• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Audit Manajemen ASN

N/A
N/A
Hasna SR

Academic year: 2023

Membagikan "Dokumen Audit Manajemen ASN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1. Jelaskan metode pengawasan dan pengendalian manajemen ASN!

Jawab:

Pengawasan dan pengendalian manajemen ASN berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2022 tentang Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Manajemen Aparatur Sipil Negara yang disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 14 September 2022. Penetapan peraturan tersebut dalam rangka mewujudkan pengelenggaraan manajemen ASN di instansi pemeritnah yang sesuai dengan norma, standar, porsedur, dan kriteria manajemen ASN.

Berdasarkan Pasal 1 pada peraturan di atas, disebutkan bawha pengawasan dan pengendalian pelaskasanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria manajemen ASN yang selanjutnya disebut Wasdal Pelaksanaan NSPK Manajemen ASN adalah keseluruhan proses pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria manajemen aparatur sipil negara.

Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Manajemen ASN yang selanjutnya disebut NSPK Manajemen ASN adalah seluruh ketentuan peraturan perundangundangan termasuk di dalamnya petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan serta kebijakan di bidang Manajemen ASN sebagai pedoman dalam penyelenggaraan Manajemen ASN.

Oleh karena itu, wasdal dilakukan terhadap seseorang atas pelaksanaan NSPK sepanjang pelaksanaan manajemen ASN.

Terdapat 2 metode yang digunakan dalam pengawasan dan pengendalian Manajemen ASN berdasarkan PP 116/2022, yaitu metode prevetif dan metode represif.

1. Metode Preventif adalah metode yang dilakukan dengan cara-cara berupa tindakan pencegahan, yang berarti upaya agar tidak terjadi pelanggaran dalam praktik penyelenggaraan manajemen ASN pada instansi pemerintah. Metode preventif ini merupakan strategi dalam pengendalian sosial yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Beberapa cara yang dilakukan dalam metode preventif yaitu

a. Penilaian kebijakan dan pelaksanaan NSPK Manajemen ASN.

• Penilaian dilakukan melalui Indeks Implementasi NSPK Manajemen ASN yang mengukur kualitas dan ketaatan pelaksanaan NSPK Manajemen ASN pada setiap instansi pemerintah.

• Penilaian tersebut wajib mempertimbangkan hasil dari penilaian sistem merit instansi, penilaian indeks profesionalitas ASN, laporan hasil pemeriksaan BPK dan penilaian lainnya terkait tata Kelola pelaksanaan NSPK Manajemen ASN.

(2)

b. Bimbingan teknis.

Bimbingan teknis dapat dilakukan melalui bimbingan pelaksanaan manajemen ASN sesuai NSPK, pelatihan pelaksanaan manajemen ASN, atau pendampingan.

c. Konsultasi.

Konsultasi dapat dilakukan melalui diskusi kelompok terpimpin dan/atau kegiatan sejenisnya.

d. Monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui pemantauan, pengumpulan, dan/atau analisis terhadap informasi secara sistematis untuk mengetahui pelaksanaan NSPK Manajemen ASN.

e. Pemanfaatan sistem informasi pengawasan dan pengendalian.

Pemanfaatan sistem informasi pengawasan dan pengendalian dilakukan melalui penggunaan teknologi informasi dalam proses pelaksanaan Manajemen ASN dan kebijakan yang ditetapkan oleh PPK, B/B, atau pejabat lain yang ditunjuk pada Instansi Pemerintah.

2. Metode Represif adalah metode yang dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran NSPK, dengan kata lain apa bila metode preventif tidak dipatuhi dan atau ditemukannya praktik-praktik pelanggaran dalam pelaksanaan manajemen ASN di instansi pemerintah maka dilaksanakan metode represif.

Metode ini dilakukan melalui Audit Manajemen ASN. Audit manajemen ASN dilakukan oleh pejabat fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang pengawasan dan pengendalian Manajemen ASN. Terdapat 2 macam audit, yaitu audit regular dan audit investigative.

2. Jelaskan tujuan audit regular dan audit investigatif!

Jawab:

a. Audit Reguler

• Audit ini merupakan audit yang dilakukan secara rutin terhadap instansi pemerintah yang bertujuan untuk memastikan pelaksanaan Manajemen ASN telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Selain itu, tujuan audit regular adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana jalannya manajemen ASN dalam suatu instansi pemerintah, apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Pendekatan yang dilakukan dalam audit regular umumnya lebih terstruktur dan berdasarkan rencana audit yang teleh ditetapkan sebelumnya. Sifatnya yang

(3)

regular berarti bahwa audit ini dilaksanakan secara teratur, seperti setiap tahun, atau setiap semester terhadap instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

• Audit regular, meliputi

- Audit pengawasan manajemen ASN → dilakukan untuk memastikan seluruh tindak lanjut hasil Wasdal pelaksanaan NSPK Manajemen ASN telah dilaksanakan sesuai dengan NSPK Manajemen ASN.

- Audit pengendalian manajemen ASN → dilakukan untuk meninjau hasil audit pengawasan manajemen ASN yang telah dilakukan, yang berdasarkan penilaian dan pertimbangan perlu diteliti serta dilakukan tindakan lebih lanjut.

