• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“OPTIMALISASI PENYIMPANAN ARSIP KEPEGAWAIAN BERBASIS DIGITAL MENGGUNAKAN FASILITAS GOOGLE DRIVE PADA BADAN

KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”

Oleh :

LOLY SAPUTRI LIRANG, S.M.

NIP. 19950413 202012 2 022

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XCII TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BEKERJASAMA DENGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2021

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi yang telah dilaksanakan ditempat penulis bertugas yaitu Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan aktualisasi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. H. Amrullah, MT selaku Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan beserta Jajarannya yang telah mendukung kegiatan pelatihan dasar CPNS;

2. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sultra.

3. Bapak Umar, S.Pd selaku Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab. Konawe Kepulauan.

4. Bapak Dr. Andi Makkawaru Isa Zarny Jassin, ST.,M.Si selaku Penguji Kelompok V angkatan XCII.

5. Bapak Drs. H. Abdul Rajab Rauf Silondae, M.Si selaku Coach.

6. Ibu Hj. Novariana, SE., MM selaku mentor.

7. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar.

8. Bapak L. Ikra Minsyah, S.H selaku koordinator lapangan 9. Bapak Rikki F. Umar, S.Sos selaku wali kelas

10. Seluruh Panitia Latsar

11. Seluruh rekan-rekan peserta Latsar golongan III Tahun 2021, terutama pada rekan-rekan angkatan XCII, Kelompok V dan Mess 8.

Penulis menyadari rancangan aktualisasi ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan laporan aktualisasi ini sehingga nantinya dapat memberi manfaat bagi bidang pekerjaan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut. Amin.

Kendari, Maret 2021

Loly Saputri Lirang, S.M.

NIP. 19950413 202012 2 022

(5)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat ASN menurut UU No. 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai perencana, sebagai pelaksana sekaligus sebagai pengawas dan pengendali dalam pelaksanaan pembangunan bangsa.

Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta adil agar tercipta persatuan dan kesatuan. ). Dalam PERLAN No. 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah Pelatihan Dasar.

Untuk mengikuti Pelatihan Dasar ini, ASN harus sudah ditetapkan sebagai CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil). Sebelum menjadi PNS, calon PNS harus mengikuti Pelatihan Dasar yang dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat secara berkesinambungan (continuous) dan menerapkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). PNS juga dituntut untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas dari praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

Latar belakang penulisan rancangan aktualisasi ini agar peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan XCII dapat memahami nilai-nilai dasar dari ANEKA dan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut sesuai dengan indikatornya, serta dapat menerapkan nilai-nilai dasar dari ANEKA di tempat tugas masing-masing.

Untuk mewujudkan segala rencana tersebut maka CPNS yang mengikuti diklat prajabatan diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran Aktualisasi yaitu:

1. Merancang aktualisasi nilai dasar profesi 2. Mempresentasikan rancangan aktualisasi 3. Mengaktualisasikan nilai dasar ditempat tugas 4. Melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar

(6)

2 5. Mempersentasikan laporan aktualisasi

6. Menyusun rencana aksi penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi), Kedudukan dan Peran ASN (Whole of Government, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik) sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara professional sebagai pelayan publik.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mengoptimalkan penyimpanan arsip berbasis digital menggunakan fasilitas google drive di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam menetapkan nilai-nilai ANEKA dalam melaksanakan tugas jabatan.

2. Bagi organisasi (BKPSDM), sebagai langkah mengoptimalisasi penyimpanan arsip kepegawaian.

1.4 Ruang Lingkup

Proses pelaksanaan rancangan aktualisasi ini menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta nilai Pelayanan Publik, Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Whole of Government (WOG) yang terfokus pada ruang lingkup bahasan yaitu bagaimana mengoptimalkan penyimpanan arsip kepegawaian dalam hal ini termasuk di dalamnya arsip SK Pelantikan, SK Kenaikan Pangkat dan SK Pindah Wilayah pada kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan melalui 6 kegiatan antara lain : koordinasi dengan atasan langsung, merancang pembuatan penyimpanan berbasis digital, melakukan pemindaian arsip dokumen, menyesuaikan nama file dan folder, melakukan persiapan back up berkas dan melakukan evaluasi dan pelaporan.

(7)

3 1.5 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan aktualisasi rancangan akan dilaksanakan dari tanggal 28 Februari sampai dengan 30 Maret 2021 bertempat di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan.

(8)

4 BAB 2

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi 2.1.1 Kedudukan Organisasi

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan , seiring dengan perkembangan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka dengan Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan dibentuklah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai penyempurnaan kelembagaan yang sudah ada untuk menangani bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah merupakan lembaga teknis daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan merupakan Satuan Kerja Perangkan Daerah (SKPD) yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab di bidang Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

2.1.2 Visi Misi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan mendukung Visi Kepala Daerah pada Misi IV (empat).

Visi :

“Terwujudnya Tata Peradaban Masyarakat Wawonii yang Bebas dari Belenggu Keterbelakangan Sosial-Ekonomi dan Budaya pada Tahun 2021”.

