i
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN
JUDUL:
“OPTIMALISASI PENGELOLAAN INFORMASI SEKOLAH BERBASIS WEBSITE MELALUI PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI SEKOLAH (PIS) DI SMP NEGERI 3 WANGI-WANGI SELATAN
KABUPATEN WAKATOBI”
OLEH:
RULIANTO, S.Pd.
NDH: 23 / KELAS C
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CIII TAHUN 2021
PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA KENDARI
2021
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
“OPTIMALISASI PENGELOLAAN INFORMASI SEKOLAH BERBASIS WEBSITE MELALUI PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI SEKOLAH (PIS) DI SMP NEGERI 3 WANGI-WANGI SELATAN
KABUPATEN WAKATOBI”.
OLEH:
RULIANTO, S.Pd.
NDH: 23 / KELAS C
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 25 Agustus 2021
COACH, MENTOR,
Dr. RUSLAN, M.Pd. DIAN SAFITRI SYAM AMASI, S.Pd.
NIP. 19650528 199403 1 007 NIP. 19830724 200604 2 019
iii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN
“OPTIMALISASI PENGELOLAAN INFORMASI SEKOLAH BERBASIS WEBSITE MELALUI PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI SEKOLAH (PIS) DI SMP NEGERI 3 WANGI-WANGI SELATAN
KABUPATEN WAKATOBI”.
OLEH:
RULIANTO, S.Pd NDH: 23 / KELAS C
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor pada Seminar/Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal: 25 Agustus 2021
Kendari, 25 Agustus 2021
PENGUJI, COACH, MENTOR,
Dr. I KETUT PUSPA ADNYANA, MTP Dr. RUSLAN, M.Pd. DIAN SAFITRI SYAM AMASI, S.Pd.
NIP. 19590127 198803 1 004 NIP. 19650528 199403 1 007 NIP. 19830724 200604 2 019
Mengetahui,
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
SYAHRUDDIN NURDIN, S.E. Pembina Utama Madya, Gol. IV/d
NIP. 19660621 199012 1 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peserta Latsar panjatkan hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala (SWT) atas segala limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga peserta Latsar dapat menyelesaikan laporan aktualilasi nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berjudul “Optimalisasi Pengelolaan Informasi Sekolah Berbasis Website Melalui Pembentukan Tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) di SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi”.
Segala daya dan upaya dalam membuat laporan aktualisasi ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, Angkatan CIII, tahun 2021. Untuk itu rasa terima kasih yang sebesar-besarnya peserta Latsar ucapkan kepada berbagai pihak yang telah meluangkan waktu tenaga dan pikirannya demi terselesaikannya rancangan ini.
1. Bapak SYAHRUDDIN NURDIN, S.E. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan fasilitas dan arahan selama kegiatan berlangsung.
2. Bapak Dr. RUSLAN, M.Pd. selaku Coach yang telah banyak meluangkan waktu, pemikiran, saran serta dengan sabar memberikan bimbingannya 3. Ibu DIAN SAFITRI SYAM AMASI, S.Pd. selaku mentor yang telah
menyediakan banyak waktu, pemikiran, memberikan saran serta bimbingan.
4. Bapak. Dr. I KETUT PUSPA ADNYANA, MTP. selaku Penguji yang telah memberikan masukan/saran membangun saat pelaksanaan seminar.
5. Ibu HASMIATI RASYID, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan yang selalu memberikan semangat, motivasi dan memfasilitasi kebutuhan peserta Latsar selama melaksanakan aktualisasi.
6. Bapak RISAL, S.Si selaku Wali kelas C yang selalu memberikan arahan dan nasehat yang bijak kepada para peserta perwaliannya
7. Seluruh Widyaiswara pemberi materi selama prajabatan dan yang telah banyak meluangkan waktu, pemikiran, dan memberikan saran serta dengan sabar memberikan materi-materi yang berkualitas selama prajabatan pola baru, untuk pembinaan menjadi ASN yang profesional.
v
8. Seluruh panitia yang senantiasa selalu meluangkan waktunya untuk menemani, menjaga dan mengawasi kami.
9. Ayah dan Ibu peserta Latsar yang selalu memberikan dukungan dan doa demi kelancaran kegiatan aktualisasi ini.
10. Segenap Keluarga Besar peserta Latsar yang telah memberikan dukungan lahir bathin demi terlaksananya kegiatan ini.
11. Seluruh anggota tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) berbasis website yang telah bekerjasama dan berkontribusi aktif dalam menjalankan tugasnya.
12. Segenap keluarga besar SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan yang selalu mendukung dan tulus berpartisipasi dalam kegiatan aktualisasi ini.
13. Seluruh Peserta Latsar kelas C Golongan 3 Angkatan CIII atas kerjasama dan kekompakannya selama ini.
14. Penghuni kamar 224 yang selalu menciptakan lelucon dan keseruan dikala stress melanda.
15. Seluruh Peserta Latsar Golongan III Kabupaten Wakatobi.
16. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan kegiatan ini.
Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, peserta Latsar menyadari bahwa tidak terlepas dari kekurangan, kelemahan, masih jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan kemudian diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dikemudian hari, dan semoga hasil kegiatan ini dapat bermanfaat.
