• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

Optimalisasi Pengelolaan Limbah Medis Ruang UGD Melalui Tempat Penyediaan Wadah Pemusnahan Limbah Medis di Puskesmas Asera Kecamatan Asera

Kabupaten Konawe Utara

Oleh :

ACENG YUNISAR,AMKL.

NDH : A/03

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II ANGKATAN XXV1

TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2021

(2)

26

(3)

26

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta kasih Sayang-Nya yang tak terhingga sehingga penulisan Laporan Hasil Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi Optimalisasi Pengelolaan Limbah Medis Ruang UGD Melalui Tempat Penyediaan Wadah Pemusnahan Limbah Medis di Puskesmas Asera Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara” sebagai syarat Latsar CPNS Golongan II Angkatan XXVI Lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe Utara Tahun 2021 dapat dirampungkan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Kegiatan Aktualisasi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan yang sumbernya dari keterbatasan penulis baik dari aspek pengetahuan, tenaga maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik dan membangun sangat diharapkan dari semua pihak terkait, demi kesempurnaan laporan rancangan aktualisasi ini ketahapan pelaksanaan selanjutnya.

Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Kepala Puskesmas Asera, ISHAK.SKM selaku mentor yang memberikan petunjuk dan arahan selama melaksanakan kegiatan aktualisasi.

2. Bapak GAFARUDDIN,SE.,M.Si selaku coach yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi dan menyelesaikan laporan ini.

3. Ibu Dra.ZANURIAH,M.Si, M.Pd selaku penguji yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk pelaksanaan kegiatan sehingga dapat terlaksana dengan lebih baik.

4. Seluruh Widyaswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

5. Keluarga dan Orang tua yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan selama kegiatan ini 6. Seluruh Keluarga Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XXVI,XXV11 dan XXVIII Tahun

2021 yang memberi banyak kesan persahabatan dan persaudaraan ,satu rasa dan satu tujuan untuk menjadi PNS 100%

Kendari, November 2021

ACENG YUNISAR,AMKL

(5)

iv DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

Lembar Persetujuan...ii

Lembar Pengesahan ………..iii

Kata Pengantar...iv

Daftar Isi...vi

Daftar Tabel...viii

Daftar Gambar………....ix

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Tujuan...2

1.3. Manfaat... ………....2

1.4. Ruang Lingkup... ………….3

1.5. Waktu Dan Tempat... ...3

BAB II Umum Organisasi Dan Konsepsi Nilai-Nilai Dasar, Kedudukan Dan Peran Asn 2.1. Gambaran Umum Organisasi...4

2.1.1. Kedudukan Organisasi...4

2.1.2. Visi Misi Organisasi... …….4

2.1.3. Nilai Organisasi Puskesmas...5

2.1.4. Struktur Organisasi...6

2.1.5. Tugas Dan Fungsi Organisasi...7

2.1.6. Tugas Pokok... ………7

2.1.7. Data Sumber Daya Unit Kerja Dan Data-Data Isu Yang Di Angkat……….8

2.2. Konsepsi Nilai Dasar Kedudukan Dan Peran Asn 2.2.1. Akuntabilitas... ...11

2.2.2. Nasionalisme...14

2.2.3. Etika Publik...17

2.2.4. Komitmen Mutu... ...20

2.2.5. Anti Korupsi...22

2.3. Peran Dan Nilai Kedudukan Asn 2.3.1. Manajemen Asn...24

2.3.2. Wog...25

2.3.3. Pelayanan Publik...24

3.1. Identifikasi Masalah Dan Penetapan Isu 3.1. Identifikasi Isu………...27

3.2. Keterkaitan Isu………...31

BAB III Rancangan Kegiatan Aktualisasi 3.1. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu...32

(6)

v

3.2. Indikator Keberhasilan...38

1.3 Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan...38

1.4 Kemungkinan/Indikasi Terjadinya Hambatan………...38

1.5 Antisipasi Mengatasi Kegagalan/Hambatan………38

1.6 . Analisis Dampak Isu Jika Tidak Di Selesaikan………...38

1.7 . Faktor-Faktor Penyebab Isu Jika Tidak Di Selesaikan………....38

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI………..40

4.1 Kendala dan Antisipasi ………..40

4.2 Hasil Aktualisasi……….42

BAB V PENUTUP………..64

DAFTAR PUSTAKA ……….65 LAMPIRAN

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan keadaan ruangan puskesmas asera ...8

Tabel 2. Jumlah tenaga puskesmas asera ...9

Tabel 3. Identifikasi Isu ... ... 27

Tabel 5. Analisis APKL untuk menentukan isu prioritas...28

Tabel 6. Perumusan dan Penetapan Isu Metode USG ...31

Tabel 7. Rancangan kegiatan ...32

Tabel 8. Jadwal kegiatan ...39

Tabel 9. Capaian Pelaksanaan Aktualisasi ...41

Tabel 10. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi...45

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diskusi rancangan aktualisasi ………...46

Gambar 1.2 Mendengarkan saran dan masukkan langsung oleh pimpinan………...47

Gambar 1.3 Konsultasi oleh pimpinan………...48

Gambar 1.4 Tempat Sampah……….50

Gambar 1.5 Bahan ((Kantong plastik,sarung tangan)………...51

Gambar 1.6 Tempat Pemusnahan Limbah Medis………...…..51

Gambar 1.7 Menyiapkan undangan Rapat………....53

Gambar 1.8 Menyiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan pertemuan lintas program...54

Gambar 1.9 Pertemuan lintas program………..55

Gambar 2.1 Tempat pewadahan limbah………....57

Gambar 2.2 Wadah limbah disimpah diruang UGD………....58

Gambar 2.3 Kegiatan pengumpulan limbah………..59

Gambar 2.4 Pengumpulan limbah Medis dan Non Medis………60

Gambar 2.5 Pengangkutan limbah medis plastik dalam hal ini yang mudah terbakar akan dilakukan pembakaran ………..61

Gambar 2.6 Pemusnahan limbah medis………62

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas d

alam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kondisi ideal tata perilaku ASN diatur dengan detail dalam UU ASN Nomor 05 tahun 2014 pasal 3 yaitu bertingkah laku sesuai nilai dasar, berkode etik, komitmen, integritas, tanggung jawab pada pelayan publik, berkompeten dan professional dalam bertugas.

Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem optimalisasi kesehatan. Optimalisasi Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mecegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan optimalisasi kesehatan. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan (Permenkes No 13 Tahun 2015 Pasal 1).

Pada Pasal 2 menjelaskan tentang; Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam bentuk: (1) Konseling. (2) Inspeksi Kesehatan Lingkungan, (3) Melaksanakan Intervensi Kesehatan Lingkungan. Alasannya memperbaiki atau mengendalikan pencemaran lingkungan.

Kondisi Sebelum Aktualisai menjadi tugas dan fungsi adalah: (1) kurang tersedianya pengelolaan limbah medis UGD di Puskesmas Asera, (2) kurangnya

(10)

2

penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), (3) rendahnya pemberian Abate pada penampungan air di masyarakat, (4) Rendahnya kesadaran siswa SD akan pentingnya stop buang air sembarang tempat

Kondisi Setelah Aktualisasi dari permasalahan diatas adalah: (1) tersedianya pengelolaan limbah medis UGD di Puskesmas Asera, (2) terpenuhinya penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), (3) meningkatnya pemberian Abate pada penampungan air di masyarakat,(4). Rendahnya kesadaran siswa SD akan pentingnya stop buang air sembarang tempat

Berdasarkan uraian diatas, timbulah masalah yang seharusnya tercapai tetapi kenyataannya tidak tercapai dalam hal ini terjadi kesenjangan yaitu 1) belum optimalnya pengelolaan limbah m edis UGD di Puskesmas Asera, 2) belum terpenuhinya penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), 3) Kurangnya pengadaan abatesasi diPuskesmas Asera,(4).Rendahnya kesadaran siswa SD akan pentingnya stop buang air sembarang tempat

Berdasarkan kondisi dan masalah tersebut diatas, penulis menentukan tema Optimalisasi Pengelolaan Limbah Medis Ruang UGD Melalui Tempat Penyediaan Wadah Pemusnahan Limbah Medis di Puskesmas Asera Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara.

1.2 Tujuan Umum Dan Khusus 1. Tujuan umum

Teraktualisasinya nilai-nilai profesi ASN yang meliputi,ANEKA yaitu,Akuntabilitas,Nasionalisme,Etika Publik,Komitmen Mutu,Anti Korupsi dalam setiap tahapan kegiatan sebagai tenaga Sanitarian Terampil

2. Tujuan Khusus

Terwujudnya pemahaman petugas UGD Tentang tersedianya wadah pemilahan limbah medis

1.3 Manfaat Aktualisasi

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya tentang nilai- nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dalam melaksanakan tugas sebagai seorang sanitarian.

(11)

3

2. Manfaat bagi Puskesmas adalah dapat meningkatkan proses pengelolaan limbah medis UGD sehingga dapat meminimalisir tingkat pencemaran.

3. Manfaat bagi masyarakat adalah masyarakat dapat terhindar dari pencemaran limbah medis yang mengandung bakteri, virus.

1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi

Dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi ini menghubungkan kegiatan yang melingkupi nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta nilai Pelayanan Publik, Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Whole Of Government (WOG) dengan Pelayan Kesehatan Lingkungan Guna Mewujudkan penyehatan, pengamanan dan pengendalian terhadap limbah medis.

Adapun pembatasan pada kegiatan ini adalah akan dilakukannya tindakan penyehatan, pengamanan, pengendalian terhadap limbah medis dalam hal ini pengelolaan limbah medis pada ruang UGD di Puskesmas Asera Kabupaten Konawe Utara.

1.5 Waktu dan Rencana Kegiatan

Waktu rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan adalah pada tanggal 4 Oktober s/d 9 November, yang akan dilaksanakan di Puskesmas Asera Kabupaten Konawe Utara.

(12)

4 BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS ASERA

DAN NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1.1 Kedudukan puskesmas

Puskesmas Asera terletak di Kelurahan Asera Kecamatan Asera Kab.

Konawe utara. Puskesmas Asera berjarak kurang lebih 8 km dari Ibukota Kabupaten Konawe Utara dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit,dan berjarak kurang lebih 130 km dari Ibu kota provinsi dan dapat di tempuh kurang lebih 3 jam menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat.

- Batas - Batas Wilayah Kerja Puskesmas Asera

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Landawe Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Andowia Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Konawe Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Andowia - Batas Luas Tanah Puskesmas Asera

Depan 95 M Belakang 85 M Samping Kiri 25 M Samping Kanan 75 M

2.1.8 Visi dan Misi Puskesmas 2.1.8.1 Visi

Mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri diwilayah kerja Puskesmas Asera.

