolak yang dapat disimpulkan bahwa H1