• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTAKS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN A (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SINTAKS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN A (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SINTAKS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA, ALAT BANTU, PENGELOLAAN KELAS DAN LKS

Imas Sumarni, Lolla Lovita Sary, Nurfa Resti Aulia, Rexzi Adi Prabowo, dan Siti Alatimah.

Fakultas Ilmu Pendidikan

lollalovita05@gmail.com

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd., Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd., Ence Suherman, M.Pd.

A. Pendahuluan

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interkasi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor, perekam pita audio dan video, radio, televise, computer, perpistakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).

(2)

mencapai tujuan pembelajaran. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

B. Pembahasan

1. Media Pembelajaran

a) Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media merupakan sgala sesuatu yang dapat digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan pembelajaran, sesuatu yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perahtian, dan minat siswa sedemikian rupa sehinggaproses belajar terjadi. Media menjadi alat bantu baik bagi guru maupun siswa dalam pembelajaran, baik dalam prosespemahaman, pembuktian segala sesuatu, dan lain-lain. Tujuan media sebagia alat bantu pembelajaran yakni:

1) Mempermuadah proses pembelajaran di kelas. 2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

3) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar. 4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. b) Fungsi Media Pembelajaran

1) Bagi Guru

- Meningkatkan produktivitas pesan-pesan pembelajaran yang disajikan, karena dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

- Membantu dalam mengembangkan aktivitas kejiwaan siswa untuk memahami pesan pembelajaran menurut daya analisisnya.

- Membantu dalam mengkreasikan rencana program pendidikannya, sehingga pengembangan pembelajaran dapat dirancang dengan baik. - Membantu mengintegrasikan pesan-pesan pembelajaran secara konsisten,

(3)

 Bagi Siswa

- Lebih meningkatkan daya kepahaman terhadap materi pembelajaran. - Dapat merangsang daya kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

- Membantu kuatnya daya ingatan siswa, karena sifat media pembelajran mempunyai daya stimulus yang lebih kuat.

- Membantu siswa memahami secara integral (utuh dan bermakna) materi pembelajaran yang disajikan.

- Membantu memperjelas pengalaman langsung yang pernah mereka alami dalam kehidupan

c) Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Media 1) Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa

Guru terlebih dahulu mengetahui pengetahuan dan keterampilan awal yang dimiliki peserta didik sebelum mengikuti pelajaran yang disajikan melalui media pembelajaran dengan begitu guru memiliki kemampuan dalam menentukan secara tepat penggunaan media yang dirancang untuk pelaksanaan pembelajaran.

2) Menetapkan Tujuan Pembelajaran

Merupakan langkah kedua dalam pemilihan media pembelajaran yang cocok dalam pencapaian tujuan pembelajaran, yang mana hal ini harus mengacu kepada salah satu ranah atau gabungan dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Penggunaan media dalampengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar.

3) Persiapan Guru

- Mempersiapkan media yang telah ditetapkan beserta segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penerapan media.

- Persiapan dalam keterampilan penguasaan penggunaan media, sehingga dalam penerapannya dapat berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran. - Guru hendaknya menghitung untung dan ruginya dari pemanfaatan suatu

media.

(4)

4) Persiapan Kelas

- Mempersiapkan kelas secara kondusif, baik itu dari segi kesiapan mental siswa menerima pelajaran dengan menggunakan media yang telah dipilih, maupun kesiapan suasana kelas dalam penerapan media pembelajaran. - Berikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa pada

materi yangakandisampaikan melalui media. - Arahkan mereka dengan berbagai stimulus.

- Pusatkan perhatian mereka melalui suatu komentar atau pertanyaan pendahulu.

5) Langkah penyajian media dalam kegiatan pembelajaran

- Media yang diberikan harus dapat memberikan dukungan terhadap isi bahan pembelajaran, seperti bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi biasanya membutuhkan media agar lebih mudah untuk dipahami oleh siswa.

