• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah PENGARUH PORNOMEDIA TERHADAP KES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah PENGARUH PORNOMEDIA TERHADAP KES"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sebagai generasi muda kita harus berupaya menjadikan bangsa tercinta ini eksis atau lestari baik martabat maupun potensinya. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu pulau, serta memiliki beraneka ragam suku dan budaya yang menjadi warisan bangsa. Oleh karena itu bangsa Indonesia harus dilindungi dari berbagai ancaman yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan kita dalam berperan pada era globalisasi ini.

Salah satu ancaman yang cukup signifikan dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan generasi muda atau anak adalah pornografi. Pornografi dalam kehidupan sehari-hari memiliki dua persepsi. Pertama, sesuatu yang dianggap tabu atau pantang atau kotor sehingga tidak perlu dibahas lebih dalam. Kedua, istilah yang seringkali muncul baik di media maupun dalam percakapan sehari-hari, sehingga tidak memiliki makna mendalam. Terlepas dari itu semua dampak dari pornografi itu sangat berbahaya, karena pornografi secara cepat dan kuat menstimulasi keinginan kita untuk menjadi pecandu seksual. Bila kita terpengaruh pornografi, maka kita tidak hanya terjerumus pecandu seksual tetapi kita terjerumus menjadi pelaku kekerasan seksual. Kekerasan seksual umumnya mengacu kepada orang lain terutama kaum korban sebagai korban.

(2)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:

Bagaimana pengaruh pornomedia terhadap kesehatan mental remaja?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan pornomedia

2. Memaparkan kelakuan media dalam mempublikasikan pornografi 3. Mengetahui dampak dari pornomedia terhadap kesehatan mental remaja

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan berguna bagi:

1. Penulis sebagai bahan dalam melengkapi syarat-syarat untuk mendapatkan nilai.

(3)

BAB II munculnya dengan pornografi karena ditayangkan ditelevisi. Kemudian porno suara dapat bersamaan muncul dalam media audiovisual seperti TV maupun radio dan telepon. Bahkan varian-varian ini menjadi satu dalam media jaringan seperti internet. Agenda media tentang varian pencabulan (porno) dan penggunaan media masa dan telekomunikasi untuk menyebarkannya inilah yang dimaksud dengan pornomedia.

Dengan demekian konsep pornomedia meliputi realitas porno yang diciptakan oleh media masa antara lain gambar-gambar dan teks porno yang dimuat dimedia cetak, film-film porno yang ditayangkan di TV, cerita-cerita cabul yang disiarkan diradio, provider telepon yang menjual jasa suara-suara rayuan porno dan sebagainya serta proses penciptaan realitas porno itu sendiri seperti proses tayangan-tayangan gambar serta ulasan-ulasan cerita tentang pencabulan dimedai masa dan sebagainya.

(4)

Namun bukan berarti pornografi dibiarkan begitu saja berlansung ditengah percepatan teknologi serta transaksi informasi yang semakin canggih. Fitur/konten porno yang berlansung secara luas sangat dikhawatirkan membawa dampak negatif, terutama bagi kalangan remaja yang seharusnya tidak atau belum pantas mengonsumsi tampilan yang mengumbar syahwat/birahi tersebut.

B. Peran Media Masa dalam penyebaran Informasi Seks

Pada abad industri, manajemen arus informasi menjadi perhatian utama, informasi menjadi kunci kendali diberbagai bidang. Revolusi informasi ini sangat erat kaitannya dengan demasifikasi ekonomi dan peningkatan diversifikasi masyarakat. Peran media masa sebagai media informasi dalam menyampaikan pesan-pesan perubahan masyarakat begitu penting. Persoalannya, bahwa yang dibawa oleh media masa, baik elektronik dan cetak tidak saja bersifat positif namun juga bersifat negatif. Bahkan justru pesan-pesan positif kadang kala dimodifikasi menjadi negatif. Seperti konsultasi seks atau konsultasi masalah sosial lainnya yang menjadi rubrik-rubrik menarik di media masa. Dimana rubrik itu seharusnya ditangkap secara positif oleh pembaca seperti yang diharapkan pengasuh rubrik. Namun rubrik tersebut banyak digemari karena persoalan seks yang dapat dinikmatinya dari pada dijadikan pelajaran.

