• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Pendekatan Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor ota Salatiga Semester I Tahun Pelaj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Pendekatan Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor ota Salatiga Semester I Tahun Pelaj"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

56 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Pra Siklus

Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidororejo Kota Salatiga, dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan kritera ketuntasan minimal (KKM) 68. Di dapatkan nilai prasiklus dari daftar nilai siswa (lampiran 6 hal.100) yang dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Pra Siklus

Materi Ajar Struktur Daun dan Fungsinya dengan KKM 68

No. Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas 21 47%

2. Tidak Tuntas 23 53%

Nilai Minimum 20

Nilai Maksimum 100

Rata-rata 67

Tabel di atas menunjukkan rendahnya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian/prasiklus dalam mata pelajaran IPA pada materi struktur daun dan fungsinya dengan KKM 68. Dengan jumlah siswa 43 ketuntasan hanya 47% atau 21 siswa, dan siswa yang tidak tuntas mencapai 53% atau 23 siswa. Untuk lebih jelasnya rincian daftar nilai hasil belajar siswa akan disajikan dalam bentuk tabel ditribusi.

(2)

Tabel 4.2

Rentang Hasil Belajar IPA Kelas IV Pra Siklus

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas IV pada tahap prasiklus rata-rata siswa memeproleh nilai pada interval 64-53 yang mencapai 13 siswa.

Berikut ini disajikan diagram batang persentase rentang hasil belajar siswa kelas IV pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus 0

2 4 6 8 10 12 14

100-89 88-77 76-65 64-53 52-41 40-29 28-17 15,9%

27,3%

9,09%

29,5%

9,09%

6,8%

2,2%

Pra Siklus

No. Rentang Frekuensi Persentase

1. 100-89 7 15,9%

2. 88-77 12 27,3%

3. 76-65 4 9,09%

4. 64-53 13 29,5%

5. 52-41 4 9,09%

6. 40-29 3 6,8%

(3)

Gambar 4.1 diagram batang hasil belajar IPA pra siklus, dapat dijadikan dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan observasi terdapat proses pembelajaran IPA diperoleh beberpa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam mengajar IPA guru hanya sebatas menerangkan materi yang ada dalam buku paket siswa dan contoh-contoh lain yang belum terdapat dalam buku paket siswa, kemudian meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada sebagai evaluasi pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang terjadi belum memfasilitasi peserta didik yang sebagian besar cenderung siswa aktif. Sehingga, banyak siswa yang sibuk dengan kegiatanya sendiri seperti: berbicara dengan teman sebelah, memukul meja, menghadap ke belakang, keluar masuk kelas dsb. Atau dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dapat dikatakan belum memperhatikan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran seperti yang sudah dijelaskan di atas dapat dikatakan bahwa sikap siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Selain, itu proses pembelajaran yang dilakukan belum memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan psikomotoriknya.

Pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi atau menciptakan kondisi yang dapat membuat siswa aktif belajar melalui proses penemuan dan memerikan contoh-contoh secara langsung atau konkret, dan dapat mengembangkan kemampuan psikomotornya, serta memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berfikir dan aktif untuk memperoleh suatu pengetahuan, sehingga belajar tidak lagi hanya sekedar menghafal dan mengingat melainkan suatu proses penemuan perlu dilakukan.

(4)

4.2Deskripsi Hasil Siklus 1

Proses perbaikan pembelajaran setelah memperoleh data dari prasiklus mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi struktur daun dan fungsinya melalui pendekatan pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, maka dilakukan penelitian pada siklus satu yang dilakukan dalam satu kali pertemuan dalam waktu 3 x jam pelajaran (3 x 35 Menit).

4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan siklus I diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi (SK) 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya dan kompetensi dasar 2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya. Guru membagikan kepada masing-masing siswa daun yang berbeda bentuk dan bersama-sama melakukan pengamatan untuk mengetahui strukturnya.

Sedikit uraian kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan SK dan KD tersebut, kegiatan penelitian selanjuntnya yaitu menentukan metode yang akan digunakan, media yang digunakan, menyediakan lembar kerja dan lembar evaluasi hasil belajar. Kelengkapan observasi pada setiap pertemuan yang harus ada adalah lembar observasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru, lembar pelaksanaan pembelajaran siswa dengan menggunakan pendekatan inkuri terbimbing. Observer/pengamat dilakukan oleh guru kelas IV dan peneliti berperan sebagai pengajar.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

(5)

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdo’a

bersama, mengucapakan salam, menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi. Setelah itu guru menyiapkan peserta didik agar siap belajar dengan meminta peserta didik duduk dengan rapi ditempatnya masing-masing, meminta siswa mengeluarkan perlengakapan belajarnya. Kemudian agar siswa lebih tertarik pada proses pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan menayangkan gambar pohon mangga di depan kelas dengan menggunkan LCD proyektor dan melakukan tanya jawab sederhana berdasarkan gambar tersebut. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu dapat menyebutkan bagian-bagian daun, menyebutkan bentuk-bentuk daun, serta fungsi daun bagi tumbuhan dan manusia.

Langkah pertama sebelum masuk dalam proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing guru terlebih dahulu menjelaskan topik dan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran kali ini. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pendekatan inkuiri terbimbing.

