LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN
“OPTIMALISASI PROGRAM PENGEMBANGAN INVESTASI PROMOSI ONLINE SEKTOR PARAWISATA KECAMATAN WABULA PADA DINAS
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN BUTON”
OLEH :
ALDONA MANARI, S.E NDH : 27
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXII TAHUN 2021
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
“OPTIMALISASI PROGRAM PENGEMBANGAN INVESTASI PROMOSI ONLINE SEKTOR PARAWISATA KECAMATAN WABULA PADA DINAS PENANAMAN
MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN BUTON”
OLEH :
ALDONA MANARI, S.E NIP. 19941225 202012 1 013
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal 09 Juli 2021
di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
COACH, MENTOR,
LA HADIFA, SE., M.Si LA MADI, S.Sos NIP. 19611231 199103 1 04 NIP. 19631231 199103 1 115
iii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
“OPTIMALISASI PROGRAM PENGEMBANGAN INVESTASI PROMOSI ONLINE SEKTOR PARAWISATA KECAMATAN WABULA PADA DINAS PENANAMAN
MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN BUTON”
OLEH :
ALDONA MANARI, S.E NDH : 27
Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal, 09 Juli 2021 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diaktulisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan CXII Tahun 2021
Kendari, 08 Juli 2021
Disetujui :
PENGUJI,
Dr. Ir. I KETUT PUSPA ADNYANA, M.TP.
NIP. 19590127 198803 1 004
COACH,
LA HADIFA, SE., M.Si.
NIP. 19611231 199103 1 049
MENTOR,
LA MADI, S.Sos NIP. 19631231 199103 1 115
Mengetahui,
KEPALA PENGEMBANGAN SDM PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SYAHRUDDIN NURDIN, SE.
Pembina Utama Madya, Gol. IV/d NIP. 19660621 199012 1 001
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur peserta panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peserta mampu menyelesaikan laporan pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing manusia yang beradab.
Peserta menyadari bahwa laporan aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Peserta dengan rendah hati mengucapkan terima kasihkepada:
1. Bapak Syahruddin Nurdin, S.E selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasarCPNS;
2. Bapak Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana, M.T.P. selaku penguji yang telah berkenan menguji dalam seminar rancangan aktualisasi dan seminar aktualisasi sekaligus memberikan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan laporan aktualisasi ini;
3. Bapak Drs.Awaludin selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Buton beserta jajarannya yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;
4. Bapak La Hadifa, SE., M.Si selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan danbimbingannya;
5. Bapak La Madi,S.Sos.selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan programaktualisasi;
6. Keluarga besar Dinas Penanaman Modal dan PTSP atas dukungan dankerjasamanya;
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan diinstansi;
8. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatanlatsar;
9. Kedua orang tua saya dan istri saya yang selalu memberikan doa, dukungan serta semangat kepadasaya;
10. Keluarga besar peserta Latsar Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Buton Utara dan Kabupaten Buton Golongan III Angkatan CXII,CXIII dan CIV.
v
Peserta menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya peserta berharap masukan yang membangun dari berbagai pihak sehingga membuat laporan aktualisasi ini menjadi lebih baik dan dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kendari, 24 Agustus 2021
ALDONA MANARI, S.E
vi DAFTAR ISI
COVER ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
1.3 Manfaat ... 3
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ... 4
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN ... 5
2.1 Gambaran Umum Organisasi ... 5
2.1.1. Profil Organisasi ... 5
2.1.2. Struktur Organisasi ... 6
2.1.3. Visi, Misi dan Nilai Organisasi ... 8
2.1.4. Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi... 9
2.1.5. Tugas Pengelola Pengembangan Investasi ... 9
2.2 Nilai-Nilai Dasar ASN... 10
2.2.1. Akuntabilitas... 10
2.2.2. Nasionalisme ... 12
2.2.3. Etika Publik ... 14
2.2.4. Komitmen Mutu ... 15
2.2.5. Anti Korupsi ... 15
2.3 Kedudukan dan Peran ASN ... 16
2.3.1. Manajemen ASN ... 16
2.3.2. Whole of Government ... 17
vii
2.3.3. Pelayanan Publik ... 18
2.4 Penetapan Isu dan Dampaknya ... 20
2.4.1. Identifikasi dan Penetapan Isu ... 20
2.4.2. Analisis Menggunakan Metode APK ... 21
BAB III RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ... 23
3.1 Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu ... 23
3.2 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan ... 24
3.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 51
BAB IV CAPAIAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN ... 52
4.1 Kendala dan Antisipasi ... 52
4.2 Capaian Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ... 52
4.4. Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ... 79
4.5 Matriks Aktualisasi dan Habituasi ... 79
4.6 Matriks Kedudukan dan Peran ASN ... 81
4.7 Matriks Keterkaitan dengan Visi dan Misi Organisasi ... 82
BAB V PENUTUP ... 83
5.1 Kesimpulan ... 83
5.2 Langkah Antisipasi ... 83
5.3 Rencana Tindak Lanjut ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Gambar 2.2 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21 Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28 Gambar 4.29
Dedung D DPMPTSP Lantai 1 ...
StrukturOrganisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton...
Menyiapkan bahan konsultasi mengenai konsep...
Melakukan konsultasi kepada atasan...
Lembar konsultasi kepada atasan ...
Mencatat masukan dan saran dari atasan ...
Meminta persetujuan dari atasan...
Lembar persetujuan dan dukungan...
Berkoordinas dengan Dinas ...
Lembar Koordinasi dengan Dinas Parawisata ...
Data Potensi Parawisata dari Dinas Parawisata...
Membuat Tabulasi Data Potensi Parawisata ...
Tabulasi Data Potensi Parawisata Kecamatan Wabula ...
Konsultasi dengan Pimpinan terkait Tabulasi data
Lembar konsultasi kepada pimpinan terkait tabulasi data...
Menyiapkan konsep video ...
Konsep Video ...
SPT Perjalanan Dinas ...
Koordinasi dengan pihak Kecamatan Wabula ...
Lembar Koordinasi dengan pihak Kecamatan Wabula ...
Melakukan Peliputan Destinasi ...
Melaporkan hasil pelaksanaan SPT kepada atasan ...
Melakukan pengeditan video ...
mempresentasikan hasil video kepada unit-unit terkait...
Mempresentasikan hasil video kepada unit-unit terkait ...
Membuat akun youtube ...
Chanel Youtube...
Mengupload video promosi ...
Hasil video promosi...
Melakukan pemantauan atas video yang di upload
Hasil Pemantauan ...
5 7 54 54 54 55 55 55 60 60 60 61 61 61 62 66 66 66 67 67 67 68 68 68 69 74 75 75 75 76 76
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Identifikasi dan Penetapan Isu...20
Tabel 2.2 Analisis Isu dengan Metode APKL ... 22
Tabel 3.1 Kegiatam terpilih sebagai pemecahan isu ... 23
Tabel 3.2 Matriks Rancangan Aktualisasi ... 24
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 51
Tabel 4.1 Daftar Hambatan dan Solusi Pemecahan ... 52
Tabel 4.2 Daftar Kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan Aktualisasi dan Habituasi nilai-nilai ANEKA...79
Tabel 4.5 Matriks Aktualisasi dan Habituasi ... 79
Tabel 4.6 Matriks Kedudukan dan Peran ASN ... 81
Tabel 4.7 Matriks Keterikatan Kegiatan dengan Visi dan Misi Organisasi ... 82
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan kebijakan publik serta pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat dan pemersatu bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah yang merupakan bagian dari reformasi birokrasi. Untuk mewujudkan ASN sebagai bagian dari reformasi birokrasi, maka ASN memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam pelaksanaan manajemen ASN dengan menanamkan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk membentuk karakter ASN yang kuat, yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat, maka ASN wajib mengikuti pelatihan dasar. Pelatihan dasar tahun 2020 Golongan II dilaksanakan dengan pola baru sesuai dengan Peraturan LAN Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang dilaksanakan dengan sistem klasikal (peserta di asrama serta diberikan kegiatan penunjang berupa kegiatan peningkatan kesegaran jasmani) dan nonklasikal (proses pembelajaran yang dilakukan paling kurang melalui e-learning, bimbingan di tempat kerja, pelatihan di alam bebas, pelatihan jarak jauh dan/atau magang). Pada pelatihan dasar ini, para calon ASN diharapkan mampu membuat rancangan aktualisasi yang nantinya akan dilaksanakan dan diterapkan di instansi tempatnya bekerja.
Buton merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi sulawesi tenggara.
Dengan luas yang mencapai ± 1.648 km2 , kabupaten terdiri atas 7 kecamatan dengan 12 Kelurahan dan 83 desa (data Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton). Selain terkenal dengan keberagaman budaya, Kabupaten Buton juga memiliki banyak potensi pada sektor ekonomi.
2
Salah satu potensi tersebut ialah pada sektor parawisata, dimana Kabupaten Buton memiliki banyak keindahan alam yang bisa dijadikan pilihan sebagai tempat rekreasi, seperti air terjun, pantai, terumbu karang serta bukit yang indah. Selain sektor parawisata, Kabupaten Buton juga memiliki banyak potensi pada sektor lain, seperti sektor pertambangan, perkebunan, perikanan dan sektor UKM.
Berdasarkan Visi Kabupaten Buton “Terwujudnya Buton Sebagai Kawasan Bisnis Dan Budaya Terdepan”, pemerintah terus berupaya untuk memaksimalkan semua sektor yang ada di Kabupaten Buton. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan Kabupaten Buton sebagai kawasan bisnis terdepan ialah terus menggenjot pertumbuhan investasi , dengan mengeksplor potensi investasi dan memberlakukan kemudahan berinvestasi di Kabupaten Buton. Hal tersebut tentunya sejalan dengan Peraturan Pemerintah RI no 24 tahun 2019 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah.
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Buton, sebagai SKPD Kabupaten Buton, memegang peran penting untuk mewujudkan visi dari Kabuapten Buton. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 39 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu pada bab ii pasal 2, disebutkan bahwa Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Buton adalah unsur pelaksanan urusan pemerintahan bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan daerah.