2.1.8.2 Misi

1. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk hidup sehat, 2. Memberikan Pelayanan secara prima,

3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia,

(13)

5

4. Meningkatkan akses dan keterjankauan masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan,

5. Meningkatkan optimalisasi Kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga, masyarakat, dan kemitraan.

2.1.9 Nilai organisasi Puskesmas

ASERA (Akuntabel, Sopan Santun, Empati, Ramah, Adil)

1. Akuntabel = Memberikan layanan kesehatan seesuai pedoman dan standar pelayanan yang ditetapkan serta terukur dan dapat dipertanggung jawabkan

2. Sopan santun = Menunjukkan sikap sopan santun bagi semua pelanggan

3. Empati = Empati pada kebutuhan pasien 4. Ramah = Ramah dalam memberikan layanan

5. Adil = Tidak memihak dan tidak sewenang-wenang dalam memberikan pelayanan

(14)

6 2.1.10 Srtuktur Organisasi

Gambar 1. Struktur organisasi puskesmas asera

LAYANAN PERSALINAN POSBINDU

KESEHATAN LINGKUNGAN

IMUNISASI

UKM

KEUANGAN

KEPEGAWAIAN SISTEM INFORMASI

KIA/ KB (UKP)

FARMASI

PELAYANAN GIZI UNIT GAWAT

DARURAT

PELYANAN MTBS PELAYANAN GIGI

DAN MULUT KEPALA PUSKESMAS

KASUBAG TATA USAHA

UKP

JEJARING &

JARINGANNYA

PEMERIKSAAN UMUM dr. RAYZA ASWAN

AWANTI

JARINGAN FASYANKES JEJARING

FASYANKES

PUSKESMAS KELILING

POLINDES WALASOLO

POLINDES AMOROME

BIDES KOTA MULYA

BIDES LONGEO UTAMA

BIDES AMOROME

BIDES WAWOLIMBUE

BIDES AMOROME UTAMA BIDES OHEO TRANS

BIDES UPT II AMOROME LABORATORIUM

UKM ESENSIAL DAN PUSKESMAS

UKM PENGEMBANGAN

PROMKES

KESEHATAN KERJA

KESEHATAN LANSIA

BIDES ASEMINUNULAI

(15)

7 2.1.11 Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi

Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan Optimalisasi Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan

b. Penyelenggaraan Optimalisasi Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Wilayah kerja layanan Kesehatan Puskesmas Asera terdiri dari 3 Desa. Dengan jumlah KK sebanyak 658 KK dan penduduk Penduduk Tahun 2018 sebanyak 1.108 penduduk yang terdiri dari:

Laki-laki : 1.052 orang

Perempuan : 1.056 orang

2.1.12 Tugas Pokok dan Fungsi Sanitarian

Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 7 tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Tugas dan Fungsi Sanitarian antara lain

a. Penyehatan Air;

b. Penyehatan Udara;

c. Penyehatan Tanah;

d. Penyehatan Pangan Siap Saji;

e. Penyehatan Sarana dan Bangunan;

f. Penyehatan Limbah;

g. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit;

h. Pengawasan linen ( laundry)

i. Pengawasan proses dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi j. Pengawasan kegiatan kontruksi/renovasi banguna rumah sakit

(16)

8

2.1.1.3 Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja dan data-data terkait Isu yang diangkat

2.1.2.3 Data sumber daya yang dimiliki unit kerja a) Sarana puskesmas

Puskesmas Asera dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:

1. Puskesmas Induk 1 Buah

2. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit tediri dari:

 Pustu Asemi Nunulai

 Pustu Oheo Trans

3. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 7 unit 4. Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 8 unit 5. Posyandu aktif sebanyak 10 unit 6. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 10 unit 7. Posbindu sebanyak 10 unit

8. Dukun terlatih sebanyak 2 orang 9. Kader posyandu sebanyak 50 orang 10. Perumahan Paramedis 1 unit

Puskesmas Asera merupakan Puskesmas Non Perawatan dengan kapasitas tempat tidur 8 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan dengan kapasitas tempar tidur 1 buah, Ruang Persalinan 2 buah, Ruang UGD 2 buah, Ruang Poli umum 1 buah, Ruang MTBS 1 buah, Ruang KIA 1 buah. Fungsi, ukuran dan keadaan ruangan Puskesmas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Jumlah dan keadaan ruangan puskesmas asera No. Ruangan yang Ada Ukuran (m2) Kondisi

1 Kamar Kartu 3 M2 Baik

2 Ruangan Ka. Puskesmas 5 M2 Baik

3 Ruangan Tata Usaha 5 M2 Baik

4 Ruangan KIA/KB 6 M2 Baik

5 Ruangan Pertemuan 8 M2 Baik

6 Ruangan Poli Umum 5 M2 Baik

(17)

9

7 Klinik GIZI +MTBS 5 M2 Baik

8 Ruangan Proramer / Kesling/P2M 5 M2 Baik

9 Gudang Obat 4 M2 Baik

10 Ruang Apotik 4 M2 Baik

11 Ruang Registrasi 3 M2 Baik

12 Pojok ASI 3 M2 Baik

13 Ruang IGD 8 M2 Baik

14 Laboratorium Sederhana 8 M2 Baik

15 Ruang Gudang Barang 4 M2 Baik

16 Ruang Bersalin 6 M2 Baik

b) Jumlah Pegawai

Tenaga kesehatan di Puskesmas Asera Tahun 2021 adalah sebanyak 33 orang yang terdiri dari 18 orang berstatus sebagai PNS, 16 orang berstatus sebagai tenaga sukarela yang terdiri dari tenaga Perawat, Bidan, Gizi, sopir dan Cleaning Servis. Untuk mengetahui jumlah tenaga kesehatan Puskesmas Asera dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2.2. Jumlah tenaga puskesmas asera

