• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politik Pemerintahan Eropa Dampak Islamo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Politik Pemerintahan Eropa Dampak Islamo"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Politik Pemerintahan Eropa Dampak Islamophobia di Jerman

Oleh:

Fikry Zuledy Pamungkas 140910101036

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan semaksimal mungkin, semoga makalah ini dapat di gunakan sebagai acuan, petunjuk maupun tambahan ilmu bagi pembaca seluruhnya.

Harapan kami semoga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Dampak Islamophobia di Jerman” ini dapat membantu menambah pengetahuan dan informasi bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi saat ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami mengakui masih banyak kekurangan serta kelemahan. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini

Jember, 07 Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Ruang Lingkup Pembahasan...4

C. Rumusan Masalah...5

D. Hipotesis...5

BAB 2 SEJARAH MASUKNYA ISLAMOPHOBIA...7

BAB 3 PERTUMBUHAN GERAKAN ANTI-ISLAM DI JERMAN...10

BAB 4 DAMPAK ISLAMOPHOBIA DI JERMAN...13

A. Sebab–Sebab Islamophobia di Jerman...13

B. Dampak Islamophobia di Jerman...13

BAB 5 KEBIJAKAN PEMERINTAHAN JERMAN TERKAIT ISLAMOPHOBIA...17

A. Pro...17

B. Kontra...18

BAB 6 KESIMPULAN...20

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Jerman merupakan gabungan antara bekas Jerman Barat (Republik Federal Jerman) dan bekas Jerman Timur (Republik Demokrasi Jerman) yang bersatu pada tanggal 3 Oktober 1990. Jerman adalah negara federal yang terdiri dari 16 Negara Bagian, dengan otonomi penuh kecuali kebijakan Politik Luar Negeri, Pertahanan dan Keuangan yang masih berada ditangan Pemerintah Pusat/Federal. Parlemen Jerman menetapkan bahwa Berlin kembali menjadi Ibukota Jerman, dan selanjutnya dilakukan pemindahan ibukota dari Bonn ke Berlin pada akhir tahun1999. Jarak dari utara ke selatan sepanjang 867 km dan dari Timur ke Barat sepanjang 640 km, panjang perbatasan Jerman yaitu 3.758 km.1

Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Departemen Statistik Jerman pada tahun 2008, di Jerman hidup 82 juta jiwa. 42 jutanya adalah perempuan. Mayoritas penduduk di Jerman, sekitar 75 juta jiwa, memegang paspor Jerman. Sekitar seperlima di antaranya memiliki latar belakang migrasi, artinya baik ia atau orangtuanya atau bisa juga kakek-neneknya datang ke Jerman untuk bermigrasi, sebagai pendatang atau pun pelarian. Tidak sampai 10 persen penduduk Jerman adalah mereka yang tidak berkebangsaan Jerman atau tidak memegang paspor Jerman.2

Jerman menerapkan toleransi beragama pasca Perang Salib, serta budaya juga ditoleransi. Di saat itulah negara-negara di Eropa lebih mengenal Islam, dan hubungan antara Jerman dan Islam pun berlanjut. Pada tahun 1739, Frederick Wiliam I mendirikan masjid di Postdam, itulah tanda Islam mulai diterima di Jerman.

1 KBRI Berlin. 2011. Jerman selayang pandang. http://dwpbaru.kbri-berlin.de/?page_id=10 di akses pada tanggal 7 maret 2015.

(5)

Saat ini Jerman mempunyai UU tentang kebebasan beragama, yaitu

Grundgesetz3 (UUD Jerman), pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan “Die Freiheit

des Glaubens, des Gewissens und die Freiheit des religiosen und weltanschaulichen Bekenntnisses sind unverletzlich. (Kebebasan beragama dan memiliki pandangan filosofis hidup tidak boleh diganggu) 4 pernyataan

diatas merupakan dukungan dari pemerintahan jerman untuk bebas bergama yang harusnya diterapkan dan ditaati.

Memasuki abad ke-21, peristiwa 9/11 menjadi titik tolak perubahan pola interaksi dalam hubungan internasional, ditambah dengan perang melawan terorisme. Dampak dari ‘perang melawan terorisme’ adalah munculnya Islamophobia di belahan bumi utara, khususnya di wilayah Eropa daratan. Islamphobia menunjukkan prasangka terhadap, atau kebencian atau ketakutan irasional terhadap Muslim . Istilah ini ada sejak awal 1900-an, namun penggunaan modern berasal selama akhir 1980-an atau awal 1990-an. Ini masuk kosakata umum setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Pada tahun 1997, The Runnymede Trust mendefinisikan Islamophobia sebagai "ketakutan atau kebencian kepada Islam dan karena itu, dengan takut dan tidak suka semua umat Islam,"5 yang menyatakan bahwa hal itu juga

mengacu pada praktek diskriminasi terhadap Muslim dengan mengecualikan mereka dari ekonomi, sosial, dan kehidupan masyarakat bangsa. Ini mencakup persepsi bahwa Islam tidak memiliki nilai-nilai yang sama dengan budaya lain, lebih rendah daripada Barat dan merupakan kekerasan ideologi politik ketimbang agama.