Untuk itu, DPMPTSP Kabupaten Buton terus menigkatkan kualitas kerja petugas pelayanan dengan menerapkan disiplin dan menerapkan moto “ramah, cepat dan transparan” serta dengan menerapkan pengurusan perizinan secara online melalui online singkle submision (OSS)
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Buton juga mempunyai tugas untuk melakukan pengembangan investasi melalui promosi investasi. Selain melalui penyebaran leaflet, ke ikut sertaan pameran serta penerbitan buku, promosi juga dapat dilakukan melalui media sosial (online). Hal tersebut sejalan dengan era modern yang semakin canggih ini, dimana hampir setiap orang memiliki gadget dan mengakses media sosial. Sehingga promosi investasi melalui media online sangat dibutuhkan guna mudah di aksesnya oleh pengguna mesia sosial, baik investor maupun masyarakat, termasuk untuk mempromosikan keindahan sektor parawisata yang ada di kabupaten buton.
Namun kenyataannya Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Buton selaku SKPD yang bertanggung jawab dibidang modal belum mengoptimalkan promosi investasi online. Hal tersebut bisa di lihat dari belum adanya akun media sosial Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Buton, baik itu akun facebook, instagram maupun akun youtube. Padahal,
3
promosi online sangat penting untuk dijadikan salah satu bentuk promosi pada era modern seperti ini, guna mempercepat serta memperluas promosi investasi yang dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik membuat rancangan aktualisasi dan habituasi dengan judul “Optimalisasi Program Pengembangan Investasi Melalui Promosi Online Pada Sektor Parawisata Kecamatan Wabula Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton”.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kegiatan aktualisasi ini antara lain:
a. Tujuan umum
Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA), serta mengetahui kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (Manajemen ASN, Whole Of Goverment)
b. Tujuan Khusus
Optimalnya program pengembangan investasi melalui promosi online pada sektor parawisata Kecamatan Wabula Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton
1.3 Manfaat Aktualisasi
Manfaat aktualisasi nilai–nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat bagi ASN
Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), serta dapat mengaktualisasikan nilai–nilai tersebut pada saat bekerja.
b. Manfaat Bagi Organisasi
Mampu memberikan solusi mengenai penigkatan jumlah investasi daerah melalui strategi investasi yang salah satunya ialah melalui media online
c. Manfaat Bagi Masyarakat
Dengan meningkatnya jumlah investasi daerah di Kabupaten Buton tentunya bisa berdampak pada tersedianya lapangan kerja
4 1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang menjadi cakupan pada aktualisasi ini “ Optimalisasi Program Pengembangan Investasi Melalui Promosi Online Pada Sektor Parawisata Kecamatan Wabula Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton”. Dengan optimalnya program pengembangan investasi melalui promosi online, diharapkan mampu menambah jumlah investor di Kabupaten Buton terkhususnya investor pada sektor parawisata di Kecamatan Wabula.
Berikut kegiatan-kegiatan yang diaktualisasikan :
a. Meminta dukungan dan persetujuan pimpinan terkait rancangan aktualisasi b. Mengumpulkan data potensi parawisata Kecamatan Wabula Kabuapten Buton c. Membuat video promosi destinasi wisata
d. Melaksanakan Promosi disektor Parawisata melalui media online
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan selama satu bulan dari tanggal 11 juli 2021 – 15 Agustus 2021 di Kecamatan Wabula dan Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten buton
5 BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN
2.1. Gambaran Umum Organisasi 2.1.1. Profil Organisasi
Gambar 1.1. Gedung D DPMPTSP Lantai 1
Kabupaten Buton saat ini, terdiri dari 7 Kecamatan dan 95 Desa/Kelurahan tersebar dalam wilayah seluas 1.648,05 Km2, dengan pusat pelayanan pemerintahan utama berada di wilayah Kecamatan Pasarwajo. Luas wilayah yang ada merupakan peluang dan tantangan bagi Kabupaten Buton, dimana peluangnya adalah memperoleh dana alokasi umum (DAU) yang lumayan besar dibandingkan dengan luas wilayahnya kecil.
Tantangannya adalah urusan pelayanan yang tidak maksimal karena jangkauan pelayanan yang luas.
Dalam mensukseskan penyelenggaraan dan pembangunan di Kabupaten Buton, selain mempusatkan hampir semua perkantoran di kompleks Takawa, SKPD pemerintahan juga harus bersama-sama bekerja keras mengelolah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu SKPD yang ikut andil untuk mensukseskan penyelenggaraan dan pembangunan ialah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton yang bertugas melaksanakan urusan pemerintahan di Bidang Penanaman
6 Modal.
Merujuk pada Peraturan Bupati Nomor 39 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susuna Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah sebagai berikut :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat terdiri atas:
1) Sekretaris Dinas
2) Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan 3) Sub Bagian Umum, Kepegawaian; dan
4) Sub Bagian Perencanaan dan Perlengkapan.
c. Bidang Perizinan dan Non Perizinan terdiri atas:
1) Sub Bidang Pelayanan ;
2) Sub Bidang Verifikasi dan Dokumentasi; dan 3) Sub Bidang Penerbitan dan Penetapan.
d. Bidang Pengendalian, Publikasi, dan Pengaduan masyarakat terdiri atas:
1) Sub Bidang Pengendalian, Evaluasi, dan Pelaporan ; 2) Sub Bidang Publikasi, Data dan Sistem Informasi; dan 3) Sub Bidang Pengaduan Masyarakat.
e. Bidang Penanaman Modal, Promosi dan Pengembangan terdiri atas:
1) Sub Bidang Sarana dan Hubungan Kelembagaan;
2) Sub Bidang Promosi Investasi; dan 3) Sub Bidang Pengembangan Investasi.
