• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011 Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Manajemen Laba

Terhadap Kinerja Keuangan

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Oleh : M u s p a

Dosen STIM Nitro Makassar

Abstract

This research is intended to examine the significancy influence of ownership structure, and Earning Management to Financial Performance.

This research uses explanatory design with secondary data in manufacturing companies at Indonesian Stock Exchange. Sample is totaled at 20 companies by using purposive method sampling for 6-years observations; therefore, total number of observation is 120.

Model used in this research is multiple regression analyisis trought SPSS. This basic model intended to analyze in estimating strengths of causal relationship both directly variables.

The result of this research has shown that; (1) ownership structure influences positive and significan to financial performance, (2) earning management does not influence positive and significantly to financial performance.

Key words : Ownership Structure, Earning Management, and Financial Performance

PENDAHULUAN Latar Belakang

(2)
(3)

17 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan . Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Dalam kondisi yang demikian ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric) (Haris, 2004). Adanya asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) akan memberi kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings management) (Richardson, 1998). Tindakan earnings management telah menimbulkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi dalam dunia bisnis, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett, Marcuss, Saunders dan Tehranian, 2006). Selain itu, di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005).

Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) berbagai kepentingan tersebut. Pertama, dengan memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial ownership) (Jensen dan Meckling, 1976), sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer.

Kedua, kepemilikan saham oleh investor institusional. Moh’d et al. (1998) dalam Pratana dan Mas’ud (2003) menyatakan bahwa investor institusional merupakan pihak yang dapat memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar, sehingga motivasi manajer untuk mengatur laba menjadi berkurang. Ketiga, melalui peran monitoring oleh dewan komisaris (board of directors) serta memaksimalkan fungsi komite audit yang ada dalam perusahaan. Dechow et al. (1996) dan Beasly (1996) menemukan hubungan yang signifikan antara peran dewan komisaris dengan pelaporan keuangan. Selain itu juga ditemukan bahwa ukuran dan independensi dewan komisaris mempengaruhi kemampuan mereka dalam memonitor proses pelaporan keuangan.

Sedangkan hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan merupakan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Namun, laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan (Kieso dan Weygandt, 1995), sehingga laba yang tinggi pun belum tentu mencerminkan kas yang besar. Sedangkan laporan arus kas mempunyai nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan di masa mendatang. Arus kas (Cash Flow) menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan dan juga beban yang bersifat tunai yang benar -benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan (Pradhono, 2004).

(4)

18 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

Laporan keuangan adalah sebuah produk informasi yang dihasilkan yang sangat penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaan sehingga dalam penyusunannya tidak bisa terlepas dari proses penyusunannya. Oleh karena itu, setiap kebijakan dan keputusan yang diambil dalam proses penyusunan laporan keuangan akan sangat mempengaruhi sekali dalam penilaian kinerja perusahaan.

Penelitian Theresia (2005) menunjukkan bahwa tindakan manajemen laba merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Manajemen akan memilih metode akuntansi tertentu untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan motivasinya. Sedangkan Gideon (2005) menyatakan bahwa manajemen laba akan sangat mempengaruhi tingkat kualitas kinerja yang dilaporkan oleh manajemen (Gideon, 2005). Warfield et al., (1995) menemukan hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan discretionary accruals sebagai ukuran manajemen laba dan berhubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan kandungan informasi laba. Sedangkan Gabrielsen, et al. (1997) menemukan hasil yang positif tidak signifikan antara kepemilikan manajerial dengan manajemen laba serta menemukan hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan kualitas laba.

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan 2. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

KAJIAN PUSTAKA

1. Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan

Struktur kepemilikan dalam suatu perusahaan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Struktur kepemilikan dapat dikelompokkan dalam kepemilikikan terkonsentrasi dan menyebar. Selain itu juga dapat dikelompokkan secara lebih spesifik lagi dalam kategori struktur kepemilikan yang meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan, dan individual domestik (Xu, 1997). Xu dan Wang (1999) membuktikan bahwa struktur kepemilikan (mix dan konsentrasi) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Fuerst dan Kang (2000) menemukan hubungan yang positif antara insider ownership dengan nilai pasar setelah mengendalikan kinerja perusahaan. Nilai perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu menjadi alat monitoring yang efektif (Slovin dan Sushka, 1993). Hubungan antara analysts coverage yang merupakan external monitoring function dan Tobins’Q sebagai proksi nilai perusahaan adalah positif dansignifikan (Chen dan Steiner, 2000).