Kendari, 25 Agustus 2021 Peserta Latsar
RULIANTO, S.Pd
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
1. Umum ... 3
2. Khusus ... 3
C. Manfaat ... 3
1. Untuk Penulis ... 3
2. Untuk Organisasi ... 3
3. Untuk Masyarakat ... 3
D. Ruang Lingkup ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN RANCANGAN AKTUALISASI A. Deskripsi Organisasi ... 5
1. Profil Organisasi ... 5
2. Visi dan Misi Organisasi ... 6
3. Nilai-Nilai Organisasi ... 6
4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 9
5. Tugas Pokok dan Fungsi Staf (Guru) ... 10
B. Struktur Organisasi ... 12
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) ... 13
1. Akuntabilitas ... 13
2. Nasionalisme ... 14
3. Etika Publik ... 15
vii
4. Komitmen Mutu ... 16
5. Anti Korupsi ... 18
D. Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ... 19
1. Manajemen ASN ... 20
2. Whole of Government (WoG) ... 21
3. Pelayanan Publik ... 22
E. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya ... 23
1. Identifikasi dan Penetapan Isu ... 23
2. Analisis Isu ... 26
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI A. Kendala dan Antisipasi ... 55
B. Hasil Aktualisasi ... 57
1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan... 57
2. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi ... 58
a. Kegiatan 1 ... 58
b. Kegiatan 2 ... 63
c. Kegiatan 3 ... 68
d. Kegiatan 4 ... 74
e. Kegiatan 5 ... 79
f. Kegiatan 6 ... 83
g. Kegiatan 7 ... 88
h. Kegiatan 8 ... 94 BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan ... 12
Gambar 2. Peta Permasalahan Analisis Isu ... 26
Gambar 3. Kegiatan Menyiapkan Bahan Konsultasi... 59
Gambar 4. Kegiatan Konsultasi Rancangan Aktualisasi dengan Atasan ... 60
Gambar 5. Kegiatan Memohon Persetujuan Pelaksanaan Rancangan ... 61
Gambar 6. Kegiatan Koordinasi pembentukan tim ... 64
Gambar 7. Kegiatan Pembagian Tugas Anggota Tim ... 65
Gambar 8. Struktur Organisasi Tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) ... 66
Gambar 9. Kegiatan Mencari Referensi Pembuatan Kerangka Acuan Kerja ... 69
Gambar 10. Kegiatan Pembuatan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ... 70
Gambar 11. Kegiatan Konsultasi Kerangka Acuan Kerja ... 71
Gambar 12. Kegiatan Memohon Persetujuan Kerangka Acuan Kerja ... 72
Gambar 13. Persiapan Bahan Sosialisasi ... 75
Gambar 14. Kegiatan Mengundang Secara Langsung Rekan Kerja ... 76
Gambar 15. Screenshoot Undangan Sosialisasi Melalui Group Whatsapp ... 76
Gambar 16. Kegiatan Melaksanakan Sosialisasi Bersama Rekan Kerja ... 77
Gambar 17. Kegiatan Berkoordinasi bersama Bidang-Bidang Sekolah... 80
Gambar 18. Data-Data yang Terkumpul ... 81
Gambar 19. Folder Data pada Komputer Server ... 82
Gambar 20. Kegiatan Koordinasi Bersama Tim ... 84
Gambar 21. Kegitan Editing Konten menggunakan Aplikasi Kinemaster ... 85
Gambar 22. Kegitan Editing Konten Menggunakan Aplikasi Microsoft Office ... 85
Gambar 23. Kegiatan Finalisasi Konten menggunakan Aplikasi Kinemaster ... 86
Gambar 24. Kegitan Konsultasi Konten Bersama Koordinator Tim... 89
Gambar 25. Konten yang dipublikasi melalui Website Sekolah ... 90
Gambar 26. Konten yang dipublikasi melalui Youtube Sekolah ... 90
Gambar 27. Konten yang dipublikasi melalui Fanspage Sekolah ... 91
Gambar 28. Sinkronisasi Website menuju Link Media Sosial Sekolah ... 91
Gambar 29. Sinkronisasi dari Youtube menuju Link Website ... 92
Gambar 30. Sinkronisasi dari Fanspage menuju Link Website ... 92
ix
Gambar 31. Kegiatan Mengajak Sasaran Siswa Kelas VIII. 1 dan Kelas VIII.4 ... 96
Gambar 32. Kegiatan Mengajak Sasaran Guru dan Staf Tata Usaha ... 96
Gambar 33. Screenshoot Kegiatan Mengajak Sasaran Orangtua dan Peserta ... 97
Gambar 34. Screenshoot Kegiatan Mengajak Sasaran Kontak Group Whatsapp ... 98
Gambar 35. Screenshoot Tanggapan Pengunjung Website ... 99
Gambar 36. Screenshoot Tanggapan Pengunjung Youtube ... 99
Gambar 37. Screenshoot Tanggapan Pengunjung Fanspage ... 100
Gambar 38. Grafik Analisis Perkembangan Youtube dan Fanspage ... 101
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi Isu ... 5
Tabel 2. Identifikasi Isu ... 23
Tabel 3. Penetapan Isu Prioritas ... 25
Tabel 4. Rancangan Kegiatan Aktualisasi ... 27
Tabel 5. Kendala dan Antisipasi ... 55
Tabel 6. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ... 57
Tabel 7. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 1 ... 58
Tabel 8. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 2 ... 63
Tabel 9. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 3 ... 68
Tabel 10. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 4 ... 74
Tabel 11. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 5 ... 79
Tabel 12. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 6 ... 83
Tabel 13. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 7 ... 88
Tabel 14. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 8 ... 94
Tabel 15. Sasaran Pemanfaatan Website ... 95
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ... 107
Lampiran 2. Catatan Bimbingan Coach dan Mentor ... 109
Lampiran 3. Surat Peryataan telah Melaksanakan Kegiatan Aktualisasi ... 112
Lampiran 4. Bukti/Output Capaian Kegiatan Aktualisasi ... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur negara memiliki kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas tinggi non parsial dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi non parsial dan kesejahteraan tinggi, serta di percaya publik dengan dukungan SDM. Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik.
Pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN: Pertimbangan).
Pelatihan dasar CPNS golongan III yang di selenggarakan oleh BKPSDM Sulawesi Tenggara merupakan bukti nyata internalisasi nilai-nilai moral untuk menyiapkan PNS yang berintegritas, professional, Visioner serta berkompetensi yang mampu mengaktualisasikan nilai – nilai tersebut di tempat kerja sehingga tercipta suatu lingkungan yang kondusif dan berdaya saing. Pelaksanaan Latihan Dasar ini juga bertujuan agar setiap Peserta Latsar mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) di instansi masing-masing.
2
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah berkembang sangat pesat yang membawa kita memasuki sebuah dunia baru, dimana komunikasi memegang peranan yang penting dalam kehidupan. Berbagai macam fasilitas disediakan untuk memenuhi semua kebutuhan akan komunikasi. Salah satu aplikasi yang saat ini marak digunakan adalah website. Perkembangan website yang pesat sudah merambah di berbagai aspek kehidupan, sebagai contoh di bidang ekonomi, bidang hiburan dan bidang lainnya, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Seiring dengan era globalisasi teknologi saat ini, kebutuhan dalam dunia bisnis dan pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu perusahaan. Saat ini dapat dijumpai hampir semua sekolah mulai tingkat SD, SMP hingga Perguruan Tinggi telah memiliki website sekolah yang masing-masing digunakan untuk memperkenalkan profil sekolah tersebut.