Tren Islamophobia dirasa meningkat selama tahun 2000-an dan selalu dikaitkan dengan komentar-komentar yang ada mengenai serangan 11

3 Grundgesetz adalah sebutan untuk Undang Undang Dasar Jerman.

4Kusuma Dwi, Nata. 2013. Jerman Sebagai Negara Mayoritas Islam : pro dan kontra terhadap perkembangan islam di jerman serta menyebarnya islam phobia.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember di akses pada tanggal 7 maret 2015

5 Runnymede Trust adalah think tank terkemuka yang didirikan pada tahun 1968 oleh Jim Rose dan Anthony Lester, dengan tujuan bertindak sebagai think tank kesetaraan ras independen dengan menghasilkan intelijen untuk multi-etnis Inggris melalui penelitian, membangun jaringan,

(6)

September, sementara yang lain mengasosiasikannya dengan kehadiran umat Islam yang semakin meningkat di dunia Barat. Perlu diketahui bahwa sejak serangan 11 September, selain adanya tren Islamophobia juga muncul peningkatan minat masyarakat dunia untuk mempelajari Islam secara keseluruhan.6 Penulis menambahkan di Jerman muncul serangan teroris yang

hampir terjadi ketika teroris menanam bom dalam kereta api di stasiun utama kereta api di Cologne, Juli 2006 dan terjadi radikalisasi di masjid Hamburg yang disinyalir terdapat aktivitas ekstrimis islam.

Tren kebijakan negara – negara eropa terkait aksi terorisme pada tanggal 11 september 2001 menimbulkan keresahan bagi para pemeluk agama Islam. Contohnya adalah kebijakan yang dibuat oleh prancis RUU anti- simbolisme agama di Prancis tahun 2004. Jerman yang mulai memperketat keamanan internal negara setelah mendapatkan ancaman dari salah satu sel jaringan Al-Qaeda. Ancaman tersebut menyatakan bahwa negara Jerman ditarget secara aktif oleh jaringan Al-Qaeda, sebagai hasil dari keterlibatan Jerman dalam persoalan Afghanistan.

Jerman menempatkan ancaman terorisme sebagai ancaman terbesar terhadap keamanan dalam negeri. Untuk itu pemerintah Jerman melakukan dialog dan upaya integrasi bagi para imigran terutama dari kalangan Negara Islam. Tujuan utama adalah mencegah masuknya teroris ke dalam negeri dan secara global mengatasi segala tindak kriminalitas dalam bentuk apapun sebelum semuanya berkembang lebih lanjut. Proses integrasi menekankan pentingnya kemampuan berbahasa bagi para pendatang untuk membantu proses komunikasi antar sesama dalam berbagai tingkatan. Tak hanya PEGIDA, gerakan sayap kanan lain yang pernah muncul adalah Hooligans Against Salafists di kota Cologne. Menurut Gereon Flumann dari Badan Federal Jerman untuk Civic Education, gerakan dengan ide sayap kanan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Jerman menghadapi gelombang imigran yang terus meningkat. Dalam enam bulan pertama tahun 2014, jumlah pencari suaka lebih dari 65.700

(7)

orang. Lebih tinggi dari negara lain di seluruh dunia. Mereka pada umumnya berasal dari Suriah, Irak dan Afganistan.

Menurut survei Pew Research Center pada sepertiga orang Jerman, 29 persen menganggap imigran adalah beban karena mengambil jatah lapangan kerja dan memanfaatkan keadaan sosial. Sentimen anti Islam muncul seiring peningkatan jumlah imigran Muslim di Jerman.

Seorang profesor dari Berlin Free University Institut Studi Islam Schirin Amir-Moazami mengatakan "Saya kira ada pemahaman bahwa Islam telah mengakar dalam masyarakat dengan berpartisipasi dalam politik dan komunitas publik, dan mereka tidak tenang,".

Di beberapa wilayah di Jerman muncul gerakan anti- islam sebagai tindak lanjut dari islamophobia yang terjadi di Jerman. Gerakan ini menamakan dirinya Stürzenberger. Gerakan ini umumnya tidak membedakan antara Sunni, Syiah dan Alevi, atau antara Islam militan dan percaya damai. Dalam imajinasi mereka, Islam bukanlah agama melainkan ideologi politik yang harus diperangi.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

(8)

kita ketahui bahwa Islamophobia muncul di Eropa terutama di negara Jerman setelah insiden 11 September 2001.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah upaya untuk merumuskan masalah yang telah berhasil diidentifikasi dan dianalisis poin-poinnya. Memilih masalah merupakan langkah awal dalam menentukan batas-batas masalah dan hubungannya dengan masalah lain, serta mengidentifikasi keseluruhan aspek yang ada. Dalam menentukan perumusan masalah, dilakukan dengan cara yang sederhana dan jelas, sebab seluruh unsur penulisan akan berpangkal dari perumusan masalah tersebut, sehingga muncul jawaban yang sudah terakumulasi. Selanjutnya dapat dilakukan pembahasan atau analisa terhadap data-data yang ada .

