LAPORAN AKTUALISASI
NILAI NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
“PENINGKATAN KEPATUHAN PASIEN TERHADAP
PEMBERIAN HOME PROGRAM FISIOTERAPI PADA PASIEN POST STROKE DI POLI FISIOTERAPI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(RSUD) BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA”
Disusun oleh :
Nama : Irmawaty Suaeb, S.ST.Ft
NDH : 17
NIP : 19900407 202012 2 001 Jabatan : Fisioterapis Ahli Pertama Unit Kerja : RSUD Bahteramas
PELATIHAN DASAR CNPS GOLONGAN III ANGKATAN CXXXII BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA 2022
KATA PENGENTAR
Puji syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah seluruh rangkaian kegiatan On Campuss dan penyusunan laporan aktualisasi ini dapat terlaksana dengan baik. Aktualisasi merupakan bagian penting dari pelatihan Dasar CPNS Angkatan CXXXII Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021. Kegiatan yang ada dalam laporan aktualisasi ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan menjadi cerminan nilai nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) meliputi materi tentang berOrientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,Harmonis,Loyal,Adaktif,Kolaboratif (berAKHLAK) yang dapat diterapkan di tempat kerja. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih kepada:
1. Bapak H. Ali Mazi, S.H selaku Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mendukungan kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;
2. Ibu Dra. Yuni Nurmalawati, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan fasilitas dan arahan selama kegiatan berlangsung;
3. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara atas segala dukungannya selama pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021
4. Panitia Pelatihan Dasar dari Badan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara;
5. Bapak Kamal N Sidik, S.ST., M.Pd. selaku coach, dalam penyusunan rancangan aktualisasi yang telah dengan sabar, cermat dan sepenuh hati memberikan bimbingan, arahan, dan dukungannya.
6. Ibu Siti Azizah Saleh, S.KM, Selaku Mentor yang telah memberikan arahan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulisan laporan ini
7. Kepala Ruangan Instalasi Fisioterapi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara serta teman-teman sejawat fisioterapi yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik secara moril maupun materil.
8. Keluarga saya yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat
9. Teman-teman kelompok atas bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan kegiatan.
10. Teman-teman Latsar CPNS Angkatan CXXXII Tahun 2022 atas kerjasama dan kebersamaannya.
11. Berbagai pihak lainnya yang telah membantu terwujudnya laporan aktualisasi ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan aktualisasi ini, namun demikian penyusun berharap semoga laporan aktualisasi ini dapat memberikan gambaran bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh tentang rencana implementasi nilai-nilai “berAKHLAK” dan melakukan dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) Publik dan Smart Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.
Kendari, 21 Juni 2022
Irmawaty Suaeb, S.ST.Ft
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii BAB I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Tujuan ... I-3 1.3. Manfaat ... I-3 1.4. Ruang Lingkup ... I-3 1.5. Waktu dan Tempat ... I-4 BAB II. PROFIL INSTANSI DAN PESERTA ... II- 1
2.1 Profil RSUD Bahteramas ... II- 1
2.2 Profil Peserta ... II- 9
2.3 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN ... II - 10
BAB III. RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI ... III- 1
3.1. Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu ... III- 1
3.2. Gagasan kreatif /Terpilih dan kegiatan sebagai pemecah Isu ... III- 2
3.3. Tabel Rancanagan Kegiatan ... III- 3
3.4. atriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (berAKHLAK) III-5 3.5. Estimasi biaya ... III-
22
3.6. Jadwal pelaksanaan kegiatan ... III- 22
BAB IV. CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI ... IV- 1
4.1. Realisasi Kegiatan... IV- 1
4.2. Capaian aktualisasi ... IV- 3
4.3. Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND ASN (berAKHLAK) IV- 23
4.4. Capaian Penyelesaian Core Isu ... IV- 23
4.5. Manfaat terselesaikannya Core Isu ... IV- 24
4.6. Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ... IV- 25
BAB V PENUTUP ... V- 1
5.1. Kesimpulan ... V- 1
5.2. Saran / Rekomendasi ... V- 2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1. Tabel Sumber daya pada unit kerja ... II- 7
Tabel II. 2. Data terkait isu ... II- 8
Tabel III. 1. Analisis Isu ...
... III-3 Tabel III. 2. Rancangan Aktualisasi ...
... III-5
Tabel III. 3. Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Values ASN (BerAKHLAK) III-23 Tabel III. 4. Estimasi Biaya Kegiatan ...
... III-23 Tabel III. 5. Jadwal Aktualisasi ...
