SISTEM MERIT DALAM MANAJEMEN
ASN DI DAERAH
(Dalam Koridor UU 5/2014 dan UU 23/2014)
Oleh :
MADE SUWANDI Msoc.sc, Ph.D
Komisioner Aparatur Sipil Negara (KASN)
HP 0816914482EMAIL: made_suwandi@yahoo.co.id
2
TATARAN FILOSOFIS
1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah?
a. Untuk menciptakan “Law and Order” (ketentraman
dan ketertiban)
b. Untuk menciptakan “welfare” (Kesejahteraan)
a. Wilayah negara terlalu luas
b. Menciptakan kesejahteraan secara demokratis
2. Kenapa Perlu Ada Pemerintah Daerah ?
TNI/POLRI dewan pertimbangan KY UUD 1945 Kementerian Negara PUSAT DAERAH TUN Militer Agama Umum Lingkungan Peradilan KAB/KOTA DPRD KDH KPU BANK SENTRAL DPR MPR DPD PERWAKILAN BPK PROV PRESIDEN/ WAPRES MA MK BPK DPRD KDH PROVINSI
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3
LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF
GUBERNUR
WAKIL SEKDA BAPPEDA (unsur perencana) Ps 150 (2) SET DPRD (unsur pelayanan) INSPEKTORAT (unsur pengawas) ( PP 79/2005)DPRD
Provinsi
Ps. 121 Ps. 124 Ps. 125 Ps. 123Pola Organisasi Perangkat Daerah.
DINAS DRH (unsur pelaksana) LTD (BADAN,KTR & RSD) (unsur penunjang) Garis komando Garis koordinasi Garis pertanggungjawaban STAF AHLI LEMBAGA LAIN
(pelaks per UU)
10
BUPATI/ WALIKOTA/WAKIL SEKDA BAPPEDA (unsur perencana) Ps 150 (2)
SET DPRD
(unsur pelayanan) INSPEKTORAT (unsur pengawas) ( PP 79/2005)DPRD
Kab/Kota
Ps. 121 Ps. 124 Ps. 125 Ps. 123 LEMBAGA LAIN (pelaks per UU)LTD
(BADAN,KTR & RSD) (unsur penunjang) KECAMATAN Ps. 126 KELURAHAN/ DESA Ps. 127 Garis komando Garis koordinasi Garis pertanggungjawaban DINAS DRH (unsur pelaksana) STAF AHLI11
8/5/16 56
KONSEP HDI
1. KONSEP HDI DIKEMBANGKAN OLEH EKONOM
PAKISTAN MAHBUB UL HAQ PADA TAHUN 1990
DANSEJAK TAHUN 1993 DIPERGUNAKAN UNDP DALAM MENYUSUN HUMAN DEVELOPMENT REPORT
2. HDI MENGUKUR 3 DIMENSI DASAR DARI HUMAN DEV:
1. A LONG AND HEALTHTY LIFE MEASURED BY LIFE
EXPECTANCY AT BIRTH
2. KNOWLEDGE MEASURED BY ADULT LITERACY (70%) AND
THE COMBINED PRIMARY, SECONDARY AND TERTIARY GROSS ENROLLMENT RATIO (30%)
3. DECENT STANDARD OF LIVING AS MEASURED BY GDP
PER CAPITA AT PURCHASING POWER PARITY IN US $
3. DENGAN MENGETAHUI HDI AKAN MENENTUKAN RANKING KESEJAHTERAAN SUATU BANGSA
DIBANDINGKAN BANGSA2 LAINNYA
7
RANKING INDONESIA
DARI 179 NEGARA YG DISURVEY 2006 (ISSUED 18 DECEMBER 2008) RANKING ADALAH: 1. ICELAND 0,968 2. NORWAY 0,968 3. CANADA 0,967 4. AUSTRALIA 0,965 8. JAPAN 0,956 15. USA 0,950 21. UK 0,942 25. KORSEL 0,928 27. BRUNEI 0,919 28. SINGAPORE 0,918 63. MALAYSIA 0,823 81. THAILAND 0,786 102. PHILIPPINE 0,745 109. INDONESIA 0,726
CATATAN: TAHUN 2009 INDONESIA RANKING 111
TAHUN 2010 INDONESIA RANKING 108 dari 169 NEGARA
BREAKING NEWS !!!!!!!