(5)

C. Pornografi dan remaja

Diusia remaja pengatahuan tentang kesehatan reproduksi tergolong sangat rendah dan pendidikan tentang kesehatan dan seksualitas tidak diajarkan baik dalam keluarga maupun disekolah.

Ada 100 situs pornografi anak di internet, 89% chatting kaum muda berkonotasi seksual, 80% anak usia 15-17 tahun mengakses pornografi secara eksplisit, 90% akses pornografi itu dilakukan disaatmengerjakan tugas,sekolah atau belajar bersama. Usia 11 tahun merupakan rata-rata usia muda yang mengakses pornografi.

Media yang mempengaruhi pornografi : 1. 28% ponsel, majalah dan koran

2. 24 % komik 3. 18 % games 4. 16% situs porno 5. 14 % film porno

Hasil survei kesehatan reproduksi remaja (2007) dari paparan Peri Umar Farouk dalam acara Focus Group Dscussion di Bandung pada tanggal 30 April 2012, menyatakan :

a) Umur pacaran pertama kali 12-15 tahun. Laki-laki 17% perempuan 72% b) Prilaku dalam berpacaran :

- Pegangan tangan : 92%

- Ciuman : 82%

- Rabaan puting : 63%

- Hubungan seksual : perempuan 6,3%, laki-laki : 10,3%

(6)

melakukan sexting itu adalah sexy present, fun and flirt dan pressure (ingin melihar gambar seksi, sekedar iseng, mencari kepuasan atau karena tekanan). Umumnya pelakunya adalah seperlimanya adalah remaja dan sepertiganya dewasa. Penerimanya adalah mayoritas pacar, gebetan dan kenal melaui medai online. Walaupun sexting dianggap sebagai hal biasa untuk kaangan dewasa, namun hal tersebut sangat berpengaruh terhadap prilaku remaja. 45% remaja melakukan hubungan sex, mereka mengakui hubugan tersebut ada hubungannya dengan prilaku mereka melakukan sexting.

D. Pengaruh Pornografi terhadap Kesehatan Mental Remaja 1) Pornografi memicu ketagihan akut

- Berdasar pemotretan melalui Positron Emission Tomografi (PET) terlihat jelas bahwa seseorang yang tengah menikmati gambar porno mengalami proses kimia dalam otak sama dengan orang yang tengah menghisap kokain.

- Dampak akut pornografi ternyata lebih jahat ketimbang kokain karena pengaruh kokain dalam tubuh bisa dihilangkan dengan detoksifikasi. Adapun materi pornografi sekali terekam dalam otak, image pornografi akam mendekam dalam otak selamanya.

- Tak satupun data yang memperlihatkan keuntungan mengkonsumsi gambar-gambar porno.

- Pecandu pornografi cenderung mengalami ejakulasi dini, disfungsi ereksi dalam kehidupan seksual nyatanya.

- Terlalu lama bercengkerama dengan fantasi seks non alami seperti cybersex membuat mereka kesulitan ketika mesti berhadapan dengan manusia nyata. Pornografi melambungkan ekspektasi soal kenikmatan seksual pada saat yang sama mereka kehilangan pengalaman seks riilnya.

2) Bagaimana otak merespon pornografi?

(7)

- Kajian neuroscience membuktikan sebuah image yang menggetarkan emosi serupa gambar porno memicu reaksi biokimia yang kuat pada otak. Reaksi ini bersifat instan namun meninggalkan jejak ingatan permanen. Sekali saja cairan zat kimia ini tercipta di otak ia akan sulit bahkan tidak mungkin terhapus.

- Ada semacam fenomena sabotase pada otak yang aneh ketika image tertangkap mata meski hanya 3/10 detik dan tersambung ke otak, maka secara alami otak akan mengalami pembentukan struktural lantas merekamnya menjadi memori.