- Media yang digunakan mudah untuk didapatkannya dan sesuai dengan taraf berfikir siswa/ mudah digunakan.Hal ini sangat berpengaruh pada kemudahan dalam proses pembelajaran

- Media harus dapat memfasilitasi siswa secara menyeluruh, sehingga pesan dan informasi yang akan disampaikan diterima secara merata.

- Pesan atau informasi yangakandisampaikan melalui tidak boleh terganggu oleh elemen lain, dalam artian ada kesesuaian antara media yang digunakan dengan kesiapan suasana kelas.

- Media yang digunakan harus mampu menstimulasi siswa untuk terfokos pada pembelajaran dan informasi atau pesan yang disampaikan dapat ditangkap secara efektif oleh siswa.

6) Langkah kegiatan evaluasi pembelajaran dan media - Evaluasi pembelajaran

Digunakan untuk mengukur tentang sejauh mana keberhasilan pembelajaran dapat mencapai kompotenasi minimal yang telah ditetapkan. - Evaluasi media

(5)

Anderson (1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pemillihan media pembelajaran, yaitu:

- Penerangan atau pembelajaran

Langkah pertama menentukan apakah pengguna media untuk keperluan informasi atau pembelajaran. Media untuk keperluan informasi, penerima informasi tidak ada kewajiban untuk dievaluasi kemampuan/keterampilannya dalammenerima informasi, sedangkan media untuk keperluan pembelajaran penerima pembelajaran harus menunjukan kemampuan sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.

- Tentukan transmisi pesan

Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan, apakah dalam proses pembelajaran akan digunakan ‘alat bantu pengajaran’. Alat bantu pengajaran alat yang didesain, dikembangkan dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam mengajar. Sedangkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadi interaksi antara produk pengembang media dan peserta didik/pengguna. Atau dengan kata lain peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran digantikan oleh media.

- Tentukan karakteristik pelajaran

Asumsi kita bahwa kita telah meyusun desain pembelajaran, dimana kita telah melakukan analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah memilih materi dan metode. Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotor. Masing-masing ranah tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda.

- Klasifikasi media

(6)

Masing-masing media tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan bila dibandingkan dengan media lain.

- Analisis karakteristik masing-masing media

Media pembelajaran yang banyak macam perlu dianalisis kelebihan dan kekurangannya dalam mencapaitujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pertimbangan pula dariaspek-aspek ekonomi dan ketesediaannya. Dari berbagai alternative kemudian dipilih media yang tepat.

7) Jenis – Jenis Media yang Dapat Digunakan

Aneka ragam media pengajaran dapat diklasfikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Brets membuat klasifikasi berdasarkan adanya tiga ciri-ciri yaitu: suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Atas dasar ini ia mengemukakan kelompok media diantaranya:

- Media audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara ada gerakan dan bentuk objektif dapat dilihat. Jenisnya yaitu: televisi, video, dan film bergerak.

- Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara, objeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti film strip, slide bersuara, dan rekaman televisis dengan gambar tak bergerak (television still recording).

- Media audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh. Contoh: papan tulis jarak jauh.

- Media motion visual, mempunyai gambar objek bergerak tanpa mengeluarkan suara seperti film bisu yang bergerak/ pantomim.

- Media still-visualI, yakni ada objek namun tidak ada gerakan, seperti media pembelajaran yang membutuhkan demonstrasi dan slide power point tanpa suara.

- Media audio, hanya menggunakan suara, seperti: radio, telepon, atau audio tape.

(7)

8) Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara efektif danefisien perlu menempuh langkah-langkah secara sistematis. Terdapat tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.

- Persiapan

Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada langkah persiapan diantaranya:

 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan sebagaimana bila akan mengajar seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan cantumkan media yang akan digunakan.  Mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan.  Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi serta peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.

- Pelaksanaan/Penyajian

Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran perlu mempertimbangkan seperti:

 Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap untuk digunakan.

 Jelaskan tujuan yang akan dicapai.

 Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran.

 hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat mengganggu

perhatian/konsentrasi, dan ketenangan peserta didik. - Tindak lanjut

Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman pesertadidik tentang materi yang dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes. 2. Pengaturan Ruang Kelas

(8)

Tentukan apakah pengaturan tempat duduk akan bervariasi pada jenis kegiatan ruang kelas atau akan selamanya seperti itu. Setelah menetapkan pengaturan tempat duduk, putuskan apakah guru yang akan menempatkan para siswa untuk duduk atau membolehkan mereka memilih dimana mereka akan duduk.

Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan:

- Ukuran bentuk kelas

- Bentuk serta ukuran bangku dan meja

- Jumlah siswa dalam kelas

- Jumlah siswa dalam setiap kelompok

- Jumlah kelompok dalam kela

- Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita)

b. Meja Tulis Guru, Lemari Arsip, dan perlengkapan lain

Jika ingin menggunakan meja tulis guru, meja tuis tersebut sebaiknya berdekatan dengan wilayah pembelajaran kelas.

Perlengkapan lainnya, seperti lemari arsip dan lemari penyimpanan harus ditempatkan di mana benda-benda tersebut bersifat fungsional. Perlengkapan yang jarang digunakan bisa diamanan atau dijauhkan kesebuah sudut ruangan atau tersembunyi dari pandangan, lalu perlengkapan yang sering digunakan harus dekat dan mudah di akses.

- Lemari Buku

Lemari buku sebaiknya diletakan di mana tidak akan mengahalangi pengawasan guru dan tidak pula menghambat kemampuan siswa untuk melihat papan tulis. Ketika lemari buku berisi benda-benda yang sering digunakan, seperti kamus buku pelajaran dsb, lemari buku tersebut harus mudah diakses dan juga mudah diawasi dengan mudah.

(9)

Identifiikasilah buku ajar dan material pembelajaran lainnya (misalnya, kamus, peta , globe, dll). Pastikan jumlahnya memadai. Lalu tentukan buku mana yang bisa disimpan oleh para siswa dan yang harus tetap berada dalam ruang kelas agar dapat digunakan oleh seluruh siswa. Sekumpulan material dasar seperti kertas, spidol, kapur, pengahapus, penggaris dan perlengkapan yang digunakan setiap hari sebaiknya disimpan ditempat yang mudah dijangkau seperti meja kerja atau rak.

- Pekerjaan Siswa

Jika para siswa tidak memiliki ruang untuk menyimpan pekerjaan siswa mereka, guru dapat menyediakan keranjang atau wadah di sekitar ruangan, ataupun dapat menggunakan wadah yang dapat digantungkan. Karya para siswa bisa juga disimpan di CD komputer untuk digunakan dimasa yang akan datang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaturan mengenai ruang kelas yang baik ialah - Jadikan wilayah berlalu lintas bebas dari hambatan.

Wilayah seperti meja guru, meja tulis siswa, lemari buku, tempat sampah, dll. Wilayah ini sebaiknya dipisahkan dalam jarak yang luas, dan mudah dicapai.

- Pastikan bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru

Pengaturan terhadap siswa merupakan tugas pengaturan utama. Keberhasilan guru dalam memantau akan bergantung pada kemampuan guru dalam melihat seluruh siswa sepanjang waktu.oleh karena itu, pastikan terdapat jarak pandang yang jelas diantara wilayah-wilayah pembelajaran, meja tulis guru, dan seluruh wilayah kerja siswa.

- Jaga material pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan para siswa mudah diakses

Menjaga material untuk mudah diakses tidak hanya mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mempersiapkan dan membersihkanny, hal itu juga menghindari pelambatan dan penundaan yang menghambat dalam proses belajar mengajar.

- Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat presentasi dan seisi kelas

3. Peraturan dan Prosedur Bagi Penggunaan Ruangan

(10)

sebagian besar sekolah guru diharapkan menegakan sekumpulan peraturan sekolah, peraturan sekolah biasanya diwujudkan dalam sebuah peraturan sekolah yang memerinci, seperti perilaku yang diharapkan dan dilarang.

a) Merencanakan Peraturan Ruang Kelas

Banyak peraturan yang berbeda ditiap-tiap sekolah, tetapi sekumpulan peraturan biasanya terdiri dari empat sampai delapan mengenai peraturan yang paling penting,berikut ini merupakan peraturan umum prilaku di ruang kelas: PERATURAN 1: Hormati dan bersikap sopanlah kepada semua orang. Peraturan ini bersifat umum pastikan guru dapat memberikan teladan dan penjelasan yang memadai sehingga guru maupun siswa memahami dengan jelas maksudnya. PERATURAN 2: Bergegas dan bersiap-siaplah. Peraturan ini meliputi panduan yang menekankan pentingnya tugas-tugas disekolah. Bergegas mungkin dimaksudkan pada permulaan jam pelajaran (dipagi hari).

PERATURAN 3: Simaklah dengan saksama sementara siswa lainnya sedang berbicara. Peraturan ini akan mencegah celetukan dan gangguan pada pembelajaran. Guru dapat mengajarkan bagaimana berlomentar dan mengajukan pertanyaan.

PERATURAN 4: Patuhi seluruh peraturan sekolah. Peraturan sekolah ini bekaitan dengan pengawasan guru di luar ruangan kelas. Hal ini mengingatkan siswa bahwa peraturan sekolah berlaku di ruang kelas maupun di luar kelas.

Dalam pembuatan peraturan kelas, hendaknya guru melibatkan partisipasi dalam pembuatan peraturan Keterlibatan siswa dalam pembuatan peraturan dapat berwujud dalam banyak hal. Guru dapat melibakan para siswa dalam pembahasan mengenai peraturan kelas dengan meminta saran dari mereka dan meminta mereka menyebutkan spesifik yang sebaiknya dilakukan setiap orang untuk menciptakan iklim yang bagus bagi pembelajaran, yaiu ikim dimana para siswa merasa nyaman untuk turut serta.

(11)

dan “kerjakan sendiri pekerjaan rumahmu”. Guru merangkum pendapat-pendapat tersebut dalam satu panduan umum seperti “selalau lakukan yang terbaik dari dirimu”. Partisipasi siswa dalam diskusi seperti itu sangat menguntungkan karena diskusi itu memperlihatkan alasan di balik panduan tersebut dan penerimaannya. Seorang guru yang membuat peraturan dan prosedur yang masuk akal, yang menyediakan sebuah alasan yang dapat dimengerti bagi peraturan tersebut, dan yang menegakkan peraturan tersebut secara konsisten akan mendapati bahwa sebagian besar siswa akan dengan senag hati mematuhi peraturan tersebut.

b) Merencanakan Prosedur Ruang Kelas

Prosedur ruang kelas di kategorikan menjadi lima: prosedur untuk penggunaan ruangan, prosedur utuk pekerjaan individual dan kegiatan yang di pimpin guru, prosedur bagi pembelajaran kelompok kecil, Prosedur mungkin perlu di ubah atau prosedur yang baru perlu di tambahkan sesuai dengan berjalannya tahun ajaran. Prosedur harus selalu di ajarkan dan di praktikkan. Di bawah ini akan di bahas secara rinci tentang lima kategori prosedur ruang kelas:

- Prosedur bagi Penggunaan Ruangan.

Sejumlah wilayah ruangan tertentu dan perabotan dan perlengkapan di dalam ruangan membutuhkan prosedur untuk mengatur penggunaannya. - Meja Tulis Guru dan Wilayah Penyimpanannya

Prosedur terbaik adalah bahwa siswa tidak boleh memindahkan apapun dari meja tulis guru atau wilayah penyimpanan lainnya tanpa izin dari gurunya.

- Meja Tulis Siswa dan Wilayah Penyimpanan Lainnya

Selain siswa tidak boleh mengusik apaun di meja tulis guru, mereka juga tidak boleh mengganggu meja tulis atau ruang penyimpanan siswa lainnya. Guru bisa membantu mempelajari kebiasaan kerja yang baik seperti: mengajak para siswa untuk membersihkan dan mengatur meja tulis dan material mereka.