... III-24 Tabel IV. 1. Realisasi Kegiatan ... IV-
1
Tabel IV. 2. Capaian Aktualisasi Kegiatan 1 ... IV- Tabel IV. 3. Capaian Aktualisasi Kegiatan 2 ... IV-3
7
Tabel IV. 4. Capaian Aktualisasi Kegiatan 3 ... IV- 12
Tabel IV. 5. Capaian Aktualisasi Kegiatan 4 ... IV- 15
Tabel IV. 6. Capaian Aktualisasi Kegiatan 5 ... IV- 18
Tabel IV. 7. Matrik Rekapitulasi Habituasi ... IV- 21
Tabel IV. 8. Capaian Penyelesaian Core Isu ... IV- 21
Tabel IV. 9. Rencana Tindak lanjut Aktualisasi ... IV- 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1. Rumah Sakit Daerah Bahteramas ... II- 1
Gambar I. 2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas II- 4
Gambar III. 1. Mind Mapping ... III- 4
Gambar VI. 1. engatur Jadwal Konsultasi ... IV- 4
Gambar VI. 2. Persiapan Bahan rencana kegiatan ... IV- 4
Gambar VI. 3. Penyampaian rencana kegiatan ... IV- 5
Gambar VI. 4. Lembar konsul rencana kegiatan ... IV- 5
Gambar VI. 5. Penandatangan izin aktualisasi ... IV- 6
Gambar VI. 6. Izin aktualisasi ... IV- 6
Gambar VI. 7. Mengatur jadwa koordinasi ... IV- 7
Gambar VI. 8. Persiapan bahan koordinasi ... IV- 8
Gambar VI. 9. Penyampaian rencana kegiatan ... IV- 9
Gambar VI. 10. Daftar hadir teman sejawat. ... IV- 9
Gambar VI. 11. Penandatanganan Kerjasama ... IV- 10
Gambar VI. 12. Lembar persetujuan kerjasama ... IV- 11
Gambar VI. 13. Referensi kartu control dan leaflet home program ... IV- 12
Gambar VI. 14. Desainkartu control dan leaflet home program. ... IV- 13
Gambar VI. 15. Mencetak kartu control dan leaflet ... IV- 14
Gambar VI. 16. Penyampaian jadwal edukasi ... IV- 15
Gambar VI. 17. Alat dan Bahan Edukasi ... IV- 16
Gambar VI. 18. Edukasi kepada keluarga dan pasien. ... IV- 17
Gambar VI. 19. Pelakasanaan Home program ... IV- 17
Gambar VI. 20. Persiapan alat dan bahan evaluasi ... IV- 18
Gambar VI. 21. Rekapitulasi kartu kontrol ... IV- 19
Gambar VI. 22. Evaluasi kegiatan ... IV- 20
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Oleh Mentor 2. Lampiran 2. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Oleh Coach 3. Lampiran 1. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan dan Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aparatur sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berpradaban modern, demokratis, makmur dan adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan pada masyarakat secara adiil dan merata. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945.
Dalam undang-undang No. 5 tahun 2014 tentang aparaatur sipil Negara telah bertekat untuk mengelola aparaatur sipil Negara menjadi semakin professional.
Undang-undang ini merupakan dasar dan majemen aparatur sipil Negara yang bertujuan untuk membangun aparatur sipil Negara yang memiliki integritas,
professional dan netral serta bebas dari interfensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan public berkualitas bagi masyarakat.
Dengan adanya penyelenggaraan Pelatihan Dasar (LATSAR) diharapkan membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi, BerAKHLAK yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, dengan demikian pererta latsar dapat menjadi ASN yang professional dalam menjalankan peran dan fungsinya.
Untuk dapat menjalankan tugas pelayanan public, tugas pemerintahan, tugas pembangunan tertentu, pegawai ASN harus memiliki profesi dan manajemen ASN yang berdasarkan pada system merit atau perbandingan antaraa kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan jabatan dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif, sejalan dengan tata kelola pemerintah yang baik.
Unit kerja penulis adalah pada Instansi Rehabilitasi Medis di unit Fisioterapi Rumah Sakit Umum Bahteramas berdasarkan permenkes no 65 tahun 2015, fisioterapi adalah bentuk pelayanan masyarakat yang ditunjukkan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangakan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (physics, electroterapeutis dan mecanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi.
Pelatihan fungsi dan komunikasi pelayanan Fisioterapi di rumah sakit sesuai dengan klasifikasinya, memberikan pelayanan kesehatan kepada individu untuk semua jenis gangguan gerak dan fungsi tubuh secara paripurna melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative sesuai dengan kompetensi fisioterapis.
Fisioterapi didasari pada teori ilmiah dan dinamis yang diaplikasikan secara luas dalam hal penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan, dan promosi fungsi gerak tubuh yang optimal, meliputi; mengelola gangguan gerak dan fungsi, meningkatkan kemampuan fisik dan fungsional tubuh, dan mengembalikan, memelihara, dan mempromosikan fungsi fisik yang optimal, kebugaran dan kesehatan jasmani,
kualitas hidup yang berhubungan dengan gerakan dan kesehatan, mencegah terjadinya gangguan, gejala, dan perkembangan, keterbatas kemampuan fungsi, serta kecacatan yang mungkin dihasilakan oleh penyakit, gangguan, kondisi, ataupun cedera.