No Tenaga Kesehatan Jumlah

1 Dokter umum 1 Orang

2 Apoteker 1 Orang

3 S1 Kesmas 3 Orang

4 S1 Keperawatan 6 Orang

5 S1 Komputer 1 Orang

6 S I Gizi 1 Orang

7 DIV Kebidanan 2 Orang

8 DIII Keperawatan 4 Orang

9 DIII Kebidanan 7 Orang

10 DIII Perawat Gigi 1 Orang

11 DIII Gizi 1 Orang

12 DIII Kesling 1 Orang

13 SMA 5 Orang

JUMLAH 34 Orang

(18)

10 2.1.3 Visi dan Misi Organisasi

Mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri diwilayah kerja Puskesmas Asera.

Berdasarkan visi diatas maka kami memiliki misi yaitu:

a. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk hidup sehat, b. Memberikan Pelayanan secara prima,

c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia,

d. Meningkatkan akses dan keterjankauan masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan,

e. Meningkatkan optimalisasi Kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga, masyarakat, dan kemitraan.

Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

1. Penyelenggaraan Optimalisasi Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan

2. Penyelenggaraan Optimalisasi Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2.1.9 Nilai organisasi Puskesmas

ASERA (Akuntabel, Sopan Santun, Empati, Ramah, Adil)

1. Akuntabel = Memberikan layanan kesehatan seesuai pedoman dan standar pelayanan yang ditetapkan serta terukur dan dapat dipertanggung jawabkan

2. Sopan santun = Menunjukkan sikap sopan santun bagi semua pelanggan

3. Empati = Empati pada kebutuhan pasien 4. Ramah = Ramah dalam memberikan layanan

5. Adil = Tidak memihak dan tidak sewenang-wenang dalam memberikan pelayanan

(19)

11 2.2 Nilai-Nilai Dasar Apratur Sipil Negara

Nilai-nilai Dalam ANEKA 2.2.1 Akuntabilitas

 Pengertian akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

Nilai-nilai publik tersebut meliputi:

1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi;

2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

5) Aspek-aspek Akuntabilitas

 Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:

1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Di sisi lain, individu, kelompok, maupun institusi bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajibannya.

2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam hal ini, setiap individu, kelompok, maupun institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan beroptimalisasi untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.

(20)

12

3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)

Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu, kelompok, maupun institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk akuntabilitas setiap individu berwujud suatu laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan untuk institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without consequences)

Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.

5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)

Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja.

 Pentingnya Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada atasannya.

Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda. Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan (how things are done around here) dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal yang berlaku.

 Tingkatan dalam Akuntabil

(21)

13 Keterangan:

1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)

Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral, dan etika.

2) Akuntabilitas Individu

Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya.

3) Akuntabilitas Kelompok

Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.

4) Akuntabilitas Organisasi

Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.

5) Akuntabilitas Stakeholder

Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi, akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.

(22)

14 2.2.1 Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air, mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama bagi seorang ASN. Nilai Nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam Pancasila, ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.ASN sebagai pelaksana kebijakan publik.

Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik.

Thomas R. Dye dalam bukunya berjudul Understanding Public Policy yang diterbitkan pada tahun 1981 menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.

Definisi ini mencakup pengertian yang sangat luas. Segala hal yang merupakan tindakan pemerintah maupun diamnya pemerintah terhadap sesuatu disebut sebagai kebijakan publik.

 Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu:

1) Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional ketimbang kepentingan sektoral dan golongan.

2) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan.

Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat dan menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

 Prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan publik

ASN juga harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan publik, antara lain:

1) ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam mengimplementasikan kebijakan publik. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, tanpa ada implementasi maka suatu

(23)

15

kebijakan publik hanya menjadi angan-angan belaka, sehingga karena itu harus dioperasionalisasikan.

2) ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. Setiap pegawai ASN harus menyadari sebagai aparatur profesional yang kompeten, berorientasi pelayanan publik, dan loyal kepada negara dan aturan perundang-undangan.

3) ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya, yaitu yang memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara.

a) ASN sebagai Pelayan Publik

ASN yang melayani publik Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pelayanan Masyarakat pelayanan didefinisikan sebagai cara melayani, membantu, menyiapkan, dan mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekolompok orang, artinya objek yang dilayani dapat meliputi individu, pribadi-pribadi, dan kelompok-kelompok organisasi.

b) Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa.

Aparatur Sipil Negara sebagai PemersatuBangsaDalam UU No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat menjadi PNS. Dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.

c) ASN Berintegritas Tinggi

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, integritas adalah “Mutu, sifat, keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Integritas nasional dipahami sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara”.

(24)

16

Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian dari kode etik dan kode perilaku yang telah diatur di dalam pasal 5 UU ASN. Berdasarkan pasal 5 UU ASN ada dua belas kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu:

 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;

 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;

 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

 Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

 Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;

 Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai Aparatur Sipil Negara.

(25)

17 2.2.1 Etika Publik

 Definisi Etika Publik

Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation”. Oleh karena itu konsep etika sering digunakan sinonim dengan moral. Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil.

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:

1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.

2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.

3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

 Kode etik Aparatur Sipil Negara

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku Aparatur Sipil Negara yakni sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.

2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.

4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

(26)

18

5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.

6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.

9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.

12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

 Nilai-nilai Dasar Etika Publik

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang ASN, yakni sebagai berikut:

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945

3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.