TAHUN 2011 RANKING IPM/HDI
INDONESIA MELOROT TAJAM
MENJADI:
RANKING KE 124 DARI 187
NEGARA DGN NILAI 0,617
(Media Indonesia Jumat 4/11/2011)
K E B I J A K A N
D E S E N T R A L I S A S I
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Pembentukan Daerah
Otonom
PUSAT
DAERAH
Pasal 9
Penyerahan Urusan
Pemerintahan
Pasal 21 8/5/16 8
ELEMEN DASAR PEMERINTAH DAERAH
1. KEWENANGAN (URUSAN PEMERINTAHAN)
2. KELEMBAGAAN (SOTK)
3. PERSONIL
4. KEUANGAN DAERAH
5. PERWAKILAN (KEPALA DAERAH + DPRD)
6. PELAYANAN PUBLIK
7. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (BINWAS)
8/5/16 9ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN
URUSAN PEMERINTAHANABSOLUT
(Mutlak urusan Pusat)
CONCURRENT
(Urusan bersama
Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)
PILIHAN/OPTIONAL
(Sektor Unggulan) WAJIB/OBLIGATORY (Pelayanan Dasar)
SPM
(Standar Pelayanan Minimal)
- Pertahanan - Keamanan - Moneter - Yustisi
- Politik Luar Negeri - Agama
Contoh: kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, dan perhubungan
Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dsb
11
URUSAN2 PEMERINTAHAN YG
DIOTONOMIKAN
1. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2. KESEHATAN
3. LINGKUNGAN HIDUP 4. PEKERJAAN UMUM 5. PERTANIAN
6. KETAHANAN PANGAN
7. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 8. KEPENDUDUKAN
9. KELUARGA BERENCANA 10. SOSIAL
11. NAKERTRANS
12. PERUMAHAN RAKYAT
13. KETENTRAMAN KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
14. PERHUBUNGAN
15. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 16. PENATAAN RUANG
17. PERTANAHAN 18. KEHUTANAN
12
SEKTOR2 TERKAIT OTDA ……
19 KOMINFO
20 KOPERASI , USAHA KECIL DAN MENENGAH
21 PENANAMAN MODAL
22 PEMUDA DAN OLAH RAGA
23 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 24 STATISTIK
25 PERSANDIAN 26 PERPUSTAKAAN 27 ARSIP
28 KELAUTAN DAN PERIKANAN
29 PARAWISATA DAN EKONOMI KREATIF 30 ENERJI DAN SUMBER DAYA MINERAL 31 PERDAGANGAN
32 PERINDUSTRIAN
0
20
40
60
80
100
1
19
37
55
73
91
109
127
145
163
181
199
PROSENTASE BIAYA PERSONIL THD APBD (N=220)TH 2003
RATA-RATA=50,3 %
50,3%
TRANSFORMASI BIROKRASI &
14 RULE BASED BUREAUCRACY PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY DYNAMIC GOVERNANCE2013
2018
2025
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN MANAJEMEN SDM PENGEMBANGAN POTENSI HUMAN CAPITALPENGELOLAAN SDM APARATUR
BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN DAN MELAYANISTRATEGI REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
15 1. Makro : Kerangka Regulasi Nasional UU Kementerian Negara UU Pelayanan Publik UU Aparatur Sipil Negara UU Administrasi Pemerintahan RUU Sistem Pengawasan Internal Pemerintah 9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi 1. Penataan Struktur Organisasi Pemerintah 2. Penataan Jumlah dan Distribusi PNS 3. Pengembangan Sistem Seleksi danPromosi
Secara Terbuka
4. Peningkatan Profesionalisasi PNS 5. Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasi 6. Peningkatan Pelayanan Publik 7. Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur 8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri 9. Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur 2. Mikro : Program/ kegiatan pd angkat Instansi (K/L dan Pemda)KOMPOSISI ASN BERDASAR JABATAN
Guru 1.765.410 40,35 % Medis 31.754 0,73 % Paramedis 303.754 6,94 % JF Lainya 222.093 5,08 % JF Umum 2.003.151 45,79 % J Struktural 48.847 1,12 % TOTAL 4.375.009 100, %HONORER
: • 2005-2009 = 935.907 • 2013-2014 = 242.235 TOTAL HONORER: 1.178.142 (27% PNS NASIONAL)JPT= 0,27%
1. Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Manajemen PNS
2. Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Manajemen PPPK
3. Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Penilaian Kinerja dan Disiplin 4. Rancangan Peraturan Pemerintah
Tentang Penggajian dan Tunjangan
5. Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua
6. Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Korps Pegawai ASN
1. PEGAWAI NEGERI SIPIL
2. PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara 1. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Jafung Keterampilan: a) Penyelia; b) Mahir; c) Terampil; d) Pemula 2. Jabatan Administrasi 3. Jabatan Fungsional Pratama, Madya, Utama Administrator, Pengawas, Pelaksana Jafung Keahlian : a) Utama; b) Madya; c) Muda; d) Pertama
