i
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
OPTIMALISASI PEMERIKSAAN BTA (BAKTERI TAHAN ASAM) DI PUSKESMAS POLARA
KECAMATAN WAWONII TENGGARA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
Oleh :
MUHAMMAD SYAIFUL TASRIM, AMAK NIP: 19880921 202012 1 005
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XVIII TAHUN 2021
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2021
ii
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
OPTIMALISASI PEMERIKSAAN BTA ( BASIL TAHAN ASAM) DI PUSKESMAS POLARA
KECAMATAN WAWONII TENGGARA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
Oleh :
MUHAMMAD SYAIFUL TASRIM, AMAK NIP: 19880921 202012 1 005
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XVIII TAHUN 2021
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA KENDARI
2021
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS OPTIMALISASI PEMERIKSAAN BTA ( BASIL TAHAN ASAM)
DI PUSKESMAS POLARA
KECAMATAN WAWONII TENGGARA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
Oleh :
MUHAMMAD SYAIFUL TASRIM, AMAK NIP: 19880921 202012 1 005
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 6 April 2021
di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
COACH, MENTOR,
Dr.MISNAWATI LILI,M.Si SITI HAJAR, SKM . NIP. 19731228 199201 2 001 NIP. 19760713 200701 2 023
iv
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS OPTIMALISASI PEMERIKSAAN BTA ( BASIL TAHAN ASAM)
DI PUSKESMAS POLARA
KECAMATAN WAWONII TENGGARA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
Oleh :
MUHAMMAD SYAIFUL TASRIM, AMAK NDH : 35
Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar Laporan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal, April 2021 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk di aktulisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II
Angkatan XVIII Tahun 2021
Kendari,6 April 2021
PENGUJI, COACH, MENTOR,
…
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
SyahruddinNurdin, SE Pembina Utama Muda, Gol IV/c
NIP. 19660621 199012 1 001 Abdul Kahar Muzakir S,SE,M.Si
NIP. 19680903 199603 1 006
Dr.Misnawati Lily, M,si NIP.19731228 199201 2 001
Siti Hajar, SKM NIP. 19760713 200701 2 023
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadiarat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) di Puskesmas Polara Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan ” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang diperlukan untuk memenuhi syarat kelulusan Latsar CPNS golongan II tahun 2021
Penulisan Laporan ini dapat diselesaikan dengan bimbingan,bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat besar kepada :
1. Syahruddin Nurdin, SE, selaku Kepala BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara
2. Umar, S.Pd selaku Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Konawe Kepulauan
3. Siti Hajar, SKM selaku Kepala UPTD. Puskesmas Polara sekaligus Mentor dalam penyusunan dan pelaksanaan kegiatan di unit kerja
4. Abdul Kahar Muzakir S,SE,M..Si, selaku penguji dalam seminar rancangan 5. Dr.Misnawati Lily, M,si selaku coach dalam penyusunan laporan ini.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA, Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan WoG, untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
7. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan latsar CPNS Gol II
8. Orangtua, Keluarga yang selalu memberikan semangat dan doa untuk dapat menyelesaikan Latsar Golongan II ini dengan baik.
9. Keluarga besar peserta Latsar Golongan II Angkatan XVIII tahun 2021
Penulis sadar bahwa Laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan saran maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak agar Laporan aktualisasi ini menjadi lebih baik dan dapat dijadikan dasar dalam
vi
pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang terkait.
Kendari, April 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 2
D. Ruang Lingkup ... 3
E. Waktu dan Tempat ... BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU A. Gambaran Umum Organisasi ... 4
B. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar dan Kedudukan Peran ASN ... 8
C. Penetapan Isu dan dampaknya ... 12
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ... 16
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI ... 30
A. Kendala dan Antisipasi ... 43
B. Capaian Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ... 44
C. Deskripsi Kegiatan ... 45
D. Kegiatan Aktualisasi Nilai- Nilai Dasar ASN ... 45 BAB V PENUTUP
vii
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 81
C. Rencana Tindak Lanjut ... 82
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Struktur Organisasi ... 5
Tabel 2.2 Daftar Pegawai Puskesmas Polara Tahun 2019 ... 7
Tabel 2.3 Identifikasi Isu ... 10
Tabel 2.4 Analisis Isu Prioritas dengan APKL ... 12
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ... 22
Tabel 4. 1 Kendala dan antisipasi ... 43
Tabel 4.2 Daftar kegiatan yang di laksanakan pada Tahapan aktualisasi nilai ANEKA ... 44
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Data Penduduk ... 4
Gambar 2.2 Analisis Isu dengan Mind Mapp ... 13
Gambar 4.1 Menyiapkan bahan konsultasi via Online ... 49
Gambar 4.2 Konsultasi ke Pimpinan ... 50
Gambar 4.3 Meminta Arahan ... 50
Gambar 4.4 Hasil Arahan ... 51
Gambar 4.5 Konsultasi Dengan Pimpinan ... 58
Gambar 4.6 Referensi Untuk SPO ... 58
Gambar 4.7 Menyusun SPO ... 59
Gambar 4.8 Konsultasi Draft SPO ... 59
Gambar 4.9 Legalisasi SPO ... 60
Gambar 4.10 Sosialisasi SPO ... 60\
Gambar 4.11 Persetujuan Penanggung Jawab Program TB ... 64
Gambar 4.12 Surat Permintaan Alat dan Bahan ... 65
Gambar 4.13 Lampiran Surat Permintaan ... 65
Gambar 4.14 Pengambilan Alat dan Bahan di Gudang Farmasi ... 66
Gambar 4.15 Distribusi Alat dan Bahan ke Lab ... 66
Gambar 4.16 Menempel SPO di Ruangan Kerja ... 71
Gambar 4.17 Menyiapkan Alat dan Bahan ... 71
Gambar 4.18 Membuat Pewarnaan ... 72
Gambar 4.19 Pembacaan Sediaan di Mikroskop ... 72
Gambar 4.20 Bakteri Ditemukan ... 73
Gambar 4.21 Mencatat Hasil Pemeriksaan ... 73
Gambar 4.22 Menyusun Laporan Kegiatan ... 78
Gambar 4.23 Menyerahkan Hasil Lab Ke Dokter ... 78
Gambar 4.24 Menyerahkan Laporan Kegiatan ... 79
Gambar 4.25 Penandatanganan Launching ... 79
Gambar 4.26 Launching Bertepatan Hari TBC Sedunia ... 80
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945 (Modul Manajemen ASN. LAN RI. 2017).
