• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI BIURET NINHIDRIN DAN XANTOPROTEIN Pr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI BIURET NINHIDRIN DAN XANTOPROTEIN Pr"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJI BIURET, NINHIDRIN, DAN XANTOPROTEIN

Preferensi Lebistes sp Terhadap Suhu

LAPORAN PRAKTIKUM

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum ekologi hewan yang di ampu oleh Sopyan Nurjaman, M. Pd.

Oleh:

Robby Nur Awaluddin 08541046

Kelas IIIB

JURUSAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) – GARUT

▸ Baca selengkapnya: benedict lugol biuret

(2)

A. TUJUAN

Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis mempunyai tujuan, sebagai berikut:

1. ingin mengidentifikasi bahan uji yang mengandung protein (ikatan peptide); 2. ingin mengidentifikasi bahan uji yang mengandung α asam amino;

3. ingin mengidentifikasi bahan uji yang mengandung asam amino yang memiliki cincin aromatik;

4. ingin mengidentifikasi perubahan – perubahan pada tiap bahan uji.

B. LANDASAN TEORI

Berdasarkan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, maka untuk melengkapi data pengamatan dan sebagai penguat atas hasil praktikum, penulis menggunakan dan mencantumkan pendapat para ahlitentang hal yang bersangkutan sebagai landasan teori, adapun teorinya antara lain sebagai berikut:

1. Biuret

Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida

atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida.

Tujuan dari pengujian biuret ini adalah untuk mengetahui adanya ikatan peptide. Adapun prosedurnya yaitu pertama – tama, protein bereaksi dengan NaOH dan CuSO4. Fungsi dari

NaOH itu adalah mencegah endapan Cu (OH)2, dan memecah ikatan protein menjadi urea,

sebagai katalisator. Adapun fungsi CuSO4 adalah sebagai pendonor Cu2+ . seperti yang telah

(3)

kompleks yang terjadi antara ikatan peptida dengan O dari air. Reaksi ini disebut reaksi biuret karena positif terhadap kondensasi 2 molekul urea. Lebih jelasnya dapat dilihat reaksi berikut ini. 2CO(NH2)2  CONH2 – NH --CONH2 (biuret) + NH3

CuSO4+ 2H2O  Cu(OH)2 + H2SO4 Cu(OH)2 + NH3  warna ungu

Reaksi juga positif terhadap senyawa organik yang mempuyai gugus CO(NH2), SC(NH2),

NHC(NH2), H2C(NH2)

Ikatan peptide panjang

ungu

Ikatan peptide pendek

pink

2. Ninhidrin

Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi kuat yang bereaksi dengan seluruh α asam amino. Dalam suasana asam yang lebih jelasnya pada PH 4 – 8 yang menghasilkan senyawa berwarna ungu. Ninhidrin ini zat yang bereaksinya adalah protein dengan triketohydrindene hidrat. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.

Adapun prinsip reaksinya akan dijelaskan seperti berikut ini.

(4)

3. Xanthoprotein

Xanthoprotein ini adalah pereaksi protein yang menunjukkan adanya inti benzene (cincin fenil). Untuk identifikasi tyrosin,trptophan, dan fenilalanin. Prosedur dari pereaksian Xanthoprotein ini adalah protein bereaksi dengan HNO3dan menghasilkan + NaOH berlebih.

Prinsip dari pengujian xanthoprotein adalah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Awalnya larutan asam nitrat pekat yang dicampurkan dengan asam amino yang memiliki cincin aromatik atau struktur benzen yang dipanaskan akan membentuk suatu turunan nitro yang berwarna kuning dan garam – garam turunannya akan berwarna jingga bila ditambah dengan NaOH.

4. Protein

Menurut Poedjiadi (1994: 81), protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama dan utama. Protein mempunyai fungsi sebagai biokatalis dengan bantuan enzim. Protein adalah komponen penting yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, dan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Adapun menurut pessenden (1997: 661), protein memiliki struktur yang khas dan berat molekul yang spesifik. Meskipun demikian, protein sangat sukar dimurnikan karena protein terdapat dalam bentuk kompleks bersama lipid dan karbohidrat juga sebagai campuran dengan protein lainnya. Selain itu, bentuk protein mudah rusak oleh panas, asam, basa, dan pelarut organic. Rusaknya protein tersebut dikenal dengan istilah terdenaturasi.

(5)

Selain itu, sediaoetama berpendapat mengenai protein (2000: 53), bahwa protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang paling erat hubungannya dengan proses – proses

kehidupan. Protein berasal dari kata yunani “protebos” yang artinya “yang pertama” atau “yang terpenting”. Molekul protein mengandung unsur C, H, O, dan N yang menjadikan protein berbeda dari karbohidrat dan lemak.

Menurut siddik (1994: 173), protein adalah polimer yang tersusun dari unit – unit asam amino yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan yang disebut ikatan peptide. Protein memiliki struktur molekul yang cukup kompleks, berbeda dengan alkana, alcohol, asam, dan lain sebagainya.

Selain itu, protein merupakan molekul makro yang memiliki berat molekul antara 5 ribu gingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai – rantai panjang asam amino. Unsure utama protein adalah nitrogen. Unsure nitrogen merupakan 16 % dari berat protein (Al matsier, 1986: 77). Protein terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan. Jaringan biji – bijian, daging tak berlemak, organ vital, kulit, dan rambut mengandung protein dalam jumlah besar daripada jaringan – jaringan berlemak. Bila protein di didihkan dalam asam atau basa encer atau terkena enzim – enzim spesifik dalam pencernaan, molekul – molekulnya akan dihidrolisis menjadi asam amino. Oleh karena itu, protein serupa dengan pati dan selulosa dalam artian molekul – molekulnya terdiri dari satuan berulang dari molekul yang lebih sederhana (Keenan, 1986: 420).

a. Struktur

Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:

 alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti

spiral;

 beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari

sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);

(6)

 gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").

Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.

b. Penggolongan protein

1) Protein sederhana

2) Protein gabungan

3) Derivate protein

c. peranan protein

C. ALAT DAN BAHAN

UJI AMILUM  Reagen lugol

 HCl

 Pipet tetes

 Bahan uji

1. Susu

(7)

6. Tahu

 Plat tetes

 Tabung reaksi

 Mortal dan pistil

 Air

 Rak tabung reaksi

 Gelas ukur

UJI KELARUTAN LEMAK  Bahan uji

 Pipet

 Tabung reaksi

 Mortal dan pistil

 Aseton 1 ml

 Alcohol 1 ml

 Kloroform 1 ml

 Ester 1 ml

UJI GLISEROL  Mentega

 KHSO4

 Pembakar bunsen

 Tabung reaksi (pirex)

 Pengaduk

 Penjepit tabung

 Pipet tetes

(8)

 Bahan uji

 KLoroform 3 ml

 Asan sulfat pekat 2 tetes

 Tabung reaksi

 Anhidrida aseta 1 ml

 Mortal dan pistil

 Pipet tetes

 Gelas ukur

 Rak tabung

 Spatula

D. LANGKAH KERJA

UJI AMILUM

Pertama – tama bahan yang akan di uji dihaluskan dengan menggunakan mortal dan pistil kemudian dibuat larutan. Setelah itu, larutan uji dimasukan kedalam plat tetes sebanyak 2 tetes dengan pipet tetes. Kemudian larutan uji yang ada didalam plat tetes ditambah atau ditetesi dengan reagen lugol sebanyak 2 tetes. Kegiatan tersebut diulangi kembali pada bahan uji yang lain. Selanjutnya hasil percobaan yang diperoleh, diamati dan dicatat.

UJI KELARUTAN LEMAK

1. Identifikasi lemak

Sama halnya seperti pada uji amilum, pertama – tama bahan yang akan diuji dihaluskan dengan menggunakan mortal dan pistil kemudian dibuat larutan. Setelah itu, larutan uji diambil dengan pipet tetes. Kemudian larutan uji diteteskan ke kertas sebanyak 2 tetes. Setelah itu, kertas dikeringkan, dan setelah kering, kertas diamati dan data yang diperoleh dicatat.

2. kelarutan lemak

(9)

lain aseton, alcohol, kloroform, ester sebanyak 1 ml. Setelah itu, larutan diteteskan pada kertas, lalu dikeringkan. Setelah kering kertas diamati dan hasil pengamatan dicatat.

UJI GLISEROL

Pertama – tama bahan yang akan di uji (mentega) dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyaksatu sendok spatula. Kemudian mentega yang ada didalam tabung ditambah dengan KHSO4 sebanyak satu sendok spatula pada tabung. Setelah itu, tabung reaksi dijepit dengan

penjepit tabung dan dipanaskan dengan pembakar Bunsen. Selanjutnya dibakar dengan posisi miring. Lalu larutan didinginkan. Selanjutnya hasil percobaan yang diperoleh, diamati dan dicatat.

UJI KOLOESTEROL

Pertama – tama bahan yang akan di uji dihaluskan dengan menggunakan mortal dan pistil kemudian dibuat larutan. Setelah itu, larutan uji dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 - 10 tetes dengan pipet tetes. Kemudian larutan uji yang ada didalam plat tetes ditambah atau ditetesi dengan3 ml larutan kloroform. Setelah itu, 1ml Anhidrida asetat dicampurkan. Beberapa saat setelah itu,dicampurkan 2 tetes H2SO4 pekat. Kegiatan tersebut diulangi kembali pada bahan

uji yang lain. Selanjutnya hasil percobaan yang diperoleh, diamati dan dicatat.

Referensi

Dokumen terkait

Ion tembaga dalam suasana alkali akan bereaksi dengan protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu... 2 ml Larutan

Ion krom heksavalen bereaksi dengan difenilkarbazida dalam suasana asam membentuk senyawa kompleks berwarna merah-ungu yang.. menyerap cahaya tampak pada panjang gelombang 530 nm

Pada uji ini dalam suasana basa, Pb asetat akan bereaksi dengan sulfur dari asam amino membentuk garam PbS yang akan menghasilkan kompleks hitam.. Penambahan NaOH

mengandung senyawa lain terdiri dari : antosianin yaitu pigmen yang berwarna merah, biru dan ungu, antoxantin yang memberikan warna kuning, dan tanin yang berwarna

Dalam larutan basa, Cu 2+ akan membentuk kompleks dengan ikatan peptida suatu protein, sehingga menghasilkan warna ungu yang dapat diidentifikasi dengan

Senyawa berwarna jingga tersebut terbentuk karena asam Senyawa berwarna jingga tersebut terbentuk karena asam amino yang direaksikan dengan HNO3 teroksidasi sehingga amino yang

Proses pembentukan senyawa kompleks tersebut, akan terjadi ikatan kompleks yang berwarna ungu apabila protein bereaksi dengan tembaga dalam suasana alkali dalam hal

Albumin Urea +, Terjadi perubahan warna dari sebelumnya berwarna putih keruh menjadi ungu yang menandakan bahwa albumin mengandung protein dengan ikatan rangkap dua tau lebih.. +,