(9)

5 Misi :

Mendorong gerakan sosial dan kebudayaan kearah terciptanya tata kehidupan sosial- politik dan perkembangan peradaban masyarakat Wawonii yang mampu menjawab tantangan trend nasionalisasi ekonomi dan tata nilai kehidupan nasional lainnya dengan tetap mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya luhur masyarakat Wawonii.

2.1.3 Nilai Organisasi

Berkontribusi terhadap tugas dan fungsi Bidang Kepegawaian Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab.Konawe Kepulauan. Dimana output dari kegiatan ini adalah teroptimalnya penyimpanan arsip kepegawaian. Pengoptimalan penyimpanan arsip kepegawaian merupakan penguatan nilai organisasi :

Integritas

Melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan jujur, konsisten dan disiplin.

Profesional

Memiliki komitmen tinggi.

Orientasi Misi

Tercapainya pengoptimalan penyimpanan arsip kepegawaian berbasis digital sesuai dengan tugas dan fungsi unit kerja.

(10)

6 2.1.4 Stuktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Ket.

No Nama Jabatan

1. Umar, S.Pd Kepala Badan

2. Hj. Novariana, SE.,MM Sekretaris

3. Hiesran Winharso, S.Sos Kabid Kepegawaian

4. Nurnawaty, SH Kabid Pengembangan SDM

5. Mas’ud, SH., MH Kasubid Pengembangan

Kompetensi Tekhnis

Sub Bidang Sertifikasi dan Pengembangan Kelembagaan

Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Tekhnis

Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dan

Fungsional Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian

Kepala Badan

Sekretaris

Sub Bagian Keuangan dan

Pelaporan

Bidang Pengembangan SDM Bidang Kepegawaian

Sub Bidang Pengadaan &

Informasi Kepegawaian

Sub Bidang Mutasi dan Kepangkatan

Sub Bidang Penilaian dan Evaluasi Kinerja ASN

(11)

7 2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab. Konawe Kepulauan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab. Konawe Kepulauan menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;

b. penyiapan dan pelayanan administrasi kepegawaian meliputi pengangkatan, kenaikan pangkat, pemindahan dan pemberhentian aparatur sipil Negara;

c. penyiapan administrasi pensiun dan penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan aparatur sipil negara sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah;

d. penyiapan administrasi dan pengelolaan sistem informasi kepegawaian Daerah;

e. pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;

f. penyiapan administrasi pengembangan dan jabatan;

g. perumusan kebijakan teknis di kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;

h. pengkoordinasian pelaksanaan pembinaan disiplin aparatur sipil negara;

i. penyiapan administrasi pengembangan dan promosi jabatan;

j. pelaksanaan pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional;

k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi badan.

2.1.6 Tugas Pokok (Uraian Tugas Pegawai ybs)

Tugas pokok Analis Jabatan adalah melakukan kegiatan analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi di bidang kebutuhan jabatan.

Uraian Tugas :

1. Mengumpulkan bahan-bahan kerja kegiatan analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi di bidang kebutuhan jabatan sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk keperluan penyelesaian pekerjaan.

2. Mempelajari, menganalisa serta menelaah bahan-bahan, kegiatan analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi di bidang kebutuhan jabatan dengan prosedur yang berlaku agar memperlancar pelaksanaan tugas;

(12)

8

3. Mengadakan penelitian berdasarkan permasalahan kegiatan analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi di bidang kebutuhan jabatan untuk menyelesaikan pekerjaan;

4. Membuat laporan kegiatan analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi di bidang kebutuhan jabatan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada pimpinan unit agar hasil telaahan dapat bermanfaat;

5. Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan pekerjaan kegiatan analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi di bidang diklat dan pemanfaatannya untuk disampaikan kepada pimpinan unit; dan

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan.

2.1.7 Data-Data Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan dipimpin oleh Kepala Badan dengan eselon II-b yang membawahi Sekretaris dan 2 (Dua) Bidang. Sekretariat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dipimpin oleh seorang Sekretaris dengan Eselon III-a yang membawahi 2 (dua) Kepala Sub Bagian dengan eselon IV-a, adapun 2 (Dua) Kepala Bidang dengan eselon III-b membawahi masing-masing 3 (tiga) Kepala Sub Bidang dengan eselon IV/a.

Dalam rangka untuk mendukung kebijakan dan program serta kegiatan di Bidang Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya manusia sesuai Peraturan Bupati Konawe Kepulauan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan secara kuantitatif didukung oleh 15 orang Pegawai yang terdiri atas 5 pejabat structural dan 10 tenaga staf dan dari jumlah pegawai tersebut 8 orang adalah laki-laki dan 7 orang perempuan.