2.1.2. Struktur Organisasi
Suatu organisasi pemerintah yang mempunyai tanggung jawab terhadap bidang urusan tertentu dalam pemerintahan haruslah menjadi kokoh dengan mengedepankan prinsip kerja sebuah organisasi. Prinsip kerja dimaksud adalah membangun sebuah sistem kerja dengan mengedepankan komunikasi dan etika birokrasi dalam tata kelola
pemerintahan (good government dan good governance).
Pemerintah adalah pelayan urusan pemerintahan yang secaran berjenjang dan terstruktur dengan urusan bidang pekerjaan yang berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Struktur organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton ditetapkan dengan Peraturan Peraturan Bupati Buton Nomor
7
39 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susuna Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dapat dilihat pada Bagan 1.2 sebagai berikut :
8
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN BUTON
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton
BIDANG PENANAMAN MODAL, PROMOSI DAN PENGEMBANGAN
SUB BAGIAN UMUM , KEPEGAWAIAN DAN
PERLENGKAPAN SUB BAGIAN PERENCANAAN
PROGRAM DAN KEUANGAN
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SEKSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SEKSI PROMOSI INVESTASI
UPTD KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
SEKSI PELAYANAN
SEKSI VERIFIKASI DAN DOKUMENTASI
SEKSI
PENGENDALIAN,EVALUASI DAN PELAPORAN
SEKSI PUBLIKASI, DATA DAN SISTEM INFORMASI
SEKSI PENERBITAN IZIN
DAN PENETAPAN SEKSI PENGADUAN
MASYARAKAT
BIDANG PENGENDALIAN, PUBLIKASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT
SEKSI SARANA DAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN
9 2.1.3. Visi Misi dan Nilai Organisasi
Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovativ, serta produktif. Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah.
Berdasarkan aturan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan yang berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan permasalahan pembangunan di Kabupaten Buton, serta Visi, Misi, dan program unggulan yang telah disampaikan oleh Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye, maka visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Buton tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut:
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Misi juga menjadi alasan utama mengapa suatu organisasi harus berdiri dengan membawa komitmen dan konsistensi kinerja yang terus dijaga oleh segenap stakeholders pembangunan.
Dalam upaya mengoperasionalkan Visi “TERWUJUDNYA BUTON SEBAGAI KAWASAN BISNIS DAN BUDAYA TERDEPAN”, dengan memperhatikan perubahan paradigma pembangunan Nasional, Provinsi dan isu-isu strategis serta kondisi yang akan dihadapi Kabupaten Buton pada masa yang akan datang maka dirumuskan misi pembangunan Kabupaten Buton, sebagai berikut:
1. Misi 1 : Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, yang bertumpu pada peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani, kualitas iman dan takwa serta kualitas pengetahuan dan teknologi.
2. Misi 2 : Peningkatan Daya Saing Daerah yang Berkelanjutan, dimaksudkan untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi yang berdaya saing dan berwawan lingkungan dan berkesinambungan, dengan bertumpu pada:
a. Pembangunan infrastruktur kewilayahan;
b. Pembangunan infrastruktur pedesaan; dan
“TERWUJUDNYA BUTON SEBAGAI KAWASAN BISNIS DAN BUDAYA TERDEPAN”
10
c. Pemanfaatan potensi daerah secara maksimal.
3. Misi 3 : Pelestarian dan Pengembangan Nilai dan Aset Budaya, dimaksdukan untuk merekatkan masyarakat Buton dalam kebersamaan dan memegang teguh nilai-nilai budaya yang ditanamkan oleh leluhur (Kesultanan Buton).
4. Misi 4 : Reformasi Birokrasi, meningkatkan pelayanan publik dan menciptakan kondisi pemerintahan yang baik (good governance), melalui penerapan sistem pelayanan terpadu, efektif dan efisien, mendorong aparatur agar memiliki kompetensi, profesional serta menegakkan hukum dan perlindungan hak asasi manusia.
2.1.4. Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Buton Nomor 39 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton guna kelancaran penyelenggaraan tugas, perlu ditindak lanjuti dengan Pedoman Uraian Tugas Jabatan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai tugas melaksanakan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepala daerah dibidang Penanaman Modal.