- Penjaminan mutu hasil audit manajemen ASN → dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan audit manajemen ASN telah sesuai dengan ketentuan atau tujuan yang telah ditetapkan.

b. Audit Investigatif

Audit ini merupakan proses mencari, menemukan, menyumpulkan dan menganalisis serta mengevaluasi bukti-bukti secara sistematis oleh pihak yang kompeten dhi. Auditor Manajemen ASN, untuk mengungkap fakta atau kejadian yang sebenarnya tentang indiksi penyimpangan NSPK Manajemen ASN.

Sasarannya adalah kegiatan-kegiatan atau peristiwa yang diduga di dalamnya terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku. Audit investigatif ini menjadi wajib dilakukan terhadap:

- permasalahan yang menjadi perhatian Presiden,

- permintaan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan menteri/pimpinan lembaga lain yang berkaitan dengan manajemen ASN,

- permasalahan yang menjadi perhatian publik, dan/atau - pengaduan masyarakat.

3. Jelaskan kriteria untuk dilakukan audit investigatif!

Jawab:

Audit investigatif oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) merupakan bagian dari metode represif dalam pengawasan dan pengendalian (Wasdal) implementasi Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN). Audit ini dilakukan oleh Pejabat Fungsional sesuai dengan ketentuan, yakni Auditor Manajemen ASN (Audiman).

(4)

Pelaksanaan audit investigatif ini bertujuan untuk mengungkap jika ditemukan indikasi pelanggaran. Hasil audit Manajemen ASN ini dituangkan dalam laporan hasil audit manajemen ASN dalam bentuk rekomendasi. Selanjutnya, hasil audit Manajemen ASN ini wajib ditindaklanjuti oleh instansi pemerintah terkait.

Beberapa kriteria audit investigatif, yaitu

a. Adanya temuan pelanggaran NSPK manajemen ASN pada instansi pemerintah melalui hasil wasdal pelaksanaan NSPK Manajemen ASN secara preventif dan/atau hasil audit secara regular.

Krietria ini berarti bahwa dari pelaksanaan wasdal NSPK Manajemen ASN atau hasil audit regular ditemukan suatu penyimpangan atau pelanggaran yang major, sehingga harus segera ditindaklanjuti oleh BKN dengan melakukan audit investigatif.

b. Pemeberitaan di media masa, media informasi elektronik dan/atau pengaduan dari masyarakat atas dugaan adanya pelanggaran pelaksanaan NSPK Manajemen ASN pada instansi pemerintah.

Krietria ini berarti bahwa terdapat pemberitaan di media masa, atau media informasi elektronik, atau adanya pengaduan dari masyarakat terlebih dahulu atas adanya pelanggaran yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, kemudian BKN melakukan audit investigatif untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Contoh pelaksanaan audit investigatif ini adalah audit yang dilakukan oleh BKN terhadap aduan di media sosial yang dilakukan oleh Husein Ali Rafsanjani, seorang guru muda di SMP N 2 Pangandaran terkait pungutan liar yang menjadi viral di masyarakat. Kasus ini ditangani oleh BKN melalui Kedeputian Bidang Pengawasan dan Pengendalian. Dalam menangani kasus ini berarti dilakukan sebuah audit investigatif yang termasuk dalam kriteria dari pemberitaan media masa atau elektronik yang berupa pengaduan masyarakat dhi. ASN itu sendiri, atas dugaan adanya pungutan liar yang melanggar NSPK Manajemen ASN pada instansi pemerintah.

c. Perintah Pembina audit Manajemen ASN atau pejabat yang berwenang di bidang pengawasan dan pengendalian atas dugaan adanya pelanggaran NSPK Manajemen ASN pada instansi pemerintah.

Kriteria ini berarti bahwa audit investigasi dilakukan karena adanya perintah dari Pembina Audit Manajemen ASN atau pejabat yang berwenang di bidang pengawasan dan pengendalian atas dugaan adanya pelanggaran NSPK Manajemen ASN pada suatu instansi pemerintah.

(5)

Contohnya adalah Audit Tujuan Tertentu (ATT) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas permasalahan Aparatur Sipil Negara (ASN) non aktif yang diduga menimbulkan kerugian keuangan Negara/Daerah, audit ini kemudian juga ditindaklanjuti oleh BKN dalam memastikan data-data kepegawaian yang benar dan valid untuk penyelesaian kasus tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Hasil Audit Akhir adalah media penyampaian hasil audit kepada pejabat yang berwenang dan pihak-pihak yang berkepentingan secara tertulis dengan tujuan

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh

(2) Dalam hal pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas Bupati Banjar dapat menunjuk pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan

Pengawasan internal dilakukan oleh komite audit., Pengawasan hanya dari internal perusahaan tidak cukup untuk menjamin proses audit yang dilakukan perusahaan

(3) Audit Manajemen ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pejabat fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan

Salah satu tugas pemerintahan di bidang pengawasan yang dilaksanakan oleh BPKP adalah penugasan bidang investigasi yang meliputi audit investigatif, audit dalam

Yaitu: review dan pengujian pengendalian manajemen pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit,dengan tujuan untuk

Dasar dari dilakukannya kekuatan pembuktian audit investigasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagai keterangan ahli dalam penanganan tindak pidana korupsi ialah sebagai