• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Permainan Tradisional Anak Sebagai Perekat Hubungan Sosial Di Wilayah Perkebunan (Studi Deskriptif: Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir , Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Permainan Tradisional Anak Sebagai Perekat Hubungan Sosial Di Wilayah Perkebunan (Studi Deskriptif: Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir , Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kemajemukan penduduk, yang masing-masing penduduknya memiliki corak tersendiri dalam pola kehidupannya.

Dan sebagian besar perjalanan sejarah menyatakan bahwa negara ini merupakan masyarakat transisi, yaitu dari masyarakat agraris menjadi masyarakat perkebunan. di Sumatera Utara sangat banyak perkebunan yang dikelola oleh

pemerintah maupun pihak swasta asing. Adapun salah satu perkebunan di daerah ini merupakan perkebunan karet yang berada di kabupaten simalungun, yang

dikelola oleh perusahaan asing. Lokasi perkebunan ini tidak jauh dari kota pematang siantar. Adapun sumber penghasilan masyarakat perkebunan karet ini merupakan hasil kerja mereka oleh perusahaan yang mengelolanya. Perkebunan

karet ini milik perusahaan asing tetapi notabene masyarakat yang tinggal didaerah ini sangat beragam suku. Ada beragam suku batak, jawa, melayu, aceh dan lain

sebagainya. Dan beragam pula agama yang ada pada masyarakat yang tinggal diperkebunan karet ini. Mayoritas suku yang terdapat didaerah ini adalah jawa dan batak, serta agama yang paling mayoritas adalah islam.

Pada masyarakat perkebunan karet ini ada beberapa kelas-kelas dan golongan masyarakatnya. Dari kelas bawah hingga kelas atas. Adapun yang

(2)

cukup berat. Dimana para pekerja ini harus bertanggung jawab agar tidak adanya

getah yang hilang dalam arti dicuri oleh pekerja itu sendiri. Ada juga yang bekerja sebagai supir truk yang mengangkat getah dari latex ke pabrik. Ada yang bekerja di kantor dengan pembagian kerja yang berbeda-beda. Selain itu kelas atas yang

dimaksud adalah para pekerja yang bekerja di perusahaan karet ini dan biasanya bekerja sebagai orang kantoran, dalam arti kata mereka tidak atau jarang sekali

berada diluar kantor. Dan orang kantoran ini dimulai dari pegawai kelas 1 hingga manajer.

Karena perkebunan karet ini dikelola oleh perusahaan asing, masyarakat

yang ada disini juga menggunakan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan untuk berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Adanya hall, tanah lapang, serta

fasilitas ibadah seperti gereja, mesjid. Dan rumah-rumah yang ditempati oleh pekerja juga rumah perusahaan perkebunan. Setiap rumah yang diberikan oleh perusahaan memiliki pekarangan/halaman, sehingga memberikan ruang untuk

masyarakat bersosialisasi atau membuka usaha. Dan pastinya sumber daya listrik dan air pun sudah berada didaerah ini, dikarenakan perusahaan menggunakan

mesin sehingga listrik sudah masuk ke daerah ini.

Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat agraris merupakan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani. Yang juga didukung oleh bentuk

geografis yang ada di Indonesia. Berubahnya pola mata pencaharian penduduk dari masyarakat agraris menjadi masyarakat perkebunan mempengaruhi struktur

dan sistem tatanan sosial yang ada di masyarakat.

(3)

daerah perkotaan. Kalau kita perhatikan biasanya anak-anak yang berada di

daerah perkebunan memiliki pola pergaulan yang cenderung ekstrem seperti misalnya bermain di tempat-tempat yang sebenarnya tidak layak untuk disebut sebagai tempat bermain. Ada lagi masalah tentang pola asuh yang diberikan oleh

orang tuanya. Rata-rata orang yang tinggal di daerah perkebunan memiliki tingkat pendidikan yang berbeda dari pendidikan rendah hingga pendidikan

tingkat atas, sehingga mereka tidak begitu memperhatikan tentang tumbuh kembang anaknya. Dan cenderung membiarkan anaknya tumbuh dan berkembang begitu saja.

Misalnya saja dalam bermain bersama teman-temannya. Kebanyakan anak-anak di daerah pekebunan memilih untuk memainkan permainan yang sifatnya

lebih tradisional karena permainan tradisional tidak membutuhkan banyak biaya untuk membeli peralatan dan untuk memainkannya. Tapi ada juga sebagian anak-anak di lingkungan perkebunan yang sudah mengenal permainan yang sifatnya

lebih modern seperti misalnya playstation, gameboard, dan lain-lain.