Dalam rangka membentuk karakter ASN yang profesional dalam mewujudkan masyarakat madani, maka sebelum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilaksanakan masa percobaan selama 1 tahun kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Masa percobaan tersebut berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS merupakan salah satu bagian dari masa percobaan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 pasal 34. Kegiatan Latsar CPNS ini mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Karakter profesionalisme ASN dibangun melalui penerapan nilai-nilai dasar ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Nilai- nilai dasar tersebut merupakan jati diri setiap ASN dalam melaksanakan fungsi, tugas dan perannya. Sehingga, tahap awal penerapan nilai-nilai dasar ASN tersebut kepada CPNS adalah melalui kegiatan aktualisasi.
Salah satu fungsi seorang pegawai ASN berdasarkan Undang- undang Nomor No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, adalah sebagai Pelayan publik. Pelayan Publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan publik yang harus diselenggarakan oleh negara dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama.
2
Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam atau BTA atau merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis Tuberkulosis (TB), pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab tuberkulosis, terutama tuberkulosis paru. Bakteri tuberkulosis mampu bertahan di lingkungan asam, sehingga pemeriksaannya disebut pemeriksaan bakteri tahan asam.
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini tidak hanya menyerang organ paru-paru saja, melainkan dapat menyerang berbagai organ lain didalam tubuh manusia seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, atau bahkan dapat menyerang saluran pencernaan (usus). Di Indonesia, kasus TB terbanyak adalah TB paru yaitu dengan estimasi sebanyak 845.000 kasus penderita TB yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2020
Puskesmas Polara merupakan salah satu fasilitas kesehatan (Faskes) yang berada di wilayah kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan dengan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur yang masih terbatas. Tahun 2019, jumlah SDM di Puskesmas Polara sebanyak 32 orang dengan jumlah tenaga Laboratorium sebanyak 1 orang.
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi bakteri tuberkulosis. Orang yang memiliki faktor risiko tersebut disarankan untuk mengikuti pemeriksaan TBC. Dari hasil pemeriksaan Laboratorium, dokter akan menentukan apakah Anda perlu menjalani pengobatan TBC ( tuberculosis) atau tidak
Mengingat data Kualitatif penulis dapatkan, Jumlah Pasien dari Tahun Ketahun yang berkunjung di puskesmas Polara mengalami peningkatan jumlah kasus Positif pasien TBC, Selain itu jumlah Tenaga ATLM( Ahli Tekhnologi Laboratorium Medik) Yang berkompeten di bidangnya Sangat Minim selain Itu sampel pemeriksaan sputum untuk pemeriksaan BTA masih melakukan sistem rujuk, di mana di ketahui sampel yang sifat nya infeksi tidak di perbolehkan untuk di rujuk tanpa perlakuan khusus dan Dapat Menimbulkan Penyakit infeksius meningkat jika di lakukan secara terus menerus, Oleh karena itu, penulis berfikir bagai mana Cara untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Polara terutama pelayanan Laboratorium , maka Penulis Melaksanakan kegiatan di Pelayanan “Optimalisasi Pemeriksaan BTA di Puskesmas Polara Kecamatan wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan”
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme,Etika publik,Komitmen Mutu dan Anti korupsi) dan Kedudukan ASN Dalam Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan
b. Tujuan Khusus
Untuk mengoptimalkan pemeriksaan BTA di Puskesmas Polara
3 C .Manfaat
Manfaat yang diharapkan diterima dari adanya aktualisasi rancangan ini adalah:
1.Manfaat bagi Organisasi
Terlaksananya Visi Misi Puskesmas khususnya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, proaktif, terintegrasi, terjangkau dan berkesinambungan
2.Manfaat bagi diri sendiri
Mampu memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
3.Manfaat bagi masyarakat
Masyarakat memperoleh pelayanan pemeriksaan BTA ( Bkteril Tahan Asam) D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan rancangan aktualisasi ini akan dilaksanakan di Puskesmas Polara Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan. Dengan ruang lingkup pemeriksaan BTA, dengan rincian rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu:
1. Melakukan Konsultasi ke kepala Puskesmas
2. Membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) pemeriksaan BTA 3. Menyediakan Alat dan reagensia pemeriksaan BTA
4. Melakukan Pelayanan Pemeriksaan (BTA) 5. Evaluasi dan pelaporan
4 BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
A. Profil Organisasi 1. Geografis
UPTD. Puskesmas Polara merupakan salah satu dari tujuh Puskesmas yang ada di Kabupaten Konawe kepulauan terletak di Kelurahan Polara Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe kepulauan.
Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Polara terdiri dari 7 Desa dan 1 kelurahan yaitu Kelurahan Polara, Desa Kekea, Desa Tondongito, Desa Waturai, Desa Wunse Jaya, Desa Mosolo, Desa Sinar Mosolo, Desa Sinaulu Jaya. Secara geografis, UPTD.
Puskesmas Polara berbatasan dengan :
- Sebelah utara, Kecamatan Wawonii Timur - Sebelah Timur, Laut Banda
- Sebelah Selatan, Kecamatan Wawonii Selatan - Sebelah Barat, Gunung Waworete
2. Luas Wilayah :
1) Luas Puskesmas Polara : 50 x 60 m2
2) Jarak dari ibukota Kecamatan : ± 250 m
3) Jarak dari ibukota Kabupaten : ± 85 Km
4) Jarak dari ibukota Provinsi : ± 282 Km 3. Data Demografi
Dari hasil pendataan ke desa- desa di wilayah kerja UPTD. Puskesmas Polara Kecamatan Wawonii Tenggara, diperoleh data jumlah penduduk di Kecamatan WawoniiTenggara 3.947 jiwa.Padatahun2019
Gambar 2.1 Grafik data penduduk
250
113 248
134 127 330
343
540
2,085
217
90 211
142 110
295 308 489 1,862
467 203 459 276 237 625 651 1029
3947
- 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000
Kel. Polara Kekea Tondongito Waturai Wunse Jaya Mosolo Sinar Mosolo
Sinaulu Jaya Jumlah
Laki - Laki Perempuan Jumlah
5 4. Struktur Organisasi UPTD. Puskesmas Polara
Tabel 2.1 Struktur Organisasi Kepala Puskesmas
Ka Subag Tata Usaha
Sistem Informasi Kepegawaian Bendahara Rumah Tangga
Pengelola BOK/OP Pengelola JKN
Jaringan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu Mosolo
Poskesdes Waturai Poskesdes Wunse Jaya Poskesdes Sinar Mosolo
Poskesdes Sinaulu Jaya Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Pelayanan Pemeriksaan Umum Pelayanan Kefarmasian Pelayanan Ruang Tindakan
Pelayanan Kesehatan Gigi & Mulut
Pelayanan Ruang Tindakan Pelayanan Persalinan Pelayanan Laboratorium Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM Esensial UKM Pengembangan
Promosi Kesehatan Kesehatan Lingkungan
KIA/KB Gizi
Pencegahan&PengendaianPenyakit
Kesehatan Jiwa Pelayanan UKS Pel. Kelompok Kerja
Pel. Kes Olahraga Pel. Kes Lansia
Posbindu PTM
6 5. Visi UPTD Puskesmas Polara
Terwujudnya Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja UPTD. Puskesmas Polara.