Perumusan masalah merupakan tahapan dari penelitian yang akan mempermudah dalam menentukan, menyusun, dan mengemukakan jawaban atas pertanyaan yang muncul dari masalah tersebut. Dari langkah-langkah tersebut maka penulis merumuskan sebuah rumusan masalah sebagai berikut: Mengapa islamophobia muncul di Eropa terutama di negara Jerman.

D. Hipotesis

Dengan melihat latar belakang di atas, hipotesis yang muncul dan penulis ajukan untuk menjawab permasalahan, Dari permasalahan yang ada, kemudian didukung oleh kerangka pemikiran yang telah ditetapkan. Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran diatas yang menjelaskan bahwa akibat dari aksi terorisme ekstrimis radikal islam menyebabkan Islamophobia muncul di wilayah negara – negara eropa termasuk juga negara Jerman. maka dapat ditarik hipotesa sebagai berikut:

(9)

internal Jerman mulai bekerja keras untuk mengurangi adanya aksi ekstrimis di Jerman.” 7

(10)

BAB 2

SEJARAH MASUKNYA ISLAMOPHOBIA

Islam pertama kali berkembang di Jerman pada abad 18 yaitu pada saat perjanjian diplomatik, militer, dan ekonomi dengan Kekaisaran Ottoman. Dua puluh tentara Muslim bertugas di bawah Frederick Wiliam I. Lalu pada tahun 1745, Frederick II membuat unit Muslim di tentara Prusia yang disebut “Penunggang Muslim”. Keberadaan Muslim di Jerman sangat membantu pembangunan Jerman karena itulah Muslim tidak musnah hingga pemerintahan Nazi, Adolf Hitler. Munculnya Nazisme tidaklah menargetkan Muslim. Adolf Hitler berulang kali menyatakan pandangannya bahwa Islam telah jauh lebih kompatibel dengan ras Jerman dari sifat Kristen yang lebih lemah lembut.

Nazi juga merekrut relawan Muslim untuk angkatan bersenajata Jerman dan terlibat dalam organisasi dan perekrutan Muslim dalam beberapa divisi dari Waffen SS dan unit lainnya.

Akibat perang dunia Jerman yang hancur berantakan, membutuhkan banyak tenaga kerja untuk membangun negara Jerman kembali. Para pekerja tersebut berasal dari Italy, Turki, dan Eropa Timur. Setelah kontrak kerja mereka selesai, mereka menolak untuk kembali pada negara asal mereka, melainkan mereka memilih menetap di Jerman, bahkan mereka membawa keluarga-keluarganya untuk menetap di Jerman. Sampai sekarang Islam tetap berkembang di Jerman, jumlah penganutnya terus berkembang.

(11)

dengan penerbitan beberapa film berunsur Islamophobia seperti filem “Innocence of Muslim” arahan Sam Becille yang secara jelas menghina Islam dan Rasulullah SAW serta menujukan kesalah-fahaman terhadap Islam itu sendiri. Fenomena Islamophobia semakin hari semakin popular dan memberikan implikasi dalam berbagai kehidupan umat Islam hingga menumbuhkan “OIC Islamofobia Observatory” untuk memantau perkembangan isu ini dan juga mengambil inisiatif usaha-usaha ke arah membenarkan persepsi negatif terhadap Islam. Walaupun istilah Islamophobia ini hanya digunakan secara meluas oleh media dan ahli akademik di sekitar 1990an, namun pada hakikatnya fenomena Islamophobia telah berlaku sejak permulaan pengembangan Islam di Makkah dalam bentuk yang berbeda.8

Dari data di atas, terlihat bahwa di Jerman sebanyak 34 % tidak menaruh tolerasnsi terhadap islam dan sebanyak 56 % menaruh toleransi terhadap. Data ini diperoleh pada tahun 2011 . Namun hingga kini, setelah Islamophobia muncul di Negara–negara Eropa terutama di Jerman, rasio warga Jerman anti-Islam semakin meningkat jumlahnya.

Seperti pendapat Sir George Bernard Shaw, “If any religion had the chance of rulling over England, nay Europe within the next hundred years, it

(12)

could be Islam,” yang berarti: jika ada agama yang berpeluang menguasai inggris, bahkan Eropa –beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut. Pendapat tersebut yang mendukung umat Islam sebagai agama yang dapat menjadi agama mayoritas di Eropa.