- Penyimpanan bagi Material Umum

(12)

kapan material boleh digunakan, dan bagaimana material boleh diambil dan dikembalikan.

4. Prosedur bagi Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin Guru a) Perhatian Siswa Selama Presentasi

Pada bagian ini siswa diharapkan untuk menghadap kepada sang penyaji dan menyimak dengan penuh perhatian, juga diharapkan siswa agar duduk ditempatnya masing-masing.

b) Partisipasi Siswa

Prosedur yang paling sederhana ialah mengharuskan para siswa untuk mengangkat tangannya, menunggu hingga ditunjuk, atau guru dapat mengajarkan para siswa untuk mempersilahkan pembicara selanjutnya, hal ini untuk menghindari seluruh interaksi harus melalui guru.

c) Mendapatkan Bantuan

Ketika para siswa bekerja ditempat duduknya dan membutuhkan bantuan, mintalah mereka mengangkat tangannya. Prosedur lainnya ialah siswa dapat mendatangi meja guru ketika guru sedang berada dimejanya.

d) Prosedur bagi Pembelajaran Kelompok Kecil - Mempersiapkan Kelas untuk Kegiatan

- Pergerakan Para Siswa ke Dalam dan Keluar Kelompok - Penggunaan Material dan Perlengkapan

5. LKS

a) Pengertian

(13)

dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

b) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa Tujuan pengemasan materi dalam bentuk LKS adalah :

- LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang (harus) dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis.

- LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan

- LKS berfungsi sebagai penuntun belajar LKS berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika membaca buku.

- LKS berfungsi sebagai penguatan

- LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum

Menurut Darmojo dan Kaligis (1991) mengajar dengan menggunakan LKS dalam proses belajar mengajar memberikan manfaat, diantara lain memudahkan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, misalnya dalam mengubah kondisi belajar yang semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered).

Manfaat LKS lainnya adalah dapat membantu guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja. Selain itu, LKS juga dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya. Akhirnya LKS juga memudahkan guru untuk melihat keberhasilan siswa dalam mencapai sasaran belajar.

c) Syarat-syarat Menyusun LKS

Agar LKS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: - Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:

(14)

 Singkat dan jelas.

 Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.

- Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:

 Membantu siswa memahami materi.

 Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.

 Membantu siswa berpikir kritis.

 Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.

- Tata letak hendaknya:

 Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis.

 Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.

 Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997).

- Prosedur Penyusunan LKS

Diknas dalam Prastowo (2012) menjelaskan mengenai tahapan atau langkah-langkah yang baik dalam menyusun bahan ajar lembar kegiatan siswa (LKS), langkah-langkah tersebut adalah:

 Analisis Kurikulum

Analisis Kurikulum sangat penting dalam perencanaan pembuatan lembar kegiatan siswa. Guru harus mampu memilih materi-materi yang akan dan tepat menggunakan bahan ajar lembar kegiatan siswa (LKS). Hal-hal yang menyangkut kurikulum termasuk perangkat pembelajaran harus diperhatikan terutama pada materi dan kompetensi yang harus dicapai siswa.

 Menyusun Peta Kebutuhan LKS

(15)

urut-urutan LKS agar dapat digunakan secara dengan baik runtut dan tidak menimbulkan kebingungan. Analisis kurikulum pada langkah sebelumnya sangat berperan disini, jika analisis kurikulum sudah dilakukan maka penyusunan peta kebutuhan LKS dapat lebih mudah dilakukan. Termasuk juga didalam penyusunan peta kebutuhan lembar kerja siswa adalah analisis sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.

 Menentukan Judul LKS

Judul LKS biasanya ditentukan dan disesuaikan dengan tiap kompetensi yang akan dicapai. Jika terlalu besar maka dapat disesuaikan dengan tiap-tiap materi pokok yang diajarkan. Dalam penentuan judul lembar kegiatan siswa (LKS) ini juga harus menentukan komponen penunjang LKS lainnya seperti Kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga tujuan penggunaan LKS tersebut serta komponen lainnya.