6. Misi UPTD Puskesmas Polara Misi Puskesmas Polara adalah :
1. Meningkatkan peran dan kualitas manajemen serta pelayanan Puskesmas
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, proaktif, terintegrasi, terjangkau dan berkesinambungan
3. Mendorong kemandirian masyarakat serta meningkatkan pemberdayaan dan peran serta mayarakat untuk hidup sehat
4. Mengembangkan inovasi pelayanan kesehatan menuju wawonii tenggara yang sehat
7. Tata Nilai UPTD Puskesmas Polara
P : ROFESIONAL “Professional dalam pekerjaan atau dalam pelayanan dengan tidak membeda-bedakan pasien dari status social, ekonomi, agama dan politik”
O : BYEKTIF “Obyektif dalam berpikir atau mengeluarkan pendapat serta dalam melaksanakan kewajiban tanpa mendahulukan kepentingan pribadi”
L : Oyal “Loyal terhadap pasien dan masyarakat”
A : KTIF “Aktif dalam pelayanan dengan tidak melupakan tanggungjawab apa yang diberikan oleh pimpinan”
R : AMAH “Ramah terhadap pasien baik dalam hal komunikasi terhadap masyarakat ataupun dalam pelayanan”
A : MANAH “Menjunjung tinggi amanah yang diberikan pimpinan dan menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggungjawab”
8. Deskripsi Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana a. Ketenagaan
Rincian jumlah pegawai di UPTD. Puskesmas Polara Tahun 2019 dapat dilihat di table 2.2
7
Tabel 2.2 Daftar pegawai Puskesmas Polara Tahun 2019 No. Jenis Tenaga
Jenis Kepegawaian Keadaan Tenaga
PNS CPN
S
Kontra k
1. Kepala Puskesmas √ - - 1
2. Kepala Tata Usaha √ - - 1
3. Dokter Umum - - √ 1
4. Dokter Gigi - - - 0
5. Apoteker - √ - 1
6 Tenaga Teknis Kefarmasian
- - - 0
7. Bidan Koordinator √ - - 1
8. Bidan Pelaksana √ - √ 10
9. Perawat Pelaksana - √ √ 2
10. Perawat Madya - - √ 4
11. Petugas Kesling √ - - 1
12. Petugas Analis Kesehatan
- √ - 1
13. Kesehatan Masyarakat - - √ 1
14 Nutrisionis - √ - 1
15. Perawat Gigi - - √ 1
16. Rekam medis - - √ 1
17. Administrasi Umum - - √ 1
18. Administrsi (Pendaftaran)
- - √ 1
19. Administrasi (Sistem Informasi Puskesmas)
- - √ 1
20. Petugas Kebersihan - - √ 1
21. Petugas Keamanan - - √ 1
22. Sopir/ Pengemudi - - √ 1
Jumlah 5 3 24 33
b. Sarana Prasarana
- Ruang Pendaftaran - Ruang Pemeriksaan Umum - Ruang Tindakan - Aula
- Ruang KIA&KB - Ruang Kapus & KTU
- Ruang Persalinan - Ruang Pengendalian & Pencegahan penyakit
- Apotek - Ruang Laboratorium
8
- Gudang Obat - Ruang Gizi
9.Tugas Pokok dan Fungsi Penanggung jawab Laboratorium
Berdasarkan PERMENKES 37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium pusat kesehatan masyarakat, penanggung jawab laboratorium puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
Tugas dan Fungsi Pranata Laboratorium KesehatanTugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Adalah Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imuno-Serologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi dan Fisik.
Fungsi/Kewajiban
1. Mengembangkan Prosedur untuk Mengambil dan memproses spesimen 2. Melaksanakan Uji Analitik terhadap reagen dan Spesimen
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium 4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan
prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data uji hasil
5. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatanblaboratorium
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman
9
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Berdasarkan PERMENKES 37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium pusat kesehatan masyarakat, pranata laboratorium kesehatan selaku tenaga tekhnis laboratorium memiliki tugas dan tanggung jawab:
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan Standar prosedur operasional;
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan lain;
6. Menyiapkan bahan rujukan specimen
10 B. Identifikasi dan Penetapan Isu
Tabel 2.3, Identifikasi Isu
No
Pelaksanaan Tugas Atau Fungsi
Pegawai Yang Belum
Optimal
Kondisi Saat
Ini Kondisi Yang
Diharapkan Isu
Teridentifikasi Deskripsi Keterkaitan Dengan Agenda III
1.
Tidak ada nya Pembuangan Limbah Cair di Laboratorim puskesmas polara
Tidak ada nya instalasi pembuangan limbah Cair
Adanya instalasi pembuangan limbah cair
Kurangnya
pemahaman petugas terhadap pentingnya, limbah cair di buang pada tempat nya
Pelayan publik
Dalam memberikan pelayanan, ASN harus memberikan pelayanan yang partisipasif yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya dan responsif yaitu memenuhi tuntutan masyarakat.
11 2
3.
Kurang Optimal nya Pelayanan pemeriksaan BTA di puskesmas Polara
Kurang nya instrumen di Laboratorium, Puskesmas Polara
Kurang memahami penting nya
pemeriksaan BTA di suatu puskesmas
Kurangnya alat- alat penunjang pelayanan laboratorium
Petugas laboratorium, dapat Melakukan pelayanan
Pemeriksaan (BTA)
Berjalan nya semua pelayanan Laboratorium di puskesmas Polara
Belum optimalnya pemeriksaan (BTA) di Laboratorium
Puskesmas Polara
Pengadaan alat membutuh kan waktu yang Panjang
Manajemen ASN
Didalam membuat pengembangan program kesehatan diperlukan kemampuan inovatif ASN yang
berkualitas.
Whole Of Government Didalam membuat pengembangan program kesehatan diperlukan kemampuan kolaboratif dalam organisasi.
Manajemen ASN
Dalam memberikan pelayanan ASN harus bersikap profesional, diantaranya melakukan kerja sama dengan Stekholder
Whole Of Government
Didalam membuat pengembangan program Kesehatan diperlukan kemampuan kolaboratif dalam organisasi
Pelayan Publik
Dalam memberikan pelayanan, ASN harus memberikan pelayanan yang partisipasif yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya dan responsif yaitu memenuhi tuntutan masyarakat
12
No. Isu Kriteria
Total Rank
A P K L
1.