Selama penulis bergabung dalam unit tersebut, dari hasil pengamataan penulis ditemukan banyak hal yang dapoat menjadi isu-isu kritikan terutama terkait kurangnya efektifitas pemberian latihan atau pemberian istruksi edukasi terapi yang tidak diperhatian oleh pasien fisioterapi, sehingga tujuan terapi yang diinginkan tidak tercapai secara maksimal.
Adapun isu yang menjadi prioritas untuk dilakukan pada kegiatan aktualisasi adalah “Kurangnya pengetahuan pasien terhadap manfaat pemberian home program post stroke di poli Fisioterapi RSU Bahteramas”.
Adapun isu yang menjadi prioritas untuk dilakukan pada kegiatan aktualisasi adalah “Kurangnya kepatuhan pasien terhadap manfaat pemberian home program post stroke di poli Fisioterapi RSU Bahteramas”. Home program merupakan latihan yang dikerjakan pasien secara mandiri di rumah dengan tujuan mempercepat proses pemulihan fungsi dan gerak pada pasien khususnya post stroke sehingga penting untuk dilakukan oleh pasien. Maka dari itu penulis akan melakukan aktualisasi dengan judul “PENINGKATAN KEPATUHAN PASIEN TERHADAP PEMBERIAN HOME PROGRAM FISIOTERAPI PADA PASIEN POST STROKE DI POLI FISIOTERAPI RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA”
1.2. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS golongan III adalah mengimplementasikan rangcangan kegiatan yang dikaitkan dengan nilai- nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mencakup berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif atau disingkat dengan (BerAKHLAK). Mengidentifikasikan nilai-nilai dasar profesi ASN, peran dan kedudukan ASN dalam NKRI serta mengaktualisasikannya.
2. Tujuan khusus
Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pemberian home program
fisioterapi pada pasien post stroke di poli fisioterapi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
1.3. Manfaat aktualisasi
1.1.1. Manfaat bagi penulis
a. mampu menginternalisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai dasaar ASN pada diri sendiri maupun dalam pekerjaan yang dilakukan.
b. Mampu melaksanakan tugas perintah sesuai peraturan perundang-undangan yg berlaku
c. Mampu menambah kompetensi diri dan keahlian yang berdaya guna, dinamis dann bermanfaat bagi diri sendiri.
1.1.2. Manfaat bagi unit kerja
a. Terlaksananya tugas yang optimal di unit kerja Fisioterapi RSU Bahteramas b. Terwujudnya kegitan tugas pokok fisioterapi yang aktif, inovatif, kreatif, efektif
serta pelayanan yang maksimal 1.1.3. Bagi organisasi
a. Sebagai bahan evaluasi kebijakan yang dilakukan oleh unit kerja b. Sebagai stimulus dalam penyelenggaraan pelayanann public
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi.
1.1.3.1. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan untuk pembelajaran agenda sikap prilaku bela Negara, aktualisasi mata pelatihan untuk pembelajaran agenda nilai-nilai dasar ASN, aktualisasi mata pelatihan untuk pembelajaran agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI. Nilai-nilai dasar profesi ASN hanya terbatas pada tujuh nilai dasar yaitu BerAKHLAK serta mata pelatihan untuk agenda Habituasi yang dilaksanakan di Unit Fisioterapi RSU Bahteramas.
1.1.3.2. Edukasi dan home program fisioterapi merupakan program terapi yang dilakukan dirumah. Home program sangat beragam dan luas, bentuknya tidak formal. Home program memiliki andil yang cukup besar dalam pemulihan fungsi gerak pada pasien post stroke, sehingga home program perlu dikerjakan dengan rutin.
1.1.3.3. Kegiatan aktualisasi ini akan diadakan dengan lima kegiatan utama:
a. Melakukan konsultasi dan persetujuan dengan Pimpinan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
b. Melakukan koordinasi dengan teman sejawat di Poli Fisioterapi
c. Merancang dan membuat kartu kontrol home program dan leaflet home program fisioterapi
d. Melakukan edukasi kontrol home program kepada Pasien atau keluarga pasien untuk pengoptimalan terapi.
e. Melapor kepada pimpinan mengenai hasil evaluasi
1.5. Waktu dan tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Waktu
Waktu pelaksanaan aktualisasi sejak tanggal dikeluarkannya izin aktualisasi dalam kurun satu bulan mulai tanggal 16 Mei 2022 sampai 18 Juni 2022.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan aktualisasi ini berada di Poli Fisioterapi RSUD Bahteramas, jalan kapten piere tendean No. 50. Kendari. Sulawesi Tenggara.
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA, KONSEP NILAI-NILAI DASAR, DAN KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
2.1. Profil Instansi
1.1.4. Kedudukan Organisasi
Sejak tanggal 21 November 2012 RSU Prov Sultra pindah lokasi dari di Jalan Dr.Ratulangi No. 151 Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga ke Jalan Kapt. Pierre Tendean No. 50 Baruga, dan bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas lahan 17 Ha, memiliki 17 bangunan fisik, yang sampai saat ini masih terus menerus ditambah sesuai dengan master plan pembangunan rumah sakit. Luas seluruh bangunan adalah 22.577,38 m2, dan halaman parkir seluas ± 1.500 m2.