Langkah merumuskan pertanyaan atau masalah guru memberikan beberapa pertanyaan/permasalahan yang sesuai dengan materi pembelajaran, seperti: pernahkah kalian mengamati bentuk daun yang ada disekitar kalian? Bagaimanakah bentuk-bentuk daun tersebut? Berbeda atau samakah bentuk daun antara satu pohon dengan pohon yang lain?. Selanjutnya dari beberapa pertanyaan tersebut guru menetapkan satu

pertanyaan/masalah yang akan dipecahkan yaitu tentang “bagaimana

struktur daun dan fungsinya”.

(6)

Tahap mengumpulkan data, guru membagikan kepada masing-masing siswa satu helai daun yang memiliki bentuk berbeda-beda dan lembar kerja yang akan digunakan untuk menuliskan hasil pengamatan. Guru membimbing siswa mengisi lembar kerja yang telah diberikan pertama, dengan meminta siswa untuk menggambar daun yang sudah dibagikan pada tabel di lembar kerja, kedua guru memimbing siswa menunjukan macam-macam struktur daun (tulang daun, helai daun, ujung daun, tepi daun, dsb), selanjutnya setelah semua siswa mengetahui macam-macam struktur daun guru meminta siswa membaca buku paketnya masing-masing untuk memperoleh informasi tentang nama bentuk tulang daun yang digambaranya apakah menjari, menyirip, melengkung atau sejajar dan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan fungsi daun.

Pada tahap menguji hipotesis, guru bersama-sama dengan siswa mencocokan hasil pengamatannya tentang macam-macam struktur daun yang ditemukan dengan jawaban/hipotesis awal yang telah ditulis, apakah jawaban/hipotesis yang dituliskan diawal sama dengan hasil pengamatan yang ditemukan.

Tahap kesimpulan, setelah mencocokan hasilnya siswa diminta untuk membuat sedikit rangkuman berdasakan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kemudian guru meminta beberapa siswa maju kedepan untuk membacakan rangkuman hasil pengamatnya. Guru kemudian mengkonfirmasi rangkuman yang telah dibacakan beberapa siswa yang maju dan membuat kesimpulan akhir tentang macam bentuk-bentuk daun dan fungsinya berupa rangkuman di papan tulis dan siswa diminta untuk mencatat dibuku tulis masing-masing sebagai bahan belajar di rumah.

Kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut kepada peserta didik dengan memberikan soal evalusi untuk menguji kemampuan siswa.

4.2.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I

(7)

pembelajaran IPA siklus I tentang struktur daun dan fungsinya dengan pendekatan inkuiri terbimbing. Hasil belajar, hasil observasi siswa, dan lembar kerja siklus I adalah sebagai berikut:

a. Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari pemberian soal evalusi secara tertulis di akhir siklus I. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA siklus I (lampiran 7 hal. 102) menunjukan masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM atau kurang dari 75. Dari 44 siswa terdapat 10 siswa yang memperoleh nilai < 75 dan 34 siswa memperoleh nilai  75. Hasil belajar IPA siswa kelas IV mata pelajaran IPA siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas VI Siklus I Materi Struktur Daun dan Fungsinya (KKM 75)

Nilai Jumlah

Peserta Didik Persentase % Keterangan

< 75 10 22,7 % Tidak Tuntas

 75 34 77,3 % Tuntas

Jumlah 44 100 %

Nilai Terendah 40

Nilai Tertinggi 100

Rata-rata 78

(8)

Agar lebih jelas, berikut ini disajikan data rentang nilai hasil belajar siswa .

Rentang nilai hasil belajar siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus I dalam daftar atau tabel sebagai berikut.

Tabel 4.4

Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus I dengan KKM 75

Rentang Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Ketuntasan

100 - 90 9 20,4 % Tuntas

89 - 80 21 47,7 % Tuntas

79 - 70 5 (4 = 75 ) (1 =70)

9% 2,2 %

Tuntas Tidak Tuntas

69 - 60 4 9 % Tidak Tuntas

59 - 50 3 6,8 % Tidak Tuntas

49 - 40 2 4,5 % Tidak Tuntas

< 40 0 %

-Tuntas 34 77,3%

Tidak Tuntas 10 22,7 %

Nilai Rata-Rata Kelas 78

(9)

persentase 6,8 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang 49

– 40 dengan persentase 4,5 % dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 40.

Persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar sudah mencapai 77,3 %, meskipun sudah terjadi kenaikan tingkat ketuntasan namun, hasil tersebut masih belum maksimal karena masih di bawah target keberhasilan ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80 %. Lebih jelasnya data nilai hasil belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dibuat diagram batang seperti tampak pada gambar 4.2 di bawah ini.

Gambar 4.2

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 1

b. Hasil Observasi KBM Guru Siklus 1

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada keseluruhan kegiatan. Pengamat atau observer dilakukan oleh guru kelas IV SDN Sidorejo Lor 07, sedangkan peneliti bertindak sebagai pengajar. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui

(10)

tingkat penerapan pendekatan inkuiri terbimbing oleh pengajar selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan atau observasi penggunaan pendekatan inkuiri terbimbing siklus I oleh pengajar dapat dilihat pada pada (lampiran 9 hal. 106)

Berdasarkan hasil observasi KBM oleh pengajar adalah sebagai berikut: a) Pada awal kegiatan guru telah mengajak siswa berdo’a bersama, mengucapkan salam, mengkondisikan peserta didik dengan menyiapkan peserta didik untuk belajar dan menyiapakan perlengkapan belajarnya.

b) Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan gambar pohon mangga di depan kelas dengan menggunkan LCD proyektor dan melakukan tanya jawab sederhana berdasarkan gambar tersebut. c) Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai. d) Pada kegiatan inti guru telah melaksanakan pembelajaran inkuiri

terbimbing hal ini terlihat dari langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan.

e) Guru sudah menjelaskan topik dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

f) Guru memberikan beberapa pertanyaan/permasalahn yang sesuai dengan materi, telah menentukan satu pertanyaan/ permasalahn yang akan dipecahakan, dan telah meminta siswa memberikan jawaban/hipotesis dari permasalahan yang ditentukan.

g) Guru membagikan satu helai daun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa, membimbing siswa untuk mengisi lembar kerja, membimbing siswa untuk menunjukan struktur daun dan macam-macam bentuk daun.

h) Bersama-sama dengan siswa menguji hasil pengamatannya dengan jawaban/hipotesis yang sudah ditulis sebelumnya.

(11)

j) Guru membuat kesimpulan/rangkuman di papan tulis berdasarkan hasil jawaban siswa.

k) Guru melakukan evaluasi dengan membagikan lembar evaluasi pada masing-masing siswa untuk dikerjakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing oleh pengajar sudah berjalan dengan baik, yang ditandai dengan semua kegiatan yang direncanakan telah terlaksana semua.

c. Hasil Observasi KMB oleh Siswa pada Siklus I

Selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan oleh siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan kegiatan siswa siklus I yang telah disesuaikan dengan RPP dan lankah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil observasi kegiatan siswa siklus I dapat di lihat pada (lampiran 10 hal. 108). Hasil ini juga digunakan sebagai dasar penilaian afektif siswa.

Hasil observasi kegiatan siswa adalah sebagai berikut:

a) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisikan dengan baik semua

siswa berdo’a bersama dengan tertib, semua siswa hadir, dan telah

menyiapakan perlengkapan belajarnya masing-masing.

b) Pada saat guru memberikan apersepsi, tidak semua siswa memperhatikan karena masih terdapat empat siswa yang tidak bisa mendengarkan pertanyaan yang diberikan.

c) Saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran semua siswa telah mendengarkan dengan baik.

d) Pada kegiatan inti sebagian besar siswa telah memperhatikan dan melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan inkuiri terbimbing, namun masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti dengan baik.

(12)

masih ada satu siswa yang duduk di depan tidak mengikuti dengan baik karena sibuk bermain dengan buku yang diputar.

f) Pada saat siswa diminta memberikan jawaban/hipotesis masih ada enam siswa, empat siswa di pojok belakang dan dua siswa ditengah pojok kiri yang sibuk berbicara sendiri.

g) Pada saat guru membimbing siswa mengisi lembar kerja semua siswa telah memperhatikan dan mengikuti kegiatan dengan baik. Namun, pada saat siswa diminta untuk membaca buku paket masih ada 10 siswa yang tidak mau membaca.

h) Saat siswa diminta untuk menguji hasil pengamatan dengan jawaban/hipotesis masih ada empat siswa di pojok belakang yang tidak mengikuti dengan baik.

i) Pada saat guru menunjuk siswa maju membacakan hasil pengamatannya masih ada dua siswa yang tidak mau maju kedepan. j) Semua siswa telah menuliskan rangkuman yang telah dibuat di buku

tulis masing-masing.

k) Semua siswa mengerjakan soal tes evalusi yang diberikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri oleh siswa belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari hasil observasi masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Masih terdapat beberapa tindakan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar pembelajaran dapat berjalan lebih baik.

d. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus I

(13)

inkuri sesuai dengan bimbingan guru, menggambar bentuk daun dengan rapi, keterangan gambar sesuai dengan gambar yang dibuat serta rajin dan rapi dalam menulis kesimpulan.

Penilaian psikomotorik ini menggunakan pedoman kriteria, siswa memperoleh nilai A jika memenuhi semua kriteria, B jika memenuhi 3 dari 4 kriteria, C jika memenuhi 2 dari 3 kriteria dan D jika tidak memenuhi satu kriteriapun. Hasil penilaian psikomotorik siklus I dapat dilihat pada gambar diagram 4.3 di bawah ini.

Gambar 4.3

Diagram Batang Nilai Psikomotorik Siswa Siklus I

Hasil nilai psikomotorik siswa siklus I terdapat 16 siswa memperoleh nilai A, 24 siswa memperoleh nilai dan 4 siswa memperoleh nilai C. (lampiran 26 hal.179)

4.2.4 Refleksi Siklus I

1. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing oleh guru dan siswa.

Berdasarkan hasil observasi, penggunaan pendekatan inkuiri terbimbing oleh guru sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan dapat terlaksana semua, namun dalam pembelajaran guru kurang dalam mengusai kelas, sehingga masih terdapat beberapa siswa yang bersikap

0 5 10 15 20 25

Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D 16

24

4

(14)

kurang dengan tidak mengikuti kegiatan pelajaran dengan baik. Mereka masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing seperti: berbicara dengan teman sebelah, keluar masuk kelas, main buku, dsb. Hasil nilai psikomotor siswa juga masih rendah, banyak siswa mengerjakan lembar kerja tidak sesuai terutama antara gambar dengan keterangnnya.

Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa terutama siswa yang tidak mengikuti kegiatan dengan baik masih di bawah kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

2. Hasil Belajar Siswa

Evaluasi hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes pada akhir pembelajaran siklus I menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada pra siklus yang semula 67 meningkat menjadi 78 pada siklus I dan persentase ketuntasan dari pra siklus yang hanya 47 % menjadi 77,3%. Hasil afektif siswa mengalami peningkatan meskipun masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti dengan baik, namun karena siswa dilibatkan dalam pembelajaran jumlahnya berkurang. Hasil psikomotorik pada tahap sebelumya belum dilakukan pada siklus I ini dilakukan dan diperoleh hasil 16 siswa memperoleh nilai A, 24 siswa memperoleh nilai dan 4 siswa memperoleh nilai C.

4.2.5Tindak Lanjut

Berdasarkan data observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing oleh guru sudah berjalan dengan baik, namun untuk siswa masih terdapat beberapa kekurangan. Meskipun sudah terjadi peningkatan pada hasil belajar dan persentase ketuntasan, namun hasil ini belum mencapai indikator kerja yang ditetapkan yaitu sebesar 80 %.

(15)

kelas sedemikian rupa (dengan memindah tempat duduk siswa-siswa tertentu) denah tempat duduk dapat dilihat pada (lampiran 28 hal. 182) agar semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Selain itu untuk mengatasi kelemahan dalam psikomotorik, guru memberikan contoh gambar daun dengan mengambarnya didepan kelas. Kelebihan-kelebihan yang ada akan dipertahankan.

4.3Deskripsi Siklus II

Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi hingga diperoleh data dari hasil pembelajaran siklus I mengenai penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing dan hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian lanjutan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus II. 4.3.1PerencanaanTindakan Siklus II

Tahap perencanaan siklus II diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi (SK) 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya dan kompetensi dasar 2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya. Guru membagikan kepada masing-masing gambar bunga dan bersama-sama melakukan pengamatan untuk mengetahui strukturnya. Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I.dapat dilihat pada (lampiran 15 hal 138)

Siklus II ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 JP (3 x 35 menit) sama dengan alokasi waktu pada siklus sebelumnya. Sebelum melaksanakan pembelajaran, selain menyiapkan RPP sesuai dengan langkah-langkah pendekatan inkuiri dengan SK dan KD seperti yang sudah disebutkakan sebelumnya, guru juga harus menyiapakan media yang akan digunakan, menyediakan lembar kerja dan lembar evaluasi hasil belajar.

(16)

oleh guru dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran oleh siswa dengan menggunakan pendekatan inkuri terbimbing.

4.3.2Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari selasa, 29 November 2016, dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x jam pelajaran (3 x 35 menit). Mulai pukul 10.30 sampai 12.15. Pada pelaksanaanya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran mengucapakan salam, menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi. Sebelum memulai pembelajaran guru memindah tepat duduk siswa-siswa tertentu agar pembelajarn dapat berjalan lebih baik, denah tempat duduk dapat dilihat pada (lampiran 28 hal. 177). Setelah itu guru menyiapkan peserta didik agar siap belajar dengan meminta peserta didik duduk dengan rapi ditempatnya masing-masing, meminta siswa mengeluarkan perlengakapan belajarnya. Kemudian agar siswa lebih tertarik pada proses pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa berdiri untuk bernyanyi bersama lagu lihat kebunku sambil bertepuk tangan dan melakukan tanya jawab sederhana berdasarkan lirik lagu yang dinyanyikan. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu dapat menyebutkan bagian-bagian bunga, fungsi masing-masing bagian dan fungsi bunga bagi tumbuhan dan manusia.

Langkah pertama sebelum masuk dalam proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing guru terlebih dahulu menjelaskan topik dan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran kali ini. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa melakukan pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pendekatan inkuiri terbimbing.

(17)

seperti: pernahkah kalian melihat bunga? Bagaimana warna-warna bunga? Tapi pernahkah kalian memperhatikan bagian-bagian bunga? Apakah fungsi dari bagian-bagian tersebut?. Dari beberapa pertanyaan tersebut guru menetapkan satu pertanyaan/permasalahan yang akan dipercahkan yaitu

“apa saja bagian-bagian bunga fungsinya”.

Langkah merumuskan hipotesis siswa menyampaikan jawaban-jawaban/hipotesis mereka tentang permasalahan yang telah disajikan berdasarkan pengetahuan awal masing-masing siswa. Guru menuliskan jawaban-jawaban/hipotesis siswa di papan tulis. Untuk membuktikan hipotesis siswa tersebut benar atau salah guru membimbing setiap siswa melakukan pengamatan.

Tahap mengumpulkan data, guru membagikan kepada masing-masing siswa satu gambar bunga sepatu dan lembar kerja yang akan digunakan untuk menuliskan hasil pengamatan. Guru membimbing siswa mengisi lembar kerja yang telah diberikan. Pertama, meminta siswa untuk menggambar ulang gambar bunga sepatu yang telah diberikan. Kedua guru membimbing siswa menunjukan macam-macam bagian bunga (putik, benang sairi, mahkota, kelopak, tangkai dsb), selanjutnya setelah semua siswa mengetahui macam-macam bagian bunga guru meminta siswa membaca buku paketnya masing-masing untuk memperoleh informasi tentang fungsi bagian-bagian bunga tersebut dan menjawab beberapa pertanyaan yang ada dalam lembar kerja yang berkaitan dengan fungsi bunga bagi tumbuhan dan manusia.