9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

(27)

19

10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

 Dimensi Etika Publik

Pada prinsipnya, ada 3 (tiga) dimensi etika publik:

1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.

Moral dalam etika publik menuntut lebih dari kompetensi teknis karena harus mampu mengidentifikasi masalah-masalah dan konsep etika yang khas dalam pelayanan publik.

2. Dimensi Modalitas

Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa. Pemerintahan korup menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan konflik dan penyalahgunaan kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya integritas pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya pengawasan.

Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik, yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika? Cara bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja? Struktur seperti apa yang mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika? Infrastruktur semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi?

Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi dan netralitas.

 Sumber-sumber Kode Etik bagi Aparatur Sipil Negara

Rumusan kode etik bagi ASN yang berlaku di sebuah negara cukup beragam dari segi substansi maupun redaksinya. Biasanya rumusan kode etik itu mengikuti kaidah moral yang sifatnya universal dan sekaligus

(28)

20

menyesuaikan dengan konteks lingkungan dari sistem administrasi publik di sebuah negara. Oleh sebab itu, disamping mengetahui rujukan dari peraturan mengenai kode etik di Indonesia, para calon PNS sebaiknya juga memahami prinsip-prinsip universal yang berlaku dalam mekanisme pelayanan publik.

Prinsip universal yang dimaksud di sini adalah kaidah yang berlaku bukan hanya di negara maju yang sistem administrasinya sudah mapan, tetapi juga bisa dipertimbangkan untuk diberlakukan di negara-negara berkembang karena pada dasarnya semangat pelayanan publik merupakan muara dari sumber-sumber kode etik universal tersebut.

Untuk konteks Indonesia, sumber-sumber kode etik universal perlu terus dicermati dan dijadikan sebagai rujukan agar sistem administrasi publik di Indonesia terus meningkat dari segi kadar profesionalisme maupun integritasnya.

Berikut ini adalah sebagian dari sumber-sumber kode etik yang telah berkembang dalam sistem administrasi publik sejak kemerdekaan, yaitu:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang

2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil

3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

5) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

2.2.1 Komitmen Mutu

 Definisi Komitmen Mutu

Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi mutu yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah merumuskan pengertian mutu sebagai berikut: “Quality is a dynamic state associated with products, services, people, processes, and environments that meets or exceeds

(29)

21

expectation.” Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan(customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur pencapaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).

 Aspek Komitmen Mutu

Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu efektifitas, efisien, dan inovasi.

1) Efektifitas

Richard L. Daft (Tita Maria Kanita 2010: 8) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: Efektifitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.

Merujuk dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektifitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.

2) Efisien

Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8) mendefinisikan efisiensi sebagai Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

(30)

22

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.

3) Inovasi

Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagaimana pendapat Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2011:

56) bahwa, ‘Inovasi barang dan jasa adalah cara utama di mana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan.’

Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilator belakangi oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses pembelajaran secara berkelanjutan.

Demikian juga di lingkungan lembaga pemerintahan, aparatur dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya, untuk melahirkan terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan.

2.2.2 Anti Korupsi

 Definisi korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan.

Dalam UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi, yaitu:

Setiap orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau

(31)

23

perekonomian negara.Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan Negara, seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.

 Langkah preventif mencegah korupsi

Adapun langkah-langkah untu mencegah terjadinya tindakan korupsi, yaitu:

1) Pilihkan pemimpin yang amanah.

2) Optimalkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara).

3) Gerakan nasional transparansi.

Hal ini sebenarnya sama dengan konsep yang diajukan oleh Anis Baswedan. Rektor Universitas Paramadina, sekaligus sebagai calon konvensi Partai Demokrat, mengatakan bahwa masyarakat sekarang ini hampir semuanya memiliki HP. Dengan transparansi nasional, maka semua warga masyarakat dengan bebas untuk dapat melakukan pengawasan dengan menggunakan HP-nya, dan dengan HP-nya masyarakat dapat melaporkan kepada petugas pengawasan, petugas hukum, termasuk KPK.

4) Pengumuman anggaran secara terbuka.

Untuk mendukung gerakan transparansi nasional, setiap awal tahun anggaran, semua satuan kerja atau pengguna anggaran berkewajiban untuk mengumumkan kepada masyarakat tentang program kegiatannya di media massa, atau dipampang di papan pengumuman di depan kantor.

Kalau di satuan pendidikan sekolah, dalam rangka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) kepala sekolah diminta untuk memajang RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) di papan pengumuman sekolah, mengapa tidak di institusi yang lebih tinggi, seperti kementerian dan institusi lain pengguna anggaran.

(32)

24

2.3 Peran dan Kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Dalam melaksanakan tugasnya, PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat memahami peran dan kedudukan PNSdalamNKRI.

2.3.1 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

1) Berdasar kanjenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

a) PNS, merupakan pegawai berstatus tetap dan memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP)

b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), merupakan pegawai dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dalam jangka waktu tertentu.

2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan politik.

3) Kedudukan ASN berada dipusat, daerah, dan luarnegeri.Namun demikian merupakan satu kesatuan.

4) Fungsi pegawai ASN adalah : a) Pelaksana Kebijakan Publik b) Pelayan Publik

c) Perekan dan Pemersatu Bangsa 5) Pegawai ASN bertugas :

a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan

(33)

25

akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengantugas dan tanggung jawabnya.