Website sekolah saat ini tengah menjadi trend di dunia pendidikan dan memperoleh perhatian serta tanggapan yang sangat bagus dari berbagai pihak, salah satunya SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan. Terbukti sejak tahun 2019, SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan telah memiliki sebuah website resmi yang dapat diakses oleh publik. Pentingnya website bagi sekolah tidak hanya sekedar fasiltas untuk dunia pendidikan dan mendapatkan informasi terbaru terkait pendidikan terutama negara indonesia, tetapi juga bisa memberi kesan yang baik dan profesionalisme untuk sekolah serta membantu memudahkan siswa untuk mengkases mata pelajaran tambahan yang seringkali di beri guru lewat situs sekolah sehingga jauh lebih tepat guna dan informatif.
Namun dalam pelaksanaannya website SMP Negeri 3 Wangi-Wangi yang telah dibuat tersebut belum dikelola secara optimal. Hal ini di buktikan dengan sedikitnya konten/isi dari website itu sendiri. banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab salah satunya ialah kekurangpahaman pihak sekolah untuk membangun atau mengelola website dan belum adanya tim pengelola website secara khusus. Keberadaan website, seharusnya dapat di jadikan kesempatan yang baik untuk sekolah supaya bisa meningkatkan eksistensi dan mengelola informasi-informasi sekolah secara teratur.
Berdasarkan isu tersebut, penulis pada kegiatan pelatihan dasar CPNS ini, telah merancang suatu gagasan sebagai alternatif penyelesaian isu dalam suatu rancangan Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pengelolaan Informasi Sekolah Berbasis Website melalui Pembentukan Tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) di SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi”.
3 B. Tujuan
1. Umum
a. Memahami nilai-nilai dasar yang harus dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA di SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan
2. Khusus
a. Mengoptimalkan pengelolaan informasi sekolah berbasis Website di SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan
b. Membentuk tim pengelola informasi sekolah (PIS) berbasis Website di SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan
C. Manfaat
1. Manfaat untuk Penulis
a. Dapat menjadi pengalaman belajar bagi ASN untuk mengembangkan tanggung jawab sepenuhnya sebagai abdi Negara dan pelayan masyarakat.
b. Dapat menjadi ASN yang lebih professional,berkomitmen,beretika dan berintegritas tinggi
c. Penerapan nilai – nilai ANEKA sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) 2. Manfaat untuk Organisasi
a. Dapat membantu sekolah dalam meningkatkan kredibilitas sekolah b. Dapat dijadikan sebagai media informasi sekolah
c. Dapat dijadikan wadah untuk mempublikasikan prestasi sekolah
d. Dapat dijadikan sebagai media dalam meningkatkan proses pembelajaran disekolah
e. Dapat dijadikan media untuk menyambung tali silaturahmi antara guru dan alumni
3. Manfaat untuk Masyarakat
a. Dapat mengakses informasi sekolah secara cepat dan mudah b. Dapat berinteraksi dengan pihak sekolah melalui media digital
c. Terjalinnya hubungan yang baik antara masyarakat dan pihak sekolah.
4 D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini yaitu publik secara umum. Tempat Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wangi- Wangi Selatan pada saat off kampus selama hari kerja, mulai tanggal 8 Juni 2021 sampai dengan 13 Juli 2021.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi 1. Profil Organisasi
SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan merupakan salah satu lembaga pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi. Berikut profil sekolah secara detail:
➢ Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan
➢ NPSN : 40402322
➢ Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara No.33
➢ Desa/Kelurahan : Mandati III
➢ Kecamatan : Wangi-Wangi Selatan
➢ Kabupaten : Wakatobi
➢ Provinsi : Sulawesi Tenggara
➢ Kode Pos : 93795
➢ Alamat e-mail : [email protected]
➢ Status Sekolah : Negeri
➢ Akreditasi : A
➢ Tahun Pendirian : 2003
➢ Tahun Beroperasi : 2004/2005
➢ Nama Kepala Sekolah : HASMIATI RASYID, S.Pd
➢ Pangkat / Golongan : Pembina Tk. I, IV/b
➢ NIP : 197910262005022002
➢ Kepemilikan Tanah/Luas : 100 x 150 m2
➢ Luas Seluruh Bangunan : 900 m2
➢ Jumlah Tingkatan Kelas : 3 (tiga)
➢ Jumlah Rombel : 16
Tabel 1. Data Jumlah pendidik, Tenaga Kependidikan, Peserta Didik Jumlah Pendidik
Jenjang Pendidikan
Total SMA D2 D3 D4/S1 S2 S3
- - 2 33 - 35
Jumlah Tenaga Kependidikan
Jenjang Pendidikan
Total SMA D2 D3 D4/S1 S2 S3
5 - 2 - - 7
Jumlah Peserta Didik
Kelas
Total
VII VIII IX 4 5 6
169 144 126 439
6 2. Visi dan Misi Organisasi
a. Visi SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan
Visi Sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan sekolah yang secara khusus diharapkan oleh Sekolah. Visi Sekolah merupakan turunan dari Visi Pendidikan Nasional, yang dijadikan dasar atau rujukan untuk merumuskan Misi, Tujuan sasaran untuk pengembangan sekolah dimasa depan yang diimpikan dan terus terjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya. Visi SMP Negeri 3 Wangi- Wangi Selatan yaitu:
”Mewujudkan Insan Sekolah Yang Religius, Cerdas, Maju Dalam Iptek Dan Berwawasan Lingkungan”
b. Misi SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan
Misi SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang agama dan ahlak mulia bagi masyarakat sekolah;
2) Memperkokoh nilai-nilai agama untuk seluruh warga sekolah;
3) Meningkatkan penerapan tata krama dan etika dalam kehidupan;
4) Melaksanakan inovasi pembelajaran;
5) Melaksanakan pengembangan sarana dana prasarana sekolah;
6) Melaksanakan pendidikan yang bermutu, relevan dan berdaya saing tinggi;
7) Melaksanakan pembelajaran yang efektif berbasis kurikulum;
8) Melaksanakan pengembangan bidang seni, budaya dan olahraga;
9) Melaksanakan tata kelola lingkungan yang hijau, sejuk dan asri;
10) Melaksanakan kegiatan pembelajaran Ramah Anak dan Lingkungan;
3. Nilai-Nilai Organisasi
Suatu lembaga tak terkecuali satuan pendidikan menyadari bahwa tata nilai yang ideal akan sangat menentukan keberhasilan dalam melaksanakan layanan pendidikan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Penetapan tata nilai yang merupakan dasar sekaligus pemberi arah bagi sikap dan perilaku semua warga sekolah dalam menjalankan tugas sehari-hari. Selain itu, tata nilai tersebut juga
7
akan menyatukan hati dan pikiran seluruh warga sekolah dalam usaha mewujudkan visi dan misi sekolah.