(5)

19 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar (Brigham, 1999).

Peningkatan dividen dilakukan untuk memperkuat pos isi perusahaaan dalam mencari tambahan dana dari pasar modal dan perbankan. Dividen mengandung informasi atau sebagai isyarat (signal) akan prospek perusahaan (Roseff, 1982). Pendapat Roseff didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Asquith dan Mullins (1983), bahwa pengumuman meningkatnya dividen telah meningkatkan return saham, dan dapat digunakan untuk menangkal isu -isu yang tidak diharapkan perusahaan di masa mendatang. Masulis (1980) melakukan penelitian dalam kaitannya dengan relevansi keputusan pendanaan, menemukan bahwa sehari sebelum dan sesudah pengumuman peningkatan proporsi hutang terdapat kenaikan abnormal return, sebaliknya pada saat perusahaan mengumumkan penurunan proporsi hutang berpengaruh kepada penurunan

abnormal return.

Pengaruh dari struktur kepemilikan perusahaan secara lebih lanjut dapat dijelaskan dari hasil penelitian berikut ini: (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemilikan terkonsentrasi dan produktifitas sebagai salah satu proksi dari kinerja perusahaan.(2) Pengaruh kepemilikan terkonsentrasi lebih kuat untuk perusahaan yang didominasi oleh legal person shareholders daripada perusahaan yang didominasi oleh perusahaan. (3) Profotabilitas perusahaan berhubungan positif dengan proksi pemilikan saham oleh legal person tetapi berhubungan negatif dengan proksi pemilikan saham oleh perusahaan (4) Produktifitas tenaga kerja cenderung menurun saat proporsi kepemilikan saham oleh perusahaan meningkat. Kepemilikan saham oleh legal person shareholders

dapat memonitor manjemen secara efektif melalui pengendalian oleh board of directors, pemilihan karyawan perusahaan dan pemberian k ompensasi terhadap

chief corporate officer. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1: Struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan.

2. Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan

Selama ini dikenal adanya manipulasi kinerja oleh manajemen perusahaan yang merupakan upaya manajemen untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan pemegang saham yang ingin mengetahui kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual dengan mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkannya (Healey dan Wahlen, 1998; Du Charme et al, 2000). Sikap seperti sering disebut dengan sikap oportunistik dimana hal ini dinilai sebagai sikap curang (fraud) manajemen yang diimplikasikan dalam laporan keuangannya pada saat menghadapi intertemporal choice (Beneish, 2001).

(6)

20 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

lain dengan melakukan penurunan laba (income decreasing), perataan laba (income smoothing) dan penaikan laba (income increasing). Manajemen laba yang pertama yakni dengan menggeser pendapatan masa depan (future earnings) menjadi pendapatan sekarang (current earnings) atau sebaliknya. Selanjuntnya, menggeser biaya sekarang (current cost) menjadi biaya masa depan (future cost) atau sebaliknya sehingga mengakibatkan laba pada periode bersangkutan dapat dilaporkan dengan lebih tinggi atau lebih rendah (Espenlaub, 1999).

Manajemen laba dilakukan oleh manajer pada faktor -faktor fundamental perusahaan, yaitu dengan intervensi pada penyusunan laporan keuangan berdasarkan akuntansi akrual. Padahal kinerja fundamental perusahaan tersebut digunakan oleh pemodal untuk menilai prospek perusahaan, yang tercermin pada kinerja saham. Manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja saham (Haris, 2004).

Bryshaw dan Eldin (1989) menemukan bukti bahwa alasan manajemen melakukan manajemen laba adalah: (1) skema kompensasi manajemen yang dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang disajikan dalam laba akuntansi yang dilaporkan; serta (2) fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan pengambilalihan secara langsung.

Cornett et al., (2006) menemukan adanya pengaruh mekanisme corporate governance terhadap penurunan discr etionary accruals sebagai ukuran dari manajemen laba dan berhubungan positif dengan CFROA. Hasil ini diinterpretasikan sebagai indikasi bahwa CFROA merupakan fungsi positif dari indikator mekanisme corporate governance. Mekanisme corporate governance dapat mengurangi dorongan manajer melakukan earnings management, sehingga CFROA yang dilaporkan merefleksikan keadaan yang sebenarnya. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H2 : Manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :

Struktur Kepemilikan

Manajemen Laba

(7)

21 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011 METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2005 -2010. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kiteria -kriteria tertentu (purposive sampling), yaitu: (1) Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2005 sehingga tersedia data yang lengkap, (2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember selama periode 2005-2010.