Berdasarkan kualifikasi pendidikan pegawai yang ada pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan, yang berpendidikan S-2 sejumlah 3 orang, yang berpendidikan S-1 sejumlah 11 orang, yang berpendidikan D-3 sejumlah 0 orang dan yang berpendidikan SMA sejumlah 1 orang. Adapun kualifikasi berdasarkan pangkat dan golongan dari 15 orang tersebut dapat dirinci sebagai berikut : untuk

(13)

9

golongan II sejumlah 1 orang, untuk golongan III sejumlah 12 orang dan untuk golongan IV sejumlah 2 orang.

a. Susunan Kepegawaian Menurut Pangkat Golongan Ruang

No Golongan

Ruang

A B C D

1 IV 2 - - -

2 III 5 3 2 2

3 II - 1 - -

4 I - - - -

Jumlah 7 4 2 2

b. Susunan Kepegawaian Menurut Tingkat Pendidikan Formal No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Pasca Sarjana (S2) 3

2 Sarjana (S1) 11

3 Diploma III (D-III) -

4 SLTA 1

5 SLTP -

Jumlah 15

c. Susunan Kepegawaian Menurut Status Kepegawaian

NO Status Kepegawaian Jumlah

1 PNS 13

2 CPNS 2

3 PTT/Honorer 5

Jumlah 20

d. Susunan Kepegawaian Menurut Jabatan

No Jabatan

E s e l o n

II B III A III B IV A Jumlah

1 Struktural 1 1 2 1 5

2 Fungsional Umum 0 0 0 0 0

(14)

10

3 Struktural Umum 0 0 0 0 0

Jumlah 1 1 2 1 5

Jumlah Pegawai BKPSDM Kab. Konawe Kepulauan Menurut Jabatan per 31 Januari 2021

No. Jabatan Jumlah Jumlah

Laki-laki Perempuan Total

1. Kepala Badan Eselon II.b 1 0 1

2. Sekretaris/Kepala Bidang 1 2 3

3. Kepala Subbag/Subbid/Eselon IV.a 1 - 1

4. Fungsional Umum 5 5 10

5. Fungsional Tertentu 0 0 0

Jumlah Pegawai BKPSDM Kab. Konawe Kepulauan menurut Golongan per 31 Januari 2021

Jenis Kelamin Golongan Jumlah

IV III II I

Laki-laki 1 6 1 0 8

Perempuan 1 6 - 0 7

Jumlah 2 12 1 0 15

Persen thd total (%) 13,33 80 6,67 0 100

Jumlah Pegawai BKPSDM Kab. Konawe Kepulauan Berdasarkan Pangkat, Golongan dan Pendidikan per 31 Januari 2021

No Pangkat Gol. Pendidikan

Jumlah S.2 S.1 D.III D.II SMA SMP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Pembina Utama Muda IV/c - - - 0

2 Pembina Tk.I IV/b - - - 0

3 Pembina IV/a 1 1 - - - - 2

4 Penata Tk.I III/d 1 1 - - - - 2

5 Penata III/c 1 1 - - - - 2

6 Penata Muda Tk.I III/b - 3 - - - - 3

7 Penata Muda III/a - 5 - - - - 5

(15)

11

8 Pengatur Tk.I II/d - - - -

9 Pengatur II/c - - - -

10 Pengatur Muda Tk.I II/b - - - - 1 - 1

11 Pengatur Muda II/a - - - -

PTT/Honorer - 3 - - 2 - 5

Presentase (%) 15 70 0 0 15 - 100%

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan yang dimiliki saat ini adalah sebagai berikut :

NO. SARANA/PRASARANA JUMLAH KEADAAN

BAIK RUSAK

1. Bangunan Kantor 1 unit 1 -

2. Mobil 1 unit 1 -

3. Motor 8 unit 8 -

4. Meja 1 Biro 3 unit 4 -

5. Meja ½ biro 9 buah 9 -

6. Kursi kerja 12 buah 12 -

7. Kursi rapat 0 buah 0 -

8. Meja biro pimpinan 1 buah 6 -

9. Meja rapat 0 buah 0 -

10. Meja tamu 0 buah 0 -

11. Meja komputer 0 buah 0 -

12. Kursi tamu 0 buah 0 -

13. Kursi Pimpinan 1 set 1 -

14. AC 3 buah 3 -

15. Komputer PC 4 buah 4 -

16. Komputer notebook 0 buah 0 -

17. Laptop 14 buah 6 8

18. Printer 4 buah 2 2

19. Komputer Sistem SAPK 0 Buah 0 -

20. Brandkas 0 buah 0 -

(16)

12

24. Lemari arsip 5 buah 5 -

25. Lemari arsip - buah - -

26. Mesin tik - unit - -

27. Rak besi - buah - -

28. Televisi ’ - buah - -

29. LCD Proyeksi 1 buah 1 -

30. Filing kabinet 0 buah 0 -

31. Kipas Angin 3 buah 3 -

32. Kulkas 1 buah 1 -

33 Pengadaan Alat Kantor Lainnya

2 Buah 2 -

34 Pengadaan Mobeleur 1 Buah 1 -

35 Pengadaan Alat Rumah Tangga Lainnya

1 Buah 1 -

36 Pengadaan Personal Komputer

1 Buah 1 -

37 Pengadaan Alat Komunikasi HF/HT

5 Unit 5 -

2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN 2.2.1 Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban yang harus dicapai, seorang ASN dituntut tidak hanya memiliki sifat responsibilitas namun juga akuntabilitas.

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabilitas didukung oleh nilai-nilai akuntabilitas. Nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

(17)

13

c. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2.2.2 Nasionalisme

Nasionalisme merupakan pendangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme pancasila bangsa dan tanah air adalah pendangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan Negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.