Untuk itu, suatu lembaga ataupun sekolah perlu mengidentifikasi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap warga sekolah (input values), nilai-nilai dalam melakukan pekerjaan (process values) serta nilai-nilai-nilai yang akan ditangkap oleh pemangku kepentingan (stakeholders). Nilai masukan yang tepat akan mengantisipasi masalah yang berpotensi timbul akibat perbedaan karakteristik warga sekolah. Nilai masukan selanjutnya akan menjalankan nilai proses dengan baik dalam manajemen organisasi untuk meningkatkan mutu interaksi antar manusia di dalam sekolah. Selanjutnya nilai input dan nilai proses akan menghasilkan nilai keluaran yang akan memfokuskan sekolah pada hal-hal yang diharapkan dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dengan lebih baik.
Nilai-nilai masukan (input values), yakni nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap warga sekolah dalam rangka mencapai keunggulan, yang meliputi:
a. Amanah
Memiliki integritas, bersikap jujur dan mampu mengemban kepercayaan.
b. Profesional
Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai serta memahami bagaimana mengimplementasikannya.
c. Antusias dan bermotivasi tinggi
Menunjukkan rasa ingin tahu, semangat berdedikasi serta berorientasi pada hasil.
d. Bertanggung jawab dan mandiri
Memahami resiko pekerjaan dan berkomitmen untuk mempertanggung- jawabkan hasil kerjanya serta tidak tergantung kepada pihak lain.
e. Kreatif
Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap permasalahan.
f. Disiplin
Taat pada tata tertib dan aturan yang ada serta mampu mengajak orang lain untuk bersikap yang sama.
8 g. Peduli dan menghargai orang lain
Menyadari dan mau memahami serta memperhatikan kebutuhan dan kepentingan pihak lain.
h. Belajar sepanjang hayat
Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta mampu mengambil hikmah dan menjadikan pelajaran atas setiap kejadian.
Nilai-nilai proses (process values), yakni nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di sekolah, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan, yang meliputi:
a. Visioner dan berwawasan
Bekerja berlandaskan pengetahuan dan informasi yang luas serta wawasan yang jauh ke depan.
b. Menjadi teladan
Berinisiatif untuk memulai dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang baik sehingga menjadi contoh bagi pihak lain.
c. Memotivasi (motivating)
Memberikan dorongan dan semangat bagi pihak lain untuk berusaha mencapai tujuan bersama.
d. Mengilhami (inspiring)
Memberikan inspirasi dan memberikan dorongan agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya.
e. Memberdayakan (empowering)
Memberikan kesempatan dan mengoptimalkan daya usaha pihak lain sesuai kemampuannya.
f. Membudayakan (culture-forming)
Menjadi motor dan penggerak dalam pengembangan masyarakat menuju kondisi yang lebih berbudaya.
g. Taat azas
Mematuhi tata tertib, prosedur kerja, dan peraturan perundang-undangan.
9
h. Koordinatif dan bersinergi dalam kerangka kerja tim
Bekerja bersama berdasarkan komitmen, kepercayaan, keterbukaan, saling menghargai, dan partisipasi aktif bagi kepentingan sekolah.
i. Akuntabel
Bekerja secara terukur dengan prinsip yang standar serta memberikan hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.
Nilai-nilai keluaran (output values), yakni nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholders (guru, pengurus sekolah, pengawas sekolah, komite sekolah, pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan masyarakat lainnya), yang meliputi:
a. Produktif (efektif dan efisien)
Memberikan hasil kerja yang baik dalam jumlah yang optimal melalui pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien.
b. Gandrung mutu tinggi/service excellence
Menghasilkan dan memberikan hanya yang terbaik.
c. Dapat dipercaya (andal)
Mampu mengemban kepercayaan dan memberikan bukti berupa hasil kerja dalam usaha pencapaian visi dan misi sekolah.
d. Responsif dan aspiratif
Peka dan mampu dengan segera menindaklanjuti tuntutan yang selalu berubah.
e. Antisipatif dan inovatif
Mampu memprediksi dan tanggap terhadap perubahan yang akan terjadi, serta menghasilkan gagasan dan pengembangan baru.
f. Demokratis, berkeadilan, dan inklusif
Terbuka atas kritik dan masukan serta mampu bersikap adil dan merata.
4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Secara garis besar tugas pokok dan fungsi organisasi Dinas pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga Kabupaten Wakatobi yaitu:
10 a. Tugas Pokok
Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan,kebudayaan,pemuda, dan olahraga.
b. Fungsi
Dari segi fungsi, dinas pendidikan, kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wakatobi mempunyai fungsi yaitu:
1) Perumusan dan penetapan kebijakan tekniks di bidang pendidikan,kebudayaan pemuda dan olah raga;
2) Menyelenggarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai lingkup tugasnya;
4) Pengkoordinasian, evaluasi, monitoring dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan,kebudayaan olah raga;
5) Pengelolaan barang milik daerah menjadi tanggung jawab Dinas;
6) Pembinaan terhadap UPTD;
7) Pembinaan terhadap kelompok jabatan fungsional; dan
Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
5. Tugas Pokok dan Fungsi Staf (GURU)
Tugas pokok dan fungsi guru sebagai pelayan masyarakat dibidang pendidikan meliputi mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, yang dapat dijabarkan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat perangkat pembelajaran b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses pembelajaran, ulangan harian, ulangan akhir semester dan ujian akhir semester
d. Melaksanakan analisis hasil ulangan
e. Mengembangkan sistem dan rubrik penilaian f. Membuat program harian / jurnal mengajar
g. Membuat dan mengembangkan Lembar kerja siswa
h. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
11 i. Mengisi daftar nilai siswa
j. Mengisi buku laporan hasil belajar peserta didik
k. Melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar
l. Membuat alat peraga
m. Menumbuh kembangkan sikap saling menghargai karya seni n. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum o. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
p. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
q. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
r. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pembelajaran s. Mengatur kebersihan ruangan kelas dan ruang praktikum/laboratorium t. Membimbing kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
u. Melaksanakan kegiatan penelitian Tindakan Kelas
12 B. Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan
STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 3 WANGI-WANGI SELATAN TAHUN PELAJARAN 2020/2021