AMANAT UU ASN
STATUS: PPKOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
Unsur pemerintah dan/atau non-pemerintah, yang terdiri: § 1 orang Ketua merangkap anggota. § 1 orang Wakil Ketua merangkap anggota § 5 orang anggota Mewujudkan: § Sistem Merit § ASN yg profesional § Pemerintahan yg efekaf, efisien, terbuka, & bebas KKN; § ASN yg netral; § Profesi ASN yg dihormaa; § ASN dinamis & berbudaya.Tugas: menjaga
netralitas;
melakukan
pengawasan atas
pembinaan profesi;
dan melaporkan
hasilnya kepada
Presiden
Fungsi: mengawasi norma
dasar, kode eak dan kode
perilaku ASN, serta
penerapan Sistem Merit
§ Mengawasi proses pengisian JPT; § Penerapan asas, nilai dasar, serta kode eak dan kode perilaku (mengawasi dan mengevaluasi serta meminta informasi, memeriksa dan klarifikasi laporan pelanggaran)Presiden selaku pemegang kekuasaan teranggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan MENETAPKAN pengangkatan, pemindahan, dan pemberhenaan pejabat selain pejabat pimpinan anggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada: – Menteri di kementerian; – Pimpinan lembaga di LPNK; – sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS; – gubernur, di provinsi; dan – bupaa/walikota, di kabupaten/kota.
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
MANAJEMEN ASN
Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhenaan Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN
di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat LN, sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.
• Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
• Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
• Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhenaan Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.
Pejabat yang Berwenang
20
Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhenaan Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Melakukan rekrutmen, seleksi dan prioritas berdasarkan
kompeZsi yang terbuka dan adil
;
2. Memperlakukan PNS secara adil dan setara;
3. Memberikan remunerasi yang setara dengan pekerjaan dan
menghargai kinerja
;
4. menjaga standar yang anggi
5. mengelola PNS secara efekaf dan efisien;
6. Mempertahankan/memisahkan PNS berdasarkan kinerja ;
7. Memberikan kesempatan PNS mengembangkan kompetensi
8. Melindungi PNS dari poliZk
;
9. PNS diberi perlindungan dari hukum yang adak adak adil dan
adak terbuka.
SISTEM MERIT
21TAHAPAN PEMBANGUNAN
EKONOMI INDONESIA
22
Threshold USD 12.000
WORLDWIDE GOVERNANCE
INDICATORS
Government Effectiveness
23 KASN
Negara dengan Penduduk terbesar ke 4 di Dunia
4.362.805 PNS Sumber: BKN, Des 2013Penduduk: 237 Juta
(2010 sensus)Jumlah PNS: 4.362.805
No Negara RASIO (%) 1 MYNMAR 0,7 2 CAMBODIA 1,2 3 LAOS 1,8 4 THAILAND 1,9 5 INDONESIA 1,9 6 VIETNAM 2,1 7 SINGAPORE 2,5 8 PHILIPINES 2,9 9 MALAYSIA 3,7 10 BRUNAI DARUSSALAM 11,4• mewujudkan Aparatur Sipil
Negara yang memiliki
integritas, profesional,
melayani dan sejahtera.
VISI
• memindahkan Aparatur Sipil
Negara dari Comfort Zone ke
Competitive Zone
MISI
V
ISI DAN MISI ASN
26
Meningkatkan:
§
Independensi dan Netralitas
§
Kompetensi
§
Kinerja/ Produktivitas Kerja
§
Integritas
§
Kesejahteraan
§
Kualitas Pelayanan Publik
§
Pengawasan Dan Akuntabilitas
TUJUAN UTAMA UU ASN
27
ASN
Manajemen PNS meliputi:
a. Penyusunan dan penetapan
kebutuhan;
b. Pengadaan;
c. Pangkat dan jabatan; d. Pengembangan karier; e. Pola karier;
f. Promosi;
MANAJEMEN PNS
28
g. Mutasi;
h. Penilaian kinerja
i. Penggajian dan tunjangan; j. Penghargaan;
k. Disiplin;
l. Pemberhentian;
m. Pensiun dan tabungan hari tua; dan
n. Perlindungan.
§
Pengembangan “sistem merit ” dalam kebijakan
dan manajemen ASN dengan ciri-ciri sbb.:
§ Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif
§ Menerapkan prinsip fairness
§ Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja
§ Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan
publik
§ Manajemen SDM secara efektif dan efisien
§ Melindungi pegawai dari intervensi politik & dari tindakan kesewenang-wenangan.