Tidak ada nya Pembuangan Limbah Cair di
Laboratorim puskesmas polara 4 4 4 4 16 III
2.
Kurang Optimal nya Pelayanan
pemeriksaan BTA di puskesmas Polara 5 5 5 5 20 I
3. Kurang nya instrumen di Laboratorium,
Puskesmas Polara 5 5 4 4 18 II
Tabel 2. 4, Analisis Isu Prioritas dengan APKL
Keterangan :
Skor 5 : Sangat kuat pengaruhnya Skor 4 : Kuat pengaruhnya Skor 3 : Sedang pengaruhnya Skor 2 : Kurang pengaruhnya Skor 1 : Sangat kurang pengaruhnya
Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria, yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Dari hasil analisis APKL, ditetapkan isu yang dipilih adalah “Kurang Optimal nya Pelayanan pemeriksaan BTA di puskesmas Polara”
13
Kurangnya Pengetahuan Tentang
Managemen LAB
Tidak Adanya SPO tentang Pemeriksaan
BTA Di LAB
Belum Optimalnya Pelayanan pemeriksaan BTA di puskesmas Polara
Kurangnya kesadaran Masyarakat, Tentang Etika Batuk
Tidak Adanya Reagen Pemeriksaan
Laboratorium
Gambar 2.2 Analisis Isu dengan Mind Mapp
Berdasarkan Analis isu dengan Mind Mapp ,Untuk Mewujud kan Visi dan Misi UPTD Puskesmas, Perlu menuntaska berbagai macam Isu yang Ada di puskesmas diantaranya Belum Optimalnya Pelayanan Pemeriksaan BTA di UPTD Puskesmas Polara, Untuk Menutaskan Isu- isu tersebut Penulis Menyediakan berbagai macam solusi Diantaraya Puskesmas harus Mengadakan reagen Pemeriksaan untuk BTA melalui Dines terkait selain itu setelah alat dan bahan sudah ada, peroses pembuatan standar prosedur Operational (SPO) segera di lakukan dan di legalkan sebagai acuan dalam proses Pelayanan kesehatan
C. Nilai-Nilai Dasar ASN 1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita dengar, namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
14
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
15
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
1. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
2. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
16
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
3. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu terhadap produk atau jasa.
4. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
17
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
C. Kedudukan dan Peran ASN 1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
18 e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan.
2. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
- penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;
- dialog atau pertukaran informasi;
- joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
- joint working, atau kolaborasi sementara;
- joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
- satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
- aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
19
- union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
20
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
D. Penetapan Isu dan Dampaknya
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan observasi dilapangan yaitu:
belum optimalnya Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam) di Puskesmas Polara.
Penyebab isu:
1. Terbatasnya SDM di Puskesmas Polara, khususnya Laboratorium masih dikelola oleh 1 orang
2. Tidak adanya pelayanan pemeriksaan BTA di puskesmas Polara
3. Sampel Untuk pemeriksaan BTA (Sputum),di wilayah kerja Puskesmas Polara masih me rujuk di Puskesmas yang sudah melakukan pelayanan pemeriksaan BTA
21 Dampak Isu jika tidak diselesaikan:
Apabila isu tidak diselesaikan maka akan berdampak pada:
1. Akan terus meningkat nya pasien TBC Tuberkulosis di wilayah Kerja puskesmas polara
2. Tidak dapat mewujudkan Visi dan Misi puskesmas Polara
22 BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Gagasan kreatif / Terpilihnya Sebagai Pemecah Isu
Gagasan Kreatif pada Isu yang di tetapkan dengan cara Observasi Langsung dan diskusi bersama kepala puskesmas dan petugas Pemegang Program penyakit menular Puskesmas di lapangan, di dapatkan banyaknya kasus posif TBC di wilayah kerja Puskesmas , hal ini di akibatkan berbagai Macam Faktor di antaranya, sumber daya manusia yang minim untuk melaksanakan Pelayanan, Sampel Dahak untuk Pemeriksaan BTA yang sifat nya menular masih di lakukan tindakan sistem rujukan, oleh karena itu penulis Mengangkat gagasan yaitu Optimalisasi Pemeriksaan BTA di Puskesmas Polara.adapun upaya pemecahan masalah di wilayah Kerja puskesmas, dengan cara;
1. Melakukan Konsultasi Dengan Pimpinan Puskesmas 2. Membuat Standar Procedure Operasional (SPO) 3. Menyediakan Alat dan bahan Pemeriksaan BTA 4. Melakukan Pelayanan Pemeriksaan BTA 5. Pelaporan Hasil Pemeriksaan .