Tahap menguji hipotesis, guru bersama-sama dengan siswa mencocokan hasil pengamatannya tentang macam-macam bagian bunga yang ditemukan dengan jawaban/hipotesis awal yang telah ditulis, apakah jawaban/hipotesis yang dituliskan diawal sama dengan hasil pengamatan yang ditemukan.

(18)

membacakan rangkuman hasil pengamatnya. Guru kemudian mengkonfirmasi rangkuman yang telah dibacakan beberapa siswa yang maju dan membuat kesimpulan akhir tentang bagian-bagian bunga dan fungsinya berupa rangkuman di papan tulis dan siswa diminta untuk mencatat dibuku tulis masing-masing sebagai bahan belajar di rumah.

Diakhir kegiatan guru memberikan tindak lanjut kepada peserta didik dengan memberikan soal evalusi untuk menguji kemampuan siswa. Setelah

selesai guru meminta siswa mengumpulkan lembar evaluasi dan berdo’a

bersama-sama sebelum pulang.

4.3.3Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II

Hasil tindakan dan observasi pembelajaran siklus II dapat dilihat berdasarkan hasil belajar untuk nilai kognitif, hasil observasi kegiatan pembelajaran oleh siswa untuk nilai afektif, dan hasil lembar kerja siswa untuk nilai psikomotorik. Pembelajaran IPA siklus II ini tentang struktur bunga dan fungsinya dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Hasil belajar dan hasil observasi pelaksaan kegiatan pembelajaran oleh siswa dan hasil penilai lembar kerja siklus II adalah sebagai berikut:

a. Hasil Tindakan Siklus II

(19)

Tabel 4.5

Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas VI Siklus II Materi Struktur Bunga dan Fungsinya (KKM 75)

Nilai Jumlah

Peserta Didik Persentase % Keterangan

< 75 7 16 % Tidak Tuntas

 75 37 84 % Tuntas

Jumlah 44 100 %

Nilai Terendah 40

Nilai Tertinggi 100

Rata-rata 84

Dari tabel 4.5 di atas, diketahui pada siklus II pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing, masih terdapat tujuh siswa yang belum mencapai KKM atau tidak tuntas dari 44 siswa, dengan nilai maksimal 100 dan nilai minimal 40. Agar lebih jelas, berikut ini disajikan data rentang nilai hasil belajar siswa siklus II .

Rentang nilai hasil belajar siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siklus II dalam daftar atau tabel sebagai berikut.

Tabel 4.6

Rentang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Siklus II dengan KKM 75

Rentang Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Ketuntasan

100 – 90 21 47,7 % Tuntas

89 – 80 16 36,4 % Tuntas

79 – 70 2 (< 75) 4,5 % Tidak Tuntas

(20)

59 – 50 1 2,3 % Tidak Tuntas

49 – 40 2 4,5 % Tidak Tuntas

< 40 0 0 %

-Tuntas 37 84 %

Tidak Tuntas 7 16 %

Nilai Rata-Rata Kelas 84

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa hasil belajar siklus II kelas IV SDN Sidorejo Lor 07, sebanyak 21 siswa memperoleh nilai dalam rentang 100 - 90 dengan persentase 47,7 %, sebanyak 16 siswa memperoleh nilai dalam rentang 89 – 90 dengan persentase 36,4 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang 79 – 70 (memperoleh nilai 70) dengan persentase 4,5 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang 69 – 60 dengan persentase 4,5 %, sebanyak 1 siswa memperoleh nilai dalam rentang 59 – 50 dengan persentase 2,3 %, sebanyak 2 siswa memperoleh nilai dalam rentang 49 – 40 dengan persentase 4,5 % dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 40.

(21)

Gambar 4.4

Diagram Batang Hasil Belajar Siswa IPA Kelas IV Siklus II

b. Hasil Observasi KBM oleh Guru Siklus II

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada keseluruhan kegiatan. Pengamatan atau observer dilakukan oleh guru kelas IV SDN Sidorejo Lor 07, sedangkan peneliti bertindak sebagai pengajar. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat penerapan pendekatan inkuiri terbimbing oleh pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi KBM oleh guru siklus II dapat dilihat pada (lampiran 11 hal. 113)

Berikut hasil pengamatan atau observasi penggunaan pendekatan inkuiri terbimbing siklus II oleh pengajar adalah sebagai berikut:

a) Pada awal kegiatan guru telah mengucapkan salam, absensi, dan mengatur tempat duduk (memindahkan tempat duduk siswa-siswa tertentu) dapat dilihat pada (lampiran 24 hal 167) dan mengkondisikan peserta didik dengan menyiapkan peserta didik untuk belajar dan menyiapakan perlengkapan belajarnya.