Gambar I. 1.
Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas
Secara geografis, wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas berada pada posisi sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Pengadilan Agama b. Sebelah Timur berbatasan dengan Balai Pertanian Prov.Sultra c. Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor Polsek Baruga
1.1.5. Visi, Misi dan Nilai Organisasi a. Visi
Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023 b. Misi
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang mengutamakan keselamatan pasien
b) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan berdaya saing
c) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi terkini
d) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme d an kesejahteraan pegawai e) Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komuikatif dan
informatif.
c. Nilai Organisasi a) Motto
Dalam melakukan tugas dan fungsinya, RSU Bahtramas Prov. Sultra mempunyai motto “MELAYANI DENGAN HATI DAN SENYUM”.
b) Tata Nilai
Nilai-nilai yang mendasari pelayanan yang di berikan rumah sakit umum Bahtramas Prov. Sultra adalah :
1. Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien.
Untuk itu setiap pegawai RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menangani pasien harus bertekad bahwa: “keselamatan,kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami”.
2. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara terbuka serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat sebagai suatu partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak (yang berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang sudah
ditetapkan.
3. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang meminta pertanggung jawaban.
4. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri-sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan persahabatan yang saling menghormati serta saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah hati, serta memberikan kesejukan bagi orang lain.
5. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak ada hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari besok harus lebih baik dari hari ini.
6. Berjiwa entrepreneur
Semua unsur-unsur pimpinan RSU Provinsi Sulawesi Tenggara harus berjiwa entrepreneurs yaitu rela mengotori tangan, tahu memberikan pendelegasian, tapi sering turun langsung ke bawah
c) Struktur Organisasi
Gambar I. 2.
Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas
Unit kerja di RSUD Bahteramas terbagi 2 yaitu manajemen dan fungsional. Pada unit kerja manajemen terdapat 235 pegawai terdiri dari 205 Pegawai Negeri Sipil, dan 30 orang tenaga kontrak. Tenaga kontrak pada unit manajemen terbagi menjadi 2 yaitu BLUD yang berjumlah 19 orang dan K2 berjumlah 11 orang. Sedangkan pada unit kerja fungsional terdapat 825 pegawai, terdiri dari 601 orang tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil dan 224 sebagai tenaga kontrak. Pada unit fungsional, tenaga kontrak terbagi menjadi 3 yaitu BLUD 190 orang, K2 30 orang dan part time 4 orang. Jadi total pegawai RSUD Bahteramas 1.060 pegawai.
1.1.6. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok dan fungsi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, berdasarkan pada Perda No. 5 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pola Tata Kelola RSUD Prov. Sultra adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi, yakni :
a. Menyelenggarakan pelayanan medik;
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan;
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
h. Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif.
1.1.7. Program dan Kegiatan poli Fisioterapi
Fisioterapi adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan pasien. fisioterapis akan menilai, merencanakan, dan
menerapkan program rehabilitasi yang dapat meningkatkan atau
memulihkan fungsi motorik manusia, memaksimalkan kemampuan gerak, meredakan gejala nyeri, dan mengobati atau mencegah masalah fisik terkait dengan cedera, penyakit, atau gangguan lain. Berikut ini beberapa pelayanan fisioterapi:
a. Neurologi
Pasien yang mengalami gangguan gerakan dan fungsi yang bersumber dari masalah dalam sistem saraf dan otot tubuh. Gejala kondisi ini antara lain tubuh menjadi lemas, keseimbangan dan
koordinasi tubuh memburuk, kejang atau tremor otot, serta hilang atau berkurangnya kemampuan untuk merasakan sensasi.
b. Neuromusculoskeletal
Neuromusculoskeletal adalah penyakit yang terkait dengan sistem otot, saraf, tendon, tulang, dan sendi. Kondisi ini juga mungkin
memerlukan fisioterapi sebagai penanganan. Gejalanya antara lain mati rasa, kesemutan, nyeri otot, peradangan, dan pembengkakan.
c. Kardiovaskular
Fisioterapi juga bermanfaat bagi pasien penyakit kardiovaskular untuk kembali beraktivitas seperti sedia kala, misalnya setelah
mengalami serangan jantung. Program fisioterapi kardiovaskular meliputi sesi olahraga serta pendidikan tentang kesehatan dan gaya hidup sehat.
d. Respirasi
Fisioterapis bisa membantu menangani, mengedukasi, dan menasihati pasien yang memiliki masalah paru-paru dan sistem pernapasan, seperti asma, bronkitis kronis, dan pneumonia. Tujuan fisioterapi respirasi adalah menilai gejala, memahami bagaimana dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, dan membantu mengelola gejala tersebut lebih baik sehingga pasien bisa lebih mengendalikan pernapasannya.