- Secara literal kita terus mengembangkan otak baru (new brain) pada setiap pengalaman visual yang kita alami. Gambar porno adalah image yang sangat kuat dan karena tekanan hormon libido memicu ketagihan. 3) Efek Pornografi Hasil riset Victor B cline (1986) di AS :

- Addiction, pikiran tidak tenang, selalu ingin melihat materi-materi pornografi

- Escalation, tuntutan untuk meningkatkan kadar materi pornografi yang dilihat

- Desensitization, tidak peduli bahaya pornografi - Act out, melampiaskan hasrat.

Akan menjadi masalah besar jika materi pornografi dikonsumsi anak-anak dan remaja. Akan memberikan rangsangan kuat untuk melakukan hubungan seks padahal mereka belum siap untuk itu. Akan melahirkan banyak masalah sosial seperti kehamilan diluar nikah, putus sekolah, aborsi, single parent, penyebaran penyakit kelamin HIV/AIDS, tindak kriminal seks seperti perkosaan dan pembunuhan yang dipicu pelampiasan nafsu seks akibat mengkonsumsi materi pornografi. 4) Masturbasi dan Kesehatan Mental

(8)

golongan masyarakat dengan pendidikan yang lebih tinggi bahkan juga masih terdapat pada orang-orang yang sudah tua.

Gejala masturbasi pada usia pubertas dan remaja, banyak sekali terjadi. Hal ini disebabkan oleh kematangan seksual yang memuncak dan tidak mendapat penyaluran yang wajar; lalu ditambah dengan rangsangan-rangsangan ekstern berupa buku dan gambar porno, film baru, meniru kawan, dan lain sebagainya.

Tujuan utama masturbasi adalah mencari kepuasan atau melepas keinginan nafsu seksual dengan jalan tanpa bersenggama. Akan tetapi masturbasi tidak dapat memberikan kepuasan yang sebenarnya. Berbeda dengan bersenggama yang dilakukan oleh dua orang yang berlawanan jenis. Mereka mengalami kesenangan, kebahagiaan, dan keasyikan bersama.

Pada senggama, rangsangan tidak begitu perlu dibangkitkan secara tiruan, karena hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan merupakan suatu hal yang alami. Dalam masturbasi satu-satunya sumber rangsangan adalah khayalan diri sendiri. Itulah yang menciptakan suatu gambaran erotis dalam pikiran. Masturbasi merupakan rangsangan yang sifatnya lokal pada anggota kelamin. Hubungan seks yang normal dapat menimbulkan rasa bahagia dan gembira, sedangkan masturbasi malah menciptakan depresi emosional dan psikologis.

Freud (1957) mengatakan ada 3 fase dari masturbasi, yaitu (1) pada bayi; (2) pada fase perkembangan yang paling tinggi dari perkembangan seksual infantile yaitu pada kisaran umur 4 tahun, dan (3) pada fase pubertas. Menurut Freud, naluri seksual sudah terdapat pada permulaan kehidupan dan berkembang secara progressif sampai umur 4 tahun. Setelah ini berhenti maka tidak ada lagi perkembangan berikutnya (masa laten) sampai tiba saatnya masa pubertas pada kisaran umur 11 tahun.

(9)

a. Masturbasi sendiri (auto masturbation); stimulasi genital dengan menggunakan tangan, jari atau menggesek-gesekkannya pada suatu objek b. Masturbasi bersama (mutual masturbation); stimulasi genital yang

dilakukan secara berkelompok yang biasanya didasari oleh rasa bersatu, sering bertemu dan kadang-kadang meluaskan kegiatan mereka pada pencurian (stealing) dan pengrusakan (vandalism)

c. Masturbasi psikis; pencapaian organisme melalu fantasi dan rangsangan audio-visual.

E. Usaha-usaha Pencegahan

1. Sikap dan pengertian orang tua

Pencegahan abnormalitas masturbasi sesungguhnya bisa secara optimal diperankan oleh orang tua. Sikap dan reaksi yang tepat dari orang tua terhadap anaknya yang melakukan masturbasi sangat penting. Di samping itu, orang tua perlu memperhatikan kesehatan umum dari anak-anaknya juga kebersihan di sekitar daerah genitalia mereka. Orang tua perlu mengawasi secara bijaksana hal-hal yang bersifat pornografis dan pornoaksi yang terpapar pada anak.