(13)

BAB 3

PERTUMBUHAN GERAKAN ANTI-ISLAM DI JERMAN

Ada banyak gerakan yang muncul di Jerman. Gerakan seperti Stürzenberger di Jerman dalam beberapa tahun terakhir. Gerakan Stürzenberger muncul sebagai tanggapan mengenai pembangunan masjid. Selama dua tahun terakhir, telah terjadi pembakaran terhadap rumah–rumah orang muslim di Berlin, Hanau dan Hannover.

Die Freiheit, merupakan kelompok radikal anti-islam yang telah mendirikan partai politik pro–Deutschland ( Pro–Jerman ). Mereka berusaha mendapatkan pengaruh atas AFD untuk Partai Jerman (AFD).

Menurut sebuah studi oleh Friedrich Ebert Foundation, 56 persen warga Jerman menganggap Islam menjadi "agama kuno dan tidak mampu mengarungi kehidupan modern" dan banyak yang percaya kebebasan beragama bagi umat Islam harus "dibatasi secara substansial."

Ada beberapa penjelasan potensial untuk skeptisisme yang meningkat tentang Islam di Jerman. Yaitu banyaknya imigran Muslim generasi ketiga hidup lebih tertutup dari yang orang tua mereka lakukan dahulu, membuat mereka lebih mencolok. Juga, di beberapa lingkungan di kota-kota besar Jerman, gadis Muslim takut pergi ke luar tanpa mengenakan jilbab. Ada juga beberapa laporan di media Jerman baru-baru ini orang-orang etnis-Jerman masuk Islam dan pergi ke Pakistan untuk pelatihan teror. Menteri Dalam Negeri Jerman memperingatkan bahwa total 300 Jihadis Jerman telah meninggalkan Jerman untuk bertarung di Suriah.

Hans-Georg Maassen, presiden Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi (BfV), badan intelijen domestik Jerman, melihat sebuah "hubungan" antara kegiatan Salafi radikal dan agitasi sayap kanan.

(14)

Gerakan Patriotic Europeans Against the Islamisation of the West

(PEGIDA) melanjutkan aksi anti imigran. Popularitas PEGIDA terus meningkat pasca dibentuk pada Oktober lalu. Kini jumlah pendukungnya mencapai 15 ribu orang. Ribuan orang berdemo di jalanan kota Dresden, Jerman. Mereka datang dari seluruh penjuru negeri. Paul adalah salah satunya. Pensiunan dokter dari ibukota Jerman, Berlin tersebut mengatakan aksi sangat penting untuk menunjukan bahwa PEGIDA berisi orang-orang biasa, bukan dari ideologi garis kanan. PEGIDA secara umum menolak masuknya imigran dari negara-negara konflik, seperti Suriah, Irak dan sekitarnya. Mereka menganggap imigran berpotensi merusak stabilitas dengan menyebar ajaran Islam radikal.9

Pemimpin organisasi kelompok kanan tersebut, Lutz Bachmann, telah membangun opini sejak Oktober ketika ia mulai melancarkan protes terhadap pembangunan pusat pengungsi di Dresden.

Dalam pidato Tahun Barunya, Merkel mendesak Jerman untuk memalingkan muka mereka pada pemimpin PEGIDA itu, menyebut mereka rasis penuh kebencian, dan mengatakan kekuatan ekonomi terbesar Eropa harus menyambut orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan perang.

Sebuah jajak pendapat dari 1.006 orang dengan Forsa untuk majalah Stern

Jerman menemukan 13 persen dari orang yang menjadi koresponden akan menghadiri pawai anti-Muslim yang ada di sekitarnya. Dalam jajak pendapat tersebut juga ditemukan 29 persen orang percaya bahwa Islam memiliki pengaruh seperti pada kehidupan di Jerman, sehingga demo anti imigran Islam di Jerman diperbolehkan.

Psikolog Jerman, Oliver Decker, dari University of Leipzig mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Senin dengan surat kabar bisnis Jerman

Wirtschaftswoche. "Mereka melihat Islam sebagai sebuah bahaya dan sebuah target, karena ada ketakutan besar mengenai kebijakan imigrasi negara.”

Anti-Islam umumnya tidak membedakan antara Sunni, Syiah dan Alevi, atau antara Islam militan dan percaya damai. Dalam imajinasi mereka, Islam

9Jurnalis islam. 2014. Kelompok anti islam di jerman: PEGIDA lakukan aksi lagi

(15)

bukanlah agama melainkan ideologi politik yang harus diperangi. Muslim dituduh mencoba untuk mengambil alih dunia, merusak kedaulatan negara demokratis dan menginfiltrasi sistem hukum mereka. Platform internet Politically Incorrect berbunyi: "Penyebaran Islam berarti bahwa keturunan kita –dan mungkin kita juga– akan hidup dalam Islam yang didominasi tatanan sosial berorientasi pada Syariah dan Al-Quran dan tidak ada lagi terhadap konstitusi dan hak asasi manusia.10

Jadi banyak dari gerakan tersebut mengatasnamakan ketidaksukaan kepada muslim karena mereka takut pertumbuhan Islam yang terus meningkat di Jerman akan menyebabkan disintregasi warga negara Jerman sendiri. Seperti pendapat Sir George Bernard Shaw, “If any religion had the chance of rulling over England, nay Europe within the next hundred years, it could be Islam.”. (jika ada agama yang berpeluang menguasai inggris, bahkan Eropa – beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut).11 Pendapat tersebut yang mendukung umat

Islam sebagai agama yang dapat menjadi agama mayoritas di Eropa.