2. Jenis dan Sumber Data

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan berupa nilai rata -rata dari tahun 2005-2010. Data sekunder diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal Makassar, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan situs Bursa Efek Indonesia.

3. Pengukuran Variabel

Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel independen/eksogen (struktur kepemilikan dan manajemen laba) terhadap variabel dependen/endogen (kinerja keuangan). Berikut ini adalah definisi operasional masing-masing variabel.

a. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan terbagi dalam beberapa kategori. Struktur kepemilikan terkonsentrasi dan menyebar. Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan, dan individual domestik (Xu, 1997). Struktur kepemilikan yang dibahas dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan perusahaan yang menyebar dan terkonsentrasi. Proporsi kepemilikan diwakili oleh variabel dummy, dimana nilai 1 untuk kepemilikan terkonsentrasi ( mayoritas) dan 0 untuk kepemilikan menyebar.

(8)

22 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi (Schipper, 1989). Manajemen laba dalam penelitian ini dijelaskan menggunakan dasar rasio akrual modal kerja dengan penjualan sebagai berikut.

Akrual Modal Kerja (t) Manajemen Laba (EM) =

Pendapatan(Penjualan Periode) (t)

Akrual modal kerja = D AL - D HL - D Kas Keterangan:

D AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t D HL = Perubahan hutang lancar pada periode t

D Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t

Data akrual modal kerja dapat diperoleh langsung dari laporan arus kas aktivitas operasi, sehingga investor dapat langsung memperoleh data tersebut tanpa melakukan perhitungan yang rumit.

c. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merefleksikan kinerja fundamental perusahaan. Variabel kinerja keuangan diukur dengan data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan cash flow return on asset (CFROA). CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dibagi dengan total aktiva.

EBIT + Dep CFROA =

Assets Keterangan :

CFROA = Cash flow return on assets

EBIT = Laba sebelum bunga dan pajak Dep = Depresiasi

Assets = Total aktiva 4. Metode Analisis

(9)

23 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah go public di BEI pada tahun 2005-2010. Adapun jumlah perusahaan manufaktur yang telah go public di BEI sebanyak 398 perusahaan. Namun yang memenuhi krieteria dalam penelitian ini sebanyak 20 perusahaan. 2. Statistik Deskriptif

Hasil deskriptif variabel struktur kepemilikan memiliki rata -rata sebesar 0,596

yang berarti data kepemilikan cukup terkonsentrasi pada satu atau beberepa pemilik saham saja. Sedangkan untuk variabel manajemen laba menunjukkan nilai rata –rata sebesar -0,022 yang berarti rata-rata perusahaan memiliki akrual modal kerja sebesar -0,022 kali dari total penjualan yang dihasilkan. Rata -rata manajemen laba (akrual) negatif, menunjukkan bahwa rata -rata perusahaan tidak melakukan menejemen laba, hanya sebagian kecil saja yang melakukan manajemen laba.

Hasil deskriptif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Cash Flow Return on Assets diperoleh rata-rata sebesar 0,306 yang berarti bahwa rata – rataperusahaan sampel mampu menghasilkan laba bersih sebelum pajak dan depresiasi sebesar 30,6% dari seluruh nilai total aktiva. Hasil ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum pajak cukup efektif. 3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang dipersyaratkan untuk model regresi dilakukan dan diperoleh kesimpulan bahwa semua asumsi telah terpenuhi berdasarkan hasil berikut (lampiran): 1) Uji berdasarkan dari hasil grafik normal probability plot menunjukkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal , dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. 2) Nilai Variance Inflation Factor untuk masing-masing variabel independen dalam persamaan pertama memiliki nilai kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen. 3) Nilai Durbin7 Watson sebesar 1.744 terletak pada daerah penerimaan sehingga tidak terjadi autokorelasi. 4) Grafik scatter plot persamaan pertama menunjukkan tidak ada pola tertentu dimana titik –titik (point-point) menyebar secara acak dan disekitar angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dalam persamaan regresi tersebut tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

4. Pengujian Hipotesis

(10)

24 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa bahwa Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat signifikansi (p) variabel struktur kepemilikan = 0,031. Pada tingkat signifikansi (α) 0. 05, ternyata nilai p=0,031<0,05, menunjukkan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis keempat dalam penelitian ini didukung. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Xu dan Wang (1999) yang menemukan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat memonitor manajemen secara efektif melalui pengendalian oleh Board of director, pemilihan karyawan perusahaan dan pemberian kompensasi. Selain itu kepemilikan saham yang terkonsentrasi menunjukkan rendahnya biaya keagenen, karena konflik yang terjadi antar pemilik menjadi semakin kecil, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja keuangannya.