23 B. Deskripsi / Penjelasan Kegiatan
Unit Kerja : UPTD. Puskesmas Polara
Isu yang diangkat : Belum optimal nya pemeriksaan BTA ( Basil Tahan Asam ) di UPTD Puskesmas Polara Gagasan Pemecahan isu : Optimalisasi pelayanan Pemeriksaan BTA di UPTD Puskesmas Polara
Tujuan Gagasan Pemecahan Isu Kegiatan Yang Akan di lakukan
: :
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Polara, bebas dari penyakit Menular 1. Melakukan Konsultasi Dengan Pimpinan Puskesmas
2. Membuat Standar Procedure Operasional(SPO) 3. Menyediakan Alat dan bahan Pemeriksaan BTA 4. Melakukan Pelayanan Pemeriksaan BTA 5. Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi No
. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
kegiatan Nilai- Nilai Dasar
Kontribusi terhadap visi & misi
organisasi
Penguatan nilai organisasi 1. Melakukan
Konsultasi dengan Kepala Puskesmas tentang Rencana Kegiatan
1. Menyiapkan Bahan Konsultasi
Tersedianya Bahan Konsultasi
Akuntabilitas: secara bertanggung jawab, transparansi, menjelaskan kepada atasan tentang rancangan aktualisasi yang sudah direncanakan, memaparkan rincian kegiatan serta bertukar pikiran dengan meminta masukan dari atasan.
Nasionalisme: menggunakan
Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai p erwujudan misi puskesmas yaitu Meningkatkan peran dan kualitas manaje men serta pelayanan Puskesmas.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menguatkan nilai-nilai puskesmas yaitu:
Profesional,Amanah, Obyektif
24
bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berkonsultasi
Etika Publik: sopan dan ramah saat meminta kesediaan waktu atasan, tanggap dan mencermati setiap arahan atasan.
Komitmen mutu: efektif dan efisien dalam memanfaatkan waktu bertemu dengan atasan.
Anti korupsi : Disiplin dalam memanfaatkan waktu saat bertemu atasan dan bertanggung jawab terhadap penyampaian rancangan aktualisasi.
2. Menghadap ke pimpinan dan menjelaskan Rencana kegiatan
Terlaksananya Pertemuan dengan pimpinan
Akuntabilitas: dengan menulis catatan dengan jelas sebagaimana masukan dari atasan (kejelasan).
Nasionalisme: dengan melakukan diskusi bersama (musyawarah) penulis mencatat semua hasil-hasil diskusi bersama tersebut, serta menerima kritik dan saran (keadilan sosial & tidak diskriminasi).
Etika Publik yaitu respom terhadap tanggapan atasan (responsif) dan
25
saling menerima saran dan masukan (kebersamaan).
Komitmen Mutu: mencatat dengan baik setiap catatan, diarsipkan dalam sebuah buku notulen (mutu dan sesuai prosedur)
Anti korupsi: dengan setelah mencatat dan merapikan catatan notulen, notulen di bubuhi tanda tangan penulis dan tanda tangan kepala puskesmas, serta diberi cap puskesmas. Sikap ini mencerminkan sikap kerja keras, jujur serta bertanggung jawab. (kerja keras, jujur dan tanggung jawab)
3. meminta Arahan Atau petunjuk
3. Adanya
Arahan/Masukkan Persetujuan Pimpinan
Akuntabilitas: dengan membuat surat persetujuan untuk pelaksanaan rancangan aktualisasi menandakan bahwa atasan percaya terhadap apa yang akan dilaksanakan oleh penulis (kepercayaan)
Nasionalisme: yaitu dengan adanya surat persetujuan dari atasan
26
membuat penulis semakin bersemangat untuk memulai rancangan aktualisasi (etos kerja) Etika Publik yaitu taat aturan. Taat aturan dan sesuai prosedur, salah satu prosedur yang benar sebelum melaksanakan kegiatan adalah adanya surat persetujuan dari atasan.
Komitmen Mutu yaitu dengan terbentuknya konsep rancangan aktualisasi serta adanya surat persetujuan menunjukkan bahwa penulis memperhatikan mutu, kualitas dan sesuai dengan prosedur.
Anti Korupsi yaitu dengan mandiri menyiapkan rancangan aktualisasi serta bekerja keras dalam
pembuatan konsep rancangan aktualisasi.
27 Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI
✓ Manajemen ASN : Etika Profesi (melaksanakan tugasnya secara jujur, bertanggung jawab, berintegritas tinggi serta sesuai dengan perintah pimpinan)
✓ Whole of government : Koordinasi (berkonsultasi dengan pimpinan untuk melaksanakan setiap tahap kegiatan)
✓ Pelayanan Publik : Akuntabel (menyampaikan setiap tahap kegiatan kepada pimpinan dengan penuh rasa tanggung jawab) Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana maka tidak sesuai dengan:
✓ Etika profesi (manajemen ASN) yaitu pimpinan tidak mengetahui kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak mendapat dukungan dari pimpinan.
✓ Tidak sesuai dengan nilai Whole of Government yakni melakukan konsultasi, koordinasi dan kolaborasi dengan pimpinan. Prediksi Hambatan = Pimpinan dalam keadaan yang sibuk
Alternative solusi = Menciptakan kolaborasi antara pimpian dan juga teman sejawat, agar terjalin kerjasama dalam melakukan kegiatan atau tugas bersama.