10Spiegel Online Internasional. 2014. http://www.spiegel.de/international/germany/islamophobic-hate-groups-become-more-prominent-in-germany-a-956801.html. Diakses pada tanggal 7 maret 2015.

(16)

BAB 4

DAMPAK ISLAMOPHOBIA DI JERMAN

A. Sebab–Sebab Islamophobia di Jerman

Sebab–sebab Islamophobia yang terjadi di Jerman dan Eropa

1. Serangan teroris di World Trade Center Amerika Serikat pada 11 September 2001

2. Serangan teroris muslim di beberapa daerah Amerika dan Jerman

3. Peristiwa penembakan Charlie Hebdo

4. Munculnya gerakan ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria)

5. Pemberitaan media dunia yang selalu menghubungkan kata terorisme dengan islam; sehingga yang diketahui oleh masyarakat dunia islam adalah idealisme yang mendukung kekerasan

B. Dampak Islamophobia di Jerman

Dampak yag disebabkan oleh Islamophobia di Jerman semakin terlihat akhir–akhir ini. Gerakan anti Islam di Jerman mulai meledak pada tahun 2014. Hal tersebut sedikit mengejutkan mengingat bahwa selama ini gerakan anti-Islam di Jerman jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lain seperti Perancis dan Inggris relatif tertutup.

Kegemparan gerakan anti-Islamist yang dewasa ini ramai di Jerman dipelopori oleh PEGIDA (Patriotische Europaer Gegen die Islamisierung des Abendlandes). Meskipun kampanye yang digalakkan PEGIDA tidak akan menyebar luas di luar kota Dresden (tempat awal munculnya PEGIDA), namun pengaruhnya sangat besar terhadap mainstream partai politik di Jerman.12 Organisasi ini giat menuntut para politikus partai untuk memperketat

kebijakan imigrasi negara tersebut.

(17)

Sementara Jerman sangat terbuka bagi para imigran dan pencari suaka, PEGIDA menuntut diperketatnya undang-undang imigrasi. Terlebih lagi terhadap para imigran Islam. Gerakan anti islamist ini mendapat semangat baru dan dukungan lebih banyak dari warga Jerman, khususnya kota Dresden setelah terjadi penembakan di Charlie Hebdo, Perancis. Mereka adalah kakak beradik Said Kouachi dan Cherif Kouachi yang diyakini merupakan warga Prancis keturunan Aljazair berusia di awal 30-an yang melakukan aksi barbar tersebut kepada kantor berita Charlie Hebdo.

Tanggapan dunia terhadap kejadian tersebut hampir sama, yakni mengecam keras serangan tersebut. Di Jerman pun tanggapan terhadap insiden itu langsung keluar dari pemimpin pemerintahan Jerman. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan serangan terhadap Charlie Hebdo sangat mengerikan. Merkel juga menambahkan bahwa penembakan di Prancis bukan hanya serangan terhadap rakyat Prancis, tetapi juga serangan terhadap kebebasan pers dan kebebasan berpendapat.13

Ketakutan terhadap Islam, selanjutnya membentuk stigma bagi para penganut agama Islam bahwa agama ini identik dengan kekerasan dan terorisme. Pandangan ini begitu cepat menyebar di Jerman. Terutama di kota Dresden, dengan penduduk imigran yang sangat minoritas, hampir seluruh penduduk kota ini terlihat mendukung dan ikut berbaris dalam demonstrasi-demonstrasinya. Terhitung 25.000 warga mengikuti demonstrasi pada tanggal 12 Januari 2015.14 Menurut mereka, jika Islam semakin tertanam dalam

kehidupan masyarakat Jerman maka kebudayaan mereka akan berubah. Mereka berpendapat bahwa Jerman hanyalah untuk mereka, warga asli Jerman.