(22)

b) Guru melakukan apersepsi dengan meminta peserta didik berdiri dan bernyanyi bersama lagu lihat kebunku dan melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan lirik lagu yang dinyanyikan.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai.

d) Pada kegiatan inti guru telah melaksanakan pembelajaran inkuiri terbimbing hal ini terlihat dari langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan.

e) Guru telah menjelaskan topik dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

f) Guru sudah memberikan beberapa pertanyaan/permasalahn yang sesuai dengan materi, telah menentukan satu pertanyaan/ permasalahan yang akan dipecahakan, dan telah meminta siswa memberikan jawaban/hipotesis dari permasalahan yang ditentukan. g) Guru membagikan gambar bunga dan lembar kerja kepada

masing-masing siswa, membimbing siswa untuk mengisi lembar kerja, membimbing siswa untuk menunjukan bagian-bagian bunga.

h) Bersama-sama dengan siswa menguji hasil pengamatannya dengan jawaban/hipotesis yang sudah ditulis sebelumnya.

i) Guru meminta beberapa siswa maju kedepan membacakan hasil pengamatnnya di depan kelas.

j) Guru membuat kesimplan/rangkuman di papan tulis berdasarkan hasil jawaban siswa.

k) Guru melakukan evaluasi dengan membagikan lembar evaluasi pada masing-masing siswa untuk dikerjakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing oleh pengajar sudah berjalan dengan baik, yang ditandai dengan semua kegiatan yang direncanakan telah terlaksana semua. c. Hasil Observasi KBM oleh Siswa pada Siklus II

(23)

siklus II yang telah disesuaikan dengan RPP dan lankah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil observasi kegiatan siswa siklus II dapat di lihat pada (lampiran 12 hal. 116). Hasil ini juga digunakan sebagai dasar penilaian afektif siswa.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa adalah sebagai berikut: a) Pada awal kegiatan siswa telah terkondisikan dengan baik terutama

siswa-siswa tertentu, mereka bersedia dipindah tempat duduknya. Dan mengikuti pembelajaran dengan tertib.

b) Pada saat guru memberikan apersepsi, semua siswa memperhatikan dan menjawab pertnayaan-pertanyaan yang diberikan karena sebelumnya telah diajak bernyanyi bersama sehingga perhatian siswa lebih fokus.

c) Saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran semua siswa telah mendengarkan dengan baik.

d) Pada kegiatan inti sebagian besar siswa telah memperhatikan dan melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan inkuiri terbimbing, namun masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti dengan baik namun, jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

e) Pada saat guru menjelaskan topik dan kegiatan yang akan dilakukan pada pembelajaran kali ini semua siswa memperhatikan penjelasan guru. Bahkan saat diberikan beberapa pertanyaan semua siswa kompak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. f) Pada saat siswa diminta memberikan jawaban/hipotesis masih ada

dua siswa yang duduk di depan sebelah kanan yang tidak memperhatikan karena sibuk berbicara sendiri.

(24)

buku paket sehingga membacanya harus bersamaan dengan teman sebelah.

h) Saat siswa diminta untuk menguji hasil pengamatan dengan jawaban/hipotesis masih semua siswa melakukannya dengan baik. i) Pada saat guru menunjuk siswa maju membacakan hasil

pengamatannya banyak siswa berantusias untuk maju membacakan hasil pengamatannya dan untuk siswa yang ditunjukpun langsung maju kedepan..

j) Semua siswa telah menuliskan rangkuman yang telah dibuat di buku tulis masing-masing.

k) Semua siswa mengerjakan soal tes evalusi yang diberikan.

Pada siklus II terlihat adanya perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada siklus I. Pada pertemuan ini setelah beberapa siswa dipindah tempat duduknya pelakasanaan pembelajaran oleh siswa sudah berjalan dengan baik, walaupun masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Namun, jumlah siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik ini jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

d. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus II

Lembar kerja yang diberikan kepada setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran dijadikan sebagai dasar untuk menilai kemampuan psikomotorik siswa. Lembar kerja menuntut siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa menggambar bentuk bunga sesuai dengan benda aslinya. Penilaian lembar kerja siswa ini menggunakan pedoman penilaian yang terdapat pada (tabel 3.8 hal. 47), dengan kriteria siswa dapat megerjakan semua langkah pembelajaran inkuri sesuai dengan bimbingan guru, menggambar bentuk bunga dengan rapi, keterangan gambar sesuai dengan gambar yang dibuat serta rajin dan rapi dalam menulis kesimpulan.

(25)

memenuhi 3 dari 4 kriteria, C jika memenuhi 2 dari 3 kriteria dan D jika tidak memenuhi satu kriteriapun. Hasil penilaian psikomotorik siklus II dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini.

Gambar 4.5

Diagram Batang Nilai Psikomotorik Siswa Siklus II

Hasil Penilaian psikomotorik siswa siklus II terdapat 16 siswa memperoleh nilai A, 24 siswa memperoleh nilai dan 4 siswa memperoleh nilai C dapat dilihat pada(lampiran 27 hal.181). Hasil ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, dari 24 siswa yang memperoleh nilai A meningkat menjadi 30 siswa, dari 14 siswa yang memperoleh nilai B menjadi hanya 12 siswa dan yang mendapat nilai C dari 4 siswa menjadi 2 siswa pada siklus II.

4.3.4Refleksi Siklus II

1. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing oleh guru dan siswa.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing oleh guru dan siswa pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa pelaksaan pembelajaran oleh guru sudah berjalan dengan baik, karena semua kegiatan yang direncanakan sudah terlaksana semua.

0 5 10 15 20 25 30

Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D 30

12

2

(26)

Pelaksanaan kegiatan untuk siswa, setelah tempat duduk mereka diatur ulang sedemikian rupa, kegiatan dapat terlaksana dengan lebih baik jika dibandingakan dengan siklus sebelumnya, meskipun masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti dengan baik.

2. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan evaluasi, hasil tes pada siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang semula pada siklus I hanya 78 meningkat menjadi 84 pada siklus II. Persentase ketuntasan yang pada siklus I hanya 77,3 % meningkat menjadi 84%. Hasil afektif siswa jumlah siswa yang bersikap tidak baik selama proses pembelajaran jumlahnya lebih sedikit dibandingan siklus I. Hasil psikomotorik mengalami peningkatan, peningkatan ini dapat dilihat dari nilai A yang diperoleh pada siklus I terdapat 24 siswa meningkat menjadi 30, nilai B pada siklus I 14 siswa menurun menjadi 12 siswa dan nilai C pada siklus I 4 siswa menurun menjadi 2 siswa.

4.3.5 Tindak Lanjut Siklus II

Dilihat dari observasi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing pada siklus II oleh guru yang sebelumnya baik menjadi lebih baik. Untuk siswa meskipun dalam pelaksanaan masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti dengan baik, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

(27)

Saran yang diberikan untuk mengatasi beberapa siswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai siklus terakhir meskipun sudah diberikan tindakan dengan dipindahkan tempat duduknya di depan yaitu dengan membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil. Siswa dalam kelompok tersebut diberi tugas sendiri-sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan, sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak penting seperti: berbicara dengan teman disebelah atau belakangnya, lempar-lemparan kertas, bermain dengan buku yang diputar, keluar kelas, dsb.

Hal ini tidak diterapkan dalam penelitian ini karena terbatasnya ruang kelas (ruang kelas tidak cukup luas), keterbatasan waktu dan jumlah siswa terlalu banyak (44 siswa), sehingga jika dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil tidak efektif karena terlalu banyak kelompok-kelompok (10-11 kelompok).

4.4Hasil Analisis Data

Hasil analisis data kogitif siswa berdasarkan rekap hasil belajar siswa sebelum tindakan (pra siklus), siklus I dan siklus II serta perbandingan hasil belajarnya dalam tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

(28)

dan persentase ketuntasan dan ketidaktuntasan dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8

Perbandingan Persentase Ketuntasan Dan Ketidaktuntasan Pada Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang ditandai dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan KKM (75) dalam mata pelajaran IPA terus meningkat. Untuk klasifikasi jumlah siswa yang tuntas pada pra siklus hanya 21 siswa yang tuntas dari 44 siswa, sedangkan pada tahap siklus I terdapat 34 siswa yang tuntas dan 37 siswa yang tuntas pada siklus II. Sedangkan pada klasifikasi jumlah siswa yang tidak tuntas pada pra siklus mencapai 23 siswa dari 44 siswa, siklus I terdapat 10 siswa dan pada siklus II terdapat 7 siswa. Berdasarkan data jumlah siswa yang tidak tuntas dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II, meskipun tidak semua siswa tuntas namun jumlah angka ketidaktuntasan mengalami penurunan.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas berikut ini disajikan gambar diagram batang perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar 4.6.

(29)

Gambar 4.6

Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus I

Gambar 4.6 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II, menunjukan bahwa persentase hasil belajar siswa terus mengalami peningkatan. Pada pra siklus persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 47%. Kemudian pada siklus I persentase ketuntasan meningkat menjadi 77,3% dan pada siklus II persentase ketuntasan meningkat lagi menjadi 84%. Meskipun tidak semua peserta didik memperoleh nilai tuntas (di atas KKM) namun persentase kentuntasan telah mencapai lebih dari indikator kerja yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.

Hasil analisis data afektif siswa diperoleh dari hasil observasi kegiatan pembelajaran oleh siswa. Hasil observasi menunjukan jika pada siklus I masih terdapat beberapa yang bersikap kurang baik selama proses pembelajaran, jumlah ini menurun pada siklus II meskipun masih tetap ada siswa yang bersikap kurang baik. Hasil psikomotorik mengalami peningkatan pada siklus I terdapat 24 yang memperoleh nilai A meningkat menjadi 30 siswa, nilai B

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Perbandingan Presentase Hasil Belajar Siswa

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

(30)

pada siklus I 14 siswa menurun menjadi 12 siswa dan nilai C pada siklus I 4 siswa menurun menjadi 2 siswa.

Hal ini membuktikan bahwa menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran dapat mengurangi jumlah siswa yang tindak mencapai ketuntasan, meningkatkan nilai afektif dan psikomotorik siswa. Selain itu pendekatan inkuiri terbimbing juga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga sebesar 84%.

4.5Pembahasan

Hasil observasi tahap pra siklus di kelas IV SDN Sidorejo Lor 07, ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal ini berdasarkan hasil belajar siswa yang masih berada di bawah KKM, dari 44 siswa kelas IV hasil belajar 23 siswanya dengan persentase 53% tidak mencapai KKM. Selain persentase ketidaktuntasan yang lebih dari 50% pemerolehan nilai di kelas IV juga masih rendah, meskipun nilai tertinggi telah mencapai 90 tetapi nilai terendahnya hanya 20. Hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa kekurangan yang membuat pembelajaran kurang menarik bagi siswa, siswa kurang fokus dalam pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajarnya yang masih rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam mengajar IPA guru hanya sebatas menerangkan materi yang ada dalam buku paket siswa dan contoh-contoh lain yang belum terdapat dalam buku paket siswa, kemudian meminta siswa untuk mengejakan soal latihan yang ada sebagai evaluasi pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang terjadi belum memfasilitasi peserta didik yang sebagian besar cenderung siswa aktif. Sehingga, banyak siswa yang sibuk dengan kegiatanya sendiri seperti: berbicara dengan teman sebelah, memukul meja, menghadap ke belakang, keluar masuk kelas dsb. Atau dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran yang terjadi dapat dikatakan belum memperhatikan karakteristik mata pelajaran IPA dan karakteristik siswa.