2. Membuat Standart Procedure
Operasional (SPO)
1.Melakukan konsult asi dengan Kepala Puskesmas tentang Pembuatan SPO pemeriksaan BTA
1. Mendapat masuk an dan persetujua n dari Kepala Pu skesmas
tentang Pembuat an SOP pada pemeriksaan BTA
Ankutabilitas: Menemui pimpinan untuk konsultasi merupakan tanggung jawab sebagai pegawai sebelum melakukan kegiatan.
Nasionalisme: dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sopan saat konsultasi Etika Publik: sopan dan ramah saat meminta kesediaan waktu atasan.
Komitmen Mutu: efektif dan efisien dalam memanfaatkan waktu bertemu dengan atasan.
Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai perwujudan misi puskesmas yaitu Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, proaktif, terintegrasi, terjangk au dan berkesinamb ungan.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menguatkan nilai-nilai puskesmas yaitu:
Profesional,Amanah, Obyektif
28
Antikorupsi: Disiplin dalam mema nfaatkan waktu saat bertemu atasan.
2.Mencari dan meng umpulkan referensi terkait Prosedur pemeriksaan BTA
2. Mendapatkan materi terkait prosedur pembuatan SOP pemeriksaan BTA
Akuntabilitas: terlibat (partisipatif) dalam mengumpulkan referensi terkait materi pembuatan SOP.
Nasionalisme: menyisihkan waktu (rela berkorban) untuk mencari bahan materi/referensi
Etika Publik: ikhlas melaksanakan kegiatan pencarian materi
Komitmen Mutu: bekerja secara cepat, tepat dalam mengumpulkan materi.
Anti Korupsi: tekun (kerja keras) dalam mengumpulkan materi 3. Menyusun Draft
SPO ( standart Prosedur Operational)
3. SPO Pemeriksaan BTA
Akuntabilitas: SPO merupakan salah
satu bagian yang dapat menciptakan transparansi dalam pelayanan.
Nasionalisme: menggunakan bahasa Indonesia dalam penyusunan SPO
Etika Publik: dengan adanya SPO informasi yang diberikan benar dan tidak menyesatkan (transparansi).
Komitmen Mutu: SPO merupakan pedoman dalam melayani dengan baik dan benar (orientasi mutu).
Anti Korupsi: jujur dalam setiap melakukan kegiatan.
29 4.Mengkonsultasikan
Ke pimpinan Draft yang di buat .
Pimpinan menytujui adanya SPO
Akuntabilitas: bertanggung jawab dalam menyelesaikan sosialisasi hingga tuntas.
Nasionalisme: menyisihkan waktu (rela berkorban) untuk memberikan sosialisasi kepada tenaga kesehatan.
Etika Publik: menggunakan bahasa yang sopan dalam penyampaian sosialisasi.
Komitmen Mutu: bekerja dengan komitmen bagi kepuasan masyarakat
Anti Korupsi: tidak membiarkan orang lain bekerja tidak sesuai standar (peduli)
5.Melegalkan SPO SPO sudah Resmi di gunakan
Akuntabilitas : mengajukan legalisasi SOP dan panduan dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan transparansi Nasionalisme : di dalam pengajuan lebih mengedepankan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bentuk kecintaan terhadap bangsa
Etika Publik : pengajuan legalisasi SOP dan panduan selalu mengutamakan rasa saling menghargai, serta menggunakan kata-kata yang sopan dan santun Komitmen Mutu : dalam meminta
30
legalisasi SOP dengan penuh keyakinan memberikan inovasi kepada puskesmas
Anti Korupsi : legalisasi SOP dilakukan dengan jujur tanpa memaksakan kehendak
31 6.Melakukan
Sosialisasi Kepada Petugas Kesehatan tentang (SPO)
Pemeriksaan BTA
Petugas kesehatan mengetahui Adanya (SPO)
Akuntabilitas : bertanggung jawab terhadap tugasnya dalam mengenalkan SPO pemeriksaan laboratorium
Nasionalisme; jujur dalam melaksanakan tugas
Etika Publik : Laboran bersifat terbuka dan sopan sehingga terbentuk integritas pelayanan publik
Komitmen Mutu: penyusunan SPO yang benar, efektif dan efisien Anti Korupsi : penyusunan SPO laboratorium secara mandiri, jujur dan bertanggungjawab
32
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI
✓ Manajemen ASN : Etika Profesi (melaksanakan tugasnya secara jujur, bertanggung jawab, berintegritas tinggi serta sesuai dengan perintah pimpinan)
✓ Whole of government : Koordinasi (berkonsultasi dengan pimpinan untuk melaksanakan setiap tahap kegiatan)
✓ Pelayanan Publik : Akuntabel (menyampaikan setiap tahap kegiatan kepada pimpinan dengan penuh rasa tanggung jawab) Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak terlaksana maka tidak sesuai dengan:
Etika profesi (manajemen ASN) yaitu pimpinan tidak mengetahui kegiatan yang akan dilakukan oleh penulis sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak mendapat dukungan dari pimpinan.