 Menulis LKS

Dalam menulis lembar kegiatan siswa (LKS) terdiri dari 4 langkah utama, yaitu:

Merumuskan kompetensi dasar. Kompeteensi dapat dirumuska dengan mengacu dari kurikulum yang dipakai, guru langsung mencantumkan kompetensi yang ada pada kurikulum dan perangkat pembelajaran ke dalam LKS.

 Menentukan alat penilaian

Penilaian perlu dilakukan dalam setiap pembelajaran, maka sangat perlu dalam LKS dicantumkan alat penilaian yang digunakan. Penilaian ditentukan sesuai kebutuhan serta bentuk dan tujuan dari penggunaan LKS. Perhatikan juga apakah perlu adanya pre-test atau tidak jika ada tentu harus dicantumkan pada awal pada struktur LKS tersebit nantinya.

 Menyusun materi

(16)

sumber belajar yang telah ditentukan sebelumnya. Perlu diperhatikan juga seberapa dalam materi harus dicantumkan dalam LKS, jika menggunakan sumber belajar lain seperti buku teks pelajaran atau lainnya maka materi yang dicantumkan dalam LKS dapat secara umum dan informasi tambahan yang tidak terdapat dalam sumber belajar lain yang digunakan.

 Menyusun Struktur LKS

Struktur bahan ajar lembar kegiatan siswa (LKS) harus sangat diperhatikan, ini berkaitan dengan bagaimana kemudahan dalam menggunakan LKS tersebut nantinya. LKS harus disusun secara baik, urut, dan tidak menimbulkan kebingungan dalam penggunaannya. Struktur bahan ajar LKS harus disusus urut yang setidaknya terdiri atas 6 komponen yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.

Jadi prosedur penyusunan Lembar Kerja Siswa dapat diringkas sebagai berikut:

 Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk dimodifikasi ke bentuk pembelajaran dengan LKS.

 Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

 Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan kompetensi

dasar indikator dan tujuan pembelajaran.

 Menentukan alat, bahan dan sumber belajar

 Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.

C. Penutup

(17)

Dalam penyusunan alat, media, serta pengelolaan tentunya memerlukan sintaks / langkah dalam pembuatan dan prosedur yang harus diterapkan, dari uraian diatas pada intinya penggunaan media/alat serta pengelolaan kelas, harus mendukung pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dan dapat mengurangi hambatan/masalah terkait dengan pembelajaran

Daftar Pustaka

Achmadi, H. R. (1996). Telaah Kurikulum Fisika SMU (Model Pembelajaran Konsep dengan LKS). Surabaya: University Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan menengah umum.

Djamarah, S. B. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Everson, C. M. & Edmund T. E. (2011). Manajemen Kelas untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media

Osakwe, R. N. (2014). Classroom Management: A Tool for Achieving Quality

Secondary School Education in Nigeria. International Journal of Education, 6 (2), hlm. 58-68.

Referensi

Dokumen terkait

Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju. Hal ini mendorong perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan persaingan pasar semakin

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut manusia untuk mampu menyesuaikan diri dalam menghadapinya. Upaya untuk dapat menyesuaikan diri

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut manusia untuk mampu menyesuaikan diri dalam menghadapinya. Upaya untuk dapat menyesuaikan diri

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut manusia untuk mampu menyesuaikan diri dalam menghadapinya. Upaya untuk dapat menyesuaikan diri

Berikut ini langkah-langkah pengelolaan kelas diantaranya jadikan kelas sebagai wilayah lalu lalang bebas hambatan; pastikan semua peserta didik terpantau

Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju. Hal ini mendorong perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan persaingan pasar semakin

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin maju mempunyai pengaruh besar pada segala bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan.

Semakin pesatnya perkembangan teknologi internet secara global merupakan indicator penting dalam perubahan pola pikir dan cara pandang masyarakat. Pemanfaatan