(31)

aktif belajar IPA secara sistematis dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek kajian yang berupa benda nyata (daun dan bunga) untuk menemukan suatu pengetahuan. Sehingga, siswa tidak hanya menghafal pengetahuan melainkan belajar menemukan pengetahuan secara langsung dengan melakukan pengamatan.

Pendapat di atas sesuai dengan pendapat Gulo dalam Trianto (2009:116) yang menyatakan bahwa inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya, selain itu inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Oleh karena itu, pendekatan inkuri khususnya inkuiri terbimbing sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD, karena siswa dapat menemukan pengetahuan secara langsung melalui kegiatan-kegiatan yang ada dalam pendekatan inkuiri dengan bimbingan guru.

Pendekatan inkuiri terbimbing dapat membuat siswa berpikir sistematis karena kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang harus secara runtut tahap demi tahap. Siswa dapat berpikir kritis, karena siswa diminta untuk membaca sumber belajar, apabila siswa berpikir kritis maka siswa akan dapat menjawab petanyaan-petanyaan yang diberikan dan menemukan pengetahuan-pengetahuan lain. Selain itu siswa dapat berpikir logis dan analitis dapat diperoleh pada saat siswa diminta untuk mencocokan hasil penemuannya dengan hipotesis/jawaban sementara yang telah ditetapkan diawal kegiatan. Penerapan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar sebagai berikut:

1. Siklus I

Siklus I dengan menerapakan pendekatan inkuiri tipe inkuiri

terbimbing pada materi pokok “struktur daun dan fungsinya”. Diperoleh

(32)

dengan persentase 77,3% dan siswa tidak mencapai KKM atau tidak tuntas berjumlah 10 siswa dengan persentase 22,7%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahap prasiklus ketuntasan yang sebelumnya hanya 47% meningkat menjadi 77,3% dan presentase ketidaktuntasan mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 53% turun menjadi 22,7%. Rata-rata nilai kelas meningkat dari sebelumnya sebesar 67 menjadi 78 dengan nilai minimal 40 dan nilai maksimal 100.

Hasil observasi untuk nilai afektif siswa menunjukan jika pada siklus I masih terdapat beberapa siswa yang bersikap kurang baik selama proses pembelajaran, mereka masih sibuk dengan kegiatan sendiri seperti berbicara dengan teman sebelah atau belakangnya, lempar-lemparan kertas, bermain buku yang diputar, dsb. Hasil psikomotori siswa siklus I terdapat 16 siswa memperoleh nilai A, 24 siswa memperoleh nilai dan 4 siswa memperoleh nilai C.

2. Siklus II

Siklus II dengan menerapakan pendekatan inkuiri tipe inkuiri

terbimbing pada materi pokok “struktur bunga dan fungsinya”. Diperoleh

siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 75 mencapai 37 siswa dengan persentase 84% dan siswa tidak mencapai KKM atau tidak tuntas berjumlah 7 siswa dengan persentase 16%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahap siklus I ketuntasan yang sebelumnya sebesar 77,3% meningkat menjadi 84% dan presentase ketidaktuntasan mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 22,7% turun menjadi 16%. Rata-rata nilai kelas siklus II adalah 84 dengan nilai minimal 40 dan nilai maksimal 100.

(33)

yang tetap tidak dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai siklus II ini. Selain diberikan tindakan dengan dipindahkan tempat duduknya di depan yaitu dengan membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil. Siswa dalam kelompok tersebut diberi tugas sendiri-sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan, sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak penting seperti: berbicara dengan teman disebelah atau belakangnya, lempar-lemparan kertas, bermain dengan buku yang diputar, dsb.

Hal ini tidak diterapkan dalam penelitian ini karena terbatasnya ruang kelas (ruang kelas tidak cukup luas), keterbatasan waktu dan jumlah siswa terlalu banyak (44 siswa), sehingga jika dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil tidak efektif karena terlalu banyak kelompok (10-11 kelompok).

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Pra Siklus
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas IV pada tahap
gambar tersebut.
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas VI Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan unsur-unsur sistem akuntansi pembelian, yakni diagram alir (flowchart) pembayaran hutang, bagian-bagian yang

berjumlah paling banyak 3 (tiga) kali jumlah kebutuhan/ formasi, berdasarkan pada peringkat nilai SKD yang diperoleh sesuai nilai ambang batas (passrng grade) sebagaimana

Tujuan khusus dari penelitian ini untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran praktik pemeliharaan/ servis engine dan

Menurut Troiden, 1989 (dalam Yang, 2008) individu baru memahami ketertarikan sesama jenis yang dirasakan dan mulai come-out as a gay pada waktu dewasa dimana individu

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN SIDANG TANGGAL: 30 MARET

Metode uji sensifitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai

the main nursery stage, sample plants were taken to the laboratory to measure the total root length and area, root diameter and volume, fractal dimension, relative root water