(18)

14

Maka Indikator Nasionalisme yang harus dimiliki aparatur sipil Negara adalah sebagai berikut :

a) Berwawasan Kebangsaan yang Kuat b) Memahami pluralitas

c) Berorientasi kepublikan yang kuat

d) Mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan sendiri dan golongan atau kelompoknya

e) Memiliki rasa cinta tanah air f) Rela berkorban

g) Adil/tidak diskriminatif h) musyawarah

i) senantiasa membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian dan anti kekerasan antar kelompok masyarakat dengan semangat persatuan

2.2.3 Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengerahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan- ketentuan tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

(19)

15

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.

l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015:11). Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.

2.2.4 Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik yaitu diarahkan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan.

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.

Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,

(20)

16

ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

b. Efisien

Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.

c. Inovasi

Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

d. Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

2.2.5 Anti Korupsi

Anti korupsi adalah salah satu sikap melawan atau menentang penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara atau perusahaan untuk keuntungan pribadi atau orang lain. KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, ada 9 nilai dasar yang telah disepakati yaitu : jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil (LAN, 2015).

a. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak

(21)

17

berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

b. Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

c. Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

d. Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

f. Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir

(22)

18

dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

g. Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

h. Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.

i. Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

(23)

19 2.2.6 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

1. Pelaksana kebijakan publik;

2. Pelayan publik; dan

3. Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan 3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2.2.7 WoG

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruanglingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.WoG menjadi penting, karena diperlukan sebuah upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sektor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaaan yang lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan kesatuan.

(24)

20

Jenis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah:

1. Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif

Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan wargamasyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa meliputi KTP, status kewarganegaraan, status usaha, termasuk dokumen-dokumen resmi seperti SIUP, ijin trayek, ijin usaha, Praktek WoG dalam jenis pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP atau kantor SAMSAT.

2. Pelayanan Jasa

Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya.

3. Pelayanan Barang

Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga massyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya.

4. Pelayanan Regulatif

Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.

2.2.8. Pelayanan Publik

Definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimanatermuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalamrangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan

oleh penyelenggara pelayanan publik.

Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalahorganisasi penyelenggara pelayanan publik, unsurkedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan(pelanggan). 9 prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima yaitu :

(25)

21 1. Partisipatif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.

2. Transparan

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayana publik harus menyediakan akses bagi warga Negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti:

persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya.

3. Responsif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.

4. Tidak diskriminatif

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga Negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial, pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya;

5. Mudah dan Murah

Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara.

6. Efektif dan Efisien

Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandate konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan strategis Negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan tujuantersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;

(26)

22 7. Aksesibel

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

8. Akuntabel

Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung- jawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggung-jawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media public baik cetak maupun elektronik.

9. Berkeadilan

Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

2.3 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Dampak Isu 2.3.1 Identifikasi Isu

Tabel 2.1 Tabel Identifikasi Isu

No.

Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Pegawai Yang

Belum Optimal

Isu teridentifikasi Deskripsi Keterkaitan Dengan Agenda III

1.

Proses Penanganan kasus-kasus

Pelanggaran Disiplin PNS

Meningkatnya tingkat pelanggaran disiplin PNS

Pelayanan publik Manajemen ASN

(27)

23 2.

Penyiapan administrasi dan pengelolaan sistem informasi kepegawaian daerah

Belum optimalnya penyimpanan arsip kepegawaian

Pelayanan publik Whole of government

3.

Penyiapan administrasi dan pengelolaan sistem informasi kepegawaian daerah

Kurangnya sarana dan prasarana (tidak tersedianya loket- loket pelayanan)

Pelayanan publik Whole of government

Berdasarkan tabel identifikasi isu diatas, terdapat beberapa isu yang diangkat dalam aktualisasi ini, yaitu :

1. Meningkatnya tingkat pelanggaran disiplin PNS 2. Belum optimalnya penyimpanan arsip kepegawaian

3. Kurangnya sarana dan prasarana (tidak tersedianya loket-loket pelayanan)

2.3.2 Penetapan Isu

Setelah melakukan identifikasi isu, penulis melakukan proses analisis untuk menentukan isu yang akan ditetapkan sebagai isu prioritas. Proses tersebut menggunakan metode analisa APKL yang memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan.

Dengan cara menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya, selanjutnya menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas.

1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat

2. Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin

3. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak

4. Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalah.

(28)

24

Adapun keterangan dari setiap skala dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Penentuan Isu Prioritas

NO ISU Kriteria Skor

Total Ranking A P K L

1 Meningkatnya tingkat pelanggaran

disiplin PNS 4 4 3 4 15 II

2 Belum optimalnya penyimpanan arsip

kepegawaian 4 4 4 5 17 I

3 Kurangnya sarana dan prasarana (tidak tersedianya loket-loket pelayanan)

4 3 3 4 14 III

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Tabel 2.3 Skala APKL

Skala Keterangan

5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan 3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 2.3 Analisis APKL untuk menentukan Isu Prioritas, dari tiga isu yang problematik tersebut ditetapkan isu prioritas yakni

“Belum Optimalnya Penyimpanan Arsip Kepegawaian”.