GURU MATA PELAJARAN
S I S W A
OPERATOR MASIDI, S.Pd
WAKA KURIKULUM NUR WITA, S.Pd
KEPALA LAB.IPA SUMARNI, S.Pd
KEPALA PERPUSTAKAAN WA ODE HARISA, S.Pd
KEPALA TU LA ODE MIHU
WALI KELAS VII. II YASRUN, S.Pd
WALI KELAS VII. III MARLINA, S.Pd
WALI KELAS VII.IV Drs. LASIDA
WALI KELAS VII. V ANWAR HANANI, S.Pd
WALI KELAS VIII. II SUPIATI, S.Ag
WALI KELAS VIII. III ASRARIAH, S.Pd
WALI KELAS VIII. IV SUMARNI, S.Pd
WALI KELAS VIII. V NURHASANA, S.Pd
WALI KELAS IX. II YUSTINA, SE
WALI KELAS IX. III YUSTINA, SE
WALI KELAS IX. IV SUNARTI SAHARI, SE
WALI KELAS IX. V IDRIS LANDIU, S.Ag KETUA KOMITE
H. MANSUR B.
KEPALA SEKOLAH HASMIATI RASYID S.Pd
WAKA KESISWAAN SUHARNI, S.Pd
WALI KELAS VII. I DARMIN, S.Pd
WALI KELAS VIII. I WA ODE HARISA, S.Pd
WALI KELAS VIII. VI LILI, S.Pd
WALI KELAS IX. I RISNAWATI, S.Pd
13
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Salah tahapan penting dalam pelatihan dasar CPNS adalah aktualisasi yang menjadi bagian dari habituasi. Aktualisasi dipahami sebagai suatu proses untuk menjadikan pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki terkait substansi mata pelatihan yang telah dipelajari dapat menjadi aktual/nyata ada dalam praktik pelaksanaan tugas dan fungsi di masing-masing instansi. Prinsipnya substansi mata pelatihan yang akan diaktualisasikan adalah nilai-nilai dasar PNS. Terdapat lima nilai dasar PNS yang selanjutnya dikenal dengan istilah ANEKA, antara lain: (1) Akuntabilitas; (2) Nasionalisme; (3) Etika Publik; (4) Komitmen Mutu; dan (5) Anti Korupsi.
1. Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas identik dengan responsibilitas. Akan tetapi kedua istilah tersebut merujuk pada suatu pemahaman yang berbeda. Responsibilitas dipahami sebagai kewajiban untuk bertanggungjawab, sementara akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas lebih kepada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dalam posisi sebagai PNS yang menjadi amanahnya adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Adapun nilai-nilai publik tersebut antara lain.
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi suatu organisasi yang baik, berlaku pada setiap level dan merupakan kewajiban jabatan untuk mempertanggungjawabkan dalam bentuk laporan setiap kegiatan kepada atasannya.
14
Pentingnya akuntabilitas sebagai nilai yang tertanam pada suatu organisasi sebab fungsi yang terkandung di dalamnya yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis yaitu dengan membangun sistem yang melibatkan stakeholders dan users yang lebih luas;
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan;Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Akuntabilitas publik dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, akuntabilitas vertikal berarti pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi seperti pertanggungjawaban unit kerja kepada pemerintah daerah kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat dan pemerintah pusat kepada DPR. Kedua, akuntabilitas horizontal yaitu pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Akuntabilitas horizontal membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan kepada pejabat lainnya dan lembaga negara yang sejajar.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dapat dimaknai sebagai suatu paham atau kesadaran yang sifatnya nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat bangsa dan negaranya. Dalam konteks negara Indonesia kesadaran nasional yang dikembangkan adalah Nasionalisme Pancasila. Mengapa Pancasila, sebab merupakan dasar negara sebagaimana tertuang di dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai- nilai Pancasila. Sasaran utama nasionalisme Pancasila adalah mewujudkan manusia Indonesia yang senantiasa: menempatkan persatuan dan kesatuan; kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat; persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Sesuai dengan terminologinya, Pancasila mempunyai lima nilai dasar sesuai dengan rumusan silanya. Lima nilai dasar tersebut adalah sebagai berikut:
15
a. Ketuhanan yang Maha Esa (nilai ketuhanan);
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab (nilai kemanusiaan);
c. Persatuan Indonesia (nilai persatuan);
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (nilai kerakyatan);
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (nilai keadilan).
Nasionalisme juga tercermin dari prilaku masyarakat bangsa dalam menghormati symbol-simbol negera, seperti Bendera Merah Putih, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Burung Garuda Pancasila sebagai lambang negara, dan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
3. Etika Publik
Etika Publik dipahami sebagai refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggungjawab pelayanan publik. Pelayanan publik mempunyai tiga fokus utama yaitu:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi;
c. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Etika publik mengandung empat belas nilai dasar antara lain:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara yaitu Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjungjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
16
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merujuk pada empat konsep dasar yaitu: efektifitas, efisiensi, Inovasi dan Mutu. Lebih lanjut mengenai keempat konsep tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Konsep Efektivitas
Merujuk pada pemikiran Richard L. Daft dalam karya Tita Maria Kanita efektifitas organisasi mengandung arti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakannya.
Lebih lanjut efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan. Pelanggan sesuai dengan pandangan Zulian Yamit adalah orang yang membeli atau menggunakan produk atau jasa. Seiring dengan globalisasi dimana persaingan semakin kompetitif maka kinerja suatu organisasi diarahkan kepada kepuasan pelanggan. Mengukur kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan melihat tingkat kesenangannya ketika mendapatkan produk/jasa yang sesuai atau bahkan melebihi harapannya sehingga mendorong untuk membeli kembali produk/jasa yang pernah diperolehnya, bahkan menginisiasi orang lain untuk menggunakan produk/jasa tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwa efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performance untuk mencapai target mutu, kualitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya, akan tetapi juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Konsep Efisiensi
Masih menurut Richard L. Daft dalam karya Tita Maria Kanita, efisiensi organisasi dimaknai sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
17
jumlah keluaran tertentu. Begitu pula efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan pandangan ini dapat dipahami bahwa efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
c. Konsep Inovasi
Pertama yang perlu dipahami bahwa inovasi muncul sebagai dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi pada eranya. Perubahan ini sendiri dipicu oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Inovasi pada layanan publik hendaknya mencerminkan hasil pemikiran baru yang sifatnya konstruktif, sehingga akan memberikan motivasi setiap individu untuk mengembangkan karakter dan mind-set baru dalam posisinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Pengembangan karakter dan mind-set yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya bukan sekedar menjalankan tugas yang bersifat rutinitas.