Masuknya permainan modern ke lingkungan anak-anak di daerah

perkebunan ini sedikitnya mempengaruhi tumbuh kembangnya anak dan juga cara mereka bergaul dengan teman-temannya. Anak-anak sekarang sudah dininabobokan dengan permainan-permainan modern yang berbau IT seperti play

station atau sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menonton televisi, sehingga permainan anak-anak yang sifatnya tradisional sudah ditinggalkan.

(4)

permainan modern ini dapat disebabkan dekatnya jarak kota madya dengan

wilayah perkebunan karet ini sehingga memudahkan masyarakat mengakses kebutuhan lainnya. Nilai-nilai pendidikan, kebersamaan, kesetiakawanan bisa diperoleh lewat permainan tradisional dan yang paling menonjol adalah nilai-nilai

kebersamaan. Karena permainan anak-anak modern pada umumnya bersifat individualisme.

Permainan tradisional anak-anak erat kaitannya dengan pengetahuan dan kreatifitas anak-anak, karena ini merupakan hal-hal yang bersifat afektif, pola perilaku, dan permainannya sangat lokal dan sangat lekat dengan dunia mereka.

Jadi bukan mentransfer nilai-nilai dari luar tapi inilah asli peninggalan nenek moyang yang nilainya sangat tinggi. Pengaruh permainan tradisional anak

terhadap pendidikan, pada umumnya permainan tradisional anak adalah sesuatu yang biasa dialami anak dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tema-temanya adalah tema di sekitar anak-anak seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, dan lainnya yang

mereka alami sehari-hari.

Permainan dimasa lalu merupakan permainan yang sangat baik untuk

melatih fisik dan mental anak, yang secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Misalnya saja permainan

gobak sodor atau yang biasa disebut galasin. Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari tiga sampai lima orang.

(5)

susunan itu terjatuh maka lawan harus menyusun kembali pecahan genteng

kemudian mengambil bola kasti dan melempar bola kasti ke arah lawan. Kemenangan ditandai dengan berdirinya menara pecahan genteng dan tubuh kita tidak terkena bola kasti dari lawan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian, yang sangat signifikan untuk dapat memulai penelitian adalah adanya masalah yang akan diteliti. Menurut Arikunto, agar dapat dilaksanakan penelitian dengan sebaik-baiknya maka peneliti haruslah

merumuskan masalah dengan jelas, sehingga akan jelas dimana harus dimulai, kemana harus pergi dan dengan apa ( Arikunto, 1996:19 )

Berdasarkan uraian tersebut dan berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:“bagaimanakah permainan tradisional anak dapat menjadi perekat hubungan sosial?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1.3.1.1 Untuk mengetahui bagaimanakah permainan tradisional dapat menjadi perekat hubungan sosial di antara anak-anak

(6)

1.3.1.2 Untuk mengetahui sejauh mana permainan tradisional yang

dimainkan oleh anak-anak diperkebunan karet dapat memicu kreatifitas anak di Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti dan juga kepada pembaca mengenai

kehidupan khususnya cara bermain anak-anak di daerah perkebunan. Selain itu diharapkan juga dapat memberikan kontribusi kepada

pihak yang memerlukannya khususnya khasanah keilmuan dibidang sosiologi keluarga dan sosiologi pendidikan.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

penulis dimana melalui penelitian ini, menambah referensi dari hasil penelitian dan juga dijadikan rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait dengan penelitian

sebelumnya dan juga dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat perkebunan karet Dolok Merangir, Kecamatan Dolok

(7)

1.4 Defenisi Konsep

1.4.1. Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan oleh orang-orang terdahulu dan biasanya pada permainan tradisional orang cenderung membuatnya

sendiri dengan kreatifitas masing-masing orang dan bahan-bahan yang digunakan sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang besar/banyak.

Adapun beberapa permainan tradisional yang mungkin sudah tidak asing lagi didengar adalah:

• Galasin. Permainan ini terdiri dari dua tim, dimana masing-masing tim

terdiri dari 3 orang. Inti permainannya adalah mencegah lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir. Biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan

acuan garis-garis. Permainan ini membuat badan menjadi sehat karena pemain banyak bergerak misalnya berlari dan merentangkan tangannya.

• Bentengan. Terdiri dari dua tim. Inti permainan ini adalah memasuki

benteng lawan dengan menyentuh baris pertahanan mereka. Biasanya yang dianggap sebagai benteng adalah sebuah tiang listrik yang dijaga oleh beberapa

orang dan kita berusaha untuk menyentuh tiang listrik. Permainan ini mirip dengan permainan galasin.