PRINSIP DASAR UU ASN
29
Sistem Merit adalah kebijakan dan
m
anajemen SDM Aparatur yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar, tanpam
embedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.l
Diskriminatif (SARA dan gender)
l
Kolusi, nepotisme, dan favoritisme
l
Menghalangi hak konstitusional
l
Mempergunakan aktivitas politik yang koersif
l
Menghalangi hak untuk berkompetisi
LARANGAN DALAM
SISTEM MERIT
30
Kementerian PAN & RB
l Perumusan dan penetapankebijakan,
l Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan,
l Pengawasan atas pelaksanaan
kebijakan ASN;
BKN
l Penyelenggaraan manajemen ASN
l Pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan NSPK (norma, standar, prosedur, kriteria) manajemen ASN
(pengelolaan pegawai ASN)
KEWENANGAN &
OTORITAS LEMBAGA
KASN
• Monitoring, evaluasi kebijakan
manajemen SDM (dgn rekomendasi mengikat) untuk menjamin penerapan sistem merit
• Pengawasan penerapan asas, kode etik, dan kode perilaku ASN
LAN
• Peneliaan, pengkajian kebijakan manajemen ASN, • Pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan & pelaZhan ASN 31 KASN§ Sebagai Lembaga Non
Struktural, Mandiri, bebas dari intervensi politik;
§ Tujuan: mewujudkan Sistem
Merit ASN yang profesional, dan berfungsi sebagai perekat NKRI;
§ Menjaga netralitas, melakukan
pengawasan atas pembinaan profesi dan melaporkan hasil kepada Presiden;
32
§ Wewenang: mengawasi proses pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi;
§ Keanggotaannya : dari unsur Pemerintah dan/atau Non Pemerintah
§ Tidak ada perwakilan di daerah.
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
§
FUNGSI UTAMA – PENGAWASAN:
§ MENGAWASI PELAKSANAAN NORMA DASAR,
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN SERTA
§ MENGAWASI PENERAPAN SISTEM MERIT
DALAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN SDM
PADA INSTANSI PEMERINTAH (PUSAT DAN
DAERAH)
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
33
JENIS JABATAN ASN
35 KASN
•
Sifat Dasar pengisian: Dilakukan secara kompetitif dan
terbuka dikalangan PNS
•
Seleksi: dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi yang
dipilih dan diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berkoordinasi dengan KASN;
•
Proses Pengisian jabatan:
•
Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada
tingkat nasional,
•
Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat
nasional, propinsi, atau antar intansi dalam 1 (satu)
kabupaten/kota.
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN
TINGGI
36
TUJUAN, PRINSIP & SASARAN
PEGISIAN JABATAN PIMPINAN
TINGGI
37 KASN
KOMPOSISI ASN BERDASARKAN JABATAN
38 KASN
TATA CARA PENGISIAN JPT
l
Jabatan yang akan diisi
l
Standar kompetensi dan
persyaratan jabatan
l
Susunan Pansel dan
biodata anggota (45-55)
l
Metoda/proses seleksi
l
Jadwal pelaksanaan
seleksi
39 KASNPEMBENTUKAN PANSEL
40 KASN
PENGISIAN JPT PRATAMA
Pembentukan Pansel Pelaksanaan Seleksi Rekomendasi 3 nama calon Penetapan pejabat oleh PPKCatatan:
Untuk jabatan Sekda
Kabupaten/Kota,
sebelum ditetapkan
PPK berkoordinasi
dengan Gubernur
41PENGGANTIAN JPT
l
PPK dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama
2 tahun setelah pelantikan kecuali apabila ybs melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi
memenuhi persyaratan jabatan
l
Penggantian Pejabat Pimpinan Tinggi utama dan madya
sebelum 2 tahun harus dengan persetujuan Presiden
l
JPT hanya dapat diduduki selama 5 tahun dan dapat
diperpanjang berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian
kompetensi, dan berdasarkan kebutuhan instansi setelah
mendapat persetujuan PPK dan berkoordinasi dengan
KASN.
42 KASN
SEKALI LAGI: SISTEM MERIT
lSistem merit adalah sistem dimana proses rekrutmen dan
promosi pegawai didasarkan pada kemampuan dalam
melaksanakan tugas, dan bukan karena koneksi politik atau
alasan lainnya.
l
Sistem merit menekankan pada ability, knowledge, skill and
performance.
l
Sistem merit merupakan lawan dari spoil system.
l
Penerapan sistem merit dapat mewujudkan transparansi dalam
pembinaan karier, mendorong kompetisi yang sehat, sehingga
tidak akan ada lagi kesan like or dislike dalam mempromosikan
seorang pegawai untuk menduduki suatu jabatan.
l
Untuk low trust society, sistem merit dijamin melalui ujian
secara terbuka dan transparan.