H2 : Manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

Hipotesis Kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa Manajemen laba berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian diperoleh tingkat signifikansi variabel manajemen laba = 0,326. Ternyata tingkat signifikansi sebesar p=0,326>0,05, menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis kelima dalam penelitian ini didukung sesuai dengan hasil di atas. Hal ini disebabkan karena sifat manajemen laba dapat berdampak positif maupun negatif terhadap kinerja keuangan. Hal ini tergantung dari efektif tidaknya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh para manajer. Jika manajemen laba cukup efektif, maka informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan dinilai pemodal akan prospek yang bagus bagi perusahaan sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Sebaliknya jika manajemen laba tidak efektif, maka justru sebaliknya, pihak pemakai informasi laporan keuangan seperti investor, kreditur, regulator, publik dan lainnya akan menganggap bahwa manajemen telah bersikap opportunity, atau tindakan manipulasi laba, dan hal ini akan menurunkan nilai perusahaan. Dengan demikian pengaruh manajemen laba ini belum konsisten dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, dan terbukti tidak signifikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

(11)

25 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

sebesar 0,200 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,031 dan p=0,031<0,05. Dengan demikian bahwa struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Sebaliknya variabel manajemen laba, tidak terbukti berpengaruh secara signifikan positif terhadap terhadap kinerja keuangan. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,091 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,326 yang lebih besar dari 0,05.

2. Saran-saran

Adapun saran yang ingin penulis berikan untuk para peneliti selanjutnya maupun

perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Bagi investor hendaknya memilih perusahaan yang memiliki kepemilikan saham yang terkonsentrasi karena terbukti mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini agar dalam melakukan peramalan lebih tepat untuk keuntungan di masa yang akan datang.

2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama diharapkan menggunakan dengan metode pengukuran yang berbeda dan bisa menambah variabel dan periode penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Irfan (2002). Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi Vol. XIX. No.2. Juli 2002.

Beasley, Mark S. (1996). An Empirical Analysis of the Relation Between the Board of Director Composition and Financial Statement Fraud. The Accounting Review,Vol.17. No.4, Oktober, hal.443 -465.

Beiner. S., W. Drobetz, F. Schmid dan H. Zimmermann (2003). Is Board zise An Independent Corporate Governance Mechanism ?

http://www.wwz.unibaz.ch/cofi/publications/papers/2003/06.03.pdf .

Bryshaw, R. E dan Ahmed Eldin.(1989). The Smoothing Hipothesisand The Role of Exchange Differences. Journal of Business, Finance and Accounting , hal. 621-633.

Chtourou, SM., Jean Bedard. dan Lucie Courteau. (2001). Corporate Governance and Earnings Management. Working Paper. Universite Laval, Quebec City, Canada. April.

Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. (2006). Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance.

(12)

26 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

Deni Darmawati, Khomsiyah dan Rika Gelar Rahayu. (2004). Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII , IAI, 2004.

Dechow, Patricia M., R.G. Sloan and A.P. Sweeney, (1995), Detecting earnings management, The Accounting Review 70, 193-225.

Dechow, Patricia M., R.G. Sloan hal A.P. Sweeney. (1996). Causes And Consequences Of Earnings Manipulaton: An Analysis Of Firms Subject To Enforcement Actions By The SEC. Contemporary Accounting Research 13, 1-36

Dhaliwal, D. S., Salomon G. L., dan Smith, E. D. (198 2). The Effect of Owner Versus Management Control on the Choice of Accounting Methods. Journal of Accounting and Economics, Vol.4. hal.41 -53.

Eisenhardt, Kathleem. M. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of management Review, 14, hal 57-74

Fama. E.F. dan M.C. Jensen. (1983). Separation of Ownership and Control. Journal Of Law and Economics, Vol.26. hal.301 -325.

Gabrielsen, Gorm., Jeffrey D. Gramlich dan Thomas Plenborg. (1997). Managerial Ownership, Information Content of Earnings, and Discretionary Accruals in a Non76 US Setting. Journal of Business Finance and Accounting, Vol.29. No.7 & 8. September/ Oktober, hal. 967 -988.

Gideon SB Boediono. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.