Aparatur dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya untuk melahirkan terobosan baru dalam menjawab tantangan zaman untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan dengan catatan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian dapat dipahami bahwa esensi yang terdapat pada istilah inovasi adalah perubahan.
d. Konsep Mutu
Perkembangan konsep mutu terjadi seiring dengan berubahnya paradigma organisasi terkait dengan pemuasan kebutuhan manusia yang sebelumnya lebih berorientasi kepada kuantitas produk sesuai dengan permintaan menjadi kepuasan customers yang menitikberatkan pada kualitas produk. Dewasa ini mutu menjadi suatu alat vital untuk mempertahankan eksistensi organisasi dan kredibilitas institusi.
18
Zulian Yamit dalam karyanya mengutip beberapa pandangan pakar dalam mendefinisikan mutu. Menurut pandangan Edward Deming mutu adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menggunakan perspektif yang berbeda Crosby mengartikan mutu sebagai keadaan nihil cacat, kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan. Serupa dengan Crosby, Juran memberikan batasan tentang mutu sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.
Berdasarkan beberapa pemikiran pakar tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa mutu mencerminkan suatu nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya atau bahkan melampaui harapannya. Mutu sendiri menjadi salah satu standar yang menjadi fondasi untuk mengukur capaian hasil kerja. Selain itu, mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembanding dengan produk/jasa lainnya yang dihasilkan oleh lembaga pesaingnya.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa Latin yaitu kata corrumpere. Masih berasal dari bahasa Latin, kemudian menjadi corruptio atau menurut Webster Student Dictionary adalah corruptus. Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa di Eropa seperti Inggris: corruption, corrupt; Perancis: corruption; Belanda corruptie (korruptie). Selanjutnya dari bahasa Belanda korruptie inilah diduga korupsi dalam bahasa Indonesia diadopsi. Secara harfiah korupsi berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak-jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau menfitnah. Selanjutnya arti kata korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia itu, disimpulkan oleh Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia bahwa korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.
Selain istilah korupsi dalam konteks membangun semangat anti korupsi dikenal istilah tindak pidana korupsi. Tindak pidana sendiri mempunyai arti suatu perbuatan yang diancam pidana oleh undang-undang. Sementara tindak pidana korupsi itu sendiri berarti suatu perbuatan yang dilarang berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
19
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Menurut undang-undang ini terdapat tujuh kelompok tindak pidana korupsi yaitu:
a. Kerugian keuangan negara;
b. Suap-menyuap;
c. Pemerasan;
d. Perbuatan curang;
e. Penggelapan dalam jabatan;
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan;
g. Gratifikasi.
Kesadaran anti korupsi berhubungan langsung dengan spiritual accountability seseorang. Kehidupan warga negara Indonesia diwarnai dengan keyakinan akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Kehidupan di garis Tuhan Yang Maha Esa terdiri dari tiga tahapan utama yaitu: sebelum kehidupan dunia, kehidupan dunia sendiri, dan kehidupan pasca dunia. Penyimpangan terjadi ketika manusia melupakan perjanjian mereka dengan Tuhannya pada saat di alam Roh. Mereka yang memiliki spiritual accountabilityakan selalu memegang teguh perjanjian dengan Tuhannya yang pada dasarnya merupakan tujuan hidup dan kesadaran bahwa hidup mereka harus dipertanggungjawabkan.
Spiritual accountability mempunyai implikasi sistemik terhadap hasil kerja seseorang. Dimulai dengan spiritual accountabilityyang baik akan menghasilkan niat yang baik yang selanjutnya menghasilkan visi dan misi yang baik, selanjutnya akan diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik. Hubungan konsekuensi tersebut lazimnya menjamin bahwa orang yang memiliki spiritual accountability yang baik akan mendorong public accountability yang baik pula dan tidak akan tergoda untuk membuat kerusakan termasuk salah satunya korupsi. Sebaliknya justru mempunyai keteguhan niat untuk menghindari korupsi.
D. Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Pegawai ASN mempunyai kedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan maupun partai politik. Terbebasnya ASN dari intervensi partai politik dimaksudkan agar tercipta keutuhan, kekompakan dan
20
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga kepada tugas yang dibebankan kepadanya. ASN berkedudukan di pusat, daerah dan di luar negeri. Kendatipun demikian, pegawai ASN merupakan satu kesatuan yang mempunyai arti penting pada wacana putra daerah di era desentralisasi dan otonomi daerah yang sering kali menimbulkan stagnansi birokrasi di daerah-daerah. Kondisi ini tentunya menjadi ancaman bagi kesatuan bangsa. Dalam melaksanakan kedudukannya, pegawai ASN mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik;
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
Lebih lanjut pegawai ASN mempunyai tugas:
1. Melaksanakan kewajiban yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Peran pegawai ASN itu sendiri adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintah dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN hakikatnya merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Penekanan manajemen ASN lebih kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul sesuai dengan kebutuhan zaman. Keberadaan ASNdalam perkembangannya selama ini dirasa belum cukup mampu untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Dalam rangka untuk profesionalisme birokrasi maka konsep yang terkandung dalam payung hukum ASN harus jelas. Merujuk pada UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
21
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sementara PPPK adalahwarga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka menjalankan tugas pemerintahan.
Pengelolaan pegawai ASN penting dilakukan untuk memberikan motivasi serta meningkatkan produktivitas dalam menjalankan tugasnya sehingga mampu berkontribusi pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Guna mendapatkan profil pegawai yang produktif, efektif dan efisien diperlukan suatu sistem pengelolaan SDM yang mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi individu yang bekerja di dalamnya. Suatu sistem yang efisien, efektif, adil, transparan serta bebas dari kepentingan politik/individu/kelompok tertentu.
Sistem merit yang menekankan pada objektivitas dalam pengelolaan ASN menjadi suatu pilihan logis bagi berbagai organisasi dalam mengelola SDM.
Menggunakan sistem merit berarti menjadikan kualifikasi, kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan pegawai sebagai acuan. Sistem merit merupakan fondasi untuk memiliki pegawai yang berkompeten dan menciptakan kebahagiaan di tengah-tengah organisasi sebab mereka memiliki kepercayaan diterapkannya keadilan dalam organisasi.