Tidak sesuai dengan nilai Whole of Government yakni melakukan konsultasi, koordinasi dan kolaborasi dengan pimpinan.
Prediksi Hambatan = Kurangnya Referensi saat penyusunan SPO
Alternative solusi = Sebelum membuat SPO sebaiknya Mengumpulkan semua Referensi 3. Menyediakan Alat
dan bahan
Reagensia
Pemeriksaan BTA
1. Melakukan Pemesanan Ke Unit Terkait
1. mendapat kan Reagen
Pemeriksaan BTA
Ankutabilitas: Menemui pimpinan Unit untuk konsultasi merupakan tanggung jawab sebagai pegawai sebelum melakukan kegiatan.
Nasionalisme:dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sopan saat konsultasi Etika Publik: sopan dan ramah saat meminta Pesanan Reagen .
Komitmen Mutu: efektif dan efisien dalam Mendapat kan pesanan.
Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai p erwujudan misi puskesmas yaitu Meningkatkan pelay anan dan kualitas m anajemen serta pela yanan Puskesmas.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat m enguatkan nilai-nilai puskesmas yaitu:
Profesional, Amanah, Aktif.
33
Antikorupsi: Disiplin dalam mema nfaatkan waktu saat bertemu atasan unit Terkait .
2. mengambil Reagen
2. mendapatkan Reagen
Akuntabilitas: adanya perencanaan dalam mengambil reagent (kejelasan target)
Nasionalisme: menyisihkan waktu dan tenaga dalam mengambil reagen Etika Publik: menerima masukan (terbuka) dalam pengambilan Reagen
Komitmen Mutu: menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat (inovatif).
Anti Korupsi: menggunakan sumber daya yang ada (sederhana) untuk mendapatkan sesuatu
34 3.Mendistribusikan
Reagen Laboratorium
3. Tersedianya reagen
Pemeriksaan di laboratorium
Akuntabilitas: adanya perencanaan dalam pendistribusian Reagen ke Ruangan Laboratorium . (kejelasan target)
Nasionalisme: menyisihkan waktu dan tenaga dalam mendistribusikan reagensia
Etika Publik: menerima masukan (terbuka) dalam Proses pendistribusian
Komitmen Mutu: menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat (inovatif).
Anti Korupsi: menggunakan sumber daya yang ada (sederhana) untuk Proses pendistribusian Reagen.
35 Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan peran ASN dalam NKRI
Manajemen ASN : Etika Profesi (penulis melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi) Pelayanan Publik : Aksesible (memfasilitasi pelayanan dalam pemeriksaan BTA)
Whole of Government (WOG) : Koordinasi (melakukan koordinasi terhadap Rekan Kerja di unit lain )
Analisi Dampak
Jika tidak melaksanakan pelayanan, maka akan menimbulkan keresahan masyarakat terhadap kesehatan nya Prediksi Hambatan = jarak tempuh antara gudang penyimpanan reagen dengan puskesmas cukup jauh Alternatif solusi = bergerak cepat dalam pengurusan
.
4 Melakukan Pelayanan
Pemeriksaan BTA
1.. Melaksanakan Pe rsiapan kegiatan Pelayanan Pemer iksaan
1. Terlaksananya per siapan giatan Pelayanan
Akuntabilitas: menyelesaikan pekerjaan secara tuntas
(bertanggung jawab).
Nasionalisme: menyisihkan waktu dan tenaga dalam melaksanakan Pemeriksaan
Etika Publik: ikhlas melaksanakan kegiatan Pemeriksaan hingga tuntas.
Komitmen: menghasilkan sesuatu y ang baru dan bermanfaat (inovasi).
Anti Korupsi: bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta imbalan (kerja keras).
Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai perwujudan misi puskesmas yaitu Memberikan pelaya nan kesehatan yang bermutu, mera ta, proaktif, terintegr asi, terjangkau dan berkesinambun gan.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat m enguatkan nilai- nilai puskesmas yaitu: Profesional,Ama nah.
36 2.Mempersiapkan
Alat dan Bahan pemerisaan BTA
2.Tersedianya Alat dan bahan
Ankutabilitas: menyiapkan alat dan bahan sesuai kejelasan parameter pemeriksaan.tanggung jawab sebagai pegawai sebelum melakukan kegiatan.
Nasionalisme: menyiapkan alat dan bahan sesuai parameter pemeriksaan dengan bertanggungjawab terhadap parmeter pemeriksaan yang dilakukan.
Etika Publik: melakukan pengambilan sampel dengan bersikap sopan dan berkomunikasi dengan baik
Komitmen Mutu: melakukan pengambilan / menerima sampel dengan efektif
Antikorupsi: .melakukan pengambilan sampel dengan mandiri dan penuh tanggungjawab 3.Melakukan
Pemeriksaan Sampel
3.Terlaksananya pemeriksaan sampel
Akuntabilitas: Saya akan melakukan pemeriksaan sampel dengan bersikap transparansi Nasionalisme: Saya akan melakukan pemeriksaan sampel dengan baik dan tidak diskriminatif kepada pasien.
Etika Publik: Saya akan melakukan