LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN
“Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Bidan Dalam Menolong Persalinan Normal Melalui Pelatihan Singkat 60 Langkah Asuhan Persalinan
Normal (APN) Di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan”
Oleh:
WA ODE RAFIATI,A.Md.Keb
NDH: 28
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXI TAHUN 2021
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2021
KATA PENGANTAR
Laporan kegiatan aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara ini dapat disusun atas kuasa Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taufik, Hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan kesehatan kepada penyusun dalam mengikuti Diklat Prajabatan Golongan II Angkatan XXI Tahun 2021 dan menyelesaikan Laporan aktualisas ini nilai-nilai dasar ASN yang berjudul “Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Bidan Dalam Menolong Persalinan Normal Melalui Pelatihan Singkat 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan””. Oleh karena itu penulis hendak memanjatkan puja dan puji atas limpahan pengetahuan dan kesempatan yang diberikan sehingga Laporan Aktualisasi ini dapat tersusun serta dapat mengikuti rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar dengan lancar.
Tersusunnya dokumen rancangan aktualisasi ini bukan merupakan bentuk kerja individual penulis sendiri, lebih dari itu, dokumen ini merupakan hasil kerja sama, didikan, bimbingan, tambahan pengetahuan serta rekomendasi dari pihak- pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi dalam penambahan wawasan penulis. Pihak-pihak tersebut, yaitu:
1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;
2. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;
3. Bapak Abdul Rahman, S.Sos sebagai coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses pembibingan penyusunan rancangan aktualisasi ini;
4. Bapak Suharnius,S.Farm, selaku mentor yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada peserta schingga Rancangan Aktualisasi ini dapat terselesaikan;
5. Seluruh Widiyaswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar ASN yang sangat bermanfaat pada saat penyusunan rancangan aktualisasi ;
6. Seluruh Panitia, Tim dan penyelenggara terkhusus Korlap yang selalu sabar serta memfasilitasi para peserta DiKLATSAR dengan baik.
7.
7.Keluarga tercinta yang selama ini mendoakan dan mendukung dengan tulus selama pelatihan DiKLATSAR
8. Keluarga tercinta yang selama ini mendoakan dan mendukung dengan tulus selama pelatihan DiKLATSAR
9. Seluruh peserta DIKLATSAR CPNS golongan II khususnya angkatan XXI Tahun 202I yang selama ini telah bersama-sama dalam mengikuti pelatihan DIKLATSAR
Penulis menyadari bahwa Laporan aktualisasi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena semua saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna mengoptimalkan perencanaan kegiatan aktualisasi dari niali-nilai ASN nantinya serta dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.
Kendari, September 2021
WA ODE RAFIATI,A.Md.Keb NIP. 19940912 202012 2 008
6
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………i
LEMBAR PERSETUJUAN ……….ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….iii
KATA PENGANTAR ………..iv
DAFTAR ISI ………v
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang………1
1.2.Tujuan ………..3
1.3.Manfaat…...………...3
1.4. Ruang Lingkup………..4
1.5. Waktu dan Tempat………...……… 4
BAB II. GAMBAR UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI- NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU 2.1 Gambaran Umum Organisasi………..………... 5