1.1.7.1. Bentuk Pelayanan Fisioterapi
Terdapat berbagai bentuk perawatan fisioterapi. Pasien akan menjalani asesmen untuk membantu menentukan bentuk
perawatan sesuai dengan masalah yang dialami. Tiga bentuk fisioterapi yang paling lazim adalah:
a. Edukasi dan saran
b. Latihan gerakan dan olahraga c. Terapi manual
Teknik lain kadang juga dipakai, seperti akupunktur dan ultrasonografi. Serta teknis modalitas menggunakan peralatan seperti:
a. SWD/MWD b. Parafin Bath
c. Inhalasi/Nebulizer/Chest Physioterapy d. TENS
e. Cold Therapy f. Infra Red Radiation g. Interferential Therapy
1.1.8. Data-Data Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja dan Data-Data Terkait
Isu yang Diangkat
Tabel II. 1.
Tabel Sumber daya pada unit kerja
No. Unit Kerja Jumlah
(Orang) 1 Staf Medik Fungsional: Dokter
spesialis + Dokkter Umum + Dokter Gigi
67
2 Keperawatan dan Kebidanan 457
3 Farmasi 57
4 Laboratorium 25
5 Radiologi 17
6 Gizi 51
7 Binatu 15
8 Pemulasaran Jenazah 7
9 Rehabilitasi Medik 10
10 CSSD 10
11 Rekam medik 47
12 IPSRS 19
13 Sanitasi 7
14 Gas Medik 4
15 PA 1
16 Manajemen 168
Tabel II. 2.
Data terkait isu
NO NAMA DIAGNOSA PENYAKIT
JUMLAH Kunjungan (Dalam 3 bulan
terakhir)
1 Hemiparese 98
2 Low back pain 65
3 Bell’s palsy 8
4 Ischialgia 12
5 Frozen shoulder 28
2.2. Profil Peserta
2.3. Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN 1.3.1. Konsep Nilai-Nilai Dasar ASN
Nama : Irmawaty Suaeb, S.ST.Ft
NIP : 19900407 202012 2 001
Pendidikan : Diploma IV Fisioterapi Jabatan : Fisioterapis Ahli Pertama
Unit kerja : RSUD Bahteramas
Tugas dan Fungsi Jabatan :
Adapun tugas seorang Fisioterapis Ahli Pertama berdasarkan Kepmenpan Nomor 4 tahun 2008 sebagai berikut:
a. Memelihara gerak dan fungsi pada ibu hamil (pre natal);
b. Memelihara gerak dan fungsi pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak secara komprehensif;
c. Memberikan asistensi kepada klien untuk meningkatkan gerak dan fungsi dalam keterampilan olahraga;
d. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat muskuloskeletal kasus sedang;
e. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi pada usia lanjut kasus ringan;
f. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat alat kognitif intra-inter personal kasus sedang;
g. Melatih mengembangkan potensi gerak dan fungsi untuk penggunaan ortose;
h. Melakukan pemeriksaan elektrodiagnosis selain SDC;
i. Memberikan asistensi kepada pasien dalam terapi kelompok kasus kardiopulmonal setiap 10 orang;
j. Melakukan uji coba peralatan fisioterapi;
k. Melakukan supervisi ruang fisioterapi pelayanan dasar tiap semester.
Pengalaman kerja : -
Berdasarkan nilai-nilai dasar profesi ASN, terdapat tujuh nilai-nilai dasar yang harus diamalkan dan diaplikasikan dalam menjalankan tugas sehari-hari yaitu BerAKHLAK. BerAKHLAK merupakan panduan perilaku bagi ASN yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan menjadi fondasi budaya kerja ASN yang Profesional. Nilai BerAKHLAK antara lain Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sejawat, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain. Nilai-nilai dasar Berorientasi pelayanan yaitu sebagai berikut:
a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat b) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan c) Melakukan perbaikan tiada henti.
Salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan dalam pelayanan publik dilingkungan birokrasi.
Prinsip pelayanan publik yang baik adalah : a) Partisipatif
Partisipatif Dalam penyelenggaraan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan hasilnya.
b) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya.
c) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan, pemerintah wajib mendengar dan memenuhi kebutuhan publik warga negaranya.
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka pesan, tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan. Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginam masyarakat yang menduduki posisi sebagai klien.
d) Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan anatar satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik di mana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar biaya untuk memenuhi layanan yang mereka butuhkan, harus menerapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.
Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga
negara.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan harus mampu mewujudkan tujuan yang ingin dicapai publik dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dicapai oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, mudah, dan lain-lain) dan dapat dicapai dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h) Akuntabel
Menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar.
Oleh karena itu, semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
i) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara lain.
b. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilatas adalah kewajiban bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk tanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
b) Menggunakan kelayakan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
c) Menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas.
c. Kompeten
Kompeten diartikan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan. Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Penguatan kualitas ASN sejalan dengan dinamika lingkungan strategis diantaranya VUCA, disrupsi teknologi, fenomena demografik, dan keterbatasan sumber daya.