2.3.2 Whole of Government

Whole of Governement atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan optimalisasi- optimalisasi kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Praktek WoG dalam Pelayanan Publik 2.3.2.1 Berdasarkan Jenis

 Pelayanan yang bersifat administrative

 Pelayananjasa

 Pelayananbarang

 Pelayanan regulative 2.3.2.2 Berdasarkan Pola

 Pelayanan Teknis Fungsional

 Pelayanan Satu Atap

 Pelayanan Satu Pintu

 Pelayanan Terpusat

 Pelayanan Elektronik

2.3.2.3 Prasyarat Best Practice dan penerapan WoG

 Budaya dan filosofi

 Cara Kerjayang Baru

 Akuntabilitas dan insentif

 Cara baru Pengembangan Kebijakan, Mendesain

 Program dan pelayanan Collegateapproach.

2.3.3 Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

(34)

26

perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

1. Unsur penting dalam pelayanan adalah:

b) Unsur pertama,adalah organisasi penyelenggara pelayanan;

c) Undur kedua,adalah penerimalayanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakatatau organisasi yang berkepentingan, dan;

d) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima layanan.

Ada 12 unsur pelayanan publik, yaitu:

 Kepentingan umum

 Kepastian hukum

 Kesamaan hak

 Keseimbangan hak dan kewajiban

 Keprofesionalan

 Parsitipatif

 Persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif

 Keterbukaan

 Akuntabilitas

 Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan

 Ketepatan waktu

 Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan

2. Dimensi pelayanan publik yaitu:

 Ketepatan waktu

 Akurasi

 Kesopanan dan keramahan

 Tanggungjawab

 Kelengkapan

 Kemudahan

 Variasi model

 Pelayanan pribadi

(35)

27

 Kenyamanan

Berdasarkan nilai-nilai dasar yang telah diuraikan diatas maka pada bagian ini akan dijabarkan indikator nilai dasar sebagai berikut:

2.3.1 Identifikasi Masalah dan Penetapan Isu

Dalam menetapkan judul rancangan Aktualisasi, terlebih dahulu mencari isu-isu apa saja yang menjadi problem di dalam instansi ASN. Dari isu-isu tersebut dilakukan identifikasi terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan. dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi.

Adapun isu yang ditemukan oleh penulis dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pem. layan publik.

Tabel 2.3 Identifikasi Masalah dan Penetapan Isu No Tugas

dan Pokok Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Masalah yang Terjadi

1

Intervensi Kesehatan Lingkungan

a. Kurang tersedianya pengelolaan limbah medis UGD di Puskesmas Asera

Tersedianya pengelolaan limbah medis UGD di puskesmas Asera

Belum optimalnya pengelolaan limbah medis UGD di Pukesmas Asera, b. Kurangnya penggunaan

saluran pembuangan air limbah (SPAL)

Terpenuhinya

penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL),

Belum terpenuhinya penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) c. Rendahnya pemberian

Abate pada penampungan air di masyarakat

Meningkatnya pemberian Abate pada penampungan air di masyarakat.

Meningkatnya

pengadaan abatesasi di Puskesmas.

d. Rendahnya kesadaran siswa SD akan pentingnya stop buang air sembarang tenpat

Siswa mampu dan mengerti pentingnya buang air besar pada tempatnya

Masih banyaknya yang tidak menyadari dampak buang air besar Sembarang tempat

Dari beberapa isu di atas, langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi prioritas utama yang dapat di cari solusi berdasarkan peran dan wewenang jabatan di instansi. Selanjutnya menganalisis isu tersebut menggunakan metode A (Aktual), K (Kekhalayakan), P (Problematik), L (Kelayakan) untuk Mengetahui isu mana yang dominan.

(36)

28

Tabel 2.4 Perumusan dan Penetapan Isu Metode APKL

NO Isu Utama

Nilai

Total Rangking

A P K L

1. Belum optimalnya pengelolaan limbah medis UGD di Puskesmas Asera

5 5 5 5 20 I

2. Belum terpenuhinya penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

5 4 4 5 18 II

3.

Rendahnya pengadaan abatesasi

di Puskesmas 4 3 4 5 16 III

4.

Rendahnya kesadaran siswa SD akan pentingnya stop buang air

sembarang tempat 4 3 3 5 15 IV

Keterangan :

A : Aktual, artinya Masalah atau pokok persoalan yang benar terjadi atau akan terjadi tanggung jawabkan (yang bisa dipertanggung jawabkan) dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.

P : Mempunyai nilai problematik, artinya Isu yang menyimpang dari harapan,

standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya.

K : Mempunyai nilai kekhalayakan, artinya Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak,

L : Mempunyai nilai kelayakan, artinya Isu yang masuk akal (Logis), pantas realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

Keterangan Penilaian :

 Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat

 Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat

 Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat

 Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat

 Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat

(37)

29

Berdasarkan tabel data perumusan dan penetapan isu di atas maka penulis menarik satu isu yaitu belum optimalnya pengelolaan limbah medis diruang UGD Puskesmas Asera Kecamatan Asera kabupaten konawe utara. Dilihat dari segi perumusan APKL ialah sebagai berikut:

Aktual : Limbah padat yang ada dipuskesmas selama ini dalam pengumpulannya belum cukup baik dan telah lama terjadi. Pada proses pengolahannya belum dilakukan pemilahan sesuai dengan yang diharapkan. Yakni belum ada pemisahan antara limbah plastik dan limbah medis lainnya

Problematik : Isu tentang pengelolaan limbah ini sangat menimbulkan kegelisahan karena jumlah limbah yang dihasilkan terus bertambah tetapi pada pengelolaannya masih kurang efektif.