2. Whole of Government (WoG)
Whole of Government (WoG) yaitu suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan manajemen program dan pelayanan publik.
WoG dikenal sebagai pendekatan Interagency yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
APSC memberikan definisi WoG “it demotes public service agencies working across portfolio boundaries to achieve a share goal and an integrated government response to particular issues. Approaches can be formal and informal.
They can focus on policy development, program management, and service
22
delivery”. Bertolak dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun dengan model NPM. Sementara bentuk pendekatannya dapat dilakukan secara formal maupun informal.
Penerapan WoG mempunyai beberapa arti penting. Pertama, adanya faktor- faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga menjadi faktor pendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait dengan faktor-faktor internal dengan adanya ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Ketiga, mengkhusus dalam konteks Indonesia keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik pada prinsipnya merupakan pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan. Per definisi tersebut dapat ditarik 3 unsur penting dari pelayanan publik yaitu: Pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik. Kedua, penerima layanan yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan. Ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan. Pelayanan publik dalam rangka mewujudkan pelayanan prima mempunyai prinsip-prinsip antara lain:
a. Partisipatif;
b. Transparan;
c. Responsif;
d. Tidak diskriminatif;
e. Mudah dan murah;
f. Efektif dan efisien;
g. Aksesibel;
23 E. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya
1. Identifikasi dan Penetapan Isu
Sebelum menetapkan judul rancangan aktualisasi, ada dua tahapan yang dilakukan oleh Penulis. Tahapan pertama yaitu mengidentifikasi isu sesuai tugas pokok dan fungsi. Berdasarkan hasil observasi Penulis selama bertugas di SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan, terdapat beberapa isu yang membutuhkan penyelesaian segera. Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah No Tugas dan
Fungsi
Isu Teridentifikasi
Deskripsi keterkaitan dengan Agenda III
1. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
Belum optimalnya pelaksanaan program perbaikan (remedial) dan pengayaan
Whole of Government (WoG) Koordinasi dengan para wali kelas dan guru mata pelajaran dalam melaksanakan program perbaikan (remedial) dan pengayaan
Pelayanan Publik
Melibatkan partisipatif para wali kelas
2. Melaksanakan tugas tertentu (Pengelolaan Informasi sekolah berbasis website)
Pengelolaan informasi sekolah berbasis website masih belum tertata dengan baik
Whole of Government (WoG), rancangan aktualisasi
dikoordinasikan dengan atasan dan melibatkan bidang-bidang sekolah untuk memperoleh informasi sekolah.
Manajemen ASN, mengedepankan efektifitas dan efisiensi
Pelayanan Publik, website dapat diakses dengan mudah dan murah.
3. Membuat alat pelajaran/alat peraga
Kurangnya motivasi pembuatan alat pelajaran/alat peraga yang menarik
Manajemen ASN,
Professional Membuat alat peraga yang menarik dan inovatif
Pelayanan Publik,
Pembuatan alat pelajaran/alat peraga yang efektif dan efisien
Sumber Data : Hasil Analisis (2021)
Setelah dilakukan identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah, tahapan selanjutnya yang dilakukan penulis adalah menetapkan isu.
24
Penetapan isu yang berkualitas sebaiknya menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Teknik analisis sebagai pisau pemangkas yang digunakan penulis untuk memprioritaskan isu yang akan ditindaklanjuti adalah dengan menggunakan metode analisa APKL, yaitu dengan menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya isu, dengan memberikan skala penilaian 1-5. Isu yang memiliki nilai total penjumlahan tertinggi itulah yang menjadi isu prioritas.
25 Tabel 2. Penetapan isu Prioritas
Sumber Data: Hasil Analisis (2021) Skala Likert : 1-5
Angka 5 : Sangat gawat/mendesak Angka 4 : Gawat/Mendesak Angka 3 : Cukup Gawat/Medesak Angka 2 : Kurang Gawat/Mendesak Angka 1 : Tidak Gawat/Mendesak
No Tupoksi Isu Teknik
Total Ranking
A P K L 1 Melaksanakan tugas tertentu
(Pengelolaan Informasi sekolah berbasis website)
Kurang optimalnya pengelolaan
informasi sekolah berbasis web 5 4 5 5 19 1 2 Membuat alat pelajaran/alat peraga Kurangnya referensi pembuatan
pelajaran/alat peraga yang menarik
4 4 3 4 15 2
3 Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
Rendahnya kepedulian siswa terhadap program (remedial) dan pengayaan
4 3 3 4 14 3
Keterangan:
A : Aktual (sedang terjadi/dalam proses kejadian) P : Problematik (Masalah Mendesak untuk dipecahkan) K : Kekhalayakan (Menyangkut Hidup Orang Banyak) L : Layak (Logis, Pantas, Realistis dan dapat di bahas)
26
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL, yang juga telah dikonsultasikan dengan mentor dan coach, penulis memutuskan mengangkat isu yaitu “Belum optimalnya Pengelolaan Informasi Sekolah Berbasis Website di SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan”, yang mana kemudian Penulis menetapkan sebuah Judul Rancangan Aktualisasi sebagai gagasan pemecahan isu, yaitu “Optimalisasi Pengelolaan informasi sekolah berbasis website melalui Pembentukan Tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) di SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi”.
2. Analisis Isu
Penetapan judul rancangan aktualisasi didasarkan atas hasil indentifikasi akar masalah yang ditemukan Penulis selama bekerja sehingga menghasilkan isu yang layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi. Adapun yang menjadi akar permasalahan sehingga timbul isu prioritas adalah:
a. Kurangnya tenaga yang ahli dalam mengelola website
b. Kurangnya koordinasi antara pengelola informasi berbasis website dengan bidang-bidang disekolah
c. Kurangnya motivasi dan konsistensi dalam pengelolaan informasi sekolah Gambar 2. Peta Permasalahan Analisis Isu
Pengelolaan informasi
berbasis website belum
optimal
Pengelola informasi website belum
terstruktur
Kurangnya Tenaga ahli dalam mengelola website
Konsistensi mengelola website
masih rendah
Optimalisasi pengelolaan informasi sekolah
berbasis website melalui pembentukan tim Pengelola Informasi
Sekolah (PIS)
27 Tabel 3. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output/Hasil kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Kegiatan terhadap Visi/Misi
Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 .