2.1.1. Kedudukan Organisasi………...………...5
2.1.2. Visi Misi Organisasi………...………...8
2.1.3. Nilai Organisasi …..……….………..……...9
2.1.4Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan………....10
2.1.5Tugas Pokok Uraian Tugas...………..…………...11
2.2 Konsepsi Nilai-nilai Dasar Profesi ASN serta Kedudukan dan Peran ASN ...12
2.2.1 Akuntabilitas…... ... 12
2.2.2 Nasionalisme…... ... 14
2.2.3 Etika Publik ...14
2.2.4 Komitmen Mutu ...16
2.2.5 Anti Korupsi ...17
2.3 Kedudukan dan Peran ASN ... 19
2.3.1 Manajemen ASN ...19
2.3.2 Whole Of Goverment ...21
2.3.3 Pelayanan Publik ...22
2.4 Data yang Terkait Isu ...23
7
2.5 Identifikasi dan Penetapan Isu... 23
2.6 Analisis Isu dan Faktor Penyebab... 25
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ... 27
3.1 Kegiatan Kreatif Pemecahan Isu ... 27
3.2 Deksripsi Penjelasan Kegiatan ... 28.
3.3 Estimasi Biaya ...37
3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ...38
BAB IV PENUTUP... 39
4.1 Kesimpulan ... 39
4.2 Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA... 41
DAFTAR LAMPIRAN ... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan a. Umum ... 3
b. Khusus ... 3
C. Manfaat a. Manfaat Untuk Penulis ... 3
b. Manfaat Untuk Organisasi ... 4
c. Manfaat Untuk Peserta (Bidan) ... 4
d. Manfaat Untuk Masyarakat ... 4
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ... 4
E. Waktu Dan Tempat ... 4 BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN, PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
8
A. Gambaran Umum Organisasi ... 5
1. Letak Organisasi ... 5
2. Visi Dan Misi Organisasi ... 8
3. Nilai Organisasi ... 8
4. Struktur Organisasi ... 10
5. Tupoksi Penulis ... 11
6. Data Sumber Daya Yang Dimiliki Oleh Unit Kerja ... 13
B. Nilai-Nilai Dasar Dan Kedudukan Peran ASN... 12
C. Penetapan Isu Dan Dampaknya ... 23
D. Analisis Isu ... 25
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu ... 27
B. Deskripsi Kegiatan ... 28
C. Rincian Biaya Kegiatan ... 38
D. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ... 39
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI A. Kendala Dan Antisipasi ... 40
B. Hasil Aktualisasi ... 41
C. Analisi Dampak ... 51
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN ... 55
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah penduduk Per Desa di Wilyah Kerja UPTD Puskesmas Kaledupa
Selatan ... 6
Tabel 2 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan Tahun 2020 ... 7
Tabel 3. Sarana Kesehatan Dan Penunjang Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Kaledupa ... 7
Tabel 4 Jumlah Tenaga Bidan UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan yang memiliki Sertifikat APN ... 8
Tabel 5 Identifikasi Isu ... 24
Tabel 6 Analisis Isu Berdasarkan APKL ... 25
Tabel 7 Gagasan kreatif sebagai pemecahan Isu... 27
Tabel 8 Deksripsi Penjelasan Kegiatan ... 28
Tabel 9 Rincian Biaya kegiatan ... 38
Tabel 10 Kendala Dan Antisipasi... 40
Tabel 11 Hasil Aktualisasi ... 41
Tabel 12 Analisis Dampak ... 51
Tabel 13 SOP 60 Langkah APN ... 65
Tabel 14 Hasil Pre Test dan Pro Test ...91
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. UPTD Puskesmas Kecamatan Kaledupa Selatan ... 5 Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Kecamatan Kaledupa Selatan... 10 Gambar 3. Analisis Isu ...26
11 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional, berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam Undang-Undang ( U U ) No.5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya dipelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa Puskesmas adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan Puskesmas yang bermutu sesuai standar profesi dan standar pelayanan merupakan harapan semua masyarakat pengguna Puskesmas. Untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya diantaranya melalui akreditasi Puskesmas dengan standar Internasional. Salah satu indikator penilaian akreditasi RS versi 2012 adalah penurunan Angka Kematian Bayi dan peningkatan kesehatan Ibu.
Angka Kematian dan Kesakitan Ibu yang digunakan sebagai indikator dari kesehatan masyarakat disuatu negara, menunjukan adanya masalah kesehatan di Indonesia. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2017), Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 24/1.000 kelahiran hidup, dan rasio Angka Kematian Bayi berdarkan data WHO 2018 adalah 18/1.000 kelahiran hidup, sedagkan Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan data ICIFPRH tahun 2019 sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data tersebut, pendekatan pelayanan berbasis masyarakat merupakan jalan keluar terhadap masalah akses dan ketersediaan pelayanan serta
12
kompetensi petugas akan sangat menentukan jaminan pelayanan yang berkualitas, aman, efektif dan efisien.
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu dan bayi dibanyak negara berkembang, termasuk Indonesia, disebabkan oleh eklampsia (23%), perdarahan pascapersalinan (22%), komplikasi pasca keguguran (12%), dan sepsis (9%). Dengan program kesehatan dan teknologi kedokteran saat ini, sebagian besar penyebab utama kesakitan-kesakitan ibu tersebut sebenarnya dapat ditanggulangi dan kematian itu dapat dicegah dengan strategi yang sederhana yaitu persalinan harus dilakukan difasilitas kesehatan dan ditolong oleh petugas kesehatan yang terampil.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan pelatihan klinik yang berkualitas berdasarkan kompetensi yang sesuai dengan standar untuk mengatasi kesenjangan kinerja yang selama ini dalam pelayanan persalinan dan bayi baru lahir yaitu Pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) yang merupakan penerapan dari standar Praktik Kebidanan yang telah disusun berdasarkan perkembangan praktik kebidanan terbaru sesuai standar organisasi kesehatan dunia (WHO) (JNPK-KR, 2017).
Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan kala empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir. Tujuan Asuhan Persalinan Normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya terintegrasi dan lengkap dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan tetap terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal). (JNPK-KR, 2017).
UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan atau biasa disebut dengan Puskesmas Sandi merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Berdasarkan data Angka Kematian Bayi tahun 2020 yang ada di Puskesmas Kaledupa Selatan mencapai 3/100 kelahiran hidup , yang sebagian besar penyebabnya kesakitan-kesakitan Ibu yang sebenarnya dapat ditanggulangi dengan strategi asuhan kebidanan dengan memperhatikan Standar 60 langkah Asuhan Persalinan Normal.
Asuhan Pertolongan Persalinan Normal akan efektif jika di terapkan di fasilitas kesehatan guna untuk mencegah terjadinya infeksi, perdarahan, yang mengakibatkan kematian ibu maupun bayinya.
Sejak ditemukan kasus positif COVID-19 di Indonesia dan telah dinyatakannya COVID-19 sebagai pandemi oleh World Health Organization,
13
pemerintah Indonesia melakukan langkah untuk mengurangi peluang penyebaran virus dengan melakukan pembatasan interaksi sosial ini dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran pandemi tersebut ialah dengan menerapkan konsep bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Namun kendala tersebut tidak membatalkan Aktualisasi. Aktualisasi ini akan dilaksanakan dengan tetap mementingkan atau mengedepankan Protokol Kesehatan ( Mencuci tangan menggunakan sabun, Menggunakan Masker, menggunakan handsinitizer dan menjaga jarak ) terhadap kegiatan yang akan dilakukan
Dari latar belakang tersebut di atas peserta mengambil isu dengan judul
“Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Bidan Dalam Menolong Persalinan Normal Melalui Pelatihan Singkat 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan”.
1.2 Tujuan
Kegiatan rancangan aktualisasi ini memiliki du tujuan, yaitu:
1. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dalam membentuk kepribadian ASN yang profesional.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Bidan dalam menolong Persalinan Normal melalui Pelatihan singkat 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal Di UPTD Puskesmas Sandi Kecamatan Kaledupa Selatan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Manfaat yang didapatkan oleh peserta Pelatihan Dasar yaitu peserta dapat memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi ASN di tempat kerja
1.3.2 Bagi Unit Kerja
Manfaat bagi unit kerja yaitu mendapatkan kontribusi dari peserta Pelatihan Dasar untuk mencapai tujuan, visi dan misi bersama.
14 1.3.3 Bagi Peserta (Bidan)
Manfaat bagi Peserta (Bidan) yaitu Meningkatkan kompetensi, pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai dasar ASN pada
pelaksanakan tugas dan fungsi sebagai seorang Bidan.
1.3.4 Bagi Masyarakat
Manfaat bagi Masyarakat yaitu mendapat pelayanan secara profesional dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI (manajemen ASN, whole of government, pelayanan publik).
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi adalah di UPTD Puskesmas Sandi Kecamatan Kaledupa Selatan yang menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Bidan dalam menolong Persalinan Normal melalui Pelatihan singkat 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal Di UPTD Puskesmas Sandi Kecamatan Kaledupa Selatan..
1.5 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan selama 30 hari, terhitung mulai tanggal 24 September 2021 s/d 25 Oktober 2021.Tahap aktualisasi akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Sandi Kecamatan Kaledupa Selatan.
15
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
2.1. Gambaran Umum Organisasi 2.1.1 Keadudukan Organisasi
a. Keadaan Georafis
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan meliputi 7 Desa (Desa Kaledupa Selatan, Desa Langge, Desa Tanjung, DesaTanomeha, Desa Pajam, Desa Darawa dan Desa Lentea) dan 1 Dusun (Dusun Bajo Lohoa yang terpisah dengan daratan Desa Tanomeha) Desa di Kecamatan Kaledupa selatan. Wilayah UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan terletak pada 50 32" 54"LS dan 1230 41" 42,4"BT.
Adapun Batas-batas wilayah administraf sebagai berikut : a) Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Banda
b) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Puskesmas Tampara (Kecamatan Kaledupa Selatan)
c) Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Pulau Tomia
d) Sebelah Barat : berbatasan dengan Puskesmas Buranga (Kecamatan Kaledupa)
Gambar 1. UPTD PuskesmaKaledupa Selatan / UPTD PuskesmasKaledupa Selatan
16 b. Keadaan Demografi
Luas daerah (Wilayah) Puskesmas Kaledupa Selatan adalah 58,50 km2 atau 7,11 persen dari luas daerah Kabupaten Wakatobi. Secara administratif wilayah kerjalayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan terdiri dari 7 Desa. Jumlah penduduk sebanyak 5.380 jiwa dan jumlah KK sebanyak 1.607 KK terdiri dari 2486 jiwa laki-laki dan 2894 jiwa perempuan.