Perilaku ASN untuk aspek kompeten yaitu :
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
b) Membantu orang lain belajar
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis
Harmonis adalah istilah yang merujuk pada kata harmoni. Hal ini memiliki makna keselarasan atau keserasian. Dalam bidang filsafat, harmoni atau harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN terus menerus memberikan pelayanan yang adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai- nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparansi. Dalam menjalankan tugas-tugas kepada masyarakat, ASN dapat mengatasi permasalahan keragaman, bahkan menjadi perekat bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Repubhlik Indonesia. Itulah sebabnya mengapa peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan kondisi yang harmonis dalam lingkungan kerja ASN dan kehidupan masyarakat yang sangat diperlukan.
Perilaku ASN yang mencerminkan aspek harmonis yaitu : a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b) Suka mendorong orang lain
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik e. Loyal
Secara harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi dan lebih- lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Loyal merupakan salah satu Core Values ASN dimana setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan panduan prilaku :
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta setia kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah.
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi dan Negara.
c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
f. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuh kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Didalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis dan berpikir kreatif.
Karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Perilaku ASN dengan aspek adaptif yaitu:
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan b) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas c) Bertindak positif.
g. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal yang sangat penting ditengah tantangan global yang dihadapi saat ini. Kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menyalurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama.
Panduan perilaku kolaboratif yaitu :
a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama.
2.3.2. Kedudukan dan Peran ASN 2.3.2.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan warga negara indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN
a. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a) Pelaksana Kebijakan Publik
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik
b) Pelayan Publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c) Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di Undang-undang No 5 tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
Hak PNS diatur dalam UU ASN sebagai berikut:
a) Gaji, tunjangan dan fasilitas b) Cuti
c) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua d) Perlindungan
e) Pengembangan kompetensi
Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
a) Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
b) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c) Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah yang berwewenang
d) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
e) Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan penuh tanggung jawab
f) Menunjukan Integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun didalam kedinasan
g) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang- undang dan bersedia ditempatkan diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU no. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN:
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain;
k) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
l) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
2.3.2.2. SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi budaya menggunakan digital (digital culture), etis dalam mengakses media digital (digital ethics), menggunakan digital dengan aman (digital safety) dan kecakapan menggunkan media digital (digital skill). Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekedar menitiberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020;
Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan dan kecakapan dalam bermedia digital, yaitu :
a. Etika bermedia digital meliputi individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
b. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
c. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenal, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari- hari.
d. Kecakapan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalam kehidupan sehari- hari
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita.
Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari.
Persaingan global saat ini masuk dalam ranah digital, termasuk pada sistem pemerintaha Indonesia mau tidak mau juga ikut dalam arus revolusi industri. Setiap ASN dipaksa adaptif terhadap teknologi agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat, dan efisien. Digitalisasi birokrasi untuk pelayanan yang optimal, adalah hal yang tak bisa disanggah.
Indonesia berada diperingkat ke-77 dari 119 negara dalam Global Talent Competitiveness Index, dengan nilai 38,04. Untuk memperbaiki index tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil negra dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menerapkan Human Capital Management Strategy menuju Smart ASN 2024.
Kementerian PANRB gencar memperbaiki kinerja ASN mulai dari tahap rekrutmen yang kini sudah menggunakan sistem digital.harapannya untuk menekan angka kecurangan. Diharapkan mereka yang terpilih dengan sistem ini bisa menjadi Smart ASN 2024 untuk membawa birokrasi Indonesia berkelas dunia.
Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era
disrupsi dan tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa enterpreneurship, dan memiliki jaringan luas.
Smart ASN yang tidak gagal teknologi akan menggiring pemerintah Indonesia ke birokrasi 4.0 yang tentu beriringan dengan revolusi industri 4.0. semua jenis layanan publik yang diselenggarakan pemerintah akan berbasis digital dan terintegrasi. Tentunya digitalisasi sistem pemerintahan ini juga diimbangi dengan keamanan siber yang mumpuni.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1. Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai fisioterapi selama kurang lebih 1 tahun di Poli Fisioterapi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat beberapa isu yang ditemukan antara lain:
a. Kurang efisiennya penggunaan ruangan di poli Fisioterapi
Dalam pemberian pelayanan Fisioterapi, penataan ruang menjadi beberapa bagian yang mengelompokkan per kasus dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pemberian penanganan Fisioterapi. Adapun klasifikasi kelompok ruang kasus tersebut ialah: Neuromuskular;
Muskuluskeletal; dan Pediatric. Struktur Organisasi dalam Unit Fisioterapi telah membagi sesuai klasifikasi kelompok tersebut namun pada kenyataannya tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sebagai petugas kesehatan yang sekaligus berstatus aparatur sipil Negara harus menjadi pelayan publik yang bertanggung jawab dan profesionalisme yang akan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
b. Rendahnya kepatuhan pasien fisioterapi terhadap pemberian latihan home program;
Home program dalam pelayanan Fisioterapi merupakan latihan lanjutan yang harus dilaksanakan oleh pasien dirumah untuk tercapainya tujuan terapi atau latihan yang maksimal. Namun dari hasil pengamatan penulis yang berlangsung selama ini, pasien tidak mengindahkan home program yang diberikan oleh Fisioterapi untuk dilakukan dirumah. Sehingga apa yang menjadi tujuan terapi kurang maksimal tercapai.