(29)

25 2.3.3 Analisis Dampak Isu

Pemecahan masalah selanjutnya dianalisis dengan menggunakan mind map sebagai berikut:

Gambar 2.2 Mind Mapping

Berdasarkan faktor penyebab isu prioritas tersebut, akan dilakukan analisis isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Dan Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

Arsip hanya tersedia dalam bentuk hardcopy

Tidak tersusunnya arsip

dengan rapi

Belum Optimalnya Penyimpanan

Arsip Kepegawaian

Belum adanya cadangan (Back

Up) secara online

Membuat cadangan arsip dalam bentuk

digital Mengunggah

cadangan arsip ke dalam google drive

Melakukan Kegiatan inovatif

(30)

26

Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Tabel Analisis Penyebab Isu Prioritas

No. Isu

Kriteria

Jumlah Rangking U S G

1. Tidak tersusunnya arsip

dengan rapi 3 4 4 11 II

2.

Belum adanya cadangan (Back Up)

secara online

4 5 5 14 I

3. Arsip hanya tersedia dalam

bentuk hardcopy 3 3 4 10 III

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan tabel analisis penyebab isu prioritas di atas maka yang menjadi isu penyebab utama adalah belum adanya cadangan (back up) secara online, maka gagasan pemecahan isu atau kegiatan inovatif yang ditawarkan penulis adalah membuat cadangan arsip dalam bentuk digital dan mengunggahnya kedalam google drive.

(31)

27

Unit Kerja : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan.

Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Penyimpanan Arsip Kepegawaian.

Gagasan Pemecahan Isu : Membuat cadangan arsip dalam bentuk digital dan mengunggahnya kedalam google drive.

Tabel 2.5 Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil

Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Konstribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Koordinasi dengan atasan langsung

a. Konsultasi dengan mentor (Sekretaris Badan) mengenai konsep aktualisasi

a. Arahan / petunjuk / bahan /foto-foto / dokumen

Akuntabilitas, Dalam melakukan konsultasi dengan Sekretaris Badan (Mentor), saya lakukan dengan memberikan kejelasan tentang konsep aktualisasi yang akan dilakukan agar dapat memperoleh kepercayaan dari atasan.

Nasionalisme, Penulis menyampaikan konsep aktualisasi dengan penuh

Pengoptimalan penyimpanan arsip kepegawaian berbasis digital ini mendukung terwujudnya visi dan misi Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kab. Konawe Kepulauan yang bebas dari belenggu keterbelakangan serta menjawab trend nasional dan tata nilai nasional

Integritas Melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan jujur, konsisten dan disiplin.

Profesional Memiliki komitmen tinggi.

(32)

28

semangat serta menjelaskan konsep aktualisasi dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga maksud dan tujuan dapat tersampaikan dengan jelas.

Etika Publik, Dalam melakukan konsultasi saya

lakukan dengan

memberikan informasi yang sebenarnya mengenai konsep aktualisasi dengan sopan santun dan ramah.

Komitmen Mutu,

Konsultasi mengenai konsep aktualisasi dengan Sekretaris Badan saya lakukan dengan komunikasi yang baik dengan harapan kegiatan aktualisasi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

Anti Korupsi, Pada saat melakukan konsultasi penulis melakukannya dengan jujur dan transparan agar mentor dapat mengetahui dengan jelas

lainnya.

(33)

29

konsep aktualisasi yang akan dilakukan.

b. Melakukan konsultasi dengan Kepala Badan

b. Arahan / petunjuk / bahan /foto-foto / dokumen

Akuntabilitas, Dalam melakukan konsultasi dengan Kepala Badan, saya

lakukan dengan

memberikan kejelasan tentang konsep aktualisasi yang akan dilakukan agar sesuai dan dapat memperoleh kepercayaan dari atasan.

Nasionalisme, Penulis menyampaikan konsep aktualisasi dengan penuh semangat dan menjelaskan konsep aktualisasi dengan bahasa yang mudah dipahami yang membuat maksud dan tujuan dapat tersampaikan dengan jelas sehingga diperoleh mufakat untuk kepentingan bersama.

Etika Publik, Dalam melakukan konsultasi saya

lakukan dengan

memberikan informasi yang sebenarnya kepada Kepala

(34)

30

Badan mengenai konsep aktualisasi dengan sopan santun dan ramah.

Komitmen Mutu,

Konsultasi mengenai konsep aktualisasi dengan Kepala Badan saya lakukan dengan komunikasi yang baik dengan harapan kegiatan aktualisasi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

Anti Korupsi, Pada saat melakukan konsultasi penulis melakukannya dengan jujur dan transparan agar Kepala Badan dapat mengetahui dengan jelas konsep aktualisasi yang akan dilakukan sehingga dapat

dipertanggungjawabkan dikemudian hari.

(35)

31 c. Meminta persetujuan

dari pimpinan dan mentor

c. Arahan / petunjuk / bahan /foto-foto / dokumen

Akuntabilitas, Saya meminta persetujuan untuk melaksanakan aktualisasi

dengan penuh

tanggungjawab dan menjadikan saran dari atasan sebagai panduan dalam melakukan kegiatan aktualisasi.

Nasionalisme, Persetujuan yang diperoleh dari atasan akan saya lakukan dengan penuh rasa tanggungjawab dan amanah sebagai bentuk penghormatan saya terhadap atasan.