43 KASN
PRINSIP-PRINSIP DALAM
SISTEM MERIT
1.
Rekrutmen, promosi berdasarkan ability, knowledge,
and skills serta kualifikasi pada pengangkatan awal.
2.
Kompensasi harus layak dan adil.
3.
Diklat untuk menjamin kualitas yang tinggi.
4.
Pegawai dipertahankan karena kinerja mereka yang
memuaskan, bagi yang tidak memadai harus dikoreksi,
yang tidak dapat dikoreksi harus dipisahkan dari
5.
Pegawai harus diperlakukan secara adil dalam semua
aspek.
6.
Pegawai harus dilindungi dari tindakan coersion dan
dilarang untuk menggunakan kewenangannya untuk
kepentingan politik , kelompok dan pribadi.
44 KASN
KONSEKUENSI DARI
SISTEM MERIT
l
Semua jabatan harus memiliki standar
kompetensi, uraian tugas, target kinerja,
indikator penilaian kinerja, serta mekanisme
penilaian kinerja.
l
Setiap pegawai harus memahami tugasnya,
target kinerja, bagaimana kinerjanya dinilai,
hasil penilaian, serta kaitan antara kinerja
dengan remunerasi dan karier.
45 KASN
IMPLIKASI BAGI INSTANSI
1.
Penataan jabatan ( restructuring dan rightsizing)
agar semua jabatan jelas kontribusinya terhadap
pencapaian target kinerja organisasi.
2.
Penyusunan kualifikasi, standar kompetensi, target
kinerja untuk setiap jabatan
3.
Penerapan sistem penilaian kinerja yang obyektif
dan transparan
4.
Penyempurnaan sistem remunerasi
5.
Penempatankembali pegawai
6.
Penyusunan rencana pengembangan karier,
termasuk program Diklat
46 KASN
Tindak Lanjut Keputusan
KASN
47 Hasil pengawasan KASN Tidak ada pelangaran PPK dan PyB wajib menindaklanjua Keputusan KASN: pelanggaran kode eZk dan kode perilaku Pegawai ASN DiZndaklanjuZ Tidak DiZndaklanjuZKASN merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan sanksi terhadap PPK dan PyB yang melanggar prinsip Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sanksi sebagaimana dimaksud berupa: a. peringatan; b. teguran; c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran; d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan e. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ada pelanggaran
1.
Pelantikan yang tidak sesuai Prosedur
2.
Non Job terhadap Pejabat ASN
3.
Mutasi harus Lewat Pansel
4.
Implikasi dari Aspek Kepegawaian (legalitas
jabatan dan implikasi keuangan)
5.
Implikasi terhadap Pejabat Pembina
Kepegawaian Jo UU 23/2014 tentang Pemda
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN UU
ASN
Pasal 33
(1)
Berdasarkan hasil pengawasan yang tidak ditindaklanjuti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3), KASN
merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan
sanksi terhadap Pejabat Pembina Kepegawaian dan
Pejabat yang Berwenang yang melanggar prinsip Sistem
Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)
Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a.
peringatan; b. teguran; c. perbaikan, pencabutan,
pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau
pengembalian pembayaran; d. hukuman disiplin untuk
Pejabat yang Berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan; dan e. sanksi untuk
Pejabat Pembina Kepegawaian, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
IMPLIKASI DARI SISI UU 5/2014 TENTANG ASN
1. Pasal 78 ayat (1) Kepala Daerah/WKDH berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Permintaan sendiri
3. diberhentikan
2. Pasal 78 ayat (2) KDH/WKDH dapat diberhentikan karena:
1. Berakhir masa jabatannya
2. Berhalangan tetap berturut-turut selama 6 bulan
3. Melanggar sumpah janji
4. Tidak melaksanakan kewajibannya
3. Pasal 61 ayat (2) Sumpah Janji KDH adalah menjalankan segala Undang-Undang dan
Peraturannya dgn selurus-lurusnya
4. Pasal 67 Kewajiban KDH/WKDH adalah:
1. Memegang teguh Pancasila dan UUD 1945
2. Menaati seluruh ketentuan Peraturan Perundang-undangan
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi
4. Menjaga Etika dan Norma Pelaksanaan Urusan Pemerintahan
5. Menerapkan Tata Pemerintahan Yang Baik
6. Melaksanakan Program Strategis Nasional
7. Menjalin Hub Kerja dgn Seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan Perangkat
Daerah
IMPLIKASI DARI SISI UU 23/2014 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
TERIMA KASIH
SUMATERA KALIMANTAN
JAVA