• Gasing. Ini permainan rakyat yang cukup lama. Bentuk permainannya

adalah sebuah bentukan kayu yang dapat berputar. Biasanya dijadikan ajang taruhan siapa yang gasingnya dapat berputar paling lama maka dialah

(8)

• Gebokan. Ini biasanya menggunakan pecahan genteng yang disusun keatas

sehingga berbentuk menara dan kemudian kita akan menjatuhkan susunan itu dari jarak jauh dengan bola kasti dan jika susunan itu terjatuh maka lawan harus menyusun kembali pecahan genteng kemudian mengambil bola kasti dan

melempar bola kasti ke arah kita. Kemenangan ditandai dengan berdirinya menara pecahan genteng dan tubuh kita terkena bola kasti.

1.4.2. Anak

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang

belum berusia delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dimana setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,

untuk bergaul dengan anak yang sebaya nya bermain, berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengemmbangan dirinya.

Selain itu anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan

kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 1986) anak adalah pribadi yang masih bersih dan

peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.

1.4.3.Tradisional

(9)

Dalam hal ini nilai-nilai tradisional yang melekat pada permainan tradisional

adalah :

1. Hubungan Sosial

Menurut Ferdinand Tonnies Gemeinschaft adalah suatu bentuk kehidupan

bersama yang intim, pribadi dan eksklusif dan adanya keterikatan yang dibawa sejak lahir,

 Gemeinschaft by blood : mengacu pada ikatan-ikatan kekerabatan

 Gemeinschaft of mind : hubungan persahabatan yang disebabkan oleh persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong orang untuk saling berhubungan secara teratur.

 Gemeinschaft of place : ikatan yang berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat bekerja yang mendorong orang untuk

berhubungan intim satu dengan yang lain, dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.

 Gesellschaft adalah suatu kehidupan pubik, dimana seseorang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri. Ini

bersifat sementara dan semu. 2. Solidaritas

Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan

solidaritas. Ia membedakan antara dua tipe utama solidaritas, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

 Solidaritas mekanik merupakan suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Menurut Durkheim solidaritas mekanik

(10)

yang didasarkan atas kepercayaan dan setiakawanan ini dinamakan

conscience collective. Suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat.

 Solidaritas organik merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian yang saling tergantung laksana bagaikan suatu organisme biologi. Solidaritas ini didasarkan pada hukum dan akal.

3. Kerjasama. Merupakan bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota yang lain atau

tujuan kelompok secara keseluruhan, atau interaksi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

4. Persaingan.Merupakan suatu proses sosial ketika individu atau kelompok

saling berusaha dan berebut untuk mencapai keuntungan dalam waktu yang bersamaan.

5. Prestasi adalah cara untuk memperoleh kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri. Suatu pencapaian sehingga seseorang mendapatkan penghargaan dari prestasi yang didapatkannya.

6. Egalitarian. Dimana tidak ada anak yang paling unggul karena setiap anak memiliki kelebihan masing-masing untuk setiap permainan yang berbeda

dan ini sebagai cara untuk meminimalisir ego diri para pemainnya/anak-anak.

7. Agen Sosialisasi. Menurut Fuller adapun pihak yang melaksanakan

sosialisasi terdiria atas empat agen sosialisasi utama

8. Generalized Other adalah peran semua orang lain dalam masyarakat

(11)

9. Teman sebaya adalah teman bermain yang sederajat dimana dalam

kelompok bermain seorang anak mulai belajar nilai-nilai keadilan. Beberapa contoh permainan tradisional anak tersebut adalah

1. Enjot-enjotan,berbalas pantun, lompat tali dapat membentuk kerjasama

anak

2. Wayang, mobil-mobilan dari kulit jeruk, dapat mengasah kreatifitas anak

Referensi

Dokumen terkait

Asuransi Jiwasraya adalah Data internal, data yang didapat penulis dari dalam perusahaan, dimana penulis memperolehnya dengan melakukan riset pada perusahaan asuransi jiwasraya selama

Perbandingan hasil penilaian petugas dan pasien dapat disimpulkan peneliti bahwa petugas pada panjang loket tidak sesuai panjang loket lebih pendek dari panjang

Berdasarkan data di atas, penelitian ini akan mengarah pada usaha menemukan fakta mengenai pengaruh dari dimensi religiusitas, atribut produk Islam dan bauran

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas VIII

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan serta perbedaan hasil beberapa penelitian sebelumnya, maka dilakukan penelitian dengan judul

pengujian hipotesis dengan judul yang berbunyi “hubungan pembelajaran aqidah akhlak dengan tingkah laku siswa di MAN Model Manado Kelas XI Sosial” dari hasil analisis data yang

Sebanyak 80 ekor ayam pedaging umur sehari dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari: (1) kelompok kontrol negatip tanpa pemberian SMZ selama perlakuan; (2) kelompok kontrol

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi strain-starin tersebut sebagai vaksin dengan pengukuran parameter lama infeksi, respon serologis, dan daya proteksi yang