Etika Publik, Saya meminta persetujuan dengan sopan santun dan selalu mengedepankan etika sehingga komunikasi yang dilakukan dapat berjalan lancar.

Komitmen Mutu, Saat mendapat persetujuan dari atasan, kegiatan akan saya laksanakan sesuai dengan saran yg diberikan atasan

(36)

32

sehingga kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Anti Korupsi, Saya meminta persetujuan dari atasan dengan selalu mengedepankan

kedisiplinan dan

transparansi.

2. Merancang pembuatan penyimpanan berbasis digital

a. Membuat akun google drive khusus BKPSDM

a. Teregistrasinya akun google drive khusus BKPSDM Bukti : nama akun BKPSDM

Akuntabilitas, Dalam membuat akun google drive khusus BKPSDM, penulis membuatnya dengan penuh rasa tanggungjawab dan juga transparansi sehingga meningkatkan kepercayaan atasan terhadap kegiatan yang dilakukan.

Nasionalisme, Penulis membuat akun google drive dengan penuh rasa semangat

demi mewujudkan

kepentingan organisasi.

Etika Publik, Akun google drive dibuat dengan tepat waktu sesuai dengan saran dari atasan serta tidak mengganggu pihak lain

Pengoptimalan penyimpanan arsip kepegawaian berbasis digital ini mendukung terwujudnya visi dan misi Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kab. Konawe Kepulauan yang bebas dari belenggu keterbelakangan serta menjawab trend nasional dan tata nilai nasional lainnya.

Integritas Melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan jujur, konsisten dan disiplin.

Profesional Memiliki komitmen tinggi.

(37)

33

dalam proses

pembuatannya.

Komitmen Mutu,

Pembuatan akun google drive merupakan salah satu bentuk inovasi yang dibutuhkan organisasi agar penyimpanan arsip dapat lebih efektif dan efisien.

Anti Korupsi, Akun google drive dibuat dengan jujur dan transparan dimana pada proses pembuatannya tidak dibutuhkan biaya sama sekali.

b. Menyusun folder di google drive sesuai tipe berkas

b. Tersusunnya folder sesuai tipe

berkasnya, bukti : foto/tampilan

Akuntabilitas, Dalam kegiatan ini folder tersusun dengan rapi sesuai dengan tipe berkas sehingga dalam pencariannya akan lebih mudah dan jelas.

Nasionalisme, Folder disusun dengan cermat dan

sederhana serta

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar mudah dipahami dan dimengerti serta

(38)

34

memudahkan pencarian.

Etika Publik, Pada tahap kegiatan ini, folder disusun dengan jujur dan penuh rasa tanggungjawab sesuai dengan informasi yang diberikan oleh atasan pada saat melakukan koordinasi.

Komitmen Mutu, Dengan disusunnya folder sesuai tipe berkas dapat menjaga mutu berkas sesuai jenisnya dan penyusunan folder ini dapat membuat pencarian berkas lebih efektif dan efisien.

Anti Korupsi, Penyusunan folder ini dilakukan dengan penuh rasa jujur dan tanggungjawab demi mewujudkan kepentingan organisasi.

c. Menyiapkan perangkat keras (scanner)

c. Tersedianya perangkat keras pendukung kegiatan, Bukti : foto scanner dan

Akuntabilitas, Menyiapkan perangkat keras dengan penuh rasa tanggungjawab dan integritas untuk menjamin konsistensi pada kegiatan aktualisasi berjalan

(39)

35

komputer dengan lancar.

Nasionalisme, Dalam proses menyiapkannya dilakukan dengan cermat dan disiplin memastikan fungsi peralatan tersebut dapat bekerja dengan baik sehingga tidak ada kendala apapun pada saat kegiatan aktualisasi berlangsung.

Etika Publik, Menyiapkan perangkat keras dengan

cermat dan

bertanggungjawab serta menjaga kualitas Barang Milik Negara.

Komitmen Mutu, Dengan menjaga mutu perangkat keras yang disiapkan maka inovasi yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan.

Anti Korupsi, Dalam proses menyiapkan dan menggunakannya, penulis melakukannya dengan bijak serta pernuh rasa tanggungjawab.

(40)

36 3. Melakukan pemindaian

arsip dokumen

a. Mengecek dokumen yang akan dipindai

a. Tersedianya dokumen. Bukti : Foto Dokumen hardcopy

Akuntabilitas, Dalam mengecek dokumen yang akan dipindai, penulis melakukannya dengan penuh rasa tanggungjawab menjaga kerahasiaan dokumen.

Nasionalisme, Dalam proses pengecekan dokumen saya lakukan dengan integritas tinggi untuk mencapai tujuan

aktualisasi demi

kepentingan bersama instansi.

Etika Publik, Proses pengecekan dilakukan setelah mendapat izin dari atasan pada kegiatan koordinasi sehingga sesuai dengan sikap hormat dan sopan.

Komitmen Mutu,

Pengecekan dokumen dilakukan dengan cermat dan hati-hati demi menjaga mutu dokumen fisik

sehingga hasil

Pengoptimalan penyimpanan arsip kepegawaian berbasis digital ini mendukung terwujudnya visi dan misi Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kab. Konawe Kepulauan yang bebas dari belenggu keterbelakangan serta menjawab trend nasional dan tata nilai nasional lainnya.