Kekhalayakan : Isu tentang belum optimalnya pengelolaan limbah medis diruang UGD Puskesmas Asera sangat penting untuk dijadikan masalah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jenis limbah medis ini adalah yang termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan dan manusia, di mana di sana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat-zat yang membahayakan lainnya.

Layak : pada kasus ini sangat layak untuk dijadikan prioritas masalah karena dampak yang ditimbulkan mempengaruhi semua elemen dimulai dari pencemaran tanah, air, udara, dan yang lebih pentingnya lagi akan berdampak pada manusia dan mahluk hidup lainnya.

(38)

30 2.1 Peta Permasalahan

Setelah penyebab isu di temukan, maka di lakukan penapisan penyebab utama isu melalui metode USG (Urgency, Seriousnes, Growth). Urgency menunjukkan seberapa mendesak isu tersebut harus di atasi, Seriousnes menunjukkan seberapa serius atau seberapa besar isu tersebut, dan Growth menunjukkan seberapa besar potensi isu tersebut memburuk. Skala 1 ( tidak memenuhi) sampai skala 5 (sangat memenuhi) di gunakan untuk menganalisis penyabab isu tersebut

.

BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS UGD DI PUSKESMAS ASERA

Kurangnya Koordinasi pihakPuskesmas ke

dinas Kesehatan

Kurangnya pengetahuan petugas medis tentang

pemilahan sampah Belum optimalnya

pengelolaan Limbah Medis

Tersedianya pengelolaan limbah medis di ruang UGD melalui tempat penyediaan wadah pemusnaan lembah medis di puskesmas Asera Akibat

Penyebab

Solusi Kreatif

(39)

31 Tabel 2.7 Perumusan dan Penetapan Isu Metode USG

NO M A S A L A H

S K O R

Hasil

Ranking U+S+G

U S G 1 Kurang Tersedianya pengelolaan limbah

medis UGD di Puskesmas Asera

Asera

5 4 5 14 1

2 Belum optimalnya pengelolaan Limbah

Medis 4 4

4 10 3

3

Kurangnya pengetahuan petugas medis

tentang pemilahan sampah 3 4 4 11 2

3.2 Keterkaitan isu dengan nilai dasar, kedudukan dan peran ASN

 Optimalisasi menyatukan kolaboratif yang dilakukan dengan Profesi lain dalam kegiatan pengelolaan Limah, WOG (Whole of Government) – Dalam kegiatan yang menggunakan sosialisasi akan terbentuk kolaborasi antar unit kerja lain sehingga mencapai tujuan bersama

 Etika publik : pada tahapan ini saya melakukan kegiatan komunikasi dengan pimpinan dan teman sejawat, tentunya komunikasi dilakukan dengan cara yang sopan, ramah dan hormat

 Akuntabilitas : saya akan menjelaskan target yang ingin dicapai dengan penuh tanggung jawab

 Komitmen mutu : efektif : saya akan melakukan sosialisasi kegiatan dengan jelas dan mudah dimengeri

 Nasionalisme : Tidak memaksakan kehendak : dalam mengonsultasikan,saya tidak memaksakan kehendak kepada pimpinan.

 Anti korupsi : saya akan mengimplementasi kegiatan dengan jujur

(40)

32 BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi / Kegiatan Kreatif

Unit Kerja : PUSKESMAS ASERA KECAMATAN ASERA

Identifikasi Isu : Belum optimalnya pengelolaan limbah medis di Ruang UGD Puskesmas Asera Kec. Asera Kab. Konawe Utara

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pengelolaan limbah medis di Ruang UGD Puskesmas Asera Kec.

Asera Kab. Konawe Utara

Tujuan Pemecahan Isu : Terlaksananya pengelolaan limbah medis di Ruang UGD Puskesmas Asera Kec.

Asera Kab. Konawe Utara

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUT PUT/ HASIL NILAI-NILAI KEGIATAN

KONTRIBUSI TERHADAP VISI-

MISI ORGANISASI

PENGUATAN NILAI ORGANISASI

1 2 3 4 5 6 7

1 Menghadap ke Pimpinan

1. Menyiapkan dan

mendiskusikan rancangan aktualisasi kepada Kepala

1. Tersedianya izin dari atasan untuk melaksanakan

 Akuntabilitas : (Tanggung Jawab, Transparan,

Kejelasan Target)

 Etika Publik

 Memberikan pelayanan yang bermutu,

Berdiskusi dengan kepala puskesmas merupakan

(41)

33 Puskesmas.

2. Mendengar dan mencatat masukkan/ saran dari pimpinan.

3. konsultasi dengan pimpinan

tugas.

2. Tercatatnya

masukan/ saran dari pimpinan

3.Tersedianya persetujuan dari pimpinan.