Haris Wibisono. (2004). Pengaruh Earnings Management Terhadap Kinerja Di Seputar SEO. Tesis S2. Magister Sains Akuntansi UNDIP. Tidak dipublikasikan.

Imam Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit UNDIP.

Jennings, M. M. 2004a. "Privilege, Financial Fraud, and Noisy Lawyers." Corporate Finance Review, 8:4 (Januari/Februari, hal.43 -47.

Jennings, M. M. 2004b. "Parmalat: Ethical Collapse Goes Global." Corporate Finance Review, 8:5 (Maret/April), hal.43 -46.

Jennings, M. M. 2005a. "The Ethical Lessons of Marsh and McLennan." Corporate Finance Review, 9:4 (Januari/Februari), hal.43 -48.

Jennings, M. M. 2005b. "Conspicuous Governan ce Failures: Why Sarbanes -Oxley Is not an Ethics Warranty." Corporate Finance Review, 9:5 (Maret/April), hal.41-47.

Jensen, M.C. (1993). The Modern Industrial revolution, Exit, and the Failure of Internal Control System. Journal of Finance, Vol. 48. July , hal.831-880. Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3. hal. 305-360.

(13)

27 =========== PROGRESIF Vol.5, No. 1 Agustus 2011

Kieso E. Donald, dan Weygandt J Jerry (1995). Akuntansi Intermediate. Jilid Satu, Edisi Ketujuh, Binarupa Aksara.

Klein, April. (2002). Audit Committee, Board Of Directo r Characteristics and Earnings Management. Journal of Accounting and Economics, Vol.33. No.3. August, hal.375-400.

Komite Nasional Kebijakan Governance, (2004). Pedoman Tentang Komisaris Independen. http://www.governance-indonesia.or.id/main.htm.

Morck, R., A. Shleifer dan R.W. Vishny. (1988). Management Ownership and Market Valuation: An Empirical Analysis. Journal of Financial Economics, Vol.20. January/ March, hal.293-315.

Peasnell, K.V, P.F. Pope. dan S.Young. (2001). Board Monitoring and Earnings Management: Do Outside Directors Influence Abnormal Accruals. Accounting and Business Research, Vol. 30. hal.41 -63.

Pradhono dan Yulius Jogi Cristiawan. (2004). Pengaruh Economic Value Added ,Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 6, No. 2, Nopember. hal 140-

Pratana Puspa Midiastuty dan Mas’ud Mahfoedz. (2003). Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI. IAI, 2003.

Richardson, Vernon J. (1998). Information Asymmetry an Earnings Management: Some Evidence. Working Paper, 30 Maret Schipper, Katherine. (1989). Comentary Katherine on Earnings Management. Accounting Horizon. Shleifer, A. dan R.W. Vishny. (1997). A Survey of Corporate Governance. Journal of

Finance, Vol.52. No.2. Juni, hal.737 -783.

Sylvia Veronica N.P. Siregar dan Siddharta Utama, Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management) Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.

Theresia Dwi Hastuti. (2005). Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta) Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.

Warfield, Terry D., J.J. Wild, dan K.L. Wild. (1995). Manager ial Ownership, Accounting Choices, and Informativeness of Earnings. Journal of Accounting and Economics 20, hal. 61-91.

Xie, Biao., Wallace N. Davidson and Peter J. Dadalt.(2003). Earning Management and Corporate Governance: The Roles Of The Board and Th e Audit Committee. Journal of Corporate Finance, Vol.9. hal.295 -316.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis secara parsial dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kebijakan penyusunan anggaran berbasis kinerja

HASIL UJIAN TULIS CALON ANGGOTA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA (PPS) PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI PIDIE JAYA TAHUN

Dari simulasi dengan variasi kecepatan inlet dan posisi ketinggian outlet , akan diketahui distribusi kecepatan dan distribusi temperatur pada rak server, sehingga

Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak

Peramalan kualitatif yang biasa digunakan adalah pendapat manajemen eksekutif dan hasil survei lapangan; (2) Peramalan Kuantitatif. Teknik peramalan ini didasarkan

Secara tampilan dan sirkulasi yang ada pada area retail dirasa masih kurang, dikarenakan kurang tertatanya barang-barang yang ada disana. Pada ruangan klinik dirasa

Pelatihan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai pentingnya pemahaman lintas budaya dan penguasaan bahasa Inggris bagi pelaku usaha yang menjadi target

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa dalam kerja sama ini terdapat interaksi antara tiga aktor, yaitu ASEAN sebagai institusi supranasional,