Integritas Melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan jujur, konsisten dan disiplin.

Profesional Memiliki komitmen tinggi.

(41)

37

pemindaiannya akan lebih maksimal.

Anti Korupsi, Dalam

melakukan proses

pengecekan penulis melakukannya dengan jujur dan bertanggungjawab.

b. Memindai dokumen b. Tersedianya file.

Bukti : Foto saat menscan dokumen hardcopy

Akuntabilitas, Dalam melakukan kegiatan memindai dokumen penulis melakukannya dengan penuh transparansi, teratur

dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Nasionalisme, Pada saat memindai dokumen penulis menjaga kerahasiaan dokumen demi kepentingan bersama instansi.

Etika Publik, Penulis melakukan pemindaian dengan cermat dan cepat sehingga tidak mengganggu kegiatan kantor yang lainnya.

Komitmen Mutu, Dalam melakukan pemindaian dokumen penulis selalu

(42)

38

menjaga mutu dokumen agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan pemindaian.

Anti Korupsi, Pemindaian dokumen dilakukan dengan

disiplin dan

bertanggungjawab agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

c. Menyimpan file hasil pemindaian

c. File tersimpan dalam media

penyimpanan. Bukti : Hasil scan

Akuntabilitas, Pada tahap menyimpan file hasil pemindaian dilakukan dengan transparansi dan bertanggungjawab.

Nasionalisme, Dalam menyimpan file hasil pemindaian penulis selalu menjaga kerahasiaan file demi kepentingan bersama instansi.

Etika Publik, Penulis

melakukan tahap

menyimpan file hasil pemindaian dengan cermat dan teliti serta bertanggungjawab.

Komitmen Mutu, Penulis

(43)

39

selalu memastikan mutu dokumen fisik yang discan sehingga file hasil pemindaianpun mutunya tetap terjaga.

Anti Korupsi, Penulis menyimpan file hasil pemindaian dengan jujur dan bertanggungjawab tanpa ada yang dikurangi dari dokumen fisik.

4. Menyesuaikan nama file dan folder

a. Memeriksa kembali file hasil pemindaian

a. Tersedianya file.

Bukti : Foto saat memeriksa file

Akuntabilitas, Dalam melakukan kegiatan memerika kembali file hasil pemindaian, penulis melakukannya dengan penuh tanggungjawab agar file yang diperoleh bagus dan jelas.

Nasionalisme, Pemeriksaan kembali file hasil pemindaian dilakukan dengan sangat cermat agar tujuan aktualisasi dapat terwujud dengan baik demi kepentingan bersama instansi.

Etika Publik, Kegiatan

Pengoptimalan penyimpanan arsip kepegawaian berbasis digital ini mendukung terwujudnya visi dan misi Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kab. Konawe Kepulauan yang bebas dari belenggu keterbelakangan serta menjawab trend nasional dan tata nilai nasional lainnya.

Integritas Melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan jujur, konsisten dan disiplin.

Profesional Memiliki komitmen tinggi.

(44)

40

dilakukan dengan cermat agar informasi yang tersampaikan didalam file tersebut benar dan terpercaya.

Komitmen Mutu, Dengan dilakukannya pemeriksaan kembali, file hasil pemindaian dapat terjaga kualitas mutunya.

Anti Korupsi, Pemeriksaan kembali file hasil pemindaian dilakukan dengan jujur, disiplin dan bertanggungjawab.

b. Menyesuaikan nama file dengan berkas dokumen

b. Tertata rapinya file hasil scan. Bukti : Foto dokumen sesuai nama file di komputer

Akuntabilitas, Dalam melakukan kegiatan menyesuaikan nama file dengan berkas dokumen, penulis melakukannya penulis melakukannya

dengan penuh

tanggungjawab.

Nasionalisme, Penyesuaian nama file dengan dokumen dilakukan dengan cermat agar nama file secara tepat sesuai dengan berkas

(45)

41

dokumen sehingga tujuan aktualisasi dapat terwujud dengan baik demi kepentingan bersama instansi.

Etika Publik , Penulis menyesuaikan nama file dengan berkas dokumen dengan jujur tanpa mengurangi ataupun melebihkan nama file dan sesuai dengan berkas dokumen yang ada.

Komitmen Mutu, Saat menyesuaikan nama file dengan berkas dokumen dikerjakan dengan rapi dan teratur agar file yang ada terlihat bagus dan berkas dokumen tetap terjaga mutunya.

Anti Korupsi, Dalam menyesuaikan nama file dengan berkas dokumen penulis melakukannya dengan jujur dan tepat waktu.

(46)

42 c. Menyimpan file pada

folder tertentu

c. Tersimpannya file sesuai definisi.

Bukti : Foto file dalam folder yang telah disediakan

Akuntabilitas, Kegiatan menyimpan file pada folder tertentu dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan transparansi.

Nasionalisme, Penulis melakukan kegiatan menyimpan file pada folder tertentu dengan dengan sangat teliti agar kepentingan bersama dapat terwujud tanpa ada hambatan.

Etika Publik, Menyimpan file pada folder tertentu dilakukan dengan jujur dan cermat sesuai dengan jenis file yang ada.