Orang tua perlu memberikan penjelasan seksual secara jujur, sederhana dan terus terang kepada anaknya pada saat-saat yang tepat berhubungan dengan perubahan-perubahan fisiologik seperti adanya ereksi, mulai adanya haid dan fenomena sexual secunder lainnya. 2. Pendidikan seks

Sex education (pendidikan seks) sangat berguna dalam mencegah remaja pada kebiasaan masturbasi. Pendidikan seks dimaksudkan sebagai suatu proses yang seharusnya terus-menerus dilakukan sejak anak masih kecil. Pada permulaan sekolah diberikan sex information dengan cara terintegrasi dengan pelajaran-pelajaran lainnya, dimana diberikan penjelasan-penjelasan seksual yang sederhana dan informatif.

(10)

jawab dan menguasai bidangnya. Hal penting yang ingin dicapai dengan pendidikan seks adalah supaya anak ketika sampai pada usia adolescent telah mempunyai sikap yang tepat dan wajar terhadap seks. 3. Pengobatan

Biasanya anak-anak dengan kebiasaan masturbasi jarang dibawa ke dokter, kecuali kebiasaan ini sangat berlebihan. Masturbasi memerlukan pengobatan hanya apabila sudah ada gejala-gejala abnormal, bias berupa sikap yang tidak tepat dari orang tua yang telah banyak menimbulkan kecemasan, kegelisahan, ketakutan, perasaan bersalah/dosa, menarik diri atau adanya gangguan jiwa yang mendasari, seperti gangguan kepriadian neurosa, perversi maupun psikosa.

a) Farmakoterapi :

1. Pengobatan dengan estrogen (eastration)

Estrogen dapat mengontrol dorongan-dorongan seksual yang tadinya tidak terkontrol menjadi lebih terkontrol. Arah keinginan seksual tidak diubah. Diberikan peroral. Efek samping tersering adalah ginecomasti.

2. Pengobatan dengan neuroleptik a. Phenothizine

Memperkecil dorongan sexual dan mengurangi kecemasan. b. Fluphenazine enanthate

Preparat modifikasi Phenothiazine. Dapat mengurangi dorongan sexual lebih dari dua-pertiga kasus dan efeknya sangat cepat. Diberikan IM dosis 1cc 25 mg. Efektif untuk jangka waktu 2 pekan.

3. Pengobatan dengan transquilizer

(11)

neuroleptik dan transquilizer berguna sebagai terapi adjuvant masalahnya tanpa ditutup-tutupi merupakan tujuan awal psikoterapi. Pada penderita yang datang hanya dengan keluhan masturbasi dan adanya sedikit kecemasan, tindakan yang diperlukan hanyalah meyakinkan penederita pada kenyataan yag sebenarnya dari masturbasi.

Pada kasus-kasus adolescent, kadang-kadang psikoterapi lebih kompleks dan memungkinkan dilakukan semacam interview sex education. Psikotherapi dapat pula dilakukan dengan pendekatan keagamaan dan keyakinan penderita.

c) Hypnoterapi

Self-hypnosis (auto-hypnosis) dapat diterapkan pada penderita dengan masturbasi kompulsif, yaitu dengan mengekspose pikiran bawah sadar penderita dengan anjuran-anjuran mencegah masturbasi.

d) Genital Mutilation (Sunnat)

Ini merupakan pendekatan yang tidak lazim dan jarang dianjurkan secara medis. Pada beberapa daerah dengan kebudayaan tertentu, dengan tujuan mengurangi/membatasi/meniadakan hasrat seksual seseorang, dilakukan mutilasi genital dengan model yang beraneka macam.

e) Menikah

(12)

F. Pemerintah dan Undang-Undang

Pemerintah, lembaga sosial, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, keluarga dan masayarakat berkewajiban memberikan pembinaan, pendampingan serta pemulihan sosial terhadap kesehatan fisik dan mental.