Di lain pihak, banyak statement baik dari individu dan organisasi yang menentang sikap yang ditunjukkan PEGIDA. Adapun apa yang mereka perjuangkan berlawanan dengan cita-cita negara Jerman yang menjunjung tinggi pluralisme dan persamaan hak. Gerakan mereka merupakan rasisme terhadap golongan beragama Islam. “Mereka menggunakan ketakutan

13http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2015/01/150107_charliehebdo_prancis_livepage

(18)

terhadap Islam untuk menerapkan chauvinisme dan rasisme di jalanan.” kata Michael Nattke dari Kantor Kebudayaan Dresden.15

Bahkan presiden Jerman Joachim Gauck sendiri tidak setuju dengann pandangan PEGIDA yang menyama ratakan Islam sebagai agama teroris. Dia mengatakan, “Orang-orang bisa dibenarkan jika takut terhadap terorisme yang dilakukan orang Islam, tapi tidak terhadap Islam itu sendiri.”16

Dampak lebih nyata dari Islamophobia yang dipopulerkan PEGIDA ini adalah diambil alihnya gagasan PEGIDA ke partai Alternative for Germany(AfD). Banyak dari pendemo di Dresden mengatakan bahwa mereka ditawari oleh AfD untuk memberikan votingnya tentang kebijakan imigrasi. Puncaknya adalah pernyataan pimpinan AfD Bernd Lucke pada para pendukung PEGIDA, “Islam adalah alien bagi Jerman.”17

Apa yang terjadi saat ini di Jerman seolah mengulang kejadian Adolf Hittler yang saat itu dengan faham chauvinismenya mendiskreditkan kaum yahudi. Saat ini Lutz Bachmann menjadikan Islam sebagai sasaran/korban utama kampanyenya. Jika barisan demonstran PEGIDA menjadi sebuah power politik, dengan semakin besarnya jumlah pendukung barisan tersebut maka tidak ada yang bisa menjamin apa yang terjadi puluhan tahun silam tidak akan terulang kembali.

(19)

1. Perusakan Tempat Ibadah

Terhitung sejak tahun 2001 hingga 2011, rata–rata setiap 2 minggu akan terjadi penyerangan terhadap satu masjid di Jerman. Perusakan tempat ibadah ini kebanyakan didorong oleh perasaan Islamophobia yang berlebihan.

2. Larangan menggunakan atribut agama bagi civil servant

Meskipun belum ada larangan resmi bagi muslim untuk menggunakan atribut agama (hijab atau sorban) sudah ada beberapa daerah di jerman yang menetapkan larangan menggunakan atribut agama bagi pelayan publik seperti guru.

3. Imigran Muslim (korban konflik dan perang) terancam tidak mendapat suaka

(20)

BAB 5 Kesempatan itu Markel menyampaikan kecaman terkuatnya terhadap gerakan baru sayap kanan Jerman yang menamakan gerakannya “Patriotische Europaer Gegen die Islamisierung des Abendlandes” atau PEGIDA.

Angela Markel mengatakan, "Apa yang perlu kita lakukan sekarang adalah menggunakan semua sarana yang kami miliki untuk memerangi intoleransi dan kekerasan.” Dia juga menambahkan, "Untuk mengecualikan kelompok orang karena iman mereka, hal ini tidak layak dari negara bebas di mana kita hidup. Hal ini tidak kompatibel dengan nilai-nilai penting kami. Dan itu manusiawi tercela. Xenophobia, rasisme, ekstremisme tidak punya tempat di sini." 18

Kanselir Jerman yang menjabat sejak tahun 2005 itu dengan jelas menolak pengunjuk rasa anti-imigrasi. Pada saat pagelaran pawai besar-besaran di Paris yang diadakan untuk menghormati korban korban serangan terhadap koran satir Perancis, Charlie Hebdo dan toko makanan halal di Paris. Ia mendesak perdana menteri Turki untuk melakukan dialog antar agama. Pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, yang juga mengambil bagian dalam unjuk rasa di Paris. Markel berkata, "Mantan Presiden Wulff mengatakan Islam adalah milik Jerman. Itu benar. Saya juga memegang pendapat ini.” Dia mengakui perlunya dialog antar agama yang lebih baik dengan disertai memuji Muslim, menyatakan di depan publik penolakan terhadap penggunaan kekerasan setelah pembunuhan Paris dan menyebut bahwa Turki adalah sekutu mereka dalam perang melawan terorisme.

18 Thousands rally against Islamophobia in Germany. 2015.

(21)

Markel dan Davutoglu mengumumkan bahwa pemerintah mereka akan memulai konsultasi rutin Jerman-Turki, dalam format kabinet dan akan mereka bertemu sekali setahun serta menyediakan tempat untuk beberapa sekutu terdekat Berlin, seperti Israel dan Perancis. Davutoglu mengatakan bahwa sangat penting untuk memerangi segala bentuk Islamophobia di Jerman. Hampir dua dari tiga warga Muslim di Jerman yang berjumlah empat juta orang berasal dari Turki19

Bukan hanya Kanselir Jerman, Angela Markel yang menentang keras aksi Anti-Islam, Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Islam dan Turki yang berbasis di Jerman, yang menjadi tuan rumah salah satu populasi terbesar imigran Muslim di Eropa, juga mengutuk keras demonstrasi anti-Islam yang tumbuh di bawah kedok patriotisme di Jerman Timur. Perwakilan dari LSM menyatakan bahwa sikap dan perilaku tokoh politik dan media yangpenuh prasangka buruk dan kecurigaan menyebabkan penciptaan kelompok rasis seperti Patriotik Eropa Menentang Islamisasi Barat (Pegida).