Sebagai petugas kesehatan yang sekaligus berstatus aparatur sipil Negara harus menjadi pelayan publik yang bertanggung jawab dan profesionalisme yang akan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
c. Rendahnya pengetahuan posisi ergonomis pada pasien Low Back Pain;
Posisi ergonomis memberikan peranan penting dalam meningkatkan factor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya posisi ergonomis untuk mengurangi nyeri, mengangkat barang berat dan masih banyak lagi. Namun
selama ini, pasien low back pain yg berkunjung di poli belum mengetahui posisi-posisi ergonomic dalam beraktifitas. Dan jika ini dibiarkan kemungkinan lebih besarnya keluhan nyeri pinggang berulang apabila beraktifitas tanpa memperhatikan posisi-posisi ergonomis.
Sebagai petugas kesehatan yang sekaligus berstatus aparatur sipil Negara harus menjadi pelayan publik yang bertanggung jawab dan profesionalisme yang akan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
3.2. Analisis Isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik ini digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut benar-benar terjadi dan masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu segera dicari solusi secara komprehensif;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.
Tabel III. 1.
Analisis Isu
No. Isu Utama Nilai Total Rangking
A P K L 1 Kurang efisiennya
penggunaan ruangan di poli Fisioterapi
2 2 2 1 7 III
2 Kurangnya kepatuhan pasien fisioterapi terhadap pemberian latihan home program
5 4 3 4 16 I
3 Rendahnya pengetahuan posisi ergonomis pada pasien Low Back Pain
4 3 3 4 14 II
Ket. : 5 : Sangat Tinggi, 4 : Tinggi, 3 :Sedang, 2 : Rendah, 1 : Sangat Rendah
Berdasarkan analisis APKL, maka diperoleh masalah dengan nilai paling tinggi yaitu “kurangnya kepatuhan pasien fisioterapi terhadap pemberian latihan home program” sebagai masalah yang paling aktual, dan mempengaruhi khalayak dalam hal ini tenaga kesehatan.
3.3. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu
Berdasarkan hasil analisis APKL diatas dapat diketahui bahwa masalah yang sangat mendesak untuk diselesaikan adalah “kurangnya kapatuhan pasien post stroke terhadap pemberian home program fisioterapi di Poli Fisioterapi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”. Jika tidak segera ditangani akan berdampak buruk terhadap Rumah Sakit. Dampak yang dapat ditimbulkan adalah:
a. Adanya ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit b. Menurunnya kesadaran pasien untuk peduli terhadap kesehatannya
c. Ketidakteraturan pengobatan pasien akan semakin memperberat kondisi penyakit dan resiko untuk terjadi komplikasi
d. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di Rumah Sakit Gambar III. 1.
Mind Mapping
Sehingga gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut di atas, dengan merujuk pada penyebabnya adalah “Peningkatan kapatuhan pasien terhadap pemberian home program di poli Fisioterapi RSUD Baghteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.
Rendahnya kapatuhan pasien post stroke terhadap pemberian home program melalui
kartu kontrol dan edukasi menggunakan
leaflet di poli Fisioterapi RSUD Baghteramas Prov.
Sultra
Belum adanya kartu kontrol home program di
poli fisioterapi RSUD Bahteramas
Pasien belum mengetahui
manfaat home program fisioterapi Belum
adanya media edukasi home program di
poli fisioterapi
RSUD Bahteramas
3.4. Tabel Rancangan Kegiatan
Tabel III. 2.
Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Kontribusi terhadap visi, misi dan tugas fungsi organisasi
Penguatan nilai organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan konsultasi dan persetujuan dengan Pimpinan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
1. Mengatur jadwal pertemuan
konsultasi dengan Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik
Adanya Jadwal Pertemuan Dengan Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik
1. Saya akan ramah dalam berkomunikasi untuk mengatur jadwal dengan pimpinan (Berorientasi Pelayanan) 2. Saya akan datang
tepat waktu saat pertemuan dengan pimpinan (Akuntabel) 3. Saya akan menghargai
kesepakatan jadwal pertemuan yang telah disepakati dengan pimpinan (Harmonis) 4. Saya akan
menyesuaikan diri
Dengan terlaksananya konsultasi dan koordinasi dengan mentor maka dapat mewujudkan Misi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ke-1 yaitu Menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Paripurna dan Bermutu Yang Mengutamakan Keselamatan Pasien.