Tabel 1 : JumlahPenduduk, Jumlah Rumah Tangga, Per Desa di Wilayah kerja UPTD PuskesmasKaledupa Selatan
No Nama Desa JumlahPenduduk Jumlah KK Laki-laki Perempuan 1 Kaledupa
Selatan
1184 401 556 628
2 Langge 978 284 480 498
3 Tanjung 743 215 313 430
4 Tanomeha 788 235 374 414
5 Pajam 738 212 342 396
6 Lentea 469 122 210 259
7 Darawa 480 138 211 269
JUMLAH 5380 1607 2486 2894
Sumber : PendataanTerpadu Staf UPTD PuskesmasKaledupa SelatanTahun 2020
Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila kebutuhan sumber daya kesehatan terpenuhi. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan (Kecamatan Kaledupa Selatan) dikelompokan kedalam sajian data dan informasi mengenai tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan pembiayaan Kesehatan.
c. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan sebanyak 24 orang dengan rincian 24 orang berada di Puskesmas, dan Polindes 2 orang.Tenaga kesehatan tersebu terdiri dari berbagai profesi seperti kesehatan masyarakat, perawat, Gizi, bidan, farmasi dan lain sebagainya. Namun Pada Bulan September 2020 UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan mendapat tambahan tenaga kesehatan dari Kementrian Kesehatan melalui Nusantara Sehat Individu Batch 7 yang terdiridari 2 orang Bidan ( 1 orang D3 Bidan dan 1 orang D4 Bidan).
17
Sedangkan menurut kompetensi pendidikan Sarjana 29,16% berpendidikan Diploma III 58,33% dan SPK 8,33% dan SMA 4,16%.
Tabel 2 : Tenaga Kesehatan Menurut Tingkat Pendidikandi UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan
No Tingkat Pendidikan Jumlah % (Persen) Keterangan
1 Sarjana 7 29,16
2 DIII 14 58,33 1 orang Tugas Belajar
3 SPK 2 8,33
3 SMA 1 4,16
JUMLAH 24 100
Sumber : PendataanTerpadu Staf UPTD PuskesmasKaledupa SelatanTahun 2020 d. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada berupa 1 Unit Gedung Utama Puskesmas, 1 Unit Rawat inap/Bersalin (2 Kamar Rawat Inap, 1 Kamar Persalinan), 1 Unit Perumahan Dokter, 2 Unit Perumahan Perawat dan Polindes (Pondok Bersalin Desa) yang berjumlah sebanyak 6 unit yang terletak di Desa Tanjung, Desa Tanomeha, Desa Pajam, Desa Lentea, Desa Darawa dan Dusun Bajo Lohoa.
Kondisi bangunan sarana kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut (1) Gedung Utama Puskesmas Kaledupa Selatan dalam kondisi rusak ringan karena gedung utama adalah bangunan tua (2) Perumahan perawat 1 unit dalam keadaan rusak ringan dan belum di renovasi (3) Polindes yang teletak di Dusun Bajo Lohoa Rusak Berat.
Tabel 3: Jumlah Sarana Kesehatan, Kondisi dan Ketersediaan Tenaga di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan
No Sarana Kesehatan
Jumlah (Unit)
Lokasi Kondisi Ketersediaan Tenaga
1 Puskesmas 1 Desa
Kaledupa Selatan
Rusak Ringan
19 orang + 2 Orang Nusantara Sehat
2 Polindes 6 1. Desa
Pajam
Rusak Ringan
3 Orang : 1(perawat) honorer
1 (Kesehatan Masyarakat) honorer
1 Orang Bidan Desa 2. Desa
Tanjung
Baik 1 Orang Bidan Desa
3. Desa Tanomeha
Baik 1 orang Bidan Desa
4. Dusun Rusak Berat Tidak ada tenaga
18 Bajo Lohoa
kesehatan
5. Desa Darawa
Baik 1 Orang tenaga SPK, 1 Perawat Honorer, 1 Orang Bidan Desa Honorer
6. Desa Lentea
Baik 1 orang Bidan desa Nusantara Sehat, 1
orang Perawat Honorer Sumber : PendataanTerpadu Staf UPTD PuskesmasKaledupa SelatanTahun 2020
Tabel. 4
Jumlah Tenaga Bidan UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan yang memiliki Sertifikat APN
NO. NAMA BIDAN SERTIFIKAT APN
1 Nurmawati, Amd. Keb
2 Sufiati, Amd. Keb
2.1.2 Visi Misi Organiasi
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi sebagai salah unsur pelaksana pemerintah daerah yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang kesehatan yang menjadi kewenangannya, serta tugas pembantuan daripemerintah pusat. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi terpilih, maka perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2017–2021 sebagaimana manifestasi dari tugas dan fungsi yang diembannya untuk menggerakkan pelaksanaan pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Wakatobi yang optimal menuju terwujudnya “KABUPATEN MARITIM YANG SEJAHTERA DAN BERDAYA SAING”
Dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan, UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan mempunyai Visi ”PeloporBudaya Hidup Sehat Menuju Masyarakat Pesisir yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan
19
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Misi UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan sebagai berikut :
Membudayakan Hidup Sehat di Masyarakat
Menjadi Pusat Informasi Kesehatan bagi Masyarakat
Memberikan Pelayanan yang bermutu dan mengutamakan Keselamatan Pasien
Menggalang Kerjasama yang baikdengan Lintas Sektor.