Konsultasi rancangan aktualisasi kepada atasan
1. Persiapan bahan konsultasi
Terkonsultasinya rancangan aktualisasi
Whole of Goverment (WoG)
Terdapat koordinasi dengan pimpinan dalam perencanaan rancangan aktualisasi
Manajemen ASN Adanya koordinasi dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
rancangan aktualisasi 1. Akuntabilitas
Penulis menyiapkan bahan konsultasi dengan penuh tanggungjawab 2. Nasionalisme
Bahan konsultasi yang dipersiapkan
mengutamakan kepentingan umum (sekolah)
Melakukan konsultasi rancangan aktualisasi kepada atasan adalah salah satu bentuk penerapan etika dan menghormati pimpinan serta mendukung tercapainya Visi sekolah yaitu
”Mewujudkan Insan Sekolah yang
Religius, Cerdas, Maju dalam Iptek dan Berwawasan Lingkungan”
dan tercapainya misi sekolah yaitu
Meningkatkan penerapan tata krama dan etika dalam kehidupan;
Kegiatan konsultasi rancangan aktualisasi kepada atasan
berkaitan dengan tata nilai SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan yaitu;
• Peduli dan
menghargai orang lain,
• Koordinatif dan bersinergi dalam kerangka kerja tim
• Demokratis, berkeadilan, dan inklusif
28 3. Etika Publik
Cermat dalam mempersiapkan rancangan aktualisasi serta mengedapankan sikap sopan santun 4. Komitmen Mutu
Kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan bahan konsutasi 5. Anti Korupsi
Disiplin, mandiri dan jujur dalam
mempersiapkan bahan konsultasi
2. Melaksanakan konsultasi dengan atasan
Terkonsultasikan nya rancangan aktualisasi
1. Akuntabilitas Adanya kejelasan target dalam melakukan konsultasi rancangan aktualisasi
2. Nasionalisme
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat melakukan konsultasi kepada atasan
29 3. Etika publik
Sopan dan Terbuka dalam menyampaikan bahan konsultasi 4. Komitmen Mutu
Segala arahan dan masukan yang diberikan oleh atasan dirangkum sebagai bahan referensi agar kegiatan menjadi lebih efektif, efisien dan berorientasi mutu 5. Anti korupsi
Jujur dan berani dalam mengutarakan maksud dan tujuan aktualisasi 3. Memohon
persetujuan rancangan aktualisasi kepada atasan
Tersetujuinya rancangan aktualisasi
1. Akuntabilitas Transparan dalam Memohon persetujuan kepada atasan
2. Nasionalisme
Tidak memaksakan kehendak saat
Memohon persetujuan rancangan aktualisasi
30 3. Etika publik
Ramah dan sopan saat Memohon persetujuan 4. Komitmen mutu
Mempertimbangkan Efektifitas dan efisiensi rancangan aktualisasi 5. Anti korupsi
Jujur dalam Memohon persetujuan
Perkiraan Hambatan : Atasan tidak berada disekolah Dampak Bila kegiatan tidak
terlaksana
: Jika tidak dilaksanakan, maka kegiatan yang dilaksanakan nantinya tidak akan lancar. Sebab tanpa persetujuan dari atasan, maka kegiatan aktualisasi tidak dapat dilaksanakan.
Alternatif solusi : Memohon waktu luang kepada atasan 2 Pembentukan
Tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) berbasis website
1. Koordinasi pembentukan tim dengan kepala
laboratorium
Terbentuknya anggota tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) berbasis website
Whole of Goverment (WoG)
Terdapat koordinasi dalam pembentukan anggota tim pengelola Informasi sekolah (PIS) berbasis website Manajemen ASN
Adanya keterbukaan dalam pemilihan dan pembagian tugas anggota tim hingga pembuatan struktur
Kegiatan pembentukan Tim Pengelola
Informasi Sekolah (PIS) berbasis Website dapat mendukung Visi sekolah yaitu
”Mewujudkan Insan Sekolah Yang
Religius, Cerdas, Maju Dalam Iptek dan Berwawasan
Kegiatan
pembentukan Tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) berbasis Website berkaitan dengan tata nilai SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan yaitu:
- Amanah - Koordinatif dan
31 organisasi
Pelayanan Publik
Kegiatan pembentukan Tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) berbasis Website dilakukan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi website
1. Akuntabilitas
Pembentukan anggota tim mempertimbangkan unsur kepemimpinan 2. Nasionalisme
Tidak memaksakan kehendak individual 3. Etika publik
Cermat dalam
pemilihan anggota tim pengelola Informasi sekolah
4. Komitmen mutu Pemilihan anggota tim yang bermutu dapat meningkatkan efektfitas dan efisiensi tim
5. Anti korupsi
Lingkungan”
dan juga mendukung tercapainya misi sekolah yaitu Melaksanakan
pengembangan sarana dan prasarana sekolah;
bersinergi dalam kerangka kerja tim - Akuntabel
- Dapat dipercaya (andal)
32
Adil dalam pemilihan anggota tim pengelola Informasi sekolah 2. Pembagian
tugas anggota tim
Tersedianya tugas anggota tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) berbasis website
1. Akuntabilitas
dalam pembagian tugas anggota tim, harus memperhatikan unsur keseimbangan, artinya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing.
2. Nasionalisme
Adil, mengutamakan kepentingan bersama dan tidak memaksakan kehendak
3. Etika publik Cermat dalam
melakukan pembagian tugas
4. Komitmen mutu Dalam kegiatan pembagian tugas ini mempertimbangkan kualitas anggota yang berorientasi mutu
33 5. Anti korupsi
Disiplin terhadap tugas yang telah diberikan 3. Pembuatan
struktur organisasi tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) berbasis website
Terbuatnya struktur organisasi tim Pengelola Informasi Sekolah (PIS) berbasis website
1. Akuntabilitas
Kegiatan pembuatan struktur organisasi ini dilakukan dengan penuh tanggungjawab
2. Nasionalisme Pembuatan Struktur organisasi berdasarkan musyawarah
3. Etika publik
Memiliki integritas tinggi terhadap tugas yang diberikan 4. Komitmen mutu
Inovatif dan kreatif dalam membuat Struktur organisasi
5. Anti korupsi
Struktur organisasi yang dibuat memuat unsur kesederhanaan
Perkiraan Hambatan : Beberapa anggota tim belum menguasai cara pengelolaan website
Dampak Bila kegiatan tidak : Dampak jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka pengelolaan informasi website tidak akan