LSM seperti Persatuan Islam Eropa-Turki (ATIB), Dewan Pusat Muslim di Jerman (ZMD), Federasi Asosiasi Pekerja Demokratis (DİDF) dan Masyarakat Islam Visi Nasional (IGMG) menyerukan untuk mengakhiri bias politik dan laporan media yang memicu sentimen anti-Muslim dan sehingga mengarah ke pembentukan kelompok-kelompok rasis seperti Pegida dalam masyarakat Jerman, seraya mengatakan bahwa Jerman bisa berbuat lebih baik dalam upaya memerangi rasisme dan diskriminasi.

B. Kontra

Kabinet Jerman akan membuat sebuah rancangan undang – undang anti teror baru, sebagai tindak lanjut untuk memerangi ancaman teroris yang muncul di jerman. Salah satu pasal menyebutkan : barang siapa lewat media sosial mengutarakan niat bergabung dengan Islamic State di Suriah atau Irak atau ikut pelatihan di kamp teror, apabila terbukti yang bersangkutan dapat dihukum penjara hingga 10 tahun. Dalam pasal RUU baru tersebut juga dijelaskan bahwa

19 Angela Markel : Islam “Milik Jerman”.2015.

(22)

petugas dapat menyadap seluruh komunikasi yang dilakukan oleh terduga, sehingga petugas dapat menangkap terduga sesaat menjelang keberangkatan .

(23)

BAB 6 KESIMPULAN

Setiap kejadian atau fenomena yang terjadi di dunia saling bersangkut-paut satu sama lainnya. Pada akhirnya dalam bentangan rantai fenomena-fenomena tersebut muncul fenomena-fenomena-fenomena-fenomena baru sebagai hasil klausa pertautan fenomena yang ada. Agama sebagai suatu tatanan kehidupan pada awal kemunculannya juga merupakan fenomena baru yang muncul akibat kesadaran manusia akan adanya kuasa adi-kodrati di luar pribadinya.

Terlepas dari bagaimana proses agama itu ada, sejarah panjang kehidupan manusia mencatat agama sebagai suatu diskursus yang tidak pernah basi untuk diperbincangkan. Bahkan tidak jarang terjadi peperangan antar sesame umat manusia yang mengatasnamakan kebenaran subyektif agamanya. Seperti yang umum kita ketahui tentang perang salib yang menjadi puncak peperangan antara dua agama samawi yang paling mendominasi dunia (hingga saat ini).

Dewasa ini telah tersebar luas faham dan kebijakan mengenai toleransi atas perbedaan-perbedaan. Apa yang biasa disebut pluralisme ini di kebanyakan negara dijunjung tinggi sebagaimana hak asasi manusia. Maka segala bentuk rasisme dan pendiskreditan akan suatu perbedaan tertentu akan dikecam oleh dunia, bahkan oleh kalangannya sendiri yang masih sejalur.

Islam adalah agama yang dewasa ini paling sering disorot media internasional. Agama ini seperti tidak akan pernah habis diperbincangkan. Mainstream dunia terhadapnya pun seringkali berubah. Terkadang agama ini dianggap agama yang penuh dengan perdamaian dan rasa kasih, namun tak jarang pula agama ini distigmakan sebagai agama yang bengis dan gila perang. Hal ini tak lain adalah akibat fenomena-fenomena yang mengiringinya di atas rel panjang sejarah umat manusia ini.

(24)

Tanpa ada niat penyusun makalah untuk berpihak, istilah islamophobia sendiri merupakan refleksi atas rasa khawatir warga dunia (tidak hanya non-muslim) atas kegiatan teror beberapa orang yang mengaku dirinya jihadist Islam. Sedangkan menjadikan islamophobia sebagai dasar gerakan sosial yang mendiskreditkan kelompok atau golongan tertentu sama sekali tidak bias dibenarkan.

Di Jerman islamophobia sebenarnya sudah lama ada sebagai gambaran atas ketakutan warga negaranya atas peristiwa 11 September 2011 di Amerika. Terlebih lagi ketika muncul negara-negara Islam yang totaliter. Namun islamophobia menjadi kehebohan tersendiri ketika dibentuk PEGIDA (Patriotische Europaer Gegen die Islamisierung des Abendlandes).

Gerakan ini secara mencolok menstigmakan Islam sebagai agama yang immoral dan bengis. Hal ini tentunya berlawanan dengan cita-cita negaranya semakin bertambah. Saat demonstrasi pun tak kurang dari puluhan ribu warga yang berbaris menyuarakan pesan-pesan anti-Islam.