2.1.3 Nilai Organisasi
Sejalan dengan visi dan misi di atas, Puskesmas Kaledupa Selatan memiliki tata nilai “PRIMA (Peduli, Ramah, Ikhlas, Mandiri dan Adil)” sebagai berikut:
1) PEDULI, yaitu memiliki kepedulan tinggi terhadap kesehatan masyarakat.
2) RAMAH, yaitu sikap menghargai dan menghormati pelanggan tanpa melihat latar belakang sosial serta mampu menunjukkan bahasa dan perilaku yang baik kepada pelanggan
3) IKHLAS, yaitu memberikan pelayanan dengan tulus dan senang hati
4) MANDIRI, yaitu mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman, prosedur standar pelayanan dan tarif yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan
5) ADIL, yaitu memberikan pelayanan dengan adil dan merata tanpa melihat suku, bangsa, ras dan agama.
20 2.1.4 StrukturOrganisasi
21 2.1.5 Uraian Tugas Profesi
Uraian tugas dan fungsi bidan sebagai pelaksana menurut PERMENPAN RB No.36 tahun 2019 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional bidan sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis
2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan 3) merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologi sesuai kesimpulan
4) memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent 5) melakukan tindakan pencegahan infeksi
6) memberikan nutrisi dan rehidrasi / oksigenasi / personal hygiene
7) memberikan vitamin / suplemen pada klien / asuhan kebidanan kasus fisiologis 8) melakukan kegiatan asuhan pada kelas ibu hamil
9) memberikan KIE tetntang kesehatan ibu pada individu / keluarga sesuai dengan kebutuhan
10) melakukan asuhan Kala 1 persalinan fisiologis 11) melakukan asuhanan Kala II persalinan fisiologis 12) melakukan asuhan Kala III persalinan fisiologis 13) melakukan asuhan Kala IV persalinan fisiologis 14) melakukan pengkajian pada ibu nifas
15) melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga pasca persalinan (KF1)
16) melakukan asuhan kebidan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF2) 17) melakukan asuhan kebidan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF3) 18) melakukan asuhan kebidan pada gangguan psikologi ringan dengan pendampingan 19) melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada persalinan normal
20) melakukan asuhan bayi baru lahir normal
21) melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
22) memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak pada idividu / keluarga sesuai kebutuhan
23) melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral kondom
24) memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi permpuan dan keluarga berencana (KB) pada individu/ keluarga sesuai kebutuhan
22
25) Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk remaja termaksud personal Hygiene dan nutrisi
26) melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS /PUS/ KB/ BUMIL/ BUFAS/
BUSUI/ Bayi dan Balita) di wilayah kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah 27) melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu
Hamil/Ibu Nifas/ Ibu Menyusui/ Bayi dan Balita)
28) mengikuti pelaksanaan kegiatan SURVEI Mawas Diri (SDM) atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
29) melakukan pelayanan kebidanan di Posyandu /Posbindu/ Kampung Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30) melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak sekolah.
2.2 Nilai- Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi harus ada didalam diri seorang ASN. Indikator- indikator dan nilai-nilai dasar tersebut yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Seorang ASN mempunyai amanah yaitu menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik sebagai berikut:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Seorang PNS harus memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bofens (dalam LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki fungsi utama yaitu: Untuk menyediakan kontrol
23
demokratis (peran demokratis), untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional) dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang perlu diperhatikan diperhatikan, antara lain:
a. Kepemimpinan,
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dankebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban
e. Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
24 i. Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Pengertian Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, tanpa menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedang dalam arti luas yaitu nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara dan menghormati bangsa lainnya. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap ASN. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. (Widita, 2015)
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan. Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etika perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
25
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut, Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil (LAN, 2015:8). Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015:6).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasanatau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
26
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Untuk itu pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.
4. Komitmen Mutu
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
27
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015) memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. (Widita, 2015). Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan yaitu :
a. Jujur
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
28
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih- lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.
29 h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk antikorupsi.
2.3 Kedudukan dan Peran ASN 2.3.1 Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
a. Kedudukan ASN Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
b. Peran ASN Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
30 1) Pelaksana Kebijakan Publik
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan public
2) Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
Dalam menjalankan tugas dan kedudukannya harus memperhatikan Kode Etik dan Kode Perilaku ASN dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
31
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas asn;
dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin pegawai ASN.