Dalam proses konsultasi, diskusi dilakukan dengan keterbukaan dan transparansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Kontribusi terhadap visi, misi dan tugas fungsi organisasi
Penguatan nilai organisasi
dengan kesempatan pimpinan untuk
berkonsultasi (Adaptif)
2. Mempersiapkan bahan rencana kegiatan
Tersedianya bahan rencana kegiatan
1. Saya akan membuat bahan rencana kegiatan sesuai kebutuhan (Berorientasi Pelayanan)
2. Saya akan menyiapkan bahan rencana
kegiatan dengan bertanggung jawab (Akuntabel)
3. Saya akan membuat bahan rencana kegiatan dengan kualitas terbaik (Kompeten)
4. Saya akan membuat
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Kontribusi terhadap visi, misi dan tugas fungsi organisasi
Penguatan nilai organisasi
bahan rencana kegiatan dengan mengembangkan kreativitas (Adaptif) 3. Menyampaikan
rencana kegiatan kepada Kepala Instalasi
Mendapatkan petunjuk dan arahan serta persetujuan rencana kegiatan
1. Saya akan memahami apa petunjuk dan arahan yang diberikan oleh pimpinan
(Berorientasi Pelayanan) 2. Saya akan
bertanggung jawab terhadap petunjuk dan arahan yang diberikan oleh pimpinan
(Akuntabel)
3. Saya akan menghargai petunjuk dan arahan yang diberikan oleh pimpinan (Harmonis) 4. Mencatat hasil Dokumentasi dan 1. Saya akan bersikap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Kontribusi terhadap visi, misi dan tugas fungsi organisasi
Penguatan nilai organisasi
pertemuan dengan Kepala Instalasi
Rehabilitasi Medik
surat izin pelaksanaan aktualisasi.
ramah dan berterima kasih kepada pimpinan atas arahannya
(Berorientasi Pelayanan)
2. Saya akan mencatat hasil pertemuan dengan pimpinan dan mengaktualisasi
kegiatan dengan penuh tanggung jawab
(Akuntabel)
3. Saya akan mengikuti apapun saran dan arahan yang diberikan oleh pimpinan (Loyal) 4. Saya akan
berkolaborasi dengan pimpinan tentang kegiatan aktualisasi (Kolaboratif)
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Kontribusi terhadap visi, misi dan tugas fungsi organisasi
Penguatan nilai organisasi
2. Melakukan
koordinasi dengan teman sejawat di Poli Fisioterapi
1. Mengatur jadwal koordinasi dengan teman sejawat di poli Fisioterapi
Adanya Jadwal koordinasi dengan teman sejawat di poli Fisioterapi
1. Saya akan ramah dalam berkomunikasi untuk mengatur jadwal dengan teman sejawat (Berorientasi
Pelayanan) 2. Saya akan datang
tepat waktu saat pertemuan dengan teman sejawat (Akuntabel)
3. Saya akan menghargai kesepakatan jadwal pertemuan yang telah disepakati oleh teman sejawat (Harmonis) 4. Saya akan
menyesuaikan diri dengan kesempatan pimpinan untuk
berkoordinasi (Adaptif)
Dengan terlaksananya konsultasi dan koordinasi dengan mentor maka dapat mewujudkan Misi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara ke-1 yaitu Menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan Paripurna dan Bermutu Yang Mengutamakan Keselamatan Pasien.
Dalam proses konsultasi, diskusi dilakukan dengan keterbukaan dan transparansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Kontribusi terhadap visi, misi dan tugas fungsi organisasi
Penguatan nilai organisasi
5. Saya akan
berkolaborasi dengan teman sejawat tentang kegiatan aktualisasi (Kolaboratif)
2. Mempersiapkan bahan koordinasi dengan teman sejawat
Tersedianya bahan koordinasi dengan teman sejawat
1. Saya akan membuat bahan rencana kegiatan sesuai kebutuhan (Berorientasi Pelayanan)
2. Saya akan menyiapkan bahan rencana
kegiatan dengan bertanggung jawab (Akuntabel)
3. Saya akan membuat bahan rencana kegiatan dengan kualitas terbaik
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Kontribusi terhadap visi, misi dan tugas fungsi organisasi
Penguatan nilai organisasi
(Kompeten)
4. Saya akan membuat bahan rencana kegiatan dengan mengembangkan kreativitas (Adaptif) 3. Menyampaikan
rencana kegiatan kepada teman sejawat
Mendapatkan petunjuk dan arahan serta persetujuan rencana kegiatan
1. Saya memahami apa petunjuk dan arahan yang diberikan oleh teman sejawat (Berorientasi Pelayanan) 2. Saya bertanggung
jawab terhadap petunjuk dan saran yang diberikan oleh teman sejawat (Akuntabel) 3. Saya menghargai
petunjuk dan saran yang diberikan oleh
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi
Kontribusi terhadap visi, misi dan tugas fungsi organisasi
Penguatan nilai organisasi
teman sejawat (Harmonis) 4. Mencatat hasil
koordinasi dengan teman sejawat
Dokumentasi dan catatan hasil
1. Saya akan bersikap ramah dan berterima kasih kepada teman sejawat atas arahannya (Berorientasi Pelayanan)
2. Saya akan mencatat hasil pertemuan dengan teman sejawat dan mengaktualisasi kegiatan dengan penuh tanggung jawab
(Akuntabel)
3. Saya akan mengikuti apapun saran dan arahan yang diberikan oleh teman sejawat (Loyal)