Komitmen Mutu, Pada saat menyimpan file pada folder

tertentu penulis

melakukannya dengan cermat, rapi dan teratur agar pada saat mencarinya lebih efektif dan efisien.

Anti Korupsi, Penulis menyimpan file pada folder tertentu dilakukan dengan

(47)

43

jujur dan tepat waktu sehingga kegiatan dapat selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

5. Melakukan back up berkas dan evaluasi

a. Melakukan sortir softfile yang akan diunggah

a. tersusunnya Berkas yang siap diunggah

Akuntabilitas, Pada saat melakukan sortir softfile yang akan diunggah penulis melakukannya dengan penuh rasa tanggungjawab sehingga softfile dapat tersortir dengan baik.

Nasionalisme, Penulis dalam melakukan kegiatan sortir softfile yang akan diunggah selalu teliti agar tujuan dari kegiatan ini berjalan dengan baik demi kepentingan bersama.

Etika Publik, Proses penyortiran softfile yang akan diunggah dilakukan dengan jujur dan cermat.

Komitmen Mutu, Dalam melakukan sortir softfile yang akan diunggah penulis melakukannya dengan sangat cermat agar softfile yang akan diunggah tetap

Pengoptimalan

penyimpanan arsip kepegawaian berbasis digital ini mendukung terwujudnya visi dan misi Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kab. Konawe Kepulauan yang bebas dari belenggu keterbelakangan serta menjawab trend nasional dan tata nilai nasional lainnya.

Integritas Melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan jujur, konsisten dan disiplin.

Profesional Memiliki komitmen tinggi.

Orientasi Misi

Tercapainya pengoptimalan penyimpanan arsip

kepegawaian berbasis digital sesuai dengan tugas dan

(48)

44

terjaga mutunya.

Anti Korupsi, Pada saat melakukan kegiatan sortir softfile yang akan diunggah penulis melakukannya dengan jujur dan penuh tanggungjawab sehingga softfile yang ada benar dan sesuai dengan berkas yang ada.

fungsi unit kerja.

b. Proses unggah berkas ke google drive

b. terunggahnya berkas ke google drive bukti : bukti unggah

Akuntabilitas, Dalam melakukan kegiatan proses

unggah penulis

melakukannya dengan penuh tanggungjawab dan transparansi. Seluruh file yang diunggah sesuai dengan berkas yang ada sehingga dapat dipercaya keasliannya.

Nasionalisme, Pada saat melakukan proses unggah, penulis selalu teliti dengan file yang akan diunggah agar tidak ada kesalahan sama sekali pada saat proses unggah berlangsung.

Etika Publik, Saat

(49)

45

melakukan proses unggah penulis melakukannya dengan cermat agar file yang terunggah sesuai dan tepat.

Komitmen Mutu, Seluruh file yang diunggah telah dicek seluruhnya sehingga seluruh file yang diunggah pada tahap ini memiliki mutu yang baik.

Anti Korupsi, Proses unggah berkas dilakukan dengan jujur dan selalu menjaga kerahasiaan berkas yang bersifat rahasia sehingga data yang ada dapat

dipertanggungjawabkan.

c. Melakukan evaluasi c. Terlaksananya hasil evaluasi

Akuntabilitas, Dalam melakukan kegiatan

evaluasi penulis

melakukannya dengan penuh transparansi agar hal

yang disampaikan

mendapatkan kepercayaan dari atasan.

Nasionalisme, Kegiatan

(50)

46

melakukan evaluasi dilakukan dengan jujur untuk mewujudkan tujuan demi kepentingan bersama intansi.

Etika Publik, Pada saat melakukan evaluasi, penulis menyampaikannya dengan sopan dan memberikan informasi mengenai hasil aktualisasi dengan benar dan tepat.

Komitmen Mutu,

Melakukan evaluasi

dilakukan dengan

menyampaikan hasil aktualisasi sesuai dengan apa yang telah dilakukan sehingga penyampaiannya efektif dan efisien.

Anti Korupsi, Tahapan kegiatan melakukan evaluasi disampaikan dengan jujur dan penuh tanggungjawab tanpa melebihkan ataupun mengurangi hasil yang telah didapatkan.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Nilai-nilai ANEKA yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang dipadukan dengan Nilai-nilai dasar

Adapun rangkaian kegiatan dalam rancangan aktualisasi dalam penerapan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Tahapan Pertama yang di lakukan penulis yaitu Konsultasi dengan kepala

Setelah melaksanakan proses aktualisasi dan habituasi, penulis dapat menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti

Dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan anti Korupsi (ANEKA) pada kegiatan “Melapor kepada

Ruang Lingkup Ruang lingkup aktualisasi yang dilakukan pada masa habituasi adalah kegiatankegiatan penting untuk menyelesaikan core issue yang mengandung nilai-nilai dasar

e. Anti Korupsi, dalam proses membuat rancangan SPO dilakukan dengan tekun dan tekad yang kuat. Akuntabilitas, jika perancangan tidak dengan rasa tanggung jawab maka dapat

Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas PNS di BLUD RSU Bombana dengan sikap perilaku

Focus dari rancangan aktualisasi ini adalah menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntanbilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,