2.3.2 Whole of Government (WoG) a. Pengertian Whole of Government (WoG)
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain:
tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
b. Nilai-nilai dasar Whole of Government
Nilai-nilai dasar Whole of Government yang harus dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara yaitu:
1) Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan.
2) Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
3) Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh sumber tersebut.
4) Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.
32 2.3.3 Pelayanan Publik
a. Konsep Pelayanan Publik
Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai pelayanan yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
b. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman, antara lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai berikut:
1) Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2) Kejelasan
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik harus jelas, unit kerja/pejabat yang berwenang bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian persoalan dan pelaksanaan pelayanan publik serta kejelasan rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3) Kepastian
Waktu Pelaksanaan pelayanan Publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4) Akurasi
Produk pelayanan Publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5) Keamanan
Proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
6) Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelengaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7) Kelengkapan Sarana dan Prasarana
33
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
8) Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat me manfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas
10) Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.
2.4 Data Yang Terkait Isu
Setelah menganalisis penyebab dari munculnya isu yang diangkat, ditemukan bahwa akar masalah dari masih rendahnya pemahaman Bidan tentang Pertolongan Persalinan Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) yaitu, rasa malas pada diri Bidan untuk meningkatkan pengetahuannya tentang Pertolongan Persalinan Normal sesuai 60 Langkah APN sehingga menyebabkan rendahnya cakupan Pertolongan Persalinan Normal di faskes yang kan mengakibatkan tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi.
2.5 Identifikasi dan Penetapan Isu
Langkah awal dalam merancang kegiatan aktualisasi adalah dengan mengidentifikasi isu-isu yang ada di lingkungan kerja dimana terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan tupoksi penulis. Isu tersebut telah diidentifikasi penulis terkait kondisi saat ini dan kondisi yang ideal yang diharapkan. Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis yang dikaitkan dengan agenda tiga Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik) dapat ditampilkan pada tabel berikut:
34 No Pelaksanaan
Tugas atau Fungsi
Isu yang
Teridentifikasi
Deksripsi terkait dengan Agenda III
1. Melakukan Asuhan Kala 1-IV Pertolongan Persalinan Fisiologis
Rendahnya pemahaman Bidan tentang
Pertolongan Persalinan Normal sesuai 60 Langkah APN
Pelayanan Publik
Dalam memberikan pelayanan Publik, ASN harus memberikan pelayanan yang
profesional dan berkualitas.
Whole of Government
Dalam memberikan pelayanan ASN berperan untuk memberikan Inovasi.
Manajemen ASN
Didalam membuat kegiatan promosi dan informasi pangan diperlukan kemampuan inovatif ASN yang unggul.
2. Melaksanakan asuhan/pelayanan kebidanan pada kasus fisiologis maupun gawat darurat kepada klien
Belum optimalnya pelayananan KIA di Ruang Poli ANC Kebidanan UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan
Pelayanan Publik
Dalam memberikan pelayanan Publik, ASN harus memberikan pelayanan yang
profesional dan berkualitas.
Whole of Government
Dalam memberikan pelayanan ASN berperan untuk memberikan Inovasi.
Manajemen ASN
Didalam membuat kegiatan promosi dan informasi pangan diperlukan kemampuan inovatif ASN yang unggul.
3. Memberikan KIE tetntang kesehatan ibu hamil pada individu / keluarga sesuai dengan kebutuhan
Kurangnya pengetahuan Bidan di UPTD
Puskesmas Kaledupa Selatan tentang tekhnik pemberian KIE
(Komunikasi Informasi Edukasi) kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan Publik
Dalam memberikan pelayanan Publik, ASN harus memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas.
Whole of Government
Dalam memberikan pelayanan ASN berperan untuk memberikan Inovasi
Manajemen ASN
Didalam membuat pengembangan program pendampingan diperlukan kemampuan inovatif
Tabel 5. Identifikasi dan Penetapan Isu
Penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan tekhnik analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan).
1. Aktual, artinya Masalah atau pokok persoalan yang benar terjadi atau akan terjadi tanggung jawabkan (yang bisa dipertanggung jawabkan) dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
35
2. Mempunyai nilai problematik, artinya Isu yang menyimpang dari harapan, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya.
3. Mempunyai nilai kekhalayakan, artinya Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak,
4. Mempunyai nilai kelayakan, artinya Isu yang masuk akal (Logis), pantas realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Tabel Analisis Kualitas Isu Menggunakan APKL
NO ISU
NILAI
TOTAL
RANG KING A P K L
1 Rendahnya Pemahaman Bidan tentang Pertolongan Persalinan Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
5 5 5 5 20
I
2 Belum optimalnya pelayananan KIA di Ruang Poli ANC Kebidanan UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan
4 3 4 3 14
II
3 Kurangnya pengetahuan Bidan di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan tentang tekhnik pemberian KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kesehatan Ibu Hamil
3 5 5 4 17
III
Tabel 6. Analisis Isu berdasarkan kriteria APKL
Keterangan: 5 (sangat kuat pengaruhnya), 4 (kuat pengaruhnya) 3 (sedang pengaruhnya), 2 (kurang pengaruhnya), 1 (sangat kurang pengaruhnya).