Dalam melaksanakan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya ; 2. Pelaksanaan Kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya ; 4. Pelaksanaan Administrasi Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya ;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.5. Tugas Pengolah Pengembangan Investasi
Adapun uraian tugas Jabatan Pengelola Pengembangan Investasi belum di atur dalam Peraturan Bupati Buton No. 39 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton sehingga penulis mengacu pada Permenpan RB No 41 Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi
11 Pemerintah Daerah :
1. Melaksanakan program kerja promosi investasi pengelolaan pengembangan investasi, agar dalam pelaksanaan berjalan dengan baik.
2. Melaksanakan pengelolaan pengembangan investasi sesuai dengan bidang tugas, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal.
3. Melaksanakan program kerja agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan.
4. Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada pimpinan unit agar hasil telaahan dapat bermanfaat.
5. Menyusun laporan secara berkala sebagai bahan penyusunan program berikutnya.
6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan baik secara tertulis maupun lisan.
2.2. Nilai-Nilai Dasar ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasaryang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme,
EtikaPublik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika public komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus ditanamkan kepada setiap ASN maka perlu diketahui indikator- indicator dari kelima kata tersebut,yaitu:
2.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan amanah yang telah diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2014: 8). Adapun indikator dari nilai dasar akuntabilitas yaitu:
a. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.
c. Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan,
12
dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
d. Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi menjadi responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan. Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada unit organisasinya.
f. Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
h. Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Focus utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
j. Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi, kecurangan penggelapan asset, dan kecurangan dalam hal laporan keuangan. Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari praktek kecurangan dan perilaku korup.
k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus memastikan bahwa penggunaan sumber daya milik negara sesuai dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung jawab.
l. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah. Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan oleh pemerintah harus relevan,
13
dapat dipercaya, dapat dimengerti, serta dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
m. Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai konflik kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.
2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang di arahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesame manusia dan sesame bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggangrasa.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Sila Pertama : KetuhananYangMaha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadapTuhanYangMahaEsa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
14
4) Membina kerukunan hidup diantara sesame umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda- bedakan.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.
c. Sila Ketiga : PersatuanIndonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagaikepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup danrela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat,setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
15
5) Dengan iktikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. SilaKelima : Keadilansosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikapdan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hakoranglain.
5) Sukabekerjakeras.
6) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
7) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial (LAN, 2015).
2.2.3. EtikaPublik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun indikator- indikator dari nilai dasar etika publik adalah:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
b. Setia dan mempertahankan undang-undang Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
16
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
2.2.4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu terhadap produk atau jasa (LAN,2015).
2.2.5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkahlaku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap- menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang
17 mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;
f. J ujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggungjawab y aitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi (LAN,2015).
2.3. Kedudukan dan Peran ASN 2.3.1. Manajemen ASN
Manajemen Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana kebijakan public, Pelayan publik, serta Perekat dan pemersatu bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerapakan sistem ini
18
baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;
disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga non struktural, dan Instansi
Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
2.3.2. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
19
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut :
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi menjadi :
1) Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;
2) Dialog atau pertukaran informasi;
3) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi menjadi : 1) Joint working, atau kolaborasi sementara ;
2) Joint venture, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama
3) Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi menjadi :
1. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
2. Union, berupa unfikasi resmi, identitas masing-masing masih tampak merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru (LAN,2017)
2.3.3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah : a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga Negara untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan pelayanan publik.
20 c. Responsive
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga dengan warga lainnya atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggara pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang di butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak di maksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memnuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan efisien
Penyelenggara pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti non- fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertangungjawaban disini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus di pertanggungjawabkan secara terbuka kapada masyarakat melalui media publikz.
i. Berkeadilan
Penyelenggara pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
21 2.4. Penentapan Isu dan Dampaknya
2.4.1. Identifikasi dan penetapan isu
Berikut ini tiga isu yang aktual, menyangkut khlayak, problematika dan layak untuk diangkat yang di identifikasi:
Tabel 2.1 Identifikasi dan Penetapan Isu NO Pelaksanaan tugas atau fungsi
pegawai yang belum optimal isu teridentifikasi Keterkaitan dengan agenda 1 Melaksanakan program kerja
promosi investasi pengelolaan pengembangan investasi, agar dalam pelaksanaan dapat berjalan dengan baik.
Belum optimalnya program
pengembangan investasi melalui promosi pada sektor parawisata Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton
Manajemen ASN Menciptakan rencana kerja agar bekerja lebih baik Whole of
Government koordinasi untuk membentuk suatu rencana kerja yang baik
Pelayanan Publik Cepat tanggap dalam mengatasi masalah untuk mendukung kelancaran
pelayanan 2 Melaksanakan pengelolaan
pengembangan investasi sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal.
Kurangnya
pemahaman mengenai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan bidang tugas masing-masing
Manajemen ASN Melakukan
pemantauan agar kerja sesuai bidang masing-masing Whole of Government
Koordinasi ke setiap bidang untuk bekerja
22
sesuai bidang masing-masing Pelayanan Publik Kesesuaian kegiatan masing-masing akan menunjang
pelayanan menjadi lebih baik
3 Menyusun laporan secara berkala sebagai bahan
penyusunan program berikutnya.
Belum optimalnya penyusunan laporan kegiatan secara berkala sebagai bahan penyususnan program berikutnya
Manajemen ASN Penyusunan laporan yang lebih akuntabel Whole of
Government Dibutuhkan koordinasi dan kolaborasi dari semua bidang terkait penyususnan laporan Pelayanan Publik Penyusunan laporan yang baik akan mengahasilkan data yang akurat
2.4.2. Analisis Menggunakan Metode APK
Dari hasil identifikasi beberapa isu. Dilakukan penentuan isu prioritas untuk diangkat menjadi isu prioritas dalam rancangan aktualisasi dengan menggunakan metode APKL (Aktual, problematika, kekhalayakan, kelayakan. Metode APKL adalah metode yang digunakan untuk menguji kekhalyakan untuk dicari solusinya dalam kegiatan aktualisasi, dengan cara penetapan skoring pada masing-masing isu.
Isu yang telah diangkat kemudian dirangkum dalam bentuk table sebagai berikut:
23
Tabel 2.2 Analisis Isu dengan Metode APKL
NO ISU
Penilaian
Total Prioritas A P K L
1. Belum optimalnya program
pengembangan investasi melalui promosi pada sektor parawisata Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton
5 5 4 5 19 I
2. Kurangnya pemahaman mengenai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan bidang tugas masing-masing
4 4 5 3 16 II
3. Belum optimalnya penyusunan laporan kegiatan secara berkala sebagai bahan penyususnan program berikutnya
3 3 3 4 13 III
Berdasarkan penentuan isu prioritas dengan alat analisis APKL maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan alternatif pemecahan masalahnya yaitu ”Optimalisasi Program Pengembangan Investasi Melalui Promosi Online Pada Sektor Parawisata Kecamatan Wabula Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton “
24 BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
3.1 Gagasasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu
Berdasarkan isu prioritas yaitu belum optimalnya penyusunan program kerja perlengkapan pengelolaan pengembangan investasi dalam peningkatan investasi daerah dapat ditentukan gagasan kreatif sebagai pemecahan isu, yaitu dengan menciptakan strategi peningkatan investasi daerah melalui media online sebagai solusi untuk peningkatan investasi.
Tabel 3.1 Kegiatan terpilih sebagai pemecahan isu
Unit Kerja : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Isu yang diangkat : Belum optimalnya program pengembangan investasi melalui promosi pada sektor parawisata Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton
Judul : Optimalisasi program pengembangan investasi melalui promosi online pada sektor parawisata Kecamatan Wabula pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Buton
Kegiatan : Meminta dukungan dan persetujuan pimpinan terkait rancangan aktualisasi
Mengumpulkan data potensi parawisata Kecamatan Wabula Kabuapten Buton
Membuat video promosi destinasi wisata
Melaksanakan Promosi disektor Parawisata melalui media online
25 3.2 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan
Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.2 Kegiatan 1 Meminta Persetujuan dan Dukungan Pimpinan Terkait Rancangan Aktualisasi N
o Kegiatan Tahapan
kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan
Kontribusi terhadap visi
& misi organisasi
Penguatan nilai organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Meminta persetujuan dan dukungan pimpinan terkait rancangan aktualisasi
1. Menyiapkan bahan konsultasi mengenai konsep rancangan
Output : Tersedianya bahan konsultasi
Hasil : Materi yang akan
dikonsultasikan, dokumentasi, dokumentasi
Akuntabilitas : adanya rasa
tanggungjawab untuk menyiapkan bahan yang akan dikonsultasikan Nasionalisme : menggunaan Bahasa Indonesia yang baik Etika Publik : menyiapkan bahan konsultasi secara benar dan sopan
Komitmen Mutu : menyediakan bahan konsultasi dengan baik
Terlaksananya kegiatan ini akan dapat memberikan kontribusi dalam
mewujudkan visi
DPMPTSP yaitu
“Mewujudkan DPMPTSP Sebagai Media Investasi dan Bisnis Terdepan” dan misi dari organisasi yaitu
“Meningkatkan Investasi dan Penanaman Modal”
Kegiatan ini diharapkan dapat membangun dan
memastikan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan
pemangku kepentingan (nilai senergi)
26
dan sesuai dengan rancangan aktualisasi Anti Korupsi:
Bahan konsultasi diperoleh dari sumber yang terpercaya 2. Melakukan
konsultasi kepada atasan
Output : Terlaksananya kegiatan konsultasi
Hasil : Lembar konsultasi, Dokumentasi
Akuntabilitasi : Dalam melakukan konsultasi, saya akan mengutamakan kejujuran dan tanggungjawab Nasionalisme : Dalam melakukan konsultasi, dengan cara musyawarah dan mencapai mufakat bersama
Etika Publik : Dalam melakukan konsultasi, saya akan
27
memperhatikan etika kesopanan
Komitmen Mutu : Dalam melakukan konsultasi, saya akan berfokus pada tujuan yang telah ditetapkan, serta dapat bermanfaat bagi dinas
Anti Korupsi : Dalam melakukan konsultasi, saya akan mengutamakan kejujuran dalam berkonsultasi dengan atasan 3. Mencatat
masukan dan saran dari atasan
Output : Tersedianya catatan masukan dan saran dari atasan
Akuntabilitas Dalam meminta saran, saya akan mengutamakan tanggungjawab Nasionalisme :
28 Hasil : Catatan masukan dan saran atasan, dokumentasi
Dalam meminta saran, saya akan amanah dan penuh rasa hormat dalam melaksanakan setiap ide/saran/arahan dari atasan
Etika Publik : Dalam meminta saran, saya akan
memperhatikan etika sopan dalam
berkomunikasi dan menghargai setiap ide dan saran dari atasan Komitmen Mutu : Dalam memintasaran, saya akan fokus pada pengembangan masukan/saran dari atasan menjadi gagasan yang inovatif.
29
Anti Korupsi :
Dalam meminta saran,
saya akan
bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan ide/saran yang diberikan atasan dan menghindari hal-hal yang merugikan organisasi
4. Meminta Persetujuan dan dukungan dari atasan terkait rancangan aktualisasi
Output : Terdapatnya persetujuan dan dukungan dari mentor terkait rancangan aktualisasi
Akuintabilitas : Dalam meminta persetujuan dan dukungan, saya akan mengemukakan
tujuannya dengan jelas Nasionalisme :
Dalam meminta persetujuan dan
30 Hasil :
Lembar
persetujuan dan dukungan, dokumentasi
dukungan, saya akan menggunakan bahasa yang benar
Etika Publik : Dalam meminta persetujuan dan dukungan, saya akan mengemukakan alasan dengan sopan
Komitmen Mutu : Dalam meminta persetujuan dan dukungan, saya akan menjaga komunikasi agar berkelanjutan Anti Korupsi : Dalam meminta persetujuan dan dukungan, saya tidak akan menjanjikan imbalan apapun
31 Analisis Dampak
Perkiraan Hambatan
Tidak dapat bertemu dengan Pimpinan
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana
- Pelaksanaan kegiatan aktualisasi akan terhambat dan tidak maksimal;
Alternatif Solusi Membuat jadwal pertemuan kembali Penjelasan Keterkaitan
Kegiatan dengan Mata Pelajaran Agenda III (Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik)
Meminta persetujuan dan dukungan pimpinan terkait rancangan aktualisasi yang menunjukkan dukungannya terhadap kegiatan aktualisasi yangberkaitan dengan implementasi tugas saya sebagai staf dalam membentuk kerjasama dengan pimpinan (WoG/Whole of Government) Saya mengedepankan etika dan kode etik ASN yang bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam melaksanakan profesinya agar dapat meningkatkan mutu pelayanannya (Manajemen ASN). Kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan pemenuhan pelayanan yang sesuai standar akreditasi untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan (Pelayanan Publik).
Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.2 Kegiatan 2 Mengumpulkan Data Potensi Parawisata Kecamatan Wabula Kabupaten Buton N
o Kegiatan Tahapan
kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan
Kontribusi terhadap visi
& misi organisasi
Penguatan nilai organisasi
1 2 3 4 5 6 7
32 2 Mengumpulkan data
potensi parawisata Kec.
Wabula
1. Berkoordinasi denga Dinas Parawisata terkait rencana promosi investasi
Output : Terlaksananya kegiatan koordinasi
Hasil : Lembaran koordinasi, dokumentasi
Akuntabilitasi : Dalam melakukan koordinasi, saya akan mengutamakan kejujuran dan tanggungjawab Nasionalisme : Dalam melakukan koordinasi, saya akan dengan cara musyawarah dan mencapai mufakat bersama
Etika Publik : Dalam melakukan koordinasi, saya akan memperhatikan etika kesopanan
Komitmen Mutu : Dalam melakukan koordinasi, saya akan memperhatikan efektivitas,efisiensi.
Terlaksananya kegiatan ini akan dapat memberikan kontribusi dalam
mewujudkan visi
DPMPTSP yaitu
“Mewujudkan DPMPTSP Sebagai Media Investasi dan Bisnis Terdepan” dan misi dari organisasi yaitu
“Meningkatkan Investasi dan Penanaman Modal”
Mengumpulka n data potensi parawisata pada Dinas Parawisata diharapkan dapat membangun dan
memastikan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan
pemangku kepentingan (nilai senergi)
33
Anti Korupsi : Dalam melakukan koordinasi, saya akan mengutamakan kejujuran dan tanggung jawab dalam berkoordinasi 2. Meminta
kepada Dinas Parawisata terkait data parawisata Kec. Wabula
Output : Tersedianya data parawisata
Hasil : Data Potensi Parawisata, dokumentasi
Akuntabilitasi : Dalam meminta data, saya akan mengutamakan sikap penuh
tanggungjawab Nasionalisme : Dalam meminta data, saya akan memperhatikan penggunaan tata bahasa yang baik
Etika Publik :
Dalam minta data, saya akan memperhatikan etika keramahan dan kesopanan
Terlaksananya kegiatan ini akan dapat memberikan kontribusi dalam
mewujudkan misi
Kabupaten Buton yaitu :
“Reformasi Birokrasi, meningkatkan pelayanan publik dan menciptakan kondisi pemerintahan yang baik (good govemance), melalui penerapan sistem pelayanan terpadu, efektif dan efisien, mendorong aparatur agar memiliki kompetensi, professional
34
Komitmen Mutu : Dalam meminta data, saya akan memanfaatkan waktu se efisien mungkin Anti Korupsi :
Dalam meminta data, saya akan
mengutamakan kejujuran
serta menegakkan hukum dan perlindungan hak asasi manusia”
3. Membuat tabulasi data potensi
parawisata
Output : Tersedianya tabulasi data potensi parawisata
Hasil :
Lembar tabulasi data potensi
Akuntabilitas :
Dalam membuat tabulasi data saya akan
bertanggung jawab atas hasil data
Nasionalisme : Pada saat membuat dokumen saya akan menggunakan bahasa indonesia yang baik Etika Publik :
35 parawisata, dokumentasi
Saya akan bersikap profesional dalam membuat tabulasi data Komitmen Mutu : Saya akan lebih mengutamakan mutu dalam menyiapkan tabulasi data Anti Korupsi :
Saya membuat tabulasi data berdasarkan sumber yang jelas
4. Melaksanakan konsultasi kepada pimpinan terkait data tersebut
Output : Terlaksananya kegiatan konsultasi
Akuntabilitasi : Dalam melakukan konsultasi, saya akan mengutamakan prinsip kerjasama dan kesesuaian data sesuai tujuan
Nasionalisme : Dalam melakukan konsultasi, saya akan
36 Hasil : Lembar konsultasi,
Dokumentasi
memperhatikan kejelasan dan rasa hormat kepada pimpinan
Etika Publik : Dalam melakukan konsultasi, saya akan berperilaku yang sopan dan berpenampilan rapih serta bertutur kata yang santun
Komitmen Mutu : Saya akan berfokus pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, serta dapat bermanfaat bagi dinas.
Anti Korupsi : Dalam melakukan konsultasi, saya akan bertemu sesuai dengan
37
waktu yang telah disepakati bersama
Analisis Dampak
Perkiraan Hambatan
- Tidak dapat bertemu dengan perwakilan dinas parawisata Tidak tersedianya data parawisata
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana
- Belum diterimanya data terkait potensi parawisata - Kegiatan akan tertunda dan tidak berjalan maksimal
Alternatif Solusi Membuat kembali pertemuan dengan perwakilan Dinas Parawisata untuk memperoleh data yang dibutuhkan
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan dengan Mata Pelajaran Agenda III (Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik)
Saya mengumpulkan data potensi parawisata Kecamatan Wabula Kabupaten Buton menunjukkan suatu kerjasama di antar unit instansi yang terkait, dalam hal ini Dinas Penanaman Modal dan Dinas Parawisata (WoG/Whole of Government). Mengumpulkan data potensi parawisata Kecamatan Wabula merupakan kegiatan aktualisasi yang menunjukkan kode etik ASN yaitu bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugas (Manajemen ASN). Mengumpulkan data potensi parawisata Kec. Wabula berkaitan dengan pemenuhan pelayanan yang sesuai standar akreditasi untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan (Pelayanan Publik).
38
Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.2 Kegiatan 3 Membuat video destinasi wisata N
o Kegiatan Tahapan
kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan
Kontribusi terhadap visi
& misi organisasi
Penguatan nilai organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Membuat video destinasi wisata
1. Menyiapkan konsep video
Output : Tersedianya konsep video
Hasil : Lembaran Konsep video, dokumentasi
Akuntabilitas : Pada saat menyiapkan konsep video, saya akan menyiapkannya dengan cermat dan teliti
Nasionalisme : Pada saat menyiapkan konsep video, saya akan menggunaan Bahasa Indonesia yang baik Etika Publik :
Pada saat menyiapkan konsep video, saya akan menyiapkan konsep video secara benar Komitmen Mutu :
Terlaksananya kegiatan ini akan dapat memberikan kontribusi dalam
mewujudkan visi
DPMPTSP yaitu
“Mewujudkan DPMPTSP Sebagai Media Investasi dan Bisnis Terdepan” dan misi dari organisasi yaitu
“Meningkatkan
Profesionalisme dan Sumber Daya Manusia”
Pada kegiatan pembuatan video destinasi parawisata menguatkan nilai profesiona lisme, yaitu bekerja tuntas atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh
tanggung jawab dan komitmen yang tinggi
39
Saya akan menyediakan konsep video dengan baik dan sesuai dengan rancangan aktualisasi Anti Korupsi:
Konsep video diperoleh dari sumber yang terpercaya 2. Membuat SPT
perjalanan dinas
Output : Tersedianya SPT perjalanan dinas
Hasil :
Lembaran SPT perjalanan dinas, dokumentasi
Akuntabilitas : Dalam membuat SPT, saya akan membuatnya dengan jelas dan sesuai dengan kegiatan saya Nasionalisme : Ketika membuat SPT saya akan menggunakan bahasa Indonesia baik dan benar
Etika Publik : Saya akan
mengefektifkan waktu