Pelarangan dan pembatasan :

(1) Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggadakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat :

- Persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menimpag

- Kekerasan seksual

- Masturbasi atau onani

- Ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan

- Alat kelamin

- Pornografi anak

(2) Setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang :

- Menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan

- Menyajikan secara eksplisit alat kelamin

- Mengekploitasi atau memamerkan aktifitas seksual, atau

- Menawarkan dan mengiklankan, beli lansung maupun tidak lansung layanan seksual

Pencegahan

(13)

Pembentukan gugus tugas

Berdasarkan Peraturan Presiden RI No 25 tahun 2012 tentang Gugus tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi. Gugus tugas adalah lembaga koordihatif yang bertugas mengkoordinasikan upaya pencegahan dan penanganan pornografi. Gugus tugas mempunyai fungsi :

a. Mengkoordinasikan upaya pencegahan dan penanganan masalah b. Memantau pelaksanaan pencegahan dan penanganan pornografi

c. Melaksanakan sosilisasi, edukasi dan kerjasama pencegahan dan penanganan pornografi

(14)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Dari berbagai penelitian yang dilakukan jelas bahwa fenomena pornografi cenderung merebak dan cukup berpengaruh yang menyadarkan orangtua agar berpikir cermat dalam memberikan kemudahan dalam akses media. Orangtua seharusnya berkomunikasi secara berkesimnambungan dengan anak bahkan melakukan pendidikan seks bagi anak dan remaja secara informal agar menjauhkan mereka dari hal-hal yang menjerumuskan.

Pengaruh pornomedia terhadap kesehatan mentak remaja itu sangat berbahaya, diantaranya dapat memicu ketagihan akut, pikiran tidak tenang, dan mengakibatkan masturbasi. Akan memberikan rangsangan kuat untuk melakukan hubungan seks padahal mereka belum siap untuk itu. Akan melahirkan banyak masalah sosial seperti kehamilan diluar nikah, putus sekolah, aborsi, single parent, penyebaran penyakit kelamin HIV/AIDS, tindak kriminal seks seperti perkosaan dan pembunuhan yang dipicu pelampiasan nafsu seks akibat mengkonsumsi materi pornografi.

B. SARAN

Dari pembahasan diatas, penulis menyarankan kepada kaum muda khusunya remaja agar menghindari, mencegah dan mengatasi masalah pornomedia dengan langkah-langkah dibawah ini :

a. Berpikir kritis terhadap pemberitaan media, tidak menjadikan apa saja yang dikatakan media menjadi ikon pembenaran publik.

b. Berkumpul dengan keluarga, Olahraga, dan Sibukkan diri dengan aktifitas yang positif.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Bawa, Nyoman. 1976. Aspek Psikiatri dari Masturbasi. Majalah Kesehatan Jiwa.Yayasan Ksehatan Jiwa Aditama. Surabaya.

Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Mandar Maju. Bandung.

Info Kespro, Masturbasi, source at http://www.kesrepro.info, accesed February 3rd 2007

Menghilangkan Kebisan Masturbasi, http://pikiran–rakyat.com/cetak/1204/05/ hikmah, accesed February 3rd 2007

Bungin, Burhan. 2005. Pornomedia. Kencanan. jakarta

(16)

LAMPIRAN

(17)
(18)

Referensi

Dokumen terkait

Ketebalan chip merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembuatan pulp sebagaimana diharapkan, larutan pemasak akan menyerap kedalam chip dari segala arah dengan kecepatan

As many species within the same genus, such as the dogwood and cornel of the same genus Cornus, cannot be distinguished based on features in the wood, we decided to prepare wood

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Balitnak (Tabel 3) dan dalam penelitian-penelitian lainnya bahwa penurunan produksi CH 4 enterik yang menyebabkan terjadi

 The Temple of :eaven kuil surga TiGntHn3 adalah kompleks bangunan keagamaanpemu!aan agama Tao yang terletak di bagian tenggara dari pusat kota *ei!ing"

Rancangan Undang-Undang tentnng Pengelolaan Zakat disarnpaikan Pemerintah kepada DPR-RI pada tanggal 26 Juli 1999 telah inendapatkan tanggapan yang cukup luas

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Optimasi

melakukan pengujian jaringan DTN lebih lanjut dari penelitian sebelumnya dengan menambahkan node dan penambahan jumlah ukuran pesan pada beberapa pola pergerakan

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semen Portland, abu terbang, pasir, batu apung, air, dan superplasticizer.. 3.5