(BersikapHormat, Sopan)

 Komitmen Mutu : (efektif, Efisien, Berorientasi Mutu)

 Manajemen ASN : (Akuntabilitas,

Profesionalitas, Keterpaduan,

Keterbukaan, Efektif, Efisien)

 Pelayanan Publik : (Akurat, Kejelasan)

menggalang kerjasama dan mengutamakan keselamatan pasien

implementasi dari nilai organisasi yaitu bersikap PRIMA : Peduli, Ramah, Ikhlas, Mandiri dan Adil

2 Melakukan Pengadaan Alat dan Bahan

1. Memastikan ketersedian peralatan (tempat sampah), 2. Memastikan ketersediaan

bahan(Kantong plastik,sarung tangan) 3. Ketersediaan tempat

pembakaran

1. Tersedianya peralatan

2. Tersedianya bahan 3. Tersedianya tempat

pembakaran

 Etika Publik (Bersikap hormat, sopan dan santun ketika menjalankan rapat)

 Akuntabilitas (menyampaikan

rancangan aktualisasi kepada peserta rapat secara transparan dan bertanggung jawab)

 Nasionalisme

 Memberikan pelayanan yang bermutu,

menggalang kerjasama dan mengutamakan keselamatan pasien

Bersosialisasi dengan dengan stake holder merupakan implementasi dari nilai organisasi yaitu bersikap PRIMA : Peduli, Ramah, Ikhlas, Mandiri dan Adil

(42)

34

(melakukan

musyawarah, jujur dan menghormati keputusan peserta rapat)

 Komitmen Mutu

( Mengedapankan komitmen terhadap kepuasaan organisasi akan pelaksanaan aktualisasi)

 Anti Korupsi (disiplin waktu pada saat melaksanakan rapat).

3 Rapat Sosialisasi dengan lintas program terkait

1. Menyiapkan Undangan Rapat

2. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Kegiatan 3. Melaksanakan sosialisasi

dengan petugas Puskesmas

1.Tersedianya undangan rapat 2. Tersedianya sarana

dan prasarana kegiatan

 Akuntabilitas : (Tanggung Jawab, Transparan,

Kejelasan Target)

 Etika Publik (BersikapHormat, Sopan)

 Komitmen Mutu :

 Memberikan pelayanan yang bermutu,

menggalang kerjasama dan

PRIMA :

Peduli, Ramah, Ikhlas, Mandiri dan Adil

(43)

35

Asera 3. Terlaksananya

Sosialisasi dan Tersedianya Daftar Hadir

(efektif, Efisien, Berorientasi Mutu)

 Manajemen ASN : (Akuntabilitas,

Profesionalitas, Keterpaduan,

Keterbukaan, Efektif, Efisien)

mengutamakan keselamatan pasien

4 Melaksanakan Pengumpulan / Pewadahan Limbah

1. Menyiapkan wadah limbah medis dan non medis

2. Wadah limbah disimpan diruangan UGD untuk

dilakukan pewadahan

3. Proses kegiatan pengumpulan / Pewadahan limbah

1. Terlaksananya kegiatan penyiapan pewadahan limbah

2. Terlaksananya penyimpanan wadah limbah diruang UGD

3. Terlaksananya proses

 Akuntabilitas : (Tanggung Jawab, Transparan,

Kejelasan Target)

 Etika Publik (BersikapHormat, Sopan)

 Komitmen Mutu : (efektif, Efisien, Berorientasi Mutu)

 Manajemen ASN : (Akuntabilitas,

Profesionalitas, Keterpaduan,

Keterbukaan, Efektif, Efisien)

 Komitmen Mutu (Mengedapankan

 Memberikan pelayanan yang bermutu,

menggalang kerjasama dan mengutamakan keselamatan pasien

PRIMA :

Peduli, Ramah, Ikhlas, Mandiri dan Adil

(44)

36 Pengumpulan / Pewadahan Limbah

komitmen terhadap kepuasaan organisasi akan pelaksanaan aktualisasi)

5 Melaksanakan Pengangkutan atau Pemusnahan Limbah Medis

1. Melakukan pengumpulan limbah 2. Melakukan

pemisahan Limbah Medis dan Non Medis 3. Melakukan

Pemusnahan Limbah

1. Limbah yang terkumpul akan dilakukan pemisahan limbah 2. Pemusnahan

yang dilakukan adalah untuk limbah medis plastik, kasa dalam hal ini yang mudah terbakar akan

 Akuntabilitas : (Tanggung Jawab, Transparan,

Kejelasan Target)

 Etika Publik (BersikapHormat, Sopan)

 Komitmen Mutu : (efektif, Efisien, Berorientasi Mutu)

 Manajemen ASN : (Akuntabilitas,

Profesionalitas, Keterpaduan,

Keterbukaan, Efektif, Efisien)

 Pelayanan Publik : (Akurat, Kejelasan)

 Memberikan pelayanan yang bermutu,

menggalang kerjasama dan mengutamakan keselamatan pasien

Adil dalam Melakukan Evaluasi merupakan implementasi dari nilai – nilai

organisasi.

(45)

37 dilakukan

pembakaran.

3. Sedangkan limbah medis yang tidak mudah

terbakar akan ditimbun.

Referensi

Dokumen terkait

Tempat kerja yang dimaksud adalah Kantor Kecamatan Ueesi yang dilakukan meliputi pelaksanaan penyimpanan dokumen berbasis digital yang telah dibuat, menyiapkan

Dengan melakukan kegiatan aktualisasi yang terdiri dari lima kegiatan dalam rancangan yang telah dilaksanakan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara kurang

Adapun saran terkait kegiatan aktualisasi nilai dasar, peran dan kedudukan ASN dalam “Optimalisasi Program Pengembangan Investasi Melalui Promosi Online Pada Sektor

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam meningkatkan keterampilan pengoperasian komputer

Anti korupsi: pemberian nilai untuk melihat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dilakukan dengan tidak adil dan bersifat subjektif, yang hanya melihat siswa yang unggul di

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi “Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi

Apabila konsep pembuatan vidio tidak dibuat , maka hasil video yang dibuat tidak maksimal dan akan terjadi pengulangan-pengulangan dalam pembuatan video karena belum adanya konsep

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ini dilakukan di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Baubau tepatnya di Bidang Ideologi, Wawasan