Gerakan yang berawal dari dan berpusat di kota Dresden ini seolah mendapatkan bahan bakar yang melimpah setelah terjadi penyerangan terhadap majalah Charlie Hebdo di Perancis. Kebetulan majalah ini seringkali melecehkan Muhammad yang menjadi pribadi teladan umat muslim. Sehingga kebetulan pula yang melakukan penyerangan (penembakan) di Charlie Hebdo tersebut juga seorang muslim.

Fokus utama barisan PEGIDA saat ini adalah kebijakan mengenai imigrasi di Jerman. Hal ini berkaitan dengan banyaknya imigran muslim di Jerman. Namun kota Dresden yang menjadi pusat kegiatan anti-Islam ini adalah kota dengan imigran paling sedikit di Jerman. Hal ini pula lah yang disinyalir menjadi faktor utama atas besarnya partisipasi masyarakat kota tersebut dalam demonsrasi-demonstrasi yang diadakan PEGIDA..

(25)

yang menyebut PEGIDA dan AfD merupakan bagian dari neo-nazi yang sewaktu-waktu bias berdampak buruk pada ketenangan dan ketenteraman Jerman.

Selain itu muncul gerakan anti PEGIDA yang menuntut hak-hak seorang muslim yang juga sama sebagai warga negara Jerman. Mereka menentang keras sikap PEGIDA yang serta merta menganggap Islam secara keseluruhan sebagai agama yang intoleran. Padahal apa yang menjadi sandaran pahamnya hanyalah beberapa kesalahan yang dilakukan segelintir umat muslim. Hal ini tentunya wajar sebagaimana islamophobia yang muncul karena takut akan terorisme Islam, tentunya setelah muncul PEGIDA akan ada gerakan umat muslim anti PEGIDA yang takut hak-haknya dirampas.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

KBRI Berlin. 2011. Jerman Selayang Pandang. http://dwpbaru.kbriberlin.de/?pag e_id=10 [ 7 maret 2015]

DW. 2008. Jerman Dalam Statistik. http://www.dw.de/jerman-dalam-statistik/a-5505934 [ 7 maret 2015]

Kusuma Dwi, Nata. 2013. Jerman Sebagai Negara Mayoritas Islam : Pro Dan Kontra Terhadap Perkembangan Islam Di Jerman Serta Menyebarnya Islam Phobia. Skripsi. FISIP Universitas Jember [7 maret 2015]

Aji, Bayu. 2012. Gejala Islamopobia Di Eropa Daratan. FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 1-2 [ 7 maret 2015]

Singarimbun, Masri; Effendi, Sofyan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta, LP3ES.

Allen, C. 2001. Islamophobia in the Media Since September 11th. Working Paper for a Conference on Exploring Islamophobia, Deepening Our

Understanding of Islam and Muslims. 29th May 2009, University of Westminster, London.

(27)

http://www.jurnalislam.com/islamphobia/read/9/kelompok-anti-islam- http://uk.reuters.com/article/2015/01/14/uk-germany-islam-idUKKBN0KN1M520150114 [8 Maret 2015]

www.todayszaman.com/national_german-turkish-ngos-condemn-growing-islamophobia-in-germany_368431.html [8 Maret 2015]

http://uk.reuters.com/article/2015/01/14/uk-germany-islam-idUKKBN0KN1M520150114 [8 Maret 2015]

Thousands Rally Against Islamophobia In Germany. 2015. http://www.france24.c om/en/20150113-thousands-rally-against-islamophobia-germany-angela-merkel-pegida/ [8 Maret 2015]

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan basic configurasi router ini adalah administrator melakukan konfigu- rasi router yang meliputi hostname penamaan dari router itu sendiri, interface Memberikan

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian kunyit terhadap beberapa komponen darah dan pertumbuhan pada ayam broiler yang

Dalam  terminologi  yang  digunakan oleh  Pemerintah  secara  resmi,  konsep kerukunan  hidup  beragama  mencakup  3 kerukunan.  yaitu  :  kerukunan  intern 

Berdasarkan hasil uji beda rataan penerapan beberapa jarak tanam dan sistem tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah biji hampa per plot tanaman padi, dimana jumlah biji

· Virus, pada aglaonema ditandai dengan daun yang berubah menjadi kekuningan atau menjadi keriting, perubahan tersebut karena virus dapat menghancurkan klorofil dan

Dalam penelitian ini, peneliti lebih menitikberatkan pada aspek tekstual kedua objek penelitian, yaitu unsur-unsur yang ada di dalamnya dan perbandingan antarkeduanya yang

Keterangan: Pada PPK ini setiap pelayanan/tindakan diberikan kode dalam kurung kurawal { }, yang menunjukkan bahwa tindakan tersebut dapat dilakukan sesuai dengan tingkat

Selanjutnya digunakan untuk menganalisis dan mendesain skenario zonasi dari berbagai tipologi yang berbeda guna menemukan zonasi LP2B dan LCP2B dengan tingkat