Berdasarkan hasil metode analisis pada table diatas, diketahui bahwa dengan skor tertinggi yaitu Rendahnya Pemahaman Bidan tentang Pertolongan Persalinan Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN).
2.6 Analisis Isu dan Faktor Penyebabnya
Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan aktualisasi, maka perlu ditelusuri factor-faktor penyebab terjadinya isu. Seperti yang tersaji dalam Gambar 2.
36 Gambar 2.
Berdasrakan peta permasalahan yang di jabarkan, maka jika isu ter sebut tidak segera di tindaklanjutkan akan mengakibatkan kesenjangan kinerja Bidan dalam pelayanan ibu bersalin.sehingga berdampak pada tingginya Angka Kematian Ibu maupun Angka Kematian Bayi.
Rendahnya pemahaman Bidan tentang Pertolongan
Persalinan Normal sesuai 60 Langkah
APN Kurangnya kesadaran Diri Bidan terkait ilmu
pengetahaun
Rendahnya cakupan Pertolongan Persalinan di
faskes
Mengakibatkan Peningkatan angka
kematian Ibu dan Bayi
Menurunkan Angka Derajat
Kesehatan Masyarakat
37
BAB III
RENCANA KEGIATAN 3.1 Gagasan Kreatif/Terpilih sebagai Pemecahan Isu
Tabel 7 Terpilih sebagai Pemecahan Isu
Unit Kerja : UPTD Puskemas Kaledupa Selatan
Isu Yang Diangkat : Rendahnya pemahaman Bidan tentang Pertolongan Persalinan Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan
Judul Judul Yang Diangkat : Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Bidan Dalam Menolong Persalinan Normal Melalui Pelatihan Singkat 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal Di UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan
Kegiatan : 1. Membangun dukungan dengan unsur pimpinan;
2. Membuat SOP Asuhan Persalinan Normal;
3. Melaksanakan Pelatihan Singkat Dalam Menolong Persalinan Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN);
4. Monitoring & evaluasi Pelatihan Singkat Dalam Menolong Persalinan Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN).
38 3.2 Deksripsi Penjelasan Kegiatan
Tabel 8 Deksripsi penjelasan Kegiatan
No .
Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output/hasil Nilai-nilai Dasar Kontribusi
Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Pengu atan Nilai Organ isasi 1. Melaksanak
an
konsultasi kepada Pimpinan
Melapor kepada pimpinan terkait rancangan yang
akan dilakukan
Terlaksa na nya melapor kepada pimpinan terkait rancangan aktualisasi yang akan dilakukan.
Akuntabilitas
Pada saat penulis (Ketika, dalam) melapor kepada pimpinan terkait rancangan aktualiasi, penulis akan jujur untuk menyampaikan seluruh kegiatan dan tahapan kegiatan rancanganaktualisasi
Komitmen mutu
Pada saat penulis melapor kepada pimpinan, penulis akan
melakukannya secara efisien agar
tidak mengganggu kegiatan pimpinan yang lain
Etika public
Pada saat penulis melapor kepada pimpinan, penulis akan melakukannya secara sopan agar mudah dipahami danditerima dengan baik oleh pimpinan.
Kegiatan ini
mendukun g:
Visi organisasi, yaitu:
“Pelopor Budaya Hidup Sehat Menuju Masyarakat Pesisir yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan
Misi organisasi yaitu
“Menggalang
Kerjasama yang baik dengan Lintas Sektor”.
Meminta arahan kepada pimpinan terkait
aktualisasi yang akan dilaksanakan
Adanya arahan dari pimpinan terkait aktualisasi yang akan dilaksanakan
Akuntabilitas
Pada saat penulis meminta arahan dari pimpinan, penulis akan partisipasif dalam menerima arahan khususnya jika ada hal yang kurang dimengerti
Nasionalisme
Pada saat penulis meminta arahan dari pimpinan, penulis akan menghargai
39
. pendapat/masukan pimpinan sebagai bagian perbaikan rancangan
Etika publik
Pada saat penulis meminta arahan dari
pimpinan, penulis akan mendengarkan dengan sopan arahan yang diberikan oleh pimpinan Meminta surat
persetujuan pelaksanaan aktualisasi yang akan dilakukan
Tersedianya surat
persetujuan pelaksanaan aktualiasi
Nasionalisme
Pada saat penulis meminta surat persetujuan
pelaksanaan aktualisasi, penulis akan bertanggung jawab terhadap surat persetujuan yang akan
dikeluarkan oleh pimpinan
Etika publik
Pada saat penulis meminta surat persetujuan
pelaksanaan aktualisasi, penulis akan menggunakan bahasa yang sopan sehingga pimpinan memahami apa yang penulis inginkan
Meminta dukungan
kepada Pimpinan terkait
pelaksanaan aktialisasi
Tersedianya Surat pernytaan pelaksanaan aktualisasi
Nasionalisme
Pada saat penulis meminta surat persetujuan
pelaksanaan aktualisasi, penulis akan bertanggung jawab terhadap surat persetujuan yang akan
dikeluarkan oleh pimpinan Etika public
Pada saat penulis meminta surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi, penulis akan menggunakan bahasa yang sopan sehingga pimpinan memahami apa yang penulis inginkan
Anti Korupsi
Pada saat penulis meminta dukungan kepada pimpinan terkait pelaksanaan rancangan aktualisasi, penulis akan Disiplin dalam melaksanakan aktualisasi
40
Dampak Negatif Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka dalam pelaksanaan aktualisasi akan berjalan kurang efektif dan tidak terarah yang disebabkan kurangnya koordinasi dengan pimpinan kerja.
Keterikatan Agenda Manajemen III
Manajemen ASN Didalam melakukan konsultasi dengan pimpinan diperlukan kompetensi ASN agar apa yang disampaikankepada pimpinan jelas dan terarah
Whole Of Goverment
Melakukan koordinasi dengan pimpinan merupakan bentuk kolaboratif untuk kelancaran pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Publik Sebagai bentuk partisipasi melibatkan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan
41 No Kegiatan Tahapan
Kegiatan
Output/hasil Nilai-nilai Dasar Kontribusi
Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi 2. Menyusun
SOP Asuhan Persalinan Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
Mencari bahan dan menyusun SOP Asuhan Persalinan
Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
Adanya SOP Sesuai dengan daftar tilik 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
.
Akuntabilitas
Pada saat penulis mencari arahan bahan , penulis akan bertanggung jawab dalam mencari SOP sebagai standarisasi dalam melakukan pelayanan kebidanan
Etika public
Pada saat penulis mencari bahan dan menyusun SOP, penulis akan cermat memoerhatikan tata penulisannya.
Komitmen Mutu Pada saat penulis menyusun
SOP, penulis akan
menyelesaikan dengan efektif dan efisien
.
Kegiatan ini
mendukun g:
Visi organisasi , yaitu:
“Pelopor Budaya Hidup Sehat Menuju Masyarakat Pesisir yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”
dan
Misi organisasi yaitu: “Memberikan Pelayanan yang bermutu dan mengutamakan Keselamatan Pasien”
Melakukan konsultasi dengan Tim Prognas UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan terkait SOP Asuhan Persalinan
Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan
Adanya saran dari Tim Prognas terkait Tata Naskah pembuatan SOP
.
Akuntabilitas
Pada saat penulis berkonsultasi pada Tim Prognas , penulis akan bertanggung jawab untuk
menyelesaikan penyususnan SOP tersebut
Nasionalisme
Pada saat penulis membuat SOP tersebut, penulis akan melakukan Kerjasama terkait pembuatan SOP
Anti Korupsi
Pada saat penulis konsultasi kepada Tim Prognas, penulis akan Kerja dalam
42 Normal (APN)
yang telah dibuat
menyelesaikan penyusunan SOP aktualisasi
Melaporkan hasil penyunan SPO Asuhan Persalinan Normal sesuai 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) yang telah dibuat pada Kepala UPTD Puskemas Kaledupa Selatan
Kepala UPTD Puskesmas Kaledupa Selatan menerima laporan hasil penyusunan SOP
Akuntabilitas :
Pada saat penulis melaporkan hasil penyusunan SOP , penulis akan bertanggung jawab kepada Pimpinan.
Nasionalisme :
Pada saat penulis melaporkan hasil penyusunan SOP , penulis akan bertutur kata dengan Santun kepada Pimpinan.
Etika Publik :
Pada saat penulis melaporkan hasil penyusunan SOP , penulis akan memeriksa dengan cermat terkait penulisan SOP
Dampak Negatif Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka dalam pelaksanaan aktualisasi akan kurang efektif karena tidak menyediakan SOP sebagai Standar pelayanan Kebidanan.
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Dalam pembuatan SOP Harus berdasarkan pada daftar Tilik Kode Etik Kebidanan agar kepastian standar hukum jelas Whole of
Goverment
Pembuatan SOP memerlukan Koordinasi dari Pimpinan dan Bidan Koordinasi
Pelayanan Publik Dengan adanya standar SOP maka Pelayanan akan efektif dan